• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Mengwi Periode 2012-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Mengwi Periode 2012-2014."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA PADA PROFITABILITAS LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI PERIODE

2012-2014

SKRIPSI

Oleh:

I GUSTI NGURAH RAI SURYAWAN NIM: 1115351015

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA PADA PROFITABILITAS LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI

PERIODE 2012-2014

SKRIPSI

Oleh:

I GUSTI NGURAH RAI SURYAWAN NIM: 1115351015

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memeperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 22 februari 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Eka Ardhani Sisdyani, S.E., M.Com., Ak. ...

2. Sekretaris : Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si., Ak. ...

3. Anggota : Dr. I Dewa Nyoman Badera., SE., M.Si., Ak. ...

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. NIP. 19650323 199103 1 004

Pembimbing

(4)

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Denpasar, 22 Februari 2016 Mahasiswa,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi Periode 2012-2014” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1) Bapak Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, S.E., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, S.E., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Bapak Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra, S.E., M.Si.,Ak. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., selaku Sekretaris Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7) Bapak Drs. Ketut Suardika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi

(6)

8) Bapak Drs. I Ketut Suryanawa, M.,Si.,Ak selaku Pembimbing skripsi atas waktu, bimbingan, arahan, dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama penulisan skripsi.

9) Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE.,M.Com.,Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.

10) Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.

11) Pihak Kantor LP LPD Kabupaten Badung yang telah membantu untuk memberikan data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 12) Kedua orang tua tercinta Bapak I Gusti Ngurah Wirawan, Ibu Ni Wayan

Suriani yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil, semangat dan doa yang melimpah kepada penulis.

13) Sahabat-sahabat setia Guna Wijaya, Tiksnayana, Darmayasa, Trisna windika, Krisna Junitasari, Bayu Andika, sahabat-sahabat senasib Agus Santika, Putu Sastrawan, Bacol, Praktiyasa, IB Kresna Wijaya serta teman-teman Karang Taruna Widya Dharma Bhakti Kapal yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas dukungannya selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

14) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, saran dan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

(7)

bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 22 Februari 2016

(8)

Judul : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi

Nama : I Gusti Ngurah Rai Suryawan

NIM : 1115351015

Abstrak

Faktor yang mempengaruhi Manajemen modal kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, debt to

total assets dan debt to equity ratio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, debt to

total assets dan debt to equity ratio terhadap ProfitabilitasPopulasi dalam

penelitian ini adalah seluruh LPD yang ada di kecamatan mengwi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 38 sampel dengan metode nonprobability sampling. Metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa variabel tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang,

debt to total assets dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Teori Signaling... 9

2.1.2 Manajemen Modal Kerja... 11

2.1.3 Tingkat Perputaran Kas ………... 13

2.1.4 Tingkat Perputaran Piutang... 15

2.1.5 Debt To Total Assets... 17

2.1.6 Debt To Equity Ratio ... 19

2.1.7 Profitabilitas ... 21

2.1.8 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ... 23

2.2 Rumusan Hipotesis ... 24

Pengaruh Tingkat Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas. ... 24

Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas. ... 24

Pengaruh Debt To Total Asset terhadap profitabilitas. 25 Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap profitabilitas... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Objek Penelitian ... 28

3.4 Identifikasi Variabel ... 28

(10)

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6.1 Jenis Data ... 31

3.6.2 Sumber Data ... 31

3.7 Populasi Penelitian ... 32

3.8 Sampel ... 33

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.10 Teknik Analisis data ... 34

3.10.1 Pengujian Asumsi klasik... 34

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 36

3.11 Uji Hipotesis ... 37

3.11.1 Koefisien Determinasi (R2)... 37

3.11.2 Uji Kesesuaian Model (Uji F)... 37

3.11.3 Uji Signifikansi Individual (Uji t)... 38

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Organisasi ... 39

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ... 41

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 42

4.3.1 Uji Normalitas... 42

4.3.2 Uji Multikolinearitas... 43

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 45

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

4.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49

4.5 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 49

4.7 Uji Hipotensi (Uji t) ... 50

4.8 Pembahasan hasil Penelitian ... 55

Tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas ... 55

Tingkat perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas ... 56

Debt to total assets berpengaruh positif terhadap profitabilitas ... 57

Debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap profitabilitas ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.7 Daftar Nama LPD di Kecamatan Mengwi………. 32

3.10.1 Ketentuan Uji Durbin-Watson... ... 35

4.2 Hasil Statistik Deskriptif... ... 41

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 43

4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas... 44

4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 45

4.3.4 Hasil Uji Autokorelasi... 46

4.4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 47

4.5 Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 49

4.6 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 50

[image:11.596.114.509.145.322.2]
(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi para pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan stakeholder. Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas sangat penting bagi perusahaan karena dapat mencerminkan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Profitabilitas perusahaan selalu menjadi perhatian utama bagi para pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor atau calon kreditur. Profitabilitas menurut Riyanto (2011:53) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Brighman (2009) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlahkebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.

(16)

dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai dan surat berharga dapat merugikan perusahaan karena menyebabkan berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Disamping itu kelebihan modal kerja juga akan menimbulkan inefisiensi atau pemborosan dalam operasi perusahaan. Adanya efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran piutang (receivable turnover) dan perputaran persediaan (inventories turnover). Perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinventasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek dan cepat perputaran modal kerja maka perusahaan semakin efisien.

Dalam menentukan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan dengan masalah likuiditas dan profitabilitas. Apabila perusahaan memutuskan untuk memperbesar jumlah modal kerja maka tingkat likuiditas akan terjaga, tetapi hal ini juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas karena kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar akan menurun.

(17)

kewajiban-kewajibannya, sedangkan apabila modal kerja yang tersedia dalam perusahaan berlebih, maka hal ini dapat mengakibatkan adanya dana yang tidak produktif akibat dari adanya modal kerja yang menumpuk.

Dengan kondisi modal kerja yang cukup, perusahaan beroperasi sesuai dengan kelayakan finansial menurut aktivitas yang ada serta perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan produksinya, maka kemungkinan besar akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.

Manajemen modal kerja (working capital management) adalah manajemen yang terdiri dari unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar. Tujuan dari manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dan menjamin tingkat likuiditas atau daya kekuatan perusahaan. Hal yang utama dalam manajemen modal kerja adalah manajemen aktiva lancar perusahaan yang berupa kas, sekuritas, piutang, persediaan dan pendanaan yang diperlukan untuk mendukung aktiva lancar. Pentingnya manajemen modal kerja adalah keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko, laba dan harga saham perusahaan. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.

(18)

kerja dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, debt to total assets, debt to equty ratio.

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan milik desa pekraman yang telah berkembang, memberi manfaat sosial, ekonomi dan budaya kepada anggotanya. Sehingga perlu dibina, ditingkatkan kinerjanya, dan di perkuat serta dan dilestarikan keberadaannya (Suartana, 2009: 12). LPD menjalankan fungsi intermediasi melalui penerimaan tabungan dan penyaluran kredit, utamanya dari dan kepada masyarakat, khususnya masyarakat di desa adat tempat LPD didirikan. Selain itu, Suartana (2009: 12) menyatakan bahwa fungsi dan tujuan LPD adalah untuk memberikan kesempatan berusaha bagi para warga desa setempat, kemudian untuk menampung tenaga kerja yang ada di pedesaaan, serta melancarkan lalu lintas pembayaran, sekaligus menghapus keberadaan rentenir. Dengan demikian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) diharapkan dapat memberantas kemiskinan.

(19)

Kecamatan Mengwi dipilih sebagai lokasi penelitian, mengingat LPD Kecamatan Mengwi merupakan daerah di Kabupaten Badung dengan jumlah LPD yaitu sebanyak 38 LPD. LPD di Kecamatan Mengwi memiliki daya tarik yang kuat dan daya saing yang kuat sebagai sumber pendanaan usaha kecil dan menengah. Selain itu, dilihat dari segi ekonomi masyarakat di Kecamatan Mengwi umumnya bekerja di bidang usaha dagang sehingga LPD sangat diperlukan dalam menunjang usaha dagang yang dijalankan.

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi?

2) Apakah tingkat perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi?

3) Apakah debt to total assets berpengaruh terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi?

(20)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi

2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi

3) Untuk mengetahui pengaruh debt to total assets terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi

4) Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

(21)

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi baru bagi perusahaan-perusahaan khususnya Lembaga Perkreditan Desa akan pentingnya penerapan manajemen modal kerja bagi kelangsungan suatu perusahaan atau Lembaga Perkreditan Desa itu sendiri.

Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

(22)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum organisasi, deskripsi sampel penelitian, hasil deskripsi statistik, hasil uji asumsi klasik, dan hasil uji hipotesis baik pengaruh simultan dan parsial.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(23)
(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Landasan Teori Teori Signaling

Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa pihak manajemen dalam suatu perusahaan memiliki informasi yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan para investornya.

(25)

investor dan organisasi sebagai perusahaan) memiliki akses informasi yang berbeda dan biasanya satu pihak akan menjadi pengirim informasi harus dapat mengkomunikasikan informasi tersebut dan pihak penerima akan menginterpretasikan informasi yang diterimanya (Connelly, 2011).

Rasio keuangan merupakan alat analisis dalam laporan keuangan yang informasinya sangat dibutuhkan oleh para investor dalam menentukan investasi yang tepat. Current ratio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan mencerminkan bahwa semakin besar kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dikatakan likuid.

Return on assets mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam

(26)

Berdasarkan hal tersebut, rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas aktivitas operasi menjadi informasi yang sangat penting bagi para investor karena dari informasi tersebut investor dapat memperoleh sinyal – sinyal positif dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya sinyal – sinyal positif akan menarik minat para investor untuk melakukan investasi dengan harapan akan mendapatkan pengembalian (return) yang diharapkan.

Manajemen Modal Kerja

Mengenai pengertian modal kerja, banyak para ahli yang telah memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda satu sama lain, akan tetapi pendapat mereka mengenai modal kerja adalah sama. Menurut Sawir (2003: 58) modal kerja adalah investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan.

Prastowo (2002: 107) menjelaskan pengertian modal kerja sebagai berikut: 1) Modal kerja adalah selisih antara total aktiva lancar dan utang lancar, maka

jumlah modal kerja akan naik atau turun hanya karena transaksi yang mempengaruhi baik rekening lancar maupun rekening tidak lancar sekaligus. 2) Modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh

(27)

1) Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto

Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar.Berarti jumlah kas/bank ditambah efek yang bisa diperjual belikan ditambah piutang ditambah persediaan.

2) Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto

Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar.

3) Konsep Fungsional

Menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

(28)

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini berarti, perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Berkaitan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja yang meliputi perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Tingkat Perputaran Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, makin besar kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besar kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas saja, maka akan berusaha agar semua persedian kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan itu dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

(29)

Dengan demikian kas merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efesiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Menurut Riyanto (2011 : 95) menyatakan Perputaran kas adalah perbandingan antara pendapatan bunga dengan rata-rata kas.

(30)

Tingkat perputaran kas = Pendapatan bunga

rata rata kas

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Dimana rata-rata kas dan bank dapat dihitung dari saldo kas dan bank awal ditambah saldo kas dan bank akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas berarti makin tinggi efesiensi penggunaan kasnya.

Tingkat Perputaran Piutang

(31)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa piutang adalah hasil penjualan kredit yang dilakukan perusahaan.

Piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit menurut Warren (2005:392) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok :

1) Piutang Usaha

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2) Wesel Tagih

Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari.

3) Piutang Lain-lain

(32)

dilaporkan di bawah judul investasi. Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang dihubugkan oleh syarat pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka semakin lama modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya semakin rendah.

Kasmir (2011:176), menyatakan bahwa perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Menurut Irawati (2006:54) yang menyatakan bahwa receivable turnover (RT) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berkesimpulan bahwa, jika semakin cepat perputaran piutang maka semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. metode perhitungan perputaran piutang yang diproksikan receivable

turnover ratio adalah (Wiagustini, 2010:80)

Receivable turnover ratio = Penjualan kredit

rata – rata piutang

Debt To Total Assets

(33)

seberapa aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Menurut Syamsuddin (2009: 54) menyatakan Rasio ini mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Harahap (2010: 304) menyatakan rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan aktiva.

Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik

hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (longterm debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets). Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio DTA menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio DTA (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings

after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga),

(34)

matematis debt to total asset dapat dirumuskan sebagai berikut: (Wiagustini, 2010:79)

Debt to total asset = Total Debt

Total Assets

Semakin meningkatnya rasio hutang (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang (menurun). Chang (1999) juga menunjukkan bahwa tingkat hutang yang lebih rendah mengikuti pembayaran dividen perusahaan yang lebih tinggi, dengan demikian debt ratio mempunyai hubungan yang negatif dengan dividen. Namun berdasarkan teori trade off model dan balancing

theory, hutang dibenarkan kalau laba lebih besar dari pada beban pembayaran bunga

(35)

Debt to Equity Ratio

Adapun pengertian Debt to equity ratio (DER) akan dijelaskan pada pembahasan ini. Menurut Gibson (2008: 260) Debt equity ratio is another

computation thats determines the entity’s long-term debt-paying ability. Sedangkan

menurut Husnan (2010: 70) menjelaskan bahwa debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.

Horne (1998: 145) menyatana Debt to equity is computed by simply dividing

the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity.

Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total

hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Sedangkan menurut Sawir (2000:

13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Kreditur melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman. Dengan menghimpun dana melalui hutang maka pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio ini dapat menggambarkan potensi manfaat dan resiko yang berasal dari penggunaan utang.

(36)

DER mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para investor cenderung menghindari saham- saham yang memiliki nilai DER yang tinggi. Dalam penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena pada kondisi tertentu pengguna hutang. Perusahaan dengan hutang yang kecil sekilas terlihat menguntungkan namun hal ini tidaklah benar, kita perlu mempertimbangkan jumlah uang yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham, sedangkan perusahaan yang dalam operasinya menggunakan hutang akan memiliki EBIT yang sama dalam setiap kondisi. Walaupun dalam penggunaan hutang ini perusahaan akan dikenakan bunga dalam kondisi usahanya namun bunga ini akan dikurangkan dengan EBIT untuk mendapatkan laba kena pajak. Bunga ini juga dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan.

Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut Wiagustini (2010:79) debt to equity ratio dirumuskan sebagai berikut:

(37)

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan (2010) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Michelle (2005) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.

Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shapiro (1991: 731) Profitability ratios measure managements objectiveness as indicated by return on sales, assets and owners equity.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

(38)

sangat cocok digunakan untuk menilai keseluruhan dari kinerja bank (Schwarze, 2007). Menurut Wiagustini (2010:81) ROE dirumuskan dengan:

Return On Equity = EAT x 100%

Modal Sendiri

Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

LPD merupakan lembaga keuangan milik desa yang bertempat di desa dan untuk masyarakat (krama) desa. Kepemilikan LPD didominasi oleh krama desa. Krama desa merupakan masyarakat desa yang berada dalam satu wilayah desa tertentu dan terikat oleh adat istiadat dan budaya tersebut. LPD merupakan lembaga keuangan di mana usahanya bergerak dibidang perkreditan, memungut tabungan dan disalurkan lewat kredit yang efektif dan terarah, agar mampu membantu masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Perkembangan LPD setiap tahun begitu pesat dan semakin tumbuh, hampir setiap desa di Bali sudah memiliki LPD.

(39)

LPD diharapkan berperan aktif dalam pemerataan pembangunan di pedesaan dimana setiap Desa Adat diharapkan memiliki sebuah LPD yang akan menghimpun dana masyarakat Desa Adat yang membutuhkan dana dan sebagai keuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya diserahkan kepada Desa Adat yang membutuhkan dan sebagai keuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya diserahkan kepada Desa Adat untuk membiayai keperluan adat yang ada di desa tersebut.

Rumusan Hipotesis

Pengaruh Tingkat Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan jumlah rata-rata kas. Aulia (2011) menyatakan bahwa perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto, 2011). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Aulia (2011), Raheman (2007), Teruel (2007) yang menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas.

Dalam Penjelasan di atas yang telah di dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya maka rumusan hipotesis yang di gunakan adalah

(40)

Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2011: 90) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Sulfiana (2013), Anggita (2012), Santoso (2008) yang menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.

Dalam Penjelasan di atas yang telah di dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya maka rumusan hipotesis yang di gunakan adalah

H2: Tingkat perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Pengaruh Debt To Total Asset terhadap profitabilitas

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

(41)

Menurut Kasmir (2010: 156) menyatakan bahwa apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka sulit untuk perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

Dalam Penjelasan di atas yang telah di dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya maka rumusan hipotesis yang di gunakan adalah

H3: debt to total asset berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap profitabilitas

Struktur modal merupakan bauran antara hutang dengan modal atau yang biasa disebut debt to equity ratio (DER). Penggunaan hutang dalam suatu perusahaan akan menaikkan nilai saham, karena adanya kenaikan pajak yang merupakan pos deduksi terhadap biaya hutang, namun pada titik tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan nilai saham kerana adanya pengaruh biaya kepailitan dan biaya bunga yang ditimbulkan dari adanya penggunaan hutang. Dengan adanya pajak maka perusahaan atau harga saham dipengaruhi oleh struktur modal, semakin tinggi proporsi hutang yang digunakan maka akan semakin tinggi harga saham penggunaan hutang.

(42)

besar dalam profitabilitas. Dan di dalam penelitian Ardiana menyatakan debt to total

asset berpengaruh parsial terhadap rentabilitas. Menurut penelitian terdahulu yaitu

Afriyanti (2011) berkesimpulan bahwa Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap Return on Assets. Semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba yang dicapai perusahaan.

Dalam Penjelasan di atas yang telah di dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya maka rumusan hipotesis yang di gunakan adalah

(43)

Gambar

Tabel Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan atap adalah hal pertama yang dihitung dalam merencanakan sebuah struktur bangunan gedung.Pada perencanaan struktur gedung ini rangka atap yang digunakan

Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi

Dalam pendidikan formal dan non formal, guru (1) harus terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan siswa dalam mendiskusikan materi pembelajaran, (2)

Peserta yang mengikuti IFEST (ITN Islamic Festival), Bedug 2016, Gema Islam Gema Perubahan adalah delegasi dari sekolah dan kampus, aktif sebagai siswa/i dan

Quantum dot (QD) memiliki dimensi antara molekul dengan material ukuran besar dan pada teori orbital molekul QD berada diantara molekul memiliki energi orbital yang diskrit terdapat

Ketiga, Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan, “ Dan janganlah

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Petani muda pelaku agribisnis umumnya berpendidikan lebih tinggi, dan berpengalaman tidak hanya di bidang pertanian tapi juga bidang

Upaya lain untuk menekan turnover pada perusahaan ialah dengan mengidentifikasi budaya perusahaan yang diterapkan apakah sesuai dan dapat mengayomi seluruh karyawan