• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kasus Rujukan Obstetri Di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari – 31 Desember 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Kasus Rujukan Obstetri Di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari – 31 Desember 2012"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KASUS RUJUKAN OBSTETRI DI RSUD

Dr. PIRNGADI MEDAN 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012

TESIS MAGISTER

Oleh:

Pantas Saroha Siburian

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

PEMBIMBING:

DR. DR. SARMA N. LUMBANRAJA, SPOG.K

dr. IMAN HELMI EFFENDI, M.Ked(OG), SpOG.K

PEMBANDING:

dr. SARAH DINA, M.Ked(OG), SpOG.K

dr. HAYU LESTARI HARYONO, M.Ked(OG), SpOG

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya

menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun

demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah

perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

” EVALUASI KASUS RUJUKAN OBSTETRI DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN 1

JANUARI – 31 DESEMBER 2012”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan

Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi

FK-USU Medan; Dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG (K), Sekretaris Departemen Obstetri dan

Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Henry Salim Siregar, SpOG (K), Ketua Program Studi

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K),

Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan

(5)

menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan

Ginekologi.

3. DR. Dr Sarma N.Lumbanraja, SpOG (K), dan Dr.Iman Helmi Effendi, M.Ked(OG)

SpOG(K) selaku pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan

penelitian tentang

” EVALUASI KASUS RUJUKAN OBSTETRI DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN 1

JANUARI – 31 DESEMBER 2012 ”

4. DR. Dr Sarma N.Lumbanraja, SpOG (K), dan Dr.Iman Helmi Effendi, M.Ked(OG)

SpOG(K) selaku pembimbing, Dr. Sarah Dina, M.Ked(OG) SpOG(K), Dr.Hayu

Lestari,M.Ked( SpOG, Dr.David Luther, M.Ked(OG),SpOG selaku penyanggah , yang

penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing,

memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

5. Dr. Sanusi Piliang, SpOG selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa pendidikan,

yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang

bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk

bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

7. Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan dan dr.Syamsul Arifin Nasution, SpOG(K) sebagai

Ketua SMF Obgyn RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana

untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara

(6)

9. Dan kepada seluruh sejawat PPDS terima kasih banyak atas bantuan, kerjasama, dan

kebersamaan kita selama ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada kedua

Orang Tua Saya yang terkasih, Rebonsi.Siburian dan Rolly br Siregar, yang telah membesarkan,

membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa

kanak-kanak hingga kini.

Mertua saya J.P. Situmorang dan T br.Napitupulu saya ucapkan terima kasih atas dukungan

dan doa yang diberikan kepada saya.

Kepada istri saya tercinta Sri Rezeki Susilowati Situmorang,SE dan anak-anakku tersayang

Rachel Rumondang Siburian, Albert Marcello Siburian dan Alexius Delviano Siburian saya

ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas waktu dan kasih sayangnya yang telah banyak

mendukung selama pendidikan, walaupun waktu selalu terasa kurang untuk kalian.

Kepada saudara/i saya, Manna Melati Siburian Spd, Ratna Uli Siburian, Jonson Hulman

Siburian,Mpd,Spd,Ferdinan Siburian, SE . Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang

tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung,

yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah yang Maha Baik senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

(7)

Dr. Pantas Saroha Siburian 2.2 Statistik Rujukan di berbagai pelayanan kesehatan... BAB III Metode Penelitian... 18

3.1 Jenis Penelitian... 18

3.2 Tempat Penelitian... 18

3.3 Subyek Penelitian... 18

3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi... 19

3.4.1 Kriteria Inklusi... 19

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 19

3.5 Jumlah Sampel... 19

3.6 Alur Penelitian... 20

(8)

3.8

3.9 Batasan Operasional... 22

3.10 Skala Pengukuran Variabel... 25

(9)

DAFTAR SINGKATAN

MMR : Maternal Mortality Rate

AKI : Angka kematian Ibu

SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

MDGs : Millenium Development Goals

AKB : Angka Kematian Bayi

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

UNICEF : United Nations of Children Emergency Fund

KEK : Kurang Energi kronis

ANC : Ante natal Care

FK UI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

IGD : Instalasi Gawat Darurat

PONED : Pelayanan Obstetri dan Neonatologi Emergensi Dasar

PONEK :Pelayanan Obstetri dan Neonatologi Emergensi Komprehensif

SpOG : Spesialis Obstetri dan Ginekologi

SpA : Spesialis Anak

GSI : Gerakan Sayang Ibu

GO : Gawat Obstetrik

GDO : Gawat Darurat Obstetrik

WHO : World Health Organization

Nakes : Tenaga Kesehatan

(10)

RTW : Rujukan tepat waktu

MPS : Making Pregnancy Safer

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

POGI : Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Pasien Rujukan Obstetri menurut

umur,ANC,perujuk,asal rujukan dan lama

rawatan...

27

Tabel 2 Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Diagnosa

Rujukan Obstetri...

Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Waktu

Tanggap………..………

Distribusi Pasien Rujukan Obstetri Menurut Jenis

Tindakan Obstetri...

Hubungan Umur Pasien Rujukan Obstetri dengan

Luaran Ibu.... ………..

Hubungan Umur Pasien Rujukan Obstetri dengan

Luaran Ibu ...

Hubungan Kunjungan Ante Natal Care dengan

(12)

EVALUASI KASUS RUJUKAN OBSTETRI DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012

Siburian Pantas Saroha, Lumbanraja SN, Effendi IH,

Dina Sarah, Haryono HL, Luther David

Program Magister Kedokteran Klinik Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara

Indonesia, May 2014

ABSTRAK

Tujuan : Untuk mengevaluasi kasus rujukan obstetri di RSUD Dr. Pirngadi Medan sejak tanggal

1 Januari – 31 Desember 2012.

Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan data

sekunder dari catatan rekam medik kasus rujukan obstetri yang masuk ke Instalasi Gawat

Darurat Obstetri di RSU Dr. Pirngadi Medan.

Hasil Penelitian : Kasus rujukan obstetri berdasarkan umur 74,7% berada pada umur 20 – 35

tahun dengan kunjungan antenatal 62,6% ≥ 4 kali, lebih banyak dirujuk oleh dokter (51,7%), asal rujukan umumnya dari kota Medan. Sedangkan diagnosa rujukan obstetrik yang terbanyak

adalah distosia persalinan (25,3%).Waktu tanggap yang diberikan oleh tenaga medis di RSUD

Dr. Pirngadi terhadap rujukan obstetri umumnya ≤ 5 menit (94,5%). Jenis tindakan obstetri sebagian besar banyak dilakukan dan kelompok lama rawatan kasus rujukan obstetrik sebagian

besar dilakukan tindakan seksio sesaria (64,4%), dan lama rawatan pada kelompok ≤ 3 hari (58,9%) hampir seluruhnya (92,5%) ibu hamil yang dirujuk luarannya tetap dalam keadaan

hidup.

(13)

Kata Kunci : Rujukan Obstetri, Waktu Tanggap, Jenis Tindakan Obstetri, Luaran Ibu

REFERRAL OBSTETRIC CASES EVALUATION AT DR. PIRNGADI GENERAL

HOSPITAL MEDAN JANUARY 1ST TO DECEMBER 31ST

2012

Siburian Pantas Saroha, Lumbanraja SN, Effendi IH,

Dina Sarah, Haryono HL, Luther David

Master Program of Clinical Medicine Medical Faculty of Sumatera Utara University

Indonesia, May 2014

ABSTRACT

Objective: To evaluate referral obstetrical cases at Dr. Pirngadi General Hospital Medan from

January 1st to December 31st 2012.

Design: This study was a descriptive analytic with secondary data from medical record of

referral obstetrical cases that arrived to the Obstetrics Emergency Room at Dr. Pirngadi General

Hospital Medan.

Results: Referral obstetrical cases based on age was 74.7 % at 20-35 years with 62.6 % of

antenatal visits ≥ 4 times, majority referred by physicians (51.7 %), source of referral generally from Medan. While the majority of diagnosis of obstetric referral is dystocia (25.3 %). Response

time given by medical personnel at the Dr. Pirngadi hospital to obstetric referral generally ≤ 5 minutes (94.5 %). Obstetrical approach mostly done and the group of length of stay of referral

obstetrical cases mostly terminated by cesarean section (64.4 %), and group of length of stay ≤ 3 days (58.9 %) was almost entirely (92.5 %) maternal referred with alive outcome.

Conclusion: There is a significant relationship between maternal age and maternal outcomes.

There is no significant relationship between maternal antenatal care with outcomes. There is no

significant relationship between response times with maternal outcomes.

Keywords: Obstetrics Referral, Response Time, Type of Obstetrics Approach, Maternal

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Di seluruh dunia, diperkirakan 529.000 ibu meninggal karena komplikasi

kehamilan dan persalinan, dan satu ibu meninggal setiap menit.1 Indonesia salah satu

negara yang masih berjuang menurunkan angka kematian ibu atau Maternal Mortality

Rate (MMR). MMR Indonesia tidak menunjukkan penurunan yang signifikan dalam 15

tahun terakhir, angkanya diperkirakan mencapai 225 pada tahun 2000. Kementerian

Kesehatan melansir data survei bahwa pada tahun 2007 lalu Angka Kematian Ibu (AKI)

berada pada angka 228. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2008 AKI pada tahun

2010 angka kematian ibu justru meningkat ke angka 390 dan menurut data Suvei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu menjadi

359. Menurut Millenium Development Goals (MDGs) saat ini Indonesia menargetkan

pencapaian angka 102 untuk MMR pada tahun 2015.1,2,3,9

Menurut penelitian Agustina periode 1 Januari 1999 – 31 Desember 2003 di

RSUD Dr. Pirngadi Medan, terdapat 7071 persalinan dengan kelahiran hidup 6689 dan

(15)

Dalam jangka waktu 5 tahun (2003 – 2008) di RSUP. H. Adam Malik dan RSUD.

Dr. Pirngadi Medan ditemukan masing – masing 23 dan 53 kasus kematian maternal

diantara 1774 dan 4120 kelahiran hidup.5

Angka kematian kematian maternal di RSUP. H. Adam Malik Medan selama

tahun 2008 – 2010 sebanyak 27 orang, dengan rincian tahun 2008 sebanyak 10 orang,

tahun 2009 sebanyak 6 orang dan tahun 2010 sebanyak 10 orang. 6,7

Menurut McCarthy dan Maine dalam satu studi yang mengemukakan faktor –

faktor risiko penyebab kematian ibu, yang dipublikasi dalam judul “A framework for

analyzing the determinants of maternal mortality, menyebutkan faktor – faktor risiko

tersebut terbagi atas: (1) faktor jauh yang meliputi: pendidikan ibu dan pekerjaan suami,

(2) faktor antara yang meliputi: usia ibu, paritas, tempat tinggal, status rujukan, jumlah

kunjungan antenatal care (ANC), jarak kehamilan, penolong persalinan pertama, tempat

persalinan, dan riwayat penyakit ibu, (3) faktor hasil yang meliputi: jenis persalinan,

komplikasi dalam kehamilan, komplikasi persalinan, dan kompikasi pada masa nifas.4,8

Unicef menemukan bahwa perawatan pada kesehatan primer hanya dapat

mengurangi angka kematian sekitar 20%. Sebaliknya, sistem perujukan yang efektif

bisa mengurangi angka kematian sekitar 80%. Juga terungkap bahwa karena banyak

keterlambatan dalam proses rujukan, 80% kematian ibu terjadi di rumah – rumah sakit

(16)

Beberapa penelitian tentang evaluasi kasus – kasus rujukan obstetri sebelumnya

dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Cipto Mangunkusumo –

Jakarta dari Januari – Desember 2008 dengan hasil penelitian terdapat 5500 kasus

rujukan kebidanan (79,8 % dari keseluruhan kasus) dan 30,1 % kasus melahirkan

secara vaginal dan 15 kasus kematian ibu (0,2 %) dengan penyebab langsung atau tak

langsung.1

Dari Januari – Desember 2007, terdapat sejumlah kasus perujukan yang masuk

ke bagian kedaruratan obstetrik di RSUD Dr. Pirngadi Medan dimana dari 162 sampel

penelitian dengan 154 kasus nyaris mati dan 8 kasus kematian.4,9

Penelitian yang memberikan gambaran demografi kasus rujukan obstetri di

RSUD Dr. Pirngadi Medan dari segi jumlah dan variasi kasus rujukan obstetri, kasus

kematian ibu yang berhubungan dengan proses rujukan obstetrik belum pernah

dilakukan, dimana RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah salah satu pusat rujukan tingkat

propinsi di Sumatera Utara. Kasus rujukan obstetri sangat perlu untuk di analisa untuk

melihat apakah ada kendala dalam proses penerimaan dan penanganan kasus rujukan

obstetri serta hubungannya terhadap luaran ibu.4

Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk mengevaluai kasus-kasus obstetri yang

dirujuk ke RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan harapan akan dapat memberikan data

dan informasi tambahan tentang kasus-kasus rujukan obstetri sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil langkah- langkah kebijakan dan penanganan dalam

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana

luaran ibu kasus rujukan obstetri yang datang ke RSUD Dr. Pirngadi sejak tanggal 1

Januari – 31 Desember 2012 ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengevaluasi kasus rujukan obstetri di RSUD Dr. Pirngadi Medan sejak

tanggal 1 Januari – 31 Desember 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi kasus rujukan obstetri menurut umur dan ANC (Ante

Natal Care).

2. Untuk mengetahui distribusi kasus rujukan obsteri menurut perujuk, asal rujukan

dan lama perawatan.

3. Untuk mengetahui distribusi kasus rujukan obstetri menurut waktu

tanggap,diagnose rujukan obstetric, jenis tindakan obstetri dan luaran ibu.

4. Untuk mengetahui hubungan umur pasien rujukan obstetric dengan luaran ibu.

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh informasi dan menambah pengetahuan bagi peneliti

tentang kasus – kasus rujukan obstetri di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

b. Bagi tempat penelitian di RSUD Dr. Pirngadi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan data bagi RSUD Dr.

Pirngadi Medan dalam mengambil langkah – langkah dan kebijakan

menekan angka kematian Ibu yang masih tinggi.

c. Bagi instansi pendidikan FK USU Medan

Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi informasi data tambahan untuk

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rujukan dan Angka Kematian Ibu Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia lambat disebabkan beberapa faktor

seperti :4,10

• Persalinan di rumah masih tinggi sekitar 70 %

• Rujukan yang terlambat masih sering terjadi

• Pendekatan kuratip – reaktip terhadap komplikasi persalinan ternyata tidak cukup untuk dapat menurunkan jumlah kematian ibu dan angka kematian ibu.

Dalam pengertian operasional sistem rujukan paripurna terpadu adalah suatu

tatanan dimana berbagai komponen dalam jaringan pelayanan kebidanan berinteraksi

timbal balik dari pelayanan dasar, Puskesmas PONED, RS PONEK, Bidan di desa,

Dokter/Bidan Puskesmas, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak sehingga

penggunaan sumber daya kesehatan akan efektif dan efisien, serta biaya yang

sesuai.11,12

Rochyati P (2004), mengatakan bahwa sistem rujukan paripurna terpadu

kabupaten/kota adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan

tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul secara horizontal

(20)

Sistem rujukan paripurna terpadu ini mempunyai tujuan umum :

a. Menjembatani pelayanan dasar di pedesaan dengan pusat rujukan sehingga

kesenjangan antar fasilitas kesehatan akan dapat dihilangkan.

b. Meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan efisien dan efektif.

Tujuan yang khusus dari rujukan paripurna adalah:

a. Dari segi program :

1. Mendapat dukungan Pemda/Pemko untuk manajemen kesehatan dan non

kesehatan dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Desa Siaga.

2. Meningkatkan Rujukan terencana dan Rujukan tepat waktu.

b. Dari segi Operasional

1. Mengenal Ibu risiko tinggi (risti) yaitu Gawat Obstetrik (GO) 15 – 20 % dari

seluruh ibu hamil ataupun Gawat Darurat Obstetrik (GDO) 5 %.

2. Menyamakan persepsi, langkah dan prilaku paradigma sehat dengan

pencegahan proaktif antisipatif terhadap komplikasi persalinan dan

kematian/kesakitan ibu dan atau bayi.

(21)

2.1.1. Rujukan Obstetri

Konsep dari rujukan ini berdasar pada :

1. Strategi pendekatan risiko dan Primary Health Care (WHO,1978).

2. Safe Motherhood Initiative (Nairobi,1987), upaya keselamatan ibu dan

bayi baru lahir.

3. Making Pregnancy Safer (WHO, 2000)4,14

Dalam praktek sehari – hari, rujukan ibu hamil dapat dilakukan dengan

a. Rujukan Dini Berencana (RDB) yaitu rujukan ibu risiko tinggi yang

disiapkan/direncanakan jauh sebelum hari persalinan oleh tenaga kesehatan

(Nakes), Bumil-Keluarga ke Puskesmas PONED atau ke RS. PONEK.

Hal ini bertujuan sebagai :

1. Pengendalian, pencegahan proaktif antisipatif terhadap prediksi penyulit

persalinan.

2. Kesiapan mental, biaya, transportasi.

3. Persalinan aman : ibu dan bayi selamat.

b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), ditujukan bagi ibu dengan riwayat obstetrik yang

jelek. Pada saat hamil dirujuk untuk mengetahui penyebab kegagalannya,

menjelang proses persalinan dirujuk lagi untuk mengelola proses persalinannya,

karena rahim akan lebih aman sebagai alat transportasi yang baik dan inkubator

(22)

c. Rujukan Tepat Waktu (RTW)

Pada saat ini sudah terjadi GDO (Gawat Darurat Obstetrik), memerlukan

pelayanan emergensi di mana pra tindakan kadang memerlukan stabilisasi pasien,

perawatan RS lebih lama dan mahal. Bila tepat dan semua fasilitas lengkap maka ibu

dan bayi selamat.

Tersedianya fasilitas rujukan bagi ibu hamil berisiko merupakan salah satu upaya

menurunkan angka kematian ibu (AKI). Penerapan sistem rujukan merupakan bagian

penting dalam pelaksanaan program Safe Motherhood ataupun MPS ( Making

Pregnancy Safer ) demikian pula dalam mencapai target MDGs 2015. Program –

program ini semuanya bertujuan memperbaiki kesehatan maternal yang saat ini masih

terpuruk. Dalam perbaikan kesehatan maternal perhitungan angka kematian lebih

mudah daripada kita menghitung angka kesakitan.4,15

Pada artikel Maternity Referral System in Developing Countries, Murray dan

Pearson (2005) menjelaskan bahwa penerapan sistem rujukan merupakan elemen

penting dalam mensukseskan Program Safe Motherhood di negara berkembang.

Sistem rujukan harus dipertimbangkan sebagai komponen penting dari sistem

kesehatan secara global.16,17,18,19

2.1.2. Jenjang Rujukan

Dalam keadaan penderita mengalami kedaruratan, hirarki tingkat pelayanan

kesehatan sehubungan dengan komponen atau unsur pelayanan kesehatan adalah

(23)

1. Tingkat Rumah Tangga

Pelayanan yang dilakukan adalah berbagai upaya pelayanan kesehatan dasar

yang dapat dilakukan oleh individu atau keluarga sendiri. Pada kenyataannnya,

para keluarga dapat melakukan pencarian pelayanan langsung ke berbagai

pelayanan kesehatan yang ada.

2. Tingkat Masyarakat

Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan kegiatan swadaya

masyarakat dalam rangka menolong diri mereka sendiri.

3. Tingkat Pertama Fasilitas Pelayanan

a. Pada tingkat ini, fasilitas pelayanan kesehatan berupa :

1. Puskesmas, puskesmas pembantu termasuk balai pengobatan, dan balai

kesehatan ibu dan anak.

2. Rumah bersalin.

3. Praktek dokter, prakter dokter gigi, dan praktek dokter berkelompok.

4. Dokter keluarga.

5. Apotek, toko obat berijin, dan optik.

6. Pengobat tradisional

b. Tingkat rujukan antara/interfase

(24)

4. Tingkat Kedua (Sekunder) Fasilitas Pelayanan Kesehatan di tingkat

Kabupaten/Kota.

5. Tingkat Ketiga (Tersier) Fasilitas Pelayanan Kesehatan di tingkat

Propinsi.1,12,13,16

2.2. Statistik Rujukan di berbagai pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian di Republik Honduras, Ohama et al.(2004) menemukan bahwa

dari 25 unit pelayanan kesehatan, tercatat rata-rata angka rujukan kasus nasional

sebesar (15,8 %), regional (4%), di wilayah rumah sakit daerah (2,8 %), dan pada unit

pelayanan kesehatan dasar sebesar (0,8%). Sistem rujukan berkembang tidak

memuaskan, disebabkan antara lain : rendahnya angka rujukan pada semua tingkat

pelayanan. Fenomena rujuk potong kompas (by pass phenomena) di rumah sakit

tingkat menengah. Demikian juga kesalahpengertian tenaga kesehatan tentang

terminologi rujukan.20,21,22

Departemen Kesehatan (2008 ), membuat strategi khususnya strategi

operasional rujukan dengan membentuk rantai kerjasama antara Pemerintah,

Organisasi Profesi (IDI,IBI,POGI,Organisasi wanita,LSM) dan peran serta masyarakat

sehingga diharapkan dapat mempercepat penurunan AKI dan mengatasi hambatan –

hambatan dalam mendeteksi dan penanganan obstetri resiko tinggi. Sehingga

diharapkan dengan estimasi (taksiran) kehamilan resiko tinggi (bumil risti) adalah 15 –

(25)

Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian maternal dan

neonatal dibanyak negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya

pertolongan yang difokuskan pada periode intrapartum. Fokus penanganan pada

periode intrapartum ternyata berhasil di Thailand sehingga pada tahun 1984 AKI hanya

50/100.000 kelahiran hidup, Malaysia dan Sri Lanka pada tahun yang sama AKI

berkurang 50 % dari sebelumnya. Keberhasilan ini ternyata dicapai dengan berbagai

upaya dan faktor pendukung jangka panjang seperti pelatihan tenaga kesehatan dan

pelayanan kesehata rujukan yang disertai jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan,

sistem jaga mutu, dan perbaikan sistem kinerja serta manajemen informasi yang baik.16

Pitchforth, E,et al 2007, mengatakan bahwa sisi baik dari pelayanan intra partum

adalah pelayanan yang tidak membutuhkan perubahan radikal pada sumberdaya dan

proses pelayanan tetapi lebih pada pemilihan periode kritis yang akan membawa

dampak bermakna terhadap upaya penurunan AKI dan mengedepankan akses serta

kualitas pelayanan pada daerah atau negara dengan sumber daya terbatas.10

Para Ahli percaya bahwa fokus pada periode intrapartum diharapkan dapat

mencapai target AKI dibawah 200/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Fokus

periode intrapartum perlu dukungan 24 jam pelayanan di fasilitas kesehatan rujukan.

Yang tidak dapat dipungkiri adalah masih adanya fasilitas rujukan yang belum dapat 24

jam melayani pasien serta perilaku tenaga kesehatan yang belum paham sepenuhnya

(26)

Apabila kita menekankan periode intrapartum maka kita harus paham betul dan

menghayati pengertian sistem rujukan dalam bidang obstetri karena rujukan bukan

sekedar mengirim pasien ke rumah sakit tetapi harus tahu apa konsekuensinya secara

keseluruhan.10,16

Keefektifan RTW (Rujukan Tepat Waktu) atau fokus pada proses intra partum

telah dibuktikan di beberapa Negara seperti Sri Lanka, Thailand dll.

Murray SF dkk (2001) mengatakan bahwa untuk mencapai sistem rujukan yang efektif

perlu suatu instrument :

1. Adanya Pusat Sistem Rujukan yang baik

2. Komunikasi 2 arah secara lisan maupun tulisan

3. Transportasi yang tersedia dan terencana.

4. Protokol yang disepakati untuk deteksi dini adanya penyulit

5. Tenaga yang terlatih

6. Kerjasama tim antar tingkat referral(rujukan)

7. Sistem catatan rekam medik yang seragam

8. Mekanisme yang jelas sehingga tidak ada bypass dalam sistem rujukan seperti

informasi yang jelas tentang arti rujukan, biaya dll

Delapan instrumen ini hanya sebagai pemandu saja, dimana pada

pelaksanaannya untuk tiap daerah tidak sama dalam kombinasi instrumen ini.13

Pembe AB dkk (2010) dalam penelitiannya di Tanzania tentang efektifitas dalam

(27)

Pemerintah Indonesia pada tahun 2006, melalui SK Menkes

No.331/MenKes/SK/V/2006 tentang Renstra Depkes 2005 – 2009 diantaranya

menjelaskan bahwa strategi pemantapan rujukan melalui :

1. Reorientasi Dinkes/RS Kabupaten/Kota

2. Perbaikan Mutu Pelayanan Klinik dan Non Klinik

3. Mobilisasi sumber daya

4. Perbaikan sistem jaringan informasi, rujukan serta Manajemen

5. Perbaikan Manajemen Dinkes Kab/Kota/Rumah Sakit

6. Pelatihan

7. Monitoring, Evaluasi, Perbaikan

8. Perbaikan koordinasi inter-sektoral

9. Kesinambungan kelembagaan

10. Penyusunan Kesepakatan strategi manajemen.

Pada tahun 2008, melalui Kepmenkes no :828/Menkes/SKIX/2008, dijelakan secara

rinci tentang defenisi operasional apa yang harus dicapai dalam melayani ibu hamil,

melahirkan serta nifas, mulai dari langkah kegiatan serta target yang harus dicapai.26

Murray SF, Pearson FC (2006), kunci untuk mencapai sukses dalam sistem rujukan

amat kompleks, walaupun telah terbukti bahwa ada keuntungan bila seorang wanita

dengan penyulit persalinan, dapat dengan cepat mencapai pusat pelayanan yang

optimal. Dalam prakteknya sistem rujukan sampai saat ini belum baik dalam pencatatan

(28)

perlu di dukung penelitian sosial dan klinik untuk menutup kesenjangan dan kelangkaan

literatur. Walaupun sistem rujukan dapat dibuat universal tetapi patut juga sistem

rujukan dengan memperhatikan faktor lokal seperti kondisi geografis, budaya, sosio

ekonomi, agama dll.16,19,32

Hussein J dkk (2010) menjelaskan lebih lanjut mengenai defenisi 3 terlambat

yang dikemukakan Tahddeus & Maine pada 1994, pada fase I dipengaruhi juga oleh

jarak dan dana yang dipunyai pasien. Pada fase II menyangkut faktor transportasi dan

biaya serta sistem komunikasi. Sedangkan fase III adalah paling kompleks karena

menyangkut pelayanan persalinan seperti sumber tenaga, perilaku/moralitas dan

ketrampilan tenaga kesehatan, perlengkapan alat, obat, dan kemudahan mendapatkan

darah, serta struktur manajemen yang mengelola rumah sakit. Fase ke-3 terlambat ini

yang amat berpengaruh dalam sistem rujukan, karena pelaksanaannya amat

kompleks.15,16,23,29

Proses rujukan antara pelayanan tingkat dasar dan tingkat lanjut di daerah

pedesaan sering ditemukan masalah yang kompleks. Macintyre dan Hotchkiss (1999)

menguraikan bahwa masalah dalam proses rujukan meliputi mutu pelayanan yang

kurang baik, ketersediaan tenaga yang terampil yang rendah. Begitu juga suplai obat

dan peralatan diagnosa medis yang tidak cukup, serta infra struktur komunikasi, dan

(29)

2.3. Kerangka Teori

KEHAMILAN

DENGAN

RESIKO

HAMIL

ANC/PERIKSA

KEHAMILAN

RUJUKAN

OBSTETRI

RUMAH SAKIT RUJUKAN

OBSTETRI

-

IBU HIDUP

(30)

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Variabel Independen

Variabel Dependen Karakteristik demografik pasien rujukan

Karakteristik kasus rujukan obstetri Karakteristik perujuk

Karakteristik Luaran Ibu :

- Hidup

- Meninggal IGD RSUD Dr.Pirngadi :

• Karakteristik Respon Time

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, yakni dengan menggunakan data

sekunder dari catatan rekam medik kasus rujukan obstetri yang masuk ke Instalasi

Gawat Darurat Obstetri di RSU Dr. Pirngadi Medan, kemudian dilakukan analisa

terhadap faktor – faktor karakteristik yang diduga mempengaruhi hasil luaran ibu yang

dirujuk sebagai subjek penelitian yang didapatkan dari data rekam medis tersebut.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tanggal Desember

2013 – April 2014.

3.3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian berasal dari total populasi yang didapatkan dari semua rekam medik

dari ibu hamil yang dirujuk ke RSUD Dr. Pirngadi Medan yang memenuhi kriteria inklusi

(32)

3.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

Semua rekam medik dari ibu hamil, bersalin dan nifas yang dirujuk ke RSU Dr.

Pirngadi Medan dari tanggal 1 Januari – 31 Desember 2012 .

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Semua rekam medis pasien rujukan obstetri yang pulang atas permintaan

sendiri atau pindah ke pusat rujukan lain sebelum mendapat penanganan di

IGD RSUD Dr.Pirngadi Medan.

2. Data rekam medik tidak lengkap.

3.5. Jumlah sampel

Data diambil dari besar populasi dari data rekam medis dari ibu penderita

kelainan obstetri yang dirujuk ke IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tanggal 1 Januari

(33)

3.6. Alur Penelitian

Data Rekam Medik Rujukan Obstetri di RSUD dr.Pirngadi Medan

1 Januari - 31 Desember 2012

INPUT DATA

ANALISA DATA

(34)

3.7. Pengolahan dan Analisa Data

Data dikumpulkan dan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi. Untuk mengetahui hubungan antara variable dilakukan analisa dengan

menggunakan uji chi square atau uji Exact Fisher dengan derajat kepercayaan 95 %

atau p < 0,05.

3.8. Batasan Operasional

1. Rujukan obstetri didefenisikan sebagai pemindahan pasien ibu hamil atau

nifas yang dirujuk oleh dokter atau bidan ke RSUD Dr. Pirngadi menurut

catatan rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2. Perujuk adalah dokter atau bidan yang menerima dan menangani pasien ibu

hamil bersalin dan nifas sebelum dirujuk ke RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3. Diagnosa Rujukan Obsteri mencakup semua jenis diagnosa ibu hamil dan nifas

menurut catatan rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4. Abortus : berhentinya

mengakibatkan kemati

5. Perdarahan antepartum :

6. Perdarahan postpartum : Perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala

III selesai (setelah plasenta lahir).

perdarahan pervaginam setelah 28 minggu kehamilan

(35)

7. Distosia Persalinan : persalinan abnormal/sulit yang disebabkan masalah ibu

seperti panggul sempit,CPD(Cepalo Disproportion), masalah dari janin seperti

malposisi,kelainan letak, gemelli/hamil kembar,bayi besar atau makrosomia.

8. Hipertensi dalam Kehamilan kelainan kardiovaskular yang terjadi sebelum

kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.

9. Infeksi/Sepsis:

10. Previous Seksio Sesaria : seseorang yang telah mengalami tindakan untuk

melahirkan dengan berat badan bayi diatas 500 gram, melalui sayatan dinding

uterus yang masih utuh.

yang dilakukan oleh spesies asing terhadap

organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang/respon sistemik

terhadap infeksi.

11. Preterm Labor : Kontraksi uterus yang regular diikuti dengan dilatasi servik yang

progresif dan atau penipisan servik kurang dari 37 minggu usia gestasi.

12. Kehamilan Ektopik Terganggu : kehamilan yang terjadi dimana telur yang telah

dibuahi berimplantasi di luar endometrium rongga uterus.

13.

14.

Multigravida tua : Seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali dan sedang

hamil pada usia ≥35 tahun.

15.

Post date: merupakan kehamilan yang lewat batas waktu yaitu 294 hari / lebih

dari 42 minggu sejak hari pertma haid terakhir

(36)

16.

17.

Primigravida tua : Seorang ibu yang hamil pertama kali pada usia > 35 tahun.

18.

Penyakit Jantung dalam Kehamilan : Kelainan kardiovaskuler yang terjadi saat

kehamilan atau sebelum kehamilan dan memberat selama kehamilan.

19.

Histerektomi: bedah pengangkatan rahim dari tubuh seorang wanita.

Seksio sesaria :

20. Salpingektomi :

tindakan untuk melahirkan dengan berat badan bayi diatas 500

gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh.

21. Persalinan pervaginam : proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar pengangkatan tabung falopi.

22. Kuretase : Tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim.

23. Manual Plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya

pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual,

artimya dengan melakukan tindakan inflasi dan manipulasi tangan penolong

persalinan yang dimaksukkan langsung kedalam kavum uteri

24. Manual Aid adalah tindakan melahirkan bokong bayi terlebih dahulu melalui

vagina.

25. Repair jalan lahir : tindakan penjahitan pada perlukaan jalan lahir akibat partus

(37)

26. Waktu tanggap adalah waktu antara pasien rujukan obstetri .tiba di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr.Pirngadi dengan kontak pertama dengan petugas

kesehatan/dokter di IGD.

27. Luaran ibu adalah kondisi kesehatan ibu saat hamil, persalinan dan nifas yang

diperbolehkan pulang atau dinyatakan meninggal oleh dokter yang merawatnya.

3.9. Skala Pengukuran Variabel Variabel Independen

• Usia ibu :

< 20 tahun atau > 35 tahun

20 – 35 tahun

• Frekuensi ANC

Jumlah kunjungan ANC < 4 kali

Jumlah kunjungan ANC > 4 kali

• Asal

Medan

Luar Kota Medan

• Penolong Pertama Sebelum dirujuk Dokter

(38)

• Diagnosa kasus rujukan - Abortus

- Pendarahan Antepartum

- Pendarahan Post Partum

- Distosia Persalinan

- Hipertensi dalam Kehamilan

- Infeksi/Sepsis

- Previous Seksio Sesaria

- Preterm labor

- Kehamilan Ektopik Terganggu

- Multigravida tua

- Postdate

- Fetal Distress

- Primigravida muda

- Primigravida tua

- Penyakit jantung dalam kehamilan

• Jenis Penanganan - Histerektomi

- Seksio sesaria

- Salpingektomi

- Persalinan pervaginam

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas dan keberhasilan rujukan di

RSUD Dr. Pirngadi Medan sejak 1 Januari – 31 Desember 2012 diteliti berdasarkan

beberapa aspek karakteristik. Diperoleh Data total populasi rujukan yang memenuhi

kriteria inklusi sebanyak 174 sampel. Gambaran karakteristik pasien berdasarkan

umur, kunjungan antenatal, perujuk, dan asal rujukan dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 1. Distribusi Pasien Rujukan Obstetri menurut umur, ANC, perujuk, asal rujukan dan lama rawatan.

Karakteristik Frekuensi(n) Persentase(%)

Umur (tahun)

Lama perawatan (hari )

≤ 3 97 55,7

>3 77 44,3

(40)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik ibu hamil

berdasarkan umur adalah sebagian besar (74,7%) berada pada kelompok umur dengan

tingkat risiko kehamilan yang relatif rendah yaitu 20-35 tahun.

Berdasarkan kunjungan antenatal, maka sebagian besar pasien (62,6%) telah

melakukan ≥4 kali yang menunjukkan ibu hamil telah melakukan pemeriksaan

kehamilan sesuai dengan anjuran menurut WHO.

Berdasarkan riwayat rujukan, ibu hamil yang datang ke RSUD Dr. Pirngadi

adalah lebih banyak dirujuk oleh dokter (51,7%) dan lainnya adalah oleh bidan

(48,3%). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasien untuk menggunakan tenaga

kesehatan yang lebih profesional untuk penanganan kehamilannya sudah cukup baik.

Asal rujukan umumnya dari kota Medan (80,5%). Hal ini dapat dijelaskan karena

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi berlokasi di tengah Kota Medan dan merupakan

rumah sakit rujukan tertier yang mudah diakses oleh penduduk sedangkan yang

berasal dari luar Kota Medan mempunyai persentase yang rendah karena dapat

disebabkan adanya rumah sakit umum daerah di tiap-tiap kabupaten/kota lainnya yang

merupakan rumah sakit rujukan sekunder.

Berdasarkan lama rawatan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang

dirujuk dirawat ≤ 3 hari (58,9%). Singkatnya lama rawatan dapat karena ibu tidak ada

mengalami komplikasi kehamilan yang memerlukan perawatan dan tindakan lebih

(41)

Tabel 2. Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Diagnosa Rujukan Obstetri

Tabel di atas menunjukkan bahwa diagnosa rujukan obstetrik yang terbanyak

adalah kelompok distosia persalinan (25,3%) dengan rincian yang terbanyak adalah

Distosia Persalinan ec Panggul Sempit (6,3%) dan Distosia persalinan ec. Letak

Lintang (5,2%). Sedangkan lainnya yang terbanyak adalah dengan diagnosa rujukan

Previous sc (21,8%) dan terendah adalah Sepsis (1,1%).

Diagnosa Rujukan Obstetri Frekuensi(n) Persentase(%)

• Distosia Persalinan ec Panggul Sempit 11 6,3

• Distosia persalinan ec. Letak Lintang 9 5,2

• Distosia Persalinan ec Letak Bokong 5 2,9

• Distosia Persalinan ec Malposisi 5 2,9

• Distosia Persalinan (Cepalo Pelvic

Disproportion) 2 1,1

• Distosia Persalinan ec Makrosomia 2 1,1

• Distosia persalinan ec Gemelli 2 1,2

• Distosia persalinan ec.Makrosomia 1 ,6

• Distosia Persalinan ec. Malpresentasi 1 ,6

(42)

Tabel 3. Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Waktu Tanggap

Waktu Tanggap Frekuensi(n) Persentase(%)

≤ 5 menit 166 95,4

5menit 8 4,6

Tabel di atas menunjukkan waktu tanggap yang diberikan oleh tenaga medis di

RSUD Dr. Pirngadi terhadap pasien ibu hamil yang dirujuk umumnya ≤ 5 menit

(94,5%). Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan terhadap pasien ibu hamil dengan

rujukan sudah dilakukan sesuai dengan protap standard pelayanan medis RSUD Dr.

Pirngadi Medan.

Tabel 4. Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Jenis Tindakan Obstetri dan Lama Perawatan.

Distribusi Kasus Frekuensi(n) Persentase(%) Jenis Tindakan Obstetri

Seksio Sesaria 109 62,6

Partus Spontan Pervaginam 33 19,0

(43)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari kasus-kasus rujukan obstetrik yang ada,

sebagian besar dilakukan tindakan Seksio Sesaria (62,6%) dan ada sebanyak 19%

yang dapat melakukan partus spontan pervaginam. Jenis tindakan yang dilakukan

terhadap kasus rujukan obstetric tergantung dari masalah obstetric yang dialami oleh

ibu hamil dengan tujuan mengupayakan keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan.

Tabel. 5. Distribusi Pasien Rujukan Obstetri Berdasarkan Luaran Ibu.

Luaran Ibu Frekuensi(n) Persentase(%)

Hidup 161 92,5

Meninggal 13 7,5

Bila dilihat dari luaran ibu hamil rujukan maka hampir seluruhnya ibu tetap

dalam keadaan hidup (92,5%). Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan

tenaga medis sudah sesuai dengan kondisi ibu hamil yang dirujuk sehingga ibu dapat

diselamatkan.

Tabel 6. Hubungan Umur Pasien Rujukan Obstetri dengan Luaran Ibu

Umur (tahun) Luaran Ibu

NIlai p

Tabel diatas menunjukkan bahwa kematian ibu hamil rujukan lebih banyak pada

kelompok umur < 20 dan >35 tahun (15,9%) dibandingkan dengan kelompok umur 20 -

35 tahun (4,6%). Untuk menganalisa hubungan antara umur ibu hamil dengan luaran

ibu dilakukan uji statistik dengan Continuity Correction karena Chi-square tidak

(44)

hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan luaran ibu. Hal ini menjelaskan

bahwa kelompok ibu hamil rujukan umur <20 tahun dan >35 tahun mempunyai risiko

lebih tinggi untuk terjadinya kematian dibandingkan kelompok umur 20 – 35 tahun.

Tabel 7. Hubungan Kunjungan Antenatal Care dengan Luaran Ibu

Kunjungan Antenatal Care

Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa luaran ibu umumnya hidup (>90%) baik

ibu dengan ANC ≥4 kali dan dengan ANC <4 kali. Hasil analisa hubungan antara

pemeriksaan ante natal dengan luaran ibu dengan uji statistik dengan continiuty

correction maka didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara pemeriksaan antenatal dengan luaran ibu. Pada penelitian ini

mendapatkan bahwa kematian pada ibu dengan ANC ≥ 4 kali disebabkan sebagian

besar oleh adanya kelainan obstetri paska tindakan seperti perdarahan postpartum ec

atonia uteri sedangkan kematian ibu dengan ANC < 4 kali sebagian disebabkan oleh

Hipertensi dalam kehamilan yang sering terjadi pada kehamilan trimester ke tiga dan

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Kasus rujukan obstetri berdasarkan umur 74,7% berada pada umur 20-35 tahun

dengan kunjungan antenatal 62,6% ≥4 kali, lebih banyak dirujuk oleh dokter

(51,7%), asal rujukan umumnya dari kota Medan. Sedangkan diagnosa rujukan

obstetrik yang terbanyak adalah distosia persalinan (25,3%).

2. Rerata waktu respon yang diberikan oleh tenaga medis di RSUD Dr. Pirngadi

terhadap rujukan obstetri umumnya ≤ 5 menit (94,5%).

3. Kasus rujukan obstetrik sebagian besar dilakukan tindakan seksio sesaria

(64,4%), lama perawatan ≤ 3 hari (58,9%).

4. Hampir seluruhnya (92%) ibu hamil yang dirujuk luarannya tetap dalam keadaan

hidup.

5. Luaran ibu yang meninggal lebih banyak pada kelompok umur <20 tahun dan

>35 tahun dibandingkan kelompok umur 20 – 35 tahun dan secara statistik ada

hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan luaran ibu.

6. Persentase luaran ibu yang meninggal sedikit lebih banyak pada ibu dengan

ANC ≥ 4 k ali dibandingkan ANC > 4 kali, namun secara statistik tidak

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pemeriksaan antenatal

(46)

5.2. SARAN

1. Ibu dengan umur <20 tahun dan >35 tahun agar melakukan pencegahan

kehamilan untuk menghindari risiko yang tinggi terjadinya kematian.

2. Perlunya melakukan follow up yang lebih intensif paska tindakan obstetri

terhadap ibu hamil rujukan agar kelainan obstetri yang terjadi dapat diantisipasi

(47)

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnama DI, Madjid OA, Iljanto S. Evaluation of obstetric emergency referral

cases at Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital January - December 2008. Research

Report. Indones J Obstet Gynecol 2008 Oct;34(4):164-169.

2. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta 2009.

3. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2012. Badan Kepala Kependudukan

dan Keluarga Berencana Nasional 2013.

4. Tambunan JN. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian maternal

dan nyaris mati maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan. Tesis pada Bagian

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, Medan 2008.

5. Effendi IH. Prevalensi kematian maternal di RSUP Adam Malik Medan Tahun

2008 – 2010; Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU; 2012.

6. Hanum NS. Karakteristik dan faktor-faktor penyebab kematian maternal dan

perinatal di RSUP Adam Malik dan RSUD Dr Pirngadi Medan Januari 2003 –

2007. Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU, Medan 2008.

7. Badan Pusat Statistik - Statistic Indonesia (BPS) and ORC Macro. Indonesia

Demographic and Health Survey 2002-2003, Claverton, Maryland ,USA : BPS

and ORC Macro, 2003

8. McCarty J, Maine D. A framework for analyzing the determinants of maternal

mortality. Study family plan. 1992.

9. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Departemen Kesehatan Republik

(48)

10. Fibriana AI. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian maternal. Tesis pada

Program Studi Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro, Semarang 2007.

11. Nasution SA. Gambaran penanganan kasus kedaruratan obstetri di RSU

Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan RSU Kisaran Kabupaten Asahan. Tesis

pada Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, Medan 2002.

12. Wahyuningsih HP, Rasjad AS, Wirakusumah FF. Hubungan pengetahuan dan

sikap bidan tentang rujukan kasus obstetri dengan ketepatan rujukan: suatu studi

analisis verifikatif di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Laporan penelitian. Maj

Obstet Ginekol Indones Oct 2009;33(4):205-209.

13. Rochjati P, Rujukan terencana dalam sistem rujukan paripurna terpadu

Kabupaten/Kota, Cetakan I, Airlangga Universisty Press, Surabaya, 2004.

14. Outlook: Keselamatan ibu: Keberhasilan dan tantangan: Edisi khusus:

keselamatan ibu: Januari 1999.

15. UKaid; Accelerating improvement in maternal health: Why reform is needed.

Policy and Discussion Notes. Indonesia Health Sector Review. Aug 2010.

16. Obgynmag. Sistem ruukan pada kasus kebidanan. Majalah Kebidanan dan

Kandungan. Juni 2012.

17. Edson W, Burkhalter B, Harvey S, et al. Safe motherhood studies-timeliness of

in-hospital care for treating obstetric emergencies: United States Agency for

International Development. March 2006.

(49)

19. Khatoon A, Hasny SF, Irahad S, et al. An audit of obstretric referral to Abbasi

Shaheed Hospital. Original Article. Park J Sung 2011:27(4):304-308.

20. Adi NP, Pusponegoro A, Kaban RK. Efektivitas sistem rujukan maternal dan

neonatal di Jakarta Timur. J Indon Med Assoc Nov 2012:62(11):428-434.

21. Zulhadi. Evaluasi sistem rujukan pelayanan kesehatan ibu di Kabupaten

Karimun Propinsi KEPRI Tahun 2012. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

2013.

22. Ijadunola, KT, Ijaudnola MY, Esimai OA, et al. New paradigm old thinking: the

case for emergency obstetric care in the prevention of maternal mortality in

Nigeria. BMC Women’s Health 2010:10(6):1-8.

23. De Vries S, Wllis LA, Maritz D. A retrospecive evaluation of te impact of a

dedicated obstetric and neonatal transport service on transport times within an

urban setting. Int J of Emerg Med 2011.

24. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit. Menteri Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta, 2008.

25. Widyana ED. Evaluasi pelaksanaan rujukan ibu bersalin dengan komplikasi

persalinan oleh bidan desa di puskesmas Sukorejo wilayah Dinas Kesehatan

Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Tesis pada Program Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro; 2011.

26. Bhat PBR, Navada MH, Nagarathma RG, et al. Evaluation of obstetric

admissions to intensive care unit of a tertiary referral center in coastal India.

(50)

27. Almerie Y, Almerie MQ, Matar HE, et al. Obstetric near-Miss and Maternal

Mortality in maternity university hospital, Damascus, Syria : a retrospecitve

study. BMC Pregnancy and Childbirth 2010:10(65):1-6.

28. Bakliwal M. Evaluation of the referral cases from rural areas for a period of 5

years to the obstetric departement of a teaching hospital; Shaden Institute of

Medical Sciences & Post Graduate Research Centre, Heyderabad; Scholars

Research Library;Der Pharmacia Lettre, 2013:5(1):80-82.

29. Togal T, Yucel N, Gedik E, et al. Obstetric admissions to the intensive care unit

in a tertiary care unit in a tertiary referral hospital. Journal of Critical Care

2010;25:628-633.

30. UNICEF. Toward a UNICEF strategies for safe motherhood. A discussion paper

on early inisiative and program action. UNICEF. 1991.

31. Sukmawati FA, Purnami CT, Nugroho RD. Sistem informasi geografis jejaring

rujukan ibu dirujuk dan karakteristiknya di kota semarang tahun 2011. Jurnal

Kesehatan masyarakat 2012:1(2):163-176.

32. Murray SF,Pearson SC, Maternity referral systems in developing countries :

current knowledge and future research needs. Social Science & Medicine.62

(2006) page 2205 -2215.

33. Pembe AB,Carlstedt A, Urassa DP, et al. Effectiveness of maternal referral

system in a rural setting : a case study from Rufiji District, Tanzania.Research

(51)

LEMBAR DATA PASIEN

1. MEDICAL RECORD :

2. NAMA PASIEN :

3. UMUR :

4. FREKWENSI ANC :

5. PERUJUK :

6. DIAGNOSIS RUJUKAN :

7. RESPON TIME :

8. JENIS TINDAKAN OBSTETRI :

9. LAMA PERAWATAN :

(52)
(53)
(54)
(55)

Frequencies

Frequency Table

KLP_Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 7 4,8 4,8 4,8

20-35 tahun 113 77,4 77,4 82,2

>35 tahun 26 17,8 17,8 100,0

Total 146 100,0 100,0

ANC (Kali kunjungan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <4 57 39,0 39,0 39,0

>=4 89 61,0 61,0 100,0

(56)

Perujuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bidan 63 43,2 43,2 43,2

Dokter 83 56,8 56,8 100,0

Total 146 100,0 100,0

Asal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Luar Medan 26 17,8 17,8 17,8

Medan 120 82,2 82,2 100,0

(57)

Frequency Table

Diagnosa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Abortus 5 3,4 3,4 3,4

CPD 6 4,1 4,1 7,5

Distocia Persalin 61 41,8 41,8 49,3

Hipertensi 10 6,8 6,8 56,2

Lain-lain 35 24,0 24,0 80,1

Perdarahan antepa 16 11,0 11,0 91,1

Perdarahan post p 13 8,9 8,9 100,0

Total 146 100,0 100,0

Respon Time (menit)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <=5 138 94,5 94,5 94,5

> 5 8 5,5 5,5 100,0

(58)

Tindakan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kuretase 7 4,8 4,8 4,8

Lain-lain 3 2,1 2,1 6,8

Manual Aid 3 2,1 2,1 8,9

Manual Plasenta 6 4,1 4,1 13,0

Partus Spontan Pervag 27 18,5 18,5 31,5

Repair 2 1,4 1,4 32,9

Salfingektomi 2 1,4 1,4 34,2

Seksio Sesaria 94 64,4 64,4 98,6

Vakum 2 1,4 1,4 100,0

Total 146 100,0 100,0

Lama Rawatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(59)

Luaran Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid EXIT 2 1,4 1,4 1,4

Hidup 144 98,6 98,6 100,0

Total 146 100,0 100,0

Crosstabs

KLP_Umur * Luaran Ibu

KLP_Umur * Luaran Ibu Crosstabulation

Luaran Ibu

Total Exit Hidup

KLP_Umur 20-35 tahun Count 6 124 130

% within KLP_Umur 4,6% 95,4% 100,0%

>35 tahun Count 7 37 44

% within KLP_Umur 15,9% 84,1% 100,0%

Total Count 13 161 174

(60)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6,065a 1 ,014

Continuity Correctionb 4,542 1 ,033

Likelihood Ratio 5,264 1 ,022

Fisher's Exact Test ,021 ,021

N of Valid Cases 174

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,29. b. Computed only for a 2x2 table

ANC (Kali kunjungan) * Luaran Ibu

Crosstab

Count

Luaran Ibu

(61)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,100 1 ,752 1,000 ,630

Fisher's Exact Test 1,000 ,630

N of Valid Cases 146

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78. b. Computed only for a 2x2 table

Diagnosa kasus Rujukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Distosia Persalinan (Cepalo Pelvic Disproportion)

2 1,1 1,1 5,2

Distosia Persalinan Makrosomia

(62)

Distosia Persalinan (Letak Gemelli + Letak lintang

(63)

Hipertensi dalam

Ketuban Pecah Dini + Fetal Distres

1 ,6 ,6 39,1

Lain - lain (Posdate) 1 ,6 ,6 39,7

Lain - lain (Primigravida ) 1 ,6 ,6 40,2

Lain - lain (Primigravida muda )

1 ,6 ,6 40,8

Lain -lain (Anemia dalam kehamilan)

1 ,6 ,6 41,4

Lain -lain (Fetal Distres) 1 ,6 ,6 42,0

Lain -lain (Multigravida tua) + susp.Ca Cervix

2 1,1 1,1 43,1

(64)

Lain-lain (Multigravida tua) 3 1,7 1,7 48,9

Multigravida + Penyakit Jantung

1 ,6 ,6 52,9

Partus Tak Maju a/I CPD 2 1,1 1,1 54,0

Partus Tak Maju ec.CPD 2 1,1 1,1 55,2

(65)

Perdarahan Ante Partum (Plasenta Previa )

1 ,6 ,6 59,8

Perdarahan Ante Partum (Plasenta previa + KJDK)

1 ,6 ,6 60,3

Perdarahan Ante Partum ec Plasenta previa

Perdarahan Post Partum ec.Atonia Uteri

2 1,1 1,1 66,1

Perdarahan Post Partum (Retensio Plasenta)

1 ,6 ,6 66,7

Perdarahan Post Partum ec Atonia uteri

1 ,6 ,6 67,2

(66)

Perdarahan Post Partum

PPH ec Retensio plasenta ec Plasenta akreta

Previous SC 2x a/I panggul sempit

1 ,6 ,6 98,9

Rerdarahan Post partum ec Retensio Plasenta

1 ,6 ,6 99,4

Retensio Plasenta 1 ,6 ,6 100,0

Gambar

Tabel 1 Distribusi
Tabel 1. Distribusi Pasien Rujukan Obstetri menurut umur, ANC, perujuk, asal rujukan dan lama rawatan
Tabel 2. Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut  Diagnosa Rujukan Obstetri
Tabel 4. Distribusi Kasus Rujukan Obstetri Menurut Jenis Tindakan Obstetri dan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kajian tentang pengaruh suhu vulkanisasi dan pembebanan pengisi pada pembuatan film lateks karet alam berpengisi selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan

Ayat (1) Penyebarluasan Undang-Undang yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dilakukan secara bersama-sama oleh DPR dan Pemerintah. Ayat (2)

The oral reports are fashioned after the 10- to 15-min oral presentations given at scientific meetings; students present relative bac kground information, methodology, results, and

Meneruskan Informasi dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI perihal permintaan data terkait kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, bahwa BPK akan.

Dari bacaan diatas berilah saran yang sesuai dengan pernyaatn diatas1. Sebutkan bagian-bagian surat dari awal

In this contribution we link a regular spaced (8-day interval) time series of MODIS-Landsat fused imagery via the STARFM algorithm (Gao et al, 2006) for a period of 7.5 years

kisi instrumen final yang digunakan untuk mengukur variabel.

Dari asumsi tersebut Honneth menyatakan bahwa ada sebuah rasio universal yang selalu menyediakan kemungkinan bagi terealisasinya aktualisasi-diri subjek dalam masyarakat