• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Teknik Industri. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Teknik Industri. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Teknik Industri

Perancangan

Perancangan dan

dan

Perancangan

Perancangan dan

dan

Pengukuran

(2)

Kompetensi Pokok Bahasan

ƒ

Mampu melakukan pengukuran kerja, prosedur

pengukuran kerja dengan beberapa metode

p g

j

g

p

pengukuran kerja (

Stop Watch & Work Sampling)

ƒ

Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan

metode kerja.

ƒ

Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan

l t k j

alat kerja.

(3)

Work Study, Analysis & Design Method Study To improve methods of production Work Measurement To assess human effectiveness production Resulting in more ff ti f effectiveness Making possible effective use of:

•Material, manpower, Machine and Methods

•Plant and Equipment

Making possible improved Planning and

Control, manning and as a basis for Sound

I i S h q p

(4)

ANALISIS PERANCAN

ANALISIS PERANCANGAN KERJA

GAN KERJA

METHOD ENGINEERING

METHOD ENGINEERING

Tujuan : melakukan perbaikan metode kerja di setiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan

l d i k tk d kti it k j

pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.

™ STUDI KERJA (

WORK STUDY

)

Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.

Perbaikan dan penghematan penggunaan material,

i /f ilit k j t t k j

(5)

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu

memberikan suasana kerja/ lingkungan kerja yang

lebih aman dan nyaman

lebih aman dan nyaman.

Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan

k

k

(

) k

d k

l

gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu

ataupun penyederhanaan kerja (work

simplification).

p

)

Tujuan penyederhanaan kerja : Mencari cara kerja

yang lebih baik (lebih mudah lebih cepat efisien

yang lebih baik (lebih mudah, lebih cepat, efisien,

efektif, dan menghindari pemborosan material,

waktu, tenaga dll).

(6)

™

™

Lima

Lima langkah

langkah penyederhanaan

penyederhanaan kerja

kerja…

1.

1. MemilihMemilih kegiatankegiatan kerjakerja :: yaituyaitu kegiatankegiatan yangyang tdktdk efisienefisien atauatau kegiatan

kegiatan yangyang penyelesaiannyapenyelesaiannya lambatlambat dandan inginingin diperbaikidiperbaiki..

2.

2. PengumpulanPengumpulan dandan pencatatanpencatatan datadata // faktafakta yyangang berkaitanberkaitan dengan

dengan metodemetode kerjakerja yangyang selamaselama iniini dilaksanakandilaksanakan :: informasi

informasi yangyang berkaitanberkaitan dgdg urutanurutan kegiatankegiatan,, gerakan gerakan--informasi

informasi yangyang berkaitanberkaitan dgdg urutanurutan kegiatankegiatan,, gerakangerakan gerakan

gerakan kerjakerja,, layoutlayout dlldll..

3.

3. AnalisaAnalisa terhadapterhadap langkahlangkah--langkahlangkah kerjakerja.. LangkahLangkah22 ygyg tdktdk efisien

efisien dicaridicari sebabsebab sebabnyasebabnya efisien

efisien dicaridicari sebabsebab--sebabnyasebabnya..

4.

4. UsulanUsulan altalteernatifrnatif metodemetode kerjakerja yangyang lebihlebih baikbaik.. DiusulkanDiusulkan MKMK yg

yg dianggapdianggap efisienefisien dandan efektifefektif,, sebelumsebelum usulanusulan diputuskandiputuskan terlebih

terlebih dahuludahulu diujidiuji cobacoba..

5.

5. AplikasiAplikasi dandan evaluasievaluasi metodemetode kerjakerja barubaru.. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan alternatifalternatif MKMK angang lebihlebih baikbaik nt knt k Mengaplikasikan

Mengaplikasikan alternatifalternatif MKMK yangyang lebihlebih baikbaik untukuntuk menggantikan

(7)

Peta Kerja

(

)

(Process Chart)

™

Penggambaran urut-urutan kegiatan yang terjadi dalam

i

l

l

i

t

kti it d i

proses operasional penyelesaian suatu aktivitas dari

awal (bahan baku) sampai ke proses akhir (produk jadi)

dengan menggunakan simbol-simbol tertentu yang

telah distandardkan

™

Macam –Macam

ƒ Peta Kegiatan Kerja Setempat – untuk menganalisa dan g j p g memperbaiki proses kerja di sebuah stasiun kerja.

Menggambarkan hubungan kerja (dalam waktu) antara siklus kerja operator dan mesin dalam sebuah sistem manusia-mesin

ƒ Peta Kegiatan Kerja Keseluruhan – untuk memberikan informasi (data) dari keseluruhan proses kerja secara lengkap dari langkah-langkah proses yang terjadi di sistem produksi Alat yang efektif dipakai untuk

(8)

Peta Kegiatan Kerja Setempat

Peta Manusia– Mesin

( Man & Machine Chart )

Peta Kelompok Kerja

(Gang Process Chart)

Peta Tangan Kiri & Tangan Kanan

(Left & Right Hand Chart atau

(Left & Right Hand Chart atau

Operator Chart)

Company Logo www.themegallery.com

(9)

Peta Manusia-Mesin

™ Operator dan mesin akan bekerja secara silih berganti :

- Operator bekerja – mesin menganggur (idle/delay) - Operator menganggur – mesin bekerja

- Operator -mesin (juga) bekerja/menganggurOperator mesin (juga) bekerja/menganggur

™ Idle/delay time merupakan kondisi kerja tidak produktif,

tidak menguntungkan dan sebaiknya dihilangkan atau diminimalkan.

diminimalkan.

™ Peta akan menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja

dan waktu menganggur dari interaksi kerja antara manusia-mesin. Alat analisa yang efektif untuk menekan idle time

mesin. Alat analisa yang efektif untuk menekan idle time

™ Operator idle? Manfaatkan untuk bisa mengoperasikan

(10)
(11)
(12)

Subyek Pengamatan : Proses perataan benda kerja No.Peta : 807 dengan Frais dan memakai Metode : diusulkan Catok Pengatur Dibuat oleh: Sritomo W No.Gambar : J-1492 Tanggal : 12 Nopember No Komponen : J-1492-1 Lembar : 1 dari 1

PETA PROSES MANUSIA-MESIN

No.Komponen : J 1492 1 Lembar : 1 dari 1 Peta diakhiri : Pengambilan material (unloading)

Uraian Elemen Kerja Operator B&S Horizontal B&S Horizontal Milling Machine Milling Machine (Mesin #1) (Mesin #2) Menghentikan mesin #1(tekan tombol stop) 0,0004

Pengambilan Pengambilan Menarik mundur meja 0,001 material

mesin #1 sejauh 5 inchi dari mesin 0,0024

(unloading) Mill Slot 0,004 Mengendorkan catok, mengambil benda 0,001

kerja &meletakkan di sisi mesin #1

Mengambil material & mengikat 0 0018 Mengambil material & mengikat 0,0018 erat-2 pd catok mesin #1

Pembenahan

Menjalankan mesin #1 (tekan tombol start) 0,0004 mesin 0,0032

(loading) Idle Memajukan meja & memakankan 0,001

benda kerja pd gigi-2 frais mesin #1

Berjalan menuju mesin #2 0,0011 Menghentikan mesin #2 (tekan tombol stop) 0,0004

Menarik mundur meja 0,001 Pengambilan

mesin #2 sejauh 5 inchi Mill Slot 0,004 material 0,0024 dari mesin

dari mesin Mengendorkan catok, mengambil benda 0,001 (unloading) kerja &meletakkan di sisi mesin #2

Mengambil material & mengikat 0,0018 erat-2 pd catok mesin #2

Pembenahan

Menjalankan mesin #2(tekan tombol start) 0 0004 mesin 0 0032 Menjalankan mesin #2(tekan tombol start) 0,0004 mesin 0,0032

Idle (loading) Memajukan meja & memakankan 0,001

benda kerja pd gigi-2 frais mesin #2

(13)

Peta Kelompok Kerja

™

Adaptasi peta kerja manusia-mesin.

ƒ Peta manusia-mesin (berapa # mesin yang bisa p y g dioperasikan oleh seorang operator);

ƒ Peta kelompok kerja (berapa # operator yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah rangkaian proses secara y g p efektif-efisien),

™

Peta dibuat untuk menganalisa kondisi kerja yang

diindikasikan terlalu banyak mempekerjakan

diindikasikan terlalu banyak mempekerjakan

manusia (operator) dari yang seharusnya.

™

Mesin (proses) akan dioperasikan full-capacity,

direct labor costs rendah dan employee morale

tinggi.

(14)

Peta Tangan Kiri & Kanan (Peta Operator)

™

Untuk menggambarkan gerakan-gerakan tangan

(kiri-kanan) ataupun idle/delay selama aktivitas

p

y

kerja berlangsung (motion study).

™

Menganalisa manual operation yang bersifat

berulang ulang (repetitive assembly)

berulang-ulang (repetitive, assembly),

mengeliminir gerakan yang tidak ekonomis

(aplikasi prinsip ekonomi gerakan) dan

menyeimbangkan gerakan tangan kiri dan tangan

kanan.

™

Analisa terutama difokuskan terhadap aktivitas

™

Analisa terutama difokuskan terhadap aktivitas

tangan yang tidak banyak melakukan gerakan

produktif (kondisi delay atau hold).

™

Aplikasi elemen-elemen gerakan THERBLIGS.

(15)

17 Elemen Gerakan THERBLIGS

Elemen Therblig Symbol Color

• Mencari (Search) • Memilih (Select)

S

SE Gray LightBlack Memilih (Select) • Memegang (Grasp) • Menjangkau (Reach) • Membawa (Move) SE G R M Gray Light Lake Red Olive Green Green ( ) • Memegang (Hold) • Melepas (Release) • Menempatkan (Position) H RL P Gold Ocher Carmine Red Blue • Mengarahkan (Pre-Position) • Memeriksa (Inspect) • Merakit (Assemble) M l kit (Di bl ) PP I A DA Sky Blue Burnt Orcher Violet Heavy Vi l t Li ht • Melepas-rakitan (Dissasemble) • Memakai (Use)

• Menunda (Unavoidable Delay)

DA U UD Violet Light Purple Yellow Orcher

(16)

Peta Kegiatan Kerja Keseluruhan

™

Penggambaran aliran proses, urutan/tahapan dan

langkah sistematis-logis proses produksi (proses

g

g p

p

p

transformasi & nilai tambah) dari saat masih

berupa bahan baku (material) sampai menjadi

produk akhir (finished goods product)

produk akhir (finished goods product).

™

Macam peta (terpenting) :

ƒ (1) Peta Proses Operasi (Operationt Process Chart); ƒ (2) Peta Aliran Proses (Flow Process Chart); dan ƒ (3) Diagram Aliran (Flow Diagram)

™

Digambarkan dengan menggunakan

simbol-™

Digambarkan dengan menggunakan simbol

simbol ASME

(17)

Kegiatan operasi kerja seperti membubut, mencat,merakit , dlleg ata ope as e ja sepe t e bubut, e cat, e a t , d

Kegiatan transportasi atau pemindahan material

Kegiatan inspeksi / pemeriksaan baik yang berkaitan dengan pemeriksaan kuantitas atau kualitas hasil kegiatan operasi

Kegiatan menunggu/delay, yaitu material sementara menunggu untuk proses lebih lanjut

Kegiatan penyimpanan (storage) dimana material atas produk jadi disimpan beberapa lama di gudang penyimpanan sampai diperlukan kemudian

(18)

Cara Penggambaran Peta Proses Operasi

Arah material yang masuk proses

Material

(Mt ) Mt Mt Mt

™ W = Waktu yang dibutuhkan

k k k akit kit m proses untuk operasi kerja/inspeksi

™ O-N = Nomor urut untuk kegiatan W M

operasi

™ I-N = Nomor urut untuk

O-N bahan dala n yang dir a yang dira k

™ I N = Nomor urut untuk

kegiatan inspeksi W M

™ M = Nama mesin/fasilitas

kerja atau lokasi

I-N utan peru b kompone n omponen y dimana aktivitas operasi dilaksanakan Mt Urut-ur u Sub- Ko 18

(19)
(20)

Peta Proses Operasi ( OPC )

™

Penggambaran peta dengan menggunakan

simbul-simbol ASME (operasi, inspeksi dan

p

p

aktivitas “ganda” atau operasi-inspeksi).

™

Penekanan pada aktivitas produktif sehingga yang

diaplikasikan hanya simbol simbol

diaplikasikan hanya simbol-simbol

operasi/inspeksi saja.

™

Penggambaran aktivitas operasional akan

gg

p

dilakukan sesuai dengan urutan proses produksi

dari stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain.

™

Dapat digunakan sebagai dasar perancangan

™

Dapat digunakan sebagai dasar perancangan

layout.

(21)

Peta Aliran Proses-Process Flow Chart

™

Prinsip hampir sama dengan penggambaran peta

proses operasi (operation process chart).

p

p

p

p

Penggambaran lebih detail dengan

mengaplikasikan semua simbol ASME.

™

Terutama bermanfaat untuk menganalisis “

hidden

™

Terutama bermanfaat untuk menganalisis

hidden

cost”

seperti

ƒ

(1

(

) perpindahan material (transportasi) dan ) p p ( p )

ƒ (2) waktu menunggu/kosong (idle/delay).

™

Eliminasi elemen-elemen operasi yang tidak

produktif perbaikan metode kerja dan layout

produktif, perbaikan metode kerja dan layout.

(22)
(23)

Diagram Aliran (Flow Diagram)

™

Merupakan penggambaran flow process chart (FPC)

d l

l

M

b ik

b

i

l

dalam layout. Memberikan gambaran visual yang

lebih jelas.

™

Tool of analysis untuk mengevaluasi layout dengan

™

Tool of analysis untuk mengevaluasi layout dengan

prinsip menekan aktivitas material handling.

Flow Flow Process

Chart

Facilities

(24)
(25)

PENGUKURAN KERJA

(WORK MEASUREMENT)

(WORK MEASUREMENT)

Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata rata

Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata

yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg

memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam

melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan

tempo kerja yang normal.

K i i

k

k j

d l h

k

Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran

waktu (time study), yaitu waktu standar atau

waktu baku.

(26)

Pengukuran Waktu

Tidak

Langsung

Langsung

Tidak

Stop Watch Time Data Waktu Baku

Study (SWTS) (Standart Data)

Work Sampling Predetermined Motion Time Systems) (MTM MOST) (MTM, MOST)

(27)

Catat semua informasi yang berkaitan dengan operasi kerja

Bagi operasi ke dalam elemen-elemen kegiatan

Langkah

Pengukuran

Amati, ukur, dan catat waktu dari elemen-elemen kegiatan kerja

Pengukuran

Waktu

Stop Watch

Test dan evaluasi keseragaman dan kecukupan data.

Stop Watch

Time Study

Rating Performance dan Perhitungan Waktu Normal

(28)

Pengukuran Waktu StopWatch

Æ

Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Pengujian Kecukupan

data

Faktor Penyesuaian

Waktu Waktu Siklus Waktu Waktu Standar Waktu

Siklus Waktu SiklusRata-rata NormalWaktu Waktu Standar(Baku)

Pengujian keseragaman Faktor Kelonggaran keseragaman data Kelonggaran

(29)

PENGUJIAN DATA

™

Uji kecukupan data.

Memastikan data yang dikumpulkan telah cukup secara Memastikan data yang dikumpulkan telah cukup secara obyektif.

Pengujian berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat

k li i d i k k ki /k

ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi)

(populasi).

™ Derajat ketelitian (

degree of accuracy

)

Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

(30)

Uji Kecukupan Data

’STOP WATCH TIME STUDY’

(

)

2 2 2

/

X

X

X

N

s

k

N’ =

X

Dengan : Dengan : k = Tingkat keyakinan Confidence level = 99% ; k = 3 Confidence level = 95% ; k = 2 C fid l l 90% k 1 65 Confidence level = 90% ; k = 1,65 s = Derajat ketelitian

N = Jumlah data pengamatan

N’ = Jumlah data yang seharusnya dilakukanJ y g y

Jika N’ > N maka data dianggap cukup, jika N’ ≤ N, data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan

dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

(31)

Contoh :

Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?j , p j p g p

Pengamatan

Pengamatan ((menitmenit)) Pengamatan ke Pengamatan ke 11 22 33 44 55 66 77 88 99 1010 1111 1212 1313 1414 1515 Data Pengamt. Data Pengamt. 88 77 77 66 88 66 99 88 99 66 88 55 55 99 66 ΣX = 107 (ΣX)2 = 11449 (ΣX)2 = 11449 ΣX2 = 791 k = 95% = 2 s = 10% Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

s 10% N’ =

( )

2 2 2 / ⎤ ⎢ ⎡k s N

X

X

53

,

14

11449

791

15

1

,

0

/

2

2

=

x

53

,

14

(32)

Uji Keseragaman Data

Uji Keseragaman Data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul

berasal dari sistem yang sama dan

berasal dari sistem yang sama dan

untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik

yang berbeda.

BKA

= X + kσ

BKB

= X - kσ

Dengan :

BKA = Batas Kontrol Atas

σ

=

1

2

N

X

X

)

(

BKABKB = Batas Kontrol Atas= Batas Kontrol Bawah

X = Nilai Rata-rata σ = Standar Deviasi k Ti k K ki k = Tingkat Keyakinan

(33)

Contoh:

Suatu

pengukuran

elemen

kerja

dilakukan

sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop

P ( i )

sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop

watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah

data seragam atau tidak.

Pengamatan (menit) Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6 X = 7,13 Σ (X – X)2 = 27,73 σ = 1,4 BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

(34)

Penyesuaian (

Rating Factor

)

™ Operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya

bekerja dlm kondisi wajar

™ Ketidakwajaran dapat terjadi misalnya tanpa kesungguhan,

sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.

™ Harus mengetahui dan menilai seberapa jauh

ketidakwajaran tsb dan harus menormalkannya dengan ketidakwajaran tsb dan harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.

Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata rata dengan faktor penyesuaian (p)

siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).

Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :

1 Operator bekerja normal (tempo kerja wajar) Æ p=1 (100%);

1. Operator bekerja normal (tempo kerja wajar) Æ p=1 (100%);

2. Operator bekerja di atas normal (terlalu cepat) Æ p>1; dan

(35)

Metode Penentuan Penyesuaian

1. The Westing House System

Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electricg g Corporation dengan mempertimbangkan empat faktor yaitu ketrampilan (skill), usaha (effort), kondisi lingkungan kerja (condition) dan konsistensi (consistency) yang ada.

2. Synthetic Rating

Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating

l i k t t d i il i kt k

mengevaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

3 Speed Rating/Performance Rating

3. Speed Rating/Performance Rating

Sistem ini mengevaluasi performansi dengan

mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.

(36)

Westinghouse’s Performance Rating Table

Skill Effort + 0.15 A1 Superskill - 0.05 E1 – Fair + 0 13 A2 - 0 10 E2 + 0.13 A1 - Excessive - 0.04 E1 - Fair+ 0 12 A2 - 0 08 E2 + 0.13 A2 - 0.10 E2 + 0.11 B1 Excellent - 0.16 F1 – Poor + 0.08 B2 - 0.22 F2 + 0.06 C1 Good + 0 03 C 2 + 0.12 A2 - 0.08 E2 + 0.10 B1 - Exellent - 0.12 F1- Poor + 0.08 B2 - 0.17 F2 + 0.05 C1 - Good + 0 02 C2 + 0.03 C 2 0.00 D - Average + 0.02 C20.00 D - Average Conditions Consistency + 0.06 A - Ideal

+ 0.04 B - Exellent + 0.04 A - Perfect+ 0.03 B - Excellent + 0.02 C - Good 0.00 D - Average - 0.03 E - Fair - 0.07 F - Poor + 0.01 C - Good 0.00 D - Average - 0.02 E - Fair - 0.04 F - Poor

(37)

Perhitungan Waktu Normal

™

Waktu Normal = Waktu Pengamatan x Rating

Performance Factors ; atau

Performance Factors ; atau

™

W

normal

= W

pengamatan

x p (%)

1)

Waktu Pengamatan (W

0

)

2)

W

N

< W

0

untuk p < 1 (100%)

3)

W

N

W

0

untuk p 1 (100%)

3)

W

N

= W

0

untuk p = 1 (100%)

4)

W

N

> W

0

untuk p > 1 (100%)

4)

W

N

> W

0

untuk p > 1 (100%)

(38)

Allowance Time

™ Allowances – “interupsi “ terhadap aktivitas produktif yang

sedang berlangsung.

1. Personal Allowances –mengantisipasi adanya kebutuhan waktu yang bersifat personal. Dapat ditentukan melalui time study (full day) atau sampling kerja. Untuk kegiatan ringan diberikan sekitar 2-5% (10-25 menit), sedangkan

t k kti it l b t bi > 5%

untuk aktivitas manual berat bisa > 5%.

2. Fatigue Allowances - memberi kesempatan kepada pekerja melepas lelah akibat kerja berat yang harus dilakukan bisa

k b b fi ik t l B kt

karena beban fisik maupun mental. Besaran waktu yang diperlukan akan bervariasi dan tergantung dari individu, interval waktu dari siklus kegiatan dan kondisi lingkungan fisik kerja yang ada

fisik kerja yang ada.

3. Delay Allowances - antisipasi terhadap kondisi tak terduga yang tidak bisa dihindari (avoidable) maupun yang

sebenarnya masih bisa dihindari (unavoidable) manakala sebenarnya masih bisa dihindari (unavoidable) manakala ada jadwal perencanaan kerja yang seharusnya bisa dibuat terlebih dahulu.

(39)

Waktu Baku (Waktu Standar)

Waktu Baku (Waktu Standar)

WB = [ W siklus x RF ] x

A

%

100

%

100

WB [ W siklus x RF ] x

Waktu Normal

ALL

%

100

Waktu Normal

Keterangan :

WB

= Waktu baku = Waktu standard

WB

= Waktu baku = Waktu standard

RF

= Penyesuaian (Rating Faktor/Performance

Rating)

All

= Kelonggaran (Allowance)

All

= Kelonggaran (Allowance)

(40)

Contoh

Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada tabel berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.

Elemen Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ΣX X RF WN 1 Mengambil Kotak Kardus 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07 Kotak Kardus 2 Memasukkan Barang 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13 3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24 unit menit/ 61 , 0 15 100 100 = − 3 p Kotak Kardus 0, 0, 3 0, 0, 0, 5 0, 0, 3 0, 6 0, 0, , 9 0, 3 ,05 0, 4 Meletakan Hasil 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08 Waktu Normal = 0,52 menit/unit

Waktu

Waktu Baku = 0,52 x Baku = 0,52 x

unit menit / 61 , 0 % 15 % 100 % 100 = −

Output Baku/Standard = 1/ waktu standard; Output Baku/Standard = 1/ waktu standard;

atau

(41)

Pengukuran Waktu dgn Sampling Kerja

™ Melakukan pengamatan apakah tenaga kerja dalam kondisi

kerja atau menganggur.

™ Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkang hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random.

™ Melakukan kunjungan ke tenaga kerja yang akan diukur

waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.

™ Misal kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu ™ Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu

pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tenaga kerja dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0 9 Tenaga kerja dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tenaga kerja dalam kondisi

(42)

Pengamatan & Pengukuran

istirahat

07.00 12.00 – 13.00 16.00

istirahat

Pengamatan dilakukan saat operator/mesin sedang bekerja

Pengamatan dilakukan saat operator/mesin tidak bekerja (idle/delay) Elemen Kegiatan Tally Total %

Aktivitas Produktif IIII IIII  IIII  IIII  IIII  IIII  IIII  IIII  I 41 ...

g p / j ( / y)

Company Logo www.themegallery.com

(43)

Penggunaan Tabel Angka Random

™ Cara 1 : 39 6 = 03.96 atau 16.36 ( Tabel Angka Random Pengamatan dilaksanakan pada jam 16.36 (kalau  ternyata jam ternyata jam tersebut sudah di luar jam  kerja, maka batal dan dicari lagi saat/waktu yang  lebih sesuai. 73 7 07 37 39  65  76  45  45  19  90  69  64  61 73  71  23  70  90  65  97  60  12  11 72  20  47  33  84  51  67  47  97  19 75  17  23  69  17  17  95  21  78  58 37 48 79 88 74 63 52 06 34 30 73 7 = 07.37 Pengamatan dilaksanakan pada jam 07.37 dan  dilihat kejadian apa yang muncul saat itu (produktif  ataukah non produktif). Lakukan “tally” di lembar  pengamatan yang tersedia

37  48  79  88  74  63  52  06  34  30 02  89  08  16  94  85  53  83  29  95 87  18  15  70  07  37  79  49  12  38   98 83 71 70 15 89 09 39 59 24 pengamatan yang tersedia. ™ Cara 2 :  0 60 120 180 240 07 00 08 00 09 00 10 00 11 00 dst 98  83  71  70  15  89  09  39  59  24 10  08  58  07  04  76  62 47  90  56  37  31   Digit 39, pengamatan dilakukan pada jam 07.39 Digit 65, pengamatan dilakukan pada jam 08.05, dst 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00..dst

(44)

Pengujian Data

™

Kecukupan Data

Sp

™

Keseragaman Data

Batas kontrol untuk p

p

p

k

(

1

)

Sp

=

N’ =

Batas kontrol untuk p BKA =

n

p

p

k

(

)

1 2 p k⎛ − ⎟n p p k p + (1 − )

N =

Dengan :

BKB = Dengan pengertian sbb: 2 ) ( 1 Sp p k n p p k p − (1− )

g

S

= Derajat ketelitian

p = Persentase

sibuk/produktif

g p g

BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah

p = Persentase sibuk/produktif

k

= Tingkat keyakinan

(45)

Contoh

Contoh ::

™

Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan

selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan

j

g

p g

setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample

adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99% dan

derajat ketelitian 5% Tentukan kecukupan dan

derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan

keseragaman data.

Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1 Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1 Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4 Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46 Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08 Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

(46)

Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884 k = 99% = 3 N = 500 S 0 05 n 50 S = 0,05 n = 50 N’ = 472 ,39 ) 884 , 0 ( ) 05 , 0 ( ) 884 , 0 1 ( 3 2 2 = −

Karena N’ < N, maka data dianggap cukup BKA = 1,019 50 ) 664 , 0 1 ( 884 , 0 3 884 ,

0 + − = Karena nilai prosentase kerja

semuanya masuk dalam

BKB = 0,748 50 ) 664 , 0 1 ( 884 , 0 3 884 , 0 − − =

semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.

Waktu Baku Waktu Baku

Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus : RF Factor Rating x sibuk osentase x waktu Total Pr ( ) Waktu Normal = Waktu Baku = dihasilkan yang produk Jumlah ) ( 100 100 All n Kelonggara x Normal Waktu

(47)

Contoh :

Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerjay p j j dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya

dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.

Waktu Normal (Wn)=

menit x x 0,2 menit / surat

2345 15 , 1 85 , 0 480 =

Waktu Baku (Wb) =

O t t St d

surat menit x 0 ,25 / 20 100 100 2 , 0 = − 1 1

Output Standar

=

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat

menit surat Wb 0 , 25 4 / 1 1 = =

p

j

p

g j

p y

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Wilmot menggunakan distribusi mixed Poisson dengan invers Gaussian sebagai alternatif dari distribusi binomial negatif untuk perhitungan frekuensi klaim [9],

KETIGA : Pada saat Keputusan Bupati ini mulai berlaku, Keputusan Bupati Bantul Nomor 27 Tahun 2013 tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Direktur Utama Perusahaan

Comorbid type 2 diabetes mellitus and hypertension exacerbates cognitive decline: evidence from a longitudinal study.. Age Ageing

Mekanisme fotokatalis adalah jika katalis semikonduktor dikenai sinar dengan energi yang lebih besar, maka elektron ( e - ) pada pita valensi bereksitasi menuju pita konduksi dan

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara simultan dan parsial antara pelatihan kerja yang terdiri dari variabel metode

Hasil riset tersebut juga mempunyai kecenderungan bahwa species yang tepat (species target) sebelum dimuliakan bila ditanam dengan teknik yang benar mampu

Kemampuan citra Landsat 7 untuk pemetaan perubahan penutup lahan di Jawa telah dikaji oleh Poniman dan Nurwadjedi (2008). Tidak seperti halnya citra Landsat atau

Bertambah kuatnya peranan para pemimpin agama Islam dan masa kekerasan yang terus menerus dalam melawan pemerintah kolonial, menyebabkan banyak petani yang melarikan diri