• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, INVESTASI ASING LANGSUNG, DAN KEMUDAHAN BERUSAHA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA E7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, INVESTASI ASING LANGSUNG, DAN KEMUDAHAN BERUSAHA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA E7"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, INVESTASI ASING LANGSUNG, DAN KEMUDAHAN BERUSAHA TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA E7

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

Sandra Diajeng Ayuningtyas NIM: 11160840000108

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS’PENGARUH’UTANG’LUAR’NEGERI, INVESTASI ASING LANGSUNG, DAN KEMUDAHAN BERUSAHA

TERHADAP’PERTUMBUHAN’EKONOMI DI NEGARA E7

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

Sandra Diajeng Ayuningtyas NIM: 11160840000108

Dibawah Bimbingan Pembimbing I

Fitri Amalia, M.Si

NIP: 198207102009122002

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis 14 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Sandra Diajeng Ayuningtyas

2. NIM : 11160840000108

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri, Investasi Asing

Langsung, dan Kemudahan Berusaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara E7

Setelah”mencermati dan memperhatikan”penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian’komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebutdinyatakanLULUS’dan’diberi’kesempatan’untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi”sebagai’salah”satu syarat”untuk”memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Mei 2020

1. Dr. M. Hartana I.P, M.Si NIP. 196806052008011023

2. Rusdianto, M.Sc

(4)

LEMBAR’PERNYATAAN’KEASLIAN’KARYA’ILMIAH

Yang’bertanda’tangan’di bawah’ini:

Nama : Sandra Diajeng Ayuningtyas

NIM : 11160840000108

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak”menggunakan”ide”orang’lain’tanpa’mampu’mengembang kan dan’mempertanggungjawabkan.

2. Tidak’melakukan’plagiasi’terhadap’naskah’karya’orang lain. 3. Tidak’menggunakankaryaoranglaintanpa menyebutkan sumber

asli atau’tanpa’izin’pemilik’karya.

4. Tidak’melakukan pemanipulasian’dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan’sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika di’kemudian’hari’ada’tuntutan’dari’pihak’lain’atas’karya’saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa’saya’telah’melanggar penyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Falkutas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian’pernyataan’ini’saya’buat’dengan’sesungguhnya.

(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas Pribadi

1. Nama : Sandra Diajeng Ayuningtyas

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1998

3. Alamat : Bukit Pamulang Indah blok F12/11 RT

003/RW 013, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, 15417

4. Telepon/HP : 0895 3667 91853

5. Email : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan

1. SDN Pamulang Indah 2004 – 2010

2. MTsN II Pamulang 2010 – 2013

3. SMAN 1 Kota Tangerang Selatan 2013 – 2016

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 – 2020

III. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara I Karang Taruna RW 013 (2019 – 2024)

2. Anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

3. Anggota Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi HMI Kafeis (2018)

IV. Pengalaman Formal

1. Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional The 4th KIME on Ideas Competition Universitas Negeri Semarang

V. Seminar

1. Seminar Nasional “Mengupas Potensi Pariwisata Sebagai Aset Pembangunan Ekonomi Nasional” diselenggarakan oleh HMJ EP UIN Jakarta (2017)

2. International Conference On Multidisciplinary Academic 2018 “4th Industrial Revolution Global Walfare Through Digitalization” diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana (2018)

3. Seminar Nasional Ekonomi Islam “Integrating SDG’s Through Islamic Economics, Banking, and Finance in Digital Revolution Era diselenggarakan oleh UIN Jakarta

(7)

ABSTRACT

All countries in the world expect positive economic growth in order to meet the needs of their people and cover budget deficits. However, this is not always the case, because economic growth is influenced by several things. This study aims to determine the effects of external debt, foreign direct investment (FDI), and ease of doing business (EDB) on economic growth as assessed by Gross Domestic Product (GDP) in seven emerging market (E7) countries, namely Indonesia, Brazil, China, India, Mexico, Russia, and Turkey in 2014–2019. This study uses panel data analysis with the Fixed Effect Model (FEM) method. The result shows that external debt has a negative and significant effect on economic growth, FDI has no significant effects, while EDB has a positive and significant effect. A negative external debt is an indicator that if it occurs continuously there will be more interests and installments that will be covered, and it will decrease growth. Meanwhile the trend of FDI which is not always positive in E7 will lead to an insignificant effect, and the creation of ease of doing business will increase the economic growth of E7.

Keywords: external debt, foreign direct investment, ease of doing business,

(8)

ABSTRAK

Semua negara di dunia mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang positif guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan menutup terjadinya defisit anggaran. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, karena pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa hal. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk melihat pengaruh utang luar negeri (ULN), investasi asing langsung (FDI), dan kemudahan berusaha (EDB) terhadap pertumbuhan ekonomi yang dinilai dengan Gross Domestic

Product (GDP) di tujuh negara emerging markets (E7) yaitu Indonesia, Brazil,

China, India, Meksiko, Rusia, dan Turki tahun 2014–2019. Penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan metode Fixed Effect Model (FEM). Hasilnya adalah ULN berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, FDI berpengaruh tidak signifikan, sedangkan EDB berpengaruh positif dan signifikan. ULN yang negatif merupakan indikasi bahwa jika terjadi terus menerus akan semakin banyak bunga dan cicilan yang ditanggung sehingga menurunkan pertumbuhan, sedangkan tren FDI yang tidak selalu positif di E7 menyebabkannya berpengaruh tidak signifikan, kemudian teciptanya kemudahan berbinis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi E7.

Kata Kunci: utang luar negeri, invetasi asing langsung, kemudahan berusaha,

(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Pengaruh Utang Luar Negeri, Investasi Asing Langsung, dan Kemudahan Berusaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara E7” dengan segala kelancaran dan kemudahan yang Allah SWT berikan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah

Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang telah membawa kita dari jaman

kegelapan menuju jaman terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT memberikan pahala, kesehatan dan keberkahan serta balasan yang setimpal atas amal kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua penulis, ayah Bambang Setiabudi dan ibu Mega Nita Ayu, terimakasih selalu menjaga dan mendidik, selalu memberi cinta, kasih sayang, nasihat, dukungan, serta doa yang tiada hentinya dalam mengiringi langkah penulis setiap harinya, terutama selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga suatu saat dapat membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi kebanggaan ayah dan ibu.

(10)

3. Kepada mas Chandra Ngesti, dan adik Dimas Handy yang selalu memberi semangat dan dukungan, walaupun banyak ngeselinnya karena suka gangguin dan ngisengin. Tapi tetep sayang kok.

4. Kepada eyang putri, om, tante, dan sepupu-sepupu yang selalu mendukung setiap langkah yang diambil penulis, terutama tante Wiwid dan uni Puti yang selalu memberi motivasi serta “pewaris tahta” (Sarah, teteh Ria, dan Chacha) terimakasih sudah selalu mengingatkan kalau banyak mau ya harus kerja keras.

5. Bapak Prof. Dr.Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selakuDekanFakultasEkonomi’dan”Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jajaran.

6. Ibu Fitri Amalia, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk selalu membimbing, membantu, dan memotivasi penulis dalam upaya menyelesaikan skripsi. Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan, keberkahan, dan karunia oleh Allah SWT. 7. Bapak Zaenal Muttaqin, M.PP selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan arahan serta motivasi kepada penulis semenjak semester satu hingga dapat menyelesaikan skripsi. 8. Bapak M. Hartana Iswandi Putra, M.Si.”dan”Bapak Deni Pandu,

M.Sc. selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan yangtelahmemberikanarahan yang sangatmembantu”

enulis selama masa perkuliahan hingga pengerjaan”skripsi ditengah pandemi Covid-19.

9. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan pelayanan yang selama diberikan kepada penulis.

10. Kepada Anti dan Devie teman semenjak jaman di MTs, terimakasih untuk selalu ada sampai sekarang, selalu mendengarkan cerita, dan selalu mendukung.

(11)

11. Kepada Sabila dan Vera yang selalu perhatian dan peduli, terimakasih sudah menghibur dengan kerecehan kalian. Semoga hidup kalian selalu menyenangkan!

12. Teman-teman yang menemani selama masa perkuliahan, yang sabar menghadapi tingkah laku penulis, yang membantu saat masa sulit, yang nebengin dan yang selalu ada yaitu Arif, Mutia, Shinta, Bimo, Arkan, Eby dan Syarif. Semoga sehat dan sukses selalu untuk kalian. 13. Rekan-rekan EP 2016 yang berjuang bersama-sama untuk lulus”skripsi. Terimakasih karena telah memberikan kenangan manis selama perkuliahan’maupun’diluar’perkuliahan.

14. Teman-teman KKN Amreta, terimakasih untuk hari-hari yang indah dan tidak terlupakan di Desa Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Semoga silaturahmi’tidak’putus’dikarenakan’kesibukan masing-masing. 15. Kepada dr. Myrna Katjadiningrat, terimakasih atas support dan

doanya selama penulis kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

16. Kepada’seluruh’pihak’yang”secara”langsungmaupun tidak langsung telah’membantu’penulis’dalam’penulisan”skripsi”ini.

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan maka penulis memohon maaf atas segala kekurangan. Dan karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk banyak pihak serta penulis sangat mengharapkan dan menerima dengan terbuka jika ada kritik dan saran, terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 28 September 2020

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR’PERNYATAAN’KEASLIAN’KARYA’ILMIAH ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Landasan Teori ... 17

1. Pertumbuhan Ekonomi ... 17

2. Utang Luar Negeri (ULN) ... 27

3. Investasi Asing Langsung... 31

4. Kemudahan Berusaha ... 37

5. Pengaruh’Utang’Luar’Negeri’terhadap’Pertumbuhan’Ekonomi ... 42

6. Pengaruh Investasi Asing Langsung terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 43

7. Pengaruh Kemudahan Berusaha dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 44

B. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 45

C. Kerangka Pemikiran ... 50

D. Hipotesis ... 51

(13)

A. Ruang’Lingkup’Penelitian ... 53

B. Metode’Penentuan’Sampel ... 53

C. Metode Pengumpulan Data ... 54

D. Metode Analisis Data ... 55

1. Model Data Panel ... 55

2. Model’Estimasi ... 56

3. Uji’Spesifikasi’Model ... 57

4. Uji Hipotesis ... 59

5. Uji Asumsi Klasik ... 61

E. Operasional Variabel Penelitian ... 63

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 68

A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

1. Gambaran Umum Negara-Negara E7 ... 68

2. Gambaran Pertumbuhan Ekonomi di Negara E7 ... 71

3. Gambaran Utang Luar Negeri di Negara E7 ... 73

4. Gambaran Investasi Asing Langsung di Negara E7... 74

5. Gambaran Kemudahan Berusaha di Negara E7 ... 76

B. Hasil Penelitian ... 78 C. Pembahasan ... 97 BAB V PENUTUP ... 106 A. Kesimpulan...106 B. Saran ...107 DAFTAR PUSTAKA ... 111 LAMPIRAN ... 117

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel.2. 1 Indikator Kemudahan Berusaha ... 39

Tabel.2. 2 Tabel Tinjauan Kajian Terdahulu ... 45

Tabel.3. 1 Operasional Variabel Penelitian ... 64

Tabel.4. 1 Uji Chow ... 78

Tabel.4. 2 Uji Hausman ... 79

Tabel.4. 3 Hasil Regresi Data Panel ... 80

Tabel.4. 4 Individual Effect ... 82

Tabel.4. 5 Uji Koefisien Determinasi ... 89

Tabel.4. 6 Uji t-statistic ... 91

Tabel.4. 8 Uji Normalitas ... 95

Tabel.4. 9 Uji Multikolinearitas ... 95

Tabel.4. 10 Uji Heteroskedastisitas ... 96

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1. 1 Rata-rata Gross Domestic Product Negara E7 dan Negara G7 Tahun

2014-2019 (persen)... 3

Gambar.2. 1 Kerangka Pemikiran ... 51

Gambar.4. 1 Gross Domestic Product di Negara E7 ... 72

Gambar.4. 2 Utang Luar Negeri di Negara E7 ... 74

Gambar.4. 3 Foreign Direct Investment (FDI) di Negara E7 ... 75

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan”ekonomi”dapat”didefinisikan”sebagai”suatu proses yang’menyebabkan’kenaikanpendapatanriil”per”kapita penduduk suatu negara dalam jangka”panjang”yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Keberhasilan’pembangunan’suatu’negara’ditentukan oleh berbagai’faktor’yang’dimiliki’masing-masing’negara, antara’lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi, efisiensi, budaya, kualitas’manusia’dan’kualitas’birokrasi (Anwar, 2017).

Indikator pembangunan’ekonomi tidak hanya pertumbuhan ekonomi saja’tetapi”juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta kualitas sumber daya termasuk sumber daya”manusia”dan”lingkungan hidup. Khususnya”pertumbuhan”ekonomi, diperlukan”kebijakan yang kondusif agar’tercapai’peningkatan’pertumbuhan’ekonomi’setiap tahun sesuai’dengan’yang’sudah’ditargetkan. Indikatorpertumbuhanekonomi

ini mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar

outputnya”dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan

penduduknya. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan

ekonomi yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan meningkatkan kemakmuran masyarakat

(17)

diharapkan selalu positif. Namun secara teori, kebijakanyangdilakukan

dengan peningkatan pengeluaran pemerintah (fiskal) tanpa terjadi

peningkatansumberpajak, sebagai sumber keuangan utama dalam negeri pemerintah, akan mengakibatkan peningkatan”defisit”anggaran (Teguh Pamuji, 2008).

Dalam mengatasi defisit anggaran, semestinya sumber dana dalam negeri menjadi sumber pokok pembiayaan. Namun”karena”keterbatasan sumber”daya”domestik”yang”dimiliki, sedangkan kebutuhandanauntuk pembangunan”ekonomisangatbesar, maka”dilakukan”pemasukan”dana dariluarnegeri, baikberupa”utang”luar”negeri”maupun”investasi”asing utamanya”yang”bersifat”penanaman”modal”langsung. Hal ini juga terjadi dibanyak negara”berkembang yang masih perlu membangun infrastruktur”untuk”sektor”riil termasuk negara-negara E7 atau tujuh negara emerging markets.

Negara emerging market adalah negara”dengan”ekonomi”rendah menujuke”level”menengah”pendapatan”per”kapita. Namun, “emerging

market” adalah istilah”yang”didefinisikan”secara longgar, negara-negara yang”termasuk”dalam”kategori”ini”bervariasi,”dari yang sangat besar sampai yang sangat kecil. (Sihombing, 2013).

Negara E7 dinilai dapat berkontribusi besar dalam PDB dunia pada jangka panjang. Lembaga audit dan konsultan ekonomi global PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 2017 menyatakan, pergerseran kekuatan’ekonomi’dunia’dari’negara’maju’ke’negara’berkembang akan

(18)

terus berlanjut hingga 2050. PwC memperkirakan perekonomian’dunia akan meningkat berlipat ganda pada 2042, dengan’pertumbuhan riil rata-rata sekitar 2,5 persen antara 2016-2050. Dalam kurun waktu tersebut negara-negara’G7 (Kanada,’Prancis,’Jerman,’Italia, Jepang, Inggris, dan AS), diperkirakan hanya akan mengalami pertumbuhan sekitar 1,6 persen. Pertumbuhan tersebut sebagian besar akan didorong oleh pasar negara berkembang. Negara ekonomi E7 (Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Rusia dan Turki) akan mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun sekitar 3,5 persen selama 34 tahun ke depan.

Biasanya’laju pertumbuhan ekonomi'suatunegara”ditunjukkan”oleh tingkat’pertambahanPDB(Produk Domestik Bruto) atau”PNB”(Produk Nasional”Bruto) (Lincolin Arsyad, 2010). Berikut perbandingan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari nilai GDP negara E7 dan negara G7 tahun 2014-2019 :

Gambar.1. 1 Rata-rata Gross Domestic Product Negara E7 dan Negara G7 Tahun 2014-2019 (persen)

Sumber: World Bank (data diolah)

Menurut data diatas, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara E7

0 2 4 6 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pertumbuhan Ekonomi (%)

E7 G7

(19)

mempunyai nilai kurang lebih dua kali lipat lebih besar dari negara G7. Pertumbuhan di banyak negara ekonomi berkembang akan didukung oleh jumlah penduduk yang cukup cepat, yang mendorong permintaan dalam negeri dan banyaknya jumlah tenaga kerja. Tetapi hal ini perlu

diimbangi dengan investasi dan perbaikan dalam landasan

mikroekonomi untuk memastikan tersedianya cukup banyak lapangan kerja bagi kaum muda yang jumlahnya mengalami kenaikan di negara-negara ini (John Hawksworth, 2017).

Sedangkan ketika melihat dari sisi G7, negara Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis menyadari peluang keuntungan besar jika mereka dapat memenuhi potensi perdagangan dengan negara E7, sementara Jerman menunjukkan performa terbaik sebagai satu-satunya negara yang melampaui total potensi perdagangan dengan E7 dengan total ekspor aktual pada 2018 sebesar USD 109.2 miliar, hal ini mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Indeks Kinerja Perdagangan Standard Chartered (2018) G7 ke E7 mengungkap peluang pertumbuhan yang aktual, yakni bahwa setiap negara G7 memiliki peluang yang tinggi untuk mempercepat kinerja ekspor mereka di tujuh negara E7. E7 mewakili peluang perdagangan multi-miliar dolar bagi pemerintahan dan bisnis G7 yang mencari diversifikasi dan pertumbuhan ekspor.

Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut, banyak negara di dunia meminjam untuk membiayai berbagai sektor ekonomi mereka antara lain bidang industri, energi, transportasi

(20)

dan komunikasi, pendidikan, dan pertanian yang menghasilkan utang luar negeri (Jilenga et al., 2016). Negara E7 dalam hal ini tidak terkecuali; untuk beberapa alasan yang baik, negara telah meminjam dana untuk membiayai beberapa proyek karena defisit anggaran atau memiliki investasi yang rendah di negara tersebut dengan syarat akan membayar kembali pinjamannya dalam periode waktu tertentu.

Kebijakan utang yang dilakukan negara hendaknya harus diperhitungkan secara matang dan disertai pengelolaan yang baik, sehingga tujuan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Kebijakan utang luar negeri yang dilaksanakan tanpa perhitungan yang matang dan pengelolaan yang baik hanya akan membebani perekonomian negara (Basri dan Subri, 2003).

Semua negara E7 melakukan pinjaman dan jumlahnya meningkat terus menerus dari 2014 sampai 2019. Berdasarkan data yang dirilis World Bank (2019), China memiliki utang luar negeri rata-rata terendah di antara negara E7. Besar utang luar negeri China pada 2019 hanya 14.34 % dari PDB. Kondisi perekonomian global yang tengah bergejolak telah berdampak pada negara E7. Menurut Bank Indonesia (2018), permasalahan utang masih jadi kerentanan negara E7. Kondisi ini tentu harus diwaspadai oleh tujuh negara ini.

Jika besaran utang dilihat dari PDB, negara Turki menjadi negara dengan besaran terbanyak yaitu mencapai lebih besar 40% dari PDB pada 2014 sampai 2019. Dilaporkan World Bank, pada 2019 utang luar negara

(21)

negara Turki mencapai nilai tertinggi yaitu 57,98% dari PDB. Selain karena anjloknya Lira, mata uang Turki, yang dipicu oleh ketergantungan modal dan utang asing sangat besar, peningkatan utang ini juga dipengaruhi oleh terapresiasinya indeks dolar AS dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut penulis, jumlah ULN Turki yang tinggi ini harus diwaspadai, karena beban utang harus dibayar dengan stok valas yang cukup. Jika tidak akan menimbulkan tekanan hebat pada stabilitas nilai tukar lira. Jika terjadi tekanan pada nilai tukar, maka gelombang pailit pasti terjadi karena beban sudah terlalu besar. Situasi ini akan memicu PHK sebagai konsekuensi pailitnya perusahaan. Sementara bagi Pemerintah konsekuensi naiknya utang akan memicu perbankan dan investor memindahkan dana di surat utang pemerintah dibandingkan berinvestasi di sektor riil. Sehingga diperlukan perhitungan yang matang agar lira terstimulus dan kembali pulih.

Utang luar negeri yang”tidak”membebani”anggaran”negara, berarti negara”dapat”menjaga”rasio”utangnya”tidak”melebihi batas atau ketentuan yang sudah ditetapkan serta negara juga dapat mengatur pembayaran utang tersebut. Akibat defisit anggaran, kebijakan dalam

bantuan luar negeri membantu”pelaksanaan pembangunan”untuk

mengatasi saving gap, pinjaman maupun penanaman modal,

serta”foreign”exchange”gap.

(22)

suatu negara banyak dipertanyakan orang.”Beberapa”pengalaman”dan bukti’empiristelahmenunjukkan”hubunganULN terhadappertumbuhan

ekonomi. Menurut ekonom bernama Ben Friedman (1988) dalam

bukunya “Day of Reckoning” berdampak negatif pada pertumbuhan

karena ULN”telah mendorong pemerintah untuk terlalu membebankan generasi”masa”depan ketika menetapkan pengeluaran pemerintah dan pajak’jangka’panjang. Penelitian Ben Friedman”didukung oleh Nguyen et al., (2003), menurutnya utang luar negeri yang besar dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui efek crowding out. Peningkatan layanan utang dapat meningkatkan tagihan bunga dan defisit anggaran, akibatnya memangkas kredit untuk investasi. Namun demikian, sejumlah penelitian juga menolak kesimpulan”itu. Menurut penelitian O & La (2012) meneliti dampak’utang’luar’negeri’terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan volume investasi di Nigeria untuk periode 1980 - 2008. Hasil analisis mereka menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara utang luar negeri, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Sumber pembiayaan defisit anggaran negara E7 tidak terbatas pada utang luar negeri saja, investasi asing utamanya yang bersifat langsung juga telah dianggap sebagai sumber penting pembiayaan. Ketika ekonomi global tumbuh dan menjadi semakin terbuka karena pelonggaran regulasi internasional, integrasi antar negara juga meningkat, sehingga menghasilkan modal global yang biasanya

(23)

difasilitasi oleh operasi Multinational enterprises (MNEs) (Jilenga et al., 2016).

Berbeda dengan utang luar negerinya, sebaliknya China telah menjadi negara dengan arus FDI yang tertinggi diantara negara E7. Berdasarkan data yang dirilis World Bank (2019), FDI negara China pada tahun 2019 sebesar 155.8 miliar USD. Tertinggi pada 2019 lainnya yaitu negara Brazil dan India masing-masing sebesar 78.5 miliar USD dan 50.6 miliar USD. FDI negara E7 cenderung berfluktuasi, hal ini terjadi karena adanya gelombang arus modal keluar terjadi sejak Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menormalisasi kebijakan moneter lewat kenaikan suku bunga.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki FDI dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi di negara maju dan berkembang. Beberapa studi empiris memiliki kesimpulan yang beragam sehubungan dengan dampak investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Alasan utama untuk temuan yang berbeda mungkin karena metode yang digunakan berbeda dan variabel ekonomi tertentu untuk negara tertentu. Menurut Islam (2015) investasi asing memainkan peran penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investasi memiliki korelasi positif dengan PDB, ekspor dan investasi swasta. Kemudian Borensztein et al., (1998) dan Balasupramanyam et al., (2013) dalam

(24)

positif”terhadap pertumbuhan”ekonomi di negara-negara dengan kualitas modal manusia yang baik. Namun studi Arta (2013) menunjukan bahwa investasi asing berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dari kegiatan investasi asing ini, arus modal internasional masuk dan mendirikan’atau’memperluas’perusahaannya’di negara lain (Krugman,

1991). Pada akhirnya akan tercipta faktor produksi yang

meliputi”sumber tenaga”kerja”yang”lebih efisien serta terciptanya perusahaan baru. Oleh karena itu, aturan yang arif dalam aktivitas ekonomi”diperlukan”untuk mendorong”perusahaan”berkembang dan menghindari adanya distorsi pasar. Kemudahan berusaha atau Ease of

Doing Business (EDB) merupakan sistem dari pemerintah yang akan

menjawab dan menangani masalah tersebut, karena EDB berfokus pada”aturan”yang”membantu”sektor swasta mengembangkanusahanya.

Indikator kemudahan bisnis meliputi memulai”usaha, mendapatkan listrik, pendaftaran”properti, perlindungan”investor, perdagangan”lintas negara, penegakan” kontrak, pembayaran ”pajak, izin ”konstruksi,

mendapatkan”kredit, dan menyelesaikan kebangkrutan. Setelah

dilakukan perhitungan data secara keseluruhan dengan”cara

menjumlahkan masing-masingdatadi”tiap”indikator”dan”mencari”

rata-rata untuk mendapatkan indeks kemudahan bisnis diukur dalam

bentuk”Distance”to”Frontier score atau DTF score. Menurut data yang dirilis World Bank (2020) pada 2019, Rusia menduduki peringkat

(25)

tertinggi di antara negara E7 lainnya yaitu peringkat 28 dengan nilai DTF 77.4. Kemudian China peringkat 31 dengan nilai DTF 74.0. Selanjutnya Turki peringkat 33 dengan nilai DTF 75.3. Semakin tinggi nilai DTF atau yang paling mendekati 100, menunjukkan bahwa negara tersebut mempunyai tingkat kemudahan bisnis semakin baik.

Jika dibandingkan dengan G7, nilai DTF E7 memang belum sebaik G7 yang rata-rata memiliki DTF lebih besar dari 70, bahkan negara AS dan Inggris menduduki peringkat 6 dan 8. Tetapi dalam pelaksanaannya, G7 tetap menjadikan E7 sebagai peluang yang tinggi untuk mempercepat pertumbuhan dengan bekerja sama dalam sektor bisnis baik secara bilateral maupun multilateral.

Pada satu sisi, World Bank Group (WBG) pada 2018 memberi keterangan bahwa skor DTF E7 mengalami peningkatan setiap tahunnya dikarenakan mulai adanya kemudahan bisnis pada sektor swasta, perluasan”kegiatan’komersial, peningkatan”pendapatan”banyak orang, dan penambahan’lapangan’kerja. Negara berkembang mulai memastikan semua insentif yang menarik diberikan secara transparan dan mudah serta semua perizinan apapun cukup di satu tangan.

Lingkungan’ramah”bisnis dikaitkan dengan tingkat kemiskinan yang lebih”rendah. Selain itu, peningkatan”efisiensi regulasi dapat merangsang”kewirausahaan, start-up, inovasi, dan akses ke kredit. Menurut David Malpass (2019) dengan’membuat aturan yang membantu para pelaku bisnis, pemerintah dapat mendorong pengembangan

(26)

berorientasi pasar dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung oleh Bajra et al., (2020) yang mengambil sampel dari 47 negara Eropa dan Asia Tengah, hasilnya menunjukkan bahwa semua negara yang diteliti belum pernah mencapai batas maksimum kemudahan bisnis, namun indikator kemudahan berusaha terungkap memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan. Negara dengan tingkat kemudahan bisnis yang baik akan semakin mudah pelaku usaha mengembangkan sektor-sektor potensial seperti sektor-sektor ekonomi, pariwisata dan lain-lain.

Estevão et al., (2020) juga melakukan penelitian yang menganalisis enam dari sepuluh indikator EDB yang berkontribusi terhadap PDB di 50 negara-negara Afrika pada tahun 2008 dan 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa keenam indikator yang diteliti memiliki korelasi. Yang paling kuat adalah variabel dealperm atau urusan dengan izin konstruksi. Sedangkan korelasi terendah adalah variabel atau indikator getcredit atau mendapatkan kredit. Selanjutnya Adepoju (2017) yang menganalisis dampak kemudahan berusaha terhadap tingkat pertumbuhan PDB per kapita pada 155 negara tahun 2006 hingga 2016. Hasilnya menunjukkan bahwa kemudahan berusaha memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan PDB per kapita. Selain itu, ketika dataset dibagi lagi berdasarkan kelompok pendapatan negara, hasilnya ditemukan beragam, dengan beberapa indikator menunjukkan hubungan negatif terhadap tingkat pertumbuhan PDB per kapita. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemudahan berusaha merupakan faktor penting bagi pertumbuhan

(27)

ekonomi, tetapi pengaruhnya bervariasi di berbagai negara.

Topik dalam penelitian ini mengenai adanya variabel ULN, FDI, dan kemudahan berusaha dipilih karena belum ada peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya mengenai hal tersebut dengan studi kasus di negara E7 seperti Indonesia, Brazil, China, India, Meksiko, Rusia dan Turki. Selain itu ingin menggambarkan bahwa ULN mempuyai peran yang signifikan dalam meningkatkan tabungan dalam waktu relative singkat yang akan mempengaruhi produktivitas modal. Negara E7 adalah kasus”yang”menarik”untuk”diteliti”karena E7 mengalami’tingkat utang yang meningkat pada beberapa periode waktu, namun pertumbuhan ekonomi”tidak”menunjukkan’penurunan’yang tajam. Kondisi FDI yang berfluktuasi di E7 juga tidak mengalami peningkatan terus menerus. Mengikuti teori Harrod-Domar, hal ini akan membuat pengeluaran agregat menjadi tidak stabil dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Kemudahan berusaha juga diteliti dalam bentuk skor DTF secara keseluruhan, berbeda dengan kebanyakan penelitian yang menganalisis sepuluh indikator kemudahan berusaha secara parsial.

Intinya, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepada pemangku kebijakan dan sebagai bahan rujukan penelitian setelahnya bahwa negara E7 yang belum banyak diketahui sebagai bagian dari pasar negara berkembang ini, berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi jika ULN, FDI dan kemudahan berusahanya menjadi perhatian penting agar lebih mendalami dan mengelola sektor tersebut dengan

(28)

lebih baik. Sehingga Indonesia dan negara berkembang lainnya dalam E7 dapat bersaing dengan negara maju dalam sumbangsihnya terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi global seperti yang diprediksikan oleh para ahli ekonomi.

Melihat fakta-fakta tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana sebenarnya dampak dari kebijakan utang luar negeri, investasi asing langsung, dan kemudahan berusaha terhadap pertumbuhan perekonomian negara E7. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Utang

Luar Negeri, Investasi Asing Langsung, dan Kemudahan Berusaha terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara E7”.

B. Rumusan Masalah

Di”negara-negara yang sedang berkembang,”bagi negara yang

sumberdanadomestiknya”tidak”cukupuntukmembiayai pembangunan

negaranya, maka mengandalkan sumber pembiayaan yang berasal

dari”luar”negeri. Salah satu alternatif untuk masalah tersebut adalah dengan”mengusahakan bantuan”luar”negeri, misalnya dalam bentuk pinjaman atau investasi asing langsung. Sumber dana eksternal dimanfaatkan oleh”negara”E7”sebagai dana tambahan di samping sumber dana domestik. Selain melihat dari aliran dana yang diterima negara E7, pemerintah juga harus menciptakan kemudahan berusaha (ease of doing business) yang baik. Sehingga negara atau badan hukum yang membantu akan percaya karena sudah melihat dari iklim bisnis

(29)

yang dilakukan secara efisien, transparan dan mengimplementasi dengan cara sederhana. Jika pengelolaan defisit anggaran menggunakan bantuan luar negeri maupun dengan terciptanya lingkungan yang ramah bisnis, maka akan mempengaruhi sumber daya potensial serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Permasalahan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu semua negara E7 melakukan utang luar negeri dan jumlahnya meningkat terus-menerus pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2019, halini”saling”menyebabkan beban”pembayaran”utang luar negeri”semakin”meningkat, sehingga pembiayaan”dalam”memenuhi”kebutuhan”perekonomian’tidak menjadi prioritas. Investasi asing langsung E7 mengalami fluktuasi pada tahun 2014 sampai tahun 2019 dan beberapa”tahun”terakhir”mengalami peningkatan, hal ini menyebabkan investasi asing”dalam”menanamkan

modal tidak mengalami peningkatan terus-menerus. Kemudahan

berusaha merupakan salah satu sistem pemerintah yang menciptakan lingkungan ramah bisnis, peningkatan maupun penurunan skor yang diukur dengan DTF score selama tahun 2014 sampai 2019 akan menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan dari negara tersebut. Berdasarkan uraian diatas dan dengan asumsi ceteris paribus, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2019? 2. Bagaimana pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan

(30)

ekonomi di negara E7 selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2019? 3. Bagaimana pengaruh kemudahan berusaha terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2019? 4. Bagaimana pengaruh utang luar negeri, investasi asing langsung, dan kemudahan berusaha secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014-2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014-2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan berusaha terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014-2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri, investasi asing langsung, dan kemudahan berusaha secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di negara E7 selama tahun 2014-2019.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu rujukan para pengambil kebijakan di pemerintahan, terutama dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara E7.

(31)

2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan salah satu bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang sama dengan penelitian ini.

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi lain menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita (Boediono, 1981).

Sementara itu, Kuznets dalam Jhingan (2012) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya; kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa suatu perekonomian dapat dikatakan”mengalami”pertumbuhan ekonomi”jika”output”barang”dan

jasa meningkat. Jumlah barang”dan”jasa dalam perekonomian

suatu”negara”dapat”diartikan sebagai nilai dari PDB. Nilai PDB ini

digunakan dalam mengukur persentase pertumbuhan ekonomi

suatu”negara. Perubahan nilai PDB dapat menunjukkan perubahan

(33)

Selain”PDB, dalam’suatu’negara dapat juga diukur dengan PNB (Produk Nasional Bruto) serta Pendapatan Nasional (National Income). Perhitungan”pertumbuhan”ekonomi’dengan PDB biasanya menggunakan

data triwulan dan tahunan. Adapun konsep perhitungan

pertumbuhan”ekonomi”dalam”satu”periode (Sukirno, 2004):

Dimana : Gt = Pertumbuhan”ekonomi”periode”t

PDRBt = Produk”domestik”bruto”riil”periode”t

PDRBt-1 = PDRB”satu”periode”sebelumnya

Perhitungan PDB dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. PDB menurut harga berlaku adalah PDB dengan faktor inflasi yang masih terkandung di dalamnya.

b. PDB menurut harga konstan adalah PDB dengan meniadakan faktor inflasi, artinya”pengaruh”perubahan”harga”telah”dihilangkan. Menurut Todaro (2006) terdapat”tiga”faktor”atau”komponen”utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan angkatan”kerja”dan kemajuan”teknologi. Pertama, akumulasi’modal (capital accumulation) akan diperoleh apabila sebagian dari pendapatan”yang”diterima”saat”ini”ditabung dan investasikan dengan tujuan meningkatkan output dan pendapatan di masa depan. Kedua, pertumbuhan”angkatan kerja”yang maksimal akan tercapai apabila angkatan”kerja’tersedia dalam jumlah penduduk yang besar dapat

(34)

berproduktif”dan jumlah penduduk yang besar ini akan meningkatkan ukuran”potensial”pasar”domestik.”Ketiga,”kemajuan”teknologi”dihasil kan dari”pengembangan”cara-cara”lama”atau penemuan metode baru

dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional. Berbagai faktor

yang”berpengaruh terhadap pertumbuhan bahwa sumber kemajuan

ekonomi”dapat ditelusuri ke”berbagai”faktor, tetapi”dengan”investasi yang besar dapat memperbaiki”kualitas”sumber daya”fisik dan sumber daya manusia,”meningkatkan kuantitas sumber”daya”produksi yang sama, dan”meningkatkan’produktifitas’dari’sumber’daya khusus melalui penemuan, inovasi, dan kemajuan teknologi’menjadi’faktor’utama dalam merangsang’pertumbuhan’ekonomi’di’setiap’lapisan’masyarakat.

a. Teori Keynes

Ekonomi”Keynesian”adalah”nama”suatu teori ekonomi yang diambil’dari’seorang’ekonom Inggris yaitu John Maynard Keynes. Teori ekonominya berdasarkan atas hipotesis siklus arus uang bahwa peningkatan”belanja atau konsumsi,”akan meningkatkan pendapatan

yang kemudian’mendorong lebih’meningkatnya lagi”belanja dan

pendapatan.

Pada”teori”Keynes, konsumsi”yang”dilakukan oleh satu orang dalam”perekonomian”akan”menjadi’pendapatan’untuk’orang lain pada perekonomian”yang sama. Siklus”ini”terus berlanjut dan membuat perekonomian’dapat’berjalan’normal. Ketika”Great’Depression’terjadi, masyarakat bereaksi dengan menahan belanja’dan’cenderung’menimbun

(35)

uangnya. Hal ini berdasarkan teori”Keynes akan mengakibatkan

berhentinya siklus perputaran uang”dan selanjutnya membuat

perekonomian’lumpuh.

Solusi’dari Keynes dalam mengatasi hambatan perekonomian ini adalah”dengan”campur”tangan”dari”sektor”publik”dan pemerintah. Ia berpendapat’bahwa’pemerintah’harus berperan juga dalam peningkatan belanja masyarakat, hal ini dilakukan”dengan”meningkatkan’penawaran

uang atau’dengan melakukan pembelian’barang dan jasa’oleh

pemerintah sendiri. Dengan begitu pemerintah dapat melindungi kepentingan orang banyak dengan kebijakannya.

Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian juga ditentukan oleh permintaan agregat. Apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat’(output yang’dihasilkan) dalam’periode tersebut, makaakan’terjadisituasi’kekurangan produksi. Pada periode’berikutnya output’akan’naik’atau harga akan naik. Hal ini akan terjadi sebaliknya. Jadi,’inti dari”kebijakan”makro’Keynes adalah’bagaimana’pemerintah

bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian,

mempengaruhi”situasi makro), agar”mendekati”posisi Full Employment. Permintaan’agregat”adalah”jumlah”uang’yang’dibelanjakan oleh seluruh masyarakat”untuk membeli barang”dan”jasa dalam periode tertentu biasanya satu tahun. Permintaan’agregat’terdiri dari 3 unsur yaitu pengeluaran”konsumsi oleh rumah”tangga (C), pengeluaran investasi oleh”perusahaan”(I), dan”pengeluaran”pemerintah (G). Jika

(36)

perekonomiannya terbuka maka menambahkan unsur ekspor impor (X - M).

1) Ekonomi tertutup adalah ekonomi tanpa interaksi dengan ekonomi lain di dunia. Ciri-cirinya adalah tidak ada ekspor, impor dan aliran modal. Rumusnya:

Y = C + I + G

2) Ekonomi terbuka adalah ekonomi dengan interaksi bebas dengan ekonomi di seluruh dunia. Rumusnya:

Y = C + I + G + (X - M)

b. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut”pandangan”ahli-ahliekonomi”klasik”ada”empat faktor yang”mempengaruhi”pertumbuhan ekonomi, yaitu:jumlahpenduduk, jumlah”stok”barang-barang”modal, luas”tanah”dan”kekayaan”alam serta tingkat”ekonomi”yang digunakan. Pertumbuhan ekonomi tergantung”pada”banyak”faktor, ahli-ahli”ekonomi”klasik terutama

menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan

penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Apabila terdapat

kekurangan penduduk”dan kekayaan”alam relative”berlebihan, maka”tingkat”pengembalian”modal dari”investasi”semakin tinggi dan para”investor semakin banyak mengalami keuntungan, sehingga menimbulkan investasi baru serta pertumbuhan ekonomi akan

terwujud. Apabila jumlah penduduk sudah terlalu banyak,

(37)

karena”produktivitas”setiap”penduduk”telah menjadi negative, sehingga”kemakmuran”masyarakat”menurun”(Sukrino, 2004).

Pandangan klasik berkeyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat”kesempatan”kerja”penuh. Pandangan”Jean”Baptish Say’atau’Hukum’saymenyebutkan“supplycreates its”own”demand”

menjelaskan bahwa”dalam”ekonomi terdapat cukup banyak

permintaan menyebabkan setiap”jenis”barang”yang”diproduksikan dapat terjual dipasar. Wujudnya”permintaan’agregat’yang cukup besar ini akan menjamin terciptanya tingkat kegiatan”ekonomi”yang tinggi”dengan”menggunakan semua faktor”produksi”yang”tersedia.

Berdasarkan”kepada keyakinan ini, para”ahli”ekonomi klasik berpendapat”bahwa setiap perekonomian akan selalu dicapai

kesempatan kerja”penuh. Masyarakat yang ekonominya selalu

mencapai”tingkat kesempatan kerja penuh, maka tingkat kegiatan ekonomi dan”pendapatan nasionalnya ditentukan”oleh”kemampuan negara”tersebut untuk menggunakan”faktor-faktor produksi yang tersedia guna memproduksi”barang”dan”jasa. Penentuan”produksi nasional”dapat’dinyatakan’dengan”persamaan”berikut:

𝑌 = 𝑓(𝐾, 𝐿, 𝑄, 𝑇)

Dimana : Y = Pendapatan”Nasional”dalam”perekonomian K = jumlah barang modal

L = jumlah tenaga kerja

(38)

T = tingkat teknologi yang digunakan dalam produksi

c. Teori Harrod-Domar

Menurut’;teori pertumbuhan Harrod-Domar, pertumbuhan

(Y/Y) dapat dicapai dengan adanya keseimbangan antara dana pembangunan”yang”tersedia”(s) yang diukur oleh persentasenya terhadap”produksi”nasional”dengan”incremental capital output ratio

(k) yaitu”jumlah modal yang”dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan”satu unit output, dengan rumus: Y/Y = s/k. Analisis ini”menunjukan”bahwa”investasi”harus”mengalami kenaikan agar perekonomian negara tersebut mengalami pertumbuhan yang berkepanjangan. Pertambahan investasi ini diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran agregat. Pertambahan pengeluaran agregat dalam jangka panjang perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2004). Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:

1. Perekonomian dalam”keadaan pekerja”penuh”(full employment) dan”barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara penuh.

2. Perekonomian”terdiri dari dua sektor yaitu rumah tangga dan perusahaan, berarti”pemerintah dan”perdagangan luar”negeri tidak ada.

3. Besarnya”tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai

(39)

dari”titik nol.

4. Kecenderungan”untuk”menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya”tetap, demikian juga ratio antara modal-output atau capital- output ratio (COR) dan rasio pertambahan modal-output atau incremental”capital”output”ratio”(ICOR).

Rasio”modal-output”dan”rasio”tabungan”nasional”(national

saving ratio), merupakan”persentase”atau”bagian tetap dari output nasional yang selalu ditabung dan jumlah investasi (penanaman modal) baru ditentukan oleh jumlah tabungan total (S), maka dapat menyusun sebuah model”pertumbuhan”ekonomi”sebagai”berikut :

1. Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s, dari pendapatan nasional

2. Investasi neto (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal, (K) yang dapat diwakili oleh ∆K

3. Terakhir, karena tabungan nasional neto (S) harus sama dengan investasi neto (I)

Analisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod

Domar sebagai syarat yang harus dipenuhi supaya suatu

perekonomian dapatmencapaipertumbuhanyang”teguh”atau”steady growth dalam jangka”panjang. Pada suatu tahun tertentu, barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh sehingga pengeluaran agregat akan menyebabkankapasitasbarangmodalmenjadi”semakin tinggi pada tahun selanjutnya. Dengan kata lain, investasi yang

(40)

berlaku”dalam”tahun”tersebut akan menambah”kapasitas modal untuk mengeluarkan”barang dan”jasa”pada”tahun”selanjutnya.

d. Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Teori”pertumbuhan”Neo”Klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu”dari segi”penawaran. Menurut”teori yang di

kembangkan oleh Abramovis dan Solow bahwa pertumbuhan

ekonomi”tergantung pada”perkembangan faktor-faktor”produksi. Pandangan ini dapat dinyatakan”dengan”persamaan:

∆𝑌 = 𝑓(∆𝐾, ∆𝐿, ∆𝑇)

Dimana: Y = tingkat pertumbuhan ekonomi

K = tingkat pertumbuhan modal

L = tingkat pertumbuhan penduduk

T = tingkat pertumbuhan teknologi

Menurut Teori pertumbuhan Solow ⸻ pelopor teori pertumbuhan Neoklasik ⸻ memberikan pandangan yang dinamis tentang bagaimana tabungan mempengaruhi perekonomian dari

waktu ke waktu. Teori ini merupakan modifikasi dari

model”pertumbuhan”Harrod-Domar, yang menyatakan bahwa secara

kondisional perekonomian berbagai negara akan bertemu

(convergence)”pada tingkat pendapatan”yang sama. Syarat yang”harus”dipenuhi”adalah”negara-negara tersebut mempunyai

(41)

tingkat tabungan, pertumbuhan”angkatan”kerja, depresiasi, dan pertumbuhan”produktifitas”yang sama. Konvergensi peningkatan pendapatan’dalam’perekonomian’terbuka’akan”terjadi bila terdapat hubungan’perdagangan, investasi’dan’sebagainya dengan negara lain atau pihak luar. Model pertumbuhan”Solow”(Solow Growth Model)”menunjukkan”bagaimana pertumbuhan”persediaan”modal, pertumbuhan angkatan kerja dan kemajuan”teknologi”berinteraksi

dalam suatu perekonomian dan bagaimana pengaruhnya terhadap

output”total”barang”dan jasa suatu negara (Mankiw, 2007).

Asumsi utama yang digunakan dalam model Solow adalah modal mengalami diminishing returns. Jika persediaan tenaga kerja dianggap tetap, dampak”akumulasi”modal”terhadap penambahan output’akan’selalu’lebih’sedikit’dari”penambahan sebelumnya, hal ini berarti’produk’marjinal’modal (marginal’product of capital) yang kian menurun. Jika diasumsikan bahwa tidak ada perkembangan teknologi atau”pertumbuhan”tenaga”kerja, maka”diminishing return

pada modal”mengindikasikan”bahwa penambahan jumlah modal (melalui’tabungan’dan investasi) hanya cukup untuk menutupi

jumlah modal yang susut karena depresiasi. Pada titik ini

perekonomian”akan berhenti tumbuh, karena diasumsikan bahwa tidak ada perkembangan teknologi atau pertumbuhan tenaga kerja (Mankiw, 2007).

(42)

2. Utang Luar Negeri (ULN)

Utang”merupakan”salah”satu”alternatif yang dipilih sebagai sumber pembiayaan”karena adanya”kebutuhan”yang perlu diselesaikan segera. Dana luar”negeri yang diperoleh kemudian digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan di berbagai sektor kehidupan negara.

Tingginya utang luar negeri disebabkan terutama oleh tiga jenis

defisit”yaitu:

a. Defisit’transaksi”berjalan’atau’disebut’juga’dengan’trade gap yaitu

ekspor lebih”sedikit”dari”pada”impor

b. Defisit”investasi”atau”IS”gap”yakni dana yang”dibutuhkan untuk membiayai”investasi di dalam”negeri”lebih besar”dari”pada tabungan nasional”atau”domestik

c. Defisit fiskal

Dari’faktor-faktor’tersebut, defisit’transaksi’berjalan’sering disebut di dalam literatur”sebagai penyebab”utama’membengkaknya utang dari banyak’negara’berkembang. Besarnya’defisit’transaksi’berjalan’melebihi surplus”neraca”modal”(CA) mengakibatkan”defisit”neraca pembayaran (BOP)’yang”berarti juga”cadangan devisa”(CD)”berkurang. Apabila saldo transaksi berjalan”setiap tahun”negatif, maka”CD”dengan sendirinya”akan habis jika tidakadasumber-sumber”lain, misalnyamodal investasidari”luar”negeri.

Menurut Tribroto (2001), pinjaman luar negeri pada hakikatnya dapat ditelaah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Pinjaman luar negeri dari

(43)

aspek materiil merupakan arus masuk modal dari luar ke dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri. Aspek formal mengartikan pinjaman luar negeri sebagai penerimaan atau pemberian yang dapat digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan aspek fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan. Secara umum pinjaman luar negeri adalah sebuah pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap luar negeri baik dalam bentuk valuta asing maupun mata uang negara yang berhutang.

Pada”awal”perkembangan”suatu”negara”wajar’bila’dibutuhkan dana yang sangat”besar”bagi”investasi”dan”pertumbuhan”ekonominya. Jika

tabungan dalam negeri belum cukup, maka”cara”termudah

yaitu”dengan”melakukan pinjaman”luar”negeri. Pinjaman”luar”negeri berdampak”positif’bagi”investasi”dan pertumbuhan ekonomi di situasi tertentu. Pinjaman luar”negeri”akan menimbulkan”masalah jika dana

tersebut tidak diinvestasikan pada kegiatan produktif”yang

menghasilkan”tingkat pengembalian devisa yang tinggi untuk

menutupi”pembayaran”bunga (Fairuz, 2010). Elbadawi et.al (1997) dalam studinya”telah”membuktikan bahwa”akumulasi pinjaman”luar negeri yang terjadi”karena meningkatnya kebutuhan”untuk melunasi utang-utang”yang lalu akan berdampak”negatif terhadap”investasi”dan pertumbuhan”ekonomi”setelah”melampaui”batas”tertentu.

(44)

Pada tingkat akumulasi utang yang besar justru menyebabkan pertumbuhan”ekonomi”yang”rendah. Hal ini dikarenakan dalam”jangka panjangutang”akan”lebih”besar”daripada kemampuan membayar negara debitur, biaya”dari”bunga”utang diperkirakan akan mendesak investasi domestik”daninvestasi”asing, yang”akhirnya menghambat”pertumbuhan ekonomi (Catherine Pattillo, 2002). Teori “Debt Overhang” menunjukkan bahwa jika ada beberapa”kemungkinan”di masa depan, utang akan lebih besardaripadakemampuanpembayaran”negara. Sach (1988) berpendapat bahwa”debt overhang”dalam utang luar negeri”memainkan peran penting. Jadi,”debt”overhang”adalah salah”satu”alasan utama”untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi”dalam”hutang”negara.

ULN”dalam’jumlah’yang’reasonable’dapat memberikan kontribusi positif”pada pertumbuhan”ekonomi suatu negara. Model tradisional neo klasik membolehkan mobilitas modal atau kemampuan”suatu negara untuk meminjam”atau”meminjamkan”modal. Negara”yang”meminjam ULN untuk investasi dengan marginal product of capital lebih tinggi dari bunga yang harus dibayar akan memperoleh insentif (Catherine Pattillo, 2002). ULN akan menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara kalau jumlahnya berlebihan.

Menurut”pandangan”klasik”atas utang luar negeri, pemotonganpajak yang”didanai”oleh utang mendorong pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan”nasional. Kenaikan pengeluaran konsumen ini menyebabkan permintaan agregat yang lebih besar dan pendapatan yang

(45)

lebih tinggi dalam jangka”pendek, tetapi”hal itu juga menyebabkan persediaan modal yang lebih kecil”dan”pendapatan”yang”lebih”rendah, sehingga”utang”luar”negeri akan lebih besar dalam jangka panjang (Mankiw, 2007).

Menurut pandangan Ricardian atas utang pemerintah, dalam jangka pendek”utang”luar negeri meningkatkan pendapatan saat”ini, dalam jangka panjang”tidak”mengubah”pendapatan atau konsumsi masa depan. Pandangan tersebut”akan membebani”generasi masyarakat”masa depan

(Mankiw, 2007). Kaum Ricardian dengan teorinya”Ricardian

Equivalence (RE) berpendapat bahwa”defisit”anggaran yang di biayai”ULN tidak”akan mempunyai pengaruh”terhadap”perekonomian. Teori”iniberasaldari”David Ricardo’s Funding Systemdandikemukakan kembali oleh Barro, sehingga sering diberi nama Ricardo-Barro

Preposition. Hal ini terjadi karena efek pertumbuhan pengeluaran

pemerintah yang dibiayai dengan utang pemerintah harus dibayar oleh

pemerintah pada masa yang akan datang dengan kenaikan

pajak,”sehingga”masyarakat akan mengurangi konsumsinya pada saat sekarang untuk memperbesar tabungan, selanjutnya digunakan untuk membayar”kenaikan”pajak”pada”masa”yang”akan2datang.

Kelompok”Keynesian”adalah”kaum Keynesian yang berpendapat

bahwa defisit anggaran yang dibiayai ULN”mempengaruhi

perekonomian. Paham ini melihat kebijakan peningkatan anggaran

(46)

yang signifikan terhadap pertumbuhan”ekonomi”akibat”naiknya permintaan agregat sebagai pengaruh terjadinya”akumulasi”modal. Defisit”anggaran”yang dibiayai”utang, berarti beban”pajak pada masa

sekarang relatif menjadi lebih ringan, akan menyebabkan

peningkatan”pendapatanyang siap dibelanjakan. Peningkatan pendapatan

yang siap dibelanjakan”akan meningkatkan konsumsi”dan sisi

permintaan”secara”keseluruhan. Jika”perekonomian belum dalam kondisi kesempatan penuh, peningkatan sisi permintaan akan mendorong produksi dan selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional. Pada periode selanjutnya, peningkatan pendapatan nasional akan mendorong perekonomian”karena”defisit”anggaran”meningkatkan konsumsi dan

tingkat pendapatan sekaligus, tingkat tabungan dan akumulasi

kapital”juga akan meningkat. Menurut kaum Keynesian secara

keseluruhan, defisit anggaran dan”utang”dalam jangka pendek akan menguntungkan perekonomian dengan adanya”pertumbuhan”ekonomi.

3. Investasi Asing Langsung

Menurut Krugman yang dimaksud dengan investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. Penelitian Sarwedi (2002) menjelaskan”bahwa”FDI”lebih”penting”dalam”menjamin”kelangsungan

(47)

pembangunan dibandingkan”denganaliranbantuanatau”modalportofolio yang nilai dan jumlahnya dapat berubah-ubah setiap waktu. Sebab”terjadinya”FDI”di”suatu”negara”diikuti”dengan”transfer”of”tech

nology, know-how, management”skill, serta risiko usaha relatif

kecil”dan”lebih profitable.”Maksud”dari”transfer”teknologi adalah diperoleh mekanisme produksi, desain produk, peningkatan aktivitas

Research and Development perusahaan, meningkatkan kualitas output yangdihasilkandandapat”memperkuat”produktivitas”domestik.

Pemodal yang menanamkan modalnya secara langsung, maka secara fisik investor hadir dalam menjalankan usahanya. Hadirnya investasi asing secara langsung tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa badan usaha tersebut harus tunduk pada ketentuan hukum di negara yang ditanamkan modalnya.

Teori’Harrod-Domar’menggabungkan’dari pendapat kaum klasik dan Keynes, yang menekankan peran pertumbuhan’modal’dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa pembentukan’modal’dianggap’sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa,

maupun sebagai pengeluaran yang akan”menambah permintaan

efektif”seluruh”masyarakat.”Apabila’pada”suatu”masa”tertentu”dilakuk

an sejumlah pembentukan modal, maka pada masa

berikutnya”perekonomian tersebut mempunyai kemampuan untuk

(48)

2004).

Modal asing tidak”hanya”membawa”uang”dan”mesin tetapi juga keterampilan teknik. Ia membuka daerah-daerah terpencil dan menggarap sumber-sumber”baru”yang belum”dimanfaatkan. Risiko”dan”kerugian pada tahap”perintisan”juga”ditanggung”modal”asing. Selanjutnya, modal asing mendorong”pengusaha”setempat”untuk”bekerja sama dengan perusahaan asing. Ia meniadakan”problem”neraca pembayaran dan menurunkan tekanan inflasi. Modal”asing”membantu memodernisasi masyarakat”dan memperkuat sektor negara maupun sektor swasta.

Investasi”asinglangsung merupakan”aliran”arusmodal”yang”berasal dari”luar’negeri’untuk membeli barang-barang modal dan”

perlengkapan-perlengkapan produksi dalam menambah kemampuan memproduksi

barang-barang dan jasa jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2004). Keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya investasi asing langsung antara lain:

a. Produksibeberapaproduk”kebutuhan”masyarakat dengan tujuan untuk”ekspor (dengan”penggunaan”bahan”baku yang umumnya

berasal dari domestik akan meningkatkan kuantitas dan

kualitasnya).

b. Bila produksi mengalami kegagalan, maka seluruh risiko ditanggung oleh penanam modal dalam investasi asing langsung. c. Tenagakerja”domestikakan”memperoleh”kesempatan kerja dan

(49)

d. Terbukanya kesempatan untuk membangun perusahaan nasional yangsejenis,”sehingga”akan”dapatmeningkatkanpembangunan. e. Devisa”akan”meningkat”jumlahnya, selain”akan meningkatkan

nilai tukar dalam negeri, dana untuk pembangunan

juga”meningkat.

f. Langsung memperkenalkan manfaat ilmu, teknologi dan

organisasi yang”mutakhir”ke”negara”yang”dituju.

g. Mendorong”perusahaan”lokal untuk berinvestasi”lebih banyak

pada industri pendukung atau dengan bekerja sama

dengan”perusahaan asing.

h. Sebagian”laba pada umumnya”ditanamkan kembali pada pengembangan”atau”modernisasi”industri”terkait.

i. Kemungkinan”terjadi”pelarian”modal”berkurang.

Namun kerugian yang dapat diperoleh dengan adanya investasi asing langsung antara lain:

a. Penyediaan sejumlah modal oleh perusahaan-perusahaan multinasional dalam kenyataannya justru menurunkan tingkat tabungan”maupun investasi domestik di negara tuan rumah sehubungan dengan”akan”terciptanya”aneka bentuk persaingan tidak sehat”yang”bersumber”dari perjanjian-perjanjian produksi ekslusif antara pihak perusahaan multinasional dengan pihak pemerintah”di”negara”tuan”rumah.

(50)

dapatkan”dalam”perekonomian”tuan”rumah.

c. Terhambat atau terganggunya perkembangan perusahaan-perusahaan domestik yang sebenarnya bisa menjadi pemasok barang sejenis.

d. Terpacunya”tingkat konsumsi domestik sehingga menurunkan minat masyarakat”untuk”menabungkan”atau”menginvestasikan tambahan pendapatan.

e. Dalam jangka panjang, investasi asing dapat mengurangi penghasilan devisa”baik”dari sisi”neraca transaksi”berjalan maupun neraca modal.

f. Kecilnya kontribusi yang didapatkan bagi”penerimaan

pemerintah dalam bentuk pajak”yang disebabkan”oleh

adanya”konsesi-konsesi pajak”yang”bersifat”liberal, pemberian

fasilitas penanaman modal yang”berlebihan,

subsidi-subsidi”terselubung, serta proteksi yang diberikan oleh

pemerintah”negara”tuan”rumah.

Ada beberapa jenis FDI yaitu (Kurniati et al., 2007): FDI vertikal merupakan investasi dimana perusahaan akan melakukan kegiatan produksi”di”negara-negara”yang memiliki biaya”tenaga”kerja rendah, kemudian hasil”produksi di”negara”tersebut”akan”disalurkan”kembali ke negara induk. Misalnya”suatu”produk’yang’proses’produksinya

capital-intensive akan memindahkan proses produksinya ke negara-negara yang

(51)

memproduksi barang sama dibeberapa negara. Investasi asing jenis ini memiliki motivasi untuk mencari pasar baru. Keuntungan dari investasi asing dengan jenis horizontal adalah”efisiensi”dalam”biaya”transportasi, karena tempat produksi yang’ada’menjadi’lebih’dekat’dengan’konsumen. FDI”juga”dapat dibedakan menjadi”jenis greenfield dan akuisisi (pengambilalihan). Investasi”dengan”jenis greenfield”akan membangun unit”produksi”yang”baru, sementara”FDI tipe”akuisisi akan membeli sebagian’kepemilikan’dari’perusahaan’yang’sudah’ada’sebelumnya.

Sementara’itu, FDI”juga”dapat’dibedakan’berdasarkan motivasi yang

melatarbelakangi investor asing: resource seeking yaitu

investasi”untuk”mencari”faktor-faktor”produksi yang lebih efisien di negara lain karena lebih murah; market seeking yaitu investasi dengan tujuan mencari pasar baru (merger dan akuisisi) atau mempertahankan pasar yang lama; dan efficiency seeking yaitu investasi untuk meningkatkan efisiensinya dengan mengambil keuntungan dari economic

scale dan scope. Tipe FDI ini banyak digunakan di negara-negara

berkembang.

Teori”eklektis”menetapkan”tiga persyaratan”yang diperlukan bila sebuah”perusahaan”akan”berkecimpung dalam investasi asing. Pertama, adanya keunggulan”spesifik”perusahaan. Kedua, keunggulan internalisasi dan ketiga adalah”keunggulan”spesifik”negara. Pertama”dan”kedua dapat menghasilkan investasi asing yang mengarahkan ke ekspor maupun

(52)

produksi”lokal”saja (Febrina, 2014).

Menurut Boediono (1990) dalam”teori”makro Keynes, keputusan investasi akan dilaksanakan atau tidak tergantung pada perbandingan antara besarnya keuntungan yang diharapkan (yang menyatakan dalam

persentase satuan waktu) di suatu pihak dan biaya penggunaan

dana”atau”tingkat bunga”di”pihak”lain (Putri & Sulasmiyati, 2018). Misalnya, apabila tingkat bunga yang berlaku dipasar uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun), sedangkan keuntungan yang diharapkan sebesar 50% maka investasi tersebut masih menguntungkan, karena keuntungan (kotor) yang diharapkan 50% - 24% = 26% pertahun. Maka”jika”pengusaha”tersebut”rasional, investasi tersebut akan dilaksanakansecara”ringkas:

1) Jika”keuntungan”yang”diharapkan”lebih”besar”daripada bunga, maka”investasi dilaksanakan.

2) Jika keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada bunga, maka investasi tidak dilaksanakan.

3) Jika keuntungan yang diharapkan sama dengan bunga, maka investasi bisa dilaksanakan bisa juga tidak.

4. Kemudahan Berusaha

Kemudahan berusaha atau Ease”of’Doing”Business (EDB) adalah suatu sistem’efisien’yang’membuat’investor’dan’pebisnis lebih mudah berinvestasi dan’mengembangkan”usahanya. Hal ini karena kemudahan berusaha dilakukan secara”efisien, transparan”dan”mengimplementasi

Gambar

Grafik  diatas  menunjukkan  bahwa  jumlah  pendapatan  negara  yang  dihitung  dalam  Gross  Domestic  Bruto  (GDP)  negara  E7  selalu  mengalami   perubahan dari tahun 2014 hingga 2019
Grafik diatas menunjukkan bahwa semua negara E7 melalukan pinjaman  luar  negeri  dan  jumlahnya  berfluktuasi  bahkan  ada  yang  meningkat  setiap  tahunnya seperti negara Turki
Grafik  diatas  menunjukkan  bahwa  FDI  di  negara  E7  cenderung  berfluktuasi yaitu terjadi naik turun disepanjang tahun 2014 hingga 2019
Grafik  diatas  menunjukkan  bahwa  rata-rata  negara  E7  mengalami  perbaikan  kemudahan  berusaha  setiap  tahunnya

Referensi

Dokumen terkait

JUPE “ Investasi Langsung Luar Negeri ...” 58 usaha tersebut adalah pelbuhan,. pembangkitan dan transmisi

Kaitan Investasi Asing Langsung dengan Pertumbuhan Ekonomi Khan dan Agrawal (2011) memberikan paparan bahwa FDI berpengaruh.. positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Cina

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata utang luar negeri dan penanaman modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi..

Penanaman Modal Swasta Asing secara langsung Foreign Direct Investment (FDI)) merupakan dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis

Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN.. Ekspor neto (net eksport) mempunyai

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang terdiri dari foreign direct investment , ekspor, utang luar negeri: secara simultan berpengaruh signifikan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai Utang Luar Negeri (ULN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh variabel independen ekspor, impor, remitansi, Foreign Direct investment (FDI) dan utang luar negeri