• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIT MICROCONTROLLER BERBASIS ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KIT MICROCONTROLLER BERBASIS ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh:

Sarma Haratua Siregar < 32106015 >

Tino Ricardo < 32106050 >

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Teknik Elektro

Politeknik Batam

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK BATAM

BATAM 2009

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

KIT MICROCONTROLLER BERBASIS ATMEGA 8535

TUGAS AKHIR

Oleh :

Sarma Haratua Siregar < 32106015 >

Tino Ricardo < 32106050 >

Diajukan dan disahkan sebagai laporan Tugas akhir di Program Studi Teknik Elektro Politeknik Batam

Batam, ……….. 2009

Pembimbing,

Hendawan Soebhakti, ST NIK 104031

(3)

i

laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan

program diploma III pada program study Teknik Elektro Politeknik Batam.

Adapun judul laporan Tugas Akhir ini adalah “KIT MICROCONTROLLER

BERBASIS ATMEGA 8535 ”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun material didalam

penyusunan laporan tugas Akhir ini. Terutama kepada:

1.Orang tua tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan baik dalam doa,

materi dan juga motivasi kepada penulis

2. Bapak Priyono Eko Sanyoto, selaku direktur politeknik Batam.

3. Bapak Iman Fahruzi, ST selaku KAPRODI jurusan Teknik Elektro

4. Bapak Hendawan Soebhakti, ST selaku pembimbing

5. Seluruh dosen jurusan elektronika Industri

6. Keluarga besar penulis, kakak, abang, adik dan juga saudara-saudara yang

selalu memberikan dorongan dan juga motivasi.

7. Seorang teman dan sahabat terkasih yang selalu memberi semangat, motivasi

dan dorongan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

8. Semua teman-teman penulis, khususnya teman-teman seangkatan jurusan

(4)

ii

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan

laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penyampaian saran dan kritik yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan tentunya demi kesempurnaan

laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, semoga isi dari laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

kita

semua.

Batam,…………. 2009

(5)

iv

ABSTRAK ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

Bab I Pendahuluan ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan dan Manfaat ...2

1.3 Metodologi Penelitian ...3

1.4 Batasan Masalah ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...4

Bab II Ikhtisar Sistem ...6

2.1 Deskripsi Umum ...6

2.2 Karakteristik ...9

(6)

v

Bab III Landasan Teori ...11

3.1 Microcontroller ATMEGA 8535 ...11

3.2 Seven Segment ...13

3.2.1 Common Anode ( CA )...14

3.2.2 Common Cathode ( CC ) ...14

3.2.3 IC 74LS47...15

3.3 8-Bit Output LED ...16

3.4 8-Bit Input Switch ...18

3.5 LCD ...19 3.6 ADC ...22 3.7 Keypad ...27 3.8 Motor Servo ...28 3.9 Motor Stepper ...29 3.10 Motor DC ...30 3.11 Power Supply ...31

(7)

Bab IV Perancangan Sistem ...33

4.1 Perancangan Hardware ...33

4.1.1 Perancangan Minimum Sistem ATMega8535...33

4.1.2 Perancangan Seven Segment Tiga Digit dan Driver ...34

4.1.3 Perancangan 8-Bit Output LED ...35

4.1.4 Perancangan 8-Bit Input Switch ...36

4.1.5 Perancangan LCD 16x2...37

4.1.6 Perancangan ADC 8-Bit...39

4.1.7 Perancangan Keypad 4x4 ...40

4.1.8 Perancangan Motor Servo 80 derajat ...40

4.1.9 Perancangan Motor Stepper tipe 6 kabel...41

4.1.10 Perancangan Motor DC 12V...42

4.1.11 Perancangan Power Supply ...43

4.1.12 Perancangan Mekanik Tool Box dan Tata Letak ...44

(8)

vii

4.2.1 Program Seven Segment ...46

4.2.2 Program LED ...47

4.2.2.1 LED Blinking ...47

4.2.2.2 Running LED ...47

4.2.3 Program Switch ...48

4.2.4 Program LCD ...49

4.2.4.1 Menampilkan Karakter tidak Bergerak ...49

4.2.4.2 Menampilkan Karakter Nyala dan Mati ...49

4.2.5 Program ADC ...50

4.2.6 Program Keypad ...51

4.2.6.1 Scanning Keypad ...51

4.2.7 Program Motor Servo ...52

4.2.8 Program Motor Stepper ...52

4.2.8.1 Arah Putar Searah Jarum Jam ...52

(9)

4.2.9 Program Motor DC ...54

4.2.9.1 Berputar Start Stop ...54

4.2.9.2 Berputar Kiri Kanan ...54

4.2.9.3 Kendali Kecepatan Motor DC dengan PWM ...55

Bab V Pengukuran, Pengujian dan Analisa Sistem ...57

5.1 Pengukuran ...57

5.1.1 Pengukuran Keluaran Tegangan

Power Supply

...57

5.1.2 Pengukuran Input Mikrokontroler...58

5.1.3 Pengukuran I/O Motor DC...59

5.1.4 Pengukuran Keluaran Tegangan Switch...59

5.1.5 Pengukuran Input LCD ...59

5.1.6 Pengukuran Input LED...60

5.1.7 Pengukuran Input Seven Segment ...60

5.1.8 Pengukuran I/O Motor Servo ...60

(10)

ix

5.1.10 Pengukuran Output ADC 0804 ...61

5.1.11 Pengujian Output Keypad ...62

5.2 Pengukuran dan Pengujian Alat Secara Keseluruhan ...65

5.3 Analisa sistem ...65

Bab VI Kesimpulan dan Saran ...67

6.1 Kesimpulan ...67

6.2 Saran ...67

Daftar Pustaka ...68

(11)

xi

Gambar 3.3 Konfigurasi Seven Segment Common Cathode ... 14

Gambar 3.4 Logic simbol IC 74LS47 ... 15

Gambar 3.5 Konfigurasi LED ... 17

Gambar 3.6 Prinsip Kerja LED ... 18

Gambar 3.7 Diagram pewaktuan saat terjadi perubahan dari 1 ke 0 ... 19

Gambar 3.8 Deskripsi pin LCD ... 20

Gambar 3.9 Rangkaian Skematik LCD ... 22

Gambar 3.10 Konfigurasi Pin ADC0804 ... 25

Gambar 3.11 Konfigurasi Keypad 4x4 ... 27

Gambar 3.12 Koneksi keypad dengan mikrokontroler ... 27

Gambar 3.13 Konstruksi Motor Servo ... 28

Gambar 3.14 Skema Rangkaian Driver Motor Stepper ... 30

Gambar 3.15 Konstruksi Dasar Motor DC ... 30

Gambar 3.16 Arah Putaran Motor DC ... 31

Gambar 3.17 Bentuk fisik rangkaian power supply ... 32

Gambar 4.1 Schematic minimum sistem ATMega 8535 ... 34

Gambar 4.2 Schematic Seven Segment ... 35

Gambar 4.3 Schematic LED ... 36

Gambar 4.4 Schematic Switch ... 37

(12)

xii

Gambar 4.6 Schematic ADC ... 39

Gambar 4.7 Schematic Keypad ... 40

Gambar 4.8 Schematic Motor Servo ... 40

Gambar 4.9 Schematic Motor Stepper ... 41

Gambar 4.10 Schematic Motor DC ... 42

Gambar 4.11 Layout atau tata letak komponen ... 45

Gambar 4.12 flow chart seven segment ... 46

Gambar 4.13 flow chart LED blinking ... 47

Gambar 4.14 flow chart running LED ... 48

Gambar 4.15 flow chart switch ... 48

Gambar 4.16 flow chart LCD karakter tidak bergerak ... 49

Gambar 4.17 flow chart LCD karakter nyala mati ... 50

Gambar 4.18 flow chart ADC ... 50

Gambar 4.19 flow chart keypad ... 51

Gambar 4.20 flow chart motor servo ... 52

Gambar 4.21 flow chart motor stepper CW ... 53

Gambar 4.22 flow chart motor stepper CCW ... 53

Gambar 4.23 flow chart motor DC start stop ... 54

Gambar 4.24 flow chart motor DC putar kiri kanan ... 55

Gambar 4.25 flow chart motor DC dengan PWM ... 56

Gambar 5.1 konfigurasi PORT untuk Keypad ... 63

Gambar 5.2 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 1 ... 63

(13)

Gambar 5.4 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 3... 64

(14)

x

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Konfigurasi pin IC 74LS47... 15

Table 3.2 Tabel kebenaran IC 74LS47 ... 16

Tabel 3.3 Konfigurasi Pin LCD 16 karakter x 2 baris ... 20

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Power Supply... 58

Tabel 5.3 Data Hasil Pengukuran I/O Motor DC ... 59

Tabel 5.4 Data Hasil Pengukuran Tegangan Switch ... 59

Tabel 5.5 Data Hasil Pengukuran Input LCD ... 60

Tabel 5.6 Data Hasil Pengukuran Input LED ... 60

Tabel 5.6 Data Hasil Pengukuran Input Seven Segment ... 60

Tabel 5.8 Data Pengukuran ADC 0804 ... 61

Tabel 5.9 Data Perhitungan Vin ADC0804 ... 62

(15)

6 2.1 Deskripsi Umum

Kit mikrokontroler berbasis ATMega 8535 adalah suatu perangkat elektronika

yang dapat digunakan untuk mengontrol beberapa hardware. Alat ini dirancang

dengan menggunakan mikrokontroler sebagai perangkat utama pengolah data,

sedangkan perangkat keras lainya seperti LED 8 Bit, LCD 16 x 2, Seven Segment

3 digit, Motor DC 12 V, Motor Stepper tipe 6 kabel, Motor Servo dengan putar 80

derajat, Keypad 4x4, Switch 8 Bit dan ADC 8 Bit sebagai perangkat input-output

agar sistem ini dapat bekerja sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Pada dasarnya

diagram blok yang digunakan pada alat ini tergantung pada pengguna. Tetapi

secara garis besar diagram blok sistem ini secara umum adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram Blok Kit Praktikum Mikrokontroler berbasis ATMega 8535

Unit input adalah sebagai berikut:

• Switch 8 bit

Switch dalam rangkaian Kit ini berfungsi sebagai suatu Input digital 8-bit,

yang dapat memberikan input terhadap mikrokontroler dan kemudian di

proses sesuai dengan program yang didownload di dalam IC mikrokontroler

ATMega 8535.

Unit

Input

Mikrokontroller

ATmega 8535

Unit

Output

(16)

7

• Keypad

Keypad yang digunakan dalam Kit ini adalah keypad 4x4. Keypad juga

berfungsi sebagai unit input yang mengirimkan data ke mikrokontroler dan

kemudian diolah dan dieksekusi oleh mikrokontroler tersebut.

• ADC

Suatu sensor umumnya mengeluarkan tegangan analog. Tegangan analog

ini harus dirubah menjadi digital oleh mikrokontroler. Hal ini dikarenakan

piranti penampil data adalah dalam format digital, misalnya LCD, LED,

dan seven segment. Pada Kit yang dibuat, penulis juga menyediakan

piranti atau unit masukan/input untuk mengubah sinyal analog menjadi

digital yang dapat digunakan yaitu ADC

ADC yang dipakai dalam Kit yang dibuat penulis adalah jenis ADC 0804

yang merupakan resolusi 8 bit memiliki 20 pin dan waktu konversi 100

mikrosecond dan proses konversi menggunakan prinsip mode control.

Dimana proses pengkonversian dikontrol oleh mikrokontroler.

Unit output adalah sebaga berikut:

• LED 8 Bit

LED dalam rangkaian Kit ini berfungsi sebagai suatu Output display

digital 8-bit yang Output displaynya dapat diatur oleh mikrokontroler.

Input tegangan untuk LED adalah sekitar 0.5 V- 15 V.

• LCD

LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display. LCD yang

(17)

merupakan model LCD dengan tampilan 2x16 ( 2 baris x 16 kolom )

dengan konsumsi daya rendah dan digunakan untuk display karakter yang

diatur/diprogram oleh mikrokontroler

• Seven Segment

Tampilan LED seven segment merupakan salah satu komponen yang

sering digunakan pada sistem elektronik untuk menampilkan bilangan.

Tampilan masing-masing digit dibangun oleh 7 led atau terkadang jika

ditambah dengan sebuah dot (titik) sebagai desimal. Dalam sistem ini

seven segment digunakan sebagai tampilan output. 7 segment yang digunakan dalam system ini adalah common catode dengan 3 digit display.

• Motor DC

Motor DC atau istilah lainnya dikenal sebagai dinamo, adalah motor yang

paling banyak digunakan untuk mobile robot atau penggerak peralatan

industri. Motor DC yag digunakan dalam sistem ini adalah motor DC 12

Volt. Dalam kit ini kita dapat mengontrol kecepatan dan arah putar motor

DC sesuai dengan kebutuhan.

• Motor Servo

Motor Servo terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, sebuah

potensiometer, sebuah output shaft dan sebuah rangkaian kontrol

elektronik. Motor servo yang digunakan dalam system ini adalah motor

servo dengan sudut putar 800, yang artinya motor servo ini hanya dapat

bergerak dari sudut -400 sampai 400. Dalam kit ini kita dapat mengatur

(18)

9

• Motor Stepper

Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki komutator. Pada

umumnya, motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya

sedangkan pada bagian rotornya merupakan magnet permanen. Dengan

model motor seperti ini, maka motor stepper dapat diatur posisinya pada

posisi tertentu dan /atau berputar kearah yang diinginkan. Kecepatan

motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian data

pada komutarornya. Semakin cepat data yang diberikan, maka motor

stepper akan semakin cepat pula berputarnya.

Pada kit ini motor stepper yan g digunakan adalah motor steper tipe 6

kabel. Dalam kit ini kita dapat mengontrol pergerakan, kecepatan dan arah

motor stepper sesuai dengan yang kita inginkan.

2.2 Karakteristik

Perancangan kit mikrokontroller berbasis ATMega 8535 ini memiliki

beberapa kararkteristik, diantaranya:

• Meggunakan mikrokontroller ATMega 8535 sebagai pemroses data utama • Memiliki unit input berupa Keypad 4x4, Switch 8 Bit, ADC 8 Bit.

• Memiliki unit output berupa motor stepper tipe 6 kabel, motor servo dengan sudut putar 80 derajat, motor DC 12 V, LCD 16 x 2, LED 8 Bit,

Seven segment 3 bigit.

• Dilengkapi dengan fasilitas komunikasi data serial, baik antar mikrokontroller, maupun antar mikrokontroller dan komputer.

(19)

• Terintegrasi dalam sebuah toolbox yang siap pakai. 2.3 Lingkup operasi dan pengembangan

Alat yang di rancang oleh penulis ini dapat diaplikasikan dalam bebrapa

aplikasi. Selain itu didalam alat ini juga telah ditambahkan beberapa hardware

untuk mendukung aplikasi dasar yang diinginkan oleh user. Hardware pedukung

yang tersedia adalah power supply, downloader, kabel serial, motor stepper, motor

servo, motor DC, keypad, LCD, input switch, output LED, seven segment, ADC.

Pada masa kedepanya, system alat ini masih dapat dikembangkan menjadi lebih

(20)

11 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler adalah suatu chip yang dapat digunakan sebagai pengontrol

utama sistem elektronika. Hal ini dikarenakan di dalam chip tersebut sudah ada

unit pemroses, memori ROM ( Read Only Memory ), RAM ( Random Access

Memory ), Input-Output, dan lain-lain.

Dalam proyek akhir, penulis mengunakan mikrokontroller berjenis ATMega

8535. Pemilihan mikrokontroler ATMega 8535 dalam proyek akhir ini tidak lain

karena banyaknya kemudahan fasilitas yang didapat, yang diantaranya:

• Kemudahan Program dengan menggunakan pemrograman C

Proses Download program yang cepat, antar PC terhadap Mikrokontroller • Kecepatan maksimal 16 MHz

Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam Port A, Port B, Port C dan Port D Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input

Timer/Counter sebanyak 3 buah

CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register

Watchdog Timer dengan osilator internal

(21)

Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write Interrupt internal maupun eksternal

Port komunikasi SPI

• EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

Analog Comparator

• Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps Berikut konfigurasi pin ATMega 8535:

Gambar 3.1 Konfigurasi Pin ATMega8535

Penjelasan masing – masing pin ATMega8535 adalah sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin masukan catu daya.

2. GND merupakan pin ground.

(22)

13

4. Port B (PB0 – PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu Timer0 / Counter0 pada pin PortB 0, Timer1/Counter1 pada pin

Portb 1, komparator analog dan SPI.

5. Port C (PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu Watchdog Timer,komparator analog, dan Timer Oscilator.

6. Port D (PD0 – PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC (analogue to digital

converter).

10.AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC (analogue to

digital converter).

3.2 Seven Segment

Tampilan LED seven segment merupakan salah satu komponen yang sering

digunakan pada sistem elektronik untuk menampilkan bilangan. Tampilan

masing-masing digit dibangun oleh 7 led atau terkadang jika ditambah dengan

sebuah dot (titik) sebagai desimal. Dalam sistem ini seven segment digunakan

sebagai tampilan output. Seven Segment sendiri di bagi atas dua jenis, yaitu :

(23)

3.2.1 Common Anode (CA)

Pada seven segment Common Anode semua anoda dari LED dihubungkan

menjadi satu, sementara katoda LED diberi nama a, b, c, d, e, f, g dan dp

(dot/titik).Hal inilah yang membuat dia dikenal dengan tipe Common Anode.

Gambar 3.2 konfigurasi Seven Segment Common Anode

Tanda bar diatas menunjukkan bahwa pin tersebut adalah aktif low. Sebagai

contoh untuk membentuk angka 2 maka pin common diberi tegangan + sedangkan

pin a, c, d, f dan g diberi tegangan 0 volt.

3.2.2 Common Cathode (CC)

Pada seven segment Common Cathode semua katoda LED dihubungkan

menjadi satu, sementara katoda LED diberi nama a, b, c, d, e, f, g dan dp

(dot/titik). Hal inilah yang membuat dia dikenal dengan tipe Common Anode.

Gambar 3.3 Konfigurasi Seven Segment Common Cathode

Seven segment tipe Common Cathode memiliki sifat aktif high. Sebagai

contoh untuk membentuk angka 1 maka pin common diberi tegangan 0 volt

(24)

15

RBI LT

BI/ RBO a- g

Seven segment yang digunakan oleh penulis dalam Proyek Akhir ini adalah seven

segment tipe common anode dengan menggunakan driver IC 74LS47

3.2.3 IC 74LS47

IC 74LS47 adalah sebuah IC decoder yang dapat mengubah kode biner

menjadi tampilan angka pada seven segment bertipe common anode.

IC 74LS47 inilah yang dignakan oleh penulis sebagai driver untuk

menyederhanakan rangkaian seven segment dengan merubah bilangan biner yang

dihasilkan oleh mikrokontroler kedalam bentuk bilangan desimal yang dapat

ditampilkan melalui seven segment.

Berikut ini adalah konfigurasi pin dari IC 74LS47:

Gambar 3.4 Logic simbol IC 74LS47

Table 3.1 Konfigurasi pin IC 74LS47

Nama Pin Deskripsi

A0-A3 Input BCD

Ripple Blanking Input (Aktif Low) Lamp Test Input (Aktif Low)

Blanking Input/Ripple Blanking Output (Aktif Low) Output Segment

(25)

Table 3.2 Tabel kebenaran IC 74LS47

3.3 8-Bit Output LED

LED dalam rangkaian Kit ini berfungsi sebagai suatu Output display digital

8-bit yang Output displaynya dapat diatur oleh mikrokontroler. Input tegangan

untuk LED adalah sekitar 0.5 V- 15 V

LED ( Ligth Emitting Diode ) merupakan sebuah komponen semikonduktor

yang mampu menghasilkan atau dengan kata lain memancarkan cahaya sendiri.

Rangkaian penyusun utama dari LED sendiri adalah dioda.

Sama halnya dengan diaoda, LED akan dapat aktif jika di beri tegangan. LED

tersusun atas dua buah layer. Dimana masing masing layer memiliki elektron,

namun salah satu layer kaya akan elektron sedang layer yang lain kurang elektron

( banyak hole ), dan layer ini dipisah oleh sebuah celah.

0 0 0 0 0 0 0 1 X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 X X X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 X 1 15 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 X 1 14 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 X 1 13 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 X 1 12 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 X 1 11 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 X 1 10 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 X 1 9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 X 1 8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 X 1 7 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 X 1 6 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 X 1 5 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 X 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 X 1 3 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 X 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 X 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 A 0 A 1 A 2 A3 Output Input Desimal / Fungsi Tabel Kebenaran BI RBI LT LT RBI BI RBO/ a b c d e f g

(26)

17 Tegangan Layer sedikit elektron ( ada hole ) Layer Kaya Elektron Elektron didorong pindah menuju hole pada layer di

sebelahnya

Saat elektron pindah, menghasilkan energi dalam bentuk cahaya

Sumber Tegangan

Celah antar layer

+

-+

-Saat LED di forward bias ( switced on ), elektron yang ada di layer yang kaya

akan elektron akan didorong menuju ke layer yang lainnya, mengisi lubang / hole

yang ada di layer tersebut. Perpindahan elektron yang terjadi menghasilkan energi

dalam bentuk cahaya. Ini yang kita sebut dengan kondisi LED on.

(27)

Gambar 3.6 Prinsip Kerja LED

3.4 8-Bit Input SWITCH

Switch dalam rangkaian Kit ini berfungsi sebagai suatu Input digital 8-bit,

yang hanya memberi input terhadap mikrokontroler dan kemudian di proses

sesuai dengan program yang didownload di dalam IC mikrokontroler ATMega

8535

Switch adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan

listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi Switch pada dasarnya adalah alat

penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat,

Switch berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.

Secara sederhana, switch terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu

rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on)

atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya

dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari

bahan oksida biasa, maka switch akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi

(28)

19

korosi dan anti karat. pada dasarnya tombol bisa diaplikasikan untuk sensor

mekanik, karena bisa dijadikan sebagai pedoman pada mikrokontroller untuk

pengaturan alat dalam pengontrolan.

Jika membuat aplikasi mikrokontroler yang memanfaatkan saklar atau switch,

tentunya akan menghadapi masalah bouncing pada saklar atau switch tersebut.

Artinya, saat menekan switch tersebut, mikrokontroler mendeteksi adanya

penekanan berkali-kali. Hal ini bisa dijelaskan melalui gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram pewaktuan saat terjadi perubahan dari 1 ke 0

Dari Gambar 3.7 tersebut terlihat jelas bahwa saat terjadi perubahan tombol

dari 1 ke 0 (ilustrasi kiri), akan terjadi bouncing berulang-ulang selama 0.01

hingga 100 milidetik (ilustrasi tengah). Mikrokontroler akan menganggap terjadi

perubahan dari 1 ke 0 berkali-kali (ilustrasi kanan).

3.5 LCD

LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display, dan yang digunakan

dalam pembuatan proyek akhir ini adalah LCD M1632 yang merupakan model

LCD dengan tampilan 2x16 ( 2 baris x 16 kolom ) dengan konsumsi daya rendah,

(29)

Dalam proyek ini LCD dipakai untuk display karakter yang diatur/diprogram

oleh mikrokontroler. Berikut adalah konfigurasi kaki dari LCD M1632

Gambar 3.8 Deskripsi pin LCD

Tabel 3.3 Konfigurasi Pin LCD 16 karakter x 2 baris

Adapun pin-pin pada LCD ini yaitu:

• Pin 1 (VSS) • Pin 2 (VDD) • Pin 3 (VLC/VO)

(30)

21

VLC (Voltage Liquid Crystal) merupakan tegangan yang menentukan tegangan operasi LCD sehingga menentukan tingkat contrast dari LCD. Rumusnya yaitu;

Vopr=VCC-VLC

Tegangan operasi dari LCD tergantung dengan suhu, misalnya pada suhu 0º C maka tegangan operasi yang dibutuhkan ialah 5 volt.

Pin 4(RS/Register selection)

RS ini digunakan untuk memilih 2 buah register 8 bit yang dimiliki

oleh LCD. Register tersebut ialah IR (Intruction Register) dan DR

(Data Register).Jika RS=0, maka register yang dipilih yaitu IR, dimana

IR berfungsi untuk menyimpan kode intruksi untuk pengaturan LCD,

seperti display clear, display shift, cursor shift dan set alamat untuk

DDRAM (Display Data RAM) dan CGRAM (Character generator

RAM). Sedangkan jika RS=1, maka register yang dipilih adalah DR,

dimana DR berfungsi sebagai data kode yang akan ditulis pada

DDRAM atau CGRAM pada saat read (R/W=1).

• Pin 5 (R/W)

Pin ini mendefenisikan apakah LCD Read atau Write. Jika R/W=0,

maka proses yang terjadi adalah menulis data ke LCD, sedangkan jika

R/W=1 artinya data pada LCD akan dibaca.

• Pin 6(E/Enable Signal)

Pin ini berfungsi sebagai sinyal operasi ketika proses write atau read

(31)

• Pin 7-14 (DB0-DB7)

Pin-pin ini merupakan tempat data yang akan ditulis ke LCD atau

tempat data hasil pembacaan karakter LCD.

• Pin 15 (V+BL) dan pin 16 (V-BL)

Pin-pin ini berfungsi untuk memberikan BL (Back Light) / cahaya

background pada layar LCD jika diberi supply 5 volt

DDRAM merupakan alamat tempat menampilkan karakter pada LCD, yang

terdiri dari 80 alamat. Alamat DDRAM yaitu: 00H – 27H untuk line 1 dan 40H –

67H untuk line 2.

CGROM merupakan data pola yang terdapat pada LCD prosesor yang

berjumlah 192 pola 5 x 7 dot matrik. Sedangkan CGRAM merupakan data berisi

kode karakter yang akan ditulis pada DDRAM dengan sumber referensinya adalah

data yang terdapat pada CGROM.

Gambar 3.9 Rangkaian Skematik LCD

3.6 ADC

Suatu sensor umumnya mengeluarkan tegangan analog. Tegangan analog ini

harus dirubah menjadi digital oleh mikrokontroler. Hal ini dikarenakan piranti

(32)

23

segment. Pada Kit yang dibuat oleh penulis, penulis juga menyediakan piranti

atau unit masukan/input untuk mengubah sinyal analog menjadi digital yang dapat

digunakan yaitu ADC

Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang

untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC ADC

0804 dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC

jenis ini bekerja secara cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai

dengan spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat

suatu masukan tegangan. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan

ADC ini adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari

rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran,

ketepatan dan waktu konversinya

Beberapa karakteristik penting ADC :

1. Waktu konversi

2. Resolusi

3. Ketidak linieran

4. Akurasi

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog

menjadi sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa

digunakan dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion

atau pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan

(33)

IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga

dapat menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama

dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin

masukan yaitu Vin= Vin (+) – Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan

tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-)

digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt

sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0

Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya

akan sama dengan

(n menyatakan jumlah bit keluaran biner IC analog to digital converter)

IC ADC 0804 memiliki generator clock intenal yang harus diaktifkan dengan

menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN

serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi

clock yang diperoleh di pin CLK OUT sama dengan :

Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang

dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 keluaran digital sehingga

dapat langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokontroler. Masukan (chip

(34)

25

ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaran berada dalam keadaan

impedansi tinggi.

Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai proses

konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran (interrupt

atau end of convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi,

akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.

Gambar 3.10 Konfigurasi Pin ADC0804

Konfigurasi kaki ADC adalah sebagai berikut:

WR : ( input ) pin ini digunakan untuk memulai konversi tegangan analog menjadi data digital, dengan memberikan pulsa logika " 1 "

pada pin ini.

INT: ( output ) pin ini digunakan sebagai indikator apabila ADC talah selesai menkonversikan tegangan analog menjadi digital, dengan

mengeluarkan logika " 0 "

Vin : Tegangan analog input deferensial, input Vin (+) dan Vin (-) merupakan tegangan deferensial yang akan mengambil nilai selisih

(35)

dari kedua input. Dengan memanfaatkan input Vin maka dapat

dilakukan offset tegangan nol pada ADC

Vref : Tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input tegangan pada Vin (+) dan Vin (-), Vref = Vin/2

Clock : Clock untuk ADC dapat diturunkan dari clock CPU atau RC eksternal dapat ditambahkan untuk memberikan generator dari dalam.

Clock IN menggunakan schmitt triger.

CS : agar ADC dapat aktif melakukan konversi data maka input Chip

Select harus diberi logika low. Data output akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapatkan logika high.

RD : agar data ADC dapat dibaca oleh sistem mikroprocesor maka pin

RD harus diberi logika low.

Pada ADC 0804 ini, terdapat dua jenis prinsip didalam melakukan konversi,

yaitu free running dan mode control. Pada mode free running, ADC akan

mengeluarkan data hasil pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan

(continue). Pada mode ini, pin INTR akan berlogika rendah setelah ADC selesai

melakukan konversi, logika ini dihubungkan kepada masukan WR untuk

memerintahkan ADC memulai konversi kembali. Prinsip yang kedua yaitu mode

control, pada mode ini ADC baru akan memulai konversi setelah diberi instruksi

dari mikrokontroler. Instruksi ini dilakukan dengan memberikan pulsa rendah

kepada masukan WR sesaat ±1ms, kemudian membaca keluaran data ADC

(36)

27

Pada Kit ini penulis menggunakan mode konversi dengan prinsip free running

mode dan input hanya dapat berupa analog dengan tegangan tunggal. Dimana

proses konversi dikontrol oleh mikrokontroler.

3.7 Keypad

Pada dasarnya keypad adalah sejumlah tombol yang disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk susunan tombol angka dan beberapa menu lainnya, yang

outputnya ditampilkan pada display.

Penggunaan Keypad dalam proyek akhir ini adalah sebagai media input yang

kemudian akan diproses dalam program yang sebelumnya didownload dan

hasilnya akan ditampilkan pada display.

Berikut adalah contoh konfigurasi keypad 4x4 :

Gambar 3.11 Konfigurasi Keypad 4x4

Berikut ini adalah cara menghubungkan keypad ke mikrokontroler :

(37)

3.8 Motor Servo

Motor Servo terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, sebuah

potensiometer, sebuah output shaft dan sebuah rangkaian kontrol elektronik.

Motor servo kebanyakan berbentuk kotak segi empat dengan sebuah output shaft

motor dan konektor dengan 3 kabel yaitu power, kontrol dan ground.

Gear motor servo ada yang terbuat dari plastic, metal atau titanium. Didalam

motor servo terdapat potensiometer yang digunakan sebagai sensor posisi.

Potensiometer tersebut dihubungkan dengan output shaft untuk mengetahui posisi

aktual shaft.

Ketika motor dc berputar, maka output shaft juga berputar dan sekaligus

memutar potensiometer.Rangkaian kontrol kemudian dapat membaca kondisi

potensiometer tersebut untuk mengetahui posisi aktual shaft. Jika posisinya sesuai

dengan yang diinginkan, maka motor dc akan berhenti. Sudut operasi motor servo

(Operating Angle) bervariasi tergantung jenis motor servo.

Sudut operasi (Operating Angle) dapat diatur dengan memberi input pulsa

dengan lebar yang bervariasi kepada motor tersebut. Biasanya lebar pulsanya

antara 1.1 ms sampai 1.9 ms dengan periode pulsa sebesar 20 mS, dan pulsa ini

dapat diatur oleh mikrokontroler pada kit yang ada

Contoh Konstruksi Motor Servo

(38)

29

3.9 Motor Stepper

Motor stepper kita banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya

cukup menggunakan torsi yang kecil, seperti untuk pengerak piringan disket dan

piringan CD. Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki komutator.

Pada umumnya, motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya

sedangkan pada bagian rotornya merupakan magnet permanen.

Dengan model motor seperti ini, maka motor stepper dapat diatur posisinya

pada posisi tertentu dan /atau berputar kearah yang diinginkan. Kecepatan motor

stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian data pada

komutarornya. Semakin cepat data yang diberikan, maka motor stepper akan

semakin cepat pula berputarnya.

3.9.1 Step Angle / SA

Motor stepper bergerak per step. Setiap bergerak satu step, motor stepper akan

berputar beberapa derajat sesuai dengan step anglenya. Step angle tergantung dari

jumlah kutub magnet motor stepper. Jumlah putaran yang diperlukan agar motor

stepper bergerak 1 putaran penuh (360 0) adalah :

Step = 3600 / Step Angle

Misalnya, sebuah motor stepper memiliki SA=1,80 maka untuk untuk berputar

satu putaran penuh memerlukan jumlah step sebanyak : 360 / 1,8 = 200 step

Posisi motor, arah putaran motor, dan kecepatan motor dapat diatur oleh

(39)

Gambar 3.14 Skema Rangkaian Driver Motor Stepper

3.10 Motor DC

DC Motor atau istilah lainnya dikenal sebagai dinamo, adalah motor yang

paling banyak digunakan untuk mobile robot atau penggerak peralatan industri.

DC motor tidak berisik dan dapat memberikan daya yang memadai untuk

tugas-tugas berat. Motor DC standar berputar secara bebas, berbeda halnya dengan

Stepper Motor. Untuk mengetahui berapa banyak putaran, biasa digunakan

mekanisme feedback menggunakan shaft encoder. Untuk menggerakkan motor

DC yang membutuhkan arus yang besar, biasanya digunakan H-bridge yang

terdiri dari rangkaian penguat transistor atau menggunakan IC penguat daya.

(40)

31

Gambar 3.16 Arah Putaran Motor DC

Dengan menggunakan Kit ini kita dapat melakukan simulasi untuk Motor DC

baik untuk jenis putaran ( Forward atau Backward ) dan kontol kecepatan Motor

DC sendiri, yang sebelumnya telah di program di dalam mikrokontroler

3.11 Power Supply

Power supply atau catu daya adalah komponen yang dapat menyediakan dan mendistribusikan tegangan pada rangkaian elektronika seperti sumber catu daya

dan baterai, agar dapat berfungsi dengan baik maka suatu rangkaian elektronika

membutuhkan sumber catu daya yang stabil, kondisi ini dapat dicapai dengan

menggunakan IC regulator, dimana IC ini berfungsi untuk menghasilkan sumber

tegangan yang stabil sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan. IC regulator 7805

dan 7812 berfungsi untuk menghasilkan sumber catu daya yang benar-benar

5VDC dan 12VDC. Kapasitor pada catu daya berfungsi sebagai filter atau untuk

membuang noise pada tegangan DC. Pada rangkaian untuk menyearahkan

tegangan digunakan dioda bridge, karena dioda bridge mempunyai tegangan

(41)

Berikut ini adalah bentuk fisik dari power supply

Gambar 3.17 Bentuk fisik rangkaian power supply

Power supply yang dipakai untuk sistem ini adalah:

1. Power supply 5VDC, digunakan untuk rangkaian mikrokontroler dan

MT-Servo

(42)

33 BAB IV

PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem dari Kit mikrokontroler ATMega 8535L terbagi atas dua

bagian, yaitu perancangan hardware dan perancangan software. Dimana

perancangan hardware terdiri dari perancangan minimum sistem ATMega 8535L,

perancangan seven segment tiga digit, perancangan LED 8 bit, perancangan

switch 8 bit, perancangan LCD 16x2, perancangan ADC 8 bit, perancangan

keypad 4x4, perancangan motor servo 80 derajat, perancangan motor stepper tipe

6 kabel, perancangan notor DC 12 V, dan perancangan power supply. Sedangkan

perancangan software terdiri atas pembuatan program bebbasis bahasa C.

4.1 Perancangan Hardware

4.1.1 Perancangan Minimum Sistem ATMega8535

Mikrokontroler yang digunakan pada Kit ini adalah ATMega 8535L.

Mikrokontroler ini mendapat supply tegangan ( Vcc ) sebesar 5Vdc yang

dihubungkan pada pin 10 ( VCC ). Selain itu, mikrokontroler ini juga memiliki

empat port yang dapat berfungsi sebagai input dan juga output, yaitu port A-D.dan

masing-masing port memiliki 8 buah bit untuk input-outputnya. Clock untuk

mikrokontroler ini diperoleh dari luar ( clock external ) yang terhubung pada pin

12 ( XTAL2 ) dan 13 ( XTAL1 ). Pada mikrokontroler ini terdapat fitur ADC

yang merupakan bawaan ( ADC internal ) yang dapat dihubungkan dengan pin 30

(43)

Gambar 4.1 Schematic minimum sistem ATMega 8535

Mikrokontroler ini juga dapat dikomunikasikan secara serial dengan

menambah rangkaian serial tambahan MAX232 yang dihubungkan pada pin 14 (

RXD ) dan 15 ( TXD ). Mikrokontroler ini juga dilengkapi fitur yang

memungkinkan pemakai untuk melakukan reset yang terdapat pada pin 9 ( RST ).

4.1.2 Perancangan Seven Segment Tiga Digit dan Driver

Dalam perancangan seven segment pada Kit ini, penulis menggunakan

komponen sebagai berikut :

- IC Driver seven segment 74LS47

IC driver ini adalah driver dari seven segment tipe Common Anode. Dimana

IC 74LS47 merupakan IC decoder yang berfungsi mengubah kode biner menjadi

(44)

35

- Transistor BC557 merupakan transistor jenis PNP yang berfungsi sebagai

switching seven segment untuk tampilan satuan, puluhan, dan ratusan

- Seven segment yang berfungsi sebagai display

Gambar 4.2 Schematic Seven Segment

Input data dari mikrokontroler berupa data 8 bit. Dimana empat bit awal (

MSB )merupakan data untuk switching seven segment ( S1-S3 ) dan data Dot

point pada seven segment ( DT ), dan empat bit akhir ( LSB ) merupakan data

yang akan masuk menuju IC driver 74LS47 yang kemudian akan di cacah agar

dapat ditampilkan oleh seven segment.

4.1.3 Perancangan 8-Bit Output LED

LED yang terdapat pada Kit yang dirancang oleh penulis berfungsi sebagai

display bit keluaran dari mikrokontroler. Display bit sebanyak 8 bit dan LED aktif

(45)

keluaran bit mikrokontroler menjadi low dari aktif ( 1 menjadi 0 ) untuk membuat

LED menyala.

Gambar 4.3 Schematic LED

4.1.4 Perancangan 8-Bit Input Switch

Switch yang penulis gunakan dalam rancangan kit ini adalah toggle switch

dengan posisi, yaitu posisi high dan low. Pada saat low posisi switch terhubung

dengan ground, sedangkan pada saat high posisi switch terhubung dengan VCC.

Dalam kit ini terdapat 8 buah switch yang dapat mengirimkan data 8 bit ke

mikrokontroller. Pada saat switch dalam posisi high artinya switch mengirimkan

data berlogika 1 ke mikrokontroller, sedangkan pada saat low switch mengirimkan

(46)

37

Gambar 4.4 Schematic Switch

4.1.5 Perancangan LCD 16x2

Pada Kit yang dibuat oleh penulis, jenis LCD yang dipergunakan adalah tipe

16x2 ( 16 buah kolom yang tersusun berderet dalam 2 baris ). Dalam rangakian

ini, pengiriman data dari mikrokotroler ke LCD ada 2 jenis, yaitu pengiriman data

4 bit dan 8 bit.

Pengiriman data 4 bit artinya data input LCD dan sinyal eksekusi melalui 1

port (bersamaan), sedangakan pengiriman data 8 bit, data input dan sinyal

(47)

Gambar 4.5 Schematic LCD

Pada rangkaian LCD yang dibuat oleh penulis, terdapat sebuah potensio pada

kaki 3 LCD, dan dioda pada kaki 15 LCD. Potensio berfungsi sebagai pengatur

kontras LCD, sedangkan dioda berfungsi sebagai back light.

Pada saat mikrokontroler mengirimkan data 4 bit ke LCD, maka data tersebut

akan di masuk ke LCD melalui pin D4-D7, sedangkan pin R/W akan berfungsi

sebagai baca ( read ) data atau tulis ( write ) data dan pin E akan berfungsi sebagai

(48)

39

4.1.6 Perancangan ADC 8 Bit

Gambar 4.6 Schematic ADC

Perancangan ADC 8 bit pada Kit yang dibuat oleh penulis adalah untuk

memudahkan dalam pengolahan data anolog pada mikrokotroler. Jenis ADC yang

dipakai oleh penulis yaitu ADC 0804.

Rangkaian ADC di atas hanya memungkinkan jenis data yang dapat masuk ke

dalam ADC 0804 adalah analog dengan tegangan tunggal. Data yang masuk akan

langsung dikonversi oleh ADC menjadi bentuk data digital. Saat proses konversi

terjadi, W/R dan INTR akan high serta akan low jika konversi telah selesai.

Agar data dapat keluar, maka CS dan RD harus low jika tidak maka kodisi pin

(49)

4.1.7 Perancangan Keypad 4x4

Gambar 4.7 Schematic Keypad

Keypad merupakan salah satu piranti yang berfungsi sebagai media input

dalam perancangan Kit ini. Data yang diperoleh dari keypad langssung dikirim

menuju mikrokontroler melalui port yang tersedia. Data yang diperoleh dari

penekanan keypad adalah data 8 bit, dimana data 0-3 merupakan data baris

sedangkang data 4-7 merupakan data kolom. Data yang diperoleh mikrokontroler

dari keypad adalah dalam bentuk bilangan hexa.

4.1.8 Perancangan Motor Servo 80 Derajat

Gambar 4.8 Schematic Motor Servo

Perancangan motor servo 80 derajat pada Kit yang dibuat oleh penulis

(50)

41

yang dapat menggerakkan motor servo dengan sudut putar 80 derajat ( - 400 00 +

400 )

4.1.9 Perancangan Motor Stepper Tipe 6 Kabel

Gambar 4.9 Schematic Motor Stepper

Pada perancangan motor stepper tipe 6 kabel, penulis menggunakan empat

buah transistor dan empat buah dioda, dimana masing-masing transistor di

paralelkan dengan dioda. Fungsi transistor pada rangkaian motor stepper adalah

sebagai switch atau saklar yang mengatur input tegangan ke setiap pole atau kutub

yang dimiliki oleh motor stepper. Sedang fungsi dioda sendiri hanya sebagai

penyearah tegangan ( pengaman ).

Motor stepper pada Kit yang dibuat penulis menerima input power sebesar 12

Vdc. Bit kontrol yang diperoleh dari mikrokontroler berjumlah 8 bit, namun yang

(51)

kutub motor stepper ). Bit ini yang akan mengontrol transistor untuk

mengeluarkan output ke masing-masing pole atau kutub motor stepper.

4.1.10 Perancangan Motor DC 12 V

Gambar 4.10 Schematic Motor DC

Dalam perancangan motor DC pada Kit ini, penulis menggunakan jenis motor

DC 12 Vdc. Pada perancangan rangkaian motor DC ini, penulis menggunakan

beberapa komponen pendukung, yaitu transistor, IC 4N25, dan IC 74LS00.

Fungsi dari transistor dan IC 4N25 pada rangkaian ini adalah sebagai switching

pada input bit dari mikrokontroler dan juga input tegangan untuk mengaktifkan

motor DC.

Pada IC 4N25, bit kcontrol dari mikrokontroler yang diterima pada pin 1

berfungsi sebagai switching untuk mengalirkan tegangan +12V yang terdapat

pada pin 6 menuju pin 4 untuk dialirkan menuju transistor. Tegangan yang

(52)

43

sehingga tegangan +12 V dapat masuk menuju motor DC dan mengaktifkan

motor DC.

Bit dari mikrokontroler yang masuk menuju IC 74LS00 ( IC logika AND )

akan di-AND-kan, dan hasil proses AND akan diteruskan menuju transistor pada

pin 11. Bila hasil proses AND adalah 1 ( high ) berarti tegangan Vcc masuk

menuju kaki Basis dari transistor dan mengaktifkan gerbang transistor ( saklar

aktif ), sehingga terjadi bedapotensial yang memungkinkan motor DC aktif.

4.1.11 Perancangan Power Supply

Power supply atau catu daya merupakan perangkat elektronik yang sangat penting bagi perangkat – perangkat elektronik yang mememerlukan tegangan DC.

Banyak sekali perangkat – perangkat elektronik kita temukan di pasaran yang

memerlukan tegangan DC, antara lain MP3 player, radio, VCD dan termasuk

komputer (PC). Dalam perancangan power supply sebaiknya power supply

tersebut dapat menghasilkan tegangan DC searah yang murni. Hal – hal yang

perlu diperhatikan dalam perancangan power supply adalah sebagai berikut :

Transformator (trafo) step down (berfungsi untuk menurunkan tegangan AC yang bersumber dari 220 Vac).

Dioda penyearah atau dioda bridge (berfungsi untuk menyearahkan AC menjadi tegangan DC).

Filter kapasitor (berfungsi sebagai filter).

• Regulator (berfungsi sebagai regulator tegangan).

Rangkaian power supply ini digunakan sebagai sumber tegangan dari semua

(53)

digunakan trafo 3 A. Oleh trafo tersebut, tegangan 220 Vac diturunkan menjadi

tegangan sekunder 15 Vac.

Untuk menyearahkan tegangan sehingga tegangan AC berubah menjadi

tegangan DC, maka dibutuhkan suatu penyearah. Pada rangkaian power supply

yang dirancang, menggunakan full wave rectifier dengan dua buah dioda sebagai

penyearah. Agar keluaran dari penyearah terhindar dari noise, maka digunakanlah

kapasitor. Semakin besar nilai suatu kapasitor maka hasil keluaran tegangannya

akan semakin bagus. Untuk menstabilkan tegangan digunakan IC regulator, pada

rangkaian ini digunakan IC regulator jenis LM7805, dan LM7812. LM7805

menyatakan keluaran tegangan 5 Vdc, LM7812 menyatakan keluaran tegangan 12

Vdc. Tegangan keluaran 5 Vdc digunakan sebagai input power untuk

mikrokontroler dan motor servo 80 derajat. Sedangkan tegangan keluaran 12 Vdc

digunakan sebagai input power untuk motor stepper dan motor DC.

4.1.12 Perancangan Mekanik Tool Box dan Tata Letak

Tool Box atau koper yang penulis rancang ini memiliki spesifikasi fisik, yaitu

• Panjang : 362 mm

• Lebar : 310 mm

• Tinggi : 150 mm

Hardware yang dirancang dan disusun pada proyek ini ditata pada sebuah

acrylic dengan mikrokontroler terletak di tengah agar mempermudah proses

(54)

45

Ada pun layout atau tata letak komponen adalah sebagai berikut :

Gambar 4.11 Layout atau tata letak komponen

• Komponen yang terletak di tengah yaitu mikrokontroler ATMega 8535L. • Komponen yang terletak di sisi kiri mikrokontroler, yaitu seven segment

tiga digit, LCD 16x2, ADC 8 bit, keypad 4x4.

• Komponen yang terletak di sisi kanan mikrokontroler, yaitu Switch 8 bit, Motor Servo 80 derajat, Motor Stepper tipe 6 kabel, Motor DC 12 V.

(55)

4.2 Perancangan Software  flow chart program, modul dilampirkan 4.2.1 Program Seven Segment

Pada percobaan dengan menggunakan seven segment, penulis akan

menampilkan kondisi jumlah perulangan 1-9 yang terjadi pada blok satuan atau

seven segment sebelah kanan yang kemudian ditampilkan pada blok puluhan atau

seven segment tengah, dimana jumlah perulangannya hanya sampai sembilan kali.

Seven segment dihubungkan dengan PORTB. Berikut flow chart dari program:

(56)

47

4.2.2. Program LED 4.2.2.1 LED blinking

Pada percobaan ini, penulis akan membuat contoh program untuk

menampilkan kondisi LED blinking ( hidup mati ). Rangkaian LED dihubungkan

dengan PORTA. Berikut flow chart program

Gambar 4.13 flow chart LED blinking

4.2.2.2 Running LED

Pada percobaan running led ini, penulis akan membuat contoh program untuk

menampilkan kondisi LED bergeser ke kanan perbit. Rangkaian LED

(57)

Gambar 4.14 flow chart running LED

4.2.3 Program Switch

Pada percobaan ini, penulis akan membuat contoh program untuk

menampilkan kondisi switch ke LED. Rangkaian LED dihubungkan dengan

PORTA dan Switch dengan PORTB. Berikut flow chart program:

(58)

49

4.2.4 Program LCD

4.2.4.1 Menampilkan Karakter Tidak Bergerak

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menampilkan

karakter pada LCD. Bit kendali LCD dihubungkan dengan PORTD. Berikut flow

chart program:

Gambar 4.16 flow chart LCD karakter tidak bergerak

4.2.4.2 Menampilkan Karakter Nyala dan Mati

Pada percobaan ini penulis akan membuat program untuk menampilkan

karakter berikut ini ke LCD :

Kolom : 1234567890123456

Baris 1 : Hello World

Baris 2 : How Are You?

Karakter diatas akan nyala dan mati dengan interval 2 detik. Bit kendali LCD

(59)

START Aktifkan kolom 0 baris 0 pada LCD Tampilkan tulisan Halo... END Aktifkan kolom 0 baris 1 pada LCD Tampilkan tulisan Nama Saya Ary

1 Delay 2000ms Delay 2000ms Delay 1000ms Hapus semua tulisan pada LCD ( lcd_clear ) 1 2 2

Gambar 4.17 flow chart LCD karakter nyala mati

4.2.5 Program ADC

Pada percobaan dengan ADC, penulis akan membuat program penampilan

kondisi pengubahan tegangan analog menjadi digital pada LED 8-bit. ADC

dihubungkan dengan PORTA dan LED 8-bit dihubungkan dengan PORTB.

Berikut flow chart program:

(60)

51

4.2.6 Program Keypad 4.2.6.1 Scanning Keypad

Menampilkan perubahan LED dengan kondisi penekanan tombol KeyPad Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menampilkan

perubahan LED dengan kondisi setiap kali penekanan tombol keypad 1 - 9.

Keypad dihubungkan dengan PORTB dan LED dihubungkan dengan PORTA.

Berikut flow chart program:

(61)

4.2.7 Program Motor Servo

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menggerakkan

motor servo pada posisi -400, 00 dan +400. Bit kendali motor servo dihubungkan

dengan PORTA.5. Berikut flow chart program:

START Aktifkan motor servo dengan memberi sinyal high pada PORTA.5 Putar sejauh -400 dengan delay 1100ms Offkan motor servo dengan memberi sinyal low pada PORTA.5 Delay 18900ms 1 Aktifkan motor servo dengan memberi sinyal high pada PORTA.5 Putar sejauh 400 dengan delay 1900ms Offkan motor servo dengan memberi sinyal low pada PORTA.5 Delay 18100ms Aktifkan motor servo dengan memberi sinyal high pada PORTA.5 Putar sejauh 00 dengan delay 1500ms Offkan motor servo dengan memberi sinyal low pada PORTA.5 Delay 18500ms 2 2 1 END

Gambar 4.20 flow chart motor servo

4.2.8 Program Motor Stepper

4.2.8.1 Arah Putaran Searah Jarum Jam

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menggerakkan

motor stepper searah jarum jam. Rangkaian motor stepper dihubungkan dengan

(62)

53

Gambar 4.21 flow chart motor stepper CW

4.2.8.2 Arah Putaran Berlawanan Arah Jarum Jam

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menggerakkan

motor stepper berlawanan arah jarum jam. Rangkaian motor stepper dihubungkan

dengan PORTA. Berikut flow chart program:

START

Isi i dengan 0 sebagai inisialisasi awal perulangan

dan isi x dengan 0x11 sebagai bi kontrol motor

stepper

i tambah 1 dan tampilkan isi x pada PORTA Delay 500ms Geser isi x 1 bit ke

kiri

Apakah i lebih dari 3 ?

Y N

(63)

4.2.9 Program Motor DC 4.2.9.1 Berputar Start-Stop

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menggerakkan

motor DC start – stop sesuai kondisi switch. Rangkaian driver motor DC

dihubungkan dengan PORTC dan switch dihubungkan dengan PORTA. Berikut

flow chart program:

Gambar 4.23 flow chart motor DC start stop

4.2.9.2 Berputar Kiri Kanan

Pada percobaan ini, penulis akan membuat program untuk menggerakkan

motor DC ke kiri dan kanan sesuai kondisi switch. Rangkaian driver motor DC

dihubungkan dengan PORTC dan switch dihubungkan dengan PORTA. Berikut

(64)

55

Gambar 4.24 flow chart motor DC putar kiri kanan

4.2.9.3 Kendali Kecepatan Motor DC Dengan PWM

Pada percobaan ini, kita akan membuat program untuk mengendalikan

kecepatan motor DC dengan metode Pulse Width Modulation (PWM). Pengaturan

ini dilakukan dengan mengubah OCR pada timer yang bersangkutan dan tentu

saja mode kerja di set sebagai mode PWM. Rangkaian driver motor DC

(65)
(66)

57 BAB V

PENGUKURAN DAN ANALISA SISTEM

5.1 Pengukuran

Dari pengukuran pada alat ini dilakukan untuk mendapatkan data. Kemudian

hasil dari pengolahan alat tersebut dibandingkan dengan data kuantitatif maupun

teori yang berhubungan dengan prinsip kerja alat tersebut, hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui kerja sistem yang telah ada, apakah sesuai dengan spesifikasi

alat yang telah dibuat atau tidak. Pada pengukuran sistem, penulis menggunakan

multimeter dan tang ampere. Multimeter yang digunakan mengunakan multimeter

jenis digital. Pengujian dilakukan dengan menguji tiap – tiap modul. Jika berjalan

dengan baik, maka peralatan ini dianggap telah berjalan sesuai dengan yang

diinginkan.

5.1.1 Pengukuran Keluaran Tegangan Power Supply

Pengukuran keluaran tegangan Power Supply dilakukan agar mengetahui

seberapa stabil tegangan keluaran pada rangkaian Power Supply. Pada rangkaian

ini dilakukan pada 2 jenis regulator pada Power Supply, yaitu LM7812 dan

LM7805. Pada Gambar 5.1 adalah setting pengukuran pada rangkaian Power

Supply. Persentase error ( % error ) dihitung dengan persamaan sebagai berikut: % Error = ( Vteori – Vukur ) x 100 %

(67)

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Power Supply No 5VDC 12VDC % Error % Error 1 4.87 Vdc 11.79 Vdc 2,60 1,75 2 4.88 Vdc 11.80 Vdc 2,40 1,67 3 4.87 Vdc 11.81 Vdc 2,60 1,58 4 4.87 Vdc 11.79 Vdc 2,60 1,75 5 4.87 Vdc 11.79 Vdc 2,60 1,75

5.1.2 Pengukuran Input Mikrokontroler

Pengukuran ini dilakukan dengan cara membuat program dengan output high

dan low pada masing-masing port Mikrokontroler. Adapun program yang

digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

while (1) {

// Place your code here

PORTA=0xFF; PORTB=0xFF; PORTC=0b11111111; PORTD=0b11111111; Delay_ms(2000); PORTA=0x00; PORTB=0x00; PORTC=0b00000000; PORTD=0b00000000; }; }

Dari hasil compile program diatas dan diadakan pengukuran terhadap

(68)

59

5.1.3 Pengukuran I/O Motor DC

Pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan I/O pada motor DC yaitu

dengan menggunakan multimeter digital dan tang ampere sehingga menghasilkan

data pengukuran sebagai berikut:

Tabel 5.3 Data Hasil Pengukuran I/O Motor DC

Tegangan Arus

Input 11.92 0.12

Output 11.87 0.15

Pengukuran input tegangan dan arus pada motor DC yang penulis pakai adalah

pada saat motor DC dalam keadaan tidak terpakai ( tegangan dan arus sumber ),

sedangkan pengukuran output tegangan dan arusnya adalah pada saat motor DC

dalam keadaan aktif. Penurunan tegangan terjadi karena adanya konsumsi

tegangan dari rangkaian motor DC sendiri, begitu juga halnya dengan arus. Arus

saat pengukuran output terjadi karena adanya konsumsi arus oleh rangkaian.

5.1.4 Pengukuran Keluaran Tegangan Switch

Pengukuran keluaran pada switch dengan menggunakan multimeter

menghasilkan tegangan sebagai berikut:

Tabel 5.4 Data Hasil Pengukuran Tegangan Switch Tegangan (VOLT)

ON 4.98

OFF 0.12

5.1.5 Pengukuran Input LCD

Dari pengukuran input LCD dengan menggunakan multimeter dan tang

(69)

Tabel 5.5 Data Hasil Pengukuran Input LCD Tegangan 0.07

Arus 0.02

5.1.6 Pengukuran Input LED

Pengukuran LED dilakukan dengan menggunakan multimeter sehingga

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.6 Data Hasil Pengukuran Input LED Tegangan OFF 0.12 Volt

Tegangan ON 2.97 Volt 5.1.7 Pengukuran Input Seven Segment

Dari pengukuran input sevensegment didapatkan hasil pengukuran sebgai berikut:

Tabel 5.6 Data Hasil Pengukuran Input Seven Segment Tegangan 5.01 Volt

Arus 0.13 Ampere

5.1.8 Pengukuran I/O Motor Servo

Pengukuran I/O pada motor servo didaptkan hasil pengukuran sebagai

berikut:

- Tegangan input: 5 Volt setelah eksekusi program terjadi perubahan

tegangan sehingga menjadi 4.82 volt.

- Konsumsi arus : 0.03 A

Adanya perubahan tegangan pada saat pengukuran dikarenakan oleh adanya

konsumsi tegangan dari rangkaian motor servo.

5.1.9 Pengukuran I/O Motor Stepper

Dari pengukuran I/O pada motor stepper dengan program didapatkan hasil

(70)

61

- Tegangan input: 12 volt setelah terjadi eksekusi program tegangan

berubah menjadi 11.89 volt.

- Konsumsi arus : 0.48 A

Perubahan tegangan yang dialami motor stepper saat pengukuran sama halnya

dengan motor DC dan motor servo, karena adanya konsumsi tegangan oleh

rangkaian motor stepper tersebut.

5.1.10 Pengukuran Output ADC 0804

Pengujian output ADC0804 pada Mikrokontroler ini dilakukan untuk

mengetahui keakuratan penggunaan ADC 0804. Berikut adalah data hasil

pengujian pada ADC 0804:

Tabel 5.8 Data Pengukuran ADC 0804

No. Tegangan(V) Biner ADC

1. 0.01 0 0 0 0 0 0 0 0 2. 0.03 0 0 0 0 0 0 0 1 3. 0.04 0 0 0 0 0 0 1 0 4. 0.06 0 0 0 0 0 0 1 1 5. 0.07 0 0 0 0 0 1 0 0 6. 0.10 0 0 0 0 0 1 0 1 7. 0.13 0 0 0 0 0 1 1 0 8. 0.16 0 0 0 0 0 1 1 1 9. 0.17 0 0 0 0 1 0 0 0 10. 0.19 0 0 0 0 1 0 0 1 11. 0.20 0 0 0 0 1 0 1 0 12. 0.21 0 0 0 0 1 0 1 1 13. 0.22 0 0 0 0 1 1 0 0 14. 0.25 0 0 0 0 1 1 0 1 15. 0.27 0 0 0 0 1 1 1 0 16. 0.29 0 0 0 0 1 1 1 1 17. 0.32 0 0 0 1 0 0 0 0 18. 0.33 0 0 0 1 0 0 0 1 19 0.35 0 0 0 1 0 0 1 0 20. 0.37 0 0 0 1 0 0 1 1

(71)

Analisa :

ADC (des) = Vin * 256 / Vref

Vin = ADC (des) * Vref / 256

Tabel 5.9 Data Perhitungan Vin ADC0804 No. ADC (des) Vin (V)

1 0 0 2 1 0.019 3 2 0.039 4 3 0.058 5 4 0.077 6 5 0.097 7 6 0.12 8 7 0.14 9 8 0.15 10 9 0.17 11 10 0.19 12 11 0.21 13 12 0.23 14 13 0.25 15 14 0.27 16 15 0.29 17 16 0.31 18 17 0.33 19 18 0.35 20 19 0.37

5.1.1 Pengujian Output Keypad

Dari pengukuran output keypad didapatkan hasil pengukuran sebagai berikut:

Table 5.10 Pengujian Keypad

Kode Biner Data

Desimal PORTD.7 PORTD.6 PORTD.5 PORTD.4 PORTD.3 PORTD.2 PORTD.1 PORTD.0 Hexa

1 1 1 1 0 1 1 1 0 EE 2 1 1 0 1 1 1 1 0 DE 3 1 0 1 1 1 1 1 0 BE 4 1 1 1 0 1 1 0 1 ED 5 1 1 0 1 1 1 0 1 DD 6 1 0 1 1 1 1 0 1 BD 7 1 1 1 0 1 0 1 1 EB 8 1 1 0 1 1 0 1 1 DB

(72)

63 9 1 0 1 1 1 0 1 1 BB CAN 1 1 1 0 0 1 1 1 E7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 D7 ENT 1 0 1 1 0 1 1 1 B7 COR 0 1 1 1 1 1 1 0 7E MEN 0 1 1 1 1 1 0 1 7D ↑ 0 1 1 1 1 0 1 1 7B ↓ 0 1 1 1 0 1 1 1 77

Keypad ini bekerja dengan kondisi aktif low, yaitu dengan memberikan data 0

pada common.

Gambar 5.1 Konfigurasi PORT untuk keypad

Gambar 5.2 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 1 Set kondisi Port D = 11101111 ( inisialisasi penekanan kolom 1)

Jika PD.0 = 0 maka Tombol 1 ditekan ( 11101110 )

Jika PD.1 = 0 maka Tombol 4 ditekan ( 11101101 )

Jika PD.2 = 0 maka Tombol 7 ditekan ( 11101011 )

(73)

Gambar 5.3 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 2 Set kondisi Port D = 11011111 ( inisialisasi penekanan kolom 2 )

Jika PD.0 = 0 maka Tombol 1 ditekan ( 11011110 )

Jika PD.1 = 0 maka Tombol 4 ditekan ( 11011101 )

Jika PD.2 = 0 maka Tombol 7 ditekan ( 11011011 )

Jika PD.3 = 0 maka Tombol CAN ditekan ( 11010111 )

Gambar 5.4 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 3 Set kondisi Port D = 10111111 ( inisialisasi penekanan kolom 3 )

Jika PD.0 = 0 maka Tombol 1 ditekan ( 10111110 )

Jika PD.1 = 0 maka Tombol 4 ditekan ( 10111101 )

Jika PD.2 = 0 maka Tombol 7 ditekan ( 10111011 )

(74)

65

Gambar 5.5 Konfigurasi Bit untuk penekanan tombol pada kolom 4 Set kondisi Port D = 01111111 ( inisialisasi penekanan kolom 4 )

Jika PD.0 = 0 maka Tombol 1 ditekan ( 01111110 )

Jika PD.1 = 0 maka Tombol 4 ditekan ( 01111101 )

Jika PD.2 = 0 maka Tombol 7 ditekan ( 01111011 )

Jika PD.3 = 0 maka Tombol CAN ditekan ( 01110111 )

5.2 Pengukuran dan Pengujian Alat Secara Keseluruhan

Pengujian alat secara keseluruhan dilakukan dengan memberikan supply pada

setiap board dan.melakukan pengukuran tegangan dan arus dengan menggunakan

multimeter dan tang ampere sehingga dapat terlihat berapakah konsumsi

tegangan dan arus pada setiap board.

5.3 Analisa Sistem

Dari hasil pengukuran pada alat ini dapat disimpulkan bahwa alat ini sudah

bekerja dengan baik. Pada pengukuran power supply dengan regulator LM7805

dihasilkan keluaran 4.88 Vdc yang mempunyai persentase error +/- 2.6 % dan

pada power supply dengan regulator LM7812 dihasilkan keluaran 11.79 Vdc yang

(75)

Pada pengukuran dan pengujian alat secara keseluruhan dapat dilihat bahwa

data hasil pengukuran dengan menggunakan multimeter dan tang ampere

(76)

67 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan sistem Kit Mikrokontroler ATmega 8535 ini, dapat

diambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Dengan adanya proyek akhir ini mempermudah mahasiswa pada saat

melakukan proses praktikum mata kuliah mikrokontroler khusunya

ATmega 8535.

2. Mempermudah pada saat proses perawatan.

3. Mempermudah proses penyimpanan.

6.2 Saran

Untuk mempermudah proses perancangan dan analisa troubleshooting pada

Kit Mikrokontroler ATmega 8535 ini, maka perlu untuk mengerti dan memahami

secara jelas mengenai sistem kerja dari setiap alat, komponen atau perangkat

elektronik serta basic pemrograman yang digunakan pada sistem ini.

Agar Kit praktikum ini kedepannya jauh lebih baik dan efesien, maka perlu

dilakukan penambahan terhadap Kit tersebut, antara lain seperti :

1. Penggantian konektor pada PCB dengan yang lebih baik agar tidak

terbalik saat pemasangan,

2. Konverter LCD di buat lebih rapi dan permanen pada kit,

Gambar

Gambar 3.1 Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 3.14 Skema Rangkaian Driver Motor Stepper  3.10  Motor DC
Gambar 3.16 Arah Putaran Motor DC
Gambar 4.1 Schematic minimum sistem ATMega 8535
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi yang ada pada penambahan ekstrak jahe ( Zingiber Officinale ) dan asap cair ( Liquid Smoke ) terhadap kualitas telur

Daripada analisis yang dilakukan, dapat diperhatikan bahawa terdapat hubungan yang positif di antara jenis bahan bacaan dengan gaya pembelajaran pelajar kecuali jenis bahan

Materi kuliah obat yang bekerja pada saluran pencernaan meliputi mekanisme obat- obat yang bekerja pada mulut, lambung, rumen maupun intestinum.. Perbedaan anatomis dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya peningkatan komitmen terhadap pelaksanaan K3 di tempat kerja, serta kesadaran

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang didukung fungsi operasi organisasi yang

Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir pada waktu yang telah dijadwalkan dimohon untuk konfirmasi ke DAAK maksimal sehari sebelum hari pelaksanaan ujian.. Yogyakarta, 13

Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa masukan NN adalah citra gambar yang kemudian akan dilatih dengan target yang telah ditentukan sesuai dengan informasi

Untuk itu, kami sebagai penerus bangsa berusaha membantu atau setidak- Untuk itu, kami sebagai penerus bangsa berusaha membantu atau setidak- tidaknya meringankan