• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. OLEH : Dennis NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. OLEH : Dennis NIM."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

OLEH : Dennis NIM. 090 500 133

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(2)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

OLEH : Dennis NIM. 090 500 133

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur berkat rahmat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini.

Sebuah penghargaan yang setinggi-tingginya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan kegiatan PKL dan penyelesaian lapora PKL ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Bapak Huzmul Beze, S, Hut, MP selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapang (PKL)

2. Ibu Dyah Widyahsasi,S, Hut, MP selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi GeoInformatika

3. Bapak Waluya, SH, selaku Bagian Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur

4. Bapak Nyoman Cakra, Bsc, selaku Kepala Bidang Potensi Tanah Badan Pertanahan Nasional Povinsi Kalimantan Timur

5. Bapak Darmanto, SH., MM selaku Kepala Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur

6. Bapak Agus Indra G, ST, Heru Maulana, SP, dan Arya Jaka Dwi Putra, SI selaku Pembimbing Lapangan Praktik Kerja Lapang(PKL)

7. Rekan-rekan tenaga kerja Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan timur yang telah membantu PKL kami

8. Teman – teman dan seluruh pihak yang telah membantu PKL kami

9. Ayah, Ibu dan keluarga yang senantiasa berdoa untuk keberhasilan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL

(5)

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi.

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang ... 1

B. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapang ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

BAB II : KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Manejemen perusahaan ... 8

C. Lokasi dan Waktu PKL ... 10

BAB III : HASIL PERAKTEK A. Pengenalan Alat Ukur ... 11

1. Tujuan ... 11

2. Landasan Teori ... 11

3. Alat dan Bahan ... 11

4. Prosedur Kerja ... 11 5. Hasil Kegiatan ... 15 6. Pembahasan ... 15 B. Pembuatan Peta ... 16 1. Tujuan ... 16 2. Landasan Teori ... 16

3. Alat dan Bahan ... 17

4. Prosedur Kerja ... 17

5. Hasil Kegiatan ... 18

6. Pembahasan ... 19

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 21

B. Saran ... 21

(7)

DAFTAR GAMBAR

No Tubuh Utama Halaman 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang(PKL) ... 10 2. Kegiatan Centring ... 15 3. Tata Ruang Penajam Paser Utara (PPU) ... 19

(8)

DAFTAR GAMBAR

No Tubuh Utama Halaman

1. Tripod dan Tribrach ... 12

2. Tripod ... 12

3. Tripod ... 12

4. Tribrach ... 13

5. Nivo ... 13

6. Digital Theodolit NE-100 ... 14

7. Total Station DMT-352 ... 14

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk menghubungkan dunia kampus dengan dunia professional di perlukan sebuah sarana khusus bagi mahasiswa. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah mata kuliah yang bisa menjembatani antara dunia kampus yang penuh dengan teori dan dunia kerja.

Program Studi Geoinformatika sebagai salah satu penyelenggara pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut. Sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja di lapangan pekerjaan secara langsung dengan rangkuman khusus praktek kerja lapang (PKL). PKL bagi mahasiswa Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dimaksudkan agar mahasiswa peserta PKL dapat mengenal dan memahami setiap kegiatan atau pekerjaan yang dibebankan, sehingga akan dapat membuat suatu pola kerja yang lebih terarah dan sistematik dengan hasil pekerjaan yang lebih optimal dan bertanggung jawab.

Badan Pertanahan Nasional Kalimantan Timur (BPN Kaltim) merupakan badan yang mengurus adminitrasi pertanahan di Kalimantan Timur. BPN terdiri dari 5 bidang kerja yaitu :

1. Bidang survey, pengukuran dan pemetaan. 2. Bidang hak tanah dan pendaftaran tanah. 3. Bidang pengaturan dan penataan pertanahan

4. Bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat. 5. Bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan.

(10)

2

Kegiatan yang dilakukan oleh BPN merupakan kegiatan – kegitan di bidang geospasial, kondisi ini sangat cocok bagi mahasiswa D3 GeoInformatika untuk menimba ilmu dengan latar belakang di ata maka PKL mahasiswa dilaksanakan di BPN-KALTIM.

B. Maksud dan Tujuan PKL

Maksud dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan di dunia kerja nyata khususnya dibidang geospasial. Sedangkan tujuan dari Praktek kerja lapang (PKL) adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia kerja nyata.

2. Melengkapi syarat kelulusan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda hingga mendapat gelar Ahli Madya.

3. Mahasiswa dapat menjadikan Praktek Kerja Lapang (PKL) sebagai media penyalur lowongan kerja setelah lulus nanti.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL adalah

1. Mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu pekerjaanya serta menambah wawasan, pengalaman, dan suasana bekerja pada dunia nyata.

2. Selain itu PKL ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk melatih keterampilan dalam menggunakan alat dan praktik di bidang geospasial.

(11)

3

3. Mahasiswa diharapkan bisa membandingkan secara langsung perbedaan antara teori di perkuliahan dengan yang ada di lapangan beserta dapat mengatasi permasalahan dalam dunia kerja nyata.

(12)

4

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

1. Latar Belakang Perusahaan

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpes No.10 Tahun 2006).

Sebagaimana diketahui bahwa tahun 2009 adalah tahun terakhir pelaksanaan visi, misi dan program prioritas Presiden yang sedang mendapat mandat. Tahun 2009 sekaligus juga merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 - 2009 dimana RPJM Nasional 2004 - 2009 ini adalah rencana pembangunan jangka menengah pertama dari 4 (empat) tahap RPJM yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005 - 2025. Tahap II RPJM Nasional adalah tahun 2010 – 2014.

2. Rencana Strategis BPN RI 2010 – 2014

Dalam kerangka ini, amanat konstitusi menegaskan agar politik dan kebijakan pertanahan diarahkan untuk mewujudkan tanah untuk "sebesar-besar kemakmuran rakyat". Meskipun telah diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tanah merupakan sumber kemakmuran rakyat, namun jumlah rakyat miskin Indonesia masih cukup besar (sekitar 39 juta jiwa). Hal ini terjadi karena masih terjadi ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T). Ketimpangan P4T dan ketimpangan terhadap sumber-sumber produksi lainnya menyebabkan semakin sukarnya upaya penurunan kemiskinan dan pengangguran.

(13)

5

Ketimpangan P4T juga dapat mendorong terjadinya kerusakan sumberdaya tanah dan lingkungan hidup, peningkatan jumlah sengketa, konflik dan perkara pertanahan. Lebih lanjut, permasalahan pertanahan ini akan berdampak terhadap rapuhnya ketahanan pangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional.

Dalam rangka menjalankan amanat konstitusi tersebut dan menyelesaikan berbagai persoalan pertanahan yang ada, maka perlu dirumuskan strategi dan kebijakan pertanahan nasional yang secara fundamental mampu menciptakan struktur sosial dan tatanan politik nasional yang lebih kokoh. Hal ini dituangkan dalam Rencana Strategis BPN-RI Tahun 2010-2014 yang merupakan wadah harmonisasi perencanaan, serta pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah di bidang pertanahan pasca penataan kembali organisasi BPN-RI secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis dengan berbagai sektor dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi BPN-RI 2010 -2014 tersebut, maka sasaran strategis yang diharapkan adalah sebagai berikut:

a. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta peningkatan ketahanan pangan (Prosperity).

b. Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan P4T (Equity).

(14)

6

c. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air serta melakukan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari (Social Welfare).

d. Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluasluasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat (Sustainability)

Renstra BPN-RI 2010 -2014 merupakan pedoman sekaligus kendali dan acuan koordinasi, bagi setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi BPN-RI serta sebagai instrumen dalam rangka melanjutkan, meningkatkan dan mengembangkan pembangunan pertanahan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Renstra BPN-RI 2010 -2014 juga digunakan sebagai pedoman sekaligus kendali dan acuan koordinasi bagi setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi BPN-RI. Sebagai komitmen perencanaan, Renstra BPN RI juga berfungsi sebagai alat bantu dan tolok ukur dalam menjalankan misi, kebijakan serta program nasional untuk mencapai sasaran - sasaran strategis yang telah ditetapkan.

3. Tujuan Pembangunan Pertanahan.

Tujuan pembangunan bidang pertanahan yang akan dicapai tahun 2010-2014 pada dasarnya adalah “Mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

(15)

7

Rincian tujuan pembangunan pertanahan tersebut menunjukkan kondisi yang harus dilanjutkan di tahun 2010-2014, yaitu :

a. Melanjutkan Pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, yang diperlukan bagi seluruh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional RI dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia;

b. Tetap berupaya mewujudkan suatu kondisi yang mampu menstimulasi, mendinamisasi dan memfasilitasi terselenggaranya survei dan pemetaan tanah secara cepat, modern dan lengkap serta tetap menjamin akurasi di seluruh wilayah Indonesia khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi serta rawan masalah pertanahan;

c. Melanjutkan percepatan pendaftaran tanah dan penguatan hak atas tanah melalui program legalisasi aset pertanahan dengan biaya yang lebih murah, dengan waktu yang terukur;

d. Melanjutkan Penataan dan mengendalikan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dan mengokohkan keadilan di bidang sumber daya agraria, mengurangi kemiskinan, serta membuka lapangan kerja melalui Program Pembaruan Agraria Nasional (Reforma Agraria);

e. Tetap Mengupayakan pengurangan jumlah konflik, sengketa dan perkara pertanahan serta mencegah terciptanya konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru;

f. Melanjutkan peningkatan mutu pelayanan publik di bidang pertanahan agar lebih berkualitas, terukur, akurat, tepat, transparan dan akuntabel, dengan tetap menjaga kepastian hukum.

(16)

8

4. Agenda Kebijakan BPN RI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN menyelenggarakan fungsi:

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional. b. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi

tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship). d. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik

pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

e. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.

f. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar. g. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan

Pertanahan yang telah ditetapkan.

h. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

B. Manajemen BPN RI Provinsi Kalimantan Timur

BPN KALTIM dipimpin oleh Kepala Kantor wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kaknwil Provinsi Kaltim membawahi 5 bidang yaitu

1. Bidang Survey, Pengukuran dan Pemetaan. 2. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. 3. Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan.

4. Pengendalain Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat

(17)

9

Kakanwil Provinsi Kaltim dibantu oleh Kepala Tata Usaha. Diamana pada bidang - bidang tersebut dibantu oleh seksi sesuai bidang masing – masing,

1. Bidang Survey, Pengukuran dan Pemetaan. a. Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar b. Seksi Pemetaan tematik

c. Seksi Pengukuran Bidang d. Seksi Potensi Tanah

2. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. a. Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan b. Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum c. Seksi Pengukuran Tanah Pemerintah

d. Seksi Pendaftaran, Perahlihan, Pembebanan Hak dan PPAT 3. Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan.

a. Seksi Penatagunaan Tanah b. Seksi Penataan Kawasan Tertentu c. Seksi Landrefrom

d. Seksi Konsolidasi Tanah

4. Pengendalain Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Seksi Pengendalian Pertanahan

b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

5. Bidang Pengkajian dan Penaganan Sengketa dan Konflik Pertanahan a. Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan b. Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan

(18)

10

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Praktik Kerja Lapang (PKL) ini di Laksanakan di Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur, Jalan M.Yamin NO 14 Samarinda. Kegiatan PKL ini di laksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 1 maret 2012 sampai 30 April 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1 dibawah ini Tabel.1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL).

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Uji Centring 19 – 20 maret Simulasi 2 Pengenalan Alat ukur 26 maret Pengamatan 3 Penggunaan Autocad 27 maret Praktik 4 Pengenalan ArcGis 9.3 3 april Pengamatan

5 Pengenalan peta 5 april Pengamatan

6 Pembuatan Peta 9 – 30 april Praktik 7 Membantu tugas administrasi

BPN Kaltim

Selain waktu di atas

(19)

11

BAB III

Hasil Praktek Kerja Lapang A. Penggunaan Alat Ukur

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperlancar proses Centering alat ukur. 2. Dasar Teori

Pengukuran adalah proses mengukur yang dilakukan di atas permukaan bumi yang merupakan bidang lengkung dan berbentuk tidak beraturan. Dalam proses memindahkan (menggambarkan) keadaan dari permukaan bumi yang merupakan bidang lengkung menjadi peta yang merupakan bidang datar terjadi distorsi atau perubahan baik jarak maupun arah. (Ariyanto, 2009)

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut, dapat pula dipakai untuk pengukuran jarak secara optis dan pengukuran beda tinggi secara trigonometry dan tachymetry. Dengan kemajuan teknologi saat ini telah dapat dibuat theodolite tipe baru yaitu theodolite laser sehingga dapat dipakai pada tempat-tempat yang gelap, seperti dalam terowongan, tambang dalam dan lain-lain. (Ariyanto, 2009)

3. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat dan bahan yang digunakan antara lain : a. Tripod

b. Tribrach

4. Prosedur kerja penggunaan alat ukur

Pada bagian ini dilakukan Centering dan pengenalan alat ukur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

(20)

12

a. Centering alat dimana langkah-langkahnya

1) Mempersiapkan alat ukur seperti tripod dan tribrach

Gambar.1 Tripod dan Tribrach

2) Mendirikan tripod pada titik yang akan diukur.

Gambar.2 Tripod

3) Memasang tribrach pada tripod menggunakan sekrup pada tripod.

Gambar.3 Tripod

Tripod didirikan

(21)

13

4) Mencari titik ukur menggunakan tribrach dan leveling alat agar Centering.

Gambar.4 Tribrach

5) Setelah titik didapat maka selanjutnya mencari keseimbangan alat dengan mengatur gelembung yang ada pada nivo agar berada tepat ditengah (dalam lingkaran).

Gambar.5 Tribrach

Gambar.6 Nivo

Mencari titik

(22)

14

b. Pemantapan Centering Alat

Pada tahapan ini langkah-langkah diatas diulangi hingga mahir dan cepat. c. Penggenalan Alat Ukur

Pada tahapan ini dikenalkan berbagai jenis alat ukur yaitu :

Digital Theodolit NE 100 (Nikon) seri 055757 dan Total Station DTM -352 (Nikon) seri 019763.

Digital Theodolit NE -100 (Nikon) adalah sebuah entry-level Electronic Theodolite dirancang untuk semua kondisi lapangan. Dengan catatan keandalan terbukti dan kinerja jangka panjang yang akurat, Nikon Electronic theodolites memastikan tingkat kinerja yang tinggi, dirancang instrument tahan air akan situasi lapangan yang ekstrim.

Fitur utama meliputi :

a. Tahan Air dan debu (IPX4) b. Layar terang dengan lampu latar c. Simple user interface

d. Sampai ± 46 jam operasi dengan baterai Gambar.7 DT NE-100

Spesifikasi teknis :

a. Akurasi sudut pandang 10” b. Minimum reading : 10”/20” c. Telescope perbesaran : 30x

Total Station Nikon DMT-352 a. Ketelitian sudut : 5”

b. Pembesaran lensa : 33x

(23)

15

d. Internal memory : 10.000 points e. Display : 2 muka

f. Jarak ukur 1 prisma : 2.300 M g. Jarak ukur 3 prisma : 3.000 M 5. Hasil Kegiatan

Hasil dari kegiatan ini adalah alat ukur tribrach siap untuk digunakan serta semakin mahir dalam melakukan Centering alat.

Table.2 kegiatan Centering

No Kegiatan Hasil Standar

1 Mendirikan Tripot 30 detik 30 detik

2 Memasang tribrach 20 detik 15 detik

3 Mencari titik ukur 60 detik 40 detik

4 Leveling Nivo 110 detik 90 detik

Total 220 detik 175 detik

6. Pembahasan

Berdasarkan hasil kegiatan PKL di BPN Kaltim ternyata simulasi centering alat ukur memerlukan waktu 220 detik. Padahal standar waktu yang diperlukan untuk leveling adalah 175 detik. Terdapat selisih waktu 45 detik antara kegiatan simulasi dengan waktu standar. Selisih waktu ini tidak bisa ditolerir apabila pengukuranya dalam luasan yang memiliki skala besar karena semakin besar luasanya maka akan semakin sering melakukan centering alat dan semakin banyak waktu yang terbuang.

Hilangnya waktu proses centering yang dilakukan oleh penulis mulai dari memasang tribrach yaitu 5 detik. Kehilangan waktu berikutnya adalah pada

(24)

16

proses mencari titik ukur yaitu 20 detik. Padahal waktu standar yang diperlukan 40 detik sementara penulis melakukannya selama 60 detik. Kehilangan waktu terakhir terjadi pada proses leveling nivo. Waktu standar yang diperlukan 90 detik sementara penulis melakukannya 110 detik. Semua waktu yang hilang pada tahapan di atas terjadi akibat kurang mahirnya penulis dalam hal centering alat ukur.

B. Pembuatan Peta

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mahir membuat peta menggunakan software ArcGis.

2. Dasar Teori

Menurut Diki(2009),peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi.

Menurut Awaludin (2011) ArcGis Destop adalah sebuah solusi software aplikasi System Informasi Geografis (SIG) yang integral. Di dalam ArcGis desktop terdapat beberapa aplikasi Sistem Informasi Geografis yang memiliki fungsi berbeda – beda. Diantaranya adalah ArcMap, ArcCatalog, dan ArcReader. ArcGis dikembangkan oleh ESRI (Environmental System

(25)

17

Research Institute), sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada solusi pemetaan digital terintegrasi. ArcGis destop adalah salah satu dari sekain banyak produk yang saling terkait dibidang pemetaaan digital yang dikembangkan oleh ESRI.

ArcMap merupakan sentral dari ArcGis destop. Digunakan untuk melakukan editing, analisis, dan manajemen peta keseluruhan. ArcMap menyediakan 2 jenis tampilan, yaitu Geographic Data View dan Page Layout View. Geographic Data View adalah tampilan yang digunakan untuk melakukan editing peta secara langsung, mengatur simbol, memberikan label, dan melakukan analisis peta secara langsung. Didalam Geographic Data view terdapat Table of Content (TOC) yang berisi semua layer peta yang sudah di-load ke dataframe, sehingga bisa dengan mudah mengontrol layer mana saja yang dikelola dan ditampilkan secara langsung melalui TOC.

Sementara tampilan Layout view lebih focus kearah proses percetakan peta. Melalui layout view, semua element peta yang akan dicetak bisa diatur sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Alat dan Bahan

a. Seperangkat computer b. Software ArcGis c. Peta

4. Dalam kegiatan pembutan peta ini prosedur kerja yang dilakukan antara lain: a. Siapkan aplikasi ArcGis

b. Buat project baru c. Tambahkan theme.

(26)

18

e. Selanjutnya menentukan koordinat f. Lakukan georeferensi

g. Buat shapefile untuk membuat polyline, polygon, atau point h. Menambahkan shapefile yang telah dibuat kedalam layer i. Lakukan digitasi

j. Kelola atribut k. Layout

5. Hasil Kegiatan

Hasil dari kegiatan pembuatan peta penajam paser utara bisa dilihat pada gambar di bawah ini :

(27)

19

Sedangkan Pengukuran luas wilayah di peta dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel.3 Tata ruang Penajam Paser Utara (PPU)

No Kawasan Luas hasil simulasi

(Ha)

Luas sebenarnya (Ha) 1 Kawasan non budidaya

kehutanan

137.822,786396 140.135,789543 2 Kawasan budidaya

kehutanan

149.698,292442 149.267,164580 3 Taman hutan raya 15.279,713499 17.133,865390 4 Cagar alam teluk adang 3.783,978197 3.589,995954

6. Pembahasan

Pada pembuatan peta Penajam Paser Utara pada data tabel 2 memiliki luas keseluruhan yaitu 3.065,69 km yang terdiri atas :

a. Kawasan non budidaya kehutanan seluas 1.378,23 km b. Kawasan budidaya kehutanan seluas 1.496,83 km c. Taman hutan raya seluas 152,79 km

d. Cagar alam teluk adang seluas 37,84 km

Namun pada peta Penajam Paser Utara milik BPN kaltim memiliki luas yaitu 3.060,82. Jadi terdapat perbedaan luas sebesar 4,87 km2. Peta yang

dibuat oleh penulis lebih besar karena proses georerencing yang tidak akurat, digitasi polygon yang kurang halus, dan peta dasar yang digunakan beresolusi kecil.

Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan adanya beberapa solusi antara lain :

a. peta dasar harus beresolusi besar

b. Perlu dilakukan roses georeferensing berulang – ulang sampai mendapat nilai root mean square error ( RMS error)

(28)

20

c. perlu dilakukan editing dengan benar, sampai didapatkan nilai fitur yang sebenarnya

(29)

21

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kegiatan yang dilakukan selama praktik lapang adalah Melakukan centering alat. ada kelebihan waktu pada kegiatan centering alat yang dilakukan penulis dibanding waktu setandar, hal ini terjadi karena mahasiswa belum mahir.

2. Pada kegiatan pembuatan peta mahasiswa belum mampu membuat peta Penajam Paser Utara yang akurat seperti milik BPN Kaltim, hal ini terjadi karena mahasiswa masih dalam tahap pembelajaran.

B. Saran

Diharapkan adanya kerja sama jangka panjang antara Badan Pertanahan Kalimantan dengan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam rangka mewujudkan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara berkelanjutan.

(30)

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Http://www.BPN.go.id. (di unduh pada tanggal_7 Mei 2011)

Ariyanto. 2009. Modul Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah 1. Universitas Mulawarman. Samarinda

Ariyanto. 2010. Dasar – dasar ArcGis. Universitas Mulawarman. Samarinda Diky. 2009. Peta-tematik. http://nationalinks.blogspot.com/2009/03/peta-

tematik.html, (diunduh pada tanggal 1 desember 2011)

Awaludin. 2011. Geographical Information Systems with ArcGIS 9.X (principles, techniques, apliacation, and amangement). Andi.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan upaya mewujudkan dan menindaklanjuti Kebijakan Dikmenjur tentang Reposisi Pendidikan Kejuruan Tahun 2020, mengisyaratkan bahwa arah Pembinaan

yang dihasilkan dari satu sapi dalam satu dalam satu tahun dapat dikonversi menjadi gas metana tahun dapat dikonversi menjadi gas metana yang setara dengan lebih dari. yang

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek

Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan kebijakan Instalasi Farmasi tentang Keselamatan Pasien dalam mengurangi insiden yang meliputi Kejadian Tidak Diharapkan

Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata

Leverage operasi dapat didefinisikan sebagai employment aset dengan biaya tetap dengan harapan bahwa pendapatan yang cukup akan dihasilkan untuk menutup semua biaya tetap dan

[r]

46 Ekstensi Monitoring dan Evaluasi Eksternal * Penjajagan kebutuhan Subang - Jawa Barat North Java Flood Jl. 40 01/NJFCSP- 15 Agustus 2002 15