• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMA UTAMA CABAI MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HAMA UTAMA CABAI MERAH"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HAMA UTAMA CABAI MERAH

Disusun oleh :

Ir. Djoko Widodo M.Agr Widyaiswara Utama

KEMENTERIAN PERTANIAN

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN

2017

(2)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) :

Setelah berlatih peserta dapat memahami Hama Utama yang menyerang tanaman cabai merah dengan baik dan benar.

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) :

Setelah berlatih peserta dapat :

1. Menjelaskan Identifikasi Hama Tanaman Cabai..

2. Menjelaskan Pengendalian Hama Tanaman Cabai

(3)

POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN :

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

1. Identifikasi Hama Tanaman Cabai. 1.1. Identifikasi Hama Tanaman Cabai. 2 Pengendalian Hama Tanaman Cabai 2.1. Pengendalian Hama Tanaman Cabai

(4)

PB 1. Identifikasi Hama

Tanaman Cabai Merah.

(5)

Metamorfose Serangga

Met.

Sempurna

Telur-Larva-Pupa-Imago

Met. Tidak

Sempurna

Telur-Nimfa-Imago

(6)

SPB 1. Identifikasi Hama

Tanaman Cabai.

1. Kutu Daun Persik (Myzus

persicae).

2. Thrips (Thrips parvispinus).

3. Ulat Buah (Helicoverpa

armigera).

4. Wereng Kapas (Empoasca

lybica).

5. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis).

6. Ulat Grayak (Spodoptera litura).

7. Tungau Teh Kuning

(Polyphagotarsonemus latus).

8. Hama Nematoda (Meloidogyne

(7)

1. Kutu Daun Persik

(Myzus persicae).

a. Morfologi .

• Kutu bersayap (alatae) dan tidak

bersayap (apterae).

• Yg bersayap : hitam. Yg tdk

bersayap bervariasi : merah,

kuning, hijau atau kuning hijau.

• Punya antena sepanjang tubuh,

(8)

1. Kutu Daun Persik

(Myzus persicae).

b. Perkembangan. Scr

parthenogenesis. Periode nimfa 6

hr. Merusak pd msm kemarau.

c. Musuh alami. Parasitoid Aphidius

sp, kumbang macan Menochilus

sp dan larva Ischiodon scutellaris.

(9)

Kutu Daun Persik

(Myzus persicae)

(10)

2. Thrips (Thrips

parvispinus).

a. Sebaran. Meliputi Jawa,

Sumatera dan Thailand.

Menyerang jg : kopi, ubi jalar,

kacang dan crotalaria.

b. Gejala. Menyerang daun

muda, mula2 tampak noda

perak tdk teratur, lalu berubah

coklat tembaga dan daun

(11)

2. Thrips (Thrips parvispinus).

c. Morfologi. Telur oval di dlm jaringan

daun. Nimfa putih dan sangat aktif. Imago kuning coklat hitam, 08-09 mm.

d. Perkembangan. Scr partenogenesis,.

Nimfa 2 instar, diikuti pre pupa dan pupa. Pupa dlm tanah. Krn tdk dpt terbang, sebaran dibantu angin.

Populasi tinggi pd msm kemarau. Daur hidup 7-12 hr.

e. Musuh alami. Kumbang Coccinellidae,

tungau predator, larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan kumbang Staphylinidae.

(12)
(13)

3. Ulat Buah

(Helicoverpa armigera).

a. Sebaran. Bersifat sangat polifag,

menyerang jg tomat dan kedelai.

Menyerang tan cabai saat mulai

berbuah.

b. Gejala. Buah berlubang, jika

dibelah ditemukan ulat. Ulat

melubangi buah cabai. Ulat instar

I menyerang buah hijau. Pd msm

hujan ada kontaminasi cendawan.

(14)

3. Ulat Buah

(Helicoverpa armigera).

c. Morfologi. Telur bulat, diletakkan

tunggal menyebar pd bag atas tan

inang. Larva berwarna variatif : kuning, hijau coklat atau hitam. Tubuh ditutupi rambut2 halus.

d. Perkembangan. Daur hidup 35 hr.

betina bertelur 1.000 butir.

e. Musuh Alami. Antara lain : parasitoid

telur Trichogramma nana, parasitoid larva Diadegma argenteopilosa,

cendawan Metharrhizium dan nematoda parasit serangga (entomophagous

(15)

Ulat Buah (Helicoverpa

armigera)

(16)

4. Wereng Kapas

(Empoasca lybica).

a. Sebaran. Menyerang jg kacang,

rosella, kapas, dadap, kentang,

ubi jalar dan terong.

b. Gejala. Daun berbercak putih, lalu

kuning dan gugur. Serangan berat

pd msm kemarau.

c. Morfologi. Wereng berwarna hijau

kuning dg sayap hijau pucat.

Tubuh panjangnya 2,5 mm.

d. Perkembangan. Daur hidup 18 hr.

(17)

Wereng Kapas

(Empoasca lybica)

(18)

5. Lalat Buah

(Bactrocera dorsalis).

a. Sebaran. Tersebar dr India sampai

Filipina, polifag. Selain cabai,

menyerang 20 tanaman lain spt : jeruk, pisang, blimbing, apel dan mangga.

b. Gejala. Tampak titik hitam pd pangkal

buah. Jika buah dibelah tampak

belatung (larva). Imago betina letakkan telur di dlm buah pd pangkal buah

muda. Larva dlm buah, shg buah busuk dan gugur. Serangan berat pd msm

(19)

5. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis).

c. Morfologi. Telur bulat panjang,

ujung lancip. Larva panjang 1 cm,

putih kekuningan, bisa gerak

melenting dan lincah. Pd sayap

lalat ditemukan bercak atau garis.

d. Perkembangan. Lalat ditemukan

siang hr pd daun atau bunga.

Larva 6-8 mm. Buah menjadi

gugur, larva keluar dr buah dan

jadi pupa dlm tnh.

e. Musuh alami. Ditemukan

(20)

Lalat Buah (Bactrocera

dorsalis).

(21)

6. Ulat Grayak

(Spodoptera litura).

a. Sebaran. Bersifat cosmopolitan

dan polifag. Hama pd tembakau,

padi, kacang dan kubis.

b. Gejala. Larva instar 1-2

menyerang daun dan timbul

bercak2 putih menerawang, krn

epidermis bag atas ditinggalkan.

Larva instar lanjut menimbulkan

daun gundul, tinggal tulang daun

atau daun berlubang. Pd

permukaan buah timbul lubang tak

teratur.

(22)

6. Ulat Grayak (Spodoptera litura).

c. Morfologi. Telur berkelompok ditutupi rambut

sutra putih coklat. Larva 6 instar. Instar 1

berkepala hitam, instar 1,2 dan 3 (2-15 mm) ada kalung hitam pd ruas abdomen ke 3. Kalung tsb berubah bercak hitam pd instar 4,5 dan 6.

Warna larva variatif : hijau hitam, coklat hitam atau putih hitam.

d. Perkembangan. Ada 350 telur/ kelompok dg

lama stadia 3-5 hr. Larva instar1 berkelompok, instar terakhir rakus. Bila makanan berkurang akan kanibal. Serangan mulai senja sampai malam. Siang sembunyi pd gulma. Pupa dlm tnh. Daur hidup 22-33 hr.

e. Musuh alami : parasitoid telur Telenomus

spodopterae dan predator kepik buas. Ada pula

SeNPV (Spodoptera exigua Nuclear Polyhidrosis Virus).

(23)

Ulat Grayak

(24)

7. Tungau Teh Kuning

(Polyphagotarsonemus latus).

a. Sebaran. Tersebar luas dan polifag.

Menyerang jg tomat, karet, kapas, jeruk, kentang, wijen dan teh. Serangan berat pd msm kemarau.

b. Gejala. Menyerang daun muda, timbul

warna coklat mengkilat pd permukaan bwh daun. Daun kaku dan melengkung ke bwh ( spt sendok terbalik). Gejala coklat tsb muncul 8-10 hr stlh infeksi, lalu 4-5 hr lg pucuk spt terbakar dan gugur.

(25)

7. Tungau Teh Kuning

(Polyphagotarsonemus latus).

c. Morfologi. Tungau 0,25 mm.

Tubuh halus, agak transparan,

hijau kekuningan, kaki langsing

utk gerak cepat. Nimfa putih

transparan. Tungau jantan dg kaki

belakang kuat, pegangi betina yg

ganti kulit, serta lakukan kawin.

d. Musuh alami. Tungau predator

Amblyseius sp dan Phytoseiulus

persimilis.

(26)

• Hama tungau pada tanaman

cabai adalah tungau kuning

(Polyphagotarsonemus latus)

dan tungau merah

(27)

Tungau Teh Kuning

(28)

Tungau merah

(29)

8. Hama Nematoda

(Meloidogyne incognita).

• Serangan nematoda ditandai

adanya daun tanaman cabai

menguning, pertumbuhan tanaman

terhambat, tanaman layu, serta

ujung tanaman mati.

• Apabila tanaman dicabut terdapat

bintil-bintil pada akar tanaman

(30)

8. Hama Nematoda

(Meloidogyne incognita).

• Nematoda merupakan cacing

tanah yang berukuran sangat kecil.

• Hama ini adalah cacing parasit,

menyerang bagian akar tanaman.

• Bekas gigitan nematoda berpotensi

menimbulkan serangan sekunder,

spt layu bakteri, layu fusarium,

busuk phytophthora atau

(31)

PB 2. Pengendalian Hama

Tanaman Cabai Merah.

(32)

SPB 2. Pengendalian Hama

Tanaman Cabai Merah.

1. Pengendalian Kutu Daun Persik (Myzus

persicae).

2. Pengendalian Thrips (Thrips

parvispinus).

3. Pengendalian Ulat Buah (Helicoverpa

armigera).

4. Pengendalian Wereng Kapas (Empoasca lybica).

5. Pengendalian Lalat Buah (Bactrocera

dorsalis).

6. Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera

litura).

7. Pengendalian Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus).

8. Pengendalian Hama Nematoda

(33)

1. Pengendalian Kutu Daun

Persik (Myzus persicae).

• Menanam tanaman caisim (sawi) sbg

perangkap kutu daun persik di sekitar tan cabai mrh.

• Juga tumpang sari dg tan bawang2-an dpt mencegah serangan kutu daun ini.

• Memasang papan/plastik kuning yg diberi perekat sbg jebakan kutu daun.

• Pengendalian hama ini dg penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin,

imiakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, lamdasihalotrin dg dosis/ konsentrasi sesuai petunjuk pd

kemasan.

• Pengendalian scr kimia dpt dilakukan apbl populasi kutudaun persik telah mencapai ≥ 7 ekor/10 daun.

(34)

Tanaman caisim (sawi) :

(35)

2. Pengendalian Thrips (Thrips

parvispinus).

a. Tidak hanya pengendalian serangan hama, juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya. b. Kultur teknis dg pergiliran tan atau tidak

menanam cabai secara bertahap sepanjang musim.

c. Selain itu dpt menggunakan perangkap kuning yg dilapisi lem.

d. Pengendalian kimia bisa dilakukan dg insektisida Winder 25 WP konsentrasi 0,25 - 0,5 gr /liter atau insektisida cair Winder 100EC konsenstrasi 0.5 - 1 cc/L.

e. Pestisida selektif digunakan apabila kerusakan tanaman cabai telah

(36)

3. Pengendalian Ulat Buah

(Helicoverpa armigera).

a. Pengolahan tanah yang baik akan

merusak pupa yang terbentuk dlm

tanah dan dapat mengurangi populasi

H. armigera berikutnya.

b. Musuh alami yg digunakan adl Parasit,

Trchogramma spp sbg parasit telur dan Eriborus argentiopilosa

(Ichneumonidae) parasit larva muda.

Cendawan, Metarhizium anisopliae.

menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus

thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV).menginfeksi larva.

(37)

Trchogramma spp sbg

parasit telur :

(38)

3. Pengendalian Ulat Buah

(Helicoverpa armigera).

c. Pengendalian dpt dilakukan dg cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,

profenofos, klorfirifos, metomil, kartophidroklorida atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

(39)

4. Pengendalian Wereng Kapas

(Empoasca lybica).

• Musuh alami hama wereng

kapas yaitu parasitoid telur

Anagrus otomus dan

Aphelopus spp.

(40)

5. Pengendalian Lalat Buah

(Bactrocera dorsalis).

a. Penanaman tidak dekat dg tan lain yg menjadi inang lalat buah.

b. Buah cabai yg terserang sgr

dibersihkan dan dimusnahkan utk memutus siklus hidup hama.

c. Memasang perangkap (sex

pheromone) yg berbhn aktif methyl

eugenol pd bekas botol air mineral.

d. Dpt jg digunakan perangkap kuning spt yg dilakukan pd hama thrips. Karena serangga2 tsb sangat menyukai warna mencolok.

(41)

6. Pengendalian Ulat Grayak

(Spodoptera litura).

 Mengatur rotasi tan.  Bertanam serentak.

 Kumpulkan ngengat, telur dan larva.

 Perangkap feromonoid seks 50 buah/ha utk menangkap ngengat S. litura

 Penggunaan lampu perangkap.  Penggunaan sungkup.

 Gunakan musuh alami.  Aplikasi insektisida apbl :

a. intensitas serangan >5%, atau

b. ditemukan minimal 250 ngengat per mlm per perangkap feromoid seks, c. ditemukan 10 larva instar ke1 per tan

(42)

Perangkap

(43)
(44)

Lampu Perangkap :

• Lampu neon (TL 10 watt) dg waktu nyala mulai pukul 18.00-24.00 paling efisien dan efektif utk menangkap imago dan menekan serangan S. litura.

• Daya penekanan thd tingkat kerusakan mencapai 74 – 81%.

• 1 ha digunakan 30 titik lampu dengan jarak pemasangan 20 m x 15 m.

• Tinggi pemasangan lampu : 10 – 15 cm di atas bak perangkap.

• Mulut bak perangkap tidak boleh lebih dr 40 cm di atas pucuk tan cabai merah.

(45)

Penggunaan sungkup :

• Dpt menekan populasi telur dan larva

serta intensitas kerusakan tanaman. • Scr tidak langsung juga mampu

meningkatkan jumlah anakan, tinggi tan, jumlah daun, dan jumlah umbi bw merah. • Kelambu kasa plastik tahan 6–8 musim

(46)

Mengumpulkan kelompok telur

dan larva S. litura lalu

(47)

Musuh alami ulat grayak :

1. Parasitoid S. litura :

Eriborus sinicus : 10%, Diadegma sp., Chaprops sp., Euplectrus sp.,

Stenomesius japonicus., Microsplitis similes dan Peribaea sp.

2. Penggunaan SlNPV :

 Dpt membunuh S. exigua 110,9 jam setelah penyemprotan.

 SeNPV dpt dicampur dg insektisida (Klorfluazuron, Betasiflutrin, Fipronil, Profenofos, Deltametrin, lamda

Sihalotrin, dan Tebufenozida)

memberikan efek sinergistik dan daya bunuh menjadi 84,4 jam.

 Mortalitas 100% terjadi pada hari ke 9 setelah perlakuan.

(48)

Gejala awal (A) dan gejala

lanjut (B) larva S. litura

(49)

Penggunaan Metarrhizium

anisopliae :

• Penyimpanan spora di kamar mandi dg suhu 20 – 26 oC dan kelembaban 80 –

90% mrpk tempat penyimpanan suspensi spora paling baik dibandingkan dg

ruangan dan lemari es.

• Suspensi spora M. anisopliae yang

disimpan sampai 14 hari menyebabkan kematian larva S. litura paling tinggi, yaitu mencapai 84.50%.

(50)

Aplikasi insektisida :

1. Pestisida nabati (Pestitani).

a. NISELA 866.

b. KISELA 866.

c. BISELA 866.

Pestitani disemprotkan ke

seluruh bagian tanaman pada

sore hari, dengan interval

penyemprotan 4 hari.

2. Pestisida kimia.

(51)

Pestisida nabati.

1. NISELA 866. Akronim yaitu NISELA 866 yaitu nimba sebanyak 8 bagian, serai wangi sebanyak 6 bagian dan laos sebanyak 6 bagian.

2. KISELA 866. Akronim nama lokal

KISELA 866 yaitu : kipahit sebanyak 8 bagian, serai wangi 6 bagian dan laos 6 bagian.

3. BISELA 866. Akronim nama lokal BISELA 866 yaitu : kacang babi sebanyak 8 bagian, serai wangi 6 bagian dan laos 6 bagian.

(52)

NISELA 866.

• Untuk 1 ha pertanaman dibutuhkan daun

A. indica (nimba) sebanyak 8 kg, daun C. nardus (serai wangi) 6 kg dan rimpang Alpinia galanga (laos) 6 kg.

• AGONAL 866 adalah akronim dari nama latin tanaman Azadirachta indica

sebanyak 8 bagian, Cymbopogon nardus sebanyak 6 bagian dan Alpinia galanga sebanyak 6 bagian. Menggunakan

bahasa/nama lokal, akronim tersebut adalah NISELA 866.

(53)

Nimba

(54)

Serai Wangi

(55)
(56)

KISELA 866.

• Untuk 1 ha pertanaman dibutuhkan daun

T. diversifolia (kipahit) sebanyak 8 kg,

daun C. nardus (serai wangi) 6 kg dan rimpang A. galanga (laos) 6 kg.

• TIGONAL 866 adalah akronim dari nama latin tanaman Tithonia diversifolia

sebanyak 8 bagian, C. nardus 6 bagian,

A. galanga 6 bagian. Akronim nama lokal

(57)

Kipahit

(58)

BISELA 866.

PHROGONAL 866 adalah akronim

dari nama latin tanaman Tephrosia

candida sebanyak 8 bagian, C.

nardus 6 bagian, A. galanga 6

bagian.

Akronim nama lokal adalah BISELA

866 yaitu : kacang babi sebanyak 8

bagian, serai wangi 6 bagian dan laos

6 bagian.

(59)

Kacang Babi

(60)

Cara meracik Pestitani :

• Semua bhn dicacah, dicampur & digiling halus, lalu ditambah 20 l air bersih dan diaduk 5 menit, diendapkan 24 jam.

• Suspensi disaring, larutan atau ekstrak diencerkan 30 kali dg cara menambah air bersih sebanyak 580 l sehingga volume ekstrak kasar menjadi 600 l.

• Sebagai bahan perata dpt ditambah 0,1 g sabun atau deterjen per 1 l ekstrak (60 g per 600 l ekstrak).

(61)

7. Pengendalian Tungau Teh Kuning

(Polyphagotarsonemus latus).

• Semua gulma dibersihkan.

• Tanaman yang terserang

parah dicabut dan dibakar.

• Pestisida selektif digunakan

apabila kerusakan tanaman

cabai telah mencapai ≥ 15%.

• Pengendalian scr kimia dpt

dilakukan dg penyemprotan

menggunakan Akarisida

Samite 135 EC. Konsentrasi

yang dianjurkan 0,25 -0,5 ml/L.

(62)

8. Pengendalian Hama Nematoda

(Meloidogyne incognita).

• Dilakukan rotasi tanaman.

• Gulma-gulma di sekitar

pertanaman dibersihkan

karena dapat menjadi inang

nematoda.

• Dg insektisida berbahan

aktif karbofuran (Furadan 3 G

dan Curaterr 3 G) sebanyak

1gram pada lubang tanam.

(63)

Tugas Kelompok :

1. Gambarkan gejala serangan

hama pada cabai merah.

2. Gambarkan hama pada cabai

merah.

3. Buatlah diagram siklus hidup

hama pada cabai merah.

4. Buat rekomendasi

pengendalian hama pada

cabai merah.

Setiap kelompok memilih 1

(satu) hama saja.

(64)

Pengendalian melalui

Peraturan

1. Peredaran, penggunaan dan

penyimpanannya perlu diatur dan dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.

2. Regulasi sejak insektisida diproduksi, pendaftaran dan pemberian izin dan penggunaan di lap, sampai ke

pengawasan kandungan residu pd bhn pangan dan lingkungan fisik.

3. Thn 1986 FAO mengeluarkan

International Code of Conduct on the Distribution and Use of Pesticides.

4. UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pd pasal 20

(65)

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dalam penelitian ini dilakukan analisa regresi dan korelasi untuk menyatakan hubungan antar karakter agronomi pada tanaman bawang merah sehingga karakter yang

Initial cutter merupakan bagian yang digunakan unntuk memotong tempe pada sumbu z pada tempe. Hasil potongan pada proses ini adalah pipih tinggi memanjang. Ukuran dari pendorong

Untuk menentukan luas tulangan perlu, contoh perhitungan yang diambil adalah balok penghubung lantai 1 pada struktur dinding geser kopel dengan tinjauan dukungan

Mengetahui dan memahami SOP yang terkait dengan Peralatan Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/GSE).. Mengetahui dan memahami Emergency Procedure yang terkait

%abupaten &ajo sangat kurang... 'aka dari itu salah satu sungai di %abupaten &ajo yaitu 'aka dari itu salah satu sungai di %abupaten &ajo yaitu sungai )ilireng, yang

[r]

Selanjutnya perubahan yang dirasakan jama’ah setelah mengikuti khalwat yaitu bisa mengendalikan amarah, rendah hati, empati, menghargai orang lain, berpikir positif,

Dari hasil analisis menunjukkan varietas Numbu dengan perlakuan 1 biji per lubang tanam memberikan rerata tertinggi terhadap jumlah daun dibandingkan dengan varietas Pahat