• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan kepada mitra tuturnya. Misalnya “I order you to sit down”, ketika penutur menuturkan tuturan tersebut penutur sekaligus memerintah mitra tutur agar segera duduk. Hal ini disampaikan oleh Austin (1975: 45) dalam Jean Stilwell Peccei dalam buku berjudul Pragmatics sebagai berikut:

“Performative is some utterances not only perform a speech act over and above simple assertion, they also simulataneously describe the speech act itself.”

Tuturan yang bersifat performative merupakan juga tuturan yang ditandai dengan adanya performative verb. Contoh tuturan performative:

(1) I thank you for seeing us. (2) I order you to stand up. (3) I promise I‟ll be there.

Dapat dijelaskan bahwa contoh di atas merupakan tuturan performative, karena terdapat performative verb yaitu “thank”, “order”, dan “promise”. Kata “thank” menjelaskan bahwa penutur tidak hanya mengucapkan rasa terima kasih saja kepada mitra tutur tetapi juga melakukan tindakan berterima kasih kepada mitra tutur. Kata “order” menujukkan bahwa penutur tidak hanya mengucapkan

(2)

perintah saja melainkan juga melakukan suatu tindakan memerintah mitra tuturnya. Kata “promise” menujukkan bahwa penutur tidak hanya mengucapkan janji saja kepada mitra tutur sebenarnya penutur melakukan suatu tindakan dengan berjanji mitra tuturnya.

Performative verb merupakan verba yang terdapat di dalam tuturan performative. Dengan adanya verba performative dalam tindak tutur ilokusi, maka tuturan tersebut hampir dapat dipastikan adalah tuturan performative. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa seseorang yang sedang menuturkan tuturan performative sekaligus melakukan tindakan.

Tuturan performative ini digunakan oleh banyak orang dalam pergaulan sehari-hari. Misalnya, bila seseorang menuturkan “I am sorry I am late” karena terlambat hadir ke suatu event, maka bersamaan dengan tuturannya tersebut, penutur juga melakukan tindakan yaitu tindakan memohon maaf. Tuturan performative biasanya dicirikan oleh penggunaan verba tertentu, seperti thank, order, believe, promise, admit, ask, warn, apologize dan lain-lain.

Telah dituturkan sebelumnya bahwa tuturan performative ini adalah tuturan yang biasanya digunakan dalam pergaulan sehari-hari, tidaklah sesuatu yang mustahil bila tuturan tersebut juga muncul di script film, seperti film Lie To Me. Adapun yang dimaksud dengan tindak tutur ilokusi adalah tindakan melalui tuturan tidak hanya menuturkan saja tetapi ada tindakan di dalam tuturan tersebut. Menurut Austin dalam Saeed (1997: 211) menyatakan bahwa:

“Performance of an act in saying something.”

Misalnya, bila seseorang mengatakan “It‟s cold in here” ketika penutur menuturkan tuturan tersebut kepada mitra tutur, tidak hanya menuturkan saja

(3)

tetapi penutur melakukan tindakan yaitu memerintah mitra tutur agar segera mematikan AC karena suhu di dalam ruangan dingin.

Dengan penjelasan di atas bahwa tuturan performative ada di dalam tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi mempunyai tuturan performative di dalamnya, namun dalam proses menuturkan tuturan yang dilakukan antara penutur dan mitra tutur, penutur tidak hanya menuturkan saja tetapi penutur harus melalukan tindakan. Menurut Austin (1975: 5) menyatakan bahwa:

“Illocutionary act is an utterance which has „performative‟ just in case it is issued in the course of the „doing of an action.”

Di dalam film Lie To Me banyak terdapat tuturan performative. Tuturan performative bisa muncul secara explicit performative dan implicit performative. Contoh explicit performative di dalam percakapan film Lie to Me:

 Situation: Engineers sedang terjebak di lift, kemudian mereka mendapatkan video call dari Owner. Owner tersebut langsung bertanya kepada tentang apa yang terjadi dan bagaimana keadaan mereka sekarang.

Engineers : “We've tried, but the substructure floor between here and the shaft is just too unstable, it could give out.”

Owner : “Listen, guys, I promise you, we're going to get you guys up from

out of there, okay? You just sit tight. The drill should reach you in a few hours. We're going to do whatever it takes. You're going to be rescued.”

Pada percakapan di atas menjelaskan bahwa I promise you merupakan tuturan performative karena tindakan dalam hal ini ‘berjanji’ dilakukan sekaligus melalui tuturan. Bersamaan dengan penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan, dalam hal ini Owner berjanji kepada Engineers akan mengeluarkan Engineers yang sedang terjebak di lift. Tuturan tersebut tidak

(4)

perlu dievaluasi benar atau salah melainkan ditepati atau tidak. Tuturan performative tersebut dibentuk oleh orang pertama „I‟ sebagai subjek dan verba performative „promise‟ dalam simple present tense. Dengan demikian “I promise

you” termasuk ke dalam jenis explicit performative.

Sedangkan contoh implicit performative di dalam percakapan film Lie To Me:  Situation: Pada saat di bandara, Dr. Cal Lightman dan Dr. Gillian Foster

sengaja tidak mengantri di antrian pemeriksaan barang karena ingin membuat Ria Torres menjadi curiga.

Dr. Cal Lightman : “You know what? I'm going to check it. It's the liquids, right?”

Ria Torres : “Stop. Open your briefcase.”

Pada percakapan di atas menjelaskan bahwa “Open your briefcase” merupakan tuturan performative karena tindakan dalam hal ini ‘menyuruh’ dilakukan sekaligus melalui tuturan. Bersamaan dengan penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan, dalam hal ini Ria Torres menyuruh Dr. Cal Lightman agar membuka koper Dr. Cal Lightman. Tuturan tersebut tidak perlu dievaluasi benar atau salah melainkan ditepati atau tidak. Jenis tuturan performative tersebut termasuk ke dalam implicit performative karena penutur tidak hanya sekedar menuturkan sesuatu kepada mitra tutur secara tidak langsung tetapi juga melakukan tindakan bertujuan untuk mencapai tujuannya. Dengan tidak adanya subjek dan tidak munculnya verba performative dalam tuturan tersebut, maka tuturan “Open your briefcase” masuk ke dalam

(5)

performativenya tidak merujuk kepada verba utamanya „open‟ tetapi merujuk kepada tindakannya ‘menyuruh’ atau „to order‟.

Tuturan performative terdapat pada situasi di mana penutur dan mitra tutur mempunyai kepentingan untuk dipenuhi tujuannnya. Di dalam tuturannya terdapat tindakan, seperti di dalam film Lie To Me (Fox Network, 2009). Untuk menganalisis tuturan performative, penulis menjadikan tuturan dalam film Lie To Me sebagai sumber data karena percakapan pada film ini banyak terdapat tuturan performative. Film Lie To Me ini merupakan film serial barat yang menceritakan tentang sebuah perusahaan swasta The Lightman Group, yang bergerak di bidang pendeteksi kebohongan melalui gerak tubuh dan ekspresi wajah. Film serial barat ini merupakan salah satu film serial populer pada tahun 2009 dengan rating yang tinggi dan sudah banyak orang yang menonton film ini. Film ini mengandung pesan yaitu pengetahuan tentang kebenaran, nilai moral, kerja sama dan memegang teguh ucapan untuk mencapai tujuan sehingga dapat menjadi media pembelajaran yang sangat menarik dan baik untuk ditonton.

Dengan bervariasinya jenis performative verb yang digunakan terkadang seringkali membuat para pembelajar bahasa tidak mudah membedakan verba performative dari verba-verba lainnya. Misalnya “I drink coffee”, verba “drink” bukan performative verb, maka tuturan tersebut bukan tuturan performative. Karena selama tuturan tersebut tidak memunculkan performative verb dan tuturan tersebut tidak melakukan suatu tindakan, maka tuturan tersebut bukan tuturan performative.

Penulis berharap dapat mengetahui penggunaan performative dalam percakapan sehari-hari dan mengelompokkannya ke dalam jenis explicit

(6)

performative dan implicit performative. Penulis juga berharap dapat menjelaskan performative verb untuk menguatkan bahwa di dalam percakapan tersebut mengandung tuturan performative. Oleh sebab itu, penulis memilih pembahasan tentang tuturan performative dalam tindak tutur ilokusi dalam penelitian ini yang dikaji secara pragmatik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Jenis tuturan performative apa yang muncul pada tindak tutur ilokusi dalam film Lie To Me?

2. Termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi apakah tuturan performative tersebut pada butir satu?

1.3 Batasan Masalah

Bedasarkan latar belakang penulis hanya menganalisis dan memberikan batasan masalah dalam proses penyusunan skripsi ini terutama pada pragmatik, batasan itu meliputi jenis tuturan performative apa yang muncul pada tindak tutur ilokusi dalam film dan termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi apakah tuturan performative tersebut pada butir satu. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan kajian pragmatik dengan teori utama mengacu pada Austin (1975) dan Searle (1975).

(7)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan-tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan jenis tuturan performative yang muncul pada tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam film Lie to Me.

2. Menjelaskan tuturan performative pada butir satu yang termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis ataupun pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tuturan performative dalam tindak tutur ilokusi dengan mengumpulkan berbagai data yang kemudian di proses dan dianalisis berdasarkan teori untuk memperoleh suatu kesimpulan yang pasti dalam film Lie To Me.

1.5 Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Mengingat penelitian ini lebih diarahkan kepada bagaimana menganalisis jenis tuturan performative yang menunjukkan tindak tutur ilokusi yang terdapat di dalam sebuah film Lie To Me sebagai topik pembahasan dalam penelitian ini yang dikaji secara pragmatik, maka penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Menurut Consuelo dalam Husein Umar (2003: 23) penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif yaitu digunakan untuk membantu dalam hal membandingkan dan menguraikan data. Penerapan metode ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(8)

2. Mencari script film Lie To Me dan membacanya.

3. Memilih dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan tuturan performative.

4. Mengklasifikasi atau mengelompokan data berdasarkan jenis atau tipenya. 5. Menganalisis dan mendeskripsikan data sesuai dengan klasifikasinya

(kelompoknya). 6. Menyimpulkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam penelitian ini.

Skripsi dimulai dengan Bab I yang membahas mengenai pendahuluan yang mencangkup latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang kajian pustaka yang berisi teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan penulis. Bab III analisis data atau pembahasan tentang permasalahan dalam penelitian ini. Bab IV simpulan dan saran, merupakan bab yang terdiri dari simpulan yang diperoleh dari hasil Bab III analisis data dan saran penulis kepada objek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang mana perancangan sistem robot yang dipadukan dengan metode deep learning khususnya pada bagian sistem visi dan

Hal yang diukur dalam eksperimen antara lain total waktu tidur, denyut jantung ketika istirahat, waktu reaksi dengan teknik PVT ( Psychomotor Vigilance Task ) serta berat

Sesuai yang dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk melangsungkan penelitian mengenai piutang air yang ada di PDAM Tirta Kencana Kabupaten Jombang dengan

18 Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan zat aktif pada larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah, sehingga menyebabkan terdapat perbedaan yang signifikan

MAKMUM PENGAWAS KANKEMENAG KAB BANGKALAN Bangkalan 32 13052812720002 MOHAMAD YUSUF PENGAWAS PAI KEMENAG KAB... Ali

Membangun sistem pakar berbasis WEB dengan metode forward chaining dan certanty factor untuk mengidentifikasi penyakit pertusis pada anak, maka tidak akan pernah

Momen terpenting yang paling dinantikan adalah acara pemberian ulos dari orang tua pihak mempelai wanita kepada kedua mempelai, tetapi sebelum kedua mempelai menerima

Hasil penelitian pada UKM di Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa variabel hubungan pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan