• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

(P2M)

Judul:

Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi

Guru-guru SMA dan SMP se-Kecamatan Sidemen Kabupaten

Karangasem

Oleh:

I Gede Partha Sindu, S.Pd., M.Pd NIP: 198709072015041001 I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd.

NIP: 198601102015041001

Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom. NIP: 198901192015041004

I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc. NIP: 198501042010121004

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2016

LAPORAN AKHIR

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, bimbingan, dan petunjuk-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kemajuan dari hasil Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah kami laksanakan.

Banyak pihak yang telah membantu kami selama melakukan program P2M dan penulisan laporan ini. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undiksha.

2. Pihak mitra, yang telah bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan program P2M ini.

3. Tim Pelaksana program P2M, yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan ini.

4. Pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa pelaksanaan program P2M ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran untuk peningkatan kemampuan kami di masa mendatang. Semoga Laporan P2M ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan seluruh pihak yang membutuhkannya.

Singaraja, 2016

(4)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Kegiatan ... 5

1.4 Manfaat Kegiatan ... 5

BAB II METODE PELAKSANAAN ... 7

2.1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan ... 7

2.2 Khalayak Sasaran ... 8

2.3 Keterkaitan Program ... 8

2.4 Metode Kegiatan ... 8

2.5 Rancangan Evaluasi ... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

3.1 Pelaksanaan Kegiatan... 10

3.2 Evaluasi Kegiatan... 12

3.3 Permasalahan/Hambatan yang dihadapi ... 13

BAB IV PENUTUP ... 15

4.1 Simpulan ... 15

4.2 Saran ... 15

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan ... 7 Gambar 3.1 Pemaparan Materi oleh Tutor ... 11 Gambar 3.2 Pelaksanaan Pelatihan dirangkai dengan Kegiatan Diskusi dan Tanya

Jawab ... 11 Gambar 3.3 Photo Bersama di Akhir Kegiatan Bersama Seluruh Peserta

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Secara ideal, dalam menjalankan tugasnya guru merupakan agen pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu meningkatkan kompetensinya, dengan melakukan langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. Hal ini sejalan dengan maklumat atau isi dari Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang secara tegas menyatakan bahwa peningkatan kompetensi guru sangatlah mutlak dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Bahkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 khususnya pada pasal 31 dinyatakan bahwa selain kualifikasi, guru sebagai tenaga pendidik juga dituntut untuk memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkannya.

Berbicara tentang peningkatan kompetensi guru, peningkatan kompetensi akademik guru di bidang penelitian tentu juga menjadi salah satu keharusan yang tidak bisa dilupakan oleh setiap tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya. Salah satu indikator konkrit dari peningkatan kompetensi tersebut, serta aplikasi dari langkah inovatif sebagai bentuk perubahan paradigma, yang mana guru dikatakan sebagai agen pembaharuan dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada dasarnya terdapat berbagai jenis penelitian yang bisa dilakukan oleh guru, seperti Penelitian Deskriptif, Penelitian Eksperimen, PTK, dan lain-lain. Namun dari sekian jenis penelitian tersebut, yang paling direkomendasi untuk dilakukan adalah PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2008). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Pelaksanaan tindakan ini merupakan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta

(7)

2

didik ke arah yang lebih baik. Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar dari peserta didik, maka pelaksanaan tindakan ini harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain, pelaksanaan PTK harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada hal-hal yang perlu dipahami oleh guru bahwa PTK bukanlah sekadar kegiatan mengajar yang seperti biasanya guru lakukan, tetapi harus mengandung satu pengertian bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yakni hasil belajar dari peserta didik ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam PTK harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih baik dari biasanya.

PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) yang semakin pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar. Dengan demikian, peningkatan kompetensi guru merupakan tanggung jawab moral bagi para guru di sekolah, baik itu berkenaan dengan peningkatan kompetensi pedagogi, profesional, sosial, maupun kepribadian.

Saat ini, fungsi PTK tidak hanya terbatas pada upaya meningkatan hasil belajar saja, namun PTK juga merupakan syarat terkait dengan kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan IVa ke atas. Namun sayang, peran PTK yang begitu esensial ini belum sepenuhnya didukung oleh kompetensi guru dalam hal pelaksanaannya di kelas. Masih banyak ditemui guru yang belum mampu melakukan PTK secara utuh, seperti misalnya pada guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem. Para guru di wilayah ini memiliki masalah yang hampir sama, yakni masih rendahnya kemampuan dan keterampilan guru dalam melakukan PTK.

Pada dasarnya, PTK bukanlah hal yang baru lagi bagi guru, sebab memecahkan masalah yang dialami, baik oleh guru maupun siswa merupakan salah satu kegiatan rutin (Dantes, 2013). Ketika hasil ulangan siswa tidak

(8)

3

memuaskan, guru berusaha mencari penyebabnya (mengenali masalahnya), lalu mencari alternatif pemecahan masalah, dan mencoba menerapkannya. Demikian juga hakikat PTK. Namun, satu hal yang belum dilakukan guru sehubungan dengan itu adalah melakukannya secara sistematis. Sistematis di sini berarti dilakukannya PTK secara sadar dengan menerapkan prinsip-prinsip penelitian yang relevan. PTK yang dilakukan secara sadar berarti PTK itu direncanakan, dilakukan, dan dilaporkan dalam format layaknya sebuah hasil penelitian (made

public). Hal-hal inilah yang belum dipahami sehingga perlu diketahui dan

dilatihkan pada guru.

Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru di SMA Negeri 1 Sidemen, untuk memenuhi syarat terkait dengan kebutuhan para guru akan PTK, guna promosi kenaikan pangkat dan jabatan, biasanya guru membeli sejumlah PTK dari pihak-pihak tertentu (tidak disebutkan namanya), tanpa guru tersebut melakukan atau mengalami prosesnya secara langsung di kelas. Dampak dari kondisi ini adalah budaya meneliti di kalangan guru-guru tersebut, khususnya dalam hal PTK sangatlah minim. Kalaupun ada guru yang melakukan PTK, dalam pelaksanaannya masih belum mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam PTK. Banyak guru yang kurang paham akan PTK. Para guru kecenderungannya lebih berfokus pada hasil, tanpa menekankan pada proses atau perbaikan tindakan yang mestinya mereka dilakukan.

Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra tersebut, maka diusulkan pemberian pelatihan pembuatan PTK bagi guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem. Program pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk mengenalkan dan memberi pelatihan kepada guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, tentang bagaimana membuat PTK yang baik, bernilai, serta sesuai dengan standar yang seharusnya dilakukan dalam PTK. Perlu dipahami oleh guru bahwa PTK bukanlah sekadar kegiatan mengajar yang seperti biasanya guru lakukan, tetapi dalam PTK harus mengandung satu pengertian bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yakni hasil belajar dari peserta didik ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, segala macam ide yang dicobakan dalam PTK harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih

(9)

4

baik dari biasanya. Dari paparan tersebut, sangat jelas bahwa PTK, tidak hanya berorientasi pada hasil belajar semata, namun juga pada proses atau tindakan yang dilakukan. Rasionalnya, suatu tindakan yang baik, terencana, pastinya akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Atau dengan kata lain, hasil belajar yang baik adalah cerminan dari tindakan yang baik pula. Tindakan ini bisa kita amati dari penggunaan metode mengajar, penggunaan media dan alat pengajaran, serta komponen-komponen pembelajaran lainnya, yang tentu saja harus bercermin pada tujuan atau kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

PTK sangatlah strategis dilakukan oleh para guru sebagai karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah ini sangat berguna dan aplikatif bagi setiap guru. Penyebabnya jelas, setiap bentuk PTK selalu berhubungan dengan tugas keseharian guru. Bahkan sebagian pakar mengatakan bahwa PTK masuk kategori “terapi” pemecahan masalah. PTK tidak hanya menguji kemampuan seorang guru di bidang akademik, tetapi juga menguji ketepatan pemecahan masalah itu berkali-kali pada dataran konkrit. Dengan kegiatan tersebut, guru dapat memperoleh “teori” yang dibangunnya sendiri, bukan teori yang diberikan oleh pihak lain, sehingga guru menjadi “the theorizing practitioner”. Dengan mempertimbangkan arti pentingnya PTK bagi setiap tenaga pengajar dan kependidikan, maka setiap bentuk teori maupun panduan penyusunan PTK menjadi sama pentingnya dengan melakukan PTK itu sendiri (Muliawan, 2010).

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi mitra terkait dengan PTK adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan dan keterampilan guru-guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem dalam melakukan PTK masih tergolong rendah. Dikatakan rendah, sebab PTK yang dilakukan oleh guru selama ini belum mengikuti prinsip-prinsip penelitian yang relevan (direncanakan, dilakukan, dan dilaporkan).

2. Budaya meneliti di kalangan guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem masih sangat minim, khususnya dalam

(10)

5

melakukan PTK guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem dalam melakukan PTK, sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru dapat ditingkatkan, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik?

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem dalam melakukan PTK, sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru dapat ditingkatkan (teacher researcher), guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Bagi guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan dapat:

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melakukan PTK. b. Budaya meneliti di kalangan guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem meningkat, sehingga dapat membawa pengaruh pada peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan, yang muaranya berimbas pada peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik serta keberadaan sekolah dan tentu saja berdampak pada peningkatan profesionalisme guru dimana guru sebagai

teacher researcher.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem, khususnya Dinas Pendidikan Nasional, pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan

(11)

6

dapat membantu terwujudnya program – program pendidikan yang telah menjadi bagian dari rencana peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. 3. Bagi pelaksana, program Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan dapat

menjadi sarana untuk turut berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat sekitar, berupa pengejawantahan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari lembaga Pendidikan Tinggi.

(12)

7 Penentuan Target Kegiatan Penentuan Kuota Peserta Pelatihan Prosedur Peminjaman Tempat Pelatihan

Penyusunan Materi dan Modul Pelatihan Penyebaran Surat Undangan Persiapan Tempat Pelatihan Pencetakan Modul Pelatihan

Perencanaan dan Penentuan Jadwal Pelatihan

Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan

Pengambilan Respon dan Evaluasi

Pencetakan dan Pengiriman Sertifikat

Penyusunan Laporan Akhir

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan

Kerangka pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan PTK bagi guru-guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

(13)

8

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa, kerangka pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan PTK bagi guru-guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, secara umum dapat dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan persiapan administrasi seperti, penentuan lokasi tempat pelatihan, kuota peserta pelatihan, jadwal pelatihan, serta penyusunan materi/modul pelatihan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan pelatihan sebanyak 1x pertemuan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan sebanyak 4x pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuannya adalah 4 jam. Pada tahap akhir yaitu tahap penutup dilakukan evaluasi terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan serta pengambilan respon dari peserta pelatihan.

2.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, dengan total jumlah peserta pelatihan adalah 30 orang guru.

2.3 Keterkaitan Program

Program pengabdian kepada masyarakat ini tentu saja erat kaitannya dengan program – program yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Nasional dalam hal pemberian dan pemerataan bekal pendidikan dan keterampilan, baik yang bersifat formal maupun non formal bagi masyarakat pada umumnya dan guru-guru pada khususnya.

Tim pengusul merupakan dosen yang memiliki latar belakang serta kompetensi dalam bidang Pendidikan Teknik Informatika dan telah memiliki beberapa pengalaman dalam hal penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, khususnya pada bidang pendidikan dan pengajaran.

2.4 Metode Kegiatan

Metode kegiatan yang dilakukan adalah berbentuk pelatihan pembuatan PTK bagi guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem. Kegiatan pelatihan diawali dengan pengenalan atau pemaparan

(14)

9

mengenai konsep PTK, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan yang ditujukan kepada guru-guru untuk praktek secara langsung menyusun PTK. Kegiatan pendampingan ini akan langsung dipandu oleh tutor, dengan dibantu oleh dua orang asisten tutor. Selama kegiatan pelatihan dan pendampingan ini berlangsung, akan ditunjang dengan kegiatan diskusi maupun tanya jawab. Untuk memudahkan guru dalam mempelajari serta menyusun PTK, para guru akan diberikan sebuah modul mengenai konsep pembuatan PTK.

2.5 Rancangan Evaluasi

Keberhasilan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilihat dari dua tolok ukur, yakni sebagai berikut.

1. Respons positif dari peserta pelatihan

Respons peserta pelatihan akan diukur melalui observasi selama pelatihan berlangsung serta melalui pengisian angket oleh guru – guru, terkait dengan kesan, saran, kritik maupun usulan dari peserta pelatihan terhadap program Pengabdian Kepada Masyarakat ini.

2. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan peserta (guru – guru) setelah mendapat pelatihan.

Para guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik, khususnya dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru meningkat, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

(15)

10

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Seperti telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pelaksanaan program pelatihan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, dimana kegiatan pelatihan dilakukan sebanyak 1x pertemuan dan kegiatan pendampingan dilakukan sebanyak 4x pertemuan dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuannya adalah 4 jam.

Dalam pelaksanaannya, sebelum kegiatan pelatihan dimulai, pertama-tama dilakukan kegiatan pembukaan oleh ketua P2M didampingi oleh kepala SMA Negeri 1 Sidemen, dan disaksikan oleh seluruh peserta pelatihan serta anggota tim pelaksana kegiatan P2M yang lain. Setelah kegiatan pembukaan selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan pembuatan PTK bagi guru – guru. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di ruang seminar SMA Negeri 1 Sidemen, mulai dari proses mengisi daftar hadir oleh peserta pelatihan, dilanjutkan dengan proses perkenalan oleh tutor, kemudian proses penyampaian materi mengenai konsep PTK oleh tutor dengan metode ceramah, serta ditunjang dengan kegiatan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan yang ditujukan kepada guru-guru untuk praktek secara langsung menyusun PTK. Kegiatan pendampingan ini akan langsung dipandu oleh tutor, dengan dibantu oleh dua orang asisten tutor. Tutor maupun asisten tutor merupakan staf dosen bidang Pendidikan Teknik Informatika, Undiksha. Selama kegiatan pendampingan ini berlangsung, akan ditunjang dengan kegiatan diskusi maupun tanya jawab. Untuk memudahkan guru dalam mempelajari serta menyusun PTK, para guru diberikan sebuah modul mengenai konsep pembuatan PTK.

Berikut ini adalah beberapa visualisasi kegiatan pelatihan pembuatan PTK bagi guru – guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem.

(16)

11

Gambar 3.1 Pemaparan Materi oleh Tutor

Gambar 3.2 Pelaksanaan Pelatihan dirangkai dengan Kegiatan Diskusi dan Tanya Jawab

(17)

12

Gambar 3.3 Photo Bersama di Akhir Kegiatan Bersama Seluruh Peserta Pelatihan

3.2 Evaluasi Kegiatan

Keberhasilan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilihat dari dua tolok ukur, yakni sebagai berikut.

1. Respons positif dari peserta pelatihan

Respons peserta pelatihan akan diukur melalui observasi selama pelatihan berlangsung serta melalui pengisian angket oleh guru – guru, terkait dengan kesan, saran, kritik maupun usulan dari peserta pelatihan terhadap program Pengabdian Kepada Masyarakat ini.

2. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan peserta (guru – guru) setelah mendapat pelatihan.

Para guru SMA dan SMP di wilayah Kecamatan Sidemen – Karangasem, memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik, khususnya dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru meningkat, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

Berdasarkan dua tolok ukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa jika ditinjau dari segi respons peserta selama kegiatan pelatihan berlangsung adalah

(18)

13

positif. Dari total 30 orang peserta pelatihan, 80% diantaranya terlihat sangat aktif. Mereka banyak bertanya terkait dengan konsep dan prosedur pelaksanaan PTK, seperti: berapa kali mestinya jumlah siklus dalam suatu PTK? apakah PTK musti dilakukan secara team teaching? jika hasil PTK tidak mengalami peningkatan, apakah PTK yang dilakukan ini gagal? Bahkan beberapa diantaranya ada yang hanya sekadar berkeluh kesah tentang kendala-kendala yang dihadapi saat akan melakukan PTK, seperti masih sulitnya para guru dalam memilih/menentukan model pembelajaran yang relevan dengan masalah hingga perumusan instrumen yang tepat sesuai dengan rumusan indikator.

Sementara jika ditinjau dari segi kemampuan dan keterampilan peserta (guru – guru) setelah mendapat pelatihan, dapat dijelaskan bahwa sekitar 70% dari total jumlah peserta pelatihan telah mampu menghasilkan suatu draf/proposal PTK. Jumlah ini masih jauh dari yang diharapkan yakni mencapai 100%. Namun demikian kedepannya diharapkan seluruh peserta yang belum mampu menghasilkan suatu draf/proposal PTK dapat menghasilkan suatu draf/proposal PTK. Draf/proposal PTK yang dihasilkan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal guru untuk menjadi seorang teacher researcher, sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru dapat meningkat, dan guru dapat memperoleh “teori” yang dibangunnya sendiri, bukan teori yang diberikan oleh pihak lain, sehingga nantinya guru bisa menjadi “the theorizing practitioner”, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

3.3 Permasalahan /Hambatan yang dihadapi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada permasalahan ataupun kendala yang berarti yang dihadapi baik pada saat pra, proses maupun pasca kegiatan pelatihan. Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaannya, dapat kami sampaikan temuan-temuan sebagai berikut.

1. Antusiasme pihak sekolah, yang menyambut baik tawaran kerjasama sebagai mitra dalam program pengabdian masyarakat ini. Mereka berharap program seperti ini bisa dilaksanakan secara reguler dan berkala di tahun-tahun selanjutnya.

(19)

14

2. Isi atau materi yang disampaikan dalam pelatihan sangatlah relevan dengan kebutuhan guru, mengingat saat ini kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan IVa ke atas mempersyaratkan harus menghasilkan suatu PTK.

3. Situasi dan kondisi di tempat pelatihan sangatlah kondusif serta memberikan kenyamanan bagi peserta pelatihan.

4. Potensi dan kemampuan peserta pelatihan (guru) terlihat cukup baik, terbukti dari hasil observasi yang dilakukan selama pelatihan hingga pendampingan, terdapat sekitar 70% dari total jumlah peserta pelatihan telah mampu menghasilkan suatu draf/proposal PTK. Draf/proposal PTK yang dihasilkan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal guru untuk menjadi seorang teacher

researcher, sehingga budaya meneliti di kalangan guru – guru dapat

meningkat, dan guru dapat memperoleh “teori” yang dibangunnya sendiri, bukan teori yang diberikan oleh pihak lain, sehingga nantinya guru bisa menjadi “the theorizing practitioner”, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

(20)

15

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan serta ketrampilan guru dalam melakukan PTK. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal guru untuk bisa menjadi seorang teacher researcher, sehingga budaya meneliti dikalangan guru – guru dapat meningkat, dan guru dapat memperoleh “teori” yang dibangunnya sendiri, bukan teori yang diberikan oleh pihak lain, sehingga nantinya guru bisa menjadi “the theorizing practitioner”, guna perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil evaluasi, disarankan untuk pelatihan-pelatihan di bidang pendidikan supaya bisa dilaksanakan secara reguler dan berkala di tahun-tahun selanjutnya, mengingat tuntutan akan peningkatan profesionalisme guru semakin tinggi.

(21)

16

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Dantes, N. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan dalam Rangka Peningkatan Profesionalisme Guru). Makalah. Disajikan pada Workshop Penelitian Tindakan Kelas Bagi Dosen di Lingkungan FKIP Unmas Denpasar 14 Juni 2013

Muliawan, J. U. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta: Gava Media.

Robandi, B. (2008). Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Makalah. Disajikan pada Diklat Nasional PTK Gedung Kopertis Wilayah IV Jatinangor Sumedang Jawa Barat 11-13 Mei 2008

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan
Gambar 3.2 Pelaksanaan Pelatihan dirangkai dengan Kegiatan   Diskusi dan Tanya Jawab
Gambar 3.3  Photo Bersama di Akhir Kegiatan Bersama Seluruh     Peserta Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Penyinaran dengan sinar UV juga dapat menurunkan konsentrasi larutan metilen biru melalui mekanisme reduksi gugus kromofor seperti ikatan rangkap dalam struktur heterosiklik

Tahapan berikutnya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan pemeriksaan ulang sebagai upaya monitoring secara berkala serta memberikan

Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium

MUNAS dinyatakan memenuhi quorum dan dapat mengambil keputusan yang sah pada setiap sidang, apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ (setengah) dari jumlah yang

Metode pelaksanaan kegiatan melalui siaran radio RRI Medan pada acara dialog interaktif isu Aktual Lintas Medan Pagi , dengan Topik “Adakah Pilihan untuk Jenazah

Namun pada kenyataannya seringkali pada kasus tindak pidana sering kali ketika dimintakan penyidik untuk dibuatkan visumnya, korban menolak dengan berbagai alasan

yang besar, semua kondisi menunjukan bahwa semua fase kerosene hamper semuanya mengalir menuju side arm (100%) sedangkan pada hambatan downstream 50% (gambar 4.b) pada semua

Sebanyak 60,5% responden atau 107 orang peternak sapi perah di Dusun Krajan Desa Kemiri tidak melakukan pengelolaan limbah ternak dengan baik, padahal pada