• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : 32 - K / PM.III-12 / AD / II / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : 32 - K / PM.III-12 / AD / II / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

S U R A B A Y A

P U T U S A N

Nomor : 32 - K / PM.III-12 / AD / II / 2015

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : RUDI HARTONO.

Pangkat / NRP : Sertu / 31940539340572.

Jabatan : Ba Pool Denma.

Kesatuan : Brigif 9/2 Kostrad.

Tempat, tanggal lahir : Sampang, 21 Mei 1972. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

A g a m a : Islam.

Tempat tinggal : Asrama Brigif 9/2 Kostrad Jl. Dr. Subandi No. 51 Kreongan Jember.

Terdakwa tidak ditahan.

Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Keputusan Danbrigif 9/2 Kostrad selaku Papera Nomor : Kep / 08 / I / 2015 tanggal 23 Januari 2015 tentang Penyerahan Perkara.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak/26/K/AD/II/2015 tanggal 3 Februari 2015.

3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor : Tapkim / 37 / PM.III12 /

AD / II / 2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Penunjukan Hakim. 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor: Tapsid/ 37 / PM.III12 / AD / II / 2015

tanggal 18 Februari 2015 tentang Hari Sidang.

5. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang Panggilan untuk menghadap persidangan kepada Terdakwa dan para Saksi.

6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak / 26 / K / AD / II / 2015 tanggal 3 Februari 2015 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para Saksi di bawah sumpah.

Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa :

a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana :

“Barangsiapa menerima gadai sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan”.

(2)

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 480 ke-1 KUHP.

b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman :

Pidana penjara : selama 8 (delapan) bulan.

c. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000.- (sepuluh ribu rupiah).

d. Menetapkan barang bukti berupa : Surat-surat :

- 1 (satu) lembar foto copy BPKB mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI, Nomor Rangka MHKP3BA1JAK015049, Nomor Mesin DG05253, atas nama STNKB, Endang Kusumas Tuti, Alamat Perum Bumi Mulyo Permai F 17 Rw. 04 Rt. 18 Ds. Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo. - 1 (satu) lembar foto copy STNK mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI, Nomor Rangka MHKP3BA1JAK015049, Nomor Mesin DG05253, atas nama STNKB, Endang Kusumas Tuti, Alamat Perum Bumi Mulyo Permai F 17 Rw. 04 Rt. 18 Ds. Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo. - 2 (dua) lembar foto mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI, Nomor Rangka MHKP3BA1JAK015049, Nomor Mesin DG05253, atas nama STNKB, Endang Kusumas Tuti, Alamat Perum Bumi Mulyo Permai F 17 Rw. 04 Rt. 18 Ds. Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

2. Pembelaan yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya hanya mengajukan keringanan hukuman bagi Terdakwa dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Bahwa selama persidangan berlangsung Terdakwa berterus terang akan perbuatannya sehingga memperlancar proses persidangan.

b. Bahwa Terdakwa sebelum persidangan ini berlangsung belum pernah dipidana.

c. Bahwa alasan pemidanaan yang dijatuhkan bukanlah semata-mata untuk memberikan pembalasan bagi pelakunya, melainkan sebagai sarana untuk membina agar pelaku tindak pidana kembali kepada jalan yang benar dan menyadari akan kesalahannya untuk tidak mengulangi.

d. Bahwa Terdakwa telah mengabdikan diri sebagai Prajurit adalah benar-benar untuk pengabdian pada bangsa dan Negara serta ingin tetap berdinas di TNI AD meskipun telah melakukan kesalahan berupa tindak pidana menerima gadai dan hal tersebut disesali serta bertekad untuk memperbaiki diri dalam dinas maupun dalam kehidupan kesehariannya.

e. Bahwa keberadaan, tenaga, pikiran, loyalitas, disiplin, dedikasi serta kinerja Terdakwa sangat dibutuhkan oleh Satuan, yang bterbukti dengan Surat Rekomendasi Keringanan Hukuman dari Danbrigif-9/2 Kostrad Nomor : R/34/III/2015 tanggal 4 Maret 2015 tentang Rekomendasi Permohonan Keringan Hukuman.

(3)

f. Bahwa Terdakwa telah mengabdikan diri sebagai Prajurit dengan dedikasi yang baik yaitu pernah melaksanakan Tugas Operasi Militer di Aceh pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 serta Terdakwa telah mendapatkan Tanda Jasa SL Kesetiaan VIII tahun, SL Kesetiaan XVI tahun, SL Dharma Nusa.

g. Bahwa sesuai dengan fakta dipersidangan dari keterangan Para Saksi dan Terdakwa dapat disimpulkan bahwa antara Terdakwa, Sdr. Agus Supriyanto (Saksi-1) dan Sdr. Candra Setyo Budi (Saksi-3) sudah tidak ada lagi rasa permusuhan diantara ketiga pihak dan permasalahan utang piutang antara Terdakwa dan Candra (Saksi-3) telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan dibuatnya Surat Perjanjian/Pernyataan melunasi hutang dengan cara dicicil kepada Terdakwa tertanggal 5 Maret 2015.

h. Bahwa Terdakwa memiliki 1 (satu) istri dan 2 (dua) orang anak atas nama Ilham Wahyu Hartono umur 16 (enam belas) tahun dan Tiara Wahyu Noerbaity umur 14 (empat belas) tahun yang masih bersekolah dan sangat butuh perhatian dan biaya dari Terdakwa. i. Bahwa Terdakwa telah menyadari perbuatannya yang menyebabkan permasalahan tersebut dibawa ke persidangan dan Terdakwa telah menerima konsekuensi berupa Sanksi Sosial baik dari lingkungan Satuan maupun keluarga.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal Sebelas bulan April tahun 2000 Tiga Belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan April tahun 2000 Tiga Belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 Tiga Belas di Asrama Brigif 9/2 Kostrad Jember atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana :

"Barang siapa membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan".

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1994 melalui pendidikan Catam di Rindam V/Brawijaya Asembagus Situbondo, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya ditempatkan di yonif 509/9/2 Kostrad, setelah terjadi beberapa kali mutasi dan kenaikan pangkat kemudian pada tahun 1996 Terdakwa dimutasikan lagi ke Brigif 9/2 Kostrad sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Sertu NRP 31940539340572.

b. Bahwa Terdakwa kenal dengan Sdr. Candra Setyo Budi (Saksi-2) pada tanggal 10 April 2013 di Pasar Tanjung Jember, dan Terdakwa tidak kenal dengan Sdr. Agus Supriyanto (Saksi-1), dengan keduanya Terdakwa tidak ada hubungan keluarga.

c. Bahwa pada tanggal 11 April 2013 Saksi-2 datang ke rumah Terdakwa dengan membawa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI dan ingin menjaminkan mobil tersebut kepada Terdakwa sebesar Rp.

(4)

30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan alasan Saksi-2 membutuhkan uang untuk ulang tahun anak dan istrinya.

d. Bahwa pada saat terjadi transaksi penyerahan mobil Pick Up Nopol W 8532 NI tersebut Saksi-2 menunjukkan STNK, buku Kir dan surat angsuran kendaraan dari Bank Mandiri tanpa menunjukkan BPKB asli, karena harga mobil tersebut digadaikan di bawah harga pada umumnya yaitu sekitar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) maka Terdakwa langsung menyanggupinya dan memberikan uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) kepada Saksi-2, selanjutnya Saksi-2 mengatakan hanya sebentar (hitungan hari) dan akan segera mengembalikan uang Terdakwa.

e. Bahwa pada hari Minggu tanggal 28 April 2013 sekira pukul 11.00 WIB Saksi-1 datang ke rumah Terdakwa dan saat itu Saksi-1 melihat mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi-1 berada di depan rumah Terdakwa (Asrama milik Terdakwa), selanjutnya Saksi-1 mengatakan kepada Terdakwa jika mobil tersebut adalah milik Saksi-1, kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi-1 jika mobil Daihatsu Pick Up Nopol W 8532 NI tersebut Terdakwa menerima gadai dari Saksi-2 sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

f. Bahwa pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2013 sekira pukul 22.30 WIB Saksi-1 diajak bertemu oleh Terdakwa di depan Pasar Tanjung Jember, setelah bertemu kemudian Terdakwa berjanji kepada Saksi-1 kalau mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI akan Terdakwa kembalikan namun Terdakwa meminta waktu satu minggu, setelah jatuh tempo selanjutnya Saksi-1 mendatangi Terdakwa untuk mengembalikan mobil tersebut, namun mobil tersebut tidak diserahkan oleh Terdakwa kepada Saksi-1 karena menurut Terdakwa mobil tersebut telah diserahkan kepada Saksi-2 pada hari Selasa tanggal 27 Juni 2013 sekira pukul 22.00 WIB.

g. Bahwa uang Terdakwa sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) sebagai jaminan mobil tersebut belum dikembalikan oleh Saksi-2, dan mobil tersebut kemudian Terdakwa serahkan ke Denpom V/3-2 pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2013 sekira pukul 11.00 WIB.

h. Bahwa dengan demikian Terdakwa yang telah dengan sengaja menerima gadai mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi-1 dari Saksi-2 tanpa melalui prosedur yang benar, dan tanpa dilengkapi dengan surat-surat yang sah seperti BPKB dengan maksud untuk mencari keuntungan pribadi secara melawan hukum, merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan hukum.

Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam :

Pasal 480 ke-1 KUHP.

Menimbang : Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas Terdakwa menyatakan mengerti dan membenarkan telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer atas dirinya.

Menimbang : Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya tidak mengajukan keberatan (Eksepsi). Menimbang : Bahwa dalam persidangan Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum

(5)

kawan-kawan berdasarkan Surat Perintah dari Pangdivif-2 Kostrad Nomor : Sprin/261/III/2015 tanggal 7 Maret 2015 dan Surat Kuasa dari Terdakwa. Menimbang : Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di

bawah sumpah sebagai berikut :

Saksi – 1 : N a m a : Agus Supriyanto.

Pekerjaan : Wiraswasta.

Tempat, tanggal lahir : Jember, 5 Agustus 1984. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Dsn. Krajaan Rt. 001 Rw. 001 Ds. Panti Kec. Panti Kab. Jember.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa dan Saksi kenal dengan Sdr. Candra Setyo Budi pada tahun 2013, ketika Saksi datang kerumah Terdakwa untuk mencari mobil Saksi yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi, dan Saksi juga tidak mempunyai hubungan keluarga.

2. Bahwa Saksi pada tahun 2010 membeli mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI seharga Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dengan STNK atas nama ibu Saksi yaitu Saksi Endang Kusumaastuti, kemudian pada tahun 2012 Saksi meminjam uang kepada BFI sebesar Rp. 52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) dengan jaminan BPKB dengan angsuran sebesar Rp. 2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) selama 3 (tiga) tahun.

3. Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 sekira pukul 18.00 WIB, Saksi Candra Setyo Budi datang kerumah Saksi untuk menyewa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi, dengan harga sewa perhari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan disewa selama 2 (dua) hari, setelah jatuh tempo habis mobil Saksi belum dikembalikan oleh Saksi Candra Setyo Budi.

4. Bahwa kemudian menelepon Saksi memperpanjang sewa mobil dengan memberikan uang kepada Saksi sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dan 1 (satu) buah Laptop bekas yang dalam keadaan rusak dan akhirnya Saksi kembalikan kepada Saksi Candra.

5. Bahwa ternyata setelah 1 (satu) bulan lebih mobil Saksi belum dikembalikan oleh Saksi Candra sehingga Saksi berusaha mencari mobil tersebut kemudian Saksi mendapatkan informasi jika mobil Saksi berada di rumah Terdakwa.

6. Bahwa setelah mendapat informasi kemudian pada hari Minggu tanggal 28 April 2013 sekira pukul 11.00 WIB, Saksi datang kerumah Terdakwa dan ketika sampai dirumah Terdakwa, Saksi melihat mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi berada di depan rumah Terdakwa, sehingga Saksi kemudian menjelaskan kepada Terdakwa bahwa mobil mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI tersebut adalah milik Saksi yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi.

7. Bahwa setelah Saksi menjelaskan kepada Terdakwa mengenai mobil yang ada pada Terdakwa, kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi jika mobil mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI tersebut

(6)

Terdakwa dapatkan dari Saksi Candra Setyo Budi dengan cara menerima gadai dari Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

8. Bahwa kemudian Terdakwa berjanji kepada Saksi akan menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI kepada Saksi, namun sampai saat ini mobil tersebut tidak diserahkan oleh Terdakwa kepada Saksi karena menurut Terdakwa mobil tersebut telah diserahkan dalam waktu 1 (satu) minggu.

9. Bahwa setelah 1 (satu) minggu ternyata mobil Saksi belum dikembalikan oleh Terdakwa, sehingga Saksi kemudian melaporkan perbuatan ke Subdenpom Jember untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

10. Bahwa menurut keterangan Terdakwa, mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI diserahkan ke Subdenpom Jember untuk digunakan sebagai barang bukti, namun ketika Saksi tanyakan ke Penyidik dari Subdenpom Jember, mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi tersebut dipinjam pakai oleh BFI Cabang Sidoarjo karena Saksi telat membayar angsurannya.

11. Bahwa Saksi tidak mengetahui apakah saat menerima gadai dari Saksi Candra Setyo Budi berupa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI Terdakwa mengetahui atau tidak jika mobil tersebut adalah mobil bermasalah atau tidak, namun Saksi merasa ditipu oleh Terdakwa yang mengatakan akan menyerahkan mobil Saksi kepada Saksi namun sampai saat ini tidak diberikan kepada Saksi.

Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi – 2 : N a m a : Candra Setyo Budi.

Pekerjaan : Wiraswasta.

Tempat, tanggal lahir : Jember, 5 Agustus 1985. Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam

Alamat tempat tinggal : Jl. Manggar Gg. XII No. 72 Kel. Gebang Kec. Patrang Kab. Jember.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2013 karena Terdakwa bertetangga dengan ibu Saksi dan tidak mempunyai hubungan keluarga.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 sekira pukul 18.00 WIB, Saksi datang kerumah Saksi Agus Supriyanto untuk menyewa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi Agus selama 2 (dua) hari dengan uang sewa 100.000,- (seratus ribu rupiah) perharinya, setelah disetujui kemudian mobil tersebut diberikan kepada Saksi berikut STNK, Buku Kir, Buku Angsuran ke BFI.

3. Bahwa setelah batas waktu sewa habis, kemudian Saksi menelepon Saksi Agus untuk memperpanjang sewa yang kemudian Saksi mengirimkan uang kepada Saksi Agus sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dan sebuah Laptop bekas, dan mobil milik Saksi Agus tersebut Saksi bawa hingga 1 (satu) bulan lebih.

(7)

4. Bahwa pada tanggal 11 April 2013 Saksi datang kerumah Terdakwa di Asrama Brigif-9/2 Kostrad Jember dengan tujuan akan menggadaikan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI kepada Terdakwa, karena Saksi memerlukan uang untuk kebutuhan rumah tangga, saat itu Saksi gadaikan kepada Terdakwa sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

5. Bahwa sebelum Terdakwa bersedia memberikan pinjaman atau gadai mobil tersebut, terlebih dahulu Terdakwa bertanya kepada Saksi, ini mobil siapa dan Saksi jawab itu mobil Saksi sendiri karena Saksi butuh uang dan Saksi berjanji kepada Terdakwa akan segera mengembalikan uang Terdakwa.

6. Bahwa setelah terjadi kesepakatan kemudian Terdakwa memberikan uang kepada Saksi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan Saksi memberikan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI kepada Terdakwa berikut STNK, Buku Kir dan Buku angsuran BFI.

7. Bahwa Saksi berani menggadaikan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi Agus kepada Terdakwa karena Saksi membutuhkan uang untuk keperluan keluarga yang mendesak, yang akhirnya sampai saat ini Saksi tidak bisa mengebailkan uang Terdakwa maupun mobil milik Saksi Agus.

Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi - 3 : N a m a : Imam Wardiyanto.

Pekerjaan : Wiraswasta.

Tempat, tanggal lahir : Jember, 17 Agustus 1975. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Dsn. Darungan Rt. 003 Rw. 010 Ds. Panti Kec. Panti Kab. Jember.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan famili atau keluarga.

2. Bahwa pada tahun 2013 Saksi Agus Supriyanto bercerita kepada Saksi jika mobilnya disewa oleh Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) perharinya, namun sampai saat ini belum dikembalikan.

3. Bahwa pada tanggal 28 April 2013 sekira pukul 22.00 WIB, Saksi melihat Saksi Agus dan Terdakwa mengemudikan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi Agus melewati depan Polsek Panti menuju keselatan kearah Rambipuji.

4. Bahwa pada tanggal 2 Mei 2013 sekira pukul 22.30 WIB, Saksi diajak oleh Saksi Agus untuk bertemu Terdakwa di depan Pasar Tanjung Jember, setelah bertemu dengan Terdakwa, kemudian Saksi mendengar Terdakwa berjanji kepada Saksi Agus kalau mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI akan Terdakwa kembalikan namun Terdakwa meminta waktu 1 (satu) minggu.

(8)

5. Bahwa setelah 1 (satu) minggu ternyata mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi Agus tersebut belum dikembalikan oleh Terdakwa dan Saksi saat ini juga tidak mengetahui keberadaan mobil tersebut.

Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi – 4 : N a m a : Andik Hermawan.

Pekerjaan : Wiraswasta.

Tempat, tanggal lahir : Jember, 4 Januari 1972. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Jln. Gajah Mada 130 Kec. Rambipuji Kab. Jember.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan family atau keluarga.

2. Bahwa pada tahun 2013 Saksi Agus Supriyanto pernah bercerita kepada Saksi jika mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI telah disewa oleh Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) perharinya namun tidak dikembalikan sampai dengan sekarang.

3. Bahwa pada tahun 2013 Saksi Agus juga pernah bercerita jika mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI telah berada ditangan Terdakwa, namun Saksi tidak mengetahui kapan, bagaimana kejadiannya, selain itu sampai saat ini Saksi tidak mengetahui dimana keberadaan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopl W 8532 NI milik Saksi Agus tersebut.

Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi – 5 : N a m a : Endang Kusumastuti.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

Tempat, tanggal lahir : Magelang, 23 Desember 1970. Jenis kelamin : Perempuan.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Perum Bumi Mulyo Permai F-17 Rt. 018 Rw. 004 Kel. Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo.

Menimbang : Bahwa Saksi Endang Kusumastuti telah dipanggil oleh Oditur Militer secara patut dan sah menurut undang-undang namun yang bersangkutan tidak dapat hadir dipersidangan dan menurut keterangan dari Saksi Agus Supriyanto yang bersangkutan saat ini menderita sakit dan tidak memungkinkan untuk hadir dipersidangan, oleh karenanya Oditur memohon kepada Majelis untuk dibacakan dan atas persetujuan dari Terdakwa maka keterangan dibacakan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa karena Terdakwa adalah anak menantu Saksi sendiri.

(9)

2. Bahwa pada awal bulan Februari2013 sekira pukul 14.00 WIB, anak menantu Saksi yaitu Saksi Agus Supriyanto datang kerumah Saksi di Perum Bumi Mulyo Permai F-17 Rt. 018 Rw. 004 Kel. Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo dengan tujuan akan mengambil mobil Saksi Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI agar mobil tersebut disewakan ke Jember oleh Saksi Agus namun sebelumnya mobil tersebut telah Saksi jaminkan di PT. BFI Finance Indonesia sebesar Rp. 52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) dengan angsuran perbulan Rp. 2.136.000,- (dua juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah).

3. Bahwa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi berada di tangan Saksi Agus karena memang Saksi Agus yang menyuruhnya dibawa karena Saksi sudah tidak mampu membayar cicilan bulanannya dengan harapan kalau dibawa oleh Saksi Agus mobil tersebut bisa disewa-sewakan dan dari hasil sewa bisa untuk membayar angsuran di PT. BFI Finance Indonesia.

4. Bahwa selama mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi dibawa oleh Saksi Agus, Saksi tidak mengetahui kepada siapadan berapa biaya sewa mobil tersebut, dan setahu Saksi setiap bulan biaya angsuran telah Saksi Agus bayarkan secara tepat waktu, namun pada bulan April 2013 sampai dengan saat ini angsuran mobil tidak dibayarkan oleh Saksi Agus karena saat ini Saksi tidak tahu keberadaannya mobil tersebut.

Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi – 6 : N a m a : Joko Kurnio.

Pangkat/NRP : Serka / 632337.

Jabatan : Bahartib Subdenpom Situbondo.

Kesatuan : Denpom V/3 Malang.

Tempat, tanggal lahir : Medan, 20 Januari 1969. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Asmil Subdenpom Situbondo, Jl. Ahmad Yani No. 35 Situbondo.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan hanya mengetahui ketika Terdakwa datang ke kantor Saksi untuk memberitahukan keberadaan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada padanya dan antara Saksi dengan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada tanggal 8 Mei 2013 Saksi Agus Supriyanto datang menghadap Saksi untuk melaporkan Terdakwa yang membawa 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi Agus yang ada dalam penguasaan Terdakwa.

3. Bahwa 1 (satu) minggu kemudian datang Terdakwa menemui Saksi dan menjelaskan bahwa benar mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi Agus ada dirumah Terdakwa karena Terdakwa menerima gadai dari Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) pada tanggal 11 April 2013 dan lebih lanjut Terdakwa menjelaskan bahwa Terdakwa mau menerima gadai dari Saksi

(10)

Candra karena Saksi Candra berjanji akan mengembalikan atau menebus kembali mobil tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) minggu.

4. Bahwa benar pada tanggal 27 Juni 2013 Terdakwa datang menemui Saksi lagi untuk menyerahkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada padanya untuk dijadikan sebagai barang bukti.

5. Bahwa kemudian datang karyawan dari BFI Sidoarjo menanyakan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada di Subdenpom Jember sambil membawa BPKB dan menjelaskan bahwa mobil tersebut milik BFI Sidoarjo yang dijadikan jaminan oleh Saksi Agus Supriyanto dan pihak BFI Sidoarjo mengajukan pinjam pakai atas barang bukti tersebut.

6. Bahwa selanjutnya mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut dipinjam pakaikan ke BFI dan saat ini Saksi tidak mengetahui keberadaan mobil tersebut.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa di dalam persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1994 melalui pendidikan Catam Rindam V/Brawijaya di Asembagus Situbondo, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya ditempatkan di Yonif 509/9/2 Kostrad, setelah terjadi beberapa kali mutasi dan kenaikan pangkat kemudian pada tahun 1996 Terdakwa dimutasikan lagi ke Brigif 9/2 Kostrad sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Sertu NRP 31940539340572.

2. Bahwa Terdakwa kenal dengan Sdr. Candra Setyo Budi pada tanggal 10 April 2013 di Pasar Tanjung Jember, yang kemudian pada tanggal 11 April 2013 Saksi Candra datang ke rumah Terdakwa dengan membawa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI dan ingin meminjam uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan menjaminkan mobil yang dibawanya tersebut kepada Terdakwa dengan alasan Saksi Candra membutuhkan uang untuk ulang tahun anak dan istrinya.

3. Bahwa selanjutnya Terdakwa bertanya kepada Saksi Candra “ini mobil siapa ?”, dan Saksi jawab itu mobil milik Saksi Candra “mobil saya sendiri”, dan Saksi Candra berjanji kepada Terdakwa akan segera mengembalikan uang Terdakwa maka akhirnya Terdakwa bersedia memberikan pinjaman kepada Saksi Candra sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan jaminan 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI.

4. Bahwa pada saat terjadi transaksi penyerahan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Saksi Candra menunjukkan STNK, Buku Kir dan Surat angsuran kendaraan dari Bank BFI, tanpa menunjukkan BPKB kepada Terdakwa karena Saksi Candra mengatakan kepada Terdakwa hanya pinjam uang beberapa hari saja dan akan segera menebus kembali mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut.

(11)

5. Bahwa pada tanggal 28 April 2013 sekira pukul 11.00 WIB, Saksi Agus Supriyanto datang ke rumah Terdakwa menanyakan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada dirumah Terdakwa dan Saksi Agus menyatakan bahwa mobil yang ada pada Terdakwa adalah mobil miliknya yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi.

6. Bahwa setelah Terdakwa mendengar pernyataan dari Saksi Agus kalau mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada di Terdakwa ternyata kepunyaan Saksi AGus, kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi AGus jika mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Terdakwa dapatkan dari Saksi Candra Setyo Budi dengan cara menerima gadai dari Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

7. Bahwa kemudian Terdakwa berjanji kepada Saksi Agus bahwa Terdakwa akan menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI kepada Saksi Agus 1 (satu) minggu kemudian.

8. Bahwa setelah Terdakwa mengetahui mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI adalah milik Saksi Agus yang dibawa lari oleh Saksi Candra maka selanjutnya pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2013 Terdakwa menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI ke Subdenpom Jember untuk digunakan sebagai barang bukti.

9. Bahwa sampai sekarang uang Terdakwa sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) sebagai jaminan mobil tersebut belum dikembalikan oleh Saksi Candra dan baru dikembalikan oleh Saksi Candra sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

10. Bahwa Terdakwa sadar dan mengetahui bahwa bukti kepemilikan kendaraan bermotor adalah STNKB dan BPKB.

Menimbang : Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim dalam sidang berupa :

Surat-surat :

- 1 (satu) lembar foto copy BPKB mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 1 (satu) lembar foto copy STNK mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 2 (dua) lembar foto mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

Menimbang : Bahwa barang bukti tersebut diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi yang hadir, serta telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini, ternyata tidak berhubungan dan berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, oleh karenanya majelis berpendapat barang bukti tersebut tidak dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa, keterangan para Saksi di bawah sumpah, serta alat bukti lain di pesidangan, dan setelah menghubungkan yang satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1994 melalui pendidikan Catam di Rindam V/Brawijaya Asembagus

(12)

Situbondo, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya ditempatkan di yonif 509/9/2 Kostrad, setelah terjadi beberapa kali mutasi dan kenaikan pangkat kemudian pada tahun 1996 Terdakwa dimutasikan lagi ke Brigif 9/2 Kostrad sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Sertu.

2. Bahwa benar Saksi Agus Supriyanto pada tahun 2010 membeli mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI seharga Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dengan STNK atas nama Saksi Endang Kusumastuti (ibu mertua Saksi AGus), kemudian pada tahun 2012 Saksi Agus meminjam uang kepada BFI sebesar Rp. 52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) dengan jaminan BPKB dengan angsuran sebesar Rp. 2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) selama 3 (tiga) tahun.

3. Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 sekira pukul 18.00 WIB, Saksi Candra Setyo Budi datang ke rumah Saksi AGus untuk menyewa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi Agus, dengan harga sewa perhari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan disewa selama 2 (dua) hari, setelah jatuh tempo habis ternyata mobil milik Saksi Agus belum dikembalikan oleh Saksi Candra.

4. Bahwa benar beberapa hari kemudian Saksi Candra menelepon Saksi Agus yang mengatakan bahwa Saksi Candra akan memperpanjang sewa mobil dengan memberikan uan kepada Saksi Agus sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dan 1 (satu) buah Laptop bekas yang dalam keadaan rusak dan akhirnya dikembalikan oleh Saksi Agus kepada Saksi Candra.

5. Bahwa benar ternyata setelah 1 (satu) bulan lebih mobil Saksi Agus belum dikembalikan oleh Saksi Candra sehingga Saksi Agus berusaha mencari mobil miliknya tersebut yang kemudian Saksi Agus mendapatkan informasi jika mobil Saksi AGus berada di rumah Terdakwa.

6. Bahwa benar pada tanggal 11 April 2013 Saksi Candra datang ke rumah Terdakwa dengan membawa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI dan ingin meminjam uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan menjaminkan mobil yang dibawanya tersebut kepada Terdakwa dengan alasan Saksi Candra membutuhkan uang untuk ulang tahun anak dan istrinya.

7. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa bertanya kepada Saksi Candra, “ini mobil siapa ?”, dan Saksi Candra jawab itu mobil milik Saksi Candra “mobil saya sendiri”, dan Saksi Candra berjanji kepada Terdakwa akan segera mengembalikan uang Terdakwa maka akhirnya Terdakwa bersedia memberikan pinjaman kepada Saksi Candra sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan jaminan 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI.

8. Bahwa benar pada saat terjadi transaksi penyerahan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Saksi Candra menunjukkan STNK, Buku Kir dan surat angsuran kendaraan dari Bank BFI, tanpa menunjukkan BPKB kepada Terdakwa karena Saksi Candra mengatakan kepada Terdakwa hanya pinjam uang beberapa hari saja dan akan segera menebus kembali mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut.

9. Bahwa benar pada tanggal 28 April 2013 sekira pukul 11.00 WIB, Saksi Agus Supriyanto datang ke rumah Terdakwa menanyakan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada di rumah

(13)

Terdakwa dan Saksi Agus menyatakan bahwa mobil yang ada pada Terdakwa adalah mobil miliknya yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi.

10. Bahwa benar setelah Terdakwa mendengar pernyataan dari Saksi Agus Supriyanto kalau mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada pada Terdakwa ternyata kepunyaan Saksi Agus, kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi Agus jika mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Terdakwa dapatkan dari Saksi Candra Setyo Budi dengan cara menerima gadai dari Saksi Candra sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

11. Bahwa benar kemudian Terdakwa berjanji kepada Saksi Agus bahwa Terdakwa akan menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI kepada Saksi Agus 1 (satu) minggu kemudian.

12. Bahwa benar setelah Terdakwa mengetahui mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI adalah milik Saksi Agus yang dibawa lari oleh Saksi Candra maka selanjutnya pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2013 Terdakwa menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI ke Subdenpom Jember untuk digunakan sebagai barang bukti. 13. Bahwa benar sampai sekarang uang Terdakwa sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) sebagai jaminan mobil tersebut belum dikembalikan oleh Saksi Candra dan baru dikembalikan oleh Saksi Candra sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

14. Bahwa benar Terdakwa sadar dan mengetahui bahwa bukti kepemilikan kendaraan bermotor adalah STNKB dan BPKB dan Terdakwa seharusnya patut menduga ketika Saksi Candra tidak dapat menunjukkan BPKB mobil yang digadaikannya adalah mobil hasil dari kejahatan.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa Majelis Hakim pada prinsipnya sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer sebagaimana diuraikan dalam tuntutannya namun demikian Majelis akan membuktikan sendiri keseluruhan unsur sebagaimana yang di dakwakan oleh Oditur Militer, demikian juga mengenai pidana yang dimohonkan, Majelis akan mempertimbangkan sendiri dalam putusan ini.

Menimbang : Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum dalam Pledooinya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa oleh karena Penasihat Hukum pada pokoknya hanya mengajukan keringanan hukuman saja maka Majelis akan langsung menanggapinya sekaligus dalam putusan ini didalam keadaan-keadaan yang meringankan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

(14)

Unsur Kedua : Membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.

Menimbang : Bahwa mengenai Dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Unsur Kesatu : Barang Siapa.

Bahwa yang dimaksud “ Barang siapa ” adalah siapa saja yang sehat jasmani maupun rohaninya dan mampu bertanggung jawab terhadap tindak pidana yang dilakukannya, yang tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam hal ini pasal 2,3,4,5 dan 7 KUHP.

Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa di hubungkan dengan bukti lain terungkap adanya fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1994 melalui pendidikan Catam di Rindam V/Brawijaya Asembagus Situbondo, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya ditempatkan di yonif 509/9/2 Kostrad, setelah terjadi beberapa kali mutasi dan kenaikan pangkat kemudian pada tahun 1996 Terdakwa dimutasikan lagi ke Brigif 9/2 Kostrad sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Sertu.

2. Bahwa benar Terdakwa adalah sebagai warga Negara Republik Indonesia (WNI) yang sekaligus sebagai Prajurit TNI tunduk pada hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3. Bahwa benar Terdakwa pada waktu melakukan perbuatan yang didakwakan ini masih berdinas aktif sebagai anggota Prajurit TNI dan mempunyai jabatan yang harus dipertangung jawabkan kepada Terdakwa, hal tersebut membuktikan Terdakwa sehat jasmani maupun rohani yang berarti pula Terdakwa dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya dan Terdakwa yang juga tunduk pada kekuasaan Peradilan Militer dimana Terdakwa diajukan sebagai pelaku tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer yaitu Rudi Hartono Nrp. 31940539340572 yang saat ini berdiri dipersidangan sebagai Terdakwa.

4. Bahwa benar menurut keterangan Terdakwa dan para Saksi dimana setelah identitas dicocokan dengan identitas yang tertuang dalam Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/26/K/AD/II/2015 tanggal 3 Februari 2015 beserta berkas perkara atas nama Terdakwa ternyata cocok antara satu sama lainnya sehingga dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan 0rang (Error in Persona) yang diajukan dimuka persidangan.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu “Barang Siapa” telah terpenuhi.

Unsur Kedua : Membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan

(15)

sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.

Bahwa yang dimaksud “membeli” adalah suatu cara atau perbuatan/ tindakan untuk mendapatkan suatu hak pemilikan atas suatu benda/ barang menurut cara yang lazim berlaku dalam jual beli barang. Dalam perbuatan jual beli, pada umumnya dilengkapi dengan surat-surat sah sebagai bukti dari telah terjadinya jual beli baik itu surat perjanjian jual beli, kwitansi, faktur dan sebagainya. Dalam “jual beli” tidak harus terjadi penyerahan barang yang diperjual-belikan, demikian juga pembayaran harganya, melainkan sudah cukup jika telah terjadi suatu kesepakatan antara para pihak, baik penjual maupun pembeli.

Yang dimaksud dengan “menukar” adalah suatu perbuatan/tindakan mengganti (dengan yang lain) dengan tanpa memberi tambahan uang. Bahwa yang dimaksud dengan “Menerima gadai“ adalah menerima sesuatu barang yang berfungsi sebagai jaminan (gadai) dari pihak lain untuk selama waktu yang telah diperjanjikan oleh kedua belah pihak, dimana pihak yang satu melepaskan barangnya (selaku debitur) sedangkan yang lain melepaskan sejumlah uang (selaku kreditur). Dalam hal gadai, baik yang menggadaikan (debitur) maupun yang menerima gadai (kreditur) masing-masing masih memungkinkan untuk mendapatlkan kembali haknya, yaitu barang bagi debitur dan uang bagi kreditur, kecuali dalam hal-hal tertentu saja (karena telah diperjanjikan oleh kedua belah pihak) yang memaksa hak masing-masing pihak menjadi hilang.

Yang dimaksud dengan “Menerima hadiah” adalah menerima suatu pemberian, ganjaran, atau imbalan dari orang/pihak lain, karena orang/pihak lain tersebut menganggap bahwa si penerima hadiah telah berjasa dengan karyanya yang bermanfaat bagi orang/pihak lain tersebut. „Hadiah‟ yang dimaksud dalam pasal ini termasuk juga pemberian, ganjaran atau imbalan yang berwujud barang yang berasal dari hasil kejahatan.

Yang dimaksud dengan “Menarik keuntungan” adalah mengambil atau mendapatkan suatu kelebihan/laba (pada umumnya berupa uang) atas sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomis. Karena hanya dari barang yang mempunyai nilai ekonomis saja suatu keuntungan (laba) dapat diraih.

Yang dimaksud dengan “Menjual” adalah suatu perbuatan/tindakan memindahkan barang dan sekaligus memindahkan hak kepemilikan atas benda/barang miliknya tersebut kepada orang lain menurut cara-cara yang lazim berlaku dalam praktek jual-beli pada umumnya sesuai ketentuan hukum perdata maupun hukum adat). Dalam jual beli sesuatu barang umumnya dilengkapi/dilindungi dengan surat-surat yang berlaku (sah) sebagai bukti keabsahan dalam pemilikan atas sesuatu barang yang dijual-belikan tersebut.

Yang dimaksud dengan “menyewa” adalah suatu cara/perbuatan/ tindakan untuk ikut mendapatkan/menikmati atas sesuatu benda/barang milik orang lain, dengan cara memberi sesuatu imbalan/pembayaran (umumnya berupa uang) menurut jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan yang bersangkutan).

Yang dimaksud dengan “Menggadaikan” adalah memberikan suatu barang yang berfungsi sebagai jaminan (gadai) kepada pihak lain untuk selama jangka waktu yang telah diperjanjikan oleh kedua belah pihak, dimana satu

(16)

pihak (debitur) melepaskan barang yang ditukar dengan uang sebagai harga gadai, sedangkan pihak yang lain (kreditur) menerima barang dan menukar dengan melepaskan sejumlah uang sebagai harga gadai. Dalam hal gadai, baik yang menggadaikan (debitur) maupun yang menerima gadai (kreditur) masing-masing maih memungkinkan untuk mendapatkan kembali haknya (barang bagi debitur dan uang bagi kreditur). Kecuali dalam hal tertentu yang telah diperjanjiakan oleh kedua belah pihak, yang dapat memaksa hak masing-masing pihak menjadi hilang.

Yang dimaksud dengan „mengangkut‟ adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan memindahkan sesuatu barang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara, modal, atau sarana angkutan apapun.

Yang dimaksud dengan “menyimpan atau menyembunyikan barang” adalah menempatkan sesuatu barang sedemikian rupa sehingga tidak bisa dilihat atau didekati untuk disentuh oleh orang lain. Bedanya, jika menyimpan relatif masih bisa (kemungkinan) dilihat, didekati dan diambil oleh orang lain, namun menyembunyikan berarti penempatan barang itu diharapkan sama sekali tidak bisa dilihat, didekati dan diambil oleh orang lain.

Yang dimaksud dengan “Benda” dalam unsur ini adalah barang bergerak yang mempunyai nilai ekonomis. Karena logikanya hanya dari barang bergerak yang mempunyai nilai ekonomis, seseorang dapat melakukan sesuatu untuk mendapatkan suatu keuntungan.

Bahwa perbuatan menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda (yang diketahui atau diduga berasal dari kejahatan) tersebut harus dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan.

Bahwa dalam delik ini tersirat dua pengertian, yaitu: delik dolus (kesengajaan) sebagaimana tersurat dalam kata “diketahui”, dan delik culpa (kealpaan) yang tersurat dalam kata-kata “sepatutnya harus diduga”, yang keduanya disenafaskan, sehingga oleh karenanya ancaman pidananya sama.

Bahwa kendati unsur kesalahan “yang diketahui dan sepatutnya harus diduga (culpa)” ditempatkan diakhir perumusan delik, namun hal tersebut telah mencakupi seluruh unsur di depannya.

Bahwa yang dimaksud dengan “diperoleh dari kejahatan” adalah bahwa cara memperoleh, mendapatkan, atau memiliki benda tersebut tidak melalui cara-cara pemindahan hak yang lazim berlaku, seperti jual beli, tukar menukar, hibah, dan sebagainya, akan tetapi benda tersebut diperoleh dengan cara yang melanggar hukum (tindak pidana kejahatan). Unsur ini mengandung pengertian bahwa pelaku, dalam hal ini Terdakwa, telah mengetahui atau setidak-tidaknya telah menduga bahwa barang yang dijual atau digadaikannya tersebut adalah diperoleh dari kejahatan, namun si pelaku tetap saja menjual atau menggadaikannya, karena pelaku ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan barang tersebut, walaupun si pelaku mengetahui resiko atas perbuatannya tersebut.

Bahwa oleh karena unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan, Majelis Hakim hanya akan membuktikan salah satu alternatif perbuatan yang paling bersesuaian dengan fakta hukum di persidangan yaitu “menerima gadai sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan”.

(17)

Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, diperoleh fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar Saksi Agus Supriyanto pada tahun 2010 membeli mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI seharga Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dengan STNK atas nama Saksi Endang Kusuaastuti (ibu mertua Saksi Agus), kemudian pada tahun 2012 Saksi Agus meminjam uang kepada BFI sebesar Rp. 52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) dengan jaminan BPKB dengan angsuran sebesar Rp. 2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) selama 3 (tiga) tahun.

2. Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 sekira pukul 18.00 WIB, Saksi Candra Setyo Budi datang ke rumah Saksi Agus untuk menyewa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi Agus, dengan harga sewa perhari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan disewa selama 2 (dua) hari, setelah jatuh tempo habis ternyata mobil milik Saksi Agus belum dikembalikan oleh Saksi Candra.

3. Bahwa benar beberapa hari kemudian Saksi Candra menelepon Saksi Agus yang mengatakan bahwa Saksi Candra akan memperpanjang sewa mobil dengan memberikan uang kepada Saksi Agus sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dan 1 (satu) buah Laptop bekas yang dalam keadaan rusak dan akhirnya dikembalikan oleh Saksi Agus kepada Saksi Candra.

4. Bahwa benar ternyata setelah 1 (satu) bulan lebih mobil Saksi Agus belum dikembalikan oleh Saksi Candra sehingga Saksi Agus berusaha mencari mobil miliknya tersebut yang kemudian Saksi Agus mendapatkan informasi jika mobil Saksi Agus berada di rumah Terdakwa.

5. Bahwa benar pada tanggal 11 April 2013 Saksi Candra datang ke rumah Terdakwa dengan membawa mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI dan ingin meminjam uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan menjaminkan mobil yang dibawanya tersebut kepada Terdakwa dengan alasan Saksi Candra membutuhkan uang untuk ulang tahun anak dan istrinya.

6. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa bertanya kepada Saksi Candra, “ini mobil siapa ?”, dan Saksi Candra jawab itu mobil milik Saksi Candra “mobil saya sendiri”, dan Saksi Candra berjanji kepada Terdakwa akan segera mengembalikan uan gTerdakwa maka akhirnya Terdakwa bersedia memberikan pinjaman kepada Saksi Candra sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan jaminan 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI.

7. Bahwa benar pada saat terjadi transaksi penyerahan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Saksi Candra menunjukkan STNK, Buku Kir dan surat angsuran kendaraan dari Bank BFI, tanpa menunjukkan BPKB kepada Terdakwa karena Saksi Candra mengatakan kepada Terdakwa hanya pinjam uang beberapa hari saja dan akan segera menebus kembali mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut.

8. Bahwa benar pada tanggal 28 April 2013 sekira pukul 11.00 WIB, Saksi Agus Supriyanto datang ke rumah Terdakwa menanyakan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada di rumah Terdakwa dan Saksi Agus menyatakan bahwa mobil yang ada pada

(18)

Terdakwa adalah mobil miliknya yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi.

9. Bahwa benar setelah Terdakwa mendengar pernyataan dari Saksi Agus kalau mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI yang ada di Terdakwa ternyata kepunyaan Saksi Agus, kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi AGus jika mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI tersebut Terdakwa dapatkan dari Saksi Candra Setyo Budi dengan cara menerima gadai dari Saksi Candra Setyo Budi sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

10. Bahwa benar kemudian Terdakwa berjanji kepada Saksi Agus bahwa Terdakwa akan menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI kepada Saksi Agus 1 (satu) minggu kemudian.

11. Bahwa benar setelah Terdakwa mengetahui mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI adalah milik Saksi Agus yang dibawa lari oleh Saksi Candra Setyo Budi maka selanjutya pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2013 Terdakwa menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI ke Subdenpom Jember untuk digunakan sebagai barang bukti.

12. Bahwa benar Terdakw sadar dan mengetahui bahwa bukti kepemilikan kendaraan bermotor adalah STNK dan BPKB dan Terdakwa seharusnya patut menduga ketika Saksi Candra Setyo Budi tidak dapat menunjukkan BPKB mobil yang digadaikan adalah mobil hasil dari kejahatan.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur Kedua : “menerima gadai sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari kejahatan” telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan pembuktian dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa terbukti bersalah telah melakukan tindak pidana :

“Menerima gadai sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari kejahatan”.

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 480 ke-1 KUHP.

Menimbang : Bahwa oleh karena pemeriksaaan perkara Terdakwa, Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pembenar dan alasan pemaaf pada diri Terdakwa yang dapat menghapus kesalahannya oleh karena itu Terdakwa harus dipidana setimpal dengan kesalahannya.

Menimbang : Bahwa Terdakwa sebagai seorang Prajurit, sudah mengetahui kalau menerima gadai mobil tanpa dilengkapi surat-surat/dokumen yang sah dan digadai dibawah harga normal atau standar adalah perbuatan yang salah dan melawan hukum, karena patut diketahui mobil tersebut hasil dari kejahatan, tetapi Terdakwa tetap melakukan perbuatan tersebut karena disamping Terdakwa membutuhkan mobil serta alasannya ingin membantu Saksi Candra yang memerlukan biaya dan akan dikembalikan 1 (satu) minggu kemudian.

Menimbang : Bahwa walaupun alasan Terdakwa hanya ingin membantu Saksi Candra Setyo Budi yang memerlukan biaya untuk keluarganya, namun perbuatan

(19)

tersebut tetap melawan hukum dan Majelis Hakim berpendapat bahwa atas perbuatan tersebut Terdakwa yang hanya menikmati memakai mobil tersebut selama 2 (dua) minggu sehingga hukumannya disesuaikan dengan peran Terdakwa dalam perkara ini yaitu sebagai penerima gadai yang akibat menerima gadai 1 (satu) unit mobil tersebut Terdakwa kehilangan uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

Menimbang : Bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana yang akan dijatuhkan terhadap Terdakwa adalah sangat bermanfaat bagi pembinaan diri Terdakwa dan juga bagi Kesatuan Terdakwa agar tidak ditiru oleh Prajurit lainnya yang ada di Kesatuan Terdakwa, yaitu Brigif-9/2 Kostrad dan apabila dijatuhi pidana terlalu lama tentu juga akan merugikan Kesatuan karena Terdakwa apabila berada di Kesatuan sudah pasti akan dibutuhkan tenaganya dibandingkan terlalu lama berada di penjara, oleh karenanya pidana bersyarat lebih bermanfaat bila dijatuhkan terhadap diri Terdakwa dari pada harus menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Militer.

Menimbang : Bahwa Majelis Hakim berpendapat Terdakwa bersalah dan harus dipidana karena seharusnya sebagai seorang Prajurit sudah sepatutnya mengetahui apabila melakukan perbuatan menerima gadai barang berupa mobil haruslah dilengkapi dengan dokumen/surat-surat yang sah berupa BPKB, STNK dan Kwitansi pembelian Karena barang yang digadaikan tersebut adalah barang yang mempunyai nilai ekonomi, yaitu harganya berkisar puluhan juta rupiah dan juga sepatutnya diketahui bahwa dengan adanya kelengkapan surat-surat/dokumen yang sah tersebut selain membayar retribusi kepada Negara juga menghindari barang tersebut dari hasil kejahatan, namun hal tersebut diabaikan oleh Terdakwa dengan alasan Terdakwa membutuhkan mobil untuk transportasi dan ingin membantu Saksi Candra yang memerlukan biaya, sehingga Terdakwa ingin menikmati keuntungan dengan cara memakai mobil tersebut secara melawan hukum.

Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa 1 (satu) unit mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI milik Saksi Agus Supriyanto oleh Terdakwa diserahkan ke Subdenpom Jember pada tanggal 27 Juni 2013 untuk dijadikan sebagai barang bukti, menunjukkan etikad baik Terdakwa untuk tidak lagi menguasai mobil tersebut secara melawan hukum.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, serta akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :

1. Bahwa sifat dari Terdakwa melakukan tindak pidana ini dikarenakan adanya penawaran dari Saksi Candra yang hendak menggadaikan 1 (satu) unit mobil dengan alasan untuk biaya kebutuhan keluarganya yang ternyata mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI adalah milik Saksi Agus SUpriyanto dengan harga gadai sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) namun tanpa dilengkapi surat-surat/dokumen yang sah seperti STNK dan BPKB.

2. Bahwa Hakekat dari perbuatan Terdakwa yang alasannya yang ingin membantu temannya yaitu Saksi Candra yang membutuhkan biaya untuk keluarganya tanpa memperhatikan resikonya hal itu menunjukkan pada diri Terdakwa terdapat jiwa yan glemah dan mudah tergiur sehingga Terdakwa berani melanggar hukum walaupun Terdakwa mengetahui bahwa perbuatannya tersebut adalah melanggar hukum.

(20)

3. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa menyebabkan Saksi Agus Supriyanto mengalami kerugian dan perbutan Terdakw ajuga dapat mencemarkan nama baik TNI khusus Kesatuan Terdakwa dimata masyarakat.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

1. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya persidangan.

2. Terdakwa bersikap sopan hal ini menunjukkan masih adanya sikap dan etika seorang Prajurit pada diri Terdakwa.

3. Terdakwa belum pernah dihukum ataupun dipidana.

4. Terdakwa menderita kerugian uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

5. Terdakwa beritikad baik dengan menyerahkan mobil Daihatsu Pick Up Grand Max Nopol W 8532 NI ke Subdenpom Jember untuk dijadikan sebagai barang bukti.

Hal-hal yang memberatkan :

1. Perbuatan Terdakwa dapat merusak Citra TNI ditengah masyarakat. 2. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan jiwa Prajurit yang tertuang dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI.

Menimbang : Bahwa tujuan pemidanaan bukanlah dengan memberikan penderitaan akan tetapi untuk mendidik dan membina agar Terdakwa insaf dan kembali menjadi Prajurit yan gberjiwa Sapta Marga, disamping itu menyadarkan seseorang yang bersalah dengan memberikan penderitaan tidaklah selalu tepat untuk peristiwa/kejadian seperti yang dialami Terdakwa.

Menimbang : Bahwa hukum pidana Indonesia telah mengakomodir perangkap aturan untuk seseorang yang karena status, sifat dan keadaan-keadaan tertentu dapat dijatuhi pidana bersyarat/percobaan sebagaimana diatur dalam pasal 14 huruf a sampai dengan huruf f KUHP.

Menimbang : Bahwa Majelis Hakim dalam persidangan ini telah mengamati langsung sikap Terdakwa, tingkah laku dan permohonan Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bersikap sopan.

2. Menyesali perbuatannya dan mohon maaf atas kesalahan ini.

3. Mohon keringanan hukuman karena mempunyai anak yang masih kecil dan membutuhkan perawatan.

Menimbang : Bahwa Terdakwa di Kesatuan dinilai berperilaku baik, hal ini dapat diketahui dengan tetap dan diperhatikannya Terdakwa dalam menduduki jabatan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa Terdakwa masih pantas dan layak dipertahankan dalam penugasan dijajarannya.

(21)

Menimbang : Bahwa mendasari hak tersebut diatas, Majelis Hakim menilai bahwa tenaga dan pikiran Terdakwa lebih jauh bermanfaat berada di Kesatuan, dari pada berada dalam penjara, oleh karena itu Majelis Hakimberpendapat bahwa jenis hukuman pidana bersyarat akan lebih baik dan efektif dijatuhkan terhadap dirinya.

Menimbang : Bahwa Majelis Hakim menilai bahwa jenis pidana bersyarat juga jenis hukuman dan sama sekali bukan pembebasan atau pengampunan, sedangkan masa percobaan selama waktu tertentu dikasudkan untuk mendidik agar Terdakwa lebih berhati-hati dan mampu memperbaiki diri. Menimbang : Bahwa Majelis Hakim dengan mengingat watak, sifat dan kepribadian

Terdakwa sebagaimana terlihat di sidang Majelis Hakim berpendapat Terdakwa akan mampu melaksanakan pidana bersyarat tersebut, demikian pula atasan dan Kesatuan akan mampu membina serta mengawasi perilaku Terdakwa selama masa percobaan tersebut.

Menimbang : Bahwa setelah meniliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum putusan ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani

membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat-surat :

- 1 (satu) lembar foto copy BPKB mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 1 (satu) lembar foto copy STNK mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 2 (dua) lembar foto mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

Perlu ditentukan statusnya.

Menimbang : Bahwa oleh karena barang bukti berupa surat tersebut diatas melekat menjadi satu dalam berkas perkara maka Majelis menentukan statusnya yaitu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mengingat : Pasal 480 ke-1 KUHP dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas yaitu RUDI HARTONO, Sertu NRP 31940539340572 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Penadahan”.

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :

Pidana : Penjara selama 6 (enam) bulan dengan masa percobaan selama 8 (delapan) bulan.

Dengan perintah supaya pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena Terpidana melakukan tindak pidana lain atau pelanggaran disiplin Militer yang tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 sebelum masa percobaannya tersebut diatas habis.

(22)

3. Menetapkan barang bukti berupa : Surat-surat :

- 1 (satu) lembar foto copy BPKB mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 1 (satu) lembar foto copy STNK mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

- 2 (dua) lembar foto mobil Daihatsu Pick Up Grand Max warna hitam Nopol W 8532 NI.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam perkara ini sebesar Rp.10.000.- (sepuluh ribu rupiah).

Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 19 Maret 2015 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Mulyono, SH Mayor Chk NRP 522672 sebagai Hakim Ketua serta Moch. Rachmat Jaelani, SH Mayor Chk NRP 522360 dan Sariffudin Tarigan, SH, MH Mayor Sus NRP 524430 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Eman Jaya, SH Mayor Sus NRP 524422, Penasihat Hukum M. A Ponco K, SH Sertu NRP 21050147460983, Panitera Rudianto Pelda NRP 21960347440875 serta dihadapan umum dan Terdakwa

Hakim Ketua Cap/ttd Mulyono, SH Mayor Chk NRP 522672

Hakim Anggota I Hakim Anggota II

Ttd ttd

Moch. Rachmat Jaelani, SH Sariffudin Tarigan, SH, MH Mayor Chk NRP 522360 Mayor Sus NRP 524430

Panitera ttd Rudianto

Referensi

Dokumen terkait

 Guru menenyakan bagaimana cara overhoul sistem Transmisi Manual dan komponenya sesuai SOP, siswa diminta untuk menentukan prosedur pemeriksaan komponen-komponen

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aset dan liabilitas pada akhir periode pelaporan dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut dari

Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih

Од рачунарског дизајна са Технички искусним тимом наша Иновативна TURBINA VAWT технологија тестирана у Вјетротунелу и природним

Faktor ketersediaan kontainer straw semen beku di tingkat inseminator yang kurang dan berkualitas rendah (banyak yang bocor) merupakan faktor internal yang terklasifikasikan secara

a) Supermarket, minimarket, pasar, toko, atau tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang penting, bahan bakar

Mencermati ketentuan di atas dapat diketahui bahwa partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan

Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan manajemen bundle care HAIs pada kelompok intervensi dan kelompok