• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ELESKA ARTHA Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto Telp. (0281)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ELESKA ARTHA Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto Telp. (0281)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

1

Purwokerto,

April 2021

Nomor

: Sr- 083 /EA- Lap/IV/2021

Lampiran

: 1(satu) set

Hal

: Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Kepada

Kepada Yth,

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Purwokerto

Jl. Gerilya No.365

Purwokerto

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR ELESKA ARTHA

Tahun 2020.

Laporan tersebut disampaikan untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 4/ POJK.03/ 2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan

Rakyat, khususnya pasal 75 dan pasal 77.

Demikian atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

PT BPR ELESKA ARTHA

K. Nining Widiastuti

Direktur Utama

(2)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

2

DAFTAR ISI

PENGANTAR

...

3

TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA

...

4

A. RUPS ...

4

B. URAIAN DIREKSI

………...………

4

1. Tugas dan Tanggung jawab Direksi ...………...

4

2. Jumlah dan Komposisi Direksi

...………...

5

3. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

...

6

4. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan

Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham ……….………….

6

C. URAIAN DEWAN KOMISARIS

...………...

7

1. Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris

...………….………...

7

2. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

...………...

8

3. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

.………...

9

4. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan

Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham

……….………….

9

D. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

……….

9

E. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN dan AUDIT EKSTERN ...

9

1. Fungsi Kepatuhan ...

10

2. Audit Intern

...

11

3. Audit Ekstern

...

11

F. Penerapan Manajemen Resiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern

...…...

11

G. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar

...…...

12

H. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN dan NON KEUANGAN

...

12

1. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris

dan Direksi ...

13

2. Rasio Gaji yang Tetinggi dan Terendah

...

13

3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ...

14

4. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

...

14

5. Permasalahan Hukum

...

15

6. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan ...

15

TANDA TERIMA

...

16

LAMPIRAN

(3)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

3

TATA KELOLA PERUSAHAAN

PENGANTAR

Tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik merupakan faktor

yang sangat penting bagi PT BPR ELESKA ARTHA dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu BPR

Eleska berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola secara bertahap demi meningkatkan

kualitas perusahaan yang dinilai akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan usaha BPR melihat semakin

ketatnya persaingan pada sektor perbankan mikro. Pelaksanaan operasional BPR semakin baik dengan

penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola di semua aspek secara menyeluruh dan bertahap, sesuai dengan

peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.05/2015. tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR

Penerapan Tata Kelola selain meningkatkan kinerja BPR merupakan prasyarat bagi keberhasilan

dan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang, juga melindungi kepentingan stakeholder dan

menambah kepercayaan masyarakat, serta meningkatkan kepatuhan terhadap perundang-undangan

yang berlaku pada industri perbankan. Kami yakin tujuannya tidak sekedar untuk memenuhi ketentuan

yang berlaku namun juga untuk mendukung kemajuan BPR dalam mencapai sasaran serta target usaha

secara berkelanjutan.

Pada tahun 2020, BPR telah menyempurnakan struktur organisasi Tata Kelola dan mulai

membenahi sistem kerja dan sistem administrasi dengan penyempurnaan kebijakan, ketentuan dan

pedoman-pedoman kerja intern. Selain itu penerapan Tata Kelola juga mulai dilakukan dengan

penguatan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi yang merupakan kunci keberhasilan dalam

penerapan Tata Kelola, yang kemudian diikuti dengan implementasi kode etik, peraturan operasional,

kekaryawanan maupun aktivitas pengawasan internal. Kedepan diharapkan agar seluruh jajaran

pengurus dan karyawan serta pemangku kepentingan BPR dalam melakukan aktivitasnya senantiasa

berpegang pada prinsip-prinsip Tata Kelola yaitu: Keterbukaan (Transparancy), Akuntabilitas

(Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Independensi (Independency) dan Kewajaran

(Fairness).

(4)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

4

TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA

Untuk melaksanakan tata kelola yang baik, BPR Eleska Artha telah melengkapi struktur tata kelola

perusahaan yang terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi serta unsur pendukung pelaksanaan

tugas yaitu Pejabat Eksekutif Kepatuhan/Manajemen Resiko, Kepala Devisi Kredit, Komite Kredit.

A. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan BPR Eleska Artha menyelenggarakan RUPS sebagai berikut :

1. RUPS Tahunan dengan Berita Acara tanggal 24 April 2020

Agenda rapat mengenai :

a. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan serta pengesahan atas laporan keuangan

untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019.

b. Persetujuan Rencana Bisnis Bank tahun 2020

2. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tertanggal 18 Mei 2020

Agenda rapat mengenai : Perubahan Kepemilikan BPR

3. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tanggal 26 Agustus 2020

Agenda rapat mengenai :

a. Penambahan setoran modal ;

b. Pemberhentian dan Pengangkatan Dewan Komisaris;

4. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tertanggal 14 Oktober 2020

Agenda rapat mengenai : Pemindahan alamat kantor

5. RUPS Luar Biasa dengan Betita Acara tertanggal 14 Desember 2020

Agenda rapat mengenai : Pengangkatan Kembali Direktur Utama

B. URAIAN DIREKSI

Direksi adalah organ BPR yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen dan

pengelolaannya berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan, serta Direksi

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar

BPR.

Direksi dipimpin seorang Direktur Utama, seluruh anggota direksi tidak merangkap jabatan sebagai

anggota Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan atau lembaga lain

sebagaimana yang dipersyaratkan pada ketentuan untuk menjadi Direksi BPR.

(5)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

5

Direksi dalam mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana

diatur dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan ketentuan hukum lainnya yang berlaku harus

berdasarkan prinsip kehati-hatian. Adapun tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.

2) Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diatur dalam

Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan

3) Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari pejabat yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ektern, hasil pengawasan Dewan Komisaris,

Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau Otoritas Lainnya.

4) Menerapkan tata kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi.

5) Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan

adanya :

a. pemisahan tugas dan tanggung jawab antara unit kerja yang menangani pembukuan,

operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan

b. penunjukkan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan

independen terhadap unit kerja lain.

6) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam RUPS

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7) Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

8) Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan

Komisaris.

9) Menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) sebagai pedoman target kerja yang disampaikan ke OJK

dan telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisris dan Pemegang Saham.

10) Menyusun kebijakan dan prosedur yang berlaku untuk menjalankan usaha Bank agar sesuai

ketentuan.

Jumlah dan Komposisi Direksi

Direksi BPR Eleska Artha terdiri 2 anggota, telah sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu

berpengalaman dibidang perbankan minimal 2 (dua) tahun dan mempunyai Sertifikasi Kompetensi

Direktur.

No.

N a m a

Jabatan

1

K.Nining Widiastuti

Direktur Utama

(6)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

6

Profil Direksi

1. K Nining Widiastuti - Direktur Utama

Personal

Tempat/Tanggal Lahir : Solok, 26 Oktober 1971

Usia

: 50 Tahun

Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Purwokerto, Jawa Tengah

Latar Belakang Pendidikan

Lulusan Akademi Keuangan Wika Jasa Semarang (Diploma3), tahun 1994

Dasar Pengangkatan :

Akte Notaris Nomor 58 tertanggal 23 Desember 2020 dan masa jabatan berlaku mulai

08-01-2021 sampai dengan tanggal 08-01-2026

2. Yudi Adi Wibowo - Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan

Personal

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 15 Juni 1969

Usia

: 52 Tahun

Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Purwokerto, Jawa Tengah

Latar Belakang Pendidikan :

Lulusan Fakultas Teknik Sipil Perguruan Tinggi Unika Soegijapranata, Semarang tahun 1996

Dasar Pengangkatan :

Akte Notaris Nomor 02 tertanggal 04 Desember 2018 dan masa jabatan berlaku mulai

04-12-2018 sampai dengan tanggal 04-12-2023

Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Anggota Direksi Eleska tidak memiliki saham baik di BPR Eleska Artha maupun di BPR dan/atau

perusahaan lain

Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lain,

Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham

Anggota Direksi BPR Eleska Artha tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota

Direksi, anggota Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham

Nama

Hubungan Keluarga Dengan

Hubungan Kepengurusan di

Perusahaan Lain Sebagai

Pemegang

(7)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

7

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

K.Nining Widiastuti

-  -  -  -  -  - 

Yudi Adi Wibowo

-  -  -  -  -  - 

C.

URAIAN DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ BPR yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau

khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan

nasihat yang dimaksud dilakukan untuk kepentingan BPR sesuai dengan maksud dan tujuan BPR yang

tercantum dalam Anggaran Dasar.

Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris

Menurut UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 117: Dewan Komisaris

bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad

baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian

nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan

apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.

Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara independen.

1) Memastikan terselenggaranya penerapan tata kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di

seluruh tingkatan atau jenjang oragnisasi.

2) Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari pejabat yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan

Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta

memberikan nasihat kepada Direksi.

4) Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris :

a. Wajib mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

b. Ikut serta dalam pengambilan keputusan, terkait :

penyediaan dana kepada pihak terkait

melakukan review atas suatu transaksi dalam rangka pelaksanaan pengawasan

hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

5) Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas

pelaksanaan kepengurusan Bank.

6) Dewan Komisaris wajib memberitahukan

a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;

dan/atau

(8)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

8

b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR

kepada OJK selambat-lambatnya 10 hari sejak ditemukannya pelanggaran/keadaan

tersebut.

7)

Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan strategis Bank.

8)

Menyetujui Rencana Bisnis Bank yang telah disusun Direksi dan melakukan pengawasan atas

pelaksanaan Rencana Bisnis serta melaporkan kepada OJK tentang hasil pengawasan tersebut.

9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dengan menandatangani Laporan Tahunan

yang diajukan dalam RUPS.

Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris BPR Eleska Artha terdiri 2 anggota, telah sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa

Keuangan yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perbankan yang memadai dan

relevan dan memiliki Sertifikasi Kompetensi Komisaris.

No.

N a m a

Jabatan

1

Emila Hayati

Komisaris Utama

2

Hadi Supeno

Komisaris

Profil Dewan Komisaris

1. Emila Hayati - Komisaris Utama

Personal

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 10 Oktober 1965

Usia

: 55 Tahun

Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Banjarnegara, Jawa Tengah

Latar Belakang Pendidikan

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, tahun 1989

Dasar Pengangkatan :

Akte Notaris Nomor 82 tertanggal 26 Agustus 2020 dan masa jabatan berlaku mulai

26-08-2020 sampai dengan tanggal 26-08-2025

2. Hadi Supeno - Komisaris

Personal

Tempat/Tanggal Lahir : Banjarnegara, 15 April 1959

(9)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

9

Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Banjarnegara, Jawa Tengah

Latar Belakang Pendidikan

Lulusan Master Sains Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2001

Dasar Pengangkatan :

Akte Notaris Nomor 82 tertanggal 26 Agustus 2020 dan masa jabatan berlaku mulai

26-08-2020 sampai dengan tanggal 26-08-2025

Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

Kepemilikan saham di Eleska :

Pemegang Saham

Persentase

Lembar

Nilai (Rp ratusan ribu)

Emila Hayati

7,5%

7.500

7.500

Dewan Komisaris Eleska tidak memiliki saham pada BPR dan/atau perusahaan lain

Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Dewan Komisaris dengan Anggota Direksi

Lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham

Nama

Hubungan Keluarga Dengan

Hubungan Kepengurusan di

Perusahaan Lain Sebagai

Pemegang

Saham KomisarisDewan Direksi PemegangSaham KomisarisDewan Direksi Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Emila Hayati

 - -  -  -   - - 

Hadi Supeno

-  -  -  -   - - 

D. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Selama tahun 2020 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

Berdasarkan pemeriksaan umum Otoritas Jasa Keuangan, tidak ditemukan kebijakan dalam

pemberian kredit yang mengandung benturan kepentingan. Baik pemegang saham, dewan

komisaris maupun anggota direksi tidak memanfaatkan kepentingan ekonomis pribadi pada

perusahaan.

E. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN dan AUDIT EKSTERN

1.

Fungsi Kepatuhan

(10)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

10

Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat

pencegahan untuk :

a. Memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang

dilakukan oleh BPR telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

perundang-undangan lainny;

b. Memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas

Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain seperti Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi (PPATK)

Menetapkan Direksi Kepatuhan

Dalam rangka memastikan kepatuhan, BPR wajib memiliki Direktur yang Membawahkan Fungsi

Kepatuhan

Tugas dan tanggungjawab Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan mencakup :

1) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan Bank;

2) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan

oleh Direksi;

3) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun

ketentuan dan pedoman internal Bank;

4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan

usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/ OJK dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5) Meminimalkan resiko Kepatuhan Bank;

6) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi

Bank tidak menyimpang dari ketentuan BI/OJK dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

7) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan fungsi kepatuhan.

Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas anggota Direktur yang Membawahkan Fungsi

Kepatuhan, maka Bank mengangkat Pejabat Eksekutif Kepatuhan.

Pejabat Eksekutif Kepatuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan, yang mana wajib menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem dan

prosedur kepatuhan.

Dalam rangka pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan, Bank wajib

menyampaikan laporan kepada OJK, yaitu :

a. Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan.

b. Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat

Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari peraturan OJK

dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya.

(11)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

11

c. Laporan penggantian sementara jabatan Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan jika

berhalangan.

2.

Audit Intern

Dalam rangka pelaksanaan fungsi Audit Intern secara efektif, sampai akhir tahun 2020 Bank

sedang proses memilih calon Pejabat Eksekutif Audit Intern yang bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama, dan juga dapat berkomunikasi langsung kepada Dewan komisaris.

Tugas dan tanggung jawab PEAI, sebagai berikut :

1) Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan

operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil

audit.

2) Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegaiatan

lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen.

3) Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi

penggunaan sumber daya dan dana.

4) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa

pada semua tingkatan

Dalam rangka pelaksanaan tugas fungsi audit intern, Bank wajib menyampaikan laporan kepada

OJK, yaitu Laporan Tahunan Audit Intern

3.

Audit Ekstern

Dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun buku 2020, untuk pertama kalinya Bank

memakai jasa Akuntan Publik (KAP). Laporan keuangan tersebut dilaporkan pertama kali ke

Otoritas Jasa Keuangan paling lama bulan April 2021.

Penggunaan jasa Akuntan Publik memakai Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di

Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan

F. Penerapan Manajemen Resiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern

BPR Eleska Artha menyadari bahwa dalam menjalankan aktivitas bisnisnya selalu dihadapkan

resiko. Maka penerapan manajemen resiko Bank dilakukan secara menyeluruh pada berbagai

aktivitas Bank seperti perkreditan, pendanaan, IT, SDM, operasional dan jasa. Dimana aktivitas

tersebut mencakup 3 (tiga) resiko yaitu resiko kredit, operasional, dan resiko kepatuhan.

Setiap pengambilan keputusan maupun proses aktivitas bisnisnya, Bank berpijak pada kebijakan

yang berbasis resiko. Dimana seluruh kebijakan resiko Bank mengikuti Peraturan Bank Indonesia/

Otoritas Jasa Keuangan dan ditetapkan berdasarkan risk appetite Bank.

(12)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

12

Pemahaman kebijakan resiko ini diketahui oleh manajemen bank serta seluruh pihak yang

terkait.

Untuk meningkatkan sistem pengendalian resiko dan pengendalian intern bank melakukan

penyempurnaan kebijakan dan pedoman sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melakukan

pengawasan aktif baik dari atasan langsung, Direksi maupun Komisaris. Serta melakukan

penegasan dan sosialisasi kepada seluruh jajaran yang ada tentang penerapan pengawasan

melekat terhadap Aktivitas Operasional pada BPR Eleska Artha.

G. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar

Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur untuk penyediaan dana kepada pihak terkait

dan penyediaan dana besar, hal ini tertuang dalam Kebijakan Perkreditan Bank, Pedoman BMPK

dan Kebijakan Batas Wewenang kredit.

Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar

telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit,

memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku.

Pada akhir tahun 2020 nilai BMPK Bank pada pihak terkait sebesar Rp908.695.773,00 (sembilan

ratus delapan juta enam ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh tiga rupiah)

Per tanggal 31 Desember 2020, penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur/group inti

sebagai berikut :

No.

Penyediaan Dana

JUMLAH

Debitur

Nominal

(Rupiah)

1.

Kepada Pihak Terkait

1

3.249.650,00

2.

Kepada Debitur Inti :

a. Individu

b. Group

25

4.817.215.106,00

H. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non keuangan dengan menyusun,

menyajikan dan menyampaikan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan stakeholder

sesuai ketentuan yang berlaku, dan menyajikan laporan tersebut dalam papan pengumuman di

Kantor BPR Eleska Artha.

Bank secara berkala menyampaikan informasi atau laporan dalam upaya memenuhi persyaratan

keterbukaan informasi, antara lain :

(13)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

13

Jenis Pelaporan 2020

Jumlah

DAFTAR PELAPORAN KEPADA REGULATOR :

Pelaporan Kepada OJK

33 laporan

DAFTAR PELAPORAN KEPADA PIHAK AFILIASI :

LPS

6 laporan

Kantor Pajak

2 laporan

PPATK

4 laporan

Total

45 laporan

1. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Kebijakan remunerasi dan fasilitas yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun

2020, sebagai berikut :

a. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain Dewan Komisaris dan Direksi

Jenis remunerasi dan fasilitas lain

Jumlah diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris

Dewan Direksi

Orang

Rupiah

Orang

Rupiah

Remunerasi

(gaji,

bonus,

tunjangan

rutin,dan

fasilitas

lainnya dalam bentuk non natura)

2

59.400.000,00

2

127.215.000,00

Fasilitas lain dalam bentuk natura

(perumahan,

transportasi,

assuransi

kesehatan

dan

sebagainya) yang:

a. Dapat dimiliki

b. Tidak dapat dimiliki

2

2

0

0

2

2

2

10.800.000,00

0

0

Total

2

59.400.000,00

2

138.015.000,00

2. Rasio Gaji yang Tetinggi dan Terendah

Per 31 Desember 2020, rasio gaji tertinggi dan terendah perbulan dalam skala perbandingan

sebagai berikut :

(14)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

14

No.

Keterangan

Rasio (%)

1.

2.

3.

4.

Gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah

Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah

Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah

Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi

32%

80%

80%

67%

3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau

minimal 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun serta dihadiri secara fisik oleh seluruh anggota

Dewan Komisaris. Dalam pertemuan tersebut membahas hasil pengawasan operasional

Bank setiap triwulan.

Hasil pembahasan rapat dituangkan dalam Notulen dan telah didokumentasikan. Dalam

pembahasan rapat tidak terjadi perbedaan pendapat (dissenting opinion).

Kehadiran Rapat Dewan Komisaris :

No.

N a m a

Jabatan

Kehadiran

1.

Sutanto

Komisaris Utama (lama) 2 kali

2.

Bambang Djoko S

Komisaris (lama)

2 kali

3.

Emila Hayati

Komisaris Utama

2 kali

4.

Hadi Supeno

Komisaris

2 kali

Kehadiran Rapat Komisaris bersama Direksi

No.

N a m a

Jabatan

Kehadiran

1.

Emila Hayati

Komisaris Utama

2 kali

2.

Hadi Supeno

Komisaris

4 kali

3.

K Nining Widiastuti

Direktur Utama

4 kali

4.

Yudi Adi Wibowo

Direktur

4 kali

4. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

(15)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

15

Internal Fraud dalam 1

tahun (2020)

Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh

Anggota Dewan

Komisaris dan

Anggota Direksi

Pegawai Tetap

Pegawai Tidak

tetap

Tahun

sebelum

nya

Tahun

berjalan

sebelum

Tahun

nya

Tahun

berjalan

sebelum

Tahun

nya

Tahun

berjalan

Total fraud

0

0

0

0

0

0

Telah diselesaikan

0

0

0

0

0

0

Dalam

proses

penyelesaian di internal

Bank

0

0

0

0

0

0

Belum

diupayakan

penyelesaiannya

0

0

0

0

0

0

Telah

ditindaklanjuti

melalui proses hukum

0

0

0

0

0

0

5. Permasalahan Hukum

Sepanjang tahun 2020 tidak ditemukannya permasalahan yang berkaitan dengan hukum

baik pidana maupun perdata :

PERMASALAHAN HUKUM

JUMLAH

PERDATA

PIDANA

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap)

0

0

Dalam proses penyelesaian

0

0

Total

0

0

6. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Pada tahun 2020 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Untuk

mendukung penerapan benturan kepentingan, ditetapkannya kode etik Bank yang

menjabarkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional seluruh jajaran yang ada di Bank

dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan standar etika perbankan.

(16)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

16

TANDA TERIMA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 pasal 75 ayat (1) : BPR wajib menyusun

laporan penerapan Tata Kelola setiap akhir tahun.

Pasal 2 ayat (1): BPR wajib menerapkan Tata Kelola dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi.

Purwokerto, 26 April 2021

PT. BPR Eleska Artha

Emila Hayati

K.Nining Widiastuti

(17)

Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ELESKA ARTHA

Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Telp. (0281) 7771283

(18)

Profil BPR

Nama BPR* PT BPR ELESKA ARTHA

Alamat BPR* Hotel Surya Yudha Lantai 2 Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto

Posisi Laporan* Desember 2020

Modal Inti BPR* Rp9.045.393.682

Total Aset BPR* Rp15.695.595.180

Bobot Faktor BPR B

*) wajib diisi oleh BPR

Pengisian Faktor Tata Kelola BPR

Pengisian Indikator SEMPURNA

Terisi 106

Belum terisi 0

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko

Nilai Komposit 1,46 Nilai Komposit 1,32

Predikat Komposit Sangat Baik Predikat Komposit Sangat Baik

Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja

Cetak Laporan Cetak Laporan

Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian

ĀĀĀĀPenjelasan Umum

ĀĀĀĀMulai ĀĀĀĀPENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

ĀĀĀĀTata Cara Pengisian ĀĀĀĀFaktor Penilaian

(19)

Home

Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

1. Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola yaitu:

a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite; d. penanganan benturan kepentingan;

e. penerapan fungsi kepatuhan; f. penerapan fungsi audit intern; g. penerapan fungsi audit ekstern;

h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern; i. batas maksimum pemberian kredit;

j. rencana strategis BPR; dan

k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:

a. kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;

b. efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan

c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.

3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain: a. kecukupan transparansi laporan;

b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; c.

peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(20)

Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri

1. Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola.

2. Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:

a. Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi. b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi. c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi. d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi. e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.

3. Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-masing faktor.

4. Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk bobot proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.

5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. 6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola

No Faktor Bobot A (%) Bobot B (%) Bobot C (%) Bobot D (%) 1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 20.00 20.00 20.00 20.00 2 Pelaksanaantanggung jawab tugas Dewan dan

Komisaris 15.00 15.00 15.00 12.50 3

Kelengkapan dan pelaksanaan

tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00 2.50 4 Penanganankepentingan benturan 10.00 10.00 10.00 10.00 5 Penerapan fungsi kepatuhan BPR 10.00 10.00 10.00 10.00 6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00 10.00 7 Penerapan fungsi audit ekstern 0.00 2.50 2.50 2.50 8 Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern*) 10.00 10.00 10.00 10.00 9 Batas maksimum pemberian kredit 7.50 7.50 7.50 7.50 10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50 7.50 11

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta

pelaporan internal 10.00 7.50 7.50 7.50

*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR. Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko adalah 90.

Keterangan:

Bobot A: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

Bobot B: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

Bobot C: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

7. Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan Nilai Komposit.

8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2. Tabel 2. Predikat Komposit

(21)

1.0 £ Nilai Komposit < 1.8 Sangat Baik 1.8 £ Nilai komposit < 2.6 Baik 2.6 £ Nilai Komposit < 3.4 Cukup Baik 3.4 £ Nilai Komposit < 4.2 Kurang Baik 4.2 £ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

9. Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2, Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.

10. Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata Kelola BPR. 11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.

12. Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.

13. Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor 11 menjadi 7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.

14. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di atas. 15. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan untuk

faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).

16. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan laporan kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).

(22)
(23)
(24)

Home

11 Faktor Tata Kelola BPR

Faktor 1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Faktor 2

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Faktor 3

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite

Faktor 4

Penanganan Benturan Kepentingan

Faktor 5

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Faktor 6

Penerapan Fungsi Audit Intern

Faktor 7

Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Faktor 8

Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern

Faktor 9

Batas Maksimum Pemberian Kredit

Faktor 10 Rencana Strategis BPR

(25)

Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR

Faktor

Indikator Terisi

Indikator Belum Terisi

1

19

0

2

18

0

3

5

0

4

3

0

5

13

0

6

13

0

7

5

0

8

12

0

9

5

0

10

6

0

11

7

0

Total

106

0

(26)

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan

I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

1

Bank memenuhi jumlah anggota Direksi sebanyak 2 (dua) orang. Satu sebagai Direktur Utama,satu Direksi

bertindak sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan

3 CB Cukup Baik

2.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan

langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 1

semua anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama

dengan lokasi Kantor Pusat 4 KB Kurang Baik 3.

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain

(partai politik atau organisasi kemasyarakatan). 1 jabatan pada Bank lain, Perusahaan Anggota Direksi tidak merangkap

atau lembaga lain 5 TB Tidak Baik 4. Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1 hubungan keluarga/semenda dengan Anggota Direksi tidak memiliki

sesama anggota Direksi/Dewan

5

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

1

Selama tahun 2020 anggota Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa

profesional

6

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir

masa jabatannya. 1

Seluruh anggota Direksi telah lulus PKK,diangkat dan ditetapkan melalui

RUPS dan bersertifikasi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7

Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan

kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. 1 kuasa umum yang mengakibatkan Direksi tidak pernah memberikan pengalihan tugas & wewenang tanpa

batas 8

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

hasil pengawasan otoritas lain. 2

Direksi sebagian besar telah menindaklanjuti temuan audit dan

hasil pengawasan OJK 9

Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada

Dewan Komisaris. 1 lengkap,akurat,terkini tersedia bagi Data dan informasi yang Dekom

10

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan

yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 1

Pengambilan keputusan rapat dilakukan berdasarkan musyawarah

(27)

11

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 1

Direksi tidak menggunakan BPR serta tidak mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi,keluarga dan/atau

pihak lain

12

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

2

Direksi membudayakan seluruh tingkatan /jenjang organisasi sesuai

bagiannya dalam keikutsertaan pendidikan/ pelatihan dlm pengembangan kualitas individu 13

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip

kehati-hatian. 2

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan pemahaman prinsip kehati-hatian 14

Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling

sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. 1 Direksi tercantum dalam Tata Kelola Pedoman dan tata tertib anggota BPR

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15 Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 1 Pertanggungjawaban Direksi kepada PS melalui RUPS Tahunan 16 Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang

kepegawaian. 2

Kebijakan strategi dikomunikasikan kepada pegawai tertuang dalam SK

Direksi 17

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan

kepada seluruh Direksi. 1

Hasil rapat Direksi dituang dalam risalah dan didokumentasikan

18

Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

2 Peningkatan kinerja BPR dalam kondisi RBB tahun 2020 peningkatan Aset

19

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

1 Laporan dan self assesment penerapan Tata Kelola BPR disampaikan tidak melebihi batas ketentuan

(28)

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan

II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

1

Bank telah memenuhi jumlah anggota Dewan Komisaris, 1 Komisaris Utama & 1 sebagai

Komisaris

3 CB Cukup Baik

2.

Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

1 melampaui jumlah anggota Direksi Jumlah anggota Dekom tidak yaitu sebanyak 2 (orang) 3.

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

1 Kemampuan dan Kepatutan diangkat Seluruh anggota Dekom lulus Uji

melalui RUPS 4 KB Kurang Baik

4. Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat

BPR. 1

Anggota Dekom bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama pada

provinsi yg sama (jarak krg lbh 60km)

5 TB Tidak Baik

5.

BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)

2 Rp.50.000.000,00 (lima puluh milyar Bank dengan modal inti kurang dari rupiah)

6. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. 1 kerja Dekom tercantum dalam Tata Pedoman dan tata tertib anggota Kelola BPR

7.

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS

dan/atau Bank Umum. 1

Seluruh anggota Dekom tidak merangkap jabatan lebih dari 2 (dua)

BPR atau BPRS lainnya

8.

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

1

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga/semenda dengan sesama

anggota Direksi/Dewan Komisaris

9.

Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

1 Seluruh anggota Dewan Komisaris Independen B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

(29)

10

Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat

tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 2

Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan serta memberikan

nasihat kepada Direksi 11

Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 1 mengarahkan dalam pelaksanaan Dewan Komisaris selalu kebijakan BPR

12

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan

perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. 2

Dekom tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional BPR

13

Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain

dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. 2

Dekom selalu memastikan Direksi dalam menindaklanjuti temuan

audit,hasil pengawasan 14

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 1

Dekom menyelenggarakan rapat Dekom minimal satu kali dalam 3

bulan 15

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

2 pengambilan keputusan rapat Dekom bersifat strategis

16

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

1

Anggota Dekom tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi/keluarga yang merugikan

BPR 17

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak

lanjut Direksi. 1

Anggota Dekom melakukan pemantauan atas tugas tersebut C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18

Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta

dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. 2

Hasil rapat Dekom dituangkan dalam risalah rapat & didokumentasikan

(30)

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan

III. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti > Rp 80 miliar) (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik

1. BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai

ketentuan. 0

BPR dengan modal inti kurang

dari Rp.50.000.000,- 3 CB Cukup Baik

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik

2. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,- 5 TB Tidak Baik 3. Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko. 0 BPR dengan modal inti kurang dari

Rp.50.000.000,-4. Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,-C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5. Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,-Catatan :

(31)

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan

IV. Penanganan Benturan Kepentingan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik

1.

BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan

benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. 2

Bank sebagian memiliki kebijakan,sistem dan prosedur penyelesaian ttg

benturan kepentingan

3 CB Cukup Baik

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik

2.

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

1

Selama tahun 2020 baik anggota Dekom,anggota Direksi dan PE tidak terjadi

benturan kepentingan yg merugikan atau mengurangi

keuntungan BPR

5 TB Tidak Baik

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 3.

Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.

1 Tidak ada keputusan terkait benturan kepentingan yang merugikan BPR

(32)

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan

V. Penerapan Fungsi Kepatuhan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;

b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

1

Bank telah mengangkat Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai ketentuan BPR

dengan modal inti kurang dari Rp50M

3 CB Cukup Baik

2.

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan. 2 undangan yang berkaitan dengan POJK dan peraturan perundang-perbankan,dipahami Direktur yang

membawahkan fungsi kepatuhan

4 KB Kurang Baik

3.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

1 Bank telah mempunyai PE yang menangani fungsi kepatuhan 5 TB Tidak Baik

4 Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. 2 PE Kepatuhan menyusun pedoman kerja,sistem dan prosedur kepatuhan namun belum di update 5

BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

1

BPR sudah menyusun ketentuan tugas,wewenang & tanggungjawab

PE yang menangani fungsi kepatuhan

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 6

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa

Keuangan dan otoritas lainnya. 2

Bank memenuhi peraturan OJK dan peraturan perundang-undangan sesuai ketentuan 7

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong

terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini. 2 Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya terciptanya budaya kepatuhan

8

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang

menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 1

Anggota Direksi menjaga kepatuhan BPR termasuk tindakan

pencegahan kebijakan yang menyimpang dari ketentuan OJK &

(33)

9

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan

BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 1

seluruh kebijakan,ketentuan, sistem dan prosedur telah sesuai

dengan ketentuan OJK dan peraturan perundang-undangan

10

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

2 PE Kepatuhan melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian kebijakan BPR C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 1 BPR berusaha menurunkan tingkat pelanggaran

12

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.

2 tanggung jawab berkala dilaporkan Laporan pelaksanaan tugas dan dan tembusan kepada Dekom

13

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

1 kepada OJK atas keputusan Direksi Tidak terdapat laporan khusus yang menyimpang

Gambar

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola

Referensi

Dokumen terkait

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan