ANALISIS DAN PERANCANGAN
MODEL SISTEM DINAMIS
DIGITAL DASHBOARD MANAGEMENT
PADA KEMENTERIAN
KOPERASI DAN UKM
Yuli Eni
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Perkembangan koperasi di Indonesia berdasarkan hasil penelitian dan analisis sistem yang berjalan, maka terdapat masalah – masalah yang sedang dialami oleh kementerian koperasi dan UKM diantaranya adalah lamanya waktu dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang harus diambil untuk koperasi daerah provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu proses pengambilan keputusan tersebut masih dianalisis secara manual, sehingga terkadang keputusan yang diambil juga kurang tepat, efektif dan efisien. Permasalahan yang kedua adalah adanya proses pemantauan data koperasi per provinsi yang terlalu banyak, sehingga sulit untuk di analisis untuk menjadi informasi dinamis yang berguna. Oleh karena itu penulis ingin memperbaiki sistem yang berjalan tersebut dengan menggunakan sistem digital dashboard management yang didukung oleh permodelan sistem dinamis. Selain itu, penulis juga melakukan perancangan sistem yang dapat mendukung sistem tersebut. Perancangan sistem ini bertujuan untuk memudahkan para ahli, Kabid, dan pemerintah dalam mengambil keputusan ( DSS –
Decision Support System) secara tepat efektif dan efisien, karena didalam sistem tersebut
sudah dimunculkan alternatif secara deskripsi keputusan yang akan diambil dan akibat dari pengambilan keputusan tersebut. Diharapkan sistem yang akan dirancang ini dapat memudahkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Perancangan sistem digital
dashboard management dilakukan dengan metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan notasi UML yang meliputi: use case diagram, class diagram, sequence diagram, dan component architecture. Beserta perancangan basis data, navigation diagram, dan user interface.
Kata Kunci : Analisis, Perancangan, Sistem dinamis, digital dashboard management, DSS –
Decision Support System
1. PENDAHULUAN
Kementerian koperasi dan UKM adalah salah satu institusi yang terdiri dari Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Koperasi & UKM). Dalam mewujudkan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kalangan pelaku usaha Indonesia yang mandiri dan berkembang, diperlukan berbagai media pendukung bagi KUKM yang nantinya dapat berguna sebagai alat untuk mensejajarkan KUKM dengan pelaku usaha yang lainnya. Dalam hal ini, pemanfaatan Teknologi Informasi (Information Technology –
IT) dapat digunakan sepenuhnya di dalam dunia usaha yang tertuang dalam bentuk website di internet guna mempromosikan kementerian koperasi dan UKM di dalam ruang lingkup para KaBid. Guna memenuhi kebutuhan sarana promosi, informasi dan komunikasi, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia telah membangun dan mengembangkan website khusus bagi kalangan KUKM yang tertuang dalam www.smecda.com.
Smecda.com adalah suatu sistem informasi intranet yang ada di kementerian negara koperasi dan UKM yang dibangun oleh Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK. Sistem informasi intranet tersebut dibangun karena adanya permasalahan seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia(SDM) dan kelemahan struktur permodalan atau keterbatasan sumber daya, akibatnya dari keterbatasan tersebut otomatis akan menghambat akses sumber daya produktif seperti sumber daya bahan baku, pasar, modal, teknologi, informasi, dan manajemen. Sehingga dengan adanya sistem informasi intranet tersebut diharapkan kementerian negara koperasi dan UKM dapat mengembangkan dan merealisasikan potensi-potensi individu dari masing-masing KaBid serta dapat membantu dalam penyediaan informasi & data yang dibutuhkan oleh para KaBid di lingkungan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK.
Berfokus pada kebutuhan institusi pemerintah dalam hal ini adalah kementerian koperasi dan UKM bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK, terutama pimpinan dan administrasi pengelola dalam kementerian koperasi dan UKM bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK. Dewasa ini, KaBid (kepala bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK) sering mengalami permasalahan dalam melakukan pemberian informasi dan data secara cepat untuk para KaBid di deputi sekitar DKI Jakarta. Akibatnya, KaBid-KaBid sering kali mengambil data dengan cara manual langsung datang ke bagian server menggunakan flasdisk dan lain sebagainya. Untuk itu, KaBid membutuhkan sebuah sistem yang sudah disusun secara teratur, terstruktur dengan baik serta mudah dibaca dan dipahami, sehingga seorang KaBid dapat memberikan informasi dan data melalui sistem yang akan dibangun. Maka, dengan adanya permasalahan tersebut, dibutuhkan sebuah perangkat lunak (software) yang dijadikan sebuah solusi yang tepat untuk membantu KaBid dalam mengambil sebuah keputusan yang cepat dan tepat tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan Analisis dan Perancangan Model Sistem Dinamis Digital Dashboard Management pada Kementerian Koperasi dan UKM.
Digital dashboard management akan memberikan sebuah halaman berisi
informasi kunci yang dibutuhkan bagi KaBid untuk dimonitor, sehingga KaBid dapat menemukan permasalahan secara cepat, dan memberikan aksi atau mengusulkan pengambilan keputusan dalam rangka membantu meningkatkan performa dari kementerian koperasi dan UKMnya. Dashboard ini juga akan membantu menciptakan keputusan yang cepat, tepat, dan tentunya lebih baik, serta pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kinerja dalam kementerian koperasi dan UKM tersebut serta mendukung misi yang sedang dijalankan oleh Kementerian koperasi dan UKM yaitu menyediakan informasi berkenaan dengan bidang usaha ditujukan untuk kalangan KUKM agar dapat mendorong bangkitnya perekonomian Indonesia.
2. METODOLOGI
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu:
A. Metodologi Pengumpulan Data
Metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah:
1. Studi Literatur, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dan referensi dari berbagai studi literatur seperti dari buku, jurnal, ataupun dari media yang tersedia secara online, dan tentunya seluruh referensi tersebut berhubungan dengan topik digital dashboard management yang akan dibahas lebih mendalam untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para Kabid di DKI Jakarta.
2. Observasi, yaitu penelitian dan analisis dilakukan didalam internal kementerian koperasi dan UKM DKI Jakarta untuk mengumpulkan data serta menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan dalam koperasi dan UKM diseluruh Indonesia.
3. Wawancara, yaitu menyiapkan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan koperasi dan UKM diseluruh Indonesia untuk mendapatkan informasi untuk perancangan sistem digital dashboard management yang akan dilakukan oleh penulis.
B. Metodologi Analisis Internal Dinamika Koperasi
Metode analisis internal dinamika perusahaan yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah metode permodelan sistem dinamis (Dynamic System
Modeling). Sistem dinamis ini akan dibuat dengan 3 tahapan yaitu :
1. Konseptualisasi Sistem adalah data dasar yang diperoleh dari koperasi dibuat suatu konsep untuk selanjutnya akan dijadikan suatu permodelan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara holistic tentang model yang akan dibuat.
Konseptualisasi sistem dapat dicari faktor – faktor penting apa saja yang menjadi kebutuhan di Kementerian koperasi dan UKM, kemudian dapat digambarkan diagram simpal kausal seperti berikut ini.
Simpal Kausal (Penggambaran hubungan sebab akibat)
Penggambaran awal dari suatu sistem dengan menggunakan metode sistem dinamis yaitu penggambaran simpal kausal. Simpal kausal ini merupakan pengungkapan tentang kejadian tentang hubungan sebab akibat di dalam kementerian deputi bidang pengkajian sumberdaya, koperasi dan UKM yang secara spesifik berada di bidang kerjasama dan jaringan, yang dapat digambarkan sebagai berikut ini (Gambar 1).
RAT (Rapat Anggota Tahunan)
Koperasi Aktif
Jumlah Koperasi
Koperasi Tidak Aktif
Modal Luar Volume Usaha Modal Sendiri Anggota Manager Karyawan Modal Kumulatif
SHU (Sisa Hasil Usaha) + + -+ + + -+ + + + + + + + + -+
Penjelasan Simpal Kausal
Jumlah koperasi di Indonesia sangat dipengaruhi dengan jumlah koperasi aktif dan koperasi tidak aktif. Semakin banyak koperasi aktif maka jumlah koperasi akan semakin meningkat. Sebaliknya juga semakin banyak jumlah koperasi tidak aktif maka akan menambah jumlah koperasi yang ada di Indonesia. Koperasi aktif memiliki anggota, karyawan dan manager. Semakin banyak jumlah koperasi aktif maka akan semakin banyak jumlah anggota, karyawan dan manager yang dibutuhkan dalam koperasi aktif tersebut. Karyawan dan manajer juga merupakan anggota dari koperasi, maka semakin banyak jumlah karyawan dan manajer akan menambah jumlah anggota yang ada di suatu koperasi yang dikumululasikan per provinsi. Selanjutnya dengan adanya koperasi aktif yang memiliki anggota, anggota ini akan memberikan sejumlah uang untuk modal koperasi yang didirikan, sehingga semakin banyak jumlah anggota yang ada dalam koperasi per provinsi maka akan menanbah jumlah modal yang ada dalam koperasi per provinsi tersebut. Selain modal sendiri yang didapat dari anggota, koperasi aktif juga mendapatkan dana dari investor yang berupa modal luar. Modal luar ini juga akan mempengaruhi jumlah modal kumulatif yang ada dalam suatu koperasi per provinsi.
Modal kumulatif yang terdiri dari jumlah modal sendiri dan modal luar ini akan dijadikan volume usaha yang akan diolah untuk usaha koperasi sendiri. Sehingga semakin banyak jumlah modal yang tersedia dalam suatu koperasi per provinsi maka akan semakin banyak jumlah volume usaha yang akan diolah.
Volume usaha dapat menghasilkan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan dibagikan kepada seluruh anggota koperasi. Sehingga semakin banyak volume usaha yang diolah untuk usaha koperasi, maka akan semakin banyak jumlah SHU yang didapat oleh masing – masing anggota koperasi per provinsi.
Setiap koperasi aktif akan mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) disetiap tahunnya. Sehingga semakin banyak koperasi aktif maka akan semakin banyak jumlah RAT yang diadakan oleh koperasi per provinsi.
2. Formulasi Model adalah perumusan makna sebenarnya dari setiap hubungan yang ada dalam model konseptual yang dilakukan dengan cara memasukkan data kuantitatif kedalam diagram model.
Formulasi Model ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir seperti dijelaskan berikut ini.
Diagram Alir
Simpal kausal ini merupakan pengungkapan tentang kejadian tentang hubungan sebab akibat di dalam kementerian deputi bidang pengkajian sumberdaya, koperasi dan UKM yang secara spesifik berada di bidang kerjasama dan jaringan, yang dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 2).
Gambar 2. Diagram Alir
Diagram alir diatas merupakan lanjutan dari simpal kausal, namun didalam diagram alir ini digambarkan lebih spesifik dengan simbol – simbol khusus
yaitu :
3. Evaluasi Model terdiri dari dua jenis yaitu, verifikasi model (dilakukan untuk mengetahui apakah model yang akan dibuat konsisten atau tidak) dan validasi model (dilakukan pengujian struktur secara langsung tanpa menjalankan model).
Evaluasi model ini dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini, untuk membuktikan apakah model yang digunakan sesuai atau tidak, dan disesuaikan dengan kebutuhan di Kementerian Koperasi dan UKM.
6
Persamaan Umum dalam Powersim di Kementerian Koperasi dan UKM : Init Jumlah_koperasi = x
flow Jumlah_koperasi= +dt*koperasi_aktif-dt*koperasi_tidak_aktif doc Jumlah_koperasi = jumlah koperasi pada tahun (2000-2010) unit Jumlah_koperasi = unit
init Volume_Usaha = y
flow Volume_Usaha = +dt*laju_modal_kumulatif
doc Volume_Usaha = jumlah volume usaha pada tahun (2000 – 2010) unit Volume_Usaha = Rupiah
aux Laju_koperasi_tidak_aktif = koperasi_tidak_aktif
doc Laju_koperasi_tidak_aktif = jumlah koperasi tidak aktif pada tahun (2000 – 2010)
unit Laju_koperasi_tidak_aktif = Unit
aux Laju_koperasi_aktif = koperasi_aktif
doc Laju_koperasi_aktif = jumlah koperasi aktif pada tahun (2000 – 2010)
unit Laju_koperasi_aktif = Unit
aux RAT = 35% * koperasi_aktif
doc RAT = banyaknya RAT yang diadakan pada tahun (2000 – 2010) unit RAT = Unit
aux Anggota_kumulatif = 300 * koperasi_aktif
doc Anggota_kumulatif = banyaknya jumlah semua anggota yang ada pada tahun (2000 – 2010)
unit Anggota_kumulatif = orang
aux Anggota = 0,989 * anggota_kumulatif
doc Anggota = banyaknya anggota yang ada pada tahun (2000 – 2010) unit Anggota = orang
aux Manager = 0,001 * anggota_kumulatif
doc Manager = banyaknya manager yang ada pada tahun (2000 – 2010) unit Manager = orang
aux Karyawan = 0,01 * anggota_kumulatif
doc Karyawan = banyaknya karyawan yang ada pada tahun (2000 – 2010)
unit Karyawan = orang
aux Modal_sendiri = Rp 250.000 * anggota_kumulatif
doc Modal_sendiri = banyaknya modal sendiri yang ada pada tahun (2000 – 2010) unit Modal_sendiri = rupiah
aux SHU = 20% * Volume_usaha
doc SHU = banyaknya modal SHU yang dibagikan pada anggota tahun (2000 – 2010)
7
unit SHU = rupiah
aux Modal_kumulatif = modal_sendiri + modal_luar + (SHU * 25 %) doc Modal_kumulatif = banyaknya modal kumulatif yang ada pada tahun (2000 – 2010)
unit Modal_kumulatif = rupiah
Dari perumusan diatas, didukung juga dengan menggunakan perumusan Regresi untuk masing-masing koperasi per provinsi.
C. Metodologi Analisis dan Perancangan
a. Metode Analisis
Metode analisis yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah analisa kebutuhan sistem dilakukan dengan cara mengidentifikasikan informasi – informasi yang sangat dibutuhkan oleh pembina koperasi dan UKM diseluruh Indonesia, yang dalam hal ini berhubungan dengan internal dari pusat data di koperasi dan UKM DKI Jakarta.
Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi proses bisnis kondisi saat ini dan kondisi yang diusulkan. Berikut ini adalah penggambaran proses bisnis yang ada di Kementerian Koperasi dan UKM.
Analisis Kondisi Sistem yang Diusulkan
Berdasarkan hasil analisis sistem yang berjalan maka dapat dibuat sebuah sistem yang akan diusulkan dalam bentuk rich picture untuk membantu para Kabid dalam mengatasi permasalahan yang ada, sebagai barikut (Gambar 3.2)
Gambar 3.2 Rich Picture Kondisi yang Diusulkan
8
Koperasi tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Dari masing-masing provinsi memiliki jumlah koperasi yang berbeda-beda. Jenis-jenis koperasi terbagi menjadi dua yaitu koperasi aktif dan koperasi tidak aktif.
1. a. Dikatakan sebagai koperasi aktif, bila di koperasi tersebut memiliki dana operasional dan mempunyai laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang dilaporkan setiap 1 tahun sekali. b. Sedangkan koperasi tidak aktif adalah
koperasi yang tidak ada dana operasional, tidak mengadakan RAT, dan semua unit kinerjanya sudah tidak aktif lagi.
2. Bila seseorang ingin menjadi anggota dalam koperasi maka, orang tersebut harus mengisi Surat_Keanggotaan yang selanjutnya diserahkan kepada koperasi yang dituju.
3. Sebagai syarat dari seorang anggota koperasi, maka anggota harus menyerahkan sejumlah uang untuk Simpanan_Pokok, Simpanan_Wajib, dan Simpanan_Sukarela kepada Koperasi aktif.
4. Koperasi Aktif mempunyai anggota, karyawan dan manajer sebagai suatu struktur organisasi di masing-masing koperasi. Selanjutnya koperasi aktif ini memberikan Surat_Tugas_Manager untuk masing-masing manager di koperasi.
5. Koperasi aktif memberikan Surat_Keanggotaan_Karyawan untuk masing-masing karyawan di koperasi. 6. Investor dapat memberikan sejumlah
uang untuk koperasi berupa Simpanan_Modal_Luar_Koperasi,
dimana uang ini digunakan untuk membantu koperasi dalam penyejahteraan masing-masing koperasi.
7. Anggota yang mempunyai penghasilan lebih atau disebut anggota kaya dapat memberikan sejumlah uang untuk koperasi berupa Dana_Sukarela, dimana uang ini digunakan untuk membantu koperasi dalam penyejahteraan masing-masing koperasi.
8. Pemerintah juga dapat memberikan sejumlah uang untuk koperasi berupa Dana_bergulir, dimana uang ini digunakan untuk membantu koperasi dalam penyejahteraan masing-masing koperasi.
9. Selanjutnya dari hasil dana dan simpanan tersebut menghasilkan Modal_Sendiri dan Modal_Luar yang langsung diberikan kepada karyawan_bagian_finance.
10. Karyawan_bagian_finance akan memberikan Uang_Volume_Usaha kepada karyawan untuk diolah dalam transaksi jual beli barang yang ada di dalam koperasi.
11. Karyawan_bagian_finance akan memberikan Uang_Volume_Usaha kepada Anggota untuk diolah dalam transaksi jual beli barang antar sesama anggota atau kerabat dekat anggota.
12. Karyawan_bagian_finance akan memberikan Uang_Volume_Usaha kepada Pengusaha_koperasi_lainnya untuk diolah dalam transaksi jual beli barang yang diluar koperasi.
13. Hasil dari volume usaha tersebut dicatat oleh karyawan koperasi kemudian dilaporkan dalam bentuk Laporan_Jumlah_Transaksi_Perputara
n_Uang dan
Laporan_Jumlah_SHU kepada Manager koperasi
14. Uang Sisa_Hasil_Usaha dan Laporan_Jumlah_SHU juga diberikan kepada Karyawan_bagian_finance untuk di proses lebih lanjut.
15. Karyawan_bagian_finance akan memberikan uang Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota secara merata. 16. Manager kemudian membuat rekap Data_Laporan_RAT(Rapat_Anggota_ Tahunan), Data_Jumlah_Anggota,_Karyawan,_ Manager,_Data_Jumlah_Modal_sendir i,_Data Jumlah_Modal_Luar,_Data_Volume_
9 Usaha_,dan_Data_SHU, untuk diberikan kepada Kabid_koperasi_provinsi/kabupaten/k ota. 17. Semua_data_dari_seluruh_koperasi_d aerah_di_Indonesia akan langsung
diberikan kepada Kepala_Bagian_Data_KUKM 18. Kepala_Bagian_Data_KUKM akan memberikan Rekap_Semua_data_dari_seluruh_kop erasi_daerah_di_Indonesia kepada Kabid_Asdep_Bidang_Kerjasama_dan _Jaringan&KUKM. 19. Kabid_Asdep_Bidang_Kerjasama_dan _Jaringan&KUKM memberikan Rekap_Semua_Data_dari_seluruh_pro vinsi kepada Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem peta digital,&SIDD_KUKM_terpilih. 20. Kabid_Asdep_Bidang_Kerjasama_dan _Jaringan&KUKM memberikan Rekap_Semua_Data_dari_seluruh_pro vinsi kepada Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem intranet&web_www.smecda.com.
21. Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem peta digital,&SIDD_KUKM_terpilih akan memproses dan menganalisis data kedalam sistem database smecda untuk dimasukkan kedalam sistem peta digital smecda, lalu sistem peta digital smecda tersebut dilanjutkan kedalam sebuah infrastruktur teknologi informasi smecda yang didukung oleh teknologi local area network (LAN) dengan melibatkan 3 server untuk melayani 50 client/node. 22. Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d
an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem peta digital,&SIDD_KUKM_terpilih akan memproses dan menganalisis data kedalam sistem database smecda
untuk dimasukkan kedalam Sistem Informasi Data Dasar Koperasi Usaha Kecil Menengah Terpilih (SIDD KUKM T), kemudian sistem tersebut dilanjutkan kedalam sebuah infrastruktur teknologi informasi smecda yang didukung oleh teknologi local area network (LAN) dengan melibatkan 3 server untuk melayani 50 client/node.
23. Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem intranet&web_www.smecda.com akan memproses dan menganalisis data kedalam sistem database smecda untuk dimasukkan kedalam sistem intranet smecda, selanjutnya juga sistem intranet smecda tersebut dilanjutkan kedalam sebuah infrastruktur teknologi informasi smecda yang didukung oleh teknologi local area network (LAN) dengan melibatkan 3 server untuk melayani 50 client/node.
24. Kasubid_Asdep_Bidang_Kerjasama_d an_Jaringan&KUKM
bagian penanganan sistem intranet&web_www.smecda.com akan memproses dan menganalisis data kedalam sistem database smecda untuk dimasukkan kedalam sistem
web www.smecda.com, dan
selanjutnya sistem website ini di tampung di server dalam cyber cloud computing.
25. Infrastruktur teknologi informasi smecda yang didukung oleh teknologi local area network (LAN) dengan melibatkan 3 server untuk melayani 50 client/node ini akan menampung semua database yang didapat dari SIM Smecda, kemudian dipilih data yang penting dari
Sistem_Database_Koperasi_Smecda lalu diolah ke dalam Pengolahan Data koperasi yang ada didalam sistem informasi smecda tersebut yang akan dianalisis oleh sistem dinamis dan metode AHP yang nantinya akan
10
menampilkan alternatif kebijakan berdasarkan perhitungan dari tahun sebelumnya, sekarang, dan peramalan untuk tahun yang akan datang.
26. Pengolahan dan perhitungan akan menghasilkan
Rekomendasi_Alternatif_Kebijakan_ DSS_Koperasi.
Selanjutnya alternatif tersebut diteruskan untuk ditampilkan secara menarik dengan menggunakan sistem
digital dashboard, dimana dalam
sistem ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik-grafik dari semua data penting koperasi.
27. Sistem_Digital_Dashboard akan menghasilkan DSS_koperasi yang akan dirundingkan dalam rapat antara tenaga ahli, kabid, dan pemerintah secara lebih mudah, efektif dan efisien.
28. Setelah keputusan sudah disetujui bersama berdasarkan hasil rapat, kemudian keputusan tersebut dapat langsung disampaikan dan diimplementasikan di koperasi masing – masing daerah provinsi seluruh Indonesia secara cepat, efektif dan efisien. Hasil dari rapat tersebut akan menhasilkan
Kebijakan_keputusan_koperasi yang akan di realisasikan kedalam koperasi di masing-masing provinsi.
29. Koperasi aktif juga bisa mendapatkan informasi dari sistem web
www.smecda.com untuk mengetahui
kebijakan dari pemerintah dan beranekaragam informasi yang dibutuhkan lainnya untuk kemajuan masing-masing koperasi.
Tabel 1 Penurunan Hasil Analisis ke dalam Perancangan Sistem
No. Faktor Analisis Tuntutan Fitur
Permasalahan
1 Sulitnya pemerintah dan para Kabid dalam mengambil keputusan secara cepat, efektif dan efisien dalam melakukan pemantauan terhadap setiap
transaksi penyaluran bantuan dan modal usaha kepada semua koperasi di seluruh Indonesia
(aspek Æ waktu)
Pemerintah dan para Kabid dapat melihat data secara menyeluruh
View grafik
yang digambarkan dalam sistem dapat melihat transaksi koperasi per tahun dan per provinsi secara garis besar.
Adanya alternatif keputusan yang di sajikan dalam bentuk interpretasi grafik. 2 Sulitnya melakukan
pencarian dan penelusuran data koperasi yang akan diolah menjadi informasi terhadap koperasi-koperasi yang konsisten dari tahun ke tahun.
(aspek Æ akurasi
informasi)
Data koperasi yang disusun secara konsisten dan terstruktur Penelusuran informasi sampai pada tingkat provinsi. Rekapitulasi laporan provinsi pertahun.
3 Pemerintah dan para Kabid sulit untuk memutuskan kebijakan untuk masing – masing provinsi terhadap
Pemerintah dan para Kabid membutuhkan penyajian data yang lengkap dan tertata rapi.
Penyajian data dalam bentuk grafik dasahboard serta alternatif kebijakan
11 koperasi-koperasi. (aspek Æ kebijakan keputusan) keputusan yang di lihat dari perhitungan grafik pada masa yang akan datang
b. Metode Perancangan, menggunakan pendekatan berorientasi objek (OOAD) yang digambarkan dengan notasi Unified Modelling Language (UML) seperti: Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan
Component Diagram. Metode ini perancangan ini juga dibuat berdasarkan
teori buku OOAD yang ditulis oleh Mathiassen et al. Khususnya pada
sequence diagram menggunakan Bennett et al. Selain itu dilakukan juga
perancangan basis data, navigation diagram, dan user interface yang dibutuhkan dalam perancangan sistem digital dashboard management.
1. Use Case Diagram
12 +menghitung_jumlah_modal() +mencatat() +mengubah() +menambah() +menghapus() ‐ID_modal ‐ID_pengguna ‐ID_provinsi ‐Modal_sendiri ‐Modal_luar ‐Tahun_koperasi ‐Tanggal Modal +melaporkan() +mencatat_RAT() +mengubah_data() +menambah() +menghapus() ‐ID_RAT ‐ID_pengguna ‐ID_provinsi ‐Tahun_koperasi ‐Jumlah_RAT ‐Tanggal RAT(Rapat_Anggota_Tahunan) +menghitung() +mencatat_transaksi() +mengubah_data() +menambah() +menghapus() ‐ID_transaksi ‐ID_pengguna ‐ID_Provinsi ‐Volume_usaha ‐SHU ‐Tahun_koperasi ‐Tanggal Transaksi Class Diagram +mencatat_jumlah_SDM() +menambah() +mengubah() +menghapus() ‐ID_SDM ‐ID_pengguna ‐ID_provinsi ‐Tahun_koperasi ‐Jumlah_anggota ‐Jumlah_karyawan ‐Jumlah_manager ‐Tanggal SDM +mencatat_status_koperasi() +menambah() +mengubah() +menghapus() ‐ID_status ‐ID_pengguna ‐ID_provinsi ‐Jumlah_koperasi_aktif ‐Jumlah_koperasi_tidak_aktif ‐Tahun_koperasi ‐Tanggal Status +mengakses() +mengubah() ‐ID_pengguna ‐Nama_pengguna ‐Password ‐Peran ‐Tanggal Pengguna +mencatat() +mengubah() +menghapus() +menambah() ‐ID_provinsi ‐Nama_provinsi ‐Tanggal Provinsi +melaporkan() +menghitung_jumlah() ‐ID_laporan_propinsi ‐ID_propinsi ‐Tanggal ‐ID_pengguna Laporan_Provinsi 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1..* 1 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..*
Gambar 4.2 Class Diagram
2. Component Architecture
Component diagram pada sistem digital dashboard ini menggunakan tipe arsitektur centralized data, karena client hanya mempunyai user interface & function, dan server hanya mempunyai model, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
13 << component >> SERVER << component >> Wakil_Kasubbid_Lembaga_ Non_Pemerintah << component >> Kasubbid_Lembaga_Non_ Pemerintah U_SDM << component >> Asdep_Urusan_Penelitian_ SDM U_bagian_lembaga_non_pemerintah F_SDM F_bagian_lembaga_non_pemerintah M_server U_bagian_lembaga_non_pemerintah F_bagian_lembaga_non_pemerintah << component >> Kabid_bidang_kerjasama_da n_jaringan F_bagian_kerjasama_dan_jaringan U_bagian_kerjasama_dan_jaringan << component >> Deputi_bidang_pengkajian_s umberdaya_UKMK << component >> Wakil_Kabid_bidang_kerjas ama_dan_jaringan F_bagian_kerjasama_dan_jaringan U_bagian_kerjasama_dan_jaringan U_bagian_pengkaijian_sumberdaya_UKMK F_bagian_pengkaijian_sumberdaya_UKMK U_bagian_kerjasama_dan_jaringan << component >> Kabid_bidang_kerjasam_dan _jaringan F_bagian_kerjasama_dan_jaringan
Gambar 4.3 Component Architecture
Keterangan :
Data-data yang dibutuhkan oleh client disimpan di dalam satu server. Hal ini
bertujuan agar data yang diakses oleh tiap-tiap client merupakan data yang sama dan tidak berulang. Selain itu pemilihan arsitektur Centralized Data bertujuan untuk penyediaan data yang real-time untuk seluruh client, dimana semua client akan mengakses dan meng-update data di tempat yang sama yaitu data yang tersimpan pada server.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem digital dashboard
management, simpulan yang dapat ditarik adalah :
1. Dari hasil perumusan strategi dengan tiga tahapan kerangka kerja pada kementerian bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya, koperasi, dan UKM (tahap analisis, tahap design, dan tahap pencocokan) menghasilkan simulasi skenario yang dapat digunakan untuk melihat kondisi koperasi saat ini dan kondisi peramalan untuk setiap provinsi. Simulasi sistem ini dapat membantu dalam memantau perkembangan koperasi per provinsi. Hal ini juga menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi kementerian bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya, koperasi, dan UKM dalam hal melihat data koperasi secara menyeluruh.
2. Model sistem informasi yang diusulkan untuk mendukung sistem informasi manajemen yang ada di kementerian bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian
14
sumberdaya, koperasi, dan UKM yaitu model sistem informasi berbasiskan
desktop application.
3. Dari hasil analisis sistem yang berjalan diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kementerian bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya, koperasi, dan UKM terkait hubungannya dengan pemantauan data koperasi secara menyeluruh, pemberian data serta informasi kepada seluruh Kabid, Asdep, dan Kasubbid yang terkait yang membutuhkan data koperasi tersebut. Masalah yang terkait dengan data koperasi tersebut misalnya adalah (a) Sulitnya Asdep dan Kabid dalam melakukan pemantauan transaksi koperasi per provinsi seluruh Indonesia; (b) Sulitnya melakukan pencarian dan penelusuran informasi terhadap koperasi per provinsi seluruh Indonesia.
4. Perancangan sistem digital dashboard management merupakan hasil penurunan strategi dan analisis masalah yang telah dibahas pada Bab 3. Sistem sistem digital dashboard management yang dirancang dapat menyediakan fasilitas yang memudahkan Pemerintah, Asdep, dan Kabid dalam mengambil keputusan dan mencari informasi yang dibutuhkan tentunya yang berkaitan dengan data – data koperasi per provinsi seluruh Indonesia.
5. Perancangan sistem digital dashboard management ini dapat memberikan informasi dan DSS (Decision Support System) tentang koperasi per provinsi seluruh Indonesia yang disajikan dalam bentuk Digital Dashboard.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. System Dynamics dalam awal perkembangannya. Tahun 2006. Diperoleh
(Tanggal akses 2 Januari 2012) dari http://www.lablink.or.id/Sysdyn/sejarah%20sysdyn.htm.
Alter. Perintah – perintah dasar MySQL. Diperoleh (tanggal akses 10 Januari 2012) dari
http://www.scribd.com/doc/77193674/Alter.
Bennet, Simon; McRobb, Steve; dan Farmer, Ray. (2006). Object Oriented Systems
Analysis and Design Using UML. (3rd Ed.). McGraw-Hill, New York.
Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK. (2011). Jakarta.
Few, Stephen. (2006). Information Dashboard Design: The Effective Visual
Communication of Data.Sebastopol: O’Reilly Media Inc.
Khosrow-Pour, Mehdi.(2009). Encyclopedia of Information Science and Technology. (2nd ed.).United States: IGI Global.
Kuncoro, E.A dan Riduwan. (2007). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Laudon & Laudon.(2006).Management Information Systems: Managing the Digital
15
Mathiassen, L., Munk-Madsen, A., Nielsen, P. A., & Stage, J. (2000). Object Oriented
Analysis & Design (1 ed.). Denmark: Forlaget Marko.
McLeod, J. R., Schell, G., Stonehill, A. I., & Moffet, M. H. (2004). Sistem Informasi
Manajemen (8 ed.). (H. Teguh, Penerj.) Jakarta: PT Indeks.
Moeis, A. O., Hidayatno, A., & Satrio, M. (2005). PEMBUATAN PERMAINAN SIMULASI BISNIS “EXECUTIVE DECISION” DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN. (E. K. No.2, Penyunt.) Jurnal Teknologi , 6.
Muhammadi, Aminullah, E., & Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis (Lingkungan
Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen) (Pertama ed.). Jakarta: UMJ Press.
McKeen, James D., Smith, Heather A., Singh, Satyendra.(2005).Developments in Practice
XX – Digital Dashboards: Keep Your Eyes on the Road. Communications of the Association for Information Systems.16(52).1014-1016.
Nasution, M. (2001). Koperasi (Konsepsi, Pemikiran, dan Peluang Membangun Masa
Depan Bangsa). Jakarta.
O'Brien, J. A. (2006). Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial (12 ed.). (D. Fitriasari, & D. A. Kwary, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.
Prodip-Stan (2011). Microsoft Visual Basic. Diperoleh (tanggal akses 10 januari 2012) dari http://prodip-stan.info/microsoft-visual-basic
Rasmussen, N., Chen, C. Y., & Bansal, M. (2010). Business Dashboard (Mengendalikan
Bisnis Melalui Layar Monitor) (1 ed.). (A. C. Suci, Penerj.) Jakarta: Penerbit PPM
Manajemen.
Soesilo, M. I. (2008). Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia.
Taylor, & Francis. (2009). Dynamical Systems. Dynamical Systems International Journal ,
25, 9.
Tim Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM. (2011). Jakarta.
Werner Beuschel. Dashboards for Management. Diperoleh (Tanggal akses 26 Desember 2011) dari www.igi-global.com/viewtitlesample.aspx?id.