• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA NEED AND TIMING TERHADAP KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA NEED AND TIMING TERHADAP KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA NEED AND TIMING TERHADAP KONTROL GULA

DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

DI PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR

Visdariana Arkab

1

, Yusran Haskas

2

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Respondensi: [email protected]/085696284120)

ABSTRAK

Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolisme kronik yang ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara need and timing terhadap kontrol gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di puskesmas Sudiang Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskripif Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian berupa angket atau observasi. Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program Microsoft Excel dan Program Statistik (SPSS) versi 16.0. Metode Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel 87 orang. Hasil Analisis Bivariat menunjukkan Need/Kebutuhan (p = 0,000) dan Timing/Waktu (p = 0,000) memiliki pengaruh terhadap kontrol gula darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Sudiang Makassar. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara Need/Kebutuhan dan Timing/Waktu terhadap kontrol gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Type 2 Di Puskesmas Sudiang Makassar.

Kata kunci : Need, Timing, Kontrol Gula Darah, Diabetes Melitus

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas yang bertanggung jawab dan mempertahankan kadar gula darah yang normal (Fauzi, 2014 ).

Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara.

Menurut WHO, bertanggung jawab atas 6 kematian yang terjadi akibat Diabetes. Tahun 2002 jumlah kasus di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan WHO memperkirakan pada tahun 2025 di Indonesia kasus Diabetes meningkat menjadi 21 juta jiwa di mana Indonesia akan menduduki urutan ke 4 setelah China, India, dan Amerika dan akan terus meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 (Prihaningtyas, 2013).

Data penderita DM seluruh dunia sampai bulan November 2014 sebanyak 347 juta jiwa. Tahun 2012 diperkirakan meninggal sebanyak 1,5 juta jiwa oleh karena DM. Penderita Diabetes meninggal > 80% pada Negara ber penghasilan rendah dan menengah ( Wikipedia, 2014).

Perubahan kebutuhan nutrisi akan mempengaruhi pola makan manusia dari tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan kebarat-baratan (modern) dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat (Metabolik Endokrin). Khususnya masyarakat Sulawesi Selatan sangat menyukai makanan manis. Pola makan makanan yang manis-manis tentunya merupakan salah satu penyebab meningkatnya kadar gula dalam darah. Jumlah penyandang diabetes tipe 2 makin meningkat diseluruh dunia terutama di negara berkembang karena perubahan gaya hidup salah yang menyebabkan obesitas (Sidartawan, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik Puskesmas Sudiang

(2)

Makassar, angka kejadian penderita penyakit Diabetes Melitus pada tahun 2011 sebanyak 770 kasus, sedangkan tahun 2012 sejumlah 1.218 orang, kemudian tahun 2013 akhir meningkat menjadi 1.370 kasus, pada bulan januari sampai dengan oktober 2014 sejumlah 934 kasus DM, sedangkan untuk DM tipe 2 sebanyak 665 kasus. ini menunjukkan bahwa dari tahun ketahun termasuk data tiga tahun terakhir penderita Diabetes Melitus masih mengalami peningkatan yang signifikan. Peneliti mengangkat masalah pada tulisan ini, beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga penderita Diabetes Melitus tipe 2 tidak terlalu perduli atas kebutuhan dan ketepatan waktu mengontrol gula darah.

Hasil dari wawancara langsung dengan kepala desa puroo, dari jumlah masyarakat 936 jiwa dan 234 kk dengan 90% pekerjaan masyarakat sebagai petani, masih ada sebagian masyarakat yang mengalami perubahan perilaku terhadap schistosomiasis. Masyarakat terlihat tidak merasa takut lagi terhadap schistosomiasis bahkan tidak lagi memakai alat pelindung diri seperti sepatu boat dalam melakukan aktifitas di daerah sekitar focus keong. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Dalam Pencegahan

Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu Kab.

Sigi”. Pengobatan penderita secara masal pada seluruh penduduk di daerah endemis merupakan tindakan pencegahan yang efektif, selain itu harus dilakukan juga perbaikan lingkungan hidup untuk mencegah pencemaran perairan oleh tinja, serta pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara cacing schistosoma.

BAHAN DAN METODE

Lokasi, populasi dan sampel

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik, menggunakan rancangan

Cross Sectional untuk melihat adanya hubungan Need and Timing dengan kontrol Gula Darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Sudiang Makassar.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sudiang Makassar dari tanggal 29 desember 2014 sampai 24 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita diabetes melitus type 2 yang ada di Puskesmas Sudiang Makassar sebanyak 665 orang. Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sampel yang digunakan yaitu sebagian dari penderita diabetes melitus tipe 2 yang ada di puskesmas

Sudiang Makassar yaitu sebanyak 87 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu Probability Sampling dengan jenis Purposive

Sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.

HASIL PENELITIAN 1. Analisis univariat

Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa distribusi jenis kelamin yang jenis kelamin lakilaki sebanyak 40 ( 46%) dan perempuan sebanyak 47 (54 %).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi berdasarkan umur responden di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi umur terbanyak yaitu 51-60 tahun yaitu sebanyak 39 (44.82 %) dan distribusi umur terkecil yaitu > 70 tahun yaitu sebanyak 4 (4.62 %).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi pendidikan responden di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 38 (43.7 %) dan yang terkecil yaitu SD Sebanyak 10 (11,5 %). umur n % 40 - 50 11 12.63 51-60 39 44.82 61-70 33 37.93 >70 4 4.62 Total 87 100.0 Jenis Kelamin n % lakilaki 40 46.0 perempuan 47 54.0 Total 87 100.0 Pendidikan n % SD 10 11.5 SMP 14 16.1 SMA 38 43.7 S1 25 28.7 Total 87 100.0

(3)

Tabel 4 Distribusi Frekuensi pekerjaan responden di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi pekerjaan terbanyak yaitu IRT sebanyak 33 (37.7 %) dan yang terkecil yaitu pensiunan Sebanyak 13 (14.9 %).

Tabel 5 Distribusi Frekuensi berdasarkan

need / kebutuhan terhadap kontrol gula

darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi penderita yang membutuhkan sebanyak 59 (67.2 %) dan tidak membutuhkan sebanyak 28 (32.8 %).

Tabel 6 Distribusi Frekuensi berdasarkan

timing / waktu terhadap kontrol gula darah

pada penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi penderita yang tepat waktu sebanyak 58 (66.67 %) dan tidak tepat waktu sebanyak 29 (33.33 %).

2. Analisis Bivariat

Tabel 7 Distribusi frekuensi hubungan need terhadap kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

Need

Kontrol Gula Darah Jumlah

terkendali Tidak terkendali n % n % n % Membu-tuhkan 34 57.6 25 42.2 59 67.7 Tidak membu-tuhkan 4 14.3 24 85.7 28 32.3 Jumlah 38 43.7 49 56.3 37 100.0 p = 0,000

Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa terdapat 34 responden yang membutuhkan dan gula darahnya terkendali dan 25 responden yang membutuhkan dan kontrol gula darahnya tidak terkendali sedangkan yang kontrol gula darahnya terkendali tetapi tidak membutuhkan sebanyak 4 responden dan kontrol gula darahnya tidak terkendali dan tidak membuthkan sebanyak 24 responden Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti kurang dari α (0,01). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Need / Kebutuhan terhadap kontrol gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassa. sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Tabel 8 Hubungan timing / waktu terhadap kontrol gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

timing

Kontrol gula darah Jumlah

terkendali Tidak terkendali n % n % n % Tepat waktu 33 37.9 25 28.7 58 66.6 Tidak tepat waktu 5 5.74 24 27,6 29 33.4 Jumlah 19 51,3 18 48,6 37 100.0 p = 0,000

Berdasarkan tabel 8, didapatkan bahwa yang kontrol gula darahnya terkendali dan tepat waktu sebanyak 33 responden dan yang tidak terkendali dan tepat waktu sebanyak 25 responden sedangkan yang kontrol gula darahnya terkendali dan tidak tepat waktu sebanyak 5 responden dan yang tidak terkendali dan tidak tepat waktu sebanyak 24 responden. Dengan demikain dapat disimpulkan Ho

ditolak dan Ha diterima.

Pekerjaan n % Pensiunan 13 14.9 IRT 33 37.7 Wiraswasta 25 28.7 PNS 16 18.4 Total 87 100.0 Need / Kebutuhan n % Membutuhkan 59 67.2 Tidak membutuhkan 28 32.8 Total 87 100.0 timing / waktu n % Tepat Waktu 58 66.67 Tidak Tepat Waktu 29 33.33 Total 87 100.0

(4)

PEMBAHASAN

1. Hubungan antara need terhadap kontrol gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 87 responden yang diteliti di Puskesmas Sudiang Makassar, dapat diketahui bahwa responden yang memilih kontrol gula darah sebagai kebutuhan sebanyak 59 (67,7%) responden, sedangkan responden yang memilih kontrol gula darah bukan sebagai suatu kebutuhan sebanyak 28 (32,3%) responden. Dan setelah dilakukan uji statistik didapat bahwa nilai p 0,000 dengan tingkat kemaknaan α=0,001, hal ini membuktikan bahwa nilai p < α yang artinya ada hubungan antara need/kebutuhan terhadap kontrol gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto 2012 yang juga menyimpulkan hierarki kebutuhan maslow terhadap peningkatan kinerja individu, bahwa begitu orang melewati tingkat kebutuhan tertentu maka ia tidak lagi terdorong oleh motivasi tingkat di bawahnya. Kebanyakan orang dalam masyarakat kita telah mampu memuaskan sebagian besar kebutuhan dasariah mereka kendati belum dalam arti sepenuhnya. Yang mau di tekankan adalah bahwa begitu suatu tingkat kebutuhan terpuaskan, maka kebutuhan tersebut tidak lagi akan memiliki pengaruh yang berarti pada motivasi.

2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 87 responden dapat diketahui bahwa 58 (66,6%) responden yang kontrol gula darahnya tepat waktu, sedangkan responden yang kontrol gula darahnya tidak tepat waktu yaitu sebanyak 29 (33,4%) responden. Dan setelah dilakukan uji statistik didapat bahwa nilai p 0,000 dengan tingkat kemaknaan α=0,001 hal ini

membuktikan bahwa nilai p < α yang artinya ada hubungan antara timing/waktu terhadap kontrol gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.

Hal ini sejalan dengan penelitian Neydi Candra, yang mengatakan bahwa dengan pengalaman dan stimulant yang berulang-ulang ini orang secara sadar atau tidak sadar akan memiliki kecakapan teknis serta terampil dalam menghadapi segala bentuk kehidupannya masyarakat termasuk kehidupan untuk hidup sehat. Semakin banyak pengalaman seseorang tentang kemampuan teknis dan praktek dalam suatu kehidupan, akan dapat meningkatkan daya nalar sesorang untuk bertingkahlaku atau merubah perilaku ke arah yang lebih baik.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang bermakna antara need terhadap kontrol gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara timing terhadap kontrol gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas sudiang makassar

SARAN

1. Sebaiknya pemeriksaan kadar gula darah dapat dijadikan sebagaia suatu kebutuhan dan menjadi penentu pengendalian kadar gulla darah

2. Pemeriksaan kadar gula darah pun hendaknya dilakukan tepat waktu guna mengetahui adanya peningkatan atau penurunan kadar gula darah

3. Perubahan gaya hidup sehat dan juga olah raga yang teratur juga merupakan factor penunjang agar kadar gula darah stabil dan tidak tergantung pada pemberian insulin.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2013. Buku Ajar Ilmu Gizi, Obesitas, Diabetes mellitus, Disapidemia. Aplikatif Buku Kedokteran. EGC : Jakarta

Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat, Diabetes dan Hipertensi. Ariska : Yogyakarta

Fransisca Kristiana. 2012. Awas Pankreas Rusak Akibat Diabetes. Cerdas Sehat : Jakarta ID.M. Wikipedia.Org / Wiki / Gula – Darah

I Putu. 2011. Deteksi Dini dan Pencegahan 7 penyakit Penyebab Mati Muda. Media Presindo : Yogyakarta Kemenkes. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Depkes RI : Jakarta

(5)

Novitasari, Retno. 2012. Diabetes mellitus (Dilengkapi Dengan Senam DM). Nuha Medika : Yogyakarta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Salemba Medika : Jakarta Selatan

Prihaningtyas Aji Rendi. 2013. Hidup Manis Dengan Diabetes. Media Pressindo : Yogyakarta

Qadrianty, Suci. 2014. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dan Tingkat Kepatuhan Minum OHO (Obat Hipoglekemik Oral) Dengan Kadar Glukosa Darah Pada penderita Diabetes mellituis Tipe II Rawat Jalan Di Puskesmas Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2.

Soegondo. Sidartawan S. 2013. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. FKUI : Jakarta. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta

Tarwoto. 2012. Keperawatan Medikal Bedah, Gangguan Sistem Endokrin. CV. Trans Info Media : Yogyakarta WHO. 2012.Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO.

Gambar

Tabel  1  Distribusi  frekuensi  berdasarkan  jenis  kelamin  responden  di  puskesmas  sudiang makassar
Tabel  5  Distribusi Frekuensi berdasarkan  need  /  kebutuhan  terhadap  kontrol  gula  darah pada penderita diabetes melitus tipe  2 di puskesmas sudiang makassar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan silabus matematika kelas X SMA Islam Terpadu Nurhidayah Surakarta yang meliputi kesiapan dan dukungan

3.1 Penerapan sistem administrsari perpajakan dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak sebelum dan setelah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum

Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada

Berdasarkan karakteristiknya, art fashion dapat di buat dengan cara mengadopsi dari suatu bentuk, seperti pembuatan art fashion yang terinspirasi dari bentuk bouquet

1) Program pengajaran Penjas Adaptif disesuaikan dengan jenis dan karateristik kelainan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kematangan emosi dengan penerimaan diri pada dewasa madya. Dimana semakin tinggi

Apakah individu dewasa madya yang matang emosinya dapat menerima perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses menua yang terjadi pada dirinya secara lebih baik dibandingkan

Apabila Bapak/Ibu tidak hadir atau tidak dapat menunjukan dokumen yang dimaksud sampai batasan waktu tersebut diatas, maka perusahaan Bapak/Ibu dianggap mengundurkan diri