• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor mikro adalah salah satu sektor yang memiliki peranan terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor mikro adalah salah satu sektor yang memiliki peranan terhadap"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor mikro adalah salah satu sektor yang memiliki peranan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan cenderung stabil di tengah krisis yang melanda Amerika dan Eropa beberapa tahun belakangan. Alasan sektor ini lebih tahan terhadap krisis adalah UKM dapat dikembangkan pada semua sektor usaha dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, UKM merupakan industri padat karya, serta struktur biaya produksinya merupakan biaya variabel yang mudah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Selain itu, produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.

Sedangkan alasan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia karena Usaha kecil/mikro lebih sesuai dan lebih dekat dengan kehidupan pada tingkat bawah sehingga upaya mengetaskan kemiskinan akan lebih efektif dengan mengembangkan UKM. Hasil ini dapat tercermin dari eksistensi UMKM yang cukup dominan di Indonesia. Dari jumlah unit usaha, 99,9% unit usaha di Indonesia adalah UMKM. Karena potensinya yang sangat besar dalam penyerapan tenaga kerja, terbukti dari 97% tenaga kerja Indonesia terserap di sektor ini. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 59,08% dari total PDB (Produk Domestik Bruto) atas dasar harga yang berlaku di tahun 2012 (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2012).

Meskipun demikian, hingga saat ini pertumbuhan sektor ini masih terkendala permodalan (Tambunan, 2012). Kendala tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yaitu

(2)

2 permintaan dan penawaran. Kendala dari sisi permintaan adalah adanya keterbatasan UMKM dalam menyajikan informasi keuangan yang transparan dan memadai yang menyebabkan bank sebagai pemberi kredit (kreditur) memiliki kesulitan dalam memperoleh informasi yang menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan usaha dari UMKM. Sedangkan kendala dari sisi penawaran ialah adanya keengganan bank dalam menyalurkan kredit kepada UMKM yang disebabkan antara lain karena kurangnya informasi mengenai UMKM, keterbatasan aset jaminan, dan tidak adanya penjamin kredit.

Sejumlah program Pemerintah telah disusun dan diterapkan untuk memberdayaan UMKM. Program-program dan serangkaian kebijakan tertuang dalam Program Aksi Pemberdayaan UMKM 2005-2009, termasuk didalamnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) ditahun 2007 dimana kredit yang diberikan Bank-bank tertentu, dijamin oleh LPK (Lembaga Penjamin Kredit) atau dengan kata lain, agunan untuk kredit tersebut adalah dari pemerintah sehingga bank menjadi lebih aman dalam penyalururan kreditnya.

Tidak cukup dengan KUR, untuk memberdayakan sektor mikro Pemerintah melalui Bank Indonesia, mengeluarkan PBI Nomor 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dengan tujuan utama yaitu mendorong percepatan pengembangan keuangan inklusif (financial inclusion) dan dukungan terhadap program pemerintah yang berorientasi pada pro growth, pro poor dan pro job.

Penelitian Chironga, et al (2012) mengungkapkan pendapatnya bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi bank untum memukai melayani kredit UMKM dengan lebih agresif di pasar negara berkembang. Alasannya, pertama adalah diperkirakan

(3)

3 60% dari pendapatan perbankan global dalam satu dekade ke depan akan berada di pasar negara berkembang. Kedua, semakin banyak bank-bank di negara berkembang mencari cara untuk mengatasi sulitnya melayani nasabah UMKM. Ketiga, adanya inovasi dalam teknologi, penilaian risko, dan model bisnis sehingga mempermudah perbankan dalam melayani sektor ini.

Hasil penelitian Beck, et al (2008) mengunakan data dari 91 Bank di 45 negara di dunia menyimpulkan bahwa kebanyakan bank menyalurkan kreditnya ke segmen UMKM dikarenakan laba yang mungkin didapatkan. Selain itu, bank juga cenderung percaya bahwa pasar UMKM masih sangat luas dengan prospek yang cerah.

Dibalik tingkat pengembaliannya yang tinggi, menggarap sektor ini bukanlah hal yang mudah untuk perbankan yang belum memiliki pengalaman di sektor mikro. Untuk bisa menggarap sektor ini dengan baik, bank memerlukan infrastuktur serta sumber daya manusia (SDM) yang handal dan peka dalam menganalisis kredit di sektor ini. Penambahan infrastruktur serta perekrutan SDM yang siap dan berpengalaman akan berjalan berdampingan dengan naiknya beban operasional. Selain itu, kesalahan bank dalam memberikan kredit malah akan membuat bank terjebak pada penyaluran kredit konsumsi sehingga pinjaman yang disalurkan menjadi tidak produktif yang tentu akan berdampak pada kemampuan debitur dalam membayar hutangnya dan berakhir dengan default risk yang tinggi.

Semua bisnis apapun industrinya memiliki risiko. Namun, apabila dibandingkan dengan bisnis lainnya, bisnis bank lebih berisiko. Hal ini disebabkan dari struktur neraca Bank yang di dominasi oleh utang. Hal ini disebabkan bank beroperasi dengan mengunakan dana masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, dan deposito atau dengan kata lain permodalan Bank berasal dari masyarakat. Sehingga

(4)

4 prinsip kehati-hatian harus selalu dijalankan sebagaimana mestinya. Salah satu indikator untuk menilai tingkat kehati-hatian sebuah bank dalam memberikan kredit dapat dinilai dari rasio NPL(non-performing loan)-nya.

Gambar 1.1

Non Performing Loan Kredit UMKM berbanding Non Performing Loan atas Total Kredit Perbankan

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Desember 2012

Kredit UMKM memiliki risiko yang cukup tinggi. Bedasarkan data yang diolah dari statistik Bank Indonesia Desember 2012, tingkat NPL kredit UMKM Bank Umum Konvensional di Indonesia mencapai 3,23% sedangkan NPL portofolio kredit perbankan di Indonesia hanya sebesar 1,87%. Meskipun begitu, Beck, et al (2008) menyatakan tingkat NPL kredit UMKM bank yang beroperasi di negara berkembang memang lebih besar dibandingkan dengan NPL kredit korporasi namun secara statistik perbedaan tersebut tidak terlalu besar melainkan hanya berada di tingkat signifikansi marginal yaitu 10%.

Dibalik prinsip kehati-hatian tersebut, bank juga harus selalu fokus pada kinerjanya. Rasio umum untuk menilai kinerja bank dari segi rentabilitas adalah ROA (Return on Asset). Kolapo, et al (2012) menyatakan bahwa kredit dan kredit

(5)

5 bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA bank. peningkatan kredit akan meningkatkan ROA bank, sebaliknya kredit bermasalah akan berpengaruh negatif terhadap ROA bank. Hasil penelitian di dalam negeri rupanya lebih beragam. Sukarno dan Syaichu (2006) menyimpulkan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Namun, Puspitasari (2009) menyatakan bahwa NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank.

Selain ROA, rasio-rasio lain yang sering digunakan dalam menilai kinerja bank adalah ROE (Return on Equity), dan NIM (Net Interst Margin), Selain itu terdapat BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) untuk menilai efisiensi operasi bank. dari segi pencapaian fungsi intermediasi bank, sering digunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio).

Sudah ada sejumlah Bank yang fokus mengelola segmen pasar mikro. Kisah sukses diciptakan BRI (Bank Rakyat Indonesia) dalam mengarap pasar mikro. Laba BRI terus tumbuh dan menjadi tak tertandingi oleh bank-bank lain. Selain BRI, masih ada bank-bank lainnya yang sudah mengarap sektor mikro jauh sebelum adanya PBI Nomor 14/22/PBI/2012. Salah satunya adalah Bank Danamon mulai memberikan kredit bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sejak diluncurkannya Danamon Simpan Pinjam (DSP) pada tahun 2004. Fokus utamanya adalah memberikan layanan perbankan (pinjaman dan simpanan) bagi pelaku usaha kecil. Kefokusan usaha sejak tahun 2004 inilah yang membuat Bank Danamon menjadi salah satu bank swasta nasional yang dapat diperhitungan jika berbicara kredit UMKM.

Pentingnya peran UMKM di Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012, serta kemungkinan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian kredit UMKM terhadap kinerja keuangan Bank menginspirasi penulis

(6)

6 untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan judul “Analisis Pengaruh Kredit Usaha Miko, Kecil, dan Menengah Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Suatu Studi Komparatif)”.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan judul yang telah diuraikan diatas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja bank dengan cara membandingkan kinerja Bank Danamon sebelum dan sesudah diluncurkannya Danamon Simpan Pinjam (DSP) di tahun 2004.

Periode waktu yang digunakan ialah dua periode waktu, yaitu sebelum diluncurkannya DSP (2001-2004) dan lima tahun setelah diluncurkannya DSP (2009-2012). Adanya pengunduran waktu selama lima tahun untuk menentukan pengaruh kredit UMKM dilakukan dengan alasan bahwa dikeluarkannya suatu produk baru tidak serta-merta akan memengaruhi kinerja suatu bank dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini hampir sama jika ingin menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja bank.

Penelitian ini mempunyai tujuh variabel opersional berupa rasio-rasio keuangan penting perbankan di Indonesia, yaitu Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Ke enam variabel ini dihitung dengan mengunakan laporan keuaangan publikasi Bank Danamon yang dipublikasikan melalui website Bank Indonesia.

(7)

7 1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan ruang lingkup yang telah dipaparkan diatas, maka pemetaan dan identifikasi masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Non Perfoming Loan (NPL) bank?

2. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank?

3. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Net Interest Margin (NIM) bank?

4. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank?

5. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Return on Asset (ROA) bank?

6. Apakah terdapat pengaruh kredit UMKM terhadap rasio Return on Equity (ROE) bank?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja bank umum dengan membandingkan rasio kinerja perbankan (NPL, LDR, NIM, BOPO, ROA dan ROE) sebelum dan setelah memiliki segmen khusus untuk melayani nasabah UMKM (Bank Danon sebelum dan setelah adanya Danamon Simpan Pinjam).

(8)

8 2. Manfaat penelitian

i. Sebagai bahan informasi untuk perbankan di Indonesia dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

ii. Dapat dijadikan tambahan informasi mengenai apakah terdapat pengaruh antara porsi kredit UMKM terhadap tingkat kinerja bank. iii. Menambah wawasan dan ilmu peneliti mengenai perbankan serta

sektor mikro yang ada di Indonesia.

iv. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan atau bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis dampak kredit UMKM terhadap kinerja perbankan. Adapun karakteristik riset ini terbagi berikut:

1. Jenis riset adalah pengujian hipotesis, yakni riset bersifat kuantitatif.

2. Desain riset adalah melibatkan banyak waktu tertentu, yakni tahun 2001-2004 sebagai periode sebelum Bank fokus pada kredit UMKM dan tahun 2009-2012 sebagai periode setelah Bank pada kredit UMKM.

3. Sampel yang digunakan adalah satu bank, yakni Bank Danamon.

4. Metode pengumpulan data adalah data sekunder, berupa data publikasi yang didapat dari website Bank yang bersangkutan serta publikasi yang di terbitkan oleh Pemerintah mengenai kredit UMKM.

5. Lingkungan riset adalah lingkungan riil (field research)

6. Unit analisis adalah bank swasta nasional yang telah lama fokus pada pembiayaan sektor UMKM yaitu, Bank Danamon.

(9)

9 1.6 Tinjauan Pustaka

Hampir tidak ada penelitian terdahulu yang memiliki model dan kerangka dasar seperti penelitian ini. Meskipun demikian, dalam hal meramu hipoteseis, diperlukan landasan berdasarkan hasil yang telah dicapai pada penelitian sebelumnya. Adapun landasan tersebut diambil dari beberapa penelitian sebagai berikut:

1. Working Paper yang ditulis oleh Thorsten Beck, Asli Demirgü -Kunt, dan María Soledad Marntínes Pería (2008), berjudul “Banking SMEs Around The World: Lending Practices, Business Models, Drivers, and Obstacles”. Working paper ini mengunakan data 91 bank di 45 negara yang dikumpulkan melalui survey yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) dan World Bank pada tahun 2007. Sesuai dengan judulnya, hasil penelitian ini bukanlah merupakan angka-angka namun lebih ke pemaparan praktik kredit UMKM perbankan, model bisnis, alasan penyaluran kredit, serta hambatan-hambatan yang dialami oleh bank selama melayani debitur UMKM.

2. T Funso Kolapo, R Kolade Ayeni, dan M Ojo Oke (2012) berjudul “Credit Risk and Commercial Banks’ Performance In Nigeria: A Panel Model Approach” yang dimuat dalam Australian Journal of Business and Management Research bulan Mei 2012. Penelitian ini mengunakan data 5 bank umum konvensional di Nigeria dengan periode waktu 11 tahun (2000-2010). Kesimpulan yang diambil adalah kenaikan rasio non performing loan (NPL) bank sebanyak 100% dapat mengurangi rasio return on asset (ROA) sebesar 6,2%. Dengan kata lain, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

(10)

10 3. Low Mui Tin, Rubi Ahmad dan Shahrin S. Shahruddin (2011) berjudul “Determinants of Bank Profits and Net Interest Margins in East Asia and Latin America”. Penelitian ini mengunakan data 78 bank dari Asia timur dan 89 bank dari Amerika Latin (total 169 bank) selama periode 2003-2008. Hasil yang diperoleh adalah profitabilitas bank tidak secara signifikan bergantung pada variabel makro ekonomi namun lebih kepada karakteristik unik bank itu sendiri seperti ukuran bank, capital adequacy, rasio likuiditas, serta rasio biaya terhadap pendapatan (BOPO).

4. Bambang Sudiyatno (2010) berjudul ”Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Metode yang digunakan ialah analisis regresi dengan mengunakan data keuangan bank yang Go Publik di Indonesia dalam periode waktu 2005-2008. Hasil dari penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, BOPO (Beban Operasional/Pendapatan Operasional), dan CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA (Return on Asset), sementara LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak mempengaruhi ROA.

5. Indra Kurnia dan Wisnu Mawardi (2012) berjudul “Analisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR, dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011)”. Mengunakan data keuangan 12 bank selama periode 2008-2011, penelitian ini berkesimpulan bahwa BOPO, firm size, Loan to Asset Ratio (LAR), memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Sementara itu, Equity to Total Assets Ratio (EAR) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA.

(11)

11 6. Diana Puspitasari (2009) berjudul “Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa Di Indonesia Perioda 2003-2007)”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Posisi Devisa Netto (PDN), Net Interest Margin (NIM), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Suku Bunga SBI terhadap Return On Asset (ROA). Mengunakan 20 Bank Devisa di Indonesia sebagai sampel, teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PDN dan Suku Bunga SBI tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan variable NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA.

7. Anindita Dani Permatasari (2012) berjudul “Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, GMW, dan Institutional Ownership Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Konvesional Go Public di Indonesia Periode 2009-2011)”. hasil analisis menunjukkan bahwa data Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Giro Wajib Minimum (GWM) tidak berpengaruh terhadap ROE. Variabel CAR, BOPO, dan Institutional Ownership berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Equity (ROE), sedangkan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Equity (ROE).

(12)

12 1.7 Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, ruang lingkup, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, dan ringkasan metodologi penelitian. Selain itu terdapat tinjauan pustaka berupa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dalam penyusunan hipotesis penelitian serta sistematika penulisan skripsi yang membahas dan menguraikan secara singkat isi bab demi bab dari keseluruhan karya ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang menjadi acuan atau referensi dalam menjelaskan masalah dalam karya ini, yaitu teori tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta metode penilaian kinerja bank. Landasan teori ini didapat dari studi pustaka penulis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Isi dari bab ini mengungkapkan jenis penelitian, sumber data dan metodologi penelitan yang bersifat kuantitatif dengan mengunakan berbagai uji statistik. Disini dipaparkan cara penulis mengolah data dan kemudian menyimpulkan data tersebut menjadi informasi.

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Ini adalah bab isi dari penelitian ini yang menyajikan hasil dari dari pengolahan data yang dilakukan oleh penulis, berupa deskripsi umum hasil penelitian, pengujian hipotesis, serta analisis lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan dari penelitian sehingga dapat menjawab semua masalah dan mencapai tujuan penelitian.

(13)

13 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab terakhir dari skripsi ini, dimana terdapat kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan penulis bagi praktisi maupun industri perbankan di Indonesia, regulator perbankan di Indonesia, serta pembaca dalam hal meningkatkan pengetahuan tentang bisnis perbankan, risiko yang melekat di bisnis ini dan cara mengelolanya serta struktur permodalan perbankan sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia.

(14)

14

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan pola pembinaan pendidikan agama Islam anak asuh di Panti asuhan Muhammadiyah “Samsah” Singocandi Kudus..

Metode yang digunakan untuk meningkatkan minat belajar matematika materi penjumlahan pada siswa kelas II As-Salam SDIT Luqman Al Hakim Kudus2012/2013 adalah dengan

Dalam rangka pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Morowali Utara sesuai sasaran sebagaimana pada tabel 7.6 di atas, maka secara rinci usulan kebutuhan program

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Interaksi dalam

Hasil angket respons siswa mendapatkan skor rata- rata sebesar 96% predikat sangat baik yang menunjukkan bahwa pembelajaran penerapan pendekatan saintifik dengan strategi group

Dari sini dapat dipahami bahwa di masa sahabat, perlahan keilmuan hisab mulia tertata dengan baik yang aplikasi positifnya tidak hanya dalam penentuan waktu ibadah, namun juga

Tujuan dari hal ini adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran

Kemampuan fisik mempunyai uji t yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel kemampuan fisik