Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
1
Purwokerto,
April 2021
Nomor
: Sr- 083 /EA- Lap/IV/2021
Lampiran
: 1(satu) set
Hal
: Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Kepada
Kepada Yth,
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Purwokerto
Jl. Gerilya No.365
Purwokerto
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR ELESKA ARTHA
Tahun 2020.
Laporan tersebut disampaikan untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 4/ POJK.03/ 2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan
Rakyat, khususnya pasal 75 dan pasal 77.
Demikian atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
PT BPR ELESKA ARTHA
K. Nining Widiastuti
Direktur Utama
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
2
DAFTAR ISI
PENGANTAR
...
3
TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA
...
4
A. RUPS ...
4
B. URAIAN DIREKSI
………...………
4
1. Tugas dan Tanggung jawab Direksi ...………...
4
2. Jumlah dan Komposisi Direksi
...………...
5
3. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
...
6
4. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan
Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham ……….………….
6
C. URAIAN DEWAN KOMISARIS
...………...
7
1. Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris
...………….………...
7
2. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
...………...
8
3. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
.………...
9
4. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan
Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham
……….………….
9
D. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
……….
9
E. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN dan AUDIT EKSTERN ...
9
1. Fungsi Kepatuhan ...
10
2. Audit Intern
...
11
3. Audit Ekstern
...
11
F. Penerapan Manajemen Resiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
...…...
11
G. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar
...…...
12
H. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN dan NON KEUANGAN
...
12
1. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi ...
13
2. Rasio Gaji yang Tetinggi dan Terendah
...
13
3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ...
14
4. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
...
14
5. Permasalahan Hukum
...
15
6. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan ...
15
TANDA TERIMA
...
16
LAMPIRAN
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
3
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PENGANTAR
Tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik merupakan faktor
yang sangat penting bagi PT BPR ELESKA ARTHA dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu BPR
Eleska berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola secara bertahap demi meningkatkan
kualitas perusahaan yang dinilai akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan usaha BPR melihat semakin
ketatnya persaingan pada sektor perbankan mikro. Pelaksanaan operasional BPR semakin baik dengan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola di semua aspek secara menyeluruh dan bertahap, sesuai dengan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.05/2015. tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR
Penerapan Tata Kelola selain meningkatkan kinerja BPR merupakan prasyarat bagi keberhasilan
dan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang, juga melindungi kepentingan stakeholder dan
menambah kepercayaan masyarakat, serta meningkatkan kepatuhan terhadap perundang-undangan
yang berlaku pada industri perbankan. Kami yakin tujuannya tidak sekedar untuk memenuhi ketentuan
yang berlaku namun juga untuk mendukung kemajuan BPR dalam mencapai sasaran serta target usaha
secara berkelanjutan.
Pada tahun 2020, BPR telah menyempurnakan struktur organisasi Tata Kelola dan mulai
membenahi sistem kerja dan sistem administrasi dengan penyempurnaan kebijakan, ketentuan dan
pedoman-pedoman kerja intern. Selain itu penerapan Tata Kelola juga mulai dilakukan dengan
penguatan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi yang merupakan kunci keberhasilan dalam
penerapan Tata Kelola, yang kemudian diikuti dengan implementasi kode etik, peraturan operasional,
kekaryawanan maupun aktivitas pengawasan internal. Kedepan diharapkan agar seluruh jajaran
pengurus dan karyawan serta pemangku kepentingan BPR dalam melakukan aktivitasnya senantiasa
berpegang pada prinsip-prinsip Tata Kelola yaitu: Keterbukaan (Transparancy), Akuntabilitas
(Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Independensi (Independency) dan Kewajaran
(Fairness).
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
4
TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA
Untuk melaksanakan tata kelola yang baik, BPR Eleska Artha telah melengkapi struktur tata kelola
perusahaan yang terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi serta unsur pendukung pelaksanaan
tugas yaitu Pejabat Eksekutif Kepatuhan/Manajemen Resiko, Kepala Devisi Kredit, Komite Kredit.
A. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan BPR Eleska Artha menyelenggarakan RUPS sebagai berikut :
1. RUPS Tahunan dengan Berita Acara tanggal 24 April 2020
Agenda rapat mengenai :
a. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan serta pengesahan atas laporan keuangan
untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019.
b. Persetujuan Rencana Bisnis Bank tahun 2020
2. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tertanggal 18 Mei 2020
Agenda rapat mengenai : Perubahan Kepemilikan BPR
3. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tanggal 26 Agustus 2020
Agenda rapat mengenai :
a. Penambahan setoran modal ;
b. Pemberhentian dan Pengangkatan Dewan Komisaris;
4. RUPS Luar Biasa dengan Berita Acara tertanggal 14 Oktober 2020
Agenda rapat mengenai : Pemindahan alamat kantor
5. RUPS Luar Biasa dengan Betita Acara tertanggal 14 Desember 2020
Agenda rapat mengenai : Pengangkatan Kembali Direktur Utama
B. URAIAN DIREKSI
Direksi adalah organ BPR yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen dan
pengelolaannya berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan, serta Direksi
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
BPR.
Direksi dipimpin seorang Direktur Utama, seluruh anggota direksi tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan atau lembaga lain
sebagaimana yang dipersyaratkan pada ketentuan untuk menjadi Direksi BPR.
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
5
Direksi dalam mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan ketentuan hukum lainnya yang berlaku harus
berdasarkan prinsip kehati-hatian. Adapun tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.
2) Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan
3) Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari pejabat yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ektern, hasil pengawasan Dewan Komisaris,
Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau Otoritas Lainnya.
4) Menerapkan tata kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
5) Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan
adanya :
a. pemisahan tugas dan tanggung jawab antara unit kerja yang menangani pembukuan,
operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan
b. penunjukkan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan
independen terhadap unit kerja lain.
6) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam RUPS
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7) Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.
8) Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan
Komisaris.
9) Menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) sebagai pedoman target kerja yang disampaikan ke OJK
dan telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisris dan Pemegang Saham.
10) Menyusun kebijakan dan prosedur yang berlaku untuk menjalankan usaha Bank agar sesuai
ketentuan.
Jumlah dan Komposisi Direksi
Direksi BPR Eleska Artha terdiri 2 anggota, telah sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu
berpengalaman dibidang perbankan minimal 2 (dua) tahun dan mempunyai Sertifikasi Kompetensi
Direktur.
No.
N a m a
Jabatan
1
K.Nining Widiastuti
Direktur Utama
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
6
Profil Direksi
1. K Nining Widiastuti - Direktur Utama
Personal
Tempat/Tanggal Lahir : Solok, 26 Oktober 1971
Usia
: 50 Tahun
Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Purwokerto, Jawa Tengah
Latar Belakang Pendidikan
Lulusan Akademi Keuangan Wika Jasa Semarang (Diploma3), tahun 1994
Dasar Pengangkatan :
Akte Notaris Nomor 58 tertanggal 23 Desember 2020 dan masa jabatan berlaku mulai
08-01-2021 sampai dengan tanggal 08-01-2026
2. Yudi Adi Wibowo - Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
Personal
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 15 Juni 1969
Usia
: 52 Tahun
Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Purwokerto, Jawa Tengah
Latar Belakang Pendidikan :
Lulusan Fakultas Teknik Sipil Perguruan Tinggi Unika Soegijapranata, Semarang tahun 1996
Dasar Pengangkatan :
Akte Notaris Nomor 02 tertanggal 04 Desember 2018 dan masa jabatan berlaku mulai
04-12-2018 sampai dengan tanggal 04-12-2023
Kepemilikan Saham Anggota Direksi
Anggota Direksi Eleska tidak memiliki saham baik di BPR Eleska Artha maupun di BPR dan/atau
perusahaan lain
Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lain,
Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham
Anggota Direksi BPR Eleska Artha tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota
Direksi, anggota Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham
Nama
Hubungan Keluarga Dengan
Hubungan Kepengurusan di
Perusahaan Lain Sebagai
PemegangLaporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
7
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakK.Nining Widiastuti
- - - - - - Yudi Adi Wibowo
- - - - - - C.
URAIAN DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ BPR yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan
nasihat yang dimaksud dilakukan untuk kepentingan BPR sesuai dengan maksud dan tujuan BPR yang
tercantum dalam Anggaran Dasar.
Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris
Menurut UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 117: Dewan Komisaris
bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad
baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.
Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara independen.
1) Memastikan terselenggaranya penerapan tata kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di
seluruh tingkatan atau jenjang oragnisasi.
2) Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari pejabat yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan
Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
4) Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris :
a. Wajib mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
b. Ikut serta dalam pengambilan keputusan, terkait :
penyediaan dana kepada pihak terkait
melakukan review atas suatu transaksi dalam rangka pelaksanaan pengawasan
hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
5) Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas
pelaksanaan kepengurusan Bank.
6) Dewan Komisaris wajib memberitahukan
a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;
dan/atau
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
8
b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR
kepada OJK selambat-lambatnya 10 hari sejak ditemukannya pelanggaran/keadaan
tersebut.
7)
Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan strategis Bank.
8)
Menyetujui Rencana Bisnis Bank yang telah disusun Direksi dan melakukan pengawasan atas
pelaksanaan Rencana Bisnis serta melaporkan kepada OJK tentang hasil pengawasan tersebut.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dengan menandatangani Laporan Tahunan
yang diajukan dalam RUPS.
Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris BPR Eleska Artha terdiri 2 anggota, telah sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa
Keuangan yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perbankan yang memadai dan
relevan dan memiliki Sertifikasi Kompetensi Komisaris.
No.
N a m a
Jabatan
1
Emila Hayati
Komisaris Utama
2
Hadi Supeno
Komisaris
Profil Dewan Komisaris
1. Emila Hayati - Komisaris Utama
Personal
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 10 Oktober 1965
Usia
: 55 Tahun
Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Banjarnegara, Jawa Tengah
Latar Belakang Pendidikan
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, tahun 1989
Dasar Pengangkatan :
Akte Notaris Nomor 82 tertanggal 26 Agustus 2020 dan masa jabatan berlaku mulai
26-08-2020 sampai dengan tanggal 26-08-2025
2. Hadi Supeno - Komisaris
Personal
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarnegara, 15 April 1959
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
9
Kewarganegaraan & Domisili : Warga Negara Indonesia, domisili Banjarnegara, Jawa Tengah
Latar Belakang Pendidikan
Lulusan Master Sains Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2001
Dasar Pengangkatan :
Akte Notaris Nomor 82 tertanggal 26 Agustus 2020 dan masa jabatan berlaku mulai
26-08-2020 sampai dengan tanggal 26-08-2025
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris
Kepemilikan saham di Eleska :
Pemegang Saham
Persentase
Lembar
Nilai (Rp ratusan ribu)
Emila Hayati
7,5%
7.500
7.500
Dewan Komisaris Eleska tidak memiliki saham pada BPR dan/atau perusahaan lain
Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Dewan Komisaris dengan Anggota Direksi
Lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham
Nama
Hubungan Keluarga Dengan
Hubungan Kepengurusan di
Perusahaan Lain Sebagai
PemegangSaham KomisarisDewan Direksi PemegangSaham KomisarisDewan Direksi Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Emila Hayati
- - - - - - Hadi Supeno
- - - - - - D. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Selama tahun 2020 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Berdasarkan pemeriksaan umum Otoritas Jasa Keuangan, tidak ditemukan kebijakan dalam
pemberian kredit yang mengandung benturan kepentingan. Baik pemegang saham, dewan
komisaris maupun anggota direksi tidak memanfaatkan kepentingan ekonomis pribadi pada
perusahaan.
E. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN dan AUDIT EKSTERN
1.
Fungsi Kepatuhan
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
10
Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
pencegahan untuk :
a. Memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh BPR telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan lainny;
b. Memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain seperti Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi (PPATK)
Menetapkan Direksi Kepatuhan
Dalam rangka memastikan kepatuhan, BPR wajib memiliki Direktur yang Membawahkan Fungsi
Kepatuhan
Tugas dan tanggungjawab Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan mencakup :
1) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan Bank;
2) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan
oleh Direksi;
3) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan dan pedoman internal Bank;
4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/ OJK dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5) Meminimalkan resiko Kepatuhan Bank;
6) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi
Bank tidak menyimpang dari ketentuan BI/OJK dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
7) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan fungsi kepatuhan.
Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas anggota Direktur yang Membawahkan Fungsi
Kepatuhan, maka Bank mengangkat Pejabat Eksekutif Kepatuhan.
Pejabat Eksekutif Kepatuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang Membawahkan
Fungsi Kepatuhan, yang mana wajib menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem dan
prosedur kepatuhan.
Dalam rangka pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan, Bank wajib
menyampaikan laporan kepada OJK, yaitu :
a. Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan.
b. Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat
Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari peraturan OJK
dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
11
c. Laporan penggantian sementara jabatan Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan jika
berhalangan.
2.
Audit Intern
Dalam rangka pelaksanaan fungsi Audit Intern secara efektif, sampai akhir tahun 2020 Bank
sedang proses memilih calon Pejabat Eksekutif Audit Intern yang bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama, dan juga dapat berkomunikasi langsung kepada Dewan komisaris.
Tugas dan tanggung jawab PEAI, sebagai berikut :
1) Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan
operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil
audit.
2) Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegaiatan
lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen.
3) Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dan dana.
4) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkatan
Dalam rangka pelaksanaan tugas fungsi audit intern, Bank wajib menyampaikan laporan kepada
OJK, yaitu Laporan Tahunan Audit Intern
3.
Audit Ekstern
Dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun buku 2020, untuk pertama kalinya Bank
memakai jasa Akuntan Publik (KAP). Laporan keuangan tersebut dilaporkan pertama kali ke
Otoritas Jasa Keuangan paling lama bulan April 2021.
Penggunaan jasa Akuntan Publik memakai Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di
Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan
F. Penerapan Manajemen Resiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
BPR Eleska Artha menyadari bahwa dalam menjalankan aktivitas bisnisnya selalu dihadapkan
resiko. Maka penerapan manajemen resiko Bank dilakukan secara menyeluruh pada berbagai
aktivitas Bank seperti perkreditan, pendanaan, IT, SDM, operasional dan jasa. Dimana aktivitas
tersebut mencakup 3 (tiga) resiko yaitu resiko kredit, operasional, dan resiko kepatuhan.
Setiap pengambilan keputusan maupun proses aktivitas bisnisnya, Bank berpijak pada kebijakan
yang berbasis resiko. Dimana seluruh kebijakan resiko Bank mengikuti Peraturan Bank Indonesia/
Otoritas Jasa Keuangan dan ditetapkan berdasarkan risk appetite Bank.
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
12
Pemahaman kebijakan resiko ini diketahui oleh manajemen bank serta seluruh pihak yang
terkait.
Untuk meningkatkan sistem pengendalian resiko dan pengendalian intern bank melakukan
penyempurnaan kebijakan dan pedoman sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melakukan
pengawasan aktif baik dari atasan langsung, Direksi maupun Komisaris. Serta melakukan
penegasan dan sosialisasi kepada seluruh jajaran yang ada tentang penerapan pengawasan
melekat terhadap Aktivitas Operasional pada BPR Eleska Artha.
G. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur untuk penyediaan dana kepada pihak terkait
dan penyediaan dana besar, hal ini tertuang dalam Kebijakan Perkreditan Bank, Pedoman BMPK
dan Kebijakan Batas Wewenang kredit.
Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar
telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit,
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku.
Pada akhir tahun 2020 nilai BMPK Bank pada pihak terkait sebesar Rp908.695.773,00 (sembilan
ratus delapan juta enam ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh tiga rupiah)
Per tanggal 31 Desember 2020, penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur/group inti
sebagai berikut :
No.
Penyediaan Dana
JUMLAH
Debitur
Nominal
(Rupiah)
1.
Kepada Pihak Terkait
1
3.249.650,00
2.
Kepada Debitur Inti :
a. Individu
b. Group
25
4.817.215.106,00
H. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non keuangan dengan menyusun,
menyajikan dan menyampaikan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan stakeholder
sesuai ketentuan yang berlaku, dan menyajikan laporan tersebut dalam papan pengumuman di
Kantor BPR Eleska Artha.
Bank secara berkala menyampaikan informasi atau laporan dalam upaya memenuhi persyaratan
keterbukaan informasi, antara lain :
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
13
Jenis Pelaporan 2020
Jumlah
DAFTAR PELAPORAN KEPADA REGULATOR :
Pelaporan Kepada OJK
33 laporan
DAFTAR PELAPORAN KEPADA PIHAK AFILIASI :
LPS
6 laporan
Kantor Pajak
2 laporan
PPATK
4 laporan
Total
45 laporan
1. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Kebijakan remunerasi dan fasilitas yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun
2020, sebagai berikut :
a. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain Dewan Komisaris dan Direksi
Jenis remunerasi dan fasilitas lain
Jumlah diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Orang
Rupiah
Orang
Rupiah
Remunerasi
(gaji,
bonus,
tunjangan
rutin,dan
fasilitas
lainnya dalam bentuk non natura)
2
59.400.000,00
2
127.215.000,00
Fasilitas lain dalam bentuk natura
(perumahan,
transportasi,
assuransi
kesehatan
dan
sebagainya) yang:
a. Dapat dimiliki
b. Tidak dapat dimiliki
2
2
0
0
2
2
2
10.800.000,00
0
0
Total
2
59.400.000,00
2
138.015.000,00
2. Rasio Gaji yang Tetinggi dan Terendah
Per 31 Desember 2020, rasio gaji tertinggi dan terendah perbulan dalam skala perbandingan
sebagai berikut :
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
14
No.
Keterangan
Rasio (%)
1.
2.
3.
4.
Gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah
Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi
32%
80%
80%
67%
3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau
minimal 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun serta dihadiri secara fisik oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris. Dalam pertemuan tersebut membahas hasil pengawasan operasional
Bank setiap triwulan.
Hasil pembahasan rapat dituangkan dalam Notulen dan telah didokumentasikan. Dalam
pembahasan rapat tidak terjadi perbedaan pendapat (dissenting opinion).
Kehadiran Rapat Dewan Komisaris :
No.
N a m a
Jabatan
Kehadiran
1.
Sutanto
Komisaris Utama (lama) 2 kali
2.
Bambang Djoko S
Komisaris (lama)
2 kali
3.
Emila Hayati
Komisaris Utama
2 kali
4.
Hadi Supeno
Komisaris
2 kali
Kehadiran Rapat Komisaris bersama Direksi
No.
N a m a
Jabatan
Kehadiran
1.
Emila Hayati
Komisaris Utama
2 kali
2.
Hadi Supeno
Komisaris
4 kali
3.
K Nining Widiastuti
Direktur Utama
4 kali
4.
Yudi Adi Wibowo
Direktur
4 kali
4. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
15
Internal Fraud dalam 1
tahun (2020)
Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh
Anggota Dewan
Komisaris dan
Anggota Direksi
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak
tetap
Tahun
sebelum
nya
Tahun
berjalan
sebelum
Tahun
nya
Tahun
berjalan
sebelum
Tahun
nya
Tahun
berjalan
Total fraud
0
0
0
0
0
0
Telah diselesaikan
0
0
0
0
0
0
Dalam
proses
penyelesaian di internal
Bank
0
0
0
0
0
0
Belum
diupayakan
penyelesaiannya
0
0
0
0
0
0
Telah
ditindaklanjuti
melalui proses hukum
0
0
0
0
0
0
5. Permasalahan Hukum
Sepanjang tahun 2020 tidak ditemukannya permasalahan yang berkaitan dengan hukum
baik pidana maupun perdata :
PERMASALAHAN HUKUM
JUMLAH
PERDATA
PIDANA
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap)
0
0
Dalam proses penyelesaian
0
0
Total
0
0
6. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Pada tahun 2020 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Untuk
mendukung penerapan benturan kepentingan, ditetapkannya kode etik Bank yang
menjabarkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional seluruh jajaran yang ada di Bank
dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan standar etika perbankan.
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
16
TANDA TERIMA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 pasal 75 ayat (1) : BPR wajib menyusun
laporan penerapan Tata Kelola setiap akhir tahun.
Pasal 2 ayat (1): BPR wajib menerapkan Tata Kelola dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.
Purwokerto, 26 April 2021
PT. BPR Eleska Artha
Emila Hayati
K.Nining Widiastuti
Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun 2020
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
ELESKA ARTHA
Hotel Surya Yudha Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Telp. (0281) 7771283
Profil BPR
Nama BPR* PT BPR ELESKA ARTHA
Alamat BPR* Hotel Surya Yudha Lantai 2 Jl.Gerilya Barat No.30A, Purwokerto
Posisi Laporan* Desember 2020
Modal Inti BPR* Rp9.045.393.682
Total Aset BPR* Rp15.695.595.180
Bobot Faktor BPR B
*) wajib diisi oleh BPR
Pengisian Faktor Tata Kelola BPR
Pengisian Indikator SEMPURNA
Terisi 106
Belum terisi 0
Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Nilai Komposit 1,46 Nilai Komposit 1,32
Predikat Komposit Sangat Baik Predikat Komposit Sangat Baik
Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja
Cetak Laporan Cetak Laporan
Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian
ĀĀĀĀPenjelasan Umum
ĀĀĀĀMulai ĀĀĀĀPENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
ĀĀĀĀTata Cara Pengisian ĀĀĀĀFaktor Penilaian
Home
Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
1. Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola yaitu:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite; d. penanganan benturan kepentingan;
e. penerapan fungsi kepatuhan; f. penerapan fungsi audit intern; g. penerapan fungsi audit ekstern;
h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern; i. batas maksimum pemberian kredit;
j. rencana strategis BPR; dan
k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:
a. kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;
b. efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan
c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.
3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain: a. kecukupan transparansi laporan;
b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; c.
peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri
1. Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola.
2. Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:
a. Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi. b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi. c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi. d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi. e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.
3. Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-masing faktor.
4. Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk bobot proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.
5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. 6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.
Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola
No Faktor Bobot A (%) Bobot B (%) Bobot C (%) Bobot D (%) 1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 20.00 20.00 20.00 20.00 2 Pelaksanaantanggung jawab tugas Dewan dan
Komisaris 15.00 15.00 15.00 12.50 3
Kelengkapan dan pelaksanaan
tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00 2.50 4 Penanganankepentingan benturan 10.00 10.00 10.00 10.00 5 Penerapan fungsi kepatuhan BPR 10.00 10.00 10.00 10.00 6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00 10.00 7 Penerapan fungsi audit ekstern 0.00 2.50 2.50 2.50 8 Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian
intern*) 10.00 10.00 10.00 10.00 9 Batas maksimum pemberian kredit 7.50 7.50 7.50 7.50 10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50 7.50 11
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta
pelaporan internal 10.00 7.50 7.50 7.50
*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR. Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko adalah 90.
Keterangan:
Bobot A: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
Bobot B: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
Bobot C: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).
Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).
7. Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan Nilai Komposit.
8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2. Tabel 2. Predikat Komposit
1.0 £ Nilai Komposit < 1.8 Sangat Baik 1.8 £ Nilai komposit < 2.6 Baik 2.6 £ Nilai Komposit < 3.4 Cukup Baik 3.4 £ Nilai Komposit < 4.2 Kurang Baik 4.2 £ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
9. Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2, Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.
10. Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata Kelola BPR. 11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.
12. Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.
13. Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor 11 menjadi 7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.
14. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di atas. 15. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan untuk
faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
16. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan laporan kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
Home
11 Faktor Tata Kelola BPR
Faktor 1
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Faktor 2
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Faktor 3
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Faktor 4
Penanganan Benturan Kepentingan
Faktor 5
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Faktor 6
Penerapan Fungsi Audit Intern
Faktor 7
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Faktor 8
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Faktor 9
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Faktor 10 Rencana Strategis BPR
Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR
Faktor
Indikator Terisi
Indikator Belum Terisi
1
19
0
2
18
0
3
5
0
4
3
0
5
13
0
6
13
0
7
5
0
8
12
0
9
5
0
10
6
0
11
7
0
Total
106
0
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
1
Bank memenuhi jumlah anggota Direksi sebanyak 2 (dua) orang. Satu sebagai Direktur Utama,satu Direksi
bertindak sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
3 CB Cukup Baik
2.
Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 1
semua anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama
dengan lokasi Kantor Pusat 4 KB Kurang Baik 3.
Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain
(partai politik atau organisasi kemasyarakatan). 1 jabatan pada Bank lain, Perusahaan Anggota Direksi tidak merangkap
atau lembaga lain 5 TB Tidak Baik 4. Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1 hubungan keluarga/semenda dengan Anggota Direksi tidak memiliki
sesama anggota Direksi/Dewan
5
Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
1
Selama tahun 2020 anggota Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa
profesional
6
Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir
masa jabatannya. 1
Seluruh anggota Direksi telah lulus PKK,diangkat dan ditetapkan melalui
RUPS dan bersertifikasi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan
kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. 1 kuasa umum yang mengakibatkan Direksi tidak pernah memberikan pengalihan tugas & wewenang tanpa
batas 8
Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain. 2
Direksi sebagian besar telah menindaklanjuti temuan audit dan
hasil pengawasan OJK 9
Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris. 1 lengkap,akurat,terkini tersedia bagi Data dan informasi yang Dekom
10
Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 1
Pengambilan keputusan rapat dilakukan berdasarkan musyawarah
11
Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 1
Direksi tidak menggunakan BPR serta tidak mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi,keluarga dan/atau
pihak lain
12
Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.
2
Direksi membudayakan seluruh tingkatan /jenjang organisasi sesuai
bagiannya dalam keikutsertaan pendidikan/ pelatihan dlm pengembangan kualitas individu 13
Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip
kehati-hatian. 2
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan pemahaman prinsip kehati-hatian 14
Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling
sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. 1 Direksi tercantum dalam Tata Kelola Pedoman dan tata tertib anggota BPR
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15 Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 1 Pertanggungjawaban Direksi kepada PS melalui RUPS Tahunan 16 Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang
kepegawaian. 2
Kebijakan strategi dikomunikasikan kepada pegawai tertuang dalam SK
Direksi 17
Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan
kepada seluruh Direksi. 1
Hasil rapat Direksi dituang dalam risalah dan didokumentasikan
18
Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
2 Peningkatan kinerja BPR dalam kondisi RBB tahun 2020 peningkatan Aset
19
Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
1 Laporan dan self assesment penerapan Tata Kelola BPR disampaikan tidak melebihi batas ketentuan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.
1
Bank telah memenuhi jumlah anggota Dewan Komisaris, 1 Komisaris Utama & 1 sebagai
Komisaris
3 CB Cukup Baik
2.
Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.
1 melampaui jumlah anggota Direksi Jumlah anggota Dekom tidak yaitu sebanyak 2 (orang) 3.
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
1 Kemampuan dan Kepatutan diangkat Seluruh anggota Dekom lulus Uji
melalui RUPS 4 KB Kurang Baik
4. Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat
BPR. 1
Anggota Dekom bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama pada
provinsi yg sama (jarak krg lbh 60km)
5 TB Tidak Baik
5.
BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)
2 Rp.50.000.000,00 (lima puluh milyar Bank dengan modal inti kurang dari rupiah)
6. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. 1 kerja Dekom tercantum dalam Tata Pedoman dan tata tertib anggota Kelola BPR
7.
Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS
dan/atau Bank Umum. 1
Seluruh anggota Dekom tidak merangkap jabatan lebih dari 2 (dua)
BPR atau BPRS lainnya
8.
Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
1
Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga/semenda dengan sesama
anggota Direksi/Dewan Komisaris
9.
Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
1 Seluruh anggota Dewan Komisaris Independen B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10
Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat
tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 2
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan serta memberikan
nasihat kepada Direksi 11
Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 1 mengarahkan dalam pelaksanaan Dewan Komisaris selalu kebijakan BPR
12
Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. 2
Dekom tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional BPR
13
Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain
dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. 2
Dekom selalu memastikan Direksi dalam menindaklanjuti temuan
audit,hasil pengawasan 14
Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 1
Dekom menyelenggarakan rapat Dekom minimal satu kali dalam 3
bulan 15
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
2 pengambilan keputusan rapat Dekom bersifat strategis
16
Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
1
Anggota Dekom tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi/keluarga yang merugikan
BPR 17
Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak
lanjut Direksi. 1
Anggota Dekom melakukan pemantauan atas tugas tersebut C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18
Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta
dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. 2
Hasil rapat Dekom dituangkan dalam risalah rapat & didokumentasikan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
III. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti > Rp 80 miliar) (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1. BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan. 0
BPR dengan modal inti kurang
dari Rp.50.000.000,- 3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,- 5 TB Tidak Baik 3. Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko. 0 BPR dengan modal inti kurang dari
Rp.50.000.000,-4. Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,-C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5. Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR. 0 BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000,-Catatan :
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
IV. Penanganan Benturan Kepentingan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan
benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. 2
Bank sebagian memiliki kebijakan,sistem dan prosedur penyelesaian ttg
benturan kepentingan
3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2.
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.
1
Selama tahun 2020 baik anggota Dekom,anggota Direksi dan PE tidak terjadi
benturan kepentingan yg merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR
5 TB Tidak Baik
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 3.
Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
1 Tidak ada keputusan terkait benturan kepentingan yang merugikan BPR
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
V. Penerapan Fungsi Kepatuhan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
1
Bank telah mengangkat Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai ketentuan BPR
dengan modal inti kurang dari Rp50M
3 CB Cukup Baik
2.
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan. 2 undangan yang berkaitan dengan POJK dan peraturan perundang-perbankan,dipahami Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan
4 KB Kurang Baik
3.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
1 Bank telah mempunyai PE yang menangani fungsi kepatuhan 5 TB Tidak Baik
4 Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. 2 PE Kepatuhan menyusun pedoman kerja,sistem dan prosedur kepatuhan namun belum di update 5
BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.
1
BPR sudah menyusun ketentuan tugas,wewenang & tanggungjawab
PE yang menangani fungsi kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 6
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya. 2
Bank memenuhi peraturan OJK dan peraturan perundang-undangan sesuai ketentuan 7
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini. 2 Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya terciptanya budaya kepatuhan
8
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 1
Anggota Direksi menjaga kepatuhan BPR termasuk tindakan
pencegahan kebijakan yang menyimpang dari ketentuan OJK &
9
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 1
seluruh kebijakan,ketentuan, sistem dan prosedur telah sesuai
dengan ketentuan OJK dan peraturan perundang-undangan
10
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
2 PE Kepatuhan melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian kebijakan BPR C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 1 BPR berusaha menurunkan tingkat pelanggaran
12
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.
2 tanggung jawab berkala dilaporkan Laporan pelaksanaan tugas dan dan tembusan kepada Dekom
13
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
1 kepada OJK atas keputusan Direksi Tidak terdapat laporan khusus yang menyimpang