PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE
PADA INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013
SKRIPSI
Oleh :
NI KADEK HARUM SARI DEWI NIM : 1206305207
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE
PADA INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013
SKRIPSI
Oleh :
NI KADEK HARUM SARI DEWI NIM : 1206305207
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 1 April 2016
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si, Ak .
2. Sekretaris : I Made Pande Dwiana Putra, SE., MM., Ak .
3. Anggota : Dr. I.G.A.M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si. .
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
( Dr. A.A G P Widanaputra, SE., M.Si., Ak NIP. 19650323 199103 1 004
Pembimbing
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengalaman saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah dijadikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, April 2016 Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Ibu I Gst. Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si. selaku Pembimbing Akademis yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam melaksanakan perkuliahan.
6. Ibu Dr. I.G.A.M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si. selaku pembahas seminar dan skripsi yang selalu memberikan arahan kepada penulis.
7. Bapak Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si, Ak. selaku penguji skripsi yang selalu memberikan arahan kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
9. Orang Tua dan Suami tercinta serta seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa yang tulus tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana serta dorongan baik secara moral, materiil dan spiritual kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang memerlukan. Terima Kasih.
Denpasar, April 2016
Judul : Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.
Nama : Ni Kadek Harum Sari Dewi
NIM : 1206305207
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate governance pada integritas laporan keuangan. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksi dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen dan komite audit, sedangkan integritas laporan keuangan diukur dengan indeks konservatisme. Integritas laporan keuangan adalah suatu keadaan dimana laporan keuangan yang disajikan secara wajar, jujur dan tidak bias.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 dan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan selama 3 tahun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen dan komisaris independen berpengaruh positif pada integritas laporan keuangan, namun komite audit tidak berpengaruh positif pada integritas laporan keuangan.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 11
3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 33
3.3 Objek Penelitian... 34
3.4 Identifikasi Variabel... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel... 35
3.6 Jenis dan Sumber Data... 39
3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 39
3.9 Teknik Analisis Data. ... 42
3.9.1 Analisis Deskriptif ... 42
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 42
3.9.3 Uji Kelayakan Model ... 44
3.9.4 Uji Hipotesis ... 44
3.9.2 Uji Koefisien Determinasi ... 46
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
4.2 Analisis Deskriptif ... 47
4.3 Uji Asumsi Klasik... 49
4.4 Uji Kelayakan Model... 53
4.5 Uji Parsial ... 55
4.6 Uji Hipotesis ... 56
4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR RUJUKAN ... 63
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
3.1 Tahap Pemilihan Sampel ... 41
4.1 Statistik Deskriptif ... 48
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 50
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51
4.4 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 52
4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 52
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Data Penelitian ... 67
2. Uji Deskripsi ... 70
3. Hasil Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas... 71
4. Hasil Uji Hipotesis dan Uji Autokorelasi ... 72
✁ ✂
✄☎ ✆✝✁✞ ✟✠ ✟✁✆
✡ ☛☞ ✌✍✎ ✏ ☛✑ ✒✓ ✒ ☛✎ ✔✎✔ ☞✍✕✔✖ ✔✗ ☛✎ ✒✕ ☛✔ ☛✎ ✘✍✎ ✙✍✎☛✔ 1✚✛ ✘✍✎ ✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎ ✓ ☛✢ ☛✕ ☞✍✓ ☛✗☛✎ ✙ ✘ ☛✖ ☛✓ ☛✑✣ 1✚✤ ✘✍✎✜✍✓ ☛✖✗☛✎ ✕ ✒✘ ✒✖ ☛✎ ✘ ☛✖ ☛✓ ☛✑ ✌✍✎✍✓✔✢✔ ☛✎✣ 1✚✥ ✘✍✎✜✍✓ ☛✖✗☛✎✢✍✎ ✢ ☛✎ ✙✢ ✒ ✜✒☛✎ ✌✍✎ ✍✓✔✢✔ ☛✎✣1✚✦✘✍✎✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎ ✘☛✎ ✧ ☛☛✢ ✌✍✎ ✍✓✔✢✔ ☛✎ ✏ ☛✎ 1✚★✘✍✎ ✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎✖ ✔✖ ✢✍ ✘☛✢✔✗☛✌✍✎ ✒✓✔✖ ☛✎✚
✩ ✪✩ ✠✫✬ ✫✭ ✮✯ ✫✰✫✱✲✳ ✫✴ ✫✯ ✫✵
✶ ☛✖ ✒✖ ✘☛✎ ✔ ✌✒✓ ☛✖✔ ✓ ☛✌✷✕ ☛✎ ✗✍ ✒ ☛✎✙☛✎ ✢✍✓ ☛✑ ✘✍✓✔ ☞☛✢✗☛✎ ☞ ☛✎y☛✗ ✌✍✕✒✖ ☛✑ ☛☛✎ ☞✍✖ ☛✕✚ ✸✔ ✏ ☛✗ ✑ ☛✎y☛✖ ✍ ✜✒✘✓ ☛✑ ✌✍✕ ✒✖ ☛✑ ☛☛✎ ☞✍✖ ☛✕ ✏✔ ✹✘✍✕✔✗ ☛✖ ✍ ✌✍✕✢✔ ✺✎ ✕✷✎✣ ✸y✻✷✣✼✓✷ ☞ ☛✓ Crossing, dan Worldcom (Susiana dan Herawaty, 2007).
Manipulasi laporan keuangan juga terjadi pada sejumlah perusahaan di
Indonesia seperti PT Lippo Tbk, PT Kimia Farma Tbk dan PT KAI.
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar dan laporan tersebut di
audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Setelah dilakukan audit ulang
pada 3 Oktober 2002, pada laporan keuangan yang baru keuntungan yang
disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar atau lebih rendah sebesar Rp 32,6
milyar dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit industri
bahan baku yaitu kesalahan berupa✽ ✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄ penjualan sebesar Rp 2,7 miliar,
pada unit logistik sentral berupa✽✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄ persediaan barang sebesar Rp 23,9
miliar, pada unit pedagang besar farmasi berupa✽ ✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄persediaan sebesar
2009). Kasus Bank Lippo bermula dari adanya laporan keuangan ganda yang
berkatagori audited . Ada tiga versi laporan keuangan yang ditemukan oleh
Bapepam untuk periode 30 September 2002, yang masing-masing berbeda.
Pertama laporan yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media
massa pada 28 November 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada 27 Desember
2002. Ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik Prasetio, Sarwoko dan
Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih disampaikan kepada manajemen
Bank Lippo pada 6 Januari 2003 (Lian, 2014). Makalah yang diposting oleh
Albern (2014) dalam situs www.academia.edu membahas kasus manipulasi
laporan keuangan terjadi pada perusahaan milik negara (BUMN) yaitu PT
Kereta Api Indonesia (KAI). Dalam laporan keuangan tahunan yang
diterbitkan tahun 2005, PT KAI mengumumkan keuntungan sebesar Rp. 6,90
milyar telah diaraihnya. Apabila dicermati sebenarnya PT KAI harus
menyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 milyar.
Munculnya kasus manipulasi laporan keuangan menurunkan
kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap integritas laporan keuangan
yang disajikan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk
mengetahui kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, maka akan sangat penting jika
laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan yang berintegritas
terutama pada perusahaan yang go public, seperti perusahan di Bursa Efek
Indonesia yang sahamnya diperjualbelikan kepada masyarakat. Menurut
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2, integritas
laporan keuangan disajikan secara wajar, tidak bias dan secara jujur
menyajikan informasi. Terdapat dua karakteristik utama yang membuat
informasi akuntansi bermanfaat dalam pembuatan keputusan, yaitu ❅ ❆❇❆v❈ ❉❊ ❆
dan ❅ ❆❇❋❈●❋❇❋ty. Jama an (2008) menyebutkan bahwa informasi dikatakan
relevanceapabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan
dengan menguatkan atau mengubah harapan pengguna laporan keuangan. Dan
dikatakanreliableapabila informasi yang disajikan bebas dari pengertian yang
membingungkan, kesalahan, andal dan dapat dipercaya.
Keraguan pengguna laporan keuangan terhadap integritas laporan yang
disajikan menimbulkan pertanyaan terhadap tata kelola perusahaan (corporate
governance).Corporate governancesemakin menjadi perhatian akibat banyak
terungkapnya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan (Astria, 2011).
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia, Corporate
Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan. Hubungan antara pemegang saham dan
manajemen dijelaskan dalam agency theory dan stewardship theory. Teori
sterwardship menggambarkan bahwa manajemen tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada kepentingan organisasi
(Donaldson dan Davis, 1991), sedangkan teori agencymenjelaskan pemegang
saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen, yang mana dalam
kepentingan terbaik ❍■ ❏❑ ▲❏ ❍▼ ◆, sehingga ▲❖■ ❍ ❖■▼ P◗ ❘ ❖❙◗■❑ ▼❑▲◗ menjadi
penting untuk diperhatikan. Penerapan ▲❖■ ❍❖■ ▼P◗ ❘❖❙◗■ ❑▼ ❑ ▲◗ yang baik
berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan, perusahaan atau
manajemen akan sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi karena terdapat
pengawasan dari dewan komisaris sehingga laporan keuangan yang dihasilkan
sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dan berintegritas (Nuryanah, 2005).
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) ada lima asas ❘ ❖ ❖❚
▲❖■ ❍❖■ ▼P◗❘ ❖❙◗■❑ ▼❑▲◗ (GCG) yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Setiap perusahaan harus
memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di
semua jajaran perusahaan. Penelitian ini meneliti pengaruh corporate
governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, kepemilikan
manajemen, komisaris independen dan komite audit.
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan
oleh institusi atau lembaga yang meliputi perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi atau kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja
manajemen. Kepemilikan manajemen merupakan kepemilikan saham oleh
manajemen atau pihak internal perusahaan. Dengan adanya kepemilikan
manajemen maka akan dapat menyelaraskan berbagai kepentingan dalam
perusahaan. Pengawasan terhadap kinerja manajemen merupakan salah satu
cara untuk memastikan penerapan asas corporate governance. Keberadaan
pemegang saham institusional didukung dengan keberadaan komisaris
melindungi pemegang saham dari praktik curang. Menurut Komite Umum
Kebijakan ❯❱ ❲❳❨ ❩❬ ❩❭❳ (2006) dalam pedoman umum ❯❱❱ ❪ ❫❱❨ ❴❱ ❨ ❬ ❵❳
❯❱ ❲❳❨ ❩❬❩❭ ❳ (GCG) menyatakan bahwa komisaris independen adalah anggota
dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan
komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata untuk kepentingan
perseroan. Peran komite audit sangat diperlukan guna melindungi pemegang
saham dari praktik curang. Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan
oleh auditor akan dapat mengurangi resiko investasi. Dalam pedoman umum
GCG (2006) dinyatakan bahwa komite audit bertugas membantu dewan
komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Berbagai penelitian terkait dengan pengaruh ❭❱❨ ❴❱ ❨ ❬ ❵❳ ❛❱ ❲❳❨ ❩❬❩❭❳
terhadap integritas laporan keuangan menunjukkan hasil yang beragam.
Penelitian yang dilakukan oleh Jama an (2008) mengenaipengaruh mekanisme
❜ ❝❞❡ ❝❞❢❣❤ ✐ ❝❤ ❞❥ ❢❥❜ ❤v (kepemilikan institusional, komisaris independen dan
komite audit) dan variabel moderasi firm size menunjukkan hasil yang positif
signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan. Penelitian yang
dilakukan oleh Gayatri dan Suputra (2013) menemukan komisaris independen
dan komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan, namun
kepemilikan institusional tidak signifikan terhadap integritas laporan
keuangan, hanya dua dari tiga variabel mekanismecorporate governanceyang
perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wulandari (2013) menemukan
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,
namum kepemilikan manajemen, komite audit dan komisaris independen
sebagai variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan
keuangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010)
kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan
keuangan, namun kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan perusahaan manufaktur dikarenakan
perusahaan ini adalah perusahaan yang banyak ❦❧♠ ♥❧♦♣ di BEI, selain itu
perusahaan manufaktur adalah perusahaan dengan kompleksitas usaha yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya. Contohnya PT
Kimia Farma tbk yang merupakan perusahaan manufaktur, manipulasi laporan
keuangan terjadi karena adanya kesalahan (overstated)laporan pada beberapa
unit industrinya. Penelitian pada perusahaan manufaktur diharapkan mampu
memcangkup perusahaan sektor industri. Periode pengamatan pada penelitian
ini adalah tahun 2011-2013 berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah perbedaan tahun penelitian dapat
mempengaruhi hasil penelitian dengan topik sejenis, selain itu dipilihnya
periode 2011-2013 dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan pada
pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan pertumbuhan produk
domestik bruto (Ginting, 2013). Tujuan dilakukan penelitian ini untuk menguji
adanya perbedaan hasil penelitian pada penelitian-penelitian sebelumnya
(q rsr tq ✉✈ ✇ t①) yang menunjukkan adanya keanekaragaman hasil penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan.
② ③④ ⑤⑥⑦⑥ ⑧⑨ ⑩❶⑨⑧⑨❷⑨❸❹❺⑩❺❷❻❼❻⑨ ⑩
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013?
2) Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013?
3) Apakah komisaris independen berpengaruh positif pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013?
4) Apakah komite audit berpengaruh positif pada integritas laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013?
② ③❽ ❾⑥❿⑥⑨⑩❹❺⑩❺❷❻❼❻⑨⑩
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan
1) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
2) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajemen pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
3) Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen pada integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
4) Untuk mengetahui pengaruh komite audit pada integritas laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
➀ ➁➂ ➃➄➅ ➆➇➈ ➈➇➉➄ ➇➄➊➋➌➋ ➈➇
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang telah diuraikan. Kegunaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Manfaat Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti ingin membuktikan secara
empiris mengenai pengaruh ➍➎ ➏➐➎➏➑ ➒➓ ➔➎v➓➏ →➑ →➍ ➓ yang diproksi
dengan kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite
audit terhadap integritas laporan keuangan di Indonesia pada
itu juga penelitian ini memiliki kegunaan untuk mendukung teori
keagenan yang terkait dengan integritas laporan keuangan.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk investor, penelitian ini dapat
memberikan informasi dalam menilai integritas laporan keuangan pada
perusahaan yang ➣↔↕ ➙➛ ➜➝➞, sehingga investor dapat lebih yakin untuk
melakukan investasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi
bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan
penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa depan.
➟ ➠➡ ➢➤➥ ➦➧➨ ➩ ➦➤ ➫➩➭➧ ➯➲➳➤➥ ➩➯
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab
satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis.
Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi
ini, sistematika dari setiap bab dapat diperinci sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka dan hipotesis penelitian
Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data,
yang meliputi penjelasan mengenai Teori Agensi, Teori➵ ➸➺➻ ➼➽ ➾➚➝↕w ,
➶➹➘➴➷ ➬➮ ➬➱➴, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajemen,
Komisaris Independen dan Komite Audit serta rumusan hipotesis.
Bab III Metode penelitian
Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam
menganalisis data yang meliputi lokasi penelitian, obyek penelitian,
identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan
Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
Bab V Simpulan dan saran
Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan simpulan
akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalahan dan
❐ ❒❐❮ ❮
❰❒Ï❮❒ÐÑ ÒÓÔ❒❰❒Õ❒ÐÖ❮Ñ ×Ô Ø Ó❮ÓÑ ØÐØ Ù❮Ô❮ ❒Ð
BÚÛ ÜÝ Ü ÛÞß Üà Üá ÚÝ âß ÚÜÚÝ ãÞ ÝäÞ Ý ÚÜ åæ✃ LÚÝç Úà ÚÝ èÞé ß Ü ç ÚÝ åæ å
êâã âà ÚÝëÜìéíÞà ÜàîÞ ÝÞïÜíÜÚÝæ
2ðñ Ùòóô òõ òóÔö÷øù
LÚÝç Úà ÚÝ íÞé ß Ü íÞß ç Üß Ü çÚßÜ ÛÞ ÛÞß ÚìÚ âßÚÜÚÝ íÞé ß Ü úÚ Ýä ÛÞßûâÛ âÝäÚÝ
çÞ Ýä ÚÝ ìÞ ÝÞïÜíÜÚÝ ã ÞïÜìâíÜ åæ✃æ✃ ãÞ ÝüÞïÚà á ÚÝ èÞé ß Ü KÞ ÚäÞ Ý ÚÝ (Aý þÿ y Theory), åæ✃æ å ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ Stewardship Theory, åæ✃æ✁ã Þ ÝüÞïÚà á ÚÝ IÝíÞ äß ÜíÚà
LÚìé ß ÚÝ KÞ â ÚÝä ÚÝ✂ åæ✃æ✄ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ Ké Ýà Þß☎ ÚíÜà ã Þ AáâÝíÚÝà Ü, åæ✃æ✆
ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ Good Corporate Governance, åæ✃.✝ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ KÞìÞãÜïÜá ÚÝ
IÝàíÜíâà ÜéÝÚï, åæ✃æ ✞ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ KÞìÞã ÜïÜáÚÝ MÚÝ ÚüÞãÞ Ý ✂ åæ✃æ ✟ ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ
KéãÜà ÚßÜàIÝçÞìÞ Ý çÞ Ýç ÚÝåæ✃æ✠ãÞ ÝüÞïÚà á ÚÝ✡é ã ÜíÞ Aâ çÜí.
2ðñ ðñ Ôö÷øù ❰öò☛öó òó(Agency Theory)
èÞéßÜ á Þ ÚäÞ Ý ÚÝ Úç ÚïÚû íÞé ß Ü úÚÝä ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ ûâ Ûâ Ýä ÚÝ ÚÝíÚß Ú
ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã (shareholders) àÞ Û Úä ÚÜ ìß ÜÝà ÜìÚï ç ÚÝ ã ÚÝ ÚüÞãÞ Ý àÞ Û ÚäÚÜ
ÚäÞ Ýæ MÚÝÚüÞã Þ Ý ãÞßâìÚá ÚÝ ìÜûÚá úÚ Ýä ç ÜáéÝíß Úá éïÞû ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã âÝíâá ÛÞáÞß ü Ú çÞãÜ áÞìÞ ÝíÜÝä ÚÝ ìÞãÞ ä ÚÝä à ÚûÚã. MÞ Ý âß âí JÞ Ýà Þ Ý çÚÝ
MÞ☞áïÜÝä (✃ ✠✞✝), ûâÛ âÝä ÚÝ á Þ ÚäÞ Ý ÚÝã Þß âìÚáÚÝ à â Úíâ áéÝíßÚá çÜãÚÝÚ à Úíâ
ÚíÚâ ïÞ ÛÜû é ß ÚÝä (ìßÜÝà ÜìÚï) ãÞã Þß ÜÝíÚû éßÚÝä ïÚÜÝ (Úä Þ Ý) â Ýíâá ãÞïÚáâáÚÝ
à â Úíâ ü Úà Ú ÚíÚà ÝÚã Ú ìß ÜÝà ÜìÚï à ÞßíÚ ã Þã ÛÞß Ü ✌Þ✌Þ Ý ÚÝä á ÞìÚç Ú ÚäÞ Ý â Ýíâá
ãÞãÛâ Úí á Þìâíâà ÚÝ úÚÝä íÞßÛÚÜá ÛÚäÜ ìß ÜÝà ÜìÚï. MÚÝ ÚüÞãÞ Ý àÞ Û ÚäÚÜ ìÜûÚá
ÚäÞ Ý ã Þã ÛÞß ÜáÚÝ ìÞßíÚÝä ä âÝäü Ú✌ÚÛ ÚÝ ÝúÚ á ÞìÚç Ú ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã
D✏✑✏✒ ✓ ✔✕✖ ✔✑✗ ✑✏✏✕ ✓✔✘✙ ✚ ✏✛ ✏✏✕ ✏✜ ✏ ✢ ✔✒✙ ✕✖ ✢✣✕ ✏✕ agent ✤✣✜✏✢ ✚ ✔✑✏✑✙
✥✔✘✤✣✕✜ ✏✢ ✜✔✒✣ ✢ ✔✓ ✔✕✤ ✣✕✖ ✏✕ ✤ ✔✘✥✏✣✢ principal. ✦✕✤✙✢ ✒✔✕✖✛ ✣✕✜✏✘✣ ✤ ✣✕✜ ✏✢ ✏✕
-✤ ✣✕✜✏✢✏✕ ✧✏✕✖ ✒ ✔✒✔✕✤ ✣✕✖ ✢✏✕ ✜ ✣✘ ✣ ✚ ✔✕✜✣✘✣, ✒ ✏✢✏ ✚ ✏✕✖ ✏✤ ✓✔✕✤ ✣✕✖ ✒ ✔✒✥✙ ✏✤
✢✗ ✕✤ ✘✏✢ ✧✏✕✖ ✔★✔✚ ✣✔✕✩ ✪✏✑✏✛ ✚✏✤✙ ★✏✢✤ ✗ ✘ ✧✏✕✖ ✛✏✘✙✚ ✜ ✣✓✔✕✙ ✛ ✣ ✚✙ ✏✤✙ ✢ ✗✕✤✘ ✏✢
✧✏✕✖ ✔★✔✚ ✣✔✕ ✜✣✒✏✕ ✏ ✏✖ ✔✕ ✜✏✕ ✓✘✣✕✚ ✣✓✏✑ ✒ ✔✒✣✑✣✢ ✣ ✣✕★✗ ✘✒✏✚ ✣ ✧✏✕✖ ✚ ✏✒✏
✥✔✚ ✏✘✕ ✧✏ (✚ ✣✒✔✤ ✘✣✚). P✏✜✏ ✢✔✕ ✧✏✤ ✏ ✏✕✕ ✧✏ ✤ ✣✜✏✢ ✏✜ ✏ ✣✕★✗ ✘✒ ✏✚✣ ✧✏✕✖ ✚ ✣✒✔✤ ✘✣✚
✏✕✤ ✏✘✏ ✏✖ ✔✕ ✜ ✏✕ ✓ ✘✣✕ ✚ ✣✓ ✏✑. ✪✔✫✏✘✏ ✙✒✙✒ ✒ ✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✚ ✔✥✏✖ ✏✣ ✓✔✕✖✔✑✗ ✑✏
✓ ✔✘✙ ✚ ✏✛ ✏✏✕ ✧✏✕✖✒ ✔✒✣✑✣✢ ✣✭✏✢✤✙✑✔✥✣✛✥✏✕✧✏✢✜✣✓✔✘✙✚✏✛✏✏✕✒ ✔✕✖✔✤✏✛ ✙ ✣✑✔✥✣✛
✥✏✕ ✧✏✢✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣✣✕✤ ✔✘ ✕✏✑✓ ✔✘✙✚ ✏✛ ✏✏✕✜✣✥✏✕✜ ✣✕✖ ✢ ✏✕✜ ✔✕✖ ✏✕✓ ✔ ✒✔✖✏✕✖✚ ✏✛ ✏ ✒.
K✔✤ ✣✜✏✢✚ ✔✣✒✥✏✕✖ ✏✕✣✕★✗✘ ✒✏✚ ✣ ✧✏✕✖✜ ✣✒ ✣✑✣✢ ✣ ✗✑✔✛✓✣✛ ✏✢ ✒ ✏✕✏✬ ✔✒ ✔✕✜ ✏✕
✓ ✔✒ ✔✖ ✏✕✖ ✚ ✏✛ ✏✒ ✜ ✣✚ ✔✥✙✤ ✚ ✔✥✏✖✏✣✏✚✣✒ ✔✤ ✘✣ ✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣. A✚✣✒ ✔✤ ✘✣✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣ ✧✏✕✖
✤ ✔✘✬ ✏✜ ✣ ✏✕✤ ✏✘✏ ✓✔✒✣✑✣✢ ✜ ✔✕✖ ✏✕ ✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✜ ✏✓✏✤ ✒✔✒✥✙✢✏ ✓✔✑✙ ✏✕✖ ✥✏✖ ✣
✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✙✕✤✙✢ ✒✔✑✏✢✙ ✢ ✏✕ ✢✔✫✙✘✏ ✕✖ ✏✕ ✜ ✏✑✏✒ ✘ ✏✕✖✢✏ ✒✔✕✖ ✔✑✏✥✙✛✣✓✔✒✣✑✣✢
✒✔✕✖ ✔✕ ✏✣ ✢ ✣✕✔✘✬ ✏ ✔✢ ✗✕ ✗ ✒✣ ✓ ✔✘✙✚ ✏✛ ✏✏✕ (P✙✤ ✘ ✏, ✎ ✮✍✎). H✏✑ ✣✕✣ ✜ ✏✓✏✤ ✒✔✒✣✫✙
✒✙✕✫✙✑✕✧✏ ✚ ✣✤✙✏✚✣✜✣✒✏✕ ✏ ✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✏✢ ✏✕ ✫✔✕✜ ✔✘✙ ✕✖✙ ✕✤✙ ✢ ✒✔✒ ✏✢✚ ✣✒✏✑ ✢✏✕
✢✔✙✕✤✙✕✖✏✕ ✜✔✒✣ ✢✔✓✔✕✤ ✣✕✖ ✏✕ ✕ ✧✏ ✚ ✔✕✜✣✘✣, ✚✔✛✣✕✖ ✖ ✏ ✜ ✏✑✏✒ ✛ ✏✑
✓ ✔✘✤✏✕✖ ✖✙ ✕✖✬ ✏✭✏✥✏✕ ✑✏✓✗✘✏✕ ✢ ✔✙ ✏✕✖ ✏✕ ✏✜✏ ✢ ✔✒✙✕✖ ✢ ✣✕✏✕ ✒ ✏✕✏✬✔✒✔✕
✒✔✕ ✧✏✬ ✣✢ ✏✕ ✑✏✓✗✘✏✕ ✢ ✔✙ ✏✕✖ ✏✕ ✧✏✕✖ ✤ ✣✜✏✢ ✥✔✘✣✕✤✔✖✘✣✤ ✏✚✩ I✕✤✔✖ ✘✣✤ ✏✚ ✑✏✓✗✘✏✕
✢✔✙✏✕✖✏✕ ✧✏✕✖ ✜ ✣✥✙✏✤ ✗ ✑✔✛ ✒ ✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕✯ ✚ ✏✕✖ ✏✤ ✓ ✔✕✤ ✣✕✖ ✥✏✖ ✣ ✓✔✕✖ ✖✙✕✏
✔✢✚✤ ✔✘✕ ✏✑. P✔✕✖ ✖✙ ✕ ✏ ✔✢ ✚✤ ✔✘ ✕✏✑ ✥✔✘ ✏✜ ✏ ✜ ✏✑✏✒ ✢✗ ✕✜✣✚✣ ✧✏✕✖ ✓ ✏✑✣✕✖ ✥✔✚ ✏✘
✢✔✤ ✣✜✏✢✓✏✚✤ ✣✏✕ ✕ ✧✏ (W✙✑✏✕✜✏✘✣, ✎ ✮✍✰).
A✢ ✣✥✏✤ ✏✜✏✕ ✧✏ ✏✚ ✣✒✔✤ ✘ ✣ ✣✕★✗✘ ✒✏✚ ✣ ✣✕ ✣, ✜✏✓ ✏✤ ✒✔✕ ✣✒✥✙ ✑✢ ✏✕ ✎ (✜✙✏)
✳ ✴✵✶✷✸ ✴✹ ✺✹✴✵✹ ✻ ✵✼✽ ✻✸ ✼✷ ✽✾ ✴✳ ✴✿ ✼❀ ✵✳✴✹ ✴✵-✼❀ ✵✳ ✴✹✴✵✴❁✷ ✵❂ J✷ ✵❃✷ ✵✳ ✴✵M✷ ❄✹ ✸❀ ✵❁
(✱❅ ❆❇) ✶✷ ✵❈✴✼✴✹✴✵✿✷ ✽✶ ✴❃ ✴✸ ✴✾✴✵✼✷ ✽❃✷❉✺✼✴✳✴✸ ✴✾❊
✱) Moral hazard, ❈✴❀ ✼✺ ✿✷ ✽✶ ✴❃ ✴✸ ✴✾✴✵ ✶✺ ✵❄✺✸ ❋❀✹ ✴ agent ✼❀✳✴✹
✶✷✸ ✴✹❃✴✵ ✴✹ ✴✵✾ ✴✸-✾ ✴✸❈✴ ✵❁✳❀ ❃✷ ✿ ✴✹ ✴✼❀ ❉✷ ✽❃ ✴✶ ✴✳ ✴✸ ✴✶✹✻✵ ✼✽✴✹✹✷ ✽❋ ✴.
●) Adverse selection, ❈✴❀ ✼✺ ❃✺ ✴✼✺ ✹✷ ✴✳✴✴✵ ✳❀ ✶✴✵ ✴ principal ✼❀✳ ✴✹ ✳✴✿✴✼
✶✷ ✵❁✷ ✼✴✾ ✺❀ ❉✴✾❍✴❃✺ ✴✼✺✹ ✷ ✿✺ ✼✺❃ ✴✵❈✴ ✵❁✳ ❀ ✴✶❉❀✸✻✸✷ ✾ agent❉✷ ✵ ✴✽-❉✷ ✵✴✽
✳❀✳✴❃✴✽✹ ✴✵ ✴✼✴❃❀ ✵■ ✻ ✽✶✴❃❀ ❈✴✵❁ ✼✷✸ ✴✾ ✳❀ ✿✷ ✽✻✸✷ ✾✵❈✴, ✴✼✴✺ ✼✷ ✽❋ ✴✳ ❀ ❃✷❉✴❁ ✴❀
❃✷❉✺✴✾✹ ✷✸ ✴✸ ✴❀ ✴✵✳ ✴✸ ✴✶✼✺❁ ✴❃ ❂
2❏❑ ❏▲ Stewardship Theory
▼✷ ✻✽❀ stewardship ✴✳✴✸ ✴✾ ✼✷ ✻✽❀ ❈✴✵❁ ✶✷ ✵❁❁✴✶❉✴✽✹✴✵ ❃❀ ✼✺ ✴❃❀ ✳ ❀✶ ✴✵✴
✿✴✽ ✴ ✶ ✴✵✴❋✷ ✽ ✼❀✳✴✹✸ ✴✾ ✼✷ ✽✶✻ ✼❀◆✴❃❀ ✻✸✷ ✾ ✼✺❋ ✺✴✵-✼✺❋ ✺ ✴✵ ❀ ✵✳ ❀◆❀✳✺ ✼✷ ✼✴✿❀ ✸✷❉❀ ✾
✳❀ ✼✺❋ ✺✹✴✵ ✿✴✳✴ ❃ ✴❃ ✴✽✴✵ ✾ ✴❃❀✸ ✺✼✴✶ ✴ ✶✷ ✽✷✹ ✴ ✺✵ ✼✺✹ ✹ ✷ ✿✷ ✵ ✼❀ ✵❁✴✵ ✻✽❁ ✴✵❀ ❃ ✴❃❀,
❃✷ ✾❀ ✵❁ ❁ ✴ ✼✷ ✻ ✽❀ ❀ ✵❀ ✶✷ ✶✿ ✺✵❈✴❀ ✳ ✴❃ ✴✽ ✿ ❃❀✹ ✻✸✻❁❀ ✳✴✵ ❃ ✻❃❀ ✻✸ ✻❁❀ ❈✴ ✵❁ ✼✷✸ ✴✾
✳❀ ✽✴✵ ❄✴✵❁ ✳❀ ✶ ✴✵ ✴ ✿✴✽ ✴✷✹ ❃✷✹ ✺ ✼❀■ ❃✷❉✴❁ ✴❀ steward✼✷ ✽✶ ✻✼❀◆✴❃❀ ✺✵ ✼✺✹ ❉✷ ✽✼❀ ✵✳ ✴✹
❃✷ ❃ ✺ ✴❀ ✹ ✷❀ ✵❁❀ ✵ ✴✵ ✿✽❀ ✵❃❀ ✿✴✸, ❃✷✸ ✴❀ ✵ ❀ ✼✺ ✿✷ ✽❀✸ ✴✹✺steward✼❀✳✴✹ ✴✹ ✴✵
✶✷ ✵❀ ✵❁ ❁ ✴✸✹✴✵ ✻✽❁ ✴✵❀ ❃✴❃❀ ✵❈✴ ❃✷❉✴❉ steward ❉✷ ✽ ✺❃ ✴✾✴ ✶✷ ✵ ❄✴✿ ✴❀ ❃ ✴❃ ✴✽✴✵
✻✽❁ ✴✵❀❃ ✴❃❀ ✵❈✴. ▼✷ ✻✽❀ ❀ ✵❀ ✳❀✳ ✷ ❃✴❀ ✵ ❉✴❁ ❀ ✿✴✽ ✴ ✿✷ ✵✷✸❀ ✼❀ ✺ ✵✼✺✹ ✶✷ ✵❁ ✺❋❀ ❃❀ ✼✺ ✴❃❀
✳❀ ✶ ✴✵✴ ✿ ✴✽✴ ✷✹ ❃✷✹ ✺ ✼❀■ ✳✴✸ ✴✶ ✿✷ ✽✺ ❃ ✴✾✴✴✵ ❃✷❉✴❁ ✴❀ ✿✷✸ ✴❈✴ ✵ ✳✴✿ ✴✼ ✼✷ ✽✶✻ ✼❀◆✴❃❀
✺✵ ✼✺✹ ❉✷ ✽✼❀ ✵✳✴✹ ✳✷ ✵❁ ✴✵ ❄✴✽✴✼✷ ✽❉✴❀✹ ✿ ✴✳ ✴ ✿✽❀ ✵❄❀ ✿ ✴✸ ✵❈✴ (D✻ ✵✴✸✳❃ ✻✵✳✴✵D✴◆❀ ❃❖
✱❅ ❅✱). P✴✽ ✴ ✴✾✸❀ ✼✷ ✻✽❀ stewardship ✶✷ ✵❁✴❃ ✺✶ ❃❀✹✴✵ ❉✴✾❍✴ ✴✳✴✵❈✴ ✾✺❉✺ ✵❁ ✴✵
❈✴✵❁ ✹ ✺ ✴✼ ✴✵✼✴✽ ✴✹ ✷ ✿✺ ✴❃ ✴✵ ✳✴✵✹✷ ❃ ✺✹ ❃✷ ❃ ✴✵ ✻ ✽❁✴✵❀ ❃ ✴❃❀. K✷ ❃✺✹ ❃✷ ❃ ✴✵ ✻ ✽❁ ✴✵❀ ❃ ✴❃❀
✶✷ ✵❁❁✴✶❉✴✽✹ ✴✵ ✶ ✴✹ ❃❀ ✶ ✴✸❀ ❃✴❃❀ ✹ ✷✹ ✴❈✴✴✵ ✿✴✽ ✴ ✿✷ ✶✷❁✴✵❁ ❃ ✴✾✴✶ (✿✷ ✶❀✸❀✹).
❘ ❙❚ ❙❯❱❘❱ ❚❲ ❳ ❙❚ ❘ ❙❨❩ ❬❘ ❙❭❬❩ ❙❩ ❬ ❪❫❬ ❭❬❫ ❙❩ ❨❱ ❭❴❘ ❵❴ ❨ ❬❚❬ ❵ ❙❳❙ ❙❨❛❬❜ ❚ ❝❙ ❙❨❙❚
❘❱❘❙❨❩ ❬❘ ❪❘ ❨ ❙❚ ❨❱ ❵❱ ❚❫❬ ❚❞❙❚ ❬ ❚❳❬❡❬ ❳ ❪ ❝❙❚❞ ❙❳❙ ❳ ❙❭❙❘ ❨❱ ❭❴❘❵❴ ❨ ❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩❬
❫❱❜❩ ❱❢ ❪❫.
M❱ ❚ ❪❜❪❫ ❣❙❛ ❙❜❯ ❴ (❤ ✐ ✐❥) ❫❱ ❴❜❬ stewardship❘❱ ❚❞❙❩ ❪❘ ❩ ❬ ❨❙❚ ❛❪❢ ❪ ❚❞❙❚
❝❙❚❞ ❨❪ ❙❫❙❚❫ ❙❜ ❙ ❨❱❩ ❪ ❨❩ ❱❩ ❙❚❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩ ❬ ❳❱ ❚❞❙❚ ❨❱ ❵❪ ❙❩ ❙❚ ❵❱❘ ❬ ❭❬ ❨❦ Steward
❙❨❙❚ ❘ ❱ ❭❬ ❚❳ ❪❚❞❬ ❳❙❚ ❘❱❘❙❨❩ ❬❘❙❭❨❙❚ ❨❱ ❨❙ ❝❙❙❚ ❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩ ❬ ❳❱ ❚❞❙❚ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙
❵❱❜❪❩ ❙❛❙❙❚❲ ❩ ❱ ❛❬ ❚❞❞❙❳❱ ❚❞❙❚❳❱❘❬ ❨❬ ❙❚ ❧❪ ❚❞❩ ❬ ❪❫❬ ❭❬❫ ❙❩ ❙❨❙❚❘❙❨❩ ❬❘ ❙❭. A❩ ❪❘❩ ❬
❵❱ ❚❫❬ ❚❞ ❳❙❜❬stewardship ❙❳ ❙❭❙❛ ❘❙❚❙❯❱❜ ❘❱ ❭❪❜ ❪❩ ❨❙❚ ❫ ❪❯ ❪ ❙❚ ❩ ❱❩ ❪❙❬ ❳❱ ❚❞❙❚
❫ ❪❯ ❪ ❙❚ ❵❱❘ ❬ ❭❬ ❨❲ ❚❙❘❪❚ ❳❱❘ ❬ ❨❬ ❙❚❫❬ ❳ ❙❨ ❢❱❜❙❜❫❬ steward ❫❬ ❳ ❙❨❘ ❱❘ ❵ ❪❚ ❝❙❬
❨❱❢❪❫ ❪ ❛❙❚ ❛❬ ❳ ❪❵ ❦ B❱❜❳❙❩ ❙❜❨❙❚ ❫❱ ❴❜❬ ❬ ❚❬ ❨❱ ❳ ❪❙ ❨❱ ❭❴❘❵❴ ❨ ❝❙❬❫ ❪ principal ❳ ❙❚ steward ❢ ❱ ❨❱❜❯ ❙ ❢ ❱❜❩ ❙❘❙-❩ ❙❘ ❙ ❞❪❚ ❙ ❘❱ ❚❬ ❚❞❨ ❙❫ ❨❙❚ ❨❱❩ ❱❯ ❙❛❫❱❜❙❙❚ ❩ ❱❩ ❪ ❙❬
❨❱❬ ❚❞❬ ❚❙❚❘ ❱❜❱ ❨ ❙.
2♠♥ ♠♦ ♣ qrst ✉✈r✇①②✇③④ ✉✇q⑤s⑥ ✇qt✇q
L❙❵ ❴❜❙❚ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❵❙❳ ❙ ❳❙❩ ❙❜ ❚ ❝❙ ❙❳❙❭❙❛ ❛ ❙❩ ❬ ❭ ❳ ❙❜ ❬ ❵❜❴❩ ❱❩ ❙❨ ❪❚❫ ❙❚❩ ❬
❝❙❚❞ ❳ ❙❵ ❙❫ ❳❬❞❪❚ ❙❨ ❙❚ ❩❱❢❙❞❙❬ ❙❭❙❫ ❪ ❚❫ ❪ ❨ ❢❱❜❨❴❘ ❪ ❚❬ ❨ ❙❩❬ ❙❚❫ ❙❜❙ ❘❙❚❙❯❱❘ ❱ ❚
❳❱ ❚❞❙❚ ❵❬ ❛ ❙❨❭❪ ❙❜❵❱ ❜ ❪❩ ❙❛ ❙❙❚❫❱ ❚❫ ❙❚❞❳❙❫ ❙❨❱ ❪❙❚❞❙❚❙❫ ❙❪❙❨❫❬❡❬❫ ❙❩ ❵❱❜ ❪❩ ❙❛ ❙❙❚
❫❱❜❩ ❱❢ ❪❫ ❩ ❱ ❭❙❘❙ ❵❱❜❬ ❴❳❱ ❫❱❜❫❱ ❚❫ ❪ (A❩ ❫❜ ❬ ❙, ❤✐P P). M❱ ❚❪❜ ❪❫ I❨ ❙❫ ❙❚ A❨❪ ❚❫ ❙❚
I❚❳ ❴❚❱❩ ❬ ❙ (IAI, ❤✐P❤) ❳❙❭❙❘ P⑦AK N❴ P ❘❱ ❚❯❱ ❭❙❩ ❨ ❙❚ ❢❙❛⑧ ❙ ❭❙❵❴❜ ❙❚
❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❙❳ ❙❭❙❛❩ ❪❙❫ ❪ ❵❱ ❚ ❝❙❯❬ ❙❚ ❫❱❜❩ ❫❜ ❪ ❨❫ ❪❜ ❳❙❜❬ ❵❴❩ ❬❩❬ ❨❱ ❪❙❚❞❙❚ ❳ ❙❚ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙
❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❩ ❪❙❫ ❪ ❱ ❚❫❬❫ ❙❩. ⑨ ❪❯ ❪ ❙❚ ❭❙❵ ❴❜ ❙❚ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❙❳❙❭❙❛ ❘❱❘❢ ❱❜❬❨❙❚
❬ ❚❧❴❜❘❙❩❬ ❘ ❱ ❚❞❱ ❚❙❬ ❵❴❩ ❬❩❬ ❨❱ ❪❙❚❞❙❚❲ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❳❙❚ ❙❜ ❪❩ ❨ ❙❩ ❱ ❚❫❬❫ ❙❩
❝❙❚❞ ❢ ❱❜❘❙❚❧ ❙❙❫ ❢❙❞❬ ❩ ❱❢ ❙❞❬ ❙❚ ❢❱❩ ❙❜ ❨❙❭❙❚❞❙❚ ❵❱ ❚❞ ❞❪ ❚❙ ❭❙❵❴❜ ❙❚ ❳ ❙❭❙❘
❷ ❸❹❺❻❼ ❽ ❽❾ ❼ ❽❿❻➀ ❻➁ ❻❼ ➂ ❻❼ ❻❿❸➂ ❸❼ ❻❺ ❻➃ ❷ ❸❼ ❽ ❽❾❼❻❻❼ ➃ ❾➂ ➁ ❸❹ ➄ ❻➅❻ ➅❻❼ ❽
➄➆❷❸❹➇❻➅❻➈❻❼➈❸❷❻➄ ❻➂ ❸ ❹❸➈❻.
➉❸➁❻❽❻➆ ➃❾❻❺❾ ➁ ❸❼❺❾➈ ❷❸❹❺ ❻❼ ❽❽❾❼ ❽❿❻➀❻➁❻❼➊ ➂ ❻➈❻ ❷❸❼❺➆❼ ❽ ❾❼❺❾➈
➂ ❸❼ ➅❻❿➆➈❻❼ ➋❻❷➌❹ ❻❼➈❸❾❻❼ ❽❻❼ ➅❻❼❽➁❸❹➆❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃➍ I❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼
❻➄❻➋❻➎➃ ❾❻❺❾➈❸❻➄❻ ❻❼ ➄➆➂ ❻❼❻ ➋❻❷➌❹ ❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽ ❻❼ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼➃ ❸➇❻❹❻ ➀❻❿ ❻❹➃ ❸➃❾❻➆
➄❸❼ ❽❻❼ ➈❸❻➄ ❻❻❼ ➅❻❼ ❽ ➃ ❸➁❸❼❻❹ ❼ ➅❻ ➄❻❼ ➂❸❼❾❼❿❾➈➈❻❼ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃➍
M❻➅❻❼ ❽➃ ❻❹➆ (➐ ➑ ➑➒) ➂ ❸❼ ➄➆➏➆❼➃➆➈❻❼ ➆❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃ ➋❻❷➌❹ ❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ❻➄ ❻➋❻➎
➃ ❸➁❸❹❻❷❻ ❿❻❾➎ ➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➅❻❼ ❽➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼➂❸❼❾❼❿❾➈➈❻❼➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼ ❽
➁ ❸❼ ❻❹ ➄❻❼ ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃➍ M❸❼❾❹❾❺ Statement of Financial Accounting Concept
(➉FAC) N➌➍ ➐➊ ➆❼❺ ❸❽ ❹➆❺ ❻➃ ➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➂ ❸❹❾❷❻➈❻❼ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆
➅❻❼❽ ❺❸❹➈❻❼ ➄❾❼ ❽ ➄❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼ ➃ ❸➇❻❹❻ ➀❻❿❻❹, ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃
➄❻❼➃ ❸➇❻ ❹❻❿❾❿❾ ❹➂ ❸❼ ➅❻❿➆➈❻❼➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆.
I❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼ ❽ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼ ➄ ❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➄ ❻❷ ❻❺ ➄➆❽❾❼❻➈❻❼
➃ ❸➁❻❽ ❻➆ ➁ ❻➎❻❼ ❷ ❸❹❺➆➂➁❻❼❽❻❼ ➄ ❻➋❻➂ ➂❸➂➁ ❾ ❻❺ ➈❸❷ ❾❺❾ ➃ ❻❼ ❸➈ ➌❼➌➂➆ ➌ ➋❸➎ ❷❻❹❻
❷ ❸❼ ❽❽❾ ❼ ❻➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼ ❻❷ ❻➁➆➋❻ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼❽ ❺❸❹➇❻❼❺❾➂ ➄ ❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹ ❻❼
➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ❺ ❸❹➃ ❸➁❾ ❺ ➂❸➂ ❸❼❾➎➆ ➈❻❹ ❻➈❺ ❸❹➆➃❺➆➈ ➈❾ ❻➋➆❺ ❻❺➆➏ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ❻➈❾❼❺ ❻❼➃➆
(W❾➋❻❼ ➄❻❹➆, ➐➑⑩➒). M❸ ❼❾❹❾❺ Statement of Financial Accounting Concept
(➉FAC) N➌➍ ➐➊ ❺ ❸❹➄ ❻❷❻❺ ➄❾❻ ➈❻❹❻➈❺ ❸❹➆➃ ❺➆➈ ❾❺ ❻➂ ❻ ➅❻❼ ❽ ➂ ❸➂ ➁❾❻❺ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆
❻➈❾❼❺ ❻❼➃➆ ➁❸❹➂❻❼➏❻❻❺ ➄❻➋❻➂ ❷ ❸➂ ➁❾❻❺ ❻❼ ➈❸❷❾ ❺❾➃ ❻❼ ➊ ➅❻➆❺❾ ❹❸➋❸➓❻❼ (relevance)➄❻❼➈❸❻❼➄ ❻➋❻❼(reliability).
⑩) ➔❸➋❸➓❻❼ ❻➄❻➋❻➎ ➈❻❷❻➃➆❺ ❻➃ ➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆ ➅❻❼ ❽ ➄ ❻❷ ❻❺ ➂ ❸❼ ➄➌❹➌❼❽ ➃ ❾❻❺❾
↔ ↕↔ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞➟ ➝ ➠➡➟ ➝➢ ➜➝ ↔➡➟ ➡ ➜ ↕➙ ➡➤ ➥➡➤ ➦ ➧ ↕➛➜ ➡➟ ➡ ➛➞➡➤ ➞ ↕➨➡➜ ➝➡➤ ➩➡ ➞➫➭ ➢➡➢➭
➜ ➡➤➟ ↕➞➡ ➛➡➤➦. A➜ ➡➫➝➦➡➞➡ ➛➡ ➞➫↕ ➛➝➟ ➫➝➞➭ ➫➡↔➡➥➡ ➝➫➭➯
➡) K↕➫↕➙ ➡ ➫➡➤ ➩➡ ➞ ➫➭ (timeliness) ➥➡➝➫➭ ➝➤ ➲➳ ➛↔➡➟ ➝ ➥➡➤➦ ➟ ➝➡➙ ➜➝➦➭➤➡ ➞➡➤
➙ ➡ ➛➡ ➙ ↕↔ ➡ ➞➡ ➝ ➟ ↕➧↕➢ ➭↔ ➞ ↕➠➝➢➡➤➦➡➤ ↔ ➡ ➞➤ ➡ ➜➡➤ ➞➡➙ ➡➟ ➝➫➡➟ ➜ ➡➢➡↔
➙↕➤ ➦➡↔➧➝➢➡➤➞ ↕➙ ➭ ➫➭➟ ➡➤ ➵
➧) N➝➢➡ ➝ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞ ➫➝➲ (predictive value) ➥➡ ➝➫➭ ➝➤➲➳➛↔ ➡➟ ➝ ➜ ➡➙➡ ➫ ↔ ↕↔ ➧➡➤➫➭
➙↕↔➡ ➞➡ ➝ ➜ ➡➢➡↔ ↔↕↔➧➭➡ ➫ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞➟ ➝ ➫↕➤➫➡➤ ➦ ➠➡➟ ➝➢ ➡ ➞➠ ➝➛ ➜➡ ➛ ➝ ➞ ↕➨➡➜ ➝➡➤
➥➡➤➦➢➡➢ ➭➸➟ ↕➞➡ ➛➡➤ ➦➜➡➤↔ ➡➟➡➜ ↕➙ ➡➤➵
➺) ➻↔ ➙➡➤ ➧➡➢ ➝➞ (feedback value) ➥➡ ➝➫➭ ➞➭➡➢ ➝➫➡➟ ➝➤ ➲➳➛↔➡➟ ➝ ➥➡➤➦
↔↕↔ ➭➤ ➦➞ ➝➤ ➞➡➤ ➙↕↔➡ ➞➡ ➝ ➜ ➡➙➡ ➫ ↔ ↕➤➦➞➳➤ ➲ ➝➛↔ ➡➟ ➝➞➡➤ ↕➞➟➙↕➞➫➡➟ ➝➤ ➥➡
➥➡➤➦➫↕➢➡ ➠➫↕➛➨➡➜ ➝➜ ➝↔ ➡➟ ➡➢➡➢ ➭➵
➼) Reliable➡➜ ➡➢➡ ➠➞ ➭➡➢ ➝➫➡➟ ➝➤ ➲➳➛↔➡➟ ➝➥➡➤➦➜➝➨➡↔ ➝➤ ➧ ↕➧ ➡➟ ➜➡ ➛ ➝➞↕➟ ➡➢➡ ➠➡➤ ➜➡➤
➙↕➤➥ ➝↔ ➙➡➤➦➡➤ ➡ ➫➡ ➭ ➧ ➝➡➟ ➟ ↕➛➫➡ ➫↕➢➡ ➠ ➜➝➤ ➝➢➡ ➝ ➜ ➡➤ ➜➝➟ ➡➨ ➝➞➡➤ ➟ ↕➺➡ ➛➡ ➢➡➥➡ ➞
➟ ↕➟ ➭➡ ➝ ➜↕➤➦➡➤ ➫➭➨ ➭➡➤➤ ➥ ➡. Reliable ↔↕↔➙➭➤ ➥➡ ➝ ➫➝➦➡ ➞➡ ➛➡ ➞ ➫↕➛➝➟ ➫➝➞ ➭➫➡↔ ➡
➥➡ ➝➫➭➯
➡) D➡➙ ➡ ➫ ➜➝➙ ↕➛➝➞➟ ➡ (verifiability) ➥➡ ➝➫➭ ➞➳ ➤➟ ↕➤ ➟ ➭➟ ➜ ➡➢➡↔ ➙ ➝➢ ➝➠➡➤
➙↕➤ ➦ ➭➞ ➭➛➡➤ ➡ ➞➭➤ ➫➡➤ ➟ ➝ ➥➡➤➦ ➜➡➙ ➡ ➫ ➜ ➝➤➝➢➡ ➝ ↔↕➢➡➢ ➭➝ ➞↕↔ ➡↔➙➭➡➤ ➤ ➥➡
➭➤ ➫➭ ➞ ↔ ↕➥➡ ➞ ➝➤ ➞➡➤ ➧ ➡ ➠➩➡ ➡➙➡ ➞➡ ➠ ➝➤➲ ➳ ➛↔ ➡➟ ➝ ➥➡➤ ➦ ➜➝➟ ➡➨ ➝➞➡➤
➧↕➛➜ ➡➟ ➡ ➛ ➞➡➤ ↔↕➫➳➜↕ ➫↕➛➫ ↕➤ ➫➭ ↔ ↕↔ ➧ ↕➛ ➝➞➡➤ ➠➡➟ ➝➢ ➥➡➤ ➦ ➟ ➡↔➡ ➡➙ ➡➧ ➝➢➡
➜➝➽ ↕➛➝➲ ➝➞➡➟ ➝➜↕➤ ➦➡➤↔↕➫➳ ➜ ↕➥➡➤ ➦➟ ➡↔➡➳ ➢ ↕➠➙ ➝➠➡ ➞➝➤➜↕➙ ↕➤ ➜ ↕➤ ➵
➧) K↕➨ ➭➨ ➭➛➡➤ ➙↕➤ ➥➡➨ ➝➡➤ (representation faithfulness) ➥➡ ➝➫➭ ➡➜ ➡➤ ➥➡
➞ ↕➺➳➺➳➞➡➤ ➡➤➫➡ ➛➡ ➡➤➦➞➡ ➜ ➡➤ ➜➝➟ ➞ ➛➝➙ ➟ ➝ ➡ ➞➭➤ ➫➡➤ ➟ ➝ ➟ ↕➛➫➡ ➟ ➭↔➧↕➛
➪) N➶➹➘➴➷➬➹➴➮ (neutrality) ➱ ➴➬➹✃ ➬❐❒ ❮ ➘❰ ➴➮ ➬ ➴Ï✃ ❐ ➹➴❐➮ ➬ ➱ ➴ ❐Ð ❐➶➹➘➴➷
Ñ➬Ò➶➘✃❐➹✃ÏÏ ➴❐ Ó➴Ð➬ Ï➶Ó✃ ➹✃Ô➴❐ ✃❰ ✃❰ Ò➴➘ ➴ Ò➶❰➴Ï ➴➬ Ñ➴❐ ➹ ➶➘➷➶Ò➴➮ Ñ➴➘➬
➴❐ ÐÐ ➴Ò➴❐ ❰➶❐ Ð➶❐ ➴➬ Ï ➶Ó✃➹✃Ô➴❐ ➹➶➘➹➶❐➹✃ Ñ➴❐ Ï ➶➬❐Ð ➬❐ ➴❐ ➹➶➘➹➶❐ ➹✃ Ò➴➘➴
Ò➶❰ ➴Ï ➴➬ÏÔ✃ ➮✃➮➬❐❒ ❮ ➘❰➴➮ ➬.
M➶❐✃ ➘✃ ➹ J➴❰ ➴➴❐ (ÕÖÖ ×) ✃Ï✃➘➴❐ ➬❐➹➶ Ð➘➬➹➴➮ ➷➴Ò❮➘ ➴❐ Ï➶✃➴❐Ð ➴❐ ➮ ➶➪ ➴➘➴
➬❐➹✃➬➹➬❒ Ñ➴Ò➴➹Ñ➬Ó➶Ñ➴Ï➴❐❰ ➶❐Ø➴Ñ➬Ñ✃➴, ➱ ➴➬➹✃ Ñ➬✃Ï✃➘Ñ➶❐Ð ➴❐Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶➮ ➶➘➹➴
Ï➶Ó➶➘➴Ñ➴➴❐ ❰ ➴❐ ➬Ò✃➷➴➮ ➬ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐ ➱ ➴❐Ð Ó➬➴➮ ➴❐➱ ➴ Ñ➬✃ Ï✃ ➘ Ñ➶❐Ð ➴❐
❰ ➴❐ ➴Ø➶❰ ➶❐ ➷➴Ó➴. M➴➱ ➴❐ Ð➮ ➴➘➬ (ÕÖÖÚ), ❰➶❐➱ ➴➹➴Ï➴❐ Ó➴ÔÛ➴ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐
➱ ➴❐ Ð reliable ➴➹➴✃ Ó➶ ➘➬❐➹➶Ð ➘➬➹➴➮ Ñ➴Ò➴➹ Ñ➬❐ ➬➷➴➬ Ñ➶❐Ð ➴❐➪ ➴➘➴ Ò➶❐ ÐÐ✃ ❐ ➴➴❐Ò➘ ➬❐➮ ➬Ò
Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶ Ñ➴❐Ò➶❐ ÐÐ✃❐➴ ➴❐ earning management Ï ➴➘➶❐➴ ➬❐❒ ❮➘❰ ➴➮ ➬ Ñ➴➷➴❰
➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐ ➴Ï ➴❐ ➷➶Ó➬Ô reliable ➴Ò➴Ó➬➷➴ ➷➴Ò❮➘➴❐ Ï ➶✃ ➴❐ Ð ➴❐ ➹➶➘➮ ➶Ó✃➹
Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬❒ Ñ➴❐ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐ ➹➶➘ ➮ ➶Ó✃➹ ➹➬Ñ➴Ï overstated ➮✃Ò➴➱ ➴ ➹➬Ñ➴Ï ➴Ñ➴
Ò➬Ô➴Ï ➱ ➴❐ Ð Ñ➬➘✃ Ð ➬Ï➴❐ ➴ Ï➬Ó➴➹ ➬❐❒ ❮➘❰ ➴➮ ➬ Ñ➴➷➴❰ ➷➴Ò❮➘➴❐ Ï➶✃➴❐Ð ➴❐ ➹➶➘➮ ➶Ó✃ ➹.
K❮❐ ➮➶➘Ù➴➹➬➮❰ ➶ Ñ➴Ò➴➹ Ñ➬Ð✃ ❐ ➴Ï➴❐ ➮➶Ó➴Ð ➴➬ ✃Ï✃➘➴❐ ➬❐ ➹➶Ð➘➬➹➴➮ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐Ð➴❐
Ï➴➘ ➶❐ ➴Ò➶❐ ➶➘➴Ò➴❐Ò➘➬❐ ➮➬Ò Ï ❮❐ ➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰ ➶ Ñ➴Ò➴➹❰➶❐ ÐÔ➴➮➬➷Ï ➴❐➷➴Ò❮ ➘➴❐Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐
➱ ➴❐ Ð understated ➱ ➴❐ Ð ❰ ➶❰➬➷➬Ï➬ ➘➶➮ ➬Ï❮ Ï ➶➹➬Ñ➴ÏÒ➴➮ ➹➬➴❐ ➱ ➴ ❐Ð ➷➶Ó➬Ô Ï➶➪ ➬➷
Ñ➬Ó➴❐Ñ➬❐ÐÏ ➴❐➷➴Ò❮ ➘➴❐Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐➱ ➴❐Ðoverstated.
2ÜÝ ÜÞ ßà áâ ãäåæ çèâ é ãêëìáçæ áâ è
M➶❐✃ ➘✃ ➹ A➮ ➹➬Ï ➴ (ÕÖ➾ ➾í➾ Õî) Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶ ❰➶➘✃Ò➴Ï ➴❐ ➮✃➴➹✃ ✃➮ ➴Ô➴
➮➶➷➶Ï ➮ ➬ ➱ ➴❐ Ð Ó➶➘➮ ➬❒ ➴➹ ➷✃ ➴➮ Ñ➴➷➴❰ ➹➶Ï ❐➬Ï ➴Ï✃ ❐ ➹➴❐➮ ➬ ➱ ➴❐Ð ❰ ➶❐ ÐÔ➴➮ ➬➷Ï➴❐ Ò➬➷➬Ô➴❐
➱ ➴➬➹✃❰ ➶❐ Ð➴Ï✃ ➬Ò➶❐Ñ➴Ò➴➹➴❐➮➶➪➴➘➴Ó➶➘➴❐ Ð➮✃➘-➴❐Ð ➮✃➘, ❰ ➶❰Ò➶➘➪ ➶Ò➴➹Ò➶❐ Ð➴Ï✃ ➴❐
Ó➬➴➱ ➴, ❰ ➶❐ Ð ➴Ï✃➬ Ò➶❐ ➬➷➴➬ ➴❐ ➴➮ ➶➹ ➱ ➴❐Ð ➷➶Ó➬Ô ➘➶❐Ñ➴Ô Ñ➴❐ ❰ ➶❐ Ð➴Ï✃ ➬ Ò➶❐➬➷➴➬➴❐
ñ òóôõñ öó ÷õø ùõ ú öû öüý õ þõ ÿ þöó üõ þ üòþö✁õ ü✂õû þöõ ó ✁õ ✄õñ û ÿõ þÿ ÿû õøõ
✁ö✂ òúþöñ ÷õ ó üõ ó ñòñõ ✁õ ö. Kýóû òú☎õ þöûñò þö✁õ ü ñòñ ÷ òúöüõ ó ✂ òó õ úÿø õ þõû
üòø õ þö-ø õ þöõ ó✆ üýóû öû þòóû ö ✁õ ✄õñ ñòó✝õ þõ üõ ó ø õ úþõ ÷òúû öø ✁õ ó ✄õ ÷õ ✝õ ó
üòü ò✞ö✄õ ó✆ ñ ò✄õ öó üõ ó û òû ÿõ þÿ ñòþý✁ò ✝õ ó ✁ ö ÿ óõ üõ ó ✁õ ✄õñ ü òþö✁õ ü ✂õû þöõ ó
þòóþõ ó õ ú ÿûüõû✁öñ õû õ✁õ þõ ó (Jõñ õõ ó✆✟ ✠ ✠ð).
Hý✄þøõ ÿû òó ✁õ ó Wõ þþû (✟✠✠ï) ñòñ ÷ òúöüõ ó ÷ÿ üþö ✝õó ñòóÿ óô ÿ üüõ ó
÷õøùõ üý óû òú☎õ þöûñò õ üÿ óþõ óû ö û ÿ✁õø õ ✁õ û ò÷ ò✄ÿñ ✂ òóòþõ ✂õ óû þõ ó✁õ ú✡ýúñ õ ✄
✁õ ó úò ÿ✄õû ö ✁ ö Añòúöüõ ☛òúöüõ þ. Pòó ò✄öþöõ ó Qiang (2003) juga membuktikan bahwa terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk
menerapkan konservatisme akuntansi secara sukarela. Widya (2005)
mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan bukti yang sama untuk
Indonesia. Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu
metode akuntansi dari kumpulan metode yang diperbolehkan pada situasi yang
sama. Penerapan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka
yang berbeda dalam laporan keuangan (Jama an, 2008). Praktik akuntansi
konservatisme akan membebankan biaya dan mengakui rugi pada periode
terjadinya, sebaliknya mengakui pendapatan dan keuntungan apabila
benar-benar telah terealisasi, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih rendah pada
periode bersangkutan dibandingkan perusahaan yang menganut prinsip yang
lebih optimis. Penerapan prinsip konservatisme dapat memberikan resiko masa
depan yang lebih kecil, sehingga hal ini akan mendukung kelangsungan usaha
akan lebih relevan karena lebih menjamin arus kas dimasa depan, serta lebih
reliable karena mampu mencerminkan keadaan keuangan tanpa resiko
ketidakpastian yang tinggi.
2☞✌ ☞✍ Corporate Governance
Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah
(value added) untuk semua stakeholder (Monks dan Minow, 2003). Menurut
Cadbury committee (1991) dalam Siswanto & Aldridge, (2005), corporate
governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan
kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut
Kaihatu (2006) good corporate governancemerupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semuastakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni pertama
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar
dan tepat pada waktunya dan kedua kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap
semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Penerapan
good corporate governancedipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Pernyataan ini dapat ditemukan dalam berbagai codes of corporate
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006) dan
Kaihatu (2006) terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance
yaitu:
1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku.
4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan
perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara
di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Menurut Siswanto & Aldridge (dalam Jama an, 2008), prinsip-prinsip
pokokcorporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya
accountability, dan transparancy. Prinsip fairness, untuk melindungi
kepentingan pemegang saham minoritas dari adanya penggelapan, transaksi
internal atau mungkin adanya irregularities yang lain. Kemudian prinsip
responsibility berbicara tentang bagaimana perusahaan bertanggung jawab
kepada stakeholders dan juga lingkungan. Prinsip yang ketiga yaitu
accountability digunakan untuk menciptakan sistem kontrol yang efektif
berdasarkan distribusi kekuasaan pemegang saham, direksi dan komisaris.
Kemudian prinsip keempat, yaitu transparancy mengenai keterbukaan
informasi tentangperformanceperusahaan secara tepat waktu dan akurat.
2✎✏ ✎✑ ✒✓✔✓✕ ✖✗✖✘✙✚✛ ✚✜ ✢✖✢✣✜ ✖✤✚ ✙✗
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham
pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti perusahaan, lembaga
asuransi, bank atau institusi lain. Persentase kepemilikan institusi diperoleh
dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri (Susiana dan
Herawaty, 2007). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif
sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang
dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan
keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai
kepentingan pihak manajemen (Gideon, 2005).
Keunggulan yang dimiliki pemegang saham institusional dibandingkan
memiliki sumber daya yang lebih baik untuk mendapatkan informasi dan
memiliki profesionalisme yang tinggi dalam menganalisis informasi keuangan.
Dengan keberadaan pemegang saham institusional maka akan mendorong
pengawasan terhadap kinerja manajemen.
Menurut Beineret, al.(dalam Jama an, 2008), kepemilikan institusional
diukur dari persentase antara saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan
banyaknya saham yang beredar. Keberadaan pemegang saham institusional
dapat menunjukkan Corporate Governance yang kuat dan bisa digunakan
untuk memonitor perusahaan pada umumnya dan manajemen pada khususnya.
Tindakan monitoring tersebut dapat menjamin kemakmuran untuk pemegang
saham (Wulandari, 2013). Adanya kepemilikan institusional di suatu
perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja
manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan
diperusahaan.
2✥✦ ✥✧ ★✩✪✩✫ ✬✭✬✮✯✰✱ ✯✰ ✯✲ ✩✫ ✩✰
Arief dan Bambang (2007) mendefinisikan kepemilikan manajemen
sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut
dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan
direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan mekanisme yang
dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan
kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan saham ini
merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk
(Susiana dan Herawaty, 2007). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
bahwa kepemilikan saham manajemen dapat membantu menyatukan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham, yang berarti semakin
meningkat proporsi kepemilikan saham manajemen maka semakin baik
kinerja perusahaan tersebut. Adanya kepemilikan manajemen dalam
perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah
keagenan dengan manajer dan menyelaraskan kepentingan antara manajer
dengan pemegang saham.
2✳✴ ✳✵ ✶✷ ✸ ✹✺✻ ✼✹✺✽ ✾✿❀❁❀✾✿❀✾
Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan. Secara langsung
keberadaan komisaris independen menjadi penting, karena didalam praktek
sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang
mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham
minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia
yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya (Amri,
2011). Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan
yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal
dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara
luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk
menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka
perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang
terkait (Susiana dan Herawaty, 2007). Menurut Amri (2011) komisaris
direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,
serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Tujuan komisaris independen adalah sebagai penyeimbang pengambilan
keputusan dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham dan
pihak-pihak yang terkait, berarti bahwa komisaris independen berfungsi sebagai
pengawas dalam pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam
mewujudkan laporan keuangan yang berintegritas. Menurut Susiana dan
Herawaty (2007), keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan
dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh
manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas,
karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi
hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan.
2❂❃ ❂9 Komite Audit
Berdasarkan surat keputusan Ketua BAPEPAM KEP 41/PM/2003, SK
Dir. BEJ Nomor 315/BEJ/06 2000, Keputusan Menteri BUMN Nomor
117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMN Nomor 19/2003, pembentukan
komite audit merupakan suatu keharusan. Setiap perusahaan yang telah go
public wajib memiliki komite audit. Komite audit merupakan komite yang
dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan
pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah
mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan
kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan
keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan
apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota
komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan
auditor eksternal (Astria, 2011). Komite audit sesuai dengan Kep. 29/PM/2004
adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas
pengawasan pengelolaan perusahaan.
Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi,
dan pengendalian intern (Hardiningsih, 2010). Berdasarkan pedoman
pembentukan komite audit yang efektif (KNKG, 2006), komite audit yang
dimiliki perusahaan paling sedikit beranggotakan tiga orang, yang diketuai
oleh komisaris independen perusahaan dengan anggota lainnya merupakan
orang eksternal yang independen terhadap perusahaan. Komite audit harus
menguasai dan memiliki latar belakang keuangan dan akuntansi. Pengetahuan
yang dimiliki komite audit diharapkan mampu memberikan pandangan
mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan,
akuntansi dan pengendalian intern perusahaan.
Pedoman umumGood Corporate GovernanceIndonesia (KNKG, 2006)
dijelaskan bahwa Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk
1) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2) Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik.
3) Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan
standar audit yang berlaku.
4) Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.
Sesuai dengan tugas komite audit tersebut, keberadaan komite audit
dapat mempengaruhi kualitas informasi keuangan. Pembentukan komite audit
dan komisaris independen sudah diatur dalam regulasi-regulasi yang
dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam, antara lain sebagai
berikut:
1) Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 perihal Peraturan Pencatatan
Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban mempunyai
Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran aktif sekretaris
perusahaan di dalam memenuhi kewajiban keterbukaan informasi serta
mewajibkan perusahaan tercatat untuk menyampaikan informasi yang
material dan relevan.
2) Surat Edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang Komite
Audit yang berisi himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap
Emiten.
3) Surat Edaran Ketua bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2004 yang dijelaskan
dalam peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman
2❄❅ ❆❇❈ ❇❉ ❊❋●❍■❏ ❑▲❉ ❍❉▼ ▲❋ ▲◆❍ ❑❍ ❊❋
Berdasarkan pokok masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian dan
kajian-kajian teori yang relevan, maka diajukan hipotesis penelitian seperti
diuraikan di bawah ini.
2❄❅ ❄❖ ▼ ▲❋ P ❊◗❇❘ ❙ ▲■ ▲❈❍ ◆❍❚ ❊❋ ❯❋❉ ❑❍ ❑❇❉ ❍❏❋ ❊ ◆ ❑▲◗❘❊❱❊■ ❯❋ ❑▲P ◗❍ ❑❊❉ ❲❊■❏◗❊❋ ❙ ▲❇❊❋ P❊❋
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham
pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti perusahaan, lembaga
asuransi, bank atau institusi lain (Susiana dan Herawaty, 2007). Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manajemen laba (Gideon, 2005). Kepemilikan institusional dapat mengurangi
permasalahan yang terjadi akibat adanya asimetri informasi. Asimetri
informasi antara pemilik dan pengelola dapat terjadi ketika terjadi hubungan
kerja antara principal dengan agen sesuai yang dijelaskan dalam teori
keagenan. Teori keagenan menyatakan hubungan antara pemegang saham
sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Bilamana pemegang saham
institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah yang relatif rendah,
maka para pemegang saham institusional hanya memiliki sedikit dorongan
untuk melakukan pengawasan terhadap tindakan oportunistik manajer
(Purwandari, 2011). Dengan adanya kepemilikan institusi maka akan ada yang
institusi memiliki kemampuan dan profesional yang baik dalam menilai suatu
laporan yang disajikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2013) menemukan
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
Hal ini sependapat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Oktedella (2011) menemukan bahwa kehadiran kepemilikan institusional yang
tinggi membatasi manajer untuk melakukan manipulasi data dan dapat
meningkatkan integritas laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut
hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan.
2❳❨ ❳❨ ❩❬❭❪❫ ❴❵❛ ❜ ❬❝ ❬❞❡❢❡❣❫ ❭ ❤❫ ❭❫ ✐ ❬❞ ❬❭ ❥ ❬❴❛❫ ❦❫ ❝ ❧ ❭❥❬❪❴❡ ❥❫ ♠ ♥❫ ❝♦ ❴❫❭ ❜ ❬❵❫❭❪❫❭
Kepemilikan manajemen adalah kepemilikan saham oleh pihak internal
atau manajemen yang sekaligus sebagai pengelola perusahaan. Manajemen
memegang peranan sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, sehingga
dalam menjalankan tanggungjawabnya akan cenderung melakukan hal yang
terbaik. Jama an (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajemen berhasil
menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan
menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Adanya
kepemilikan manajemen ini akan meningkatkan keseimbangan informasi
antara pemegang saham dan manajemen, sehingga mampu mengurangi
permasalahan antara prinsipal dan agen ini dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan keduanya.
Penelitian Jama an (2008) menunjukkan adanya pengaruh antara
kepemilikan manajemen dengan integritas laporan keuangan. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) menunjukkan hal yang sama bahwa
kepemilikan manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
konservatisme (integritas laporan keuangan). Berdasarkan uraian tersebut,
hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan.
2♣q ♣r st✉✈✇ ①②③ ④⑤ ⑥⑦⑧ ✇ ①⑦⑧ ⑨ ✉⑩t❶ t✉⑩t✉ ❷ t①③✇ ⑩✇ ❶ ⑨✉❷t✈①⑦❷✇ ⑧ ❸✇ ❶⑤ ①✇✉ ④ t②✇✉✈✇✉
Menurut Amri (2011) Komisaris Independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris
lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap
pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Susiana dan
Herawaty, 2007). Manfaat adanya komisaris independen dalam teori keagenan
dapat meningkatkan transparansi terhadap kinerja manajemen, sehingga dapat
meminimalkan adanya tindakan yang berhubungan dengan kepentingan