LAMPIRAN 1
HASIL WAWANCARA / INTERVIEW PROSES LIVE CROSS
Responden : Bpk. Hilman Pradana Jabatan : Koordinator Divisi Software
Tempat dan Tanggal : Ruang Monitoring, 19 November 2013
Q1 : Apa itu live cross ?
A1 : Pengiriman secara langsung audio dan video melalui jaringan internet yang menggunakan Virtual Private Network.
Q2 : Sejak kapan LPP TVRI mulai menerapkan sistem live cross via vpn?
A2 : Sekitar 2007
Q3 : Mengapa LPP TVRI menggunakan jaringan VPN dalam melakukan live cross?
A3 : Karena sebelum menggunakan VPN, pengiriman audio dan video tidak dapat secara langsung menggunakan internet, melainkan dengan cara mengirim kaset dan menggunakan satelit yang hanya berada di beberapa provinsi
Q4 : Apa manfaat serta keuntungan dari sistem live cross via VPN yang diterapkan oleh LPP TVRI?
A4 : Pengiriman audio dan video dapat lebih cepat, tepat waktu, dan efisien. Serta dari sisi keuangan juga lebih murah dibandingkan dengan menggunakan satellite.
Q5 : Apakah LPP TVRI sudah memiliki SOP dalam melakukan sistem live cross?
A5 :Sudah dibuat, namun belum diterapkan.
Q6 : Pihak siapa saja yang bertanggung jawab terhadap sistem live cross?
A6 : Staff IT yang saat itu sedang bertugas untuk menjalankan sistem live cross.
Q7 : Aplikasi apa saja yang digunakan untuk mendukung sistem live cross pada LPP TVRI?
A7 : HiLLzSoft Syslog Administrator, Encoder Monitoring, Streaming activity v1,3.
Q8 : Hardware apa saja yang digunakan untuk mendukung sistem live cross pada LPP TVRI?
A8 : Encoder, Decoder, Switch, Router, Televisi, Personal Computer, Paching, Multi Viewer.
A9 : Adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal seperti data atau bitstream ke dalam bentuk yang dapat diterima untuk transmisi data ataupenyimpanan data.
Q10 : Apa jenis mesin dari encoder yang digunakan oleh perusahaan?
A10 : Harmonic 1000
Q11 : Apakah pihak stasiun daerah menggunakan jenis mesin encoder yang sama?
A11 : iya, untuk merk sama
Q12 : Apa jenis mesin dari router yang perusahaan gunakan?
A12 : Menggunakan merk Cisco
Q13 : Apa spesifikasi dari personal pc yang digunakan untuk mendukung sistem live cross?
A13 : Untuk spesifikasi keseluruhan saya kurang tahu, tetapi sudah memakai windows 7.
Q14 : Apa jenis mesin dari layar monitor yang perusahaan gunakan?
Q15 : Berapa jumlah Decoder yang ada pada LPP TVRI Pusat?
A15 : Terdapat 14 decoder di pusat.
Q16 : Apakah pernah terjadi kerusakan pada Decoder perusahaan?
A16 : Alhamdulillah belum pernah terjadi kerusakan sampai saat ini.
Q17 : Apakah pernah terjadi kerusakan pada router perusahaan?
A17 : Alhamdulillah belum pernah terjadi kerusakan sampai saat ini.
Q18 : Apakah perusahaan memiliki SOP tentang penggunaan Decoder?
A18 : SOP Decoder dibuat oleh PT Telkom, kita hanya menjalani saja.
Q19 : Apakah perusahaan memiliki standar kualitas audio dan video dalam melakukan live cross?
A19 : Memiliki standar, tetapi pada saat live cross masih terdapat audio dan video yang tidak sesuai standar.
Q20 : Apa yang dilakukan oleh pihak TVRI jika kualitas audio dan video yang dikirimkan melalui encoder menurun?
A20 : Mengecek pada ENM kesalahan berasal darimana, apabila dari daerah maka akan menelfon ke daerah tersebut.
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA / INTERVIEW PROSES LIVE CROSS
Responden : Bpk. Hilman Pradana Jabatan : Koordinator Divisi Software
Tempat dan Tanggal : Ruang Monitoring, 28 November 2013
Q21 : Apakah pernah audio dan video yang dikirimkan blank?
A21 : Pernah
Q22 : Salah satu sebabnya?
A22 : Gangguan teknis, ada gangguan hardware di daerah
Q23 : Apa yang dilakukan oleh perusahaan jika audio dan video yang dikirimkan mengalami blank?
A23 : Daerah yang bermasalah akan digantikan dengan daerah yang lain yang sesuai dengan jadwal berita
Q24 : Apakah semua staff IT sudah memahami secara penuh dalam menggunakan decoder?
Q25 : Apakah ada konfigurasi encoder dan decoder?
A25 : Konfigurasi sudah otomatis. Kita hanya mengeceknya.
Q26 : Provider apa yang bekerja sama oleh pihak tvri dalam menyediakan jaringan vpn?
A26 :Telkom.
Q27 : Apakah semua stasiun daerah LPP TVRI sudah menggunakan jaringan VPN?
A27 : Sudah.
Q28 : Dalam penerapan IT pada sistem live cross, adakah sosialisasi pengunaannya untuk staff it?
A28 : Ada.
Q29 : Apakah perusahaan sudah memiliki prosedur dalam mengakses dan menggunakan jaringan vpn-ip?
A29 : Ada, tapi belum tertulis.
Q30 : Berapa besar bandwith yang dimiliki oleh perusahaan dalam menggunakan jaringan vpn-ip tersebut?
Q31 : Berapa besar bandwith yang diperbolehkan oleh perusahaan dalam menggunakan streaming?
A31 : Kurang lebih 70Mbps
Q32 : Apakah bandwith yang digunakan sudah sesuai dengan standar?
A32 : Sudah.
Q33 : Apakah ada pengendalian terkait perolehan bandwith dari pihak provider?
A33 : Sudah ada, tetapi belum tertulis.
Q34 : Apakah ada aplikasi untuk memonitor bandiwth dari pihak provider?
A34 : Belum ada.
Q35 : Siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap penggunaan jaringan vpin-ip tersebut ?
A35 : Manajer IT.
Q36 : Apakah semua staff IT pada LPP TVRI pusat paham dan mampu dalam mengakses jaringan vpn tersebut?
A36 : Seluruh staff IT sudah paham dan mampu dalam mengakses jaringan vpn tersebut.
Q37 : Apakah jaringan vpn-ip perusahaan pernah mengalami gangguan / putus total?
A37 : Pernah.
Q38 : Berapa kali jaringan vpn-ip perusahaan pernah mengalami gangguan / putus total?
A38 : Satu kali.
Q39 : Apa dampak dari gangguan jaringan vpn-ip?
A39 : Tidak ada koneksi sama sekali.
Q40 : Apakah perusahaan pernah mengalami gangguan listrik dalam menjalankan sistem live cross?
A40 : Pernah.
Q41 : Berapa kali perusahaan pernah mengalami gangguan listrik dalam menjalankan sistem live cross?
A41 : Selama ini baru satu kali
Q42 : Apakah dampak dari gangguan listrik dalam menjalankan sistem live cross?
Q43 : Pada saat kapan sajakah jaringan VPN pada saat live cross tersebut boleh digunakan?
A43 : 4 Kali. Pada saat Warta Pagi, Warta Siang, Warta Malam, Sport
Q44 : Apakah pernah terjadi gangguan bencana alam pada saat proses live cross?
A44 : Alhamdulillah sampai saat ini belum pernah
Q45 : Apakah sudah ada tahap penanggulangan jika terjadi gangguan bencana alam?
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA / INTERVIEW PROSES MONITORING LIVE CROSS
Responden : Bpk. Cahyo Dwi Antoro Jabatan : Koordinator Divisi IT Client Support Tempat dan Tanggal : Ruang Monitoring, 17 Desember 2013
Q1 : Siapa yang bertanggung jawab mengelola ruang monitor?
A1 : Seluruh StaffIT
Q2 : Apakah ruang monitor sudah memenuhi standar?
A2 : Untuk saat ini belum memenuhi standar, tetapi untuk kedepannya akan diintegrasikan
Q3 : Apakah perusahaan sudah memiliki SOP tentang akses ruang monitor?
A3 : Sudah ada, tetapi belum diterapkan
Q4 : Apakah perusahaan sudah memiliki kebijakan terkait dengan akses ruang monitor?
Q5 : Siapa sajakah yang diizinkan untuk mengakses ruang monitor?
A5 : Staff IT
Q6 : Bagaimana cara jika ada pihak luar yang ingin mengakses ruang monitor?
A6 : Menekan bell yang disediakan pada alat fingerprint
Q7 : Apakah perusahaan sudah menjalani prosedur tersebut dengan benar?
A8 : Belum
Q9 : Bagaimana cara perusahaan dalam mengendalikan akses ke ruang monitor?
A9 : Dengan menggunakan alat fingerprint, hanya staff yang terdaftar pada fingerprint
Q10 : Apa jenis mesin fingerprint yang digunakan untuk mengakses ruang monitor?
A10 : X300
Q11 : Apakah mesin fingerprint untuk akses ruang monitor sudah digunakan secara maksimal?
Q12 : Apa yang dilakukan perusahaan dalam mengontrol ruang monitor?
A12 : Dengan memasang CCTV
Q13 : Apakah cctv pada ruang monitor sudah digunakan secara maksimal?
A13 : Belum, karena tidak dapat merekam kejadian
Q14 : Mengapa mesin fingerprint untuk akses ruang monitor tidak digunakan maksimal?
A14 : Karena belum ada kebijakan yang mengatur ataupun sanksi yang dilakukan jika fingerprint tidak digunakan
Q15 : Apakah pernah kehilangan aset IT yang terdapat didalam ruang monitor?
A15 : Pernah.
Q16 : Berdasarkan observasi kami, ruang server berada didalam ruang monitor. Apakah hal tersebut tidak menjadi masalah?
A16 : Menurut saya iya.
Q17 : Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap proses monitoring live cross?
Q18 : Berdasarkan observasi kami, dalam proses monitoring live cross terdapat rundown yang digunakan sebagai acuan. Siapakah yang membuat rundown tersebut?
A18 : Divisi pemberitaan
Q19 : Apa isi dari rundown tersebut?
A19 : Judul Berita, Durasi, Sumber, Keterangan
Q20 : Berdasarkan observasi kami, pada saat proses monitoring staff TVRI pusat menggunakan IP Phone. Apa fungsi dari Ip Phone tersebut?
A20 : Sebagai alat penunjang untuk berkomunikasi antar daerah
Q21 : Bisakah Ip Phone tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi?
A21 : Tidak Bisa
Q22 : Siapa saja yang dapat menggunakan ip phone tersebut?
A22 : Staff IT
Q23 : Adakah kebijakan terkait dalam penggunaan ip phone tersebut?
Q24 : Ada berapa Ip Phone yang dimiliki perusahaan?
A24 : 27 IpPhone dari seluruh daerah
Q25 : Aplikasi apa sajakah yang digunakan untuk mendukung proses monitoring live cross?
A25 : ENM, Streaming Activity v1,3, SMS Server, HyLLzSoft Syslog Administrator
Q26 : Apa itu Enm?
A26 : Sebuah aplikasi untuk monitoring jaringan
Q26 : Apakah tampilan dari Enm tersebut akurat?
A26 : Akurat
Q27 : Apa manfaat dari aplikasi ENM?
A27 : Untuk pengecekan jaringan internet antara daerah dengan pusat
Q28 : Siapakah yang membuat aplikasi tersebut?
LAMPIRAN 4
HASIL WAWANCARA / INTERVIEW PROSES MONITORING LIVE CROSS
Responden : Bpk. Cahyo Dwi Antoro Jabatan : Koordinator Divisi IT Client Support Tempat dan Tanggal : Ruang Monitoring, 10 Januari 2014
Q29 : Apa itu Streaming Activity?
A29 : Sebuah aplikasi untuk sistem pencatatan livecross
Q30 : Apakah perusahaan sudah memiliki SOP tentang penggunaan aplikasi streaming activity?
A30 : Ada, tetapi belum tertulis
Q31 : Siapakah yang membuat aplikasi Streaming Activity tersebut?
A31 : Bpk. Hilman Pridana (Koordinator Software TVRI)
Q32 : Siapa sajakah yang dapat menggunakan aplikasi Streaming Activity?
Q33 : Apakah ada pengendalian dalam penggunaan aplikasi Streaming Activity tersebut?
A33 : Ada
Q34 : Apa manfaat dari aplikasi Streaming activity?
A34 : Untuk membuat laporan tentang kegiatan live cross
Q35 : Apa dampak jika aplikasi tersebut tidak digunakan secara maksimal?
A35 : Pencatatannya dilakukan secara manual dengan cara dituliskan di buku laporan
Q36 : Siapa saja yang akan menerima laporan dari streaming activity?
A36 : General Manager IT dan Manager IT.
Q37 : Apa fungsi dari sms server?
A37 : Mengirimkan laporan tentang kegiatan livecross secara langsung ke handphone
Q38 : Siapa sajakah yang menerima laporan langsung dari sms server?
Q39 : Adakah dampak yang merugikan jika laporan dari sms server tersebut mengalami gangguan?
A39 : Tidak dapat mengirim secara langsung ke handphone.
Q40 : Apa itu HyLLzSoft Syslog Administrator?
A40 : Sebuah aplikasi untuk memantau jaringan TVRI dari serangan hacker.
Q41 : Siapakah yang membuat aplikasi hylsoft syslog administrator?
A41 : Bpk. Hilman Pridana (Koordinator Software TVRI).
Q42 : Apa fungsi dari aplikasi hylsoft syslog administrator?
A42 : Untuk mengantipasi dan menjaga kondisi jaringan di TVRI.
Q43 : Apa dampak jika aplikasi hylsoft syslog administrator mengalami crash?
A43 : Tidak dapat memonitoring jaringan dari serangan hacker.
Q44 : Apakah perusahaan sudah memiliki jadwal dalam proses monitoring live cross?
Q45 : Bagaimana proses jadwal dalam proses monitoring live cross tersebut dibentuk?
Q45 : Staff IT yang membuat daftar.
Q46 : Siapa yang bertanggung jawab terhadap pembentukan jadwal tersebut?
A46 : Manajer IT.
Q47 : Apa yang terjadi jika terdapat staff yang tidak menaati jadwal yang sudah dibentuk?
A47 : Sanksi dipanggil oleh Manajer.
Q48 : Aplikasi apa saja yang digunakan dalam monitoring live cross tersebut?
A48 : ENM, Streaming Activity v1,3, SMS Server, HyLLzSoft Syslog Administrator.
Q49 : Bagaimana cara stasiun pusat dalam mengkoordinasi live cross dengan stasiun daerah?
Q50 : Apakah pernah terjadi masalah human error pada proses monitoring live cross?
A50 : Pernah.
Q51 : Bisa berikan salah satu contohnya?
A51 : Salah menekan tombol pada saat live cross.
Q52 : Apakah semua staff IT sudah memiliki pemahaman secara menyeluruh tentang monitoring live cross?
A52 : Sudah.
Q53 : Apakah perusahaan sudah memiliki SOP tentang proses monitoring live cross?
A53 : Ada, tapi belum terdokumentasi.
Q54 : Apakah pernah terjadi pelanggaran oleh staff dalam penggunaan ruang monitor?
A54 : Pernah
Q55 : Apakah ruang monitor memiliki prosedur jika terjadi bencana yang tidak diinginkan?
A55 : Belum
Q56 : Apa sajakah bentuk penanggulangan yang dilakukan oleh perusahaan jika terjadi bencana yang tidak diinginkan?
LAMPIRAN 5
HASIL CHECKLIST PENGGOLONGAN RISIKO
Responden : Bpk. Hari Setiya, S.AB Jabatan : Kepala Seksi TI
Tempat dan Tanggal : Ruang Kepala Seksi TI, 14 Januari 2014
Checklist Penggolongan Risiko Live Cross
No. Risiko Likelihood Impact
Low Medium High Low Medium High
1. Bandwith tidak terpantau 2. Bandwith masih shared dengan pengiriman data FTP 3. Terjadinya penurunan kualitas audio
dan video pada saat live cross
4. Terjadinya gangguan masal 5. Terjadinya gangguan kelistrikan 6. Kerusakan komponen kabel
Checklist Penggolongan Risiko Monitoring Live Cross
No. Risiko Likelihood Impact
Low Medium High Low Medium High
1. Hak akses ruang monitor tidak terkelola dengan baik 2. Kurang terpantaunya aktivitas diruang monitor 3. Ruangan monitor masih belum memenuhi standart 4. Stasiun daerah tidak memiliki tim IT untuk maintenance jaringan vpn daerah 5. Kesalahan terhadap konfigurasi kabel jaringan 6. Kehadiran staff IT pusat dan daerah 7. Terjadi kesalahan
pada output audio dan video
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI GAMBAR OBSERVASI
Gambar Ruang Server LPP TVRI
Gambar Sosialisasi Akses Ruang Monitor Khusus Untuk Tamu
Gambar Ip Phone Diruang Monitor
Gambar Data Teknis Instalasi Encoder - Decoder
Gambar Alat Untuk Melakukan Monitoring
Gambar Router Cisco
Gambar Aplikasi HiLLzSoft Sysylog Administrator
LAMPIRAN 7