ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Oleh :
SAGITA DARYONO 0612010114/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia) Yang Diajukan Oleh
SAGITA DARYONO 0612010092/ FE/EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 Mei 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Kustini, MSi. Drs. Ec. H. R. A. Suwaidi, MS
Sekretaris
Dra. Ec. Kustini, MSi. Anggota
Wiwik Handayani, SE., Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)
Yang Diajukan Oleh
SAGITA DARYONO 0612010092/ FE/EM
disetujui untuk ujian Skripsi oleh:
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Kustini, MSi Tanggal : ……….
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada
Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia), dapat
diselesaikan dengan baik dan dengan kesungguhan hati.
Penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit sekali bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan
yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati
untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Kustini, M.Si, Sebagai Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.
6. Ucapan terima kasih kepada Keluargaku, Bapak dan Ibu yang senantiasa
memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil dengan tulus
ikhlas.
7. Untuk Teman – teman kantor RAPP terima kasih atas dukungan dan
supportnya selama ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik
untuk mendalaminya di masa yang akan datang.
Surabaya, April 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Pasar Modal ... 10
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal... 10
2.2.1.2. Macam-macam Pasar Modal... 11
2.2.1.3. Para Pelaku Pasar Modal... 14
2.2.2. Laporan Keuangan ... 21
2.2.2.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan ... 22
2.2.2.3. Tujuan Laporan Keuangan... 23
2.2.2.4. Manfaat Laporan Keuangan... 23
2.2.2.5. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 25
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan ... 28
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 28
2.2.3.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 29
2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan... 30
2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 31
2.2.3.5. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan ... 32
2.2.4. Saham ... 38
2.2.4.1. Pengertian Saham ... 38
2.2.4.2. Jenis-jenis Saham ... 38
2.2.5. Return Saham ... 41
2.2.6. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Return Saham . 42 2.2.7. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham... 43
2.2.8. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham ... 43
2.3. Kerangka Konseptual ... 43
2.4. Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 47
3.2.1. Populasi ... 49
3.2.2. Sampel ... 50
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 52
3.3.2. Pengumpulan Data ... 52
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 52
3.4.1. Uji Normalitas ... 52
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 53
3.4.3. Regresi Linier Berganda ... 55
3.4.4. Uji Hipotesis ... 56
3.4.4.1 Uji t atau Uji Parsial ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Properti ... 58
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61
4.2.1. Rasio Likuiditas (X1) ... 61
4.2.2. Rasio Leverage (X2) ... 63
4.2.3. Rasio Profitabilitas (X3) ... 64
4.2.4. Return Saham (Y) ... 66
4.3. Analisis Data ... 67
4.3.1. Uji Normalitas ... 67
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.4. Pengujian Hipotesis... 74
4.3.4.1. Uji t ... 74
4.4. Pembahasan ... 76
4.4.1. Pengaruh Variabel Likuiditas (X1) Terhadap Return Saham ... 76
4.4.2. Pengaruh Variabel Leverage (X2) Terhadap Return Saham ... 77
4.4.3. Pengaruh Variabel Profitabilitas (X3) Terhadap Return Saham ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1. Kesimpulan ... 80
5.2. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data Tingkat Return Saham Perusahaan Properti Yang Go Publik
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 s/d 2008 ... 5
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data : Currrent Ratio (X1) Periode 2006 - 2008 ... 62
Tabel 4.2. Rekapitulasi Data : Debt To Equity Ratio (DER) (X2) Periode 2006 - 2008 ... 63
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data : Return On Assets (ROA) (X3) Periode 2006 - 2008 ... 65
Tabel 4.4. Rekapitulasi Data : Return Saham (Y) Periode 2004 - 2008 ... 66
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ... 68
Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 70
Tabel 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71
Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 73
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konseptual... 45
Gambar 3.1. Gambar 3.1. Kurva Durbin Watson ... 54
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE
DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)
Sagita Daryono
Abstraksi
Tujuan utama perusahaan yang mencari keuntungan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi. Dipilihnya perusahaan Properti sebagai sampel dikarenakan Bisnis ini tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat memenuhinya. Selain itu kebutuhan properti akan terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini disebabkan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan industri. Oleh karena itu investor yakin bahwa dana yang di investasikan dalam bentuk saham akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah likuiditas, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.
Sampel penelitian ini adalah 6 perusahaan Properti yang terdaftar pada BEI pada tahun 2006-2008. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruhnya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Likuiditas dan Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Properti yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Properti yang Go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini
setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap
fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan
efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang
dihadapi. Tujuan utama perusahaan yang mencari keuntungan biasanya
mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham.
Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return
tertentu dengan resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang
diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan
harga saham semakin tinggi.
Menurut Jogiyanto, (2000:109) Return saham merupakan
pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan
dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang rasional,
tentunya hasil pengembalian saham perlu diperhatikan sehingga
keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau guna memperoleh
kepastian bisnis.
Para pelaku bisnis (Investor) dan pemerintah dalam pengambilan
perusahaan. Investor membutuhkan informasi mengenai perusahaan
sebagai dasar analisis bagi keputusan investasinya.
Sumber informasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan sehubungan dengan pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pihak manajemen adalah dengan melihat laporan
keuangannya. Melalui laporan keuangan tersebut pihak yang
berkepentingan dapat mengetahui kinerja keuangan manajemen. Karena
dalam laporan keuangan tersebut berisi informasi yang menyangkut
posisi dan kinerja keuangan. Akan tetapi hanya dengan melihat laporan
keuangan saja belum cukup untuk menilai kinerja keuangan manajemen
perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap
laporan keuangan tersebut, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui kelebihan dan kelemahan yang dihadapi oleh manajemen
perusahaan dalam bidang keuangan.
Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum
digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan.
Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. (Munawir,
2000 : 64).
Menurut Sutrisno (2003:247-254) ada beberapa cara
menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. Pada penelitian ini Rasio Likuiditas di proksikan
dengan Current Rasio, dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat
keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
ditagih, dengan makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin
besar kemampuan untuk membayar deviden (Riyanto, 1998 : 267).
Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa Current
Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan
(return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio berpengaruh terhadap
Return Saham.
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada
penelitian ini Rasio leverage di proksikan dengan Debt to equity ratio,
dengan rasio ini kita dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian
modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage
yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih
perusahaaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah
bunga pinjaman yang dibayar mempengaruhi hubungan antara return
atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri.
Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan (Debt on equity
dan debt to equity ratio) secara bersama-sama mempunyai pengaruh
signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan
bahwa Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Return Saham.
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Pada penelitian
ini Rasio Profitabilitas di proksikan dengan Return on Assets, dengan
rasio ini kita dapat mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen)
perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on
total assets, return on equity, return on investment. Semakin tingginya
rasio ROA maka semakin baik posisi keuangan perusahaan hal ini
akan berpengaruh terhadap Return Saham. Penelitian yang dilakukan
oleh Suharli (2005) menunjukkan bahwa variabel investasi yang diukur
dari aktiva tetap (bersih) operasi dapat digunakan untuk memprediksikan
Retun Saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh
terhadap Return Saham.
Dipilihnya perusahaan Properti sebagai sampel dikarenakan
Bisnis ini tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia
terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini disebabkan
melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan
industri. Oleh karena itu investor yakin bahwa dana yang di investasikan
dalam bentuk saham akan memperoleh return (tingkat pengembalian)
sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Investor akan sangat senang
apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke
waktu.
Berikut ini merupakan data tingkat return saham perusahaan
properti selama peride 2006 – 2008, yang dapat disajikan pada tabel 1.1,
sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Tingkat “Return Saham” Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006 – 2008
No Nama Perusahaan Tahun Return Saham 1 PT. Ciputra Development, Tbk 2006 1.49
Berdasarkan tabel. 1.1. terlihat bahwa tingkat retun saham
perusahaan property selama periode 2006 - 2008, sebagian besar
perusahaan mengalami penurunan, sehingga menyebabkan investor ragu
dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut.
Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah
memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan
risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk
meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para
pemegang saham. (Suharli 2005). Investor akan sangat senang apabila
mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.
Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return
tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat
pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perbankan. Hal
ini sesuai dengan teori investasi oleh Widiatmodjo (2000:84). Seorang
investor akan dihadapkan pada dua macam risiko yaitu risiko
fundamental dan risiko pasar. Risiko fundamental dapat diketahui dengan
melihat kebijakan keuangan emiten yaitu leverage keuangan.
Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas terhadap
Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan
suatu masalah, yaitu :
1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari rasio likuiditas terhadap return
saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk membuktikan pengaruh dari rasio leverage terhadap return
saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh dari rasio profitabilitas terhadap return
saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek
8
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi
alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh dari rasio
likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap return saham.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan
masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
3. Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan
teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor –
faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan
oleh :
1. Suharli (2005)
Judul penelitian : “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang
Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food and Beverage di
Bursa Efek Jakarta”
Perumusan Masalah : Apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio
dan Beta terhadap Return Saham Pada Industri Food and Beverage di
Bursa Efek Jakarta”.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan : Bahwa ada pengaruh
Debt to Equity Ratio dan Beta secara bersama – sama terhadap
Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta,
dan secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap
Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta,
2. Suharli dan Oktorina (2005)
Judul penelitian : “Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi
Pada Equity Securitas Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan
Perumusan Masalah : Apakah ada pengaruh Rasio Profitabilitas,
Likuiditas Dan Hutang terhadap Tingkat Pengembalian Investasi
pada Perusahaan Publik di Jakarta.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan : Bahwa ada pengaruh
Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan Hutang terhadap tingkat
pengembalian investasi pada Perusahaan Publik di Jakarta,
sedangkan secara parsial Rasio Profitabilitas, dan Likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi,
akan tetapi untuk variabel hutang srcara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada Perusahaan
Publik di Jakarta.
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian
sebelumnya adalah sama - sama membahas mengenai faktor – faktor
yang berpengaruh terhadap retun saham, sedangkan perbedaannya yaitu
dari segi variabel, periode penelitian an objek penelitian, maka penelitian
yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai pendukung
penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian
sekarang bukan merupakan duplikasi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal secara umum adalah suatu sitem keuangan yang
terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan
surat-surat berharga yang beredar, dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu
pasar atau tempat yang berupa gedung yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham obligasi dan jenis surat berharga
lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek. (Sunariyah,
2003: 2-3).
Pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrument keuangan (sekurutas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan pemerintah, public euthorities, maupun perusahaan swasta.
(Husnan, 2001: 3).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pasar Modal adalah tempat diperdagangkannya surat-surat
berharga jangka panjang.
2.2.1.2. Macam – Macam Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2003: 13-14) dilihat dari tempat transaksi
jenis-jenis pasar modal terdiri dari:
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah “Penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan
dipasar sekunder”.
Pengertian tersebut manunjukkan, bahwa pasar perdana
sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran
umum) sebelum saham tersebut dicatat di bursa. Harga saham di
pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang
akan go public (emiten), berdasarkan analisa fundamental
perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar
perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan
penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal.
2. Pasar Sekunder (Seconder Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana, jadipasar
sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara
luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.
Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan
penawaran antara pembeli dan penjual, besarnya permintaan dan
penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : (a) faktor
internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan internal
pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai, halini
berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh
manajemen. Misalnya, pendapatan per lembar saham, besarnya
deviden yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dan lain sebagainya, (b) faktor
eksternal perusahaan, yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan
atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. Sebagao
kebijakan moneter dan laju inflasi yang tinggi. Perdagangan pasar
sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana
mempunyai volume perdangangan yang jauh lebih besar.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas
lain di luar bursa (over the counter market). Bursa parallel
merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar
bursa resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan
dilaksanakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek dengan
diawasi dan dibina oleh badan pengawas pasar modal. Jadi, dalam
pasar ketiga initidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang
dinamakan floor trading (lantai bursa).
Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan
informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang
diberikan meliputi harga saham, jumlah transaksi dan keterangan
lainnya mengenai surat bergarga yang bersangkutan. Dalam sistem
perdagangan ini pialang dapat bertidak dalam kedudukan sebagai
pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang.
4. Pasar Keempat
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara
pemodal atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang saham lain tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk
transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam
alih pemilikan saham PT. Astra Internasional dari beberapa investor
sehingga menguasai 15% saham beredar. Meskipun transaksi
pengalihan saham tersebut terjadi secara langsung antara pemodal
yang satu dengan pemodal yang lain, mekanisme kerja dalam pasar
modal menghendaki pelaporan terhadap transaksi block sale tersebut
kepada BEJ secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antar
pemodal tersebut juga harus dicatat pula di bursa efek.
2.2.1.3. Para Pelaku Pasar Modal
Pelaku pasar modal memiliki keterlibatan terhadap pasar modal
secara terus menerus dan kehidupannya tidak dapat dipindahkan dengan
kehidupan pasar modal karena memang itu dunianya, adapun lembaga
yang menjadi pelaku pasar modal (Usman, 1990: 27-35) adalah:
1. Emiten
Emiten adalah badan usaha yang bermaksud mengeluarkan dan
menawarkan efek kepada masyarakat. Perusahaan dapat memperoleh
dana jangka panjang baik berupa modal sendiri maupun modal
pinjaman. Modal diperoleh perusahaan masyarakat investor baik
secara lembaga maupun individu.
Perusahaan memanfaatkan pasar modal untuk menarik dana
dan pada umumnya mempunyai tujuan-tujuan, sebagai berikut:
a. Untuk Memperluas Perusahaan
Apabila perusahaan itu telah berkembang sehingga
memerlukan dana untuk memperluas usahanya dengan harapan
b. Untuk Memperbaiki struktur pasar modal
Perusahaan dapat memperbaiki struktur pasar modalnya
denga mendapatkan dana dari pasar modal. Dengan menjual
saham di pasar modal maka perusahaan mendapatkan
keuntungan ganda antara modal asing dan modal sendiri.
c. Untuk melaksanakan pengalihan pemegang saham
Pemilik perusahaan kemungkinan ingin berusaha pada
bidang yang lain yang lebih menguntungkan, sehingga pemilik
perusahaan mengalihkan sebagian atau seluruh saham yang
dimilikinya kepada pihak lain.
2. Lembaga Penunjang Pasar
Lembaga penunjang pasar modal berfungsi sebagai pendukung
beroperasinya pasar modal. Adapun jenis-jenis sebagai penunjang
pasar modal (Usman, 1990: 36-58) adalah sebagai berikut:
a. Underwriter (Penjamin Emisi)
Pinjaman emisi memberikan jasa dalam menjamin
dijualnya saham atau obligasi dalam waktu tertentu dan dapat
menerima seluruh dana hasil penjualan tersebut. Kesepakatan
emiten untuk mempercayakan penjualan surat berharga kepada
penjamin emisi akan diikat ke dalam suatu perjanjian yang
dibuat bersama. Dalam praktek penjamin emisi dapat dibedakan
menjadi 4 tipe (Usman, 1990: 38-39), yaitu:
i. Full Firm commitmen
Penjamin emisi model ini mengambil resiko penuh
dan obligasi tersebut tidak terjual seluruhnya, dalam hal ini
penjamin akan membeli seluruh saham atau obligasi yang
tidak terjual dengan harga yang sama seperti yang
ditawarkan kepada pemodal umum.
ii. Best effort commitmen
Kesanggupan model ini hanya untuk menjamin emisi
agar berusaha sebak mungkin menjual saham dan obligasi
emiten. Apabila terdapat saham atau obligasi yang tidak
terjual maka akan dikembangkan kepada emiten.
iii. Standbay commitmen
Apabila terdapat saham atau obligasi yang tidak
terjual pada batas penjualan, penjamin emisi akan bersedia
pula membeli saham atau obligasi yang tidak terjual
tersebut hanya saja pembelian tersebut dengan harga di
bawah harga pembelian umum.
iv. All or one commitmen
Penjamin emisi akan berusaha menjual saham atau
obligasi emiten sampai terjual semuanya, apabila terdapat
saham atau obligasi yang tidak terjual maka semua
penjualan akan dibatalkan.
b. Guarantor
Untuk memperkuat kepercayaan pemodal terhadap emiten
dalam hal pinjaman pokok dan bunga akan dibayar tepat
waktunya, diperluakan adanya guarantor (penanggung). Apabila
memenuhi kewajibannya sebagai pemodal, maka yang
bertanggung jawab adalah penanggung kapada pemodal akan
timbul emiten tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-
kewajibannya.
c. Trustee
Obligasi yang diterbitkan perusahaan melalui pasar modal
selama ini adalah obligasi dengan jaminan, artinya pinjaman
tersebut dijamin oleh kekayaan perusahaan. Oleh karena itu
dalam emisi obligasi harus terdapat juga hak pemodal untuk
mengawasi perusahaan. Untuk keperluan tersebut maka
emitenobligasi dapat menunjuk trustee (wali amanat) untuk
mewakili dan melindungi kepentingan pemodal.
d. Broker
Broker akan menjadi perantara jual beli atau beli dari
pemodal, pesan jual atau beli dapat disampaikan kepada tiap
broker (pialang) yang ditunjuk, atas jasanya maka broker akan
mendapatkan fee yang besarnya ditentukan oleh pemodal atau
broker tersebut. Untuk meningkatkan pelayanan, biaya broker
yang bonafit akan menerbitkan informasi atau data pokok dari
emiten untuk keperluan pemodal.
e. Securities Company
Banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan surat
berharga ini yaitu tidak saja perdagangan efek akan tetapi juga
meliputi kegiatan underwriter, perantara perdagangan efek dan
adanya securitas company potensi penyerapan dana emisi
menjadi kuat, keaktifan di pasar sekunder akan meningkat.
Demikian pula kemampuan lembaga underwriter membentuk
sindikat semakin kuat, sehingga memungkinkan proses
underwriter secara keseluruhan menjadi kuat untuk menampung
keinginan perusahaan yang akan go publik.
f. Investment Company
Perusahaan pengelola dana mempunyai keahlian kusus
dalam hal investasi pada efek. Pemodal mempercayakan
dananya pada perusahaan pengelola dana ini karena
profesionalismenya yang dimiliki, dalam menjalankan
kegiatannya, perusahaan mengelola dana ini mempunyai dau
unit kegiatan yang utama yaitu sebagai pengelola dana (find
management) dan mempunyai (qustodion). Unit-unit inilah yang
menentukan saham-saham apa yang harus dijual supaya
memperoleh keuntungan atau mengurangi kerugian.
g. Biro Administrasi Efek
Biro ini melakukan aktifitas yang diminta emiten maupun
pemodal, adapun kegiatan biro administrasi ini adalah (Usman,
1990 : 59-60) sebagai berikut:
i. Membantu emiten dan pinjaman emisi dalam emisi efek,
bantuan ini dapat berbentuk mencetak sertifikat saham
emiten atau mencatat permohonan pembelian efek pada
ii. Melaksanakan kegiatan penyimpangan dan pengalihan hak
atas saham para pemodal.
iii. Menyusun daftar pemegang saham dan perubahannya,
untuk melakukan pembukuan pemegang saham dapat
diserahkan oleh emiten kepada biro administrasi efek.
iv. Menyiapkan korespondensi emiten kepada para pemegang
saham.
v. Membuat laporan bila diminta oleh pihak instansi yang
berwenang.
Para pelaku pasar modal inilah yang menentukan
mekanisme kegiatan operasionalpasar modal sebagai wadah
yang membutuhkan modal bagi pembiayaan kegiatan
operasionalnya.
b. Investor (Pemodal)
Pada perusahaan yang sudah berdiri, pemodal pertama
adalah pemegang saham pendiri perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan melakukan modal untuk perluasan kegiatan
usahanya, maka perusahaan dapat memberikan kesempatan pada
pihak lain untuk menanamkan dananya pada perusahaan
tersebut. Penawaran pada pihak lain dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu pertama dengan menawarkan secara terbatas pada
pihak tertentu yang menurut peraturan di Indonesia atau badan
cara penawaran umum melalui pasar modal dengan cara go
publik.
Sesuai dengan tujuannya, pemodal ini dapat
dikelompokkan (Usman, 1990: 33-34) sebagai berikut:
1. Pemodal yang brtujuan memperoleh deviden
Kelompok pemodal ini lebih menyukai
perusahaan-perusahaan yang stabil untuk menjamin stabilitas
keuntungan yang akan diperoleh, dengan harapan deviden
yang akan dibagikan bersifat stabil setiap tahunnya.
2. Pemodal yang bertujuan mendapatkan capital gain
Seperti diketahui harga saham di pasar modal
mengalami fluktuasi sesuai dengan permintaan dan
penawaran, dengan demikian maka pemodal golongan ini
mengharapkan harga saham yang akan diperolehnya
berubah menjadi lebih tinggi, sehingga terdapat selisih
positif yang disebut capital gain.
3. Pemodal yang berkepentingan dengan kepemilikan
perusahaan
Kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan di bursa.
mereka adalah orang-orang yang telah mempunyai
kehidupan mapan dan benar-benar berniat melakukan
investasi dalam perusahaan.
4. Kelompok speculator
Kelompok ini lebih menyukai sahamperusahaan yang
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar
data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir,
2000 : 3).
Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan
keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan.
Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan
Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada
satu periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita
bisa melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari suatu proses
pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan
2.2.2.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk
penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu:
1. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas
dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh
karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang
paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di
masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
2.2.2.3. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil
akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan
dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses
atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai perusahaan yang bersangkutan.
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah
diserahi wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau
prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan
disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.2.4. Manfaat Laporan keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
1. Pemilik perusahaan
Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut
pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer
dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer
biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan
keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan
dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang
akan diterima.
2. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer
dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan
kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk
mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
3. Kreditur dan bankers
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu
mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan
tersebut, sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar
hutang dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit
yang diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa
4. Investor
Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek
keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan
perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya.
5. Pemerintah
Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu
juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan
pemerintah.
2.2.2.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan,
biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan
yang dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:
1. Neraca (Balance Sheet)
Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal
Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca
sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun
secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada
saat tertentu.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah
suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba
rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode
tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang
menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang
berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda
tertentu.
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)
Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal adalah
selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan-perubahan tersebut.
Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:
1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode
yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
suatu perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan
ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda
yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan
investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 :
43-44).
Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas
adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan pengeluarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang
menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial
Statements)
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69).
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar.
Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada
datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio
akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang
dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa
yang akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan
pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan
yang bersangkutan atau tidak.
2.2.3.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah
"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka
rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan
penganalisa dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan
Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak
hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam
hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana
mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli
saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan
menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi,
kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang
dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara
mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur,
dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan
perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada
perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat
dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk
memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan
berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty,
2005 : 52).
Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki
keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi
model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi (Z-score)
5. Menstandarisir size perusahaan
6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang
dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan
yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam
penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
a. Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu
banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai
bebas atau subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi
Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
a. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
b. Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan
Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak
sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan
menimbulkan kesalahan.
2.2.3.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara
menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai
berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang paling sering
membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas,
piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang,
hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang
harus dibayar.
Current Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : (Sutrisno, 2003 : 247)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah
dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa
dipergunakan untuk melunasi hutang lancar.
Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(Sutrisno, 2003 : 248)
c. Cash Ratio (CR)
Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : (Sutrisno, 2003 : 248).
Lancar
Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah
Current Ratio, dengan alasan bahwa dengan rasio ini kita dapat
mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur
apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka
pendek ini segera ditagih, semakin kuat Current Rasio, hal ini
menunjukan bahwa investor akan memperoleh return (tingkat
pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut
yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, atau
para pemegang saham. (Suharli 2005).
Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa
Current Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio
berpengaruh terhadap Return Saham.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
a. Debt Ratio (DR)
Debt ratio (DR) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur.
Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(Sutrisno, 2003 : 289)
Aktiva Total
Hutang Total
DR
b. Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 250)
Modal Hutang Total
DER
Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan
adalah Debt to equity ratio, dengan rasio ini kita dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang semakin
besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaaan.
Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah bunga
return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal
sendiri..
Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius (2002)
dalam Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan
(Debt on equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan
(return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijaya (2008) menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap
Return Saham.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan penjualan yang dicapai.
Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : (Sutrisno, 2003 : 254).
% 100 Penjualan
Bersih Laba
NPM x
b. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas
ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 254)
c. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki.
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 255) %
Dalam penelitian ini jenis rasio profitabilitas yang digunakan
adalah Return on Assets, dengan rasio ini kita dapat mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki. Semakin tingginya ratio ROA maka semakin
baik posisi keuangan perusahaan hal ini akan berpengaruh terhadap
Return Saham
Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2005) menunjukkan
bahwa variabel investasi yang diukur dari aktiva tetap (bersih)
operasi dapat digunakan untuk memprediksikan Return Saham. hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008)
yang juga menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh
2.2.4. Saham
2.2.4.1. Pengertian Saham
Saham merupakan bagian dari salah satu efek atau surat berharga
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) yang dapat diperjualbelikan atau diperdagangkan di pasar
modal. Menurut Sunariyah (2003: 28) saham atau stock adalah surat
bukti atau tanda kepemilikan bagian modal dari suatu Perseroan
Terbatas. Sedangkan menurut Harianto (2002: 66) saham merupakan
surat bukti pemilik bagian modal atau tanda penyertaan modal pada
perseroan terbatas yang memberikan hak atas deviden dan lain-lain
menurut besar kecil modal disetor.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan terhadap
suatu perusahaan.
2.2.4.2. Jenis-Jenis Saham
Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat digolongkan
berdasarkan atas perbedaan hak dari pemegang saham yang
bersangkutan.
Menurut Sitompul (2001: 4-8) jenis–jenis saham berdasarkan
tingkatannya dalam perdagangan saham dibedakan atas:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih klaim maka saham
a. Saham biasa (common size)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
yunior terhadap pembagian deviden dan atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stocks)
Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stocks)
Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor
lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut,
maka dia-lah diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut hadir
dalam RUPS.
b. Saham atas nama (registered stocks)
Merupakan saham yang tertulis jelas siapa nama
pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan
a. Blue chip stocks
Blue chip stocks yaitu saham biasa dari suatu perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, memiliki leader di industri
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar deviden.
b. Income stocks
Income stocks yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari
rata-rata deviden yang dibayarkan sebelumnya.
c. Growth stocker (well-known)
Growth stocker (well-known) yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi
tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known),
yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam
industri namun memiliki ciri growth stocks. Umumnya saham
ini berasal dari daerah dan kurang populer dikalangan emiten.
d. Spektakuler stocks
Spektakuler stocks yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun
ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan
e. Counter cycilical stocks
Counter cycilical stocks yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi mikro maupun situasi bisnis
secara umum, pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap
tinggi, dimana emitennya mampu memberikan penghasilan yang
tinggi pada masa resesi. Emiten seperti biasanya bergerak dalam
produk yang selalu dibutuhkan oleh mayarakat seperti misalnya
consumer goods.
2.2.5. Return Saham
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena
investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko
investasi yang dihadapinya.
Menurut Jones (2000 : 124) “return is yield dan capital gain
(loss)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik
kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital gain (loss),
yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga
saham pada saat penjualan.
Sedangkan Return saham menurut Jogiyanto (2003: 109)
merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena
menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor
yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham perlu diperhatikan
sehingga keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau guna
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari
kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya.
Pada penelitian ini Return Saham dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut (Wijaya, 2008:139) :
Return = Harga Penutupan Saham – Harga Awal Saham + Deviden Kas
Harga Awal Saham
2.2.6. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Return Saham
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat
keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
ditagih, semakin kuat Current Rasio, hal ini menunjukan bahwa investor
akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya
dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk
meningkatkan wealth para investor, atau para pemegang saham.
(Suharli, 2005).
2.2.7. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, dengan
seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal
sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang
semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih
perusahaaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah
bunga pinjaman yang dibayar dan akan mempengaruhi hubungan antara
return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri.
(Suharli, 2005).
2.2.8. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan, dengan rasio ini
kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki. Semakin tingginya ratio ROA maka
semakin baik posisi keuangan perusahaan hal ini akan berpengaruh
terhadap Return Saham. (Suharli, 2005).
2.3. Kerangka Konseptual
Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh
investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai
seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham perlu
diperhatikan sehingga keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau
guna memperoleh kepastian bisnis.(Jogiyanto, 2003: 109)
Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa
keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio
berpengaruh terhadap Return Saham. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius (2002)
dalam Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan (Debt on
equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008)
menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap Return Saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Leverage berpengaruh
terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2005) menunjukkan
bahwa variabel investasi yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi
dapat digunakan untuk memprediksikan Return Saham. hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan
bahwa Return On Assets berpengaruh terhadap Return Saham. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap
return saham.
Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang
telah diuraikan sebelumnya, maka untuk memudahkan analisis dan
menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konseptual
Rasio Likuiditas
(X1)
Rasio Profitabilitas (X3)
Rasio Leverage (X2)
46
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.
2. Diduga rasio leverage berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada