• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pengertian Membaca

Terdapat beberapa pengertian membaca menurut para ahli seperti berikut.Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.7) berpendapat bahwa:

Membaca adalah suatu preses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding presess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tertulis

(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang

mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Hodgson (Tarigan, 2008, hlm.7) menjelaskan bahwa:

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008, hlm.7) menjelaskan bahwa Reading adalah bringing meaning to and getting meaning from

printed ow written material, memetik serta memahami arti atau makna yang

terkandung di dalam bahan tertulis.

Dari ketiga definisi yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca adalah proses pemahaman tulisan untuk mendapatkan pesan atau makna dari sebuah tulisan.

2. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah membaca yang merujuk kepada jenis kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca (Tarigan, 2008, hlm.30).

(2)

Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis (Resmini dkk, 2010, hlm.47).

Dalam membaca pemahaman pembaca dituntut untuk memahami isi bacaan. Didalam membaca pemahaman kecepatan memahami bacaan bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang dibaca. Jika bahan bacaan yang kita baca mudah dipahami maka kecepatan memahami akan kecepatan maksimal, sedangkan jika bahan bacaan yang dibaca sulit untuk dipahami maka kecepatan dalam memahami akan kurang maksimal.

Membaca pemahaman adalah keterampilan membaca yang dipelajari dikelas tinggi dan keterampilan ini dipelajari setelah membaca permulaan dikuasai. Keterampilan membaca pemahaman lebih tinggi dari membaca permulaan. Tarigan dalam Solchan (2011, hlm.8.8) mengemukakan bahwa:

Membaca di kelas tinggi melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikasi atau makna (antara lain makna dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, rekasi pembaca), evaluasi atau penilaian (isi,bentuk), dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

a. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Menurut Mc.Laughlin & Allen (Resmini & Juanda, 2007, hlm.83) mengemukakan prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:

1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

2) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

3) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.

4) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses membaca. 5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

(3)

6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkatan kelas.

7) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.

8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. 9) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan.

10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Dari sepuluh prinsip membaca pemahaman dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.

a) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

Menurut Cox (Rahim, 2009, hlm.4) anak-anak terus membangun makna baru pada dasar pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki untuk proses komunikasi.

Dari penjelasan tersebut anak-anak memproses secara berkelanjutan untuk bangunan sebuah makna bahasa.Kontruktivis erat kaitannya dengan kata membangun dan dapat dikaitkan dengan teori belajar.

Menurut Rahim (2009, hlm.4) teori belajar kontruktivisme dapat diaplikasikan dalam belajar bahasa dan guru dapat membantu siswa belajar empat keterampilan. Pertama, membuat hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan mereka pelajari. Kedua, menggunakan strategi untuk membaca (membuat prediksi) dan menulis (menggambarkan pengalaman sebelumnya). Ketiga, berpikir tentang proses membaca dan menulis mereka sendiri. Keempat, mendiskusikan tanggapan-tanggapan mereka tentang teks yang mereka baca dan tulis.

Keempat keterampilan yang telah dijelaskan diatas dapat diimplementasikan dalam strategi DRTA (Directed Reading

(4)

antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan mereka pelajari dilakukan dan pada langkah pertama yaitu membuat prediksi berdasarkan judul atau gambar.

b) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

Pearson (Rahim, 2009, hlm.6) menyarankan bahwa model pembelajaran pemahaman yang didukung oleh penelitian terakhir sebenarnya lebih dari keseimbangan antara kesempatan belajar, menghubungkannya, dan mengintegrasikannya.

Keseimbangan kemahiran merupakan kerangka kerja kurikulum untuk mengenal pentingnya aspek kognitif dan kemahiran membaca.Menempatkan pembelajran membaca dalam kerangka kurikulum berarti memberikan tempat pengajaran keterampilan membaca yang lebih tinggi untuk kemampuan pemahaman siswa.

c) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.

Guru yang unggul adalah guru yang yang dapat memberikan pemahaman dengan baik kepada siswa.Pemahaman dalam membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. Didalam proses membaca guru memiliki peran untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami teks. Motivasi merupakan hal penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam segala hal, termasuk dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks.Guru yang unggul tentu dapat memotivasi siswa.

d) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses membaca.

Menurut McLaughlin & Allen pembaca yang baik ialah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses mambaca. Pertisipasi aktif tersebut ditunjukan dalam hal tujuan.Sedangkan

(5)

menurut Anderson pembaca yang baik bisa mengintegrasikan informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan sebelumnya tentang topik (Rahim, 2009, hlm.7).

Pembaca yang baik adalah pembaca yang mempunyai tujuan dan dapat memahami bacaan dengan baik.Mempunyai tujuan yang jelas dan meninjau tujuan dari bahan bacaan.Selain itu pembaca yang baik menggunakan strategi efektif untuk membangun makna dari bahan bacaan.

e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. Pembelajaran membaca hendaknya disesuaikan dengan tujuan agar proses membaca terjadi dalam konteks yang bermakna. Misalkan, apabila tujuan pengajaran membaca adalah agar siswa memahami bacaan dari bahan yang dibaca dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity).

Gambrell (Rahim, 2009, hlm.8) mengemukakan bahwa transaksi berbagai aliran secara luas mencakup biografi, fiksi sejarah, legenda, puisi, dan brosur meningkatkan pemahaman membaca siswa.

Dari pendapat tersebut, penggunaan berbagai macam bahan atau aliran bacaan dapat digunakan dalam peningkatam pemahaman membaca siswa. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian bahan bacaan dengan perkembangan siswa. f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai

teks pada berbagai tingkatan kelas.

Pengalaman membaca memberikan banyak manfaat dari bacaan yang dipahami siswa.Banyaknya jenis bacaan meningkatkan pengetahuan siswa.Siswa hendaknya membaca teks dari tingkatan yang berbeda untuk memperluas pengetahuan.Tugas guru dalam hal ini ialah memfasilitasi bahan bacaan dan memotivasi minat membaca siswa.

(6)

g) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.

Pembelajaran yang diberikan guru tentunya mempengaruhi pemahaman membaca. Pembelajaran membaca dengan berbagai metode atau strategi yang tepat akan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu hal penting yang mempengaruhi pemahaman membaca yaitu perkembangan kosa kata.Karena semakin luas makna dari kata yang dikuasai siswa, semakin baik pula pemahaman siswa terhadap bacaan.

h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

Keterlibatan siswa merupakan hal penting bagi siswa untuk menguasai berbagai strategi membaca yang diajarkan.Penguasaan terhadap strategi membaca pemahaman membangun pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya. i) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan

Menurut McLaughlin & Allen (Rahim, 2009, hlm.10) strategi pemahaman mencakup sebagai berikut:

- Peninjauan-mengaktifkan latar belakang pengetahuan memprediksi dan menyusun tujuan.

- Membuat pertanyaan sendiri-membuat pertanyaan untuk memandu membaca.

- Membuat hubungan, menghubungkan membaca dengan dirinya sindiri, teks, dan lain-lain.

- Memvisualisasikan-menciptakan gambaran secara mental sambil membaca.

- Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna, memahami kata-kata melalui perkembangan kosa kata yang strategis, mencakup perkembangan sintaksis, yang memberi petunjuk makna kata untuk menemukan kata-kata yang tidak dikenal.

(7)

- Memonitor-menanyakan “Bisakah ini dipahami?”, serta memperjelasdengan mengadaptasi proses strategi untuk mengakomondasi tanggapan.

- Meringkas-menyintesiskan gagasan-gagasan yang penting. - Mengevaluasi-membuat pertimbangan-pertimbangan.

Memadukan strategi-strategi dengan keterampilan membaca dapat membantu siswa menguasai strategi membaca pemahaman yang lebih rumit dibandingkan keterampilan pemahaman.

- Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Asesmen merupakan koleksi data seperti nilai tes dan catatan-catatan informal untuk mengukur hasil belajar siswa.Dengan Asesmen menilai kemajuan siswa dapat dengan mudah dilakukan karena dengan begitu kemajuan siswa dapat terlihat.Selain itu dapat dijadikan bahan refleksi bagi guru jika pembelajaran membaca pemahaman belum dapat dikatakan berhasil dan untuk keefektifan mengajar selanjutnya.

3. Dua belas sub keterampilan pemahaman

Berikut ini adalah dua belas sub keterampilan pemahaman menurut Resmini dkk (2010, hlm.49).

a. Memahami makna kata

Yakni menyatakan makna denotatif, konotatif, bahasa berkias, ciri khas bahasa itu (kata pinjaman, singkatan, akronim).

b.Identifikasi rincian

Identifikasi rincian yaitu mencatat isi bacaan, misalnya mencatat ide-ide penjelas.

c. Identifikasi gagasan utama

Mengidentifikasi gagasan utama yaitu mencari ide pokok bacaan.Gagasan utama dalam sebuah paragraf terdapat di awal atau di akhir paragraf. d.Identifikasi sebab-akibat

(8)

Identifikasi menyangkut pertanyaan mengapa dan bagaimana. Kalimat yang menjelaskan terjadinya sesuatu akan menjelaskan akibat atau sebaliknya.

e. Membuat inferensi

Untuk membuat inferensi pembaca harus mengenali dan memahami hubungan rincian dengan pesan yang tidak disampaikan oleh penulis.Dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian terhadap kata kunci dalam bacaan, memusatkan kemungkinan implikasi makna di balik kata-kata yang dinyatakan, dan memperhatiakan inferensi yang mungkin dibuat tentang orang atau situasi yang diambil dari deskripsi yang menyertainya, sekelilingnya, atau tindakannya.

f. Membuat generalisasi dan simpulan

Membuat generalisasi yaitu, membuat kesimpulan umum dari sebuah bacaan.

g.Identifikasi nada dan suasana

Nada didefinisikan secara berbeda-beda oleh para penulis namun umumnya dikatakan bahwa nada itu menyangkut gaya penulis dalam mengekspresikan sikapnya terhadap pokok persoalan pembaca.

h.Identifikasi tema

Indentifikasi tema yakni menentukan tema bacaan. i. Identifikasi Perwatakan

Identifikasi perwatakan yakni diidentifikasi melalui apa yang dikatakan tokoh, apa yang dilakukan tokoh, apa yang dilakukan pelaku lain tentang tokoh, dan apa yang dikatakan penulis tentang tokoh.

j. Identifikasi fakta, fiksi, dan opini

Identifikasi fakta, fiksi, dan opini yaitu mencari dan membedakan hal-hal yang bersifat nyata (fakta), khayalan (fiksi) atau pendapat (opini).

k. Identifikasi propaganda

Identifikasi propaganda yaitu mencari kata-kata atau kalimat yang berupa piranti persuasif dalam bacaan.

(9)

Terdapat lima keterampilan dari dua belas sub keterampilan pemahaman yang akan diambil peneliti diantaranya yaitu:

1) Identifikasi tema.

2) Identifikasi gagasan utama. 3) Identifikasi sebab akibat.

4) Identifikasi fakta, fiksi, dan opini.

4. Pelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V SD

Dalam kurikulum 2006 Resmini (2007, hlm.79) menjelaskan bahwa arah membaca di kelas tinggi ialah agar siswa dapat membaca dan memahami berbagai jenis wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran di SD untuk kelas tinggi merupakan membaca lanjut untuk memperoleh pemahaman.Kegiatan membaca pemahaman di SD kelas V dapat berupa membaca beragam teks, menjelaskan isinya, menemukan gagasan utama dari setiap paragraf.Ketercapaian tujuan tersebut dapat diiukur dengan seberapa besar siswa menjawab dengan benar soal-soal berdasarkan wacana, dan identifikasi gagasan utama yang tepat dari setiap paragraf.

Pembelajaran membaca pemahaman di kelas V berdasarkan kurikulum KTSP yaitu:

- Standar Kompetensi

Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak .

- Kompetensi Dasar

Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.) yang dilakukan melalui membaca memindai.

(10)

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA menurut Rahim (2009, hlm.48). a. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul.

Langkah pertama, guru menuliskan judul cerita atau judul wacana yang akan dipelajari di papan tulis, kemudian guru menyuruh siswa untuk membacakananya. Judul cerita yang dipilih misalnya Si Anak Itik Kecil. Tanyakan pada siswa berdasarkan judul cerita ini bercerita tentang apa. Berikan mereka waktu untuk mempertimbangkan pertanyaan seluruhnya, dan biarkan setiap siswa kesempatan untuk membuat prediksi. Semua prediksi siswa seharusnya diterima tanpa memperhatikan apakah masuk akal atau tidak, tetapi seharusnya guru tidak membuat prediksi apapun saat proses diskusi.

b. Membuat prediksi dari petunjuk gambar.

Guru mengintruksikan siswa untuk memperhatikan gambar dengan seksama. Kemudian, guru menanyakan pada siswa gambar apa yang terlihat dan meminta siswa untuk memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut.

c. Membaca bahan bacaan.

Pada langkah ini siswa diminta membaca teks yang telah dibagi kedalam beberapa bagian.Siswa membaca secara berurutan dari bagian awal hingga bagian akhir.Setelah itu, siswa diminta menghubungkan bagian-bagian dari cerita yang telah dibaca dengan judul.

d. Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.

Saat siswa membaca pada bagian pertama dari wacana, guru mengarahkan siswa pada sebuah diskusi dan mengajukan pertanyaan pada siswa prediksi siapakah yang benar sesuai yang diceritakan bagian ini. Setelah itu guru meminta siswa untuk yakin pada prediksinya dan membacanya secara nyaring di depan kelas dari bacaan yang mendukung prediksinya. Siswa dengan prediksi yang salah dapat menjelaskan apa yang menyebabkan prediksinya salah. Kemudian guru menyuruh siswa menyesuaikan prediksi mereka yang didasarkan pada teks yang baru saja

(11)

mereka baca. Beberapa anak menduga bahwa prediksi mereka hampir tepat, dan yang lain mungkin membuang prediksi mereka karena tidak sesuai dengan teks. Kemudian membuat prediksi baru berdasarkan masukan baru.

e. Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian pelajaran di atas telah tercakup.

Pada setiap tempat berhenti, guru mengulang kembali langkah 4.Dan terakhir, guru menyuruh siswa membuat ringkasan cerita sesuai dengan versi mereka masing-masing.

6. Evaluasi Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity)

Evaluasi dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) terdiri dari 2 yaitu evaluasi proses dan dan evaluasi hasil. Pada evaluasi proses pembelajaran, aspek yang dinilai oleh peneliti adalah sikap siswa saat kegiatan dalam memprediksi bacaan berdasarkan judul dan gambar, membuktikan, serta refleksi. Selanjutnya, pada evaluasi hasil, hal yang diperhatikan yaitu pada aspek seberapa besar ketepatan siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan setelah membaca dengan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity), dan menentukan pokok pikiran dari setiap paragraf.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Hasil

1.

Yuni

Sulistiyowati

2011 Penerapan Strategi Directed

Reading Thinking Activities

(DRTA) Untuk

Meningkatkan Membaca

Pemahaman Dalam

Pembelajaran Bahasa

Hasil penelitiannya menunjukan

kemampuan membaca

pemahaman siswa meningkat dengan menggunakan strategi

Directed Reading Thinking Activities (DRTA). Siklus I

(12)

Indonesia Siswa Kelas V SDN Kasin Malang.

kemampuan membaca

pemahaman siswa menunjukan angka sebesar 63,97. Kemudian, pada siklus II 78,73. Maka peningkatanya sebesar 14,74%. 2.

Ahtrida Maya Sundari

2012 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membaca

Intensif Dengan

Menggunakan Strategi

Directed Reading Thinking Activity (DRTA) (Penelitian

Tindakan Kelas Di Kelas V SD Negeri Ciwedus 1 Kecamatan Cilegon Kota Cilegon)

Penggunaan strategiDirected

Reading Thinking Activity

(DRTA) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membaca intensif. Proses pembelajaran membaca intensif dengan strategi DRTA menunjukan peningkatan. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 60,91, pada siklus II sebesar 71,21. Kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,45. 3.

Panji Maulana

2012 Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity) Dalam

Pembelajaran Membaca Pemahamn Karya Sastra dan Berpikir Kritis Siswa sekolah dasar : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Margalaksana 3 dan 4 Kec. Cilawu Kab. Garut.

Hasil penelitian menunjukan pembelajaran membaca dengan strategi DRTA dapat menjadi strategi pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan

diterapkan dalam upaya

peningkatan kualitas membaca pemahaman dan dapat

direkomendasikan untuk semua mata pelajaran di sekolah dasar

(13)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kaliamat pertanyaan(Sugiyono, 2013, hlm.96).Berdasarkan definisi tersebut maka peneliti membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Jika strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) digunakan dalam pembelajaran, maka kemampuan membaca pemahaman siswa akan meningkat”.

Referensi

Dokumen terkait

berakhir simulasi, dan jumlah tempat duduk customer yang disediakan untuk. mengakses

Universitas Negeri

16/ Kpt s-II/ 2003 t ent ang Rencana Kerj a, Rencana Kerj a Lima Tahun, Rencana Kerj a Tahunan dan Bagan Kerj a UPHHK disebut kan bahwa usul an RKLUPHHK pada hut an alam dinilai

b) Actuating: tindakan pengorganisasian terhadapa anggota dari struktur organisasi yang bertujuan untuk memberikan motivasi serta arahan agar tercapainya kinerja

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019. (Dalam Jutaan

Tema pertama pada interaksi simbok berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai

tak tahu apa ini nyata atau tidak. Dalam keadaan inilah sangsufi merasaak perasaan antara adan dan tiada, sedang bercinta tetapi tidak tau dengan siapa. Persatuan dalam