• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI SERTA KINERJA KARYAWAN PT. HIKMAH SEJAHTERA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI SERTA KINERJA KARYAWAN PT. HIKMAH SEJAHTERA SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kompensasi dan Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya” dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan serta bantuan baik moril, spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MT. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak DR. Dhani Ichsanudin Nur, MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(2)

5. Para Dosen dan asistennya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

6. Kepada Ayahku Anak Agung Ngurah Rai Surya Dewa, Ibuku Indra Karnina, kakakku Armadya Yanuar Permadi dan Armadya Sandi Irawadi (Alm.) nenekku, R. A. Hariani Soejono (Alm.), yang telah memberikan dukungan baik moril, material, maupun spiritual.

7. Keluarga Besar PT. Hikmah Sejahtera Surabaya yang telah membantu saya dalam memberikan informasi tentang perusahaan.

8. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

9. Berbagai pihak yang turut membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb. Surabaya, Juni 2009

(3)

DAFTAR ISI ……….…... v

DAFTAR TABEL ……….…...…… ix

DAFTAR GAMBAR ………...………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

Rumusan Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

Landasan Teori ... 10

Manajemen Sumber Daya Manusia ... 10

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

Perilaku Organisasi ... 12

Kompensasi ... 16

Indikator Kompensasi ... 16

Karakteristik Kompensasi ... 17

Tujuan Kompensasi ... 18

(4)

Kepemimpinan ... 21

Indikator Kepemimpinan ... 22

Fungsi Kepemimpinan... 23

Motivasi ... 24

Indikator Motivasi ... 24

Kinerja ... 26

Indikator Kinerja ... 26

Definisi dan Tujuan Penilaian Kinerja ... 27

Hambatan Penilaian Kinerja ... 28

Penilai Kinerja ... 30

Hubungan Antar Variabel ... 31

Hubungan Kompensasi Dengan Motivasi ... 31

Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja ... 32

Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi ... 33

Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja ... 34

Hubungan Motivasi Dengan Kinerja ... 34

Kerangka Konseptual ... 36

Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

Populasi dan Sampel ... 43

Populasi ... 43

(5)

Teknik Pengumpulan Data ... 45

Teknik Analisis Data ... 46

Uji Realibilitas ... 46

Variance Extracted ... 47

Uji Validitas ... 47

Uji Normalitas ... 48

Uji Hipotesis ... 48

Structural Equation Modeling (SEM) ... 48

Evaluasi Outlier ... 49

Evaluasi Multicolienarity dan Singularity ... 50

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit ... 50

Pengujan Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 51

Evaluasi Model ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 56

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 56

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 57

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.2.1. Penyebaran Kuisioner ... 59

4.2.2. Keadaan Responden ... 59

4.2.3. Deskripsi Responden ... 61

4.2.3.1. Deskripsi Responden Atas Variabel Kompensasi .... 61

(6)

4.2.3.3. Deskripsi Responden Atas Variabel Motivasi ... 64

4.2.3.4. Deskripsi Responden Atas Variabel Kinerja ... 66

4.3. Pengujian Data ... 67

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 67

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 68

4.3.3. Uji Validitas ... 70

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted .... 71

4.3.5. Uji Normalitas ... 72

4.4. Pengujian Hipotesis ... 73

4.4.1. Evaluasi Model One Step Approach ... 73

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 76

4.5. Pembahasan ... 77

4.5.1. Hubungan Kompensasi Dengan Motivasi ... 77

4.5.2. Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi ... 78

4.5.3. Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja ... 78

4.5.4. Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja ... 79

4.5.4. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja ... 79

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1. Kesimpulan ... 82

5.2. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(7)

Tabel 2 Goodness of Fit Indixes ... 54

Tabel 3 Jenis Kelamin Responden ... 59

Tabel 4 Usia Responden ... 60

Tabel 5 Lama Bekerja Responden ... 61

Tabel 6 Deskripsi Jawaban Responden Atas Variabel Kompensasi ... 62

Tabel 7 Deskripsi Jawaban Responden Atas Variabel Kepemimpinan .. 63

Tabel 8 Deskripsi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi ... 65

Tanel 9 Deskripsi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja ... 66

Tabel 10 Uji Outlier Multivariate ... 68

Tabel 11 Uji Reliabilitas ... 69

Tabel 12 Uji Validitas ... 70

Tabel 13 Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 71

Tabel 14 Uji Normalitas ... 72

Tabel 15 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 74

Tabel 16 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modifikasi ... 75

Tabel 17 Uji Hipotesis Kausalitas ... 76

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konseptual ... 36 Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Hikmah Sejahtera Surabaya ... 57 Gambar 3 Model Pengukuran Struktural One Step Approach ... 68 Gambar 4 Model Pengukuran Struktural One Step Approach Modifikasi

... 69

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling

(10)

ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI SERTA KINERJA KARYAWAN

PT. HIKMAH SEJAHTERA SURABAYA

Oleh Triyono Nugroho

ABSTRAKSI

Sebuah perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya, haruslah mempunyai komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan, dalam hal ini karyawan dan kualitas serta metode kepemimpinan yang dilakukan juga akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan kinerja ataupun prestasi kerja karyawan. PT. Hikmah Sejahtera Surabaya adalah perusahaan yang bergerak dalam memiliki banyak unit usaha. Fenomena yang terjadi belakangan ini adalah kinerja perusahaan yang sudah baik mengalami penurunan di semua unit usaha secara bersamaan maupaun secra tidak bersamaan. Hal tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh kondisi kinerja para karyawan yang kurang baik, kurangnya motivasi yang diberikan oleh pimpinan, karena sosok pemimpin yang kurang dapat mengendalikan situasi, dan pemberian kompensasi yang kurang memadai. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya, 2. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya, 3. Untuk mengetahui apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya, 4. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya, 5. Untuk mengetahui apakah motivasi karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya. Dalam penelitian ini seluruh populasi digunakan sebagai sampel yaitu karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah sampling jenuhdan untuk pengujian data menggunakan analisis SEM (Structural Equation Modeling).

Dan dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis pertama Faktor Compensation berpengaruh positif terhadap Faktor Motivation, dapat diterima [signifikan [positif]. Hipotesis kedua Faktor Leadership berpengaruh positif terhadap Faktor Motivation, tidak dapat diterima [tidak signifikan [positif]. Hipotesis ketiga Faktor Compensation berpengaruh positif

terhadap Faktor Performance, tidak dapat diterima [tidak signifikan [positif]. Hipotesis keempat Faktor Leadership berpengaruh positif terhadap Faktor Performance, tidak dapat diterima [signifikan [negatif]. Dan hipotesi kelima Faktor Motivation berpengaruh positif terhadap Faktor Performance, dapat diterima [signifikan [positif].

(11)

Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu tentunya berdampak pada semakin tingginya tuntutan terhadap setiap individu untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya. Perubahan juga menuntut perusahaan, baik yang bergerak di sektor jasa, manufaktur ataupun yang lainnya untuk juga meningkatkan kinerjanya sehingga dapat menunjukan kualitas produk yang baik sehingga dapat bersaing di pasar dan keluar sebagai pemenang dalam persaingan tersebut.

Peningkatan kinerja perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kualitas dan pengelolaan sumber daya manusia yang ada didalamnya. Perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya, haruslah mempunyai komitmen terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Namun, dalam hal pengelolaan sumber daya manusia seringkali terjadi salah pengelolaan. Akhir-akhir ini terjadi sebuah kecenderungan ketika para karyawan merasa tidak puas akan kondisi dan hasil kerja yang diterimanya, contohnya adalah protes atau demonstrasi menutut kesejahteraan atau penurunan kualitas sebuah produk baik itu barang maupun jasa karena penurunan kinerja karyawannya.

(12)

Kondisi tersebut menuntut manajemen untuk cepat tanggap akan keinginan karyawan. Karena jika pihak perusahaan membiarkan terjadinya hal-hal tersebut, maka harapan perusahaan dalam memenangi persaingan akan sulit terrealisasikan. Pemahaman akan kondisi tersebut mendorong perusahaan dalam hal ini pimpinan untuk menyadari bahwa kenyamanan karyawan dalam bekerja dapat mendorong karyawan untuk berkerja secara optimal. Dan jika perusahaan bisa membuat karyawan merasa dihargai dan segala kebutuhannya terjamin, sudah barang tentu stabilitas organisasi perusahaan menjadi baik sehingga kinerja karyawan dan kinerja perusahaan akan menjadi baik pula. Baiknya kinerja karyawan dan kinerja perusahaan secara umum dapat mempermudah dalam pelaksanaan rencana-rencana perusahaan untuk mencetak prestasi dalam persaingan usaha.

Kecenderungan diatas juga terjadi pada PT. Hikmah Sejahtera. PT. Hikmah Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang mengalami penurunan kinerja perusahaan. Ini terjadi pada keseluruhan unit usaha perusahaan tersebut. PT. Hikmah Sejahtera memiliki banyak unit usaha antara lain katering, isi ulang air mineral, percetakan, swalayan, toko, dan sport center. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini mengambil

(13)

Tabel 1 Data Omset Perusahaan Empat Tahun Terakhir

(dalam ribuan rupiah)

Tahun

UNIT

TOTAL

Food Fresh Percetakan Swalayan Toko Sport

Center

2004 58.582 9.946 21.787 190.421 58.825 29.406 368.967

2005 67.050 11.693 23.335 191.150 62.557 32.645 388.430

2006 46.778 15.075 19.350 185.365 55.910 27.930 350.408

2007 53.658 10.155 20.545 180.964 51.252 23.832 340.406

Sumber : PT. Hikmah Sejahtera Surabaya

Berdasarkan data omset perusahaan empat tahun terakhir pada tabel diatas, dapat diketahui terjadi fluktuasi kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari fluktuasi total omset perusahaan pada tahun 2005, naik sebesar 5,27% dari omset perusahaan tahun 2004, pada tahun 2006 turun sebesar 9,79% dari omset perusahaan tahun 2005, dan pada tahun 2007 turun sebesar 2,85% dari omset perusahaan tahun 2006.

(14)

Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi (Simamora, 2004:442). Kompensasi jelas akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan prestasi kerja, kepuasan kerja, dan motivasi karyawan (Martoyo, 2000:126). Kompensasi yang dinilai tidak sesuai baik dari aspek keadilan, nominal, ataupun ketepatan waktu menjadi salah satu faktor penyebab turunnya motivasi dan berakibat pula pada penurunan kinerja seseorang.

Kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (Wahyuddin dan Djumino, 2002) kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan (Siagian dalam Wahyuddin dan Djumino, 2002). Hal ini berarti bahwa kepemimpinan yang buruk seperti kemampuan berkomunikasi yang kurang, ketidaktegasan, dan subyektivitas, dapat berdampak terhadap turunnya motivasi seseorang dalam bekerja yang pada akhirnya menurunkan pula hasil kinerja seseorang.

(15)

M. Wahyuddin dan Djumino (2002), Istingsih (2006), Risamasu (2007), dan Supartha (2007), bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja. Sedangkan penelitian Aritonang (2005) menghasilkan kesimpulan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Dalam penelitian yang dilakukan Ngadimin dan M. Wahyuddin (2005) menghasilkan kesimpulan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap motivasi. Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi dinyatakan oleh Istingsih (2006) dalam hasil penelitian yang dilakukannya. Juga tentang pengaruh positif motivasi terhadap kinerja dinyatakan dalam hasil penelitian M. Wahyuddin dan Djumino (2002).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul, ”ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI SERTA KINERJA KARYAWAN PT. HIKMAH SEJAHTERA SURABAYA.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka perumusan masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: a. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT.

Hikmah Sejahtera Surabaya?

(16)

c. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya?

d. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya?

e. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya?

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap motivasi karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

b. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

c. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

d. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

(17)

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mengelola perusahaan terutama sumber daya manusianya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

b. Bagi akademis dan praktisi manajemen sumber daya manusia, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut.

(18)

Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah

sebagi berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferdinand Risamasu (2007) dalam

Jurnal Analisis Vol. 4. No. 1, Maret 2007 :41 – 52 dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Perusahaan-Perusahaan Daerah Propinsi Papua”. Kesimpulan dari

hasil penelitian ini adalah bahwa kompensasi memiliki pengaruh

yang positif terhadap motivasi kerja karyawan, yang berarti

kompensasi yang diterima karyawan mampu meningkatkan

motivasi kerja karyawan. Dan juga motivasi mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, yang berarti

bahwa dengan tingginya motivasi kerja karyawan akan mampu

meningkatkan kinerjanya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Gede Supartha (2007)

dalam Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan Vol. 9. No. 2,

September 2007 :107 – 116 dengan judul “Pengaruh

Kepemimpinan dan Kebijakan Ketenagakerjaan Pemerintah

Daerah Terhadap Disiplin dan Produktivitas Tenaga Kerja pada

Perusahaan Garmen di Kota Denpasar”. Hasil penelitian tersebut

(19)

adalah bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas tenaga kerja pada perusahaan garmen.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wahyuddin dan

Djumino A. (2002) dalam Jurnal Daya Saing Vol. 3. No. 1, 2002:1

– 19 dengan judul “Analisis Kepemimpinan dan Motivasi

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kesatuan Bangsa dan

Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Wonogiri”. Kesimpulan

dalam penelitian tersebut adalah bahwa kepemimpinan dan

motivasi baik secara masing-masing ataupun bersama-sama

mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ngadimin dan Muhammad

Wahyuddin (2005) dalam Jurnal Daya Saing Vol. 6. No. 2, 2005:1

– 10 dengan judul “Rekruitmen, Dekruitmen, Pengembangan Karir

dan Kompensasi Perannya terhadap Motivasi Kerja di PT Delta

Merlin Dunia Tekstil Karanganyar”. Yang menghasilkan

kesimpulan bahwa seluruh variabel independen termasuk di

dalamnya kompensasi mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Keke T. Aritonang (2005) dalam

Jurnal Pendidikan Penabur No. 04, Tahun IV Juli 2005:1 – 16

dengan judul “Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja

Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta”. Dengan hasil

(20)

antara kompensasi kerja dengan kinerja guru di SMP Kristen BPK

PENABUR Jakarta.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Istiningsih (2006) dalam Jurnal

Ilmiah Manajerial Vol. 2. No. 1, 2006:10 – 56 dengan judul

“Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Kinerja

karyawan STMIK AMIKOM Yogyakarta”. Yang dalam hasil

kesimpulan penelitian menyatakan bahwa hubungan yang bersifat

positif dan signifikan antara kepemimpinan terhadap motivasi.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Arfah dan Muslich

Anshori (2005) dalam Majalah Ekonomi Tahun XV, No. 3A

Desember 2005:371-390 dengan judul “Pengaruh Kesesuaian

Kompensasi Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan

(Studi Pada Karyawan Perusahaan Air Minum Di Batam)”. Yang

menyatakan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan.

Landasan Teori

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia atau manajemen personalia

adalah salah satu bidang dalam ilmu ekonomi yang difokuskan kepada

cara-cara pengaturan manusia untuk tujuan organisasi, dalam hal ini pada

bidang personalia atau bidang kepegawaian. Sebalum mengulas pengertian

(21)

pengertain Manajemen itu sendiri. Manajemen telah banyak disebut

sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Yang

berarti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui

pengaturan terhadap orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan

yang diperlukan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan

itu secara langsung. Disebabkan hal diatas maka, berarti pengaturan

terhadap manusia adalah inti dari manajemen itu sendiri.

Menurut Flippo (dalam Handoko, 2001:3), manajemen personalia

adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintregasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusiaagar

tercapaiberbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. Sedangkan

menurut Gibson et. al. (1996:86-87) Manajemen Sumber Daya Manusia

dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan

organisasi dengan mendapatkan, mempertahankan, memberhentikan,

mengembangkan, dan menggunakan secara tegas sumber daya manusia

sebuah organisasi. Mencapai tujuan merupakan bagian penting dari setiap

bentuk manajemen, karena apabila tujuan tersebut tidak tercapai,

organisasi akan mati.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

(22)

organisasi dalam mencapai produktifitas organisasi yang bersangkutan.

Tujuan ini dapat dijabarkan ke dalam tujuan yang lebih operasional

sebagai berikut :

a. Tujuan Masyarakat (Societal Objective)

Untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan dan

tantangan-tantangan yang timbul dari masyarakat.

b. Tujuan Organisasi (Organisasi Objective)

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada

(exist) perlu pemberian kontribusi terhadap pendayagunaan

organisasi secara keseluruhan.

c. Tujuan Fungsi (Functional Objective)

Untuk memelihara (maintain) kontribusi bagian-bagian lain agar

mereka (sumber daya manusia dalam tiap bagian) melaksanakan

secara optimal.

d. Tujuan personal (Personal Objective)

Untuk membantu karyawan atau pegawai dalam mencapai

tujuan-tujuan pribadinya, dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi

Perilaku Organisasi

Gibson et. al. (1992:26), perilaku organisasi adalah suatu cara

berfikir. Perilaku dipandang sebagai sesuatu yang bekerja pada tingkat

individu, kelompok dan organisasi. Pendekatan ini memberikan kesan

(23)

identifikasi secara jelas tingkat analisis yang digunakan oleh individu,

kelompok, atau organisasi. Berikutnya, perilaku keorganisasian merupakan

suatu bidang interdisipliner yang menggunakan prinsip, model, teori dan

metode dari ilmu yang mapan. Supaya kita dapat mengetahui tentang

organisasi dan bagaimana berfungsinya, maka seseorang harus

mempelajarinya dan melaporkan hasilnya. Dalam mempelajari organisasi

maka yang harus diperhatikan adalah siapakah yang mempelajari

organisasi, bagaimana mereka mempelajarinya dan dimanakah mereka

melaporkan hasil dari apa yang mereka pelajari. Untuk dapat lebih

menjelaskan arti perilaku organisasi maka pengertian perilaku organisasi

dapat dilihat dari beberapa pendekatan antara lain adalah :

a. Pendekatan Tujuan

Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas

didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Organisasi dibentuk dengan maksud mencapai tujuan.

Dalam pendekatan ini gagasan bahwa organisasi maupun kelompok dan

individu itu harus dievaluasi dari segi pencapaian tujuan, telah diterima

umum secara luas (Gibson et. al., 1992:27). Pendekatan tujuan

menunjukkan bahwa organisasi itu dibentuk dengan tujuan tertentu,

bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan tertentu yakni

prinsip dasar dari masyarakat.

Menurut Robbins (2002,2), perilaku organisasi adalah studi

(24)

dalam organisasi. Perilaku organisasi juga terkait dengan kepemimpinan

karyawan, yang merupakan sebuah sikap.

Menurut Frank Horison dalam Gibson et. al. (1992:28), menyatakan

walaupun pendekatan tujuan kelihatan sederhana, tetapi mengandung juga

beberapa persoalan. Beberapa kesulitan yang dikenal secara luas meliputi :

1. Pencapaian tujuan tidak dapat segera diukur pada organisasi yang

tidak memproduksi barang–barang yang berwujud (tangible

outputs).

2. Organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan

tercapainya satu tujuan seringkali menghalangi atau mengurangi

kemampuannya untuk mencapai tujuan yang lain.

3. Adanya beberapa tujuan resmi yang harus dicapai dan disepakati

oleh semua anggota, adalah diragukan. Banyak ahli riset

melakukan kesulitan untuk mendapatkan persetujuan diantara para

manajer mengenai tujuan khusus dari organisasi mereka.

Walaupun pada pendekatan tujuan terdapat beberapa persoalan,

tetapi pendekatan itu mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap

perkembangan manajemen dan teori serta praktek perilaku keorganisasian.

Pembahasan pada saat ini menunjukan pentingnya tujuan organisasi dalam

pengambilan keputusan strategis dan pembedaan antara memaksimumkan

(maximizing goals ) dan mengoptimumkan tujuan (optimizing goals).

Pengambilan keputusan strategis memerlukan perhatian khusus terhadap

(25)

karena lingkungan itu sangat tidak menentu dan bermacam-macam, maka

organisasi harus puas dengan mencapai tujuan yang mungkin tercapai dan

bukannya tujuan akhir.

b. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem memungkinkan kita menguraikan perilaku

organisasi, baik secara intern maupun ekstern. Secara intern kita dapat

melihat bagaimana dan mengapa orang didalam organisasi melaksanakan

tugasnya secara individu dan secara kolektif. Secara ekstern kita dapat

menghubungkan transaksi organisasi dengan organisasi atau lembaga lain.

Dalam pendekatan ini semua organisasi mendapatkan sumber dari

lingkungan yang lebih luas, dimana organisasi merupakan bagian

daripadanya, dan sebaliknya organisasi ini menyediakan barang dan jasa

yang diminta oleh lingkungan yang lebih luas itu. Para manajer harus

sekaligus menagani segi-segi intern dan ekstern dari perilaku

keorganisasian. Proses yang ada pada dasarnya rumit ini dapat

disederhanakan, untuk keperluan analisis, dengan menggunakan konsep

dasar dan teori sistem.

Dalam hubungannya dengan teori sistem, organisasi dipandan

sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan

saling ketergantungan satu sama yang lain. Arus masukan (input) dan

keluaran (output) merupakan titik bertolak dalam uraian tentang organisasi

(26)

(input) dari sistem yang lebih luas (lingkungan) memproses sumber ini dan

mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (out put).

Kompensasi

Salah satu fungsi tradisional manajemen sumber daya manusia

adalah penentuan kompensasi para karyawannya.

Menurut T. Hani Handoko (2001:155), definisi kompensasi adalah

segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja

mereka. Sedangkan menurut Simamora (2004:442) kompensasi

merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi

mereka kepada organisasi.

Indikator Kompensasi

Indikator – indikator kompensasi menurut Arfah dan Anshori

(2005:378-379) diantaranya adalah:

a. Kesesuaian Gaji

Yaitu kesesuaian pembayaran jasa kerja untuk satuan jasa untuk

waktu tertentu.

b. Kesesuaian Bonus

Adalah kesesuaian pemberian balas jasa sebagai perangsang yang

diberikan pada karyawan yang mempunyai prestasi kerja mencapai

atau melampaui batas yang telah ditetapkan perusahaan dengan

(27)

c. Kesesuaian Tunjangan

Kesesuaian pemberian tambahan selain gaji yang dinilai dengan

uang kepada karyawan sebagai balas jasa sesuai dengan jenjang

atau kepangkatan (golongan) berdasarkan peraturan dan sistem

yang digunakan dalam setiap perusahaan.

Karakteristik Kompensasi

Ada lima karaktersitik (Simamora, 2004, 445-446) yang

seyogyanya dimiliki oleh kompensasi, jika ingin berfungsi secara efektif :

a. Arti Penting

Kompensasi tidak akan berpengaruh bagi karyawan, jika hal itu

tidak memiliki arti yang sangat penting bagi mereka. Penentuan

kompensasi sedapat mungkin mendekati kisaran harapan para

karyawan, dan karyawan harus diyakinkan jika kompensasi yang

tersedia itu penting bagi mereka, tanpa membedakan perbedaan

tipe individu yang ada pada mereka.

b. Fleksibel

Jika sistem kompensasi disesuaikan dengan karakteristik unik para

karyawan dan juga tingkatan kinerja yang telah mereka capai,

(28)

c. Frekuensi

Semakin sering suatu kompensasi dapat diberikan, semakin besar

pula potensi daya gunanya sebagai instrumen yang mempengaruhi

kinerja karyawan.

d. Visibilitas

Kompensasi harus betul-betul dapat dilihat apabila dikehendaki

supaya karyawan merasakan adanya hubungan antara kinerja

dengan kompensasi.

e. Biaya

Sistem kompensasi haruslah dirancang dengan memperthitungkan

biaya kompensasi itu sendiri. Intinya, semakin rendah biayanya,

semakin diinginkan kompensasi tersebut dari sisi organisasi.

Tujuan Kompensasi

Menurut Handoko (2001:156-158) tujuan kompensasi adalah :

a. Memperoleh karyawan qualified

Kompensasi perlu diterapkan cukup tinggi untuk menarik para

pelamar.

b. Mempertahankan karyawan yang ada sekarang

Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak

(29)

c. Menjamin keadilan

Keadilan dan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting

diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.

d. Menghargai perilaku yang diinginkan

Kompensasi hendaknya dapat mendorong prestasi kerja yang baik,

pengalaman, kesetiaan, tanggungjawab baru dan perilaku-perilaku

lain.

e. Mengendalikan biaya-biaya

Program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk

mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada

tingkat biaya yang layak.

f. Memenuhi peraturan-peraturan legal

Program kompensasi yang baik haruslah memenuhi

peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur masalah kompensasi

karyawan.

Faktor-faktor Penentu Kompensasi

Menurut Gary Dessler (1998 : 88) faktor-faktor dasar dalam

menentukan kompensasi harus memperhatikan hal-hal seperti berikut:

a. Pertimbangan Hukum Dalam Kompensasi

Sejumlah undang-undang menetapkan apa yang para majikan dapat

atau harus bayar dari segi upah minimum, tarif lembur, dan

(30)

b. Pengaruh Serikat Buruh Terhadap Keputusan Kompensasi

Serikat buruh dan undang-undang hubungan tenaga kerja juga

mempengaruhi bagaimana perencanaan pembayaran dirancang.

Undang-undang yang memberi perlindungan hukum dan memberi

hak karyawan untuk berorganisasi, tawar-menawar secara kolektif

dan bergabung dalam kegiatan-kegiatan gabungan untuk tujuan

tawar-menawar kolektif, saling membantu dan saling melindungi.

Secara histories, tarif upah telah menjadi isu utama dalam

tawar-menawar kolektif. Akan tetapi, isu lain mencakup waktu cuti yang

dibayar, keamanan pendapatan (untuk mereka dalam industri

dengan pemberhentian berkala), penyesuaian gaya hidup, dan

berbagai tunjangan.

c. Kebijakan Kompensasi

Kebijakan kompensasi seorang majikan juga mempengaruhi upah

dan tunjangan yang dibayarnya, karena kebijakan-kebijakan ini

memberikan garis pedoman kompensasi yang penting.

d. Keadilan dan Dampaknya Terhadap Tarif Upah

Kebutuhan akan keadilan adalah faktor penting dalam menentukan

tarif pembayaran, khususnya keadilan eksternal dan keadilan

internal. Secara eksternal, pembayaran harus sebanding dengan

tarif dalam organisasi lain atau seorang majikan akan mengalami

kesulitan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang

(31)

: masing-masing karyawan hendaknya memandang pembayarannya

sama dengan pembayaran lain yang ada dalam organisasi.

Beberapa perusahaan menyelenggarakan survey untuk mempelajari

persepsi dan perasaan karyawan tentang sistem kompensasi

mereka. Dalam praktik, proses penetapan tarif upah sambil

menjamin keadilan eksternal dan internal menempuh lima langkah

yaitu :

1. Lakukanlah sebuah survey gaji tentang beberapa pembayaran

majikan lain untuk pekerjaan yang sebanding (untuk

membantu memastikan keadilan eksternal).

2. Tentukanlah nilai dari masing-masing pekerjaan dalam

organisasi anda melalui evaluasi jabatan (untuk memastikan

keadilan internal).

3. Kelompokkan pekerjaan-pekerjaan serupa kedalam tingkat

upah.

4. Tetapkan harga masing-masing tingkat pembayaran dengan

menggunakan kurva upah.

5. Tentukan dengan tepat tarif upah.

Kepemimpinan

Pada hakekatnya tidak ada satu organisasipun yang bisa berjalan

tanpa adanya sosok seorang pemimpin. Maka dari itu kepemimpinan

(32)

Hersey dan Blanchard (dalam Supartha, 2007) menyatakan

kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan individu dan

kelompok untuk mecapai tujuan. Sementara Hill dan Caroll (dalam

Wahyuddin dan Djumino, 2002) menyatakan bahwa, kepemimpinan dapat

diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau

lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

terarah pada tujuan bersama.

Indikator Kepemimpinan

Indikator – indikator kepemimpinan menurut Martoyo

(2000:176-179) diantaranya adalah :

a. Kemampuan Analitis

Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti,

matang, dan mantap, merupakan prasyarat untuk susesnya

kepemimpiana seseorang.

b. Ketrampilan Berkomunikasi

Dalam memberikan perintah, petunjuk, pedoman, nasihat, seorang

pemimpin harus menguasai teknik – teknik berkomunikasi.

c. Keberanian

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia perlu

memiliki keberanian yang semakin besar dalam melaksankan tugas

(33)

d. Ketegasan

Ketegasan dalam menghadapi bawahan dan menghadapi

ketidaktentuan, sangat penting bagis eorang pemimpin.

Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan akan berlangsung efektif bilamana mampu

memenuhi fungsinya, meskipun dalam kenyataanya tidak semua tipe

kepemimpinan memberikan peluang yang sama untuk mewujudkannya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (dalam Wahyuddin

dan Djumino, 2002) memeliki dua dimensi sebagai berikut:

a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan

(direction) dalam tibdakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat

pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.

b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau

keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan

tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan

dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan

kebijaksanan-kebijaksaan pemimpin.

Berdasarkan kedua dimensi tersebut secara operasional dapat

dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

a. Fungsi instruktif

b. Fungsi konsultatif

(34)

d. Fungsi delegasi

e. Fungsi pengendalian

Motivasi

Motivasi berasal dari istilah Latin “movere” yang berarti pindah.

Dalam konteks sekarang motivasi adalah proses-proses psikologis

meminta, mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang

mengarah pada tujuan (Kreitner dan Kinicki, 2003:248). Sedangkan

menurut Mathis dan Jackson (2001:89) motivasi merupakan hasrat di

dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.

Seseorang sering melakukan tindakan untuk suatu hal: mencapai tujuan.

Indikator Motivasi

David McClelland dalam teori tiga kebutuhan (Robbins, 2002:61),

mengelompokkan tiga motif atau kebutuhan manusia yang dapat

memotivasi gairah bekerja, yaitu:

a. Kebutuhan akan prestasi (need for Achievement = n.Ach.)

Dorongan untuk unggul, untuk mencapai sederetan standar guna

meraih kesuksesan. Kebutuhan untuk berprestasi adalah dorongan

yang sangat kuat yang dimiliki oleh seseoarang untuk sukses,

namun mereka berusaha keras untuk meraih prestasi perorangan

daripada mendapat penghargaan karena keberhasilan yan

(35)

McClelland (Robbins, 2002:61), menemukan bahwa orang-orang

yang berprestasi membedakan diri mereka dengan yang lainnya

dari hasrat mereka untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih

baik. Mereka lebih suka bekerja untuk masalah-masalah yang

menantang dan menerima tanggung jawab pribadi demi kesuksesan

atau kegagalan daripada memberikan peluang kepada orang lain.

Mereka suka menetapkan tujuan yang realistis namun sulit dicapai

dan yang membutuhkan kesungguhan mereka. Ketika terdapat

kemungkinan yang seimbang anatara kesuksesan dan kegagalan,

ada kesempatan yang besar untuk mendapatkan kepuasan dan

perasaan berprestasi dari usaha yang mereka lakukan.

b. Kebutuhan akan kekuasan (need for Power = n.Pow.)

Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara

yang diinginkan. Kebutuhan akan kekuasan adalah hasrat untuk

mendapatkan pengaruh dan mengendalikan orang lain. Individu

yang memiliki n.Pow menikmati kewenagan yang dimilikinya,

berjuang untuk mempengaruhi orang lain, lebih menyukai situasi

persaingan dan berorientasi pada status, serta cenderung untuk

lebih menaruh perhatian yang besar terhadap prestise dan

pengaruhnya terhadap orang lain daripada kinerja yang efektif.

c. Kebutuhan akan afiliasi (need for Afiliation = n.Aff.)

Hasrat akan hubungan persahabatan dan kedekatan antar personal.

(36)

dapat disamakan dengan hasrat untuk disukai dan diterima oleh

orang lain. Individu dengan n.Aff yang tinggi berusaha keras untuk

persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif daripada

kompetitif, dan hubungan yang melibatkan tingkat saling

pengertian yang tinggi.

Kinerja

Kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang

membentuk sebuah pekerjaan karyawan menurut Simamora (2004:339).

Sedangkan Mangkunegara (2005:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Kinerja adalah hasil – hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang

atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu

(Tika, 2006:121).

Indikator Kinerja

Indikator – indikator kinerja menurut Dharma (2003: 355)

a. Kuantitas

Merupakan jumlah keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh

(37)

b. Kualitas

Merupakan mutu output yang harus dihasilkan oleh karyawan

dalam melaksankan pekerjaannya.

c. Ketepatan waktu

Merupakan kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaan dengan yang direncanakan.

Definisi dan Tujuan Penilaian Kinerja

Sebuah organisasi perusahaan tentu ingin mengetahui sampai

sejauh mana pencapaian kinerja dari karyawannya baik secara individu

maupun secara keseluruhan. Demikian juga individu karyawan tersebut

tentu ingin mengetahui sejauh mana pencapaian kinerjanya, sehingga

dirinya dapat mengetahui segala kekurangan dan kelebihan dari apa yang

telah dikerjakannya. Disinilah perlunya penilaian kinerja.

Menurut Handoko (1995:135), penilaian kinerja adalah proses

melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi

kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan

personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang

pelaksanaan kerja yang diberikan oleh atasan mereka. Umpan balik bagi

karyawan ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana mereka berhasil

menyelesaikan pekerjaannya dan dasar untuk memperbaiki kinerja

(38)

Tujuan pokok penilaian kierja adalah menghasilkan informasi yang

akurat tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota organisasi. Semakin

akurat dan sahih informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja,

semakin besar potensi nilainya bagi organisasi (Simamora, 2004:423).

Sedangkan tujuan khususnya adalah evaluasi dan pengembangan

karyawan.

Hambatan Penilaian Kinerja

Penilaian yang baik sesuai dengan fungsinya akan sangat

menguntungkan organisasi, yaitu akan dapat meningkatkan kinerja. Akan

tetapi, dalam proses melakukan penilaian untuk kerja yang baik ini

terdapat beberapa masalah atau hambatan-hambatan. Menurut Hariandja

(2002:201), hambatan-hambatan tersebut antara lain dikarenakan proses

penilaian tersebut tentu saja dilakukan oleh manusia yang tidak pernah

luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat diakibatkan oleh keterbatasan

manusia dalam melihat sesuatu. Handoko (2001:140-141) mengemukakan

beberapa kecenderungan bias penilaian yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Halo Efek, yaitu penyimpangan yang terjadi bila pendapat pribadi

penilai tentang karyawan mempengaruhi pengukuran prestasi kerja.

b. Kesalahan kecenderungan terpusat, yaitu penilai tidak suka menilai

para karyawan yang efektif atau tidak efektif, dan sangat baik atau

sangat jelek, sehingga penilaian prestasi kerja cenderung dibuat

(39)

c. Bias terlalu lunak dan terlalu keras. Kesalahan terlalu lunak

disebabkan oleh kecenderungan penilai untuk terlalu mudah

memberikan nilai baik dalam evaluasi prestasi kerja karyawan.

Kesalahan terlalu keras adalah sebaliknya, yang terjadi karena

penilai cenderung untuk terlalu ketat dalam evaluasi mereka.

Kedua kesalahan inipada umumnya terjadi bila standar-standar

prestasi tidak jelas.

d. Prasangka pribadi. Faktor-faktor yang membentuk prasangka

pribadi terhadap seseorang atau kelompok bisa mengubah

penilaian.

e. Pengaruh kesan terakhir. Bila menggunakan ukuran-ukuran

prestasi kerja subyektif, penilaian sangat dipengaruhi oleh

kegiatan-kegiatan karyawan yang palin akhir

Menurut Dessler (1993:325), permasalahan-permasalahan yang

sering terjadi dalam penilaian kinerja dapat diatasi dengan

tindakan-tindakan sebagai berikut: memastikan bahwa penilai memahami betul apa

permasalahan yang terjadi, pemilihan teknik yang tepat meskipun tidak

ada teknik yang paling sempurna karena setiap teknik memiliki kelemahan

dan kelebihan, serta adalah penting bagi karyawan memandang penilaian

sebagai hal yang adil dan dalam kaitannya ini ada empat hal yang dapat

dilakukan menilai kinerja karyawan secara teratur; memastikan bahwa

(40)

anda dan karyawan tentang tugas pekerjaanya; melibatkan karyawan

dalam penyusunan rencana penigkatan kinerjanya.

Penilai Kinerja

Dalam penilaian kinerja, ada pihak yang bertugas sebagai penilai.

Beberapa pihak yang dapat menjadi penilai menurut Mathis dan Jackson

(2002:87-90) adalah :

a. Penilaian bawahan oleh atasan

Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan

bahwa atasan langsung adalah orang yang berkualitas untuk

mengevaluasi kinerja karyawan secara realistis, objektif, dan adil.

b. Penilaian atasan oleh bawahan

Dalam sebuah pendekatan yang sangat baru, dewan direksi

beberapa perusahaan sedang dievaluasi. Oleh karena itu

tanggungjawab mendasar dari dewan direksi adalah untuk

menetapkan tujuan-tujuan dan mengarahkan upaya pencapaiannya,

bagian dari kinerja harus juga dievaluasi.

c. Penilaian kelompok/rekan kerja

Untuk menggunakan anggota kelompok sebagai penilai adalah jika

penilaian lainnya dengan adanya potensi untuk membantu atau

(41)

Penilaian kinerja khususnya berguna di saat atasan tidak memiliki

kesempatan untuk mengobservasi setiap kinerja karyawan, tetapi

rekan kerja anggota kelompok melekukannya.

d. Penilaian diri sendiri

Penilaian diri sendiri dilakukan dalam kondisi tertentu. Intinya, hal

ini merupakan alat pengembangan diri yang memaksa karyawan

untuk memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan

menetapkan tujuan pengembangan. Meskipun ada kesulitan dalam

penilaian diri sendiri, penilaian karyawan jenis ini dapat

bergunadan menjadi sumber yang kredibel untuk informasi

penilaian.

e. Penilai dari luar

Penilaian mungkin saja dilakukan oleh pihak luar. Pihak luar

mungkin akan melengkapi para manajer ini dengan dukungan

profesional dalam membuat penilaian, tetapi jelas ada beberapa

kekurangannya. Pihak luar bisa jadi tidak mengetahui keseluruhan

kontigensi di dalam organisasi. Sebagai tambahan, penilaian pihak

luar akan memakan waktu dan mahal.

Hubungan Antar Variabel

Hubungan Kompensasi Dengan Motivasi

Pada umumnya sesorang jika mendapatkan imbalan yang layak

(42)

jika seseorang bekerja tanpa imbalan atau dengan imbalan namun kurang

dirasa layak maka motivasinya dalam bekerja akan kurang besar, atau

mungkin cenderung tidak ada.

Handoko (2001:155) menyatakan suatu cara departemen personalia

meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepemimpinan karyawan

adalah melalui kompensasi. Sedangkan Simamora (2004:450) menyatakan

organisasi memberdayakan kompensasi untuk memotivasi para

karyawannya. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ngadimin

dan M. Wahyuddin (2005) menghasilkan bahwa kompensasi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi.

Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja

Bisa dipahami jika kinerja seseorang akan sangat bergantung

kepada apa yang akan ia terima jika melakukan suatu pekerjaan. Kinerja

yang terus merosot akan sangat mungkin disebabkan oleh kompensasi

yang dirasanya tidak layak, kurang memenuhi kebutuhan, atau kurang

dirasa adil.

Handoko (2001:155) menyatakan suatu cara departemen personalia

meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepemimpinan karyawan

adalah melalui kompensasi. Sementara menurut Mathis dan Jackson

(2001:118) biaya kompensasi haruslah pada tingkat yang memastikan

adanya efektivitas perusahaan maupaun pemberian imbalan yang layak

(43)

pencapaian kinerja mereka. Keke T Aritonang (2005) dalam hasil

penelitiannya menyatakan kompensasi memiliki hubungan yang sangat

positif dengan kinerja. Risamasu (2007) dalam hasil peneltiaanya

menyatakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang siginifikan

terhadap kinerja.

Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi

Salah satu tugas seorang pemimpin adalah memberikan motivasi

terhadap bawahannya. Sehingga mampu bekerja sesuai dengan harapan

perusahaan.

Menurut Kartono (2004:93), fungsi kepemimpinan ialah

memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi, atau

membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi,

menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik memberikan

supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya

kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan

perencanaan. Safaria (2004:174) menyatakan motivasi merupakan salah

satu unsur penting bagi kesuksesan pemimpin di dalam mengendalikan,

mengarahkan, dan membimbing bawahan dan organisasi secara

keseluruhan. Sedangkan Istiningsih (2006) dalam penelitiannya

menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

(44)

Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja

Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat meningkatkan

kierja bawahannya. Sehingga kinerja organisasi dapat turut terangkat

melalui peningkatan kinerja individu.

Siagian (1999) dalam Wahyuddin dan Djumino (2002) menyatakan

keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai

kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu

kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan

kiranya dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam

suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam

keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai

kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya. Sedangkan

dalam hasil penelitiannya Wahyuddin dan Djumino (2002) menyatakan

bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Hubungan Motivasi Dengan Kinerja

Seseorang yang bermotivasi tinggi akan memiliki kinerja yang

bagus pula. Sebaliknya seseorang yang bermotivasi rendah akan memiliki

kinerja yang kurang.

Sementara Mathis dan Jackson (2001:89) menyatakan kinerja yang

dicari oleh perusahaan dari seseorang tergantung dari kemampuan,

motivasi, dan dukungan individu yang diterima. Sedangkan dalam

(45)

motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Demikian

pula hasil penelitian Risamasu (2007) yang menyatakan bahwa motivasi

(46)

Kerangka Konseptual

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Keterangan

X1.1 : Kesesuaian gaji

X1.2 : Kesesuaian bonus

X1.3 : Kesesuaian tunjangan

X2.1 : Kemampuan Analitis

X2.2 : Ketrampilan Berkomunikasi

(47)

Y2.1 : Kuantitas

Y2.2 : Kualitas

(48)

Hipotesis

Berdasar rumusan teori diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Diduga kompensasi berpengaruh positif terhadap motivasi

karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

b. Diduga kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi

karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

c. Diduga kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

d. Diduga kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

e. Diduga motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

(49)

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dibutuhkan untuk mendefinisiksan masing-masing variable agar tidak ada kesalahpahaman dalam pengertian antar masing-masing variable. Definisi masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Kompensasi (X1

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155), dalam hal ini adalah karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

)

Indikator – indikator kompensasi menurut Arfah dan Anshori (2005:378-379) diantaranya adalah:

a. Kesesuaian Gaji (X1.1

Yaitu kesesuaian pembayaran jasa kerja untuk satuan jasa untuk waktu tertentu.

)

b. Kesesuaian Bonus (X1.2

Adalah kesesuaian pemberian balas jasa sebagai perangsang yang diberikan pada karyawan yang mempunyai prestasi kerja mencapai atau melampaui batas yang telah ditetapkan perusahaan dengan maksud untuk memotivasi karyawan dalam berprestasi lebih tinggi.

)

(50)

c. Kesesuaian Tunjangan (X1.3

Kesesuaian pemberian tambahan selain gaji yang dinilai dengan uang kepada karyawan sebagai balas jasa sesuai dengan jenjang atau kepangkatan (golongan) berdasarkan peraturan dan sistem yang digunakan dalam setiap perusahaan.

)

b. Kepemimpinan (X2

Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok untuk mencapai tujuan (Hersey dan Blanchard dalam Supartha:2007). Dalam hal ini kegiatan kepemimpinan dilakukan oleh pimpinan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

)

Indikator – indikator kepemimpinan menurut Martoyo (2000:176-179) diantaranya adalah :

a. Kemampuan Analitis (X2.1

Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti, matang, dan mantap, merupakan prasyarat untuk susesnya kepemimpiana seseorang.

)

b. Ketrampilan Berkomunikasi (X2.2

Dalam memberikan perintah, petunjuk, pedoman, nasihat, seorang pemimpin harus menguasai teknik – teknik berkomunikasi.

(51)

c. Keberanian (X2.3

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia perlu memiliki keberanian yang semakin besar dalam melaksankan tugas pokoknya yang telah dipercayakan padanya.

)

d. Ketegasan (X2.4

Ketegasan dalam menghadapi bawahan dan menghadapi ketidaktentuan, sangat penting bagi seorang pemimpin.

)

c. Motivasi (Y1

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang menuju sebuah tujuan (Simamora, 2004:456). Dalam hal ini adalah dorongan yang diterima oleh karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya yang mengarahkannya pada sebuah kinerja.

)

Indikator – indikator motivasi menurut McClelland dalam Robbins (2002:61) adalah :

a. Kebutuhan akan prestasi (Y1.1

Dorongan untuk unggul, untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan.

)

b. Kebutuhan akan kekuasaan (Y1.2

Merupakan kebutuhan karyawan untuk mendapatkan kesempatan promosi dan mendapatkan wewenang dan tanggungjawab yang lebih besar.

(52)

c. Kebutuhan akan afiliasi (Y1.3

Merupakan kebutuhan karyawan untuk bersosialisasi dengan karyawan lainnya.

)

d. Kinerja (Y2

Kinerja adalah hasil – hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006:121). Dalam hal ini adalah hasil –hasil fungsi pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

)

Indikator – indikator kinerja menurut Dharma (2003:355) adalah : a. Kuantitas (Y2.1

Merupakan jumlah keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

)

b. Kualitas (Y2.1

Merupakan mutu output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

)

c. Ketepatan Waktu (Y2.3

Merupakan kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan yang direncanakan.

)

(53)

”sangat setuju”, ”setuju”, ”agak setuju”, “netral”, ”agak tidak setuju”, ”tidak setuju” dan ”sangat tidak setuju”. Masing-masing pilihan jawaban diberi nilai 1 untuk jawaban ekstrim negatif dan nilai 7 untuk jawaban ekstrim positif. Dan dapat.digambarkan sebagai berikut:

Dalam hal ini yang melakukan penilaian kinerja dan dapat mengisi kuisioner kinerja dilakukan oleh General Manager dibantu dengan Operasional Manager, Manager HRD & GA, Manager Purchasing, Admintrasi Purchasing, dan Staff HRD & GA PT. Hikmah Sejahtera Surabaya. Karena jajaran manajemenlah yang dirasa lebih mengerti kinerja dari karyawannya.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006:223). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek itu. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

1

7

Sangat setuju

(54)

seluruh karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya. Maka jumlah populasi yang dipakai sebesar 113 orang karyawan.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya selain jajaran manajemen. Teknik pengambilan sempel menggunakan purposive sampling. Pemilihan sampel ini dilakukan karena mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Jumlah sampelnya dalam penelitian ini adalah 107 orang karyawan PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

Sesuai dengan alat analisis SEM sebagaiman ditentukan oleh Ferdinand (2002 : 48). Yang menyatakan bahwa : dengan teknik Estimasi Maximum Likelihood (antara 100 – 200) tergantung pada jumlah

(55)

Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data a. Data Primer

Data yang diperoleh dari penelitian yang berdasarkan hasil jawaban dari daftar pertanyaan (kuisioner) yang disebarkan kepada responden tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obyek penelitian.

2. Sumber Data

a. Jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden. b. Kantor PT. Hikmah Sejahtera Surabaya dibagian personalia. 3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah karena pada umumnya data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam membantu pengumpulan data yang lengkap sehingga dapat mendukung landasan teori, memudahkan analisa dalam rangka pemecahan masalah. Adapun teknik yang digunakan adalah:

a. Metode Kuisioner

(56)

b. Metode Observasi

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung di PT. Hikmah Sejahtera Surabaya.

Teknik Analisis Data

Uji Realibilitas

Realibilitas adalah ukuran mengenai konsistensi dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing - masing indikator mampu mengidentifikasi sebuah konstruk atau faktor variabel laten. Dengan kata lain bagaimana hal-hal spesifik saling membantu dan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Composite Reliability diperoleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002:62):

( ∑ Std. Loading )2

Construc Reability = 

( ∑ Std. Loading)2 + ∑ €

Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk

tiap-tiap indikator yang dapat diambil dari hasil perhitungan komputer.

j

Dimana:

• ∑ € j adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

(57)

Variance Extracted

Variance Extracted adalah ukuran yang menunjukkan varians dari

indikator-indikator yang diekstrasi oleh konstruk laten yang dikembangkan. Nilai Variance Extracted ini direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0.05. Variance Exracted diperoleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002:63):

( Σ Std. Loading )

Variance extracted =  2

( Std. Loading) 2 + Σ €

Dimana:

j

Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk

tiap-tiap indikator yang dapat diambil dari hasil perhitungan computer.

• ∑ € j adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

Measurement error dapat diperoleh dari 1- reabilitas indikator.

Uji Validitas

(58)

Uji Normalitas

Selebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang diinginkan dalam analisis, peneliti dapat mengguanakan uji statistik. Uji paling mudah adalah dengan mengamati Skewness Value dari data yang digunakan., yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dari hampir semua program staistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z – value yang dihasilkan melalui rumus:

Nilai Z = Skewmess

Uji Hipotesis

dimana N adalah ukuran sampel √6

n

Bila nilai Z lebih besar dari kritis atau critical ratio (Ferdinand, 2002:95). Maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan yang dikehendaki.

Structural Equation Modeling (SEM)

(59)

independen dapat berbentuk konstruk yang dibangun dari beberapa variabel dependen (Ferdinand, 2002:16). Model pengukuran variabel kompensasi, kepemimpinan, motivasi, dan kinerja menggunakan Confirmatory factor analysis (CFA), yaitu uji kesesuaian model serta uji signifikasi bobot factor laten/konstruk laten.

Evaluasi Outlier

Outliers adala observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara unvariate maupun multivariate (Ferdinand, 2002:52-53). Dapat diadakan perlakuan khusus pada outliers ini asal diketahui bagaimana munculnya outliers itu. Outliers pada dasarnya muncul dalam empat kemungkinan:

a. Karena kesalan prosedur, seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data.

b. Kesalahan keadaan yang benar-benar khusus yang mungkin memprofilkan datanya lain daripada yang lain, tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

(60)

d. Outliers dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi dikombinasi dengan variabel lain, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat eksrim. Nilai yang disebut multivariate outliers.

Evaluasi Multicolienarity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinearitas atau singulartas dalam kombnasi-kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari matriks kovarians sampelnya. Determinan yang kecil atau mendekati nol akan mengindkasikan adanya multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002:108).

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

(61)

Pengujan Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikasi pembanding nilai CR (Critical Ratio) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari t

table berarti signifikan.

Evaluasi Model

Hair et.al. (1998), menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”.

Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan Structual Equaton Modeling. Pengujan terhadap model yang dikembangkan dengan berbaai kriteria goodness of fit, yakni Chi Square, Probability, RMSEA.

(62)

off. Valuennya untuk digunakan dalam menguji apakah model daoat

diterima atau ditolak:

a. χ² – Chi-Square Statistic

Chi square bersifat sangat sensitif teradap besarnya sampel yaitu sample yang terlalu kecil (<50) maupun terhadap sampel yang terlalu besar (>50). Penggunaan Chi square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100 – 200 sampel. Bila diluar rentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan alat yang lain. χ² yang kecil dan tidak signifikan yang diharapkan agar hipotesis nol sulit ditolak.

b. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation

Nilai RMSEA yang lebi kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan close fit dari model itu bedasarkan degrees of freedom.

c. GFI – Goodness of Fit Index

Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam bentuk matrik kovarian populasi yang

terestimasikan, GFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0.09.

d. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index

Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Db

(63)

Dimana:

Db = ∑ P = jumlah – sample – momen D = degrees of freedom

AGFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0.09

e. CMIN / DF

Indeks ini disebut juga χ² relative yang diperoleh dari perbadingan antara nilai χ² dengan degrees of freedomnya. χ² relative yang

diharapkan adalah sebesar ≤ 2.0’ f. Tucker Lewis Indeks

Indeks ini diperoleh dengan rumus: Cb C

 Db C TLI = 

Cb



Db 1 Dimana:

C = Diskrepansi (ketidaksesuaian) dari model yang dievaluasi D = Degrees of freedom dari model yang dievaluasi

Cb = Diskrepansi dari baseline model yang yang dijadikan pembanding

Db = Degrees of freedom dari basaline model yang dijadikan pembanding

(64)

g. CFI – Comparative Fit Index

Indeks ini adalah relative moncentrality index (RNI), yang diperoleh dengan rumus:

1. C – d b. CFI = RINI = 

1. 1-Cb-db

CFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,95.

Tabel 2 Goodness of Fit Indixes

Goodness of

Fit Index Keterangan Cut – off Value

χ² Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance

sample [apakah sesuai dengan data] – chi –

square

Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikasi terhadap perbedaan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square

pada sample besar. ≤ 0.08

GFI

Menghitung proporsi tertmbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog denan R dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian atara data dan model ≤ 2,00

TLI Pembandingan antara model yang diuji

(65)

CFI

Uji kelayakan model yang tidak

sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model.

≥ 0,94

(66)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Hikmah Sejahtera sebagai aset dari Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah yang bergerak dalam bidang komersial didirikan dengan tujuan sebagai sebuah unit usaha yang diharapkan dapat memberikan kontribusidalam hal finansial atau sebagai penyokong dana terhadap segla bentuk operasional dan aktivitas di lingkungan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah yang non profit. Terutama dalam rangka membantu mensejahterakan para guru dan karyawan.

Oleh karena itu, tepat pada tanggal 5 Maret 1993 didirikanlah sebuah badan usaha yang diberi nama PT. Hikmah Sejahtera dengan Akta Notaris No. 8 tertanggal 5 Maret 1993 di hadapan notaris Trining Ariswati, SH. Dalam proses perkembangan perijinan, karena sudah terdaftarnya nama badan usaha lain yang juga bernama PT. Hikmah Sejahtera pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia, maka disrankan untuk menambah kata “Restu Nusa” setelah kata ”Hikmah Sejahtera”. Untuk itu maka didaftarkanlah kembali di hadapa notaris Titik Lintang Trenggowati, SH dengan Akta Notaris No. 65 tertanggal 26 Juli 1994 dengan nama PT. Hikmah Sejahtera Restu Nusa. Untuk melengkapi persyaratan usaha, maka kemdian terbit SIUP dengan No. SIUP

(67)

1/PB/XII/94 yang menyatakan PT. Hikmah Sejahtera Restu Nusa bergerak dalam bidang jasa, transportasi barang, pengadaan alat kantor, konstruksi, dan kontraktor.

PT. Hikmah Sejahtera beralamat di Jalan Gayungsari IV/36 Surabaya. Saat ini PT. Hikmah Sejahtera, memiliki beberapa unit usaha yaitu, katering, air isi ulang “Fresh”, percetakan, swalayan, toko, dan sport center.

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Hikmah Sejahtera Surabaya

Deskripsi tugas dalam struktur organisasi PT. Hikmah Sejahtera

a. General Manager

Gambar

Tabel 1 Data Omset Perusahaan Empat Tahun Terakhir
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Tabel 2 Goodness of Fit Indixes
Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Hikmah Sejahtera Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kategorisasi, masih ada beberapa siswa memiliki kesejahteraan yang kurang baik, sehingga guru dan sekolah bisa membantu para siswa tersebut dalam

bahkan justru kita malah modifikasi antara RPP yang telah kita buat dengan strategi di kelas, akan tetapi paling tidak pencapaian materi minimal 75 persen

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kualitas merupakan suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas serta meneruskan dan

Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap orangtua tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap kejadian pernikahan dini di

Kompilasi Hukum Islam kata murtad disebutkan dalam 2 pasal, terdapat dalam pasal 75 dan pasal 116, yang mana Pasal 75 menjelaskan perbuatan murtad menjadikan

Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal yang selalu memperhatikan atau memperhitungkan

Subtansi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan UED-SP Dharma Bakti dan lembaga tersebut dalam mendorong keberdayaan pada usaha

Skripsi ini berjudul; Pengaruh Pemberian Tunjangan Kinerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Aceh, Tujuan penelitian ini adalah untuk