• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. Situs Banten Lama (SBL) merupakan kumpulan beberapa sumber daya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. Situs Banten Lama (SBL) merupakan kumpulan beberapa sumber daya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

204 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Situs Banten Lama (SBL) merupakan kumpulan beberapa sumber daya arkeologi yang memiliki nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, pendidikan, dan publik. Selain nilai penting tersebut, nilai penting agama juga pada Kompleks Masjid Agung Banten. Berdasarkan hasil pembobotan nilai pentingnya, sumber daya arkeologi SBL memiliki bobot nilai penting yang berbeda-beda.

Kompleks Keraton Surosowan memiliki bobot tinggi pada kriteria nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan pendidikan. Namun, pada nilai penting kebudayaan dan publik, kompleks keraton memiliki bobot sedang. Pada alun-alun, bobot nilai pentingnya terlihat bervariatif pada setiap kriterianya. Nilai penting alun-alun memiliki bobot rendah pada kriteria kebudayaan, bobot sedang pada kriteria sejarah dan pendidikan, dan bobot tinggi pada kriteria ilmu pengetahuan dan publik. Kompleks Masjid Agung Banten memiliki bobot nilai penting tinggi pada ilmu pengetahuan, kebudayaan, pendidikan, agama, dan publik. Namun, kompleks masjid ini memiliki bobot sedang pada kriteria nilai penting sejarah. Pada sumber daya arkeologi Batu Gilang dan Batu Singayaksa, bobot tinggi terdapat pada nilai penting sejarah dan ilmu pengetahuan. Bobot sedang terdapat pada nilai penting kebudayaan. Kriteria nilai penting pendidikan dan publik pada Batu Gilang dan Batu Singayaksa memiliki bobot yang rendah. Sumber daya arkeologi berikutnya, yakni Jembatan Rante dan Kanal Banten yang memiliki

(2)

bobot tinggi pada nilai penting ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Bobot sedang terdapat pada kriteria nilai penting pendidikan, dan publik. Namun, Jembatan Rante dan Kanal Banten memiliki bobot rendah pada kriteria nilai penting sejarah. Berdasarkan kajian dalam penelitian ini, nilai penting SBL akan lebih berdayaguna jika pemanfaatannya dapat mengakomodasi berbagai kepentingan, terutama untuk kepentingan masyarakat di sekitar situs. Selain itu, juga dapat bermanfaat bagi aspek-aspek lain seperti ideologi serta pelestarian itu sendiri, sebagaimana tugas yang diemban oleh instansi pelestari cagar budaya.

Pemanfaatan yang selama ini memiliki peran paling besar pada Situs Banten Lama yakni sebagai objek daya tarik wisata religi. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pemanfaatan situs sebagai objek daya tarik wisata belum selaras dengan aspek-aspek pelestarian fisik maupun pelestarian nilai-nilai yang dikandungnya. Hal tersebut dapat diamati melalui perbedaan berbagai kepentingan antar stakeholders, termasuk masyarakat di dalamnya.

Komponen stakeholders tersebut juga ingin mendapatkan manfaat dari sumber daya arkeologi di SBL, seperti manfaat ekonomi, rekreasi, atau wisata. Situs Banten Lama dapat memberikan makna yang lebih luas bagi masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, sumber daya arkeologi tersebut memiliki potensi yang besar dalam upaya optimalisasi pemanfaatannya. Langkah ini dimaksudkan untuk semakin meningkatkan pemanfaatan yang telah dilakukan dengan lebih memperhatikan nilai penting yang dimiliki sumber daya arkeologi.

(3)

Kepedulian stakeholders sangat diharapkan dalam upaya optimalisasi pemanfataan SBL, sehingga hasilnya dapat dinikmati banyak pihak secara berkelanjutan. Otoritas pemerintah dan Yayasan Masjid Agung Banten yang berlebihan telah mengakibatkan masyarakat tidak merasa memiliki dan memaknai manfaat dan nilai penting sumber daya arkeologi SBL. Otoritas ini seharusnya mulai dihilangkan untuk memberikan peluang keterlibatan masyarakat di dalam upaya pemanfaatan situs.

Konsep pemanfaatan yang dapat diterapkan lebih diarahkan pada pemanfaatan yang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan. Namun demikian, konsep yang diajukan ini, tidak menutup kemungkinan di kemudian hari, dapat dievaluasi kembali menyesuaikan dengan keinginan komponen stakeholders. Konsekuensi untuk dievaluasi ini atas pemikiran bahwa kondisi kepentingan dan kebutuhan yang ada di masyarakat bersifat dinamis dan dapat mengalami perkembangan. Untuk itu, upaya optimalisasi pemanfaatan SBL diharapkan dapat sebagai bentuk aktivitas pemanfaatan yang berwawasan pelestarian sumber daya arkeologi. Diutamakan juga konsep pemanfaatan yang bersinergis, berkelanjutan, dan tetap memperhatikan keserasian situs beserta lingkungan sekitarnya. Diperlukan kesamaan visi dan misi dari setiap komponen stakeholders, bahwa optimalisasi pemanfaatan SBL bukan hanya pada aspek sumber daya arkeologinya, namun juga mencakup kandungan nilai penting. Strategi pemanfaatan yang ingin dicapai adalah pemanfaatan yang dapat menjembatani berbagai kepentingan setiap komponen stakeholders, serta pemanfaatan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(4)

Berdasarkan hasil analisis nilai pentingnya, upaya optimalisasi pemanfaatan pada masing-masing sumber daya arkeologi SBL terbagi menjadi pemanfaatan untuk kepentingan akademik dan publik. Dalam penerapanannya, posisi pemanfaatan diarahkan ke pemanfaatan utama dan penunjang. Didasarkan kriteria nilai pentingnya, kepentingan akademik meliputi nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Kepentingan publik didasarkan atas nilai penting pendidikan, agama, dan publik.

Relevansi antara nilai penting dengan upaya optimalisasi pemanfaatan terhadap SBL adalah sebagai berikut. Kepentingan akademik pada Kompleks Keraton Surosowan beserta Batu Gilang dan Batu Singayaksa lebih diarahkan sebagai pemanfaatan utama, sedangkan kepentingan publik sebagai penunjang. Berbeda dengan alun-alun, Kompleks Masjid Agung Banten, serta Jembatan Rante dan Kanal Banten, kepentingan akademik lebih diarahkan untuk pemanfaatan penunjang, sedangkan kepentingan publik sebagai pemanfaatan utama.

Harus diakui bahwa upaya optimalisasi pemanfaatan sebagai bagian dari pelestarian bukan merupakan pekerjaan yang mudah, apalagi di tengah masyarakat Banten yang heterogen dan dinamis. Upaya optimalisasi ini banyak terkendala oleh keinginan masyarakat yang lebih cenderung bersifat praktis dan belum terkendali. Namun, penulis yakin, bahwa sedikit tindakan yang dimulai dari diri kita sendiri, suatu saat akan dapat sebagai investasi di masa mendatang. Meskipun saat ini belum bisa dirasakan manfaatnya secara langsung, namun upaya ini dapat dipandang sebagai investasi untuk generasi yang akan datang.

(5)

5.2. Saran/Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan beberapa kegiatan yang terangkum dalam rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sebagai berikut.

5.2.1. Rencana Kegiatan Jangka Pendek

a. Perlu dilakukan zonasi wilayah situs dengan batas-batas tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung pelestarian SDA. Situs di dalam jaringan kanal dapat ditetapkan sebagai pusat daerah wisata. Perlu juga pembagian wewenang dan koordinasi antar stakeholders di SBL secara terpadu dan periodik.

b. Perlu meningkatkan kebersihan dan pemeliharaan situs beserta lingkungannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan situs dan menunjukkan eksistensi situs, terutama kepada masyarakat sekitar dan pengunjung.

c. Perlu diadakan berbagai pelatihan, sosialisasi, dan/atau workshop terhadap stakeholders dan masyarakat sekitar SBL, termasuk petugas lapangan atau pemandu wisata.

d. Perlu penataan secara menyeluruh terhadap SBL. Hal ini bertujuan agar aktivitas pemanfaatan yang dilakukan tidak saling berbenturan antara kepentingan masing-masing komponen stakeholders. Selain itu, perlu dilakukan penataan kembali penggunaan ruang, termasuk ruang pedagang, publik, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Di samping itu, perlu mengatur barang yang diperdagangkan, serta peningkatan varian

(6)

objek-objek wisata, termasuk pemilihan jenis-jenis atraksi wisata. Perlu juga mengatur alur, membuat data, serta evaluasi terhadap pengunjung.

5.2.2. Rencana Kegiatan Jangka Menengah

a. Interpretasi yang ada perlu ditingkatkan kualitasnya dalam rangka peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam SDA.

b. Perlu peningkatan kemampuan sumber daya manusia, antara lain melalui pelatihan pemandu wisata, pedagang, dan penjual jasa lainnya. Masyarakat setempat dan petugas di lapangan juga perlu dilatih untuk pengembangan produk meliputi pembuatan pusat informasi, leaflet, souvenir, ataupun buku saku.

c. Perlu dilakukan pengembangan penelitian selain di bidang arkeologi dan sejarah, dalam rangka mengungkap aspek-aspek lain, seperti ekonomi dan sosial masyarakat di SBL dan sekitarnya secara detail dan menyeluruh. d. Upaya-upaya pemanfaatan berbasis pelestarian perlu terus dilakukan, namun

tetap memegang prinsip memperhatikan kepentingan-kepentingan lain. Supaya kelestarian SDA dan lingkungannya tetap terjaga, maka diperlukan sebuah konsep penataan ruang yang juga memperhatikan nilai-nilai serta kepentingan dan kebutuhan yang ada dalam masyarakat.

(7)

5.2.3. Rencana Kegiatan Jangka Panjang

a. Perlu dilakukan evaluasi secara periodik dan menyeluruh terhadap semua penanganan situs yang meliputi aspek fisik bangunan, masyarakat, serta aspek lingkungannya untuk memperbaiki kesalahan ataupun kekurangan. b. Perlu evaluasi penerapan peraturan dan perundang-undangan yang telah

dilakukan, baik perundang-undangan nasional maupun daerah termasuk peraturan lain yang terkait dengan SBL.

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi Penelitian berada daerah tangkapan hujan ( Catchment Area ) Waduk Way Rarem dengan luas 32.864 ha (328,64 km 2 ) yang merupakan bagian dari DAS Way Tulang Bawang,

Kardinal Schönborn mengajukan pertanyaan: ”Adakah bukti kos- mologis ekistensi Allah?” Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan: ”Apa- kah Sang Pencipta kelihatan dalam

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

Menyatakan telah menerima penjelasan/konfirmasi tentang Pengumuman Pelelangan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa APBD Tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Tuban Nomor :

Ekli je samo nešto promumlao kad mu je Stredleter rekao "Kako si?" Nije hteo da mu odgovori, ali nije imao petlje da ništa ne promumla.. Onako bez košulje

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih adalah “ Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel

Dalam Biologi Sel (2011), pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob

1) Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata. 2) Hotel harus menghindari pencemaran yang