• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kajian aksesibilitas di UPI. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian phenomenology dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Akan dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, mulai dari pemilihan pendekatan penelitian, penentuan sumber data dan informan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan validasi data.

A. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Penelitian ini mengetengahkan tentang kajian aksesibilitas fisik di kampus UPI terutama aksesibilitas bagi penyandang tunanetra. Alasan mengapa obyek penelitian adalah berupa bangunan fisik dan jalan adalah pada penelitian kualitatif, obyek penelitian bukan semata-mata pada situasi sosial tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan bangunan dan sebagainya (Sugiyono, 2008). Berawal dari kebutuhan aksesibilitas bagi penyandang tunanetra di UPI, peneliti mencoba mengungkapkan kepada pembaca sehingga penelitian ini dapat menjadi wacana yang jelas dan memberikan informasi mengenai aksesibilitas bagi penyandang tunanetra di UPI.

Pengertian metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

(2)

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pengambilan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif-kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2008).

Strategi penelitian phenomenology mempunyai pengertian sebagai berikut: A researcher undertaking a phenomenolo«ical study investigates various reactions to, or perceptions of, a particular phenomenon (e.g., the experience of teachers in an inner-city high school). The researcher hopes to gain some insight into the world of his or her participants and to describe their perceptions and reactions (e.g., what it is like to teach in an inner-city high school). Data are usually collected through in-depth interviewing. The researcher then attempts to identify and describe aspects of each individual’s perceptions and reactions to their experience in some detail (Fraenkel & Wallen, 2006).

Maka pengertian strategi penelitian phenomenology adalah strategi penelitian yang mengkaji berbagai reaksi atau persepsi-persepsi partisipan terhadap sebuah fenomena tertentu. Data penelitian biasanya dikumpulkan dengan in-depth interview. Peneliti kemudian mengidentifikasikan dan mendeskripsikan aspek-aspek dari setiap persepsi dan reaksi individual secara mendetil.

Penggunaan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian phenomenology dianggap peneliti sesuai dalam penelitian ini. Fenomena yang hadir adalah, penyedian aksesibilitas lingkungan fisik UPI yang bertujuan untuk mengakomodasi setiap kebutuhan peserta didik, terutama kebutuhan mahasiswa tunanetra, dimana jumlahnya cukup signifikan di UPI dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Dengan strategi penelitian phenomenology, maka peneliti akan meneliti tentang reaksi dan persepsi para

(3)

informan tentang aksesibilitas yang sudah tersedia terutama pada jalan utama, gedung perpustakaan dan gedung Pasca Sarjana yang pada studi pendahuluan terbukti sering digunakan oleh mahasiswa tunanetra di UPI.

B. Teknik Pengumpulan Data dan Informan

Dalam penelitian ini sumber data akan terdiri dari observasi, studi dokumentasi dan literatur dan wawancara informan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Observasi atau pengamatan lapangan bertujuan untuk mendapatkan data-data dimensi aksesibilitas fisik yang sudah tersedia dan juga mengumpulkan data berupa data fotografi yang merekam image aksesibilitas fisik tersebut.

2. Studi dokumentasi dan literatur adalah studi tentang ilmu dan teori desain aksesibilitas bagi penyandang tunanetra. Teori ini berkaitan dengan teori desain interior dan arsitektural. Peneliti melakukan studi literatur tentang perundangan yang mengatur penyediaan aksesibilitas di Indonesia yang tertuang pada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Studi dokumentasi kebijakan mengenai penyediaan aksesibilitas fisik yang sudah tersedia di UPI juga menjadi bagian dari studi ini.

Dokumentasi lainnya adalah berupa foto-foto yang diambil peneliti, mengenai aksesibilitas yang tersedia pada gedung Pasca Sarjana,

(4)

gedung Perpustakaan UPI dan jalan utama. Fotografi dapat memberikan deskripsi data secara akurat (Bogdan & Birklen, 2003). Foto-foto dokumentasi dibuat pada waktu observasi, termasuk kategori foto yang dibuat oleh peneliti. Foto yang dibuat peneliti menyediakan image yang nantinya dapat dipelajari dan menjadi tanda terhadap objek penelitian dan kegiatan penelitian (Bogdan & Birklen, 2003).

3. Informan, terdiri dari 2 orang mahasiswa, yang terdiri dari 1 orang mahasiswa Pasca Sarjana (penyandang tunanetra) dengan inisial TG, 1 orang mahasiswa S1 (penyandang tunanetra dengan inisial R) sebagai pengguna aksesibilitas fisik kampus UPI. Asisten Direktur II Pasca Sarjana dengan inisial A dan Kasubag Aset Fasilitas dan TIK dengan inisial D, kedua informan ini adalah pihak yang mengatur tentang aset dan fasilitas pada gedung Pasca Sarjana. Kepala Pelayanan Perpustakaan UPI dengan inisial N dan stafnya dengan inisial A, informan ini adalah pihak yang mengatur tentang pelayanan dalam perpustakaan, termasuk pengadaan fasilitas bagi mahasiswa. Pimpinan PMU (Project Management Unit) dengan inisial H sebagai pihak yang berwenang dalam pembangunan proyek IDB (Islamic Development Bank) di UPI termasuk penyediaan aksesibilitas lingkungan fisik UPI.

(5)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu instrumen wawancara dan instrumen observasi gedung dan jalan. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen dalam penelitian ini.

1. Instrumen wawancara yang digunakan bersifat semi structural. Instrumen wawancara terdiri dari 3 jenis yaitu, instrumen wawancara mahasiswa, instrumen wawancara pihak pengelola gedung dan instrument wawancara PMU. Berikut ini adalah instrumen yang digunakan dalam wawancara.

(6)

PEDOMAN WAWANCARA MAHASISWA Hari/Tanggal:

Tempat wawancara:

Waktu wawancara: WIB BIOD ATA

Inisial:

Jurusan/tahun akademik: Kebutuhan Khusus:

Pertanyaan Wawancara

a. Adakah kendala yang Anda hadapi dalam mobilitas di lingkungan kampus? Contohnya dalam menggunakan akses jalan utama menuju gedung tempat Anda kuliah.

b. Apa yang Anda harapkan dari fasilitas jalan yang ada di kampus UPI? (rambu-rambu: penggunaan peta, jalur khusus tunanetra, petunjuk dalam huruf Braille, petunjuk bunyi

c. Apakah Anda sering menggunakan fasilitas perpustakaan? d. Adakah kendala dalam menggakses perpustakaan? Contohnya?

e. Aksessibilitas lingkungan fisik apa saja yang Anda harapkan ada dalam perpustakaan UPI?(rambu-rambu: peta, petunjuk huruf Braille, jalur khusus tunanetra, petunjuk ruangan, lift dengan panel Braille) f. Adakah kendala dalam mengakses gedung perkuliahan Anda?

(7)

g. Aksessibilitas/fasilitas apa yang Anda harapkan ada dalam gedung perkuliahan Anda?(rambu-rambu: peta, petunjuk huruf Braille, petunjuk kelas, petunjuk arah, penomoran ruangan yang jelas)

(8)

PEDOMAN WAWANCARA PIHAK PASCA SARJANA UPI Hari/Tanggal:

Tempat wawancara:

Waktu wawancara: WIB Biodata

Inisial: Jabatan:

Pertanyaan Wawancara

a. Gedung Pasca Sarjana dibangun tahun berapa?

b. Aksesibilitas fisik apa saja yang sudah tersedia di gedung Pasca Sarjana UPI? (rambu-rambu pertanyaan: lift dengan Braille, akses jalan masuk yang mudah, petunjuk arah dalam huruf awas dan Braille, petunjuk ruangan)

c. Aksesibilitas fisik apa yang diharapkan ada dalam gedung Pasca Sarjana UPI?

d. Upaya-upaya apa yang dilakukan pihak Pasca Sarjana untuk menyediakan aksesibilitas fisik pada gedung Pasca Sarjana UPI?

(9)

PEDOMAN WAWANCARA PIHAK PERPUSTAKAAN UPI Hari/Tanggal:

Tempat wawancara:

Waktu wawancara: WIB Biodata

Inisial: Jabatan:

Pertanyaan Wawancara

a. Gedung Perpustakaan dibangun tahun berapa?

b. Aksesibilitas fisik apa saja yang sudah tersedia di gedung Perpustakaan UPI? (lift dengan Braille, akses jalan masuk yang mudah, petunjuk arah dalam huruf awas dan Braille, petunjuk ruangan)

c. Aksesibilitas fisik apa yang diharapkan ada dalam gedung Perpustakaan UPI?

d. Upaya-upaya apa yang dilakukan pihak perpustakaan untuk menyediakan aksesibilitas fisik pada gedung Perpustakaan UPI?

(10)

PEDOMAN WAWANCARA PMU Hari/Tanggal:

Tempat wawancara:

Waktu wawancara: WIB

Biodata Inisial: Jabatan:

Pertanyaan Wawancara

a. PMU bertugas sebagai apa?

b. Aksesibilitas fisik apa saja yang sudah disediakan bagi mahasiswa tunanetra? (di jalan utama, perpustakaan, dan gedubg pasca sarjana)

c. Bagaimana proses penyediaan aksesibilitas lingkungan fisik UPI? Dan bagaimanakah peran serta mahasiswa tunanetra dalam proses tersebut? d. Aksesibilitas fisik apa yang akan dan sedang direncanakan dibangun di

UPI? (khususnya untuk mahasiswa tunanetra)

e. Apakah penyediaan aksesibilitas fisik di UPI didokumentasikan dalam kebijakan yang berlaku?

(11)

2. Instrumen observasi gedung dan jalan utama berupa tabel mengenai dimensi aksesibilitas yang tersedia di gedung Pasca Sarjana, gedung Perpustakaan dan jalan utama.

Tabel 3.1 Instrumen Obsevasi Gedung Pasca Sarjana

No Area Dimensi Keterangan

1. Pintu Masuk Tinggi : Lebar : 2. Meja Respesionis Panjang :

Lebar : Tinggi: 3. Koridor Lebar : Tinggi :

4. Lift Ukuran Ruangan:

Panjang Lebar: Tinggi Pintu Lift : Lebar: Tinggi:

5. Toilet Pintu Masuk : Lebar : Tinggi : Sink/ Wastafel : Panjang: Tinggi: Closet perempuan: Panjang: Lebar : Closet Pria: Panjang: Lebar : Pintu toilet (L/P) Lebar: Tinggi : kecil)

(12)

6. Tangga penghubung lantai Lebar tangga: Tinggi undakan: Lebar undakan: Tinggi railing: .

7. Pintu masuk setiap ruangan Tinggi: Lebar: Dimensi pintu: Lebar : Tinggi:

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Gedung Perpustakaan UPI

No Area Ukuran Keterangan

1. Pintu utama Perpustakaan Tinggi: Lebar : 2. Meja Deposit Box

(Penitipan barang)

Panjang Keseluruhan : Lebar :

Tinggi :

.

3. Meja Lobby/ Receptionist Panjang Keseluruhan: Lebar :

Tinggi meja:

Tinggi termasuk dinding kaca

Meja tambahan : Panjang : Lebar: Tinggi: 4. Rak Buku (perpustakaan

utama)

Per satu unit Panjang : Lebar : Tinggi :

.

5. Meja kursi baca Meja(Per satu unit) Panjang : Lebar : Tinggi : Kursi(persatu unit) Panjang : Lebar : Tinggi:

6. Ruang Komputer Meja (per satu unit) Panjang : 120 cm Lebar : 60 cm

Semua unit untuk pengguna : 14 unit

(13)

Tinggi : 75 cm

Tabel 3.3 Instrumen Observasi Jalan Utama

No Area Ukuran Keterangan

1. Lebar Jalan Lebar rata - rata : Lebar jalan

2. Trotoar Lebar rata - rata :

Tinggi rata - rata: 3. Tangga naik Tinggi rata - rata: Lebar rata – rata :

4. Selokan Lebar rata - rata:

Kedalaman rata – rata :

5 Gerbang Masuk Jumlah

(14)

D. Prosedur Penelitian

Metode kualitatif akan bersifat dinamis, berkembang sesuai dengan temuan-temuan baru di lapangan. Maka metode kualitatif dapat disebut juga penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah /natural setting (Sugiyono, 2008). Dalam permasalahan penelitian kuantitatif, ”masaJah” yang dibawa oleh peneliti masih tidak jelas akhirnya, karena sifat kondisi yang alami (natural). Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian kuaiitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini proses pengambilan data juga berkembang seiring dengan penelitian berlangsung (snowball). Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Studi Pendahuluan

Pada studi pendahuluan, peneliti mengunjungi objek penelitian, yaitu jalan utama, gedung perpustakaan UPI dan gedung Pasca Sarjana. Peneliti mengamati aksesibilitas fisik yang tersedia pada ketiga objek penelitian dan mengidentifikasikannya dalam daftar yang digunakan untuk instrumen observasi..

Dalam tahap ini, peneliti mencari informasi mengenai pihak-pihak yang terkait dalam pengadaan aksesibilitas fisik di UPI, yang dapat dijadikan informan. Peneliti mengumpulkan kajian teoritis yang mendukung penelitian ini. Kajian teoritis tersebut yaitu, teori desain aksesibilitas fisik, kajian

(15)

arsitektural gedung, perundang-undangan tentang penyandang ketunaan dan perundang-undangan tentang aksesibilitas fisik.

2. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mengkaji bahasan teoritis yang terkumpul dan dijadikan referensi penyusunan instrumen penelitian. Peneliti membuat instrumen penelitian, baik instrument wawancara maupun instrumen observasi gedung. Selanjutnya, peneliti mengecek kesesuaian antara rumusan masalah dan instrumen penelitian. Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan, peneliti menentukan informan-informan, tempat wawancara dan jadwal wawancara. Selain itu, peneliti merencanakan teknik pengumpulan dan pengolahan data.

3. Tahap Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-deph interview) terhadap informan dan observasi. Sumber data penelitian kualitatif jumlahnya lebih dari satu sumber, untuk memperkuat pernyataan tentang masalah tersebut.

Pada tahap ini, pertama kali yang dilakukan peneliti adalah observasi lapangan pada jalan utama, gedung perpustakaan UPI dan gedung Pasca Sarjana. Kegiatan observasi lapangan menggunakan instrumen observasi gedung yang telah disiapkan sebelumnya. Data yang diperoleh berupa data-data dimensi desain aksesibilitas dan dokumentasi berupa foto-foto gedung dan jalan utama. Data-data tersebut disusun dalam bentuk table yang diklasifikan sesuai desain aksesibilitasnya.

(16)

Langkah kedua adalah wawancara informan. Wawancara menggunakan instrumen wawancara yang sudah disediakan. Pada proses wawancara, dilakukan perekaman audio. Data wawancara diolah dalam bentuk skrip wawancara yang direduksi menjadi satu hasil deskripsi naratif.

Wawancara dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview). Jadwal dan tatacara wawancara sudah ditentukan sebelumnya. Setiap sesi wawancara menghabiskan waktu kurang lebih 30-45 menit tergantung dari tranparansi informan. Ketika informan sulit memberikan informasi, peneliti sudah mempersiapkan strategi untuk melanjutkan wawancara dengan merubah bentuk pertanyaan dengan konten yang serupa.

Proses pengambilan data wawancara dilakukan kurang lebih 1 bulan , tetapi ketika ada temuan baru di lapangan maka proses pengambilan data diperpanjang sesuai kebutuhan penelitian.

Langkah ketiga adalah studi dokumentasi dan literature. Pada tahap ini peneliti melakukan studi pada dokumen-dokumen kebijakan, baik dari kebijakan UPI maupun kebijakan yang dibuat pemerintah yang mengatur pengadaan aksesibilitas fisik, serta studi literatur mengenai desain aksesibilitas lingkungan fisik.

E. Analisis Data dan Validasi Data

Data penelitian yang terkumpul dipilah-pilah sesuai kategorinya yaitu, kategori gedung Pasca Sarjana, Perpustakaan dan jalan utama UPI. Untuk validasi data wawancara, peneliti menggunakan member check. Member Check dikenal

(17)

juga dengan istilah informant feedback atau respondent validation. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kredibilitas akurasi, validitas, dan transferability dari sebuah penelitian (Wikipedia, 2009). Proses validasi ini dilakukan dengan cara kroscek transkrip hasil wawancara antara peneliti dan informan. Ketika informan menyetujui hasil wawancara, maka peneliti membuat deskripsi hasil data wawancara.

Setelah validasi data wawancara, selanjutnya dilakukan validasi seluruh data penelitian dengan menggunakan triangulasi. Dalam triangulasi, untuk mengemukakan sebuah fakta, maka peneliti harus memiliki lebih dari satu sumber informasi (Bogdan & Birklen, 2003). Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat validitas data penelitian.

Gambar 3.1 Triangulasi Wawancara (hasil wawancara divalidasi) Observasi Analisa Data Kesimpulan dan Rekomendasi

(18)

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul dan telah divalidasi (Gambar 3.1). Setelah dilakukan analisa data maka ditarik kesimpulan dan peneliti memberikan rekomendasi mengenai aksesibilitas lingkungan fisik UPI.

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Obsevasi Gedung Pasca Sarjana
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Gedung Perpustakaan UPI
Tabel 3.3 Instrumen Observasi Jalan Utama
Gambar 3.1 Triangulasi  Wawancara (hasil wawancara divalidasi)  Observasi  Analisa Data  Kesimpulan dan Rekomendasi

Referensi

Dokumen terkait

dibidang dagang. Pembiayaan tersebut termasuk pembiayaan yang paling banyak dijalankan oleh pihak KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi, karena banyak dari mereka adalah para

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Pokok bahasan yang akan disajikan mencakup jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan sampling, kriteria sampel, instrumen penelitian,

Atas nama Direksi PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak (“Tempo Scan”) kami ingin memberikan laporan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan kegiatan usaha inti Tempo

Tumor otak mulai dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kecacatan pada masyarakat disamping penyakit-penyakit seperti; stroke, dan lain-lain. Dengan kemajuan

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Sedangkan koefisien regresi variabel X1 (tugas yang tinggi) bernilai positif 1,785 menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan instruksi dengan tugas yang tinggi pada

[r]