• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting untuk kehidupannya, karena dengan belajar,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting untuk kehidupannya, karena dengan belajar,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Belajar bagi manusia sebagai makhluk sosial memiliki posisi dan peran yang sangat penting untuk kehidupannya, karena dengan belajar, manusia bisa maju, melihat dunia dan merubahnya. Belajar disebut juga sebagai proses perubahan tingkah laku seperti peningkatan kemampuan, keterampilan, sikap, minat ataupun nilai.

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah:

“Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.”1

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila terjadi pada seseorang siswa, berbuat sesuatu yang tidak seharusnya dikerjakan, perlu diselidiki sebab-sebabnya: mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa tersebut agar mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain,

(2)

siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.2

Keberadaan motivasi dalam proses belajar merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi seluruh aspek-aspek belajar dan pembelajaran. Siswa yang termotivasi akan menunjukkan minatnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, merasakan keberhasilan diri, mempunyai usaha-usaha untuk sukses, dan memiliki strategi-strategi kognitif dan afektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.3 Sedangkan siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat seorang siswa belum tentu menarik minat siswa lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Pengertian motivasi itu sendiri menurut Mc. Donald adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.4 Menurut Sardiman, motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet.

20, h. 74-75.

3 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2010),

h. 4.

(3)

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.5

Berdasarkan defenisi di atas, dapat dipahami bahwa motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

Motivasi dapat dibangkitkan dari dalam diri siswa (motivasi intrisik) dan dapat pula dibangkitkan dari luar (motivasi ekstrisik). Motivasi dalam diri siswa akan tumbuh apabila siswa tahu dan menyadari bahwa apa yang dipelajari bermakna atau bermanfaat.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, dapat menurunkan semangat peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah.6

Motivasi belajar yang rendah adalah salah satu penyebab kurang berhasilnya seseorang dalam menempuh pendidikan. Seseorang yang kurang memiliki motivasi dalam belajar tentu akan lebih senang berada di luar kelas alias bolos. Belajar di kelas dianggap beban berat yang membosankan, padahal belajar atau menuntut ilmu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dalam surat Al Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman:

5 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.

75.

(4)

…

( ةلداجملا : 11 )

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Mujadalah: 11)7

Dalam tafsir al-Mishbah, Quraish Shihab menyatakan bahwa: “Ayat di atas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang berilmu. Tetapi, menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat, yakni yang lebih tinggi dari pada yang sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat di luar faktor ilmu itu. Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu apapun yang bermanfaat.”8

Begitu mulianya orang yang memiliki ilmu dan untuk mendapatkan ilmu tersebut harus dengan belajar. Dan agar dapat bersemangat dalam belajar atau menuntut ilmu tersebut maka dibutuhkan motivasi.

Motivasi belajar bagi setiap penuntut ilmu sangat dibutuhkan. Di masa Nabi SAW menyampaikan ilmu kepada para sahabat terkesan para sahabat penuh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh NabiSAW.Hal itu tentu saja karena adanya motivasi dari Nabi SAW sehingga para sahabat begitu antusias dalam menuntut ilmu.

Berikut ditulis hadis-hadis tentang motivasi belajar: 1. Motivasi belajar dalam bentuk pemberian imbalan

7

Depatemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2014), h. 543

8 Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,, (Jakarta:

(5)

“Dari Abu Waqid al-Laitsi bahwa ia berkata, „Ketika Nabi sedang duduk dalam mesjid bersama para sahabat, datanglah tiga orang; dua orang di antaranya masuk ke dalam mesjid dan satu orang lagi terus saja pergi. Setelah keduanya sampai di hadapan Rasulullah, seorang diantaranya melihat tempat kosong di tengah-tengah jama‟ah, maka ia duduk di situ. Yang seorang lagi duduk di belakang mereka, sedangkan yang orang ketiga terus saja pergi. Ketika selesai memberikan khutbah, Rasulullah bersabda „Baiklah, akan saya jelaskan tentang ketiga orang itu; yang seorang mencari tempat di sisi Allah, maka diberi oleh Allah. Orang yang kedua merasa malu-malu, maka Allah pun malu kepadanya.Sedangkan orang yang ketiga

berpaling, maka Allah pun berpaling daring.”(HR. Bukhari)10

Nabi SAW menjelaskan bahwa orang yang pertama akan mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah karena dia begitu ingin belajar dan memiliki semangat untuk menuntut ilmu sehingga ia memilih tempat yang kosong yang dekat dengan Nabi SAW. Sedangkan orang yang kedua memilih

9

Muhammad bin Ismail al Bukhari, Shahih Bukhari, (Lebanon: Dar Kutub al Ilmiyah, 2007), h. 27

10 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam,

(6)

tempat yang paling belakang karena ia tidak mau bergabung akan tetapi malu untuk meninggalkan majelis Nabi SAW. orang ini tidak akan mendapatkan rahmat Allah tetapi juga tidak mendapatkan murka Allah karena rasa malu yang ada pada dirinya. Dan orang yang ketiga yang memilih untuk meninggalkan majelis Nabi SAW akan mendapatkan murka dari Allah karena tidak mementingkan ilmu yang diajarkan oleh Nabi SAW.

2. Motivasi belajar dalam bentuk pemberian hukuman atau ancaman

“Abdullah bin Amru bin „Ash meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda,“sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari para hamba secara langsung, tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan mematikan para Ulama. Apabila sudah tidak tersisa seorang alim pun, maka orang-orang akan mengangkat orang-orang-orang-orang bodoh menjadi pemimpin yang akan dijadikan tempat bertanya, lalu mereka (orang-orang bodoh itu) akan berfatwa tanpa dasar ilmu, mereka itu

sesat dan menyesatkan”. (HR. Al-Bukhari)12

11Muhammad bin Ismail al Bukhari, Shahih Bukhari, (Lebanon: Dar Kutub al Ilmiyah,

2007), h. 37

(7)

Pada hadis ini, Nabi SAW memberitakan tentang krisis ilmu dan ulama yang merupakan tanda dekat kiamat. Bahwa suatu ketika ilmu akan diangkat oleh Allah dari muka bumi ini, sehingga manusia tidak mengenal kebenaran. Dan, yang terjadi pada manusia adalah kebodohan, kebiadaban, pembantaian yang merupakan akibat dari krisis ilmu tersebut. Itulah situasi dunia jika ilmu telah lenyap atau tidak dihiraukan oleh manusia.13 Sehingga kebodohan semakin meningkat dan manusia akan dipimpin oleh orang-orang bodoh yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu.

3. Motivasi belajar dalam bentuk kesadaran diri sendiri

13Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi (Hadis-Hadis Pendidikan), (Jakarta: Kencana,

(8)

“Dari Ibnu Abbas RA bahwa ia berbeda pendapat dengan Hurr bin Qais bin Hishn Al-Fazari tentang sahabat Nabi Musa As. Ibnu Abbas berpendapat bahwa sahabat Nabi Musa itu adalah Nabi Khidir. Pada saat itu lewat Ubay bin Kaab, lalu Ibnu Abbas memanggilnya. Dia berkata kepada Ubay “Saya dan sahabat saya ini berbeda pendapat tentang sahabat nabi Musa yang dimintanya kepada Allah supaya dapat bertemu dengannya. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah saw menceritakannya?”. Ubay pun menjawab “Ya, pernah. Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Pada suatu ketika Musa berada dalam satu kelompok bani Israil, tiba-tiba datang kepadanya seseorang dan bertanya, “Apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pintar darimu?” Musa menjawab “Tidak. Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa “Ada orang yang lebih pintar, yaitu hamba Kami Khidir”. Setelah itu Musa memohon ampun kepada Allah supaya diberi jalan untuk bertemu dengan Khidir. Maka Allah menjadikan ikan sebagai tanda bagi Musa, dan kemudian mewasiatkan kepadanya, “Apabila ikan itu hilang, kembalilah, niscaya engkau akan bertemu dengannya”. Maka Musa mengikuti jejak ikan itu di laut.Di tengah perjalanan, pelayan Musa berkata kepadanya, “Tahukah kamu ketika kita berhenti di sebuah batu besar, saya lupa memperhatikan ikan itu, hanya

syetanlah yang memperdayakanku untuk terus

memperhatikannya.”Musa menjawab “Itulah yang kita kehendaki”. Keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula, dan akhirnya bertemu dengan Khidir.Kemudian antara Musa dan Khidir terjadi beberapa peristiwa seperti yang dikisahkan Allah Subhanahu Wata‟ala di dalam

Al-Qur‟an.”(HR. Bukhari)15

Hadis di atas merupakan salah satu hadis tentang motivasi belajar intrinsik, dimana Nabi Musa meskipun telah

14

Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, , Shahih Al-Bukhari, (Lebanon: Dar Kutub al Ilmiyah, 2007), h. 32

15 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari syarah Shahih Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam,

(9)

memiliki kedudukan yang tinggi, bahkan seorang Rasul yang dipilih Allah untuk menyampaikan risalahnya kepada manusia, tetapi hal itu tidak menghalanginya untuk menuntut ilmu, bahkan beliau mengarungi lautan hanya untuk belajar.

Motivasi yang terdapat dalam hadis di atas yaitu Nabi Musa yang memiliki keinginan yang begitu kuat untuk belajar kepada Khidir sehingga beliau rela mengarungi lautan hanya untuk bertemu dengan Khidir dan belajar kepadanya.

Dari hadis-hadis yang telah penulis paparkan di atas, dapat dipahami bahwa Nabi SAW selalu memberikan atau melakukan berbagai cara untuk memotivasi para sahabat untuk selalu belajar, sehingga para sahabat selalu antusias dan penuh perhatian dengan apa yang disampaikan oleh Nabi SAW. Bahkan, banyak di antara sahabat yang melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul “Studi Tematis Hadis tentang Motivasi Belajar” yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka sebagai rumusan masalahnya adalah BagaimanaBentuk-Bentuk Motivasi

Belajar dalam Hadis?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah dan tetap berada dalam konteks yang diinginkan serta pembahasan yang akan dibahas tidak terlalu meluas

(10)

maka peneliti merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas, sebagai berikut:

1. Motivasi belajar dalam bentuk pemberian imbalan

2. Motivasi belajar dalam bentuk pemberian hukuman atau ancaman 3. Motivasi belajar dalam bentuk keinginan diri sendiri

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap pengertian judul, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas, antara lain:

1. Motivasi: Suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.16

2. Belajar: Sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan dan sikap yang baru.17 3. Hadis: menurut bahasa artinya baru. Hadis juga berarti sesuatu yang

dibicarakan dan di nukil.18Menurut istilah ulama hadist, adalah apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian maupun sesudah kenabian.

Jadi, studi tematis hadis tentang motivasi belajar dalam hadis ini adalah dimana penulis mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan

16

Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 2, h. 150.

17

Ibid, h. 50.

18Syaikh Mana’ Al Qathan, 2005, Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka Al Kausar).

(11)

motivasi belajar sesuai dengan batasan masalah yang telah penulis jelaskan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas , maka yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui tentang motivasi belajar dalam bentukpemberian imbalan.

b. Untuk mengetahui tentang motivasi belajar dalam bentuk pemberian hukuman atau ancaman.

c. Untuk mengetahui tentang motivasi belajar dalam bentuk keinginan diri sendiri.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis

Memberikan konstribusi yang positif bagi pendidik dalam memahami cara memotivasi peserta didik dalam belajar seperti yang telah diajarkan oleh Nabi SAW di dalam hadis.

b. Secara praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak terutama bagi peneliti sendiri, guru dan peneliti lainnya.Dan adapun kegunaan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagi penulis

(12)

a) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata satu (S.1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.

b) Untuk menambah, memperluas pengetahuan serta wawasan penulis tentang motivasi belajar dalam hadis.

c) Masukan bagi penulis untuk belajar menambah pengetahuan dan pengalaman dibidang ilmiah.

2) Bagi Guru

Untuk mengetahui dan memahami cara memotivasi peserta didik dan dapat berhasil dalam mendidik peserta didiknya sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

3) Bagi peneliti lain

Agar dapat menjadi sumber informasi dan dan dapat berminat untuk menggali hal-hal lainnya yang berkenaan dengan kependidikan dalam hadis.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam menguraikan dan membahas isi dari skripsi ini, disusun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I Membahas tentang pendahuluan, menguraikan tentang latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, penjelasan judul,tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

(13)

BAB II Pembahasan yang menguraikan landasan teori tentang

motivasi belajar yang meliputi pengertian, jenis-jenis motivasi belajar, bentuk-bentuk motivasi belajar dan fungsi motivasi dalam belajar. Hadis yang meliputi pengertian hadis, kedudukan hadis sebagai sumber hukum Islam, fungsi hadis terhadap al-Quran serta metode dan pendekatan hadis.

BAB III Berisikan tentang metodologi penelitian yang

menguraikan tentang metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, sumber data penelitian meliputi sumber data primer dan sekunder, teknik pengumpulan dan pengolahan data, teknik dan pendekatan analisis data.

BAB IV Berisikan tentang hasil penelitian yang meliputi: motivasi

belajar dengan memberikan imbalan dalam hadis, motivasi belajar dengan memberikan hukuman atau ancaman dalam hadis, motivasi belajar karena kesadaran diri sendiri dalam hadis.

BAB V Berisikan tentang penutup yaitu kesimpulan hasil

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, hadis-hadis dari para imam tetap bersambung kepada Nabi Saw. Jalan hidup yang ditempuh oleh para imam telah menjadi mata-rantai penghubung

Dalam proses ini seorang kamerawan memiliki peran yang sangat penting, karena kamerawan dalam proses ini menjadi ujung tombak dari program berita yang mengutamakan berita

Suatu hasil penelitian penggunaan serat kasar dalam ramsum menunjukkan bahwa: itik Pitalah mampu memanfaatkan serat kasar yang berasal dari bagase dalam ransum

Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada permasalahan Keswa disebabkan oleh 4 faktor, antara lain (1) faktor pasien yang kurang mengenali simptom gangguan

Hasil analisis regresi permintaan daging pada rumah makan ada (4) variabel independen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap variabel dependen, yaitu jumlah konsumsi daging

sumber data adalah perannya dalam pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sastra Jawa modern. Adapun alasan pemilihan cerkak DPBLL sebagai objek penelitian adalah

Di dalam projek ini, satu aplikasi carian web berasaskan semantik web atau ontologi dibangunkan dengan mengintegrasikan alatan-alatan yang menyokong SHOE seperti Expose, Parka

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui biofisik tanah yaitu kandungan C-organik, pH tanah, Kalium serta Fosfor yang ada di tanah tembakau, jenis makro dan