• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

PADA INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

SKRIPSI

Oleh :

NI KADEK HARUM SARI DEWI NIM : 1206305207

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

PADA INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

SKRIPSI

Oleh :

NI KADEK HARUM SARI DEWI NIM : 1206305207

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 1 April 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si, Ak .

2. Sekretaris : I Made Pande Dwiana Putra, SE., MM., Ak .

3. Anggota : Dr. I.G.A.M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si. .

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

( Dr. A.A G P Widanaputra, SE., M.Si., Ak NIP. 19650323 199103 1 004

Pembimbing

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengalaman saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah dijadikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, April 2016 Mahasiswa

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 tepat pada waktunya.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Ibu I Gst. Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si. selaku Pembimbing Akademis yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam melaksanakan perkuliahan.

(6)

6. Ibu Dr. I.G.A.M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si. selaku pembahas seminar dan skripsi yang selalu memberikan arahan kepada penulis.

7. Bapak Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si, Ak. selaku penguji skripsi yang selalu memberikan arahan kepada penulis.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Orang Tua dan Suami tercinta serta seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa yang tulus tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana serta dorongan baik secara moral, materiil dan spiritual kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang memerlukan. Terima Kasih.

Denpasar, April 2016

(7)

Judul : Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

Nama : Ni Kadek Harum Sari Dewi

NIM : 1206305207

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate governance pada integritas laporan keuangan. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksi dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen dan komite audit, sedangkan integritas laporan keuangan diukur dengan indeks konservatisme. Integritas laporan keuangan adalah suatu keadaan dimana laporan keuangan yang disajikan secara wajar, jujur dan tidak bias.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 dan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan selama 3 tahun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen dan komisaris independen berpengaruh positif pada integritas laporan keuangan, namun komite audit tidak berpengaruh positif pada integritas laporan keuangan.

(8)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 11

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 33

3.3 Objek Penelitian... 34

3.4 Identifikasi Variabel... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data... 39

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 39

(9)

3.9 Teknik Analisis Data. ... 42

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 42

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.9.3 Uji Kelayakan Model ... 44

3.9.4 Uji Hipotesis ... 44

3.9.2 Uji Koefisien Determinasi ... 46

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

4.2 Analisis Deskriptif ... 47

4.3 Uji Asumsi Klasik... 49

4.4 Uji Kelayakan Model... 53

4.5 Uji Parsial ... 55

4.6 Uji Hipotesis ... 56

4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

DAFTAR RUJUKAN ... 63

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Tahap Pemilihan Sampel ... 41

4.1 Statistik Deskriptif ... 48

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 50

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.4 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 52

4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 52

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Data Penelitian ... 67

2. Uji Deskripsi ... 70

3. Hasil Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas... 71

4. Hasil Uji Hipotesis dan Uji Autokorelasi ... 72

(13)

✁ ✂

✄☎ ✆✝✁✞ ✟✠ ✟✁✆

✡ ☛☞ ✌✍✎ ✏ ☛✑ ✒✓ ✒ ☛✎ ✔✎✔ ☞✍✕✔✖ ✔✗ ☛✎ ✒✕ ☛✔ ☛✎ ✘✍✎ ✙✍✎☛✔ 1✚✛ ✘✍✎ ✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎ ✓ ☛✢ ☛✕ ☞✍✓ ☛✗☛✎ ✙ ✘ ☛✖ ☛✓ ☛✑✣ 1✚✤ ✘✍✎✜✍✓ ☛✖✗☛✎ ✕ ✒✘ ✒✖ ☛✎ ✘ ☛✖ ☛✓ ☛✑ ✌✍✎✍✓✔✢✔ ☛✎✣ 1✚✥ ✘✍✎✜✍✓ ☛✖✗☛✎✢✍✎ ✢ ☛✎ ✙✢ ✒ ✜✒☛✎ ✌✍✎ ✍✓✔✢✔ ☛✎✣1✚✦✘✍✎✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎ ✘☛✎ ✧ ☛☛✢ ✌✍✎ ✍✓✔✢✔ ☛✎ ✏ ☛✎ 1✚★✘✍✎ ✜✍✓ ☛✖ ✗ ☛✎✖ ✔✖ ✢✍ ✘☛✢✔✗☛✌✍✎ ✒✓✔✖ ☛✎✚

✩ ✪✩ ✠✫✬ ✫✭ ✮✯ ✫✰✫✱✲✳ ✫✴ ✫✯ ✫✵

✶ ☛✖ ✒✖ ✘☛✎ ✔ ✌✒✓ ☛✖✔ ✓ ☛✌✷✕ ☛✎ ✗✍ ✒ ☛✎✙☛✎ ✢✍✓ ☛✑ ✘✍✓✔ ☞☛✢✗☛✎ ☞ ☛✎y☛✗ ✌✍✕✒✖ ☛✑ ☛☛✎ ☞✍✖ ☛✕✚ ✸✔ ✏ ☛✗ ✑ ☛✎y☛✖ ✍ ✜✒✘✓ ☛✑ ✌✍✕ ✒✖ ☛✑ ☛☛✎ ☞✍✖ ☛✕ ✏✔ ✹✘✍✕✔✗ ☛✖ ✍ ✌✍✕✢✔ ✺✎ ✕✷✎✣ ✸y✻✷✣✼✓✷ ☞ ☛✓ Crossing, dan Worldcom (Susiana dan Herawaty, 2007).

Manipulasi laporan keuangan juga terjadi pada sejumlah perusahaan di

Indonesia seperti PT Lippo Tbk, PT Kimia Farma Tbk dan PT KAI.

Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma

melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar dan laporan tersebut di

audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Setelah dilakukan audit ulang

pada 3 Oktober 2002, pada laporan keuangan yang baru keuntungan yang

disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar atau lebih rendah sebesar Rp 32,6

milyar dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit industri

bahan baku yaitu kesalahan berupa✽ ✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄ penjualan sebesar Rp 2,7 miliar,

pada unit logistik sentral berupa✽✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄ persediaan barang sebesar Rp 23,9

miliar, pada unit pedagang besar farmasi berupa✽ ✾✿❀ ❁❂❃❂✿ ❄persediaan sebesar

(14)

2009). Kasus Bank Lippo bermula dari adanya laporan keuangan ganda yang

berkatagori audited . Ada tiga versi laporan keuangan yang ditemukan oleh

Bapepam untuk periode 30 September 2002, yang masing-masing berbeda.

Pertama laporan yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media

massa pada 28 November 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada 27 Desember

2002. Ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik Prasetio, Sarwoko dan

Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih disampaikan kepada manajemen

Bank Lippo pada 6 Januari 2003 (Lian, 2014). Makalah yang diposting oleh

Albern (2014) dalam situs www.academia.edu membahas kasus manipulasi

laporan keuangan terjadi pada perusahaan milik negara (BUMN) yaitu PT

Kereta Api Indonesia (KAI). Dalam laporan keuangan tahunan yang

diterbitkan tahun 2005, PT KAI mengumumkan keuntungan sebesar Rp. 6,90

milyar telah diaraihnya. Apabila dicermati sebenarnya PT KAI harus

menyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 milyar.

Munculnya kasus manipulasi laporan keuangan menurunkan

kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap integritas laporan keuangan

yang disajikan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk

mengetahui kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, maka akan sangat penting jika

laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan yang berintegritas

terutama pada perusahaan yang go public, seperti perusahan di Bursa Efek

Indonesia yang sahamnya diperjualbelikan kepada masyarakat. Menurut

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2, integritas

(15)

laporan keuangan disajikan secara wajar, tidak bias dan secara jujur

menyajikan informasi. Terdapat dua karakteristik utama yang membuat

informasi akuntansi bermanfaat dalam pembuatan keputusan, yaitu ❅ ❆❇❆v❈ ❉❊ ❆

dan ❅ ❆❇❋❈●❋❇❋ty. Jama an (2008) menyebutkan bahwa informasi dikatakan

relevanceapabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan

dengan menguatkan atau mengubah harapan pengguna laporan keuangan. Dan

dikatakanreliableapabila informasi yang disajikan bebas dari pengertian yang

membingungkan, kesalahan, andal dan dapat dipercaya.

Keraguan pengguna laporan keuangan terhadap integritas laporan yang

disajikan menimbulkan pertanyaan terhadap tata kelola perusahaan (corporate

governance).Corporate governancesemakin menjadi perhatian akibat banyak

terungkapnya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan (Astria, 2011).

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia, Corporate

Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara

pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan

hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan

dan mengendalikan perusahaan. Hubungan antara pemegang saham dan

manajemen dijelaskan dalam agency theory dan stewardship theory. Teori

sterwardship menggambarkan bahwa manajemen tidaklah termotivasi oleh

tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada kepentingan organisasi

(Donaldson dan Davis, 1991), sedangkan teori agencymenjelaskan pemegang

saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen, yang mana dalam

(16)

kepentingan terbaik ❍■ ❏❑ ▲❏ ❍▼ ◆, sehingga ▲❖■ ❍ ❖■▼ P◗ ❘ ❖❙◗■❑ ▼❑▲◗ menjadi

penting untuk diperhatikan. Penerapan ▲❖■ ❍❖■ ▼P◗ ❘❖❙◗■ ❑▼ ❑ ▲◗ yang baik

berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan, perusahaan atau

manajemen akan sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi karena terdapat

pengawasan dari dewan komisaris sehingga laporan keuangan yang dihasilkan

sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dan berintegritas (Nuryanah, 2005).

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) ada lima asas ❘ ❖ ❖❚

▲❖■ ❍❖■ ▼P◗❘ ❖❙◗■❑ ▼❑▲◗ (GCG) yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Setiap perusahaan harus

memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di

semua jajaran perusahaan. Penelitian ini meneliti pengaruh corporate

governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, kepemilikan

manajemen, komisaris independen dan komite audit.

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan

oleh institusi atau lembaga yang meliputi perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi atau kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja

manajemen. Kepemilikan manajemen merupakan kepemilikan saham oleh

manajemen atau pihak internal perusahaan. Dengan adanya kepemilikan

manajemen maka akan dapat menyelaraskan berbagai kepentingan dalam

perusahaan. Pengawasan terhadap kinerja manajemen merupakan salah satu

cara untuk memastikan penerapan asas corporate governance. Keberadaan

pemegang saham institusional didukung dengan keberadaan komisaris

(17)

melindungi pemegang saham dari praktik curang. Menurut Komite Umum

Kebijakan ❯❱ ❲❳❨ ❩❬ ❩❭❳ (2006) dalam pedoman umum ❯❱❱ ❪ ❫❱❨ ❴❱ ❨ ❬ ❵❳

❯❱ ❲❳❨ ❩❬❩❭ ❳ (GCG) menyatakan bahwa komisaris independen adalah anggota

dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan

komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan

bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen atau bertindak semata-mata untuk kepentingan

perseroan. Peran komite audit sangat diperlukan guna melindungi pemegang

saham dari praktik curang. Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan

oleh auditor akan dapat mengurangi resiko investasi. Dalam pedoman umum

GCG (2006) dinyatakan bahwa komite audit bertugas membantu dewan

komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Berbagai penelitian terkait dengan pengaruh ❭❱❨ ❴❱ ❨ ❬ ❵❳ ❛❱ ❲❳❨ ❩❬❩❭❳

terhadap integritas laporan keuangan menunjukkan hasil yang beragam.

Penelitian yang dilakukan oleh Jama an (2008) mengenaipengaruh mekanisme

❜ ❝❞❡ ❝❞❢❣❤ ✐ ❝❤ ❞❥ ❢❥❜ ❤v (kepemilikan institusional, komisaris independen dan

komite audit) dan variabel moderasi firm size menunjukkan hasil yang positif

signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan. Penelitian yang

dilakukan oleh Gayatri dan Suputra (2013) menemukan komisaris independen

dan komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan, namun

kepemilikan institusional tidak signifikan terhadap integritas laporan

keuangan, hanya dua dari tiga variabel mekanismecorporate governanceyang

(18)

perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wulandari (2013) menemukan

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,

namum kepemilikan manajemen, komite audit dan komisaris independen

sebagai variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan

keuangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010)

kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan

keuangan, namun kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap

integritas laporan keuangan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan perusahaan manufaktur dikarenakan

perusahaan ini adalah perusahaan yang banyak ❦❧♠ ♥❧♦♣ di BEI, selain itu

perusahaan manufaktur adalah perusahaan dengan kompleksitas usaha yang

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya. Contohnya PT

Kimia Farma tbk yang merupakan perusahaan manufaktur, manipulasi laporan

keuangan terjadi karena adanya kesalahan (overstated)laporan pada beberapa

unit industrinya. Penelitian pada perusahaan manufaktur diharapkan mampu

memcangkup perusahaan sektor industri. Periode pengamatan pada penelitian

ini adalah tahun 2011-2013 berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk melihat apakah perbedaan tahun penelitian dapat

mempengaruhi hasil penelitian dengan topik sejenis, selain itu dipilihnya

periode 2011-2013 dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan pada

pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan pertumbuhan produk

domestik bruto (Ginting, 2013). Tujuan dilakukan penelitian ini untuk menguji

(19)

adanya perbedaan hasil penelitian pada penelitian-penelitian sebelumnya

(q rsr tq ✉✈ ✇ t①) yang menunjukkan adanya keanekaragaman hasil penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan.

② ③④ ⑤⑥⑦⑥ ⑧⑨ ⑩❶⑨⑧⑨❷⑨❸❹❺⑩❺❷❻❼❻⑨ ⑩

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013?

2) Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013?

3) Apakah komisaris independen berpengaruh positif pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013?

4) Apakah komite audit berpengaruh positif pada integritas laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013?

② ③❽ ❾⑥❿⑥⑨⑩❹❺⑩❺❷❻❼❻⑨⑩

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan

(20)

1) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013.

2) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajemen pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013.

3) Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen pada integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013.

4) Untuk mengetahui pengaruh komite audit pada integritas laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2013.

➀ ➁➂ ➃➄➅ ➆➇➈ ➈➇➉➄ ➇➄➊➋➌➋ ➈➇

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian

yang telah diuraikan. Kegunaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Manfaat Teoritis

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti ingin membuktikan secara

empiris mengenai pengaruh ➍➎ ➏➐➎➏➑ ➒➓ ➔➎v➓➏ →➑ →➍ ➓ yang diproksi

dengan kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite

audit terhadap integritas laporan keuangan di Indonesia pada

(21)

itu juga penelitian ini memiliki kegunaan untuk mendukung teori

keagenan yang terkait dengan integritas laporan keuangan.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk investor, penelitian ini dapat

memberikan informasi dalam menilai integritas laporan keuangan pada

perusahaan yang ➣↔↕ ➙➛ ➜➝➞, sehingga investor dapat lebih yakin untuk

melakukan investasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi

bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan

penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa depan.

➟ ➠➡ ➢➤➥ ➦➧➨ ➩ ➦➤ ➫➩➭➧ ➯➲➳➤➥ ➩➯

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab

satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis.

Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi

ini, sistematika dari setiap bab dapat diperinci sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian pustaka dan hipotesis penelitian

Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data,

yang meliputi penjelasan mengenai Teori Agensi, Teori➵ ➸➺➻ ➼➽ ➾➚➝↕w ,

(22)

➶➹➘➴➷ ➬➮ ➬➱➴, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajemen,

Komisaris Independen dan Komite Audit serta rumusan hipotesis.

Bab III Metode penelitian

Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam

menganalisis data yang meliputi lokasi penelitian, obyek penelitian,

identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber

data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan

Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian.

Bab V Simpulan dan saran

Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan simpulan

akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalahan dan

(23)

❐ ❒❐❮ ❮

❰❒Ï❮❒ÐÑ ÒÓÔ❒❰❒Õ❒ÐÖ❮Ñ ×Ô Ø Ó❮ÓÑ ØÐØ Ù❮Ô❮ ❒Ð

BÚÛ ÜÝ Ü ÛÞß Üà Üá ÚÝ âß ÚÜÚÝ ãÞ ÝäÞ Ý ÚÜ åæ✃ LÚÝç Úà ÚÝ èÞé ß Ü ç ÚÝ åæ å

êâã âà ÚÝëÜìéíÞà ÜàîÞ ÝÞïÜíÜÚÝæ

2ðñ Ùòóô òõ òóÔö÷øù

LÚÝç Úà ÚÝ íÞé ß Ü íÞß ç Üß Ü çÚßÜ ÛÞ ÛÞß ÚìÚ âßÚÜÚÝ íÞé ß Ü úÚ Ýä ÛÞßûâÛ âÝäÚÝ

çÞ Ýä ÚÝ ìÞ ÝÞïÜíÜÚÝ ã ÞïÜìâíÜ åæ✃æ✃ ãÞ ÝüÞïÚà á ÚÝ èÞé ß Ü KÞ ÚäÞ Ý ÚÝ (Aý þÿ y Theory), åæ✃æ å ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ Stewardship Theory, åæ✃æ✁ã Þ ÝüÞïÚà á ÚÝ IÝíÞ äß ÜíÚà

LÚìé ß ÚÝ KÞ â ÚÝä ÚÝ✂ åæ✃æ✄ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ Ké Ýà Þß☎ ÚíÜà ã Þ AáâÝíÚÝà Ü, åæ✃æ✆

ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ Good Corporate Governance, åæ✃.✝ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ KÞìÞãÜïÜá ÚÝ

IÝàíÜíâà ÜéÝÚï, åæ✃æ ✞ ãÞ ÝüÞïÚàáÚÝ KÞìÞã ÜïÜáÚÝ MÚÝ ÚüÞãÞ Ý ✂ åæ✃æ ✟ ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ

KéãÜà ÚßÜàIÝçÞìÞ Ý çÞ Ýç ÚÝåæ✃æ✠ãÞ ÝüÞïÚà á ÚÝ✡é ã ÜíÞ Aâ çÜí.

2ðñ ðñ Ôö÷øù ❰öò☛öó òó(Agency Theory)

èÞéßÜ á Þ ÚäÞ Ý ÚÝ Úç ÚïÚû íÞé ß Ü úÚÝä ã Þ ÝüÞïÚà áÚÝ ûâ Ûâ Ýä ÚÝ ÚÝíÚß Ú

ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã (shareholders) àÞ Û Úä ÚÜ ìß ÜÝà ÜìÚï ç ÚÝ ã ÚÝ ÚüÞãÞ Ý àÞ Û ÚäÚÜ

ÚäÞ Ýæ MÚÝÚüÞã Þ Ý ãÞßâìÚá ÚÝ ìÜûÚá úÚ Ýä ç ÜáéÝíß Úá éïÞû ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã âÝíâá ÛÞáÞß ü Ú çÞãÜ áÞìÞ ÝíÜÝä ÚÝ ìÞãÞ ä ÚÝä à ÚûÚã. MÞ Ý âß âí JÞ Ýà Þ Ý çÚÝ

MÞ☞áïÜÝä (✃ ✠✞✝), ûâÛ âÝä ÚÝ á Þ ÚäÞ Ý ÚÝã Þß âìÚáÚÝ à â Úíâ áéÝíßÚá çÜãÚÝÚ à Úíâ

ÚíÚâ ïÞ ÛÜû é ß ÚÝä (ìßÜÝà ÜìÚï) ãÞã Þß ÜÝíÚû éßÚÝä ïÚÜÝ (Úä Þ Ý) â Ýíâá ãÞïÚáâáÚÝ

à â Úíâ ü Úà Ú ÚíÚà ÝÚã Ú ìß ÜÝà ÜìÚï à ÞßíÚ ã Þã ÛÞß Ü ✌Þ✌Þ Ý ÚÝä á ÞìÚç Ú ÚäÞ Ý â Ýíâá

ãÞãÛâ Úí á Þìâíâà ÚÝ úÚÝä íÞßÛÚÜá ÛÚäÜ ìß ÜÝà ÜìÚï. MÚÝ ÚüÞãÞ Ý àÞ Û ÚäÚÜ ìÜûÚá

ÚäÞ Ý ã Þã ÛÞß ÜáÚÝ ìÞßíÚÝä ä âÝäü Ú✌ÚÛ ÚÝ ÝúÚ á ÞìÚç Ú ìÞã Þä ÚÝä à ÚûÚã

(24)

D✏✑✏✒ ✓ ✔✕✖ ✔✑✗ ✑✏✏✕ ✓✔✘✙ ✚ ✏✛ ✏✏✕ ✏✜ ✏ ✢ ✔✒✙ ✕✖ ✢✣✕ ✏✕ agent ✤✣✜✏✢ ✚ ✔✑✏✑✙

✥✔✘✤✣✕✜ ✏✢ ✜✔✒✣ ✢ ✔✓ ✔✕✤ ✣✕✖ ✏✕ ✤ ✔✘✥✏✣✢ principal. ✦✕✤✙✢ ✒✔✕✖✛ ✣✕✜✏✘✣ ✤ ✣✕✜ ✏✢ ✏✕

-✤ ✣✕✜✏✢✏✕ ✧✏✕✖ ✒ ✔✒✔✕✤ ✣✕✖ ✢✏✕ ✜ ✣✘ ✣ ✚ ✔✕✜✣✘✣, ✒ ✏✢✏ ✚ ✏✕✖ ✏✤ ✓✔✕✤ ✣✕✖ ✒ ✔✒✥✙ ✏✤

✢✗ ✕✤ ✘✏✢ ✧✏✕✖ ✔★✔✚ ✣✔✕✩ ✪✏✑✏✛ ✚✏✤✙ ★✏✢✤ ✗ ✘ ✧✏✕✖ ✛✏✘✙✚ ✜ ✣✓✔✕✙ ✛ ✣ ✚✙ ✏✤✙ ✢ ✗✕✤✘ ✏✢

✧✏✕✖ ✔★✔✚ ✣✔✕ ✜✣✒✏✕ ✏ ✏✖ ✔✕ ✜✏✕ ✓✘✣✕✚ ✣✓✏✑ ✒ ✔✒✣✑✣✢ ✣ ✣✕★✗ ✘✒✏✚ ✣ ✧✏✕✖ ✚ ✏✒✏

✥✔✚ ✏✘✕ ✧✏ (✚ ✣✒✔✤ ✘✣✚). P✏✜✏ ✢✔✕ ✧✏✤ ✏ ✏✕✕ ✧✏ ✤ ✣✜✏✢ ✏✜ ✏ ✣✕★✗ ✘✒ ✏✚✣ ✧✏✕✖ ✚ ✣✒✔✤ ✘✣✚

✏✕✤ ✏✘✏ ✏✖ ✔✕ ✜ ✏✕ ✓ ✘✣✕ ✚ ✣✓ ✏✑. ✪✔✫✏✘✏ ✙✒✙✒ ✒ ✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✚ ✔✥✏✖ ✏✣ ✓✔✕✖✔✑✗ ✑✏

✓ ✔✘✙ ✚ ✏✛ ✏✏✕ ✧✏✕✖✒ ✔✒✣✑✣✢ ✣✭✏✢✤✙✑✔✥✣✛✥✏✕✧✏✢✜✣✓✔✘✙✚✏✛✏✏✕✒ ✔✕✖✔✤✏✛ ✙ ✣✑✔✥✣✛

✥✏✕ ✧✏✢✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣✣✕✤ ✔✘ ✕✏✑✓ ✔✘✙✚ ✏✛ ✏✏✕✜✣✥✏✕✜ ✣✕✖ ✢ ✏✕✜ ✔✕✖ ✏✕✓ ✔ ✒✔✖✏✕✖✚ ✏✛ ✏ ✒.

K✔✤ ✣✜✏✢✚ ✔✣✒✥✏✕✖ ✏✕✣✕★✗✘ ✒✏✚ ✣ ✧✏✕✖✜ ✣✒ ✣✑✣✢ ✣ ✗✑✔✛✓✣✛ ✏✢ ✒ ✏✕✏✬ ✔✒ ✔✕✜ ✏✕

✓ ✔✒ ✔✖ ✏✕✖ ✚ ✏✛ ✏✒ ✜ ✣✚ ✔✥✙✤ ✚ ✔✥✏✖✏✣✏✚✣✒ ✔✤ ✘✣ ✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣. A✚✣✒ ✔✤ ✘✣✣✕★✗✘✒ ✏✚ ✣ ✧✏✕✖

✤ ✔✘✬ ✏✜ ✣ ✏✕✤ ✏✘✏ ✓✔✒✣✑✣✢ ✜ ✔✕✖ ✏✕ ✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✜ ✏✓✏✤ ✒✔✒✥✙✢✏ ✓✔✑✙ ✏✕✖ ✥✏✖ ✣

✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✙✕✤✙✢ ✒✔✑✏✢✙ ✢ ✏✕ ✢✔✫✙✘✏ ✕✖ ✏✕ ✜ ✏✑✏✒ ✘ ✏✕✖✢✏ ✒✔✕✖ ✔✑✏✥✙✛✣✓✔✒✣✑✣✢

✒✔✕✖ ✔✕ ✏✣ ✢ ✣✕✔✘✬ ✏ ✔✢ ✗✕ ✗ ✒✣ ✓ ✔✘✙✚ ✏✛ ✏✏✕ (P✙✤ ✘ ✏, ✎ ✮✍✎). H✏✑ ✣✕✣ ✜ ✏✓✏✤ ✒✔✒✣✫✙

✒✙✕✫✙✑✕✧✏ ✚ ✣✤✙✏✚✣✜✣✒✏✕ ✏ ✒✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕ ✏✢ ✏✕ ✫✔✕✜ ✔✘✙ ✕✖✙ ✕✤✙ ✢ ✒✔✒ ✏✢✚ ✣✒✏✑ ✢✏✕

✢✔✙✕✤✙✕✖✏✕ ✜✔✒✣ ✢✔✓✔✕✤ ✣✕✖ ✏✕ ✕ ✧✏ ✚ ✔✕✜✣✘✣, ✚✔✛✣✕✖ ✖ ✏ ✜ ✏✑✏✒ ✛ ✏✑

✓ ✔✘✤✏✕✖ ✖✙ ✕✖✬ ✏✭✏✥✏✕ ✑✏✓✗✘✏✕ ✢ ✔✙ ✏✕✖ ✏✕ ✏✜✏ ✢ ✔✒✙✕✖ ✢ ✣✕✏✕ ✒ ✏✕✏✬✔✒✔✕

✒✔✕ ✧✏✬ ✣✢ ✏✕ ✑✏✓✗✘✏✕ ✢ ✔✙ ✏✕✖ ✏✕ ✧✏✕✖ ✤ ✣✜✏✢ ✥✔✘✣✕✤✔✖✘✣✤ ✏✚✩ I✕✤✔✖ ✘✣✤ ✏✚ ✑✏✓✗✘✏✕

✢✔✙✏✕✖✏✕ ✧✏✕✖ ✜ ✣✥✙✏✤ ✗ ✑✔✛ ✒ ✏✕ ✏✬ ✔✒✔✕✯ ✚ ✏✕✖ ✏✤ ✓ ✔✕✤ ✣✕✖ ✥✏✖ ✣ ✓✔✕✖ ✖✙✕✏

✔✢✚✤ ✔✘✕ ✏✑. P✔✕✖ ✖✙ ✕ ✏ ✔✢ ✚✤ ✔✘ ✕✏✑ ✥✔✘ ✏✜ ✏ ✜ ✏✑✏✒ ✢✗ ✕✜✣✚✣ ✧✏✕✖ ✓ ✏✑✣✕✖ ✥✔✚ ✏✘

✢✔✤ ✣✜✏✢✓✏✚✤ ✣✏✕ ✕ ✧✏ (W✙✑✏✕✜✏✘✣, ✎ ✮✍✰).

A✢ ✣✥✏✤ ✏✜✏✕ ✧✏ ✏✚ ✣✒✔✤ ✘ ✣ ✣✕★✗✘ ✒✏✚ ✣ ✣✕ ✣, ✜✏✓ ✏✤ ✒✔✕ ✣✒✥✙ ✑✢ ✏✕ ✎ (✜✙✏)

(25)

✳ ✴✵✶✷✸ ✴✹ ✺✹✴✵✹ ✻ ✵✼✽ ✻✸ ✼✷ ✽✾ ✴✳ ✴✿ ✼❀ ✵✳✴✹ ✴✵-✼❀ ✵✳ ✴✹✴✵✴❁✷ ✵❂ J✷ ✵❃✷ ✵✳ ✴✵M✷ ❄✹ ✸❀ ✵❁

(✱❅ ❆❇) ✶✷ ✵❈✴✼✴✹✴✵✿✷ ✽✶ ✴❃ ✴✸ ✴✾✴✵✼✷ ✽❃✷❉✺✼✴✳✴✸ ✴✾❊

✱) Moral hazard, ❈✴❀ ✼✺ ✿✷ ✽✶ ✴❃ ✴✸ ✴✾✴✵ ✶✺ ✵❄✺✸ ❋❀✹ ✴ agent ✼❀✳✴✹

✶✷✸ ✴✹❃✴✵ ✴✹ ✴✵✾ ✴✸-✾ ✴✸❈✴ ✵❁✳❀ ❃✷ ✿ ✴✹ ✴✼❀ ❉✷ ✽❃ ✴✶ ✴✳ ✴✸ ✴✶✹✻✵ ✼✽✴✹✹✷ ✽❋ ✴.

●) Adverse selection, ❈✴❀ ✼✺ ❃✺ ✴✼✺ ✹✷ ✴✳✴✴✵ ✳❀ ✶✴✵ ✴ principal ✼❀✳ ✴✹ ✳✴✿✴✼

✶✷ ✵❁✷ ✼✴✾ ✺❀ ❉✴✾❍✴❃✺ ✴✼✺✹ ✷ ✿✺ ✼✺❃ ✴✵❈✴ ✵❁✳ ❀ ✴✶❉❀✸✻✸✷ ✾ agent❉✷ ✵ ✴✽-❉✷ ✵✴✽

✳❀✳✴❃✴✽✹ ✴✵ ✴✼✴❃❀ ✵■ ✻ ✽✶✴❃❀ ❈✴✵❁ ✼✷✸ ✴✾ ✳❀ ✿✷ ✽✻✸✷ ✾✵❈✴, ✴✼✴✺ ✼✷ ✽❋ ✴✳ ❀ ❃✷❉✴❁ ✴❀

❃✷❉✺✴✾✹ ✷✸ ✴✸ ✴❀ ✴✵✳ ✴✸ ✴✶✼✺❁ ✴❃ ❂

2❏❑ ❏▲ Stewardship Theory

▼✷ ✻✽❀ stewardship ✴✳✴✸ ✴✾ ✼✷ ✻✽❀ ❈✴✵❁ ✶✷ ✵❁❁✴✶❉✴✽✹✴✵ ❃❀ ✼✺ ✴❃❀ ✳ ❀✶ ✴✵✴

✿✴✽ ✴ ✶ ✴✵✴❋✷ ✽ ✼❀✳✴✹✸ ✴✾ ✼✷ ✽✶✻ ✼❀◆✴❃❀ ✻✸✷ ✾ ✼✺❋ ✺✴✵-✼✺❋ ✺ ✴✵ ❀ ✵✳ ❀◆❀✳✺ ✼✷ ✼✴✿❀ ✸✷❉❀ ✾

✳❀ ✼✺❋ ✺✹✴✵ ✿✴✳✴ ❃ ✴❃ ✴✽✴✵ ✾ ✴❃❀✸ ✺✼✴✶ ✴ ✶✷ ✽✷✹ ✴ ✺✵ ✼✺✹ ✹ ✷ ✿✷ ✵ ✼❀ ✵❁✴✵ ✻✽❁ ✴✵❀ ❃ ✴❃❀,

❃✷ ✾❀ ✵❁ ❁ ✴ ✼✷ ✻ ✽❀ ❀ ✵❀ ✶✷ ✶✿ ✺✵❈✴❀ ✳ ✴❃ ✴✽ ✿ ❃❀✹ ✻✸✻❁❀ ✳✴✵ ❃ ✻❃❀ ✻✸ ✻❁❀ ❈✴ ✵❁ ✼✷✸ ✴✾

✳❀ ✽✴✵ ❄✴✵❁ ✳❀ ✶ ✴✵ ✴ ✿✴✽ ✴✷✹ ❃✷✹ ✺ ✼❀■ ❃✷❉✴❁ ✴❀ steward✼✷ ✽✶ ✻✼❀◆✴❃❀ ✺✵ ✼✺✹ ❉✷ ✽✼❀ ✵✳ ✴✹

❃✷ ❃ ✺ ✴❀ ✹ ✷❀ ✵❁❀ ✵ ✴✵ ✿✽❀ ✵❃❀ ✿✴✸, ❃✷✸ ✴❀ ✵ ❀ ✼✺ ✿✷ ✽❀✸ ✴✹✺steward✼❀✳✴✹ ✴✹ ✴✵

✶✷ ✵❀ ✵❁ ❁ ✴✸✹✴✵ ✻✽❁ ✴✵❀ ❃✴❃❀ ✵❈✴ ❃✷❉✴❉ steward ❉✷ ✽ ✺❃ ✴✾✴ ✶✷ ✵ ❄✴✿ ✴❀ ❃ ✴❃ ✴✽✴✵

✻✽❁ ✴✵❀❃ ✴❃❀ ✵❈✴. ▼✷ ✻✽❀ ❀ ✵❀ ✳❀✳ ✷ ❃✴❀ ✵ ❉✴❁ ❀ ✿✴✽ ✴ ✿✷ ✵✷✸❀ ✼❀ ✺ ✵✼✺✹ ✶✷ ✵❁ ✺❋❀ ❃❀ ✼✺ ✴❃❀

✳❀ ✶ ✴✵✴ ✿ ✴✽✴ ✷✹ ❃✷✹ ✺ ✼❀■ ✳✴✸ ✴✶ ✿✷ ✽✺ ❃ ✴✾✴✴✵ ❃✷❉✴❁ ✴❀ ✿✷✸ ✴❈✴ ✵ ✳✴✿ ✴✼ ✼✷ ✽✶✻ ✼❀◆✴❃❀

✺✵ ✼✺✹ ❉✷ ✽✼❀ ✵✳✴✹ ✳✷ ✵❁ ✴✵ ❄✴✽✴✼✷ ✽❉✴❀✹ ✿ ✴✳ ✴ ✿✽❀ ✵❄❀ ✿ ✴✸ ✵❈✴ (D✻ ✵✴✸✳❃ ✻✵✳✴✵D✴◆❀ ❃❖

✱❅ ❅✱). P✴✽ ✴ ✴✾✸❀ ✼✷ ✻✽❀ stewardship ✶✷ ✵❁✴❃ ✺✶ ❃❀✹✴✵ ❉✴✾❍✴ ✴✳✴✵❈✴ ✾✺❉✺ ✵❁ ✴✵

❈✴✵❁ ✹ ✺ ✴✼ ✴✵✼✴✽ ✴✹ ✷ ✿✺ ✴❃ ✴✵ ✳✴✵✹✷ ❃ ✺✹ ❃✷ ❃ ✴✵ ✻ ✽❁✴✵❀ ❃ ✴❃❀. K✷ ❃✺✹ ❃✷ ❃ ✴✵ ✻ ✽❁ ✴✵❀ ❃ ✴❃❀

✶✷ ✵❁❁✴✶❉✴✽✹ ✴✵ ✶ ✴✹ ❃❀ ✶ ✴✸❀ ❃✴❃❀ ✹ ✷✹ ✴❈✴✴✵ ✿✴✽ ✴ ✿✷ ✶✷❁✴✵❁ ❃ ✴✾✴✶ (✿✷ ✶❀✸❀✹).

(26)

❘ ❙❚ ❙❯❱❘❱ ❚❲ ❳ ❙❚ ❘ ❙❨❩ ❬❘ ❙❭❬❩ ❙❩ ❬ ❪❫❬ ❭❬❫ ❙❩ ❨❱ ❭❴❘ ❵❴ ❨ ❬❚❬ ❵ ❙❳❙ ❙❨❛❬❜ ❚ ❝❙ ❙❨❙❚

❘❱❘❙❨❩ ❬❘ ❪❘ ❨ ❙❚ ❨❱ ❵❱ ❚❫❬ ❚❞❙❚ ❬ ❚❳❬❡❬ ❳ ❪ ❝❙❚❞ ❙❳❙ ❳ ❙❭❙❘ ❨❱ ❭❴❘❵❴ ❨ ❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩❬

❫❱❜❩ ❱❢ ❪❫.

M❱ ❚ ❪❜❪❫ ❣❙❛ ❙❜❯ ❴ (❤ ✐ ✐❥) ❫❱ ❴❜❬ stewardship❘❱ ❚❞❙❩ ❪❘ ❩ ❬ ❨❙❚ ❛❪❢ ❪ ❚❞❙❚

❝❙❚❞ ❨❪ ❙❫❙❚❫ ❙❜ ❙ ❨❱❩ ❪ ❨❩ ❱❩ ❙❚❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩ ❬ ❳❱ ❚❞❙❚ ❨❱ ❵❪ ❙❩ ❙❚ ❵❱❘ ❬ ❭❬ ❨❦ Steward

❙❨❙❚ ❘ ❱ ❭❬ ❚❳ ❪❚❞❬ ❳❙❚ ❘❱❘❙❨❩ ❬❘❙❭❨❙❚ ❨❱ ❨❙ ❝❙❙❚ ❴❜❞❙❚❬❩ ❙❩ ❬ ❳❱ ❚❞❙❚ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙

❵❱❜❪❩ ❙❛❙❙❚❲ ❩ ❱ ❛❬ ❚❞❞❙❳❱ ❚❞❙❚❳❱❘❬ ❨❬ ❙❚ ❧❪ ❚❞❩ ❬ ❪❫❬ ❭❬❫ ❙❩ ❙❨❙❚❘❙❨❩ ❬❘ ❙❭. A❩ ❪❘❩ ❬

❵❱ ❚❫❬ ❚❞ ❳❙❜❬stewardship ❙❳ ❙❭❙❛ ❘❙❚❙❯❱❜ ❘❱ ❭❪❜ ❪❩ ❨❙❚ ❫ ❪❯ ❪ ❙❚ ❩ ❱❩ ❪❙❬ ❳❱ ❚❞❙❚

❫ ❪❯ ❪ ❙❚ ❵❱❘ ❬ ❭❬ ❨❲ ❚❙❘❪❚ ❳❱❘ ❬ ❨❬ ❙❚❫❬ ❳ ❙❨ ❢❱❜❙❜❫❬ steward ❫❬ ❳ ❙❨❘ ❱❘ ❵ ❪❚ ❝❙❬

❨❱❢❪❫ ❪ ❛❙❚ ❛❬ ❳ ❪❵ ❦ B❱❜❳❙❩ ❙❜❨❙❚ ❫❱ ❴❜❬ ❬ ❚❬ ❨❱ ❳ ❪❙ ❨❱ ❭❴❘❵❴ ❨ ❝❙❬❫ ❪ principal ❳ ❙❚ steward ❢ ❱ ❨❱❜❯ ❙ ❢ ❱❜❩ ❙❘❙-❩ ❙❘ ❙ ❞❪❚ ❙ ❘❱ ❚❬ ❚❞❨ ❙❫ ❨❙❚ ❨❱❩ ❱❯ ❙❛❫❱❜❙❙❚ ❩ ❱❩ ❪ ❙❬

❨❱❬ ❚❞❬ ❚❙❚❘ ❱❜❱ ❨ ❙.

2♠♥ ♠♦ ♣ qrst ✉✈r✇①②✇③④ ✉✇q⑤s⑥ ✇qt✇q

L❙❵ ❴❜❙❚ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❵❙❳ ❙ ❳❙❩ ❙❜ ❚ ❝❙ ❙❳❙❭❙❛ ❛ ❙❩ ❬ ❭ ❳ ❙❜ ❬ ❵❜❴❩ ❱❩ ❙❨ ❪❚❫ ❙❚❩ ❬

❝❙❚❞ ❳ ❙❵ ❙❫ ❳❬❞❪❚ ❙❨ ❙❚ ❩❱❢❙❞❙❬ ❙❭❙❫ ❪ ❚❫ ❪ ❨ ❢❱❜❨❴❘ ❪ ❚❬ ❨ ❙❩❬ ❙❚❫ ❙❜❙ ❘❙❚❙❯❱❘ ❱ ❚

❳❱ ❚❞❙❚ ❵❬ ❛ ❙❨❭❪ ❙❜❵❱ ❜ ❪❩ ❙❛ ❙❙❚❫❱ ❚❫ ❙❚❞❳❙❫ ❙❨❱ ❪❙❚❞❙❚❙❫ ❙❪❙❨❫❬❡❬❫ ❙❩ ❵❱❜ ❪❩ ❙❛ ❙❙❚

❫❱❜❩ ❱❢ ❪❫ ❩ ❱ ❭❙❘❙ ❵❱❜❬ ❴❳❱ ❫❱❜❫❱ ❚❫ ❪ (A❩ ❫❜ ❬ ❙, ❤✐P P). M❱ ❚❪❜ ❪❫ I❨ ❙❫ ❙❚ A❨❪ ❚❫ ❙❚

I❚❳ ❴❚❱❩ ❬ ❙ (IAI, ❤✐P❤) ❳❙❭❙❘ P⑦AK N❴ P ❘❱ ❚❯❱ ❭❙❩ ❨ ❙❚ ❢❙❛⑧ ❙ ❭❙❵❴❜ ❙❚

❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❙❳ ❙❭❙❛❩ ❪❙❫ ❪ ❵❱ ❚ ❝❙❯❬ ❙❚ ❫❱❜❩ ❫❜ ❪ ❨❫ ❪❜ ❳❙❜❬ ❵❴❩ ❬❩❬ ❨❱ ❪❙❚❞❙❚ ❳ ❙❚ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙

❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❩ ❪❙❫ ❪ ❱ ❚❫❬❫ ❙❩. ⑨ ❪❯ ❪ ❙❚ ❭❙❵ ❴❜ ❙❚ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❙❳❙❭❙❛ ❘❱❘❢ ❱❜❬❨❙❚

❬ ❚❧❴❜❘❙❩❬ ❘ ❱ ❚❞❱ ❚❙❬ ❵❴❩ ❬❩❬ ❨❱ ❪❙❚❞❙❚❲ ❨❬ ❚❱❜❯ ❙ ❨❱ ❪ ❙❚❞❙❚ ❳❙❚ ❙❜ ❪❩ ❨ ❙❩ ❱ ❚❫❬❫ ❙❩

❝❙❚❞ ❢ ❱❜❘❙❚❧ ❙❙❫ ❢❙❞❬ ❩ ❱❢ ❙❞❬ ❙❚ ❢❱❩ ❙❜ ❨❙❭❙❚❞❙❚ ❵❱ ❚❞ ❞❪ ❚❙ ❭❙❵❴❜ ❙❚ ❳ ❙❭❙❘

(27)

❷ ❸❹❺❻❼ ❽ ❽❾ ❼ ❽❿❻➀ ❻➁ ❻❼ ➂ ❻❼ ❻❿❸➂ ❸❼ ❻❺ ❻➃ ❷ ❸❼ ❽ ❽❾❼❻❻❼ ➃ ❾➂ ➁ ❸❹ ➄ ❻➅❻ ➅❻❼ ❽

➄➆❷❸❹➇❻➅❻➈❻❼➈❸❷❻➄ ❻➂ ❸ ❹❸➈❻.

➉❸➁❻❽❻➆ ➃❾❻❺❾ ➁ ❸❼❺❾➈ ❷❸❹❺ ❻❼ ❽❽❾❼ ❽❿❻➀❻➁❻❼➊ ➂ ❻➈❻ ❷❸❼❺➆❼ ❽ ❾❼❺❾➈

➂ ❸❼ ➅❻❿➆➈❻❼ ➋❻❷➌❹ ❻❼➈❸❾❻❼ ❽❻❼ ➅❻❼❽➁❸❹➆❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃➍ I❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼

❻➄❻➋❻➎➃ ❾❻❺❾➈❸❻➄❻ ❻❼ ➄➆➂ ❻❼❻ ➋❻❷➌❹ ❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽ ❻❼ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼➃ ❸➇❻❹❻ ➀❻❿ ❻❹➃ ❸➃❾❻➆

➄❸❼ ❽❻❼ ➈❸❻➄ ❻❻❼ ➅❻❼ ❽ ➃ ❸➁❸❼❻❹ ❼ ➅❻ ➄❻❼ ➂❸❼❾❼❿❾➈➈❻❼ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃➍

M❻➅❻❼ ❽➃ ❻❹➆ (➐ ➑ ➑➒) ➂ ❸❼ ➄➆➏➆❼➃➆➈❻❼ ➆❼❺ ❸❽❹➆❺ ❻➃ ➋❻❷➌❹ ❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ❻➄ ❻➋❻➎

➃ ❸➁❸❹❻❷❻ ❿❻❾➎ ➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➅❻❼ ❽➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼➂❸❼❾❼❿❾➈➈❻❼➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼ ❽

➁ ❸❼ ❻❹ ➄❻❼ ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃➍ M❸❼❾❹❾❺ Statement of Financial Accounting Concept

(➉FAC) N➌➍ ➐➊ ➆❼❺ ❸❽ ❹➆❺ ❻➃ ➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➂ ❸❹❾❷❻➈❻❼ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆

➅❻❼❽ ❺❸❹➈❻❼ ➄❾❼ ❽ ➄❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼ ➃ ❸➇❻❹❻ ➀❻❿❻❹, ❺➆➄❻➈ ➁➆❻➃

➄❻❼➃ ❸➇❻ ❹❻❿❾❿❾ ❹➂ ❸❼ ➅❻❿➆➈❻❼➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆.

I❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼ ❽ ➄➆➃ ❻❿➆➈❻❼ ➄ ❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹❻❼ ➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ➄ ❻❷ ❻❺ ➄➆❽❾❼❻➈❻❼

➃ ❸➁❻❽ ❻➆ ➁ ❻➎❻❼ ❷ ❸❹❺➆➂➁❻❼❽❻❼ ➄ ❻➋❻➂ ➂❸➂➁ ❾ ❻❺ ➈❸❷ ❾❺❾ ➃ ❻❼ ❸➈ ➌❼➌➂➆ ➌ ➋❸➎ ❷❻❹❻

❷ ❸❼ ❽❽❾ ❼ ❻➋❻❷➌❹❻❼➈❸❾ ❻❼ ❽❻❼ ❻❷ ❻➁➆➋❻ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ➅❻❼❽ ❺❸❹➇❻❼❺❾➂ ➄ ❻➋❻➂ ➋❻❷➌❹ ❻❼

➈❸❾❻❼❽ ❻❼ ❺ ❸❹➃ ❸➁❾ ❺ ➂❸➂ ❸❼❾➎➆ ➈❻❹ ❻➈❺ ❸❹➆➃❺➆➈ ➈❾ ❻➋➆❺ ❻❺➆➏ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆ ❻➈❾❼❺ ❻❼➃➆

(W❾➋❻❼ ➄❻❹➆, ➐➑⑩➒). M❸ ❼❾❹❾❺ Statement of Financial Accounting Concept

(➉FAC) N➌➍ ➐➊ ❺ ❸❹➄ ❻❷❻❺ ➄❾❻ ➈❻❹❻➈❺ ❸❹➆➃ ❺➆➈ ❾❺ ❻➂ ❻ ➅❻❼ ❽ ➂ ❸➂ ➁❾❻❺ ➆❼➏➌❹➂❻➃➆

❻➈❾❼❺ ❻❼➃➆ ➁❸❹➂❻❼➏❻❻❺ ➄❻➋❻➂ ❷ ❸➂ ➁❾❻❺ ❻❼ ➈❸❷❾ ❺❾➃ ❻❼ ➊ ➅❻➆❺❾ ❹❸➋❸➓❻❼ (relevance)➄❻❼➈❸❻❼➄ ❻➋❻❼(reliability).

⑩) ➔❸➋❸➓❻❼ ❻➄❻➋❻➎ ➈❻❷❻➃➆❺ ❻➃ ➆❼➏➌❹➂ ❻➃➆ ➅❻❼ ❽ ➄ ❻❷ ❻❺ ➂ ❸❼ ➄➌❹➌❼❽ ➃ ❾❻❺❾

(28)

↔ ↕↔ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞➟ ➝ ➠➡➟ ➝➢ ➜➝ ↔➡➟ ➡ ➜ ↕➙ ➡➤ ➥➡➤ ➦ ➧ ↕➛➜ ➡➟ ➡ ➛➞➡➤ ➞ ↕➨➡➜ ➝➡➤ ➩➡ ➞➫➭ ➢➡➢➭

➜ ➡➤➟ ↕➞➡ ➛➡➤➦. A➜ ➡➫➝➦➡➞➡ ➛➡ ➞➫↕ ➛➝➟ ➫➝➞➭ ➫➡↔➡➥➡ ➝➫➭➯

➡) K↕➫↕➙ ➡ ➫➡➤ ➩➡ ➞ ➫➭ (timeliness) ➥➡➝➫➭ ➝➤ ➲➳ ➛↔➡➟ ➝ ➥➡➤➦ ➟ ➝➡➙ ➜➝➦➭➤➡ ➞➡➤

➙ ➡ ➛➡ ➙ ↕↔ ➡ ➞➡ ➝ ➟ ↕➧↕➢ ➭↔ ➞ ↕➠➝➢➡➤➦➡➤ ↔ ➡ ➞➤ ➡ ➜➡➤ ➞➡➙ ➡➟ ➝➫➡➟ ➜ ➡➢➡↔

➙↕➤ ➦➡↔➧➝➢➡➤➞ ↕➙ ➭ ➫➭➟ ➡➤ ➵

➧) N➝➢➡ ➝ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞ ➫➝➲ (predictive value) ➥➡ ➝➫➭ ➝➤➲➳➛↔ ➡➟ ➝ ➜ ➡➙➡ ➫ ↔ ↕↔ ➧➡➤➫➭

➙↕↔➡ ➞➡ ➝ ➜ ➡➢➡↔ ↔↕↔➧➭➡ ➫ ➙ ➛ ↕➜ ➝➞➟ ➝ ➫↕➤➫➡➤ ➦ ➠➡➟ ➝➢ ➡ ➞➠ ➝➛ ➜➡ ➛ ➝ ➞ ↕➨➡➜ ➝➡➤

➥➡➤➦➢➡➢ ➭➸➟ ↕➞➡ ➛➡➤ ➦➜➡➤↔ ➡➟➡➜ ↕➙ ➡➤➵

➺) ➻↔ ➙➡➤ ➧➡➢ ➝➞ (feedback value) ➥➡ ➝➫➭ ➞➭➡➢ ➝➫➡➟ ➝➤ ➲➳➛↔➡➟ ➝ ➥➡➤➦

↔↕↔ ➭➤ ➦➞ ➝➤ ➞➡➤ ➙↕↔➡ ➞➡ ➝ ➜ ➡➙➡ ➫ ↔ ↕➤➦➞➳➤ ➲ ➝➛↔ ➡➟ ➝➞➡➤ ↕➞➟➙↕➞➫➡➟ ➝➤ ➥➡

➥➡➤➦➫↕➢➡ ➠➫↕➛➨➡➜ ➝➜ ➝↔ ➡➟ ➡➢➡➢ ➭➵

➼) Reliable➡➜ ➡➢➡ ➠➞ ➭➡➢ ➝➫➡➟ ➝➤ ➲➳➛↔➡➟ ➝➥➡➤➦➜➝➨➡↔ ➝➤ ➧ ↕➧ ➡➟ ➜➡ ➛ ➝➞↕➟ ➡➢➡ ➠➡➤ ➜➡➤

➙↕➤➥ ➝↔ ➙➡➤➦➡➤ ➡ ➫➡ ➭ ➧ ➝➡➟ ➟ ↕➛➫➡ ➫↕➢➡ ➠ ➜➝➤ ➝➢➡ ➝ ➜ ➡➤ ➜➝➟ ➡➨ ➝➞➡➤ ➟ ↕➺➡ ➛➡ ➢➡➥➡ ➞

➟ ↕➟ ➭➡ ➝ ➜↕➤➦➡➤ ➫➭➨ ➭➡➤➤ ➥ ➡. Reliable ↔↕↔➙➭➤ ➥➡ ➝ ➫➝➦➡ ➞➡ ➛➡ ➞ ➫↕➛➝➟ ➫➝➞ ➭➫➡↔ ➡

➥➡ ➝➫➭➯

➡) D➡➙ ➡ ➫ ➜➝➙ ↕➛➝➞➟ ➡ (verifiability) ➥➡ ➝➫➭ ➞➳ ➤➟ ↕➤ ➟ ➭➟ ➜ ➡➢➡↔ ➙ ➝➢ ➝➠➡➤

➙↕➤ ➦ ➭➞ ➭➛➡➤ ➡ ➞➭➤ ➫➡➤ ➟ ➝ ➥➡➤➦ ➜➡➙ ➡ ➫ ➜ ➝➤➝➢➡ ➝ ↔↕➢➡➢ ➭➝ ➞↕↔ ➡↔➙➭➡➤ ➤ ➥➡

➭➤ ➫➭ ➞ ↔ ↕➥➡ ➞ ➝➤ ➞➡➤ ➧ ➡ ➠➩➡ ➡➙➡ ➞➡ ➠ ➝➤➲ ➳ ➛↔ ➡➟ ➝ ➥➡➤ ➦ ➜➝➟ ➡➨ ➝➞➡➤

➧↕➛➜ ➡➟ ➡ ➛ ➞➡➤ ↔↕➫➳➜↕ ➫↕➛➫ ↕➤ ➫➭ ↔ ↕↔ ➧ ↕➛ ➝➞➡➤ ➠➡➟ ➝➢ ➥➡➤ ➦ ➟ ➡↔➡ ➡➙ ➡➧ ➝➢➡

➜➝➽ ↕➛➝➲ ➝➞➡➟ ➝➜↕➤ ➦➡➤↔↕➫➳ ➜ ↕➥➡➤ ➦➟ ➡↔➡➳ ➢ ↕➠➙ ➝➠➡ ➞➝➤➜↕➙ ↕➤ ➜ ↕➤ ➵

➧) K↕➨ ➭➨ ➭➛➡➤ ➙↕➤ ➥➡➨ ➝➡➤ (representation faithfulness) ➥➡ ➝➫➭ ➡➜ ➡➤ ➥➡

➞ ↕➺➳➺➳➞➡➤ ➡➤➫➡ ➛➡ ➡➤➦➞➡ ➜ ➡➤ ➜➝➟ ➞ ➛➝➙ ➟ ➝ ➡ ➞➭➤ ➫➡➤ ➟ ➝ ➟ ↕➛➫➡ ➟ ➭↔➧↕➛

(29)

➪) N➶➹➘➴➷➬➹➴➮ (neutrality) ➱ ➴➬➹✃ ➬❐❒ ❮ ➘❰ ➴➮ ➬ ➴Ï✃ ❐ ➹➴❐➮ ➬ ➱ ➴ ❐Ð ❐➶➹➘➴➷

Ñ➬Ò➶➘✃❐➹✃ÏÏ ➴❐ Ó➴Ð➬ Ï➶Ó✃ ➹✃Ô➴❐ ✃❰ ✃❰ Ò➴➘ ➴ Ò➶❰➴Ï ➴➬ Ñ➴❐ ➹ ➶➘➷➶Ò➴➮ Ñ➴➘➬

➴❐ ÐÐ ➴Ò➴❐ ❰➶❐ Ð➶❐ ➴➬ Ï ➶Ó✃➹✃Ô➴❐ ➹➶➘➹➶❐➹✃ Ñ➴❐ Ï ➶➬❐Ð ➬❐ ➴❐ ➹➶➘➹➶❐ ➹✃ Ò➴➘➴

Ò➶❰ ➴Ï ➴➬ÏÔ✃ ➮✃➮➬❐❒ ❮ ➘❰➴➮ ➬.

M➶❐✃ ➘✃ ➹ J➴❰ ➴➴❐ (ÕÖÖ ×) ✃Ï✃➘➴❐ ➬❐➹➶ Ð➘➬➹➴➮ ➷➴Ò❮➘ ➴❐ Ï➶✃➴❐Ð ➴❐ ➮ ➶➪ ➴➘➴

➬❐➹✃➬➹➬❒ Ñ➴Ò➴➹Ñ➬Ó➶Ñ➴Ï➴❐❰ ➶❐Ø➴Ñ➬Ñ✃➴, ➱ ➴➬➹✃ Ñ➬✃Ï✃➘Ñ➶❐Ð ➴❐Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶➮ ➶➘➹➴

Ï➶Ó➶➘➴Ñ➴➴❐ ❰ ➴❐ ➬Ò✃➷➴➮ ➬ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐ ➱ ➴❐Ð Ó➬➴➮ ➴❐➱ ➴ Ñ➬✃ Ï✃ ➘ Ñ➶❐Ð ➴❐

❰ ➴❐ ➴Ø➶❰ ➶❐ ➷➴Ó➴. M➴➱ ➴❐ Ð➮ ➴➘➬ (ÕÖÖÚ), ❰➶❐➱ ➴➹➴Ï➴❐ Ó➴ÔÛ➴ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐

➱ ➴❐ Ð reliable ➴➹➴✃ Ó➶ ➘➬❐➹➶Ð ➘➬➹➴➮ Ñ➴Ò➴➹ Ñ➬❐ ➬➷➴➬ Ñ➶❐Ð ➴❐➪ ➴➘➴ Ò➶❐ ÐÐ✃ ❐ ➴➴❐Ò➘ ➬❐➮ ➬Ò

Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶ Ñ➴❐Ò➶❐ ÐÐ✃❐➴ ➴❐ earning management Ï ➴➘➶❐➴ ➬❐❒ ❮➘❰ ➴➮ ➬ Ñ➴➷➴❰

➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐ Ð➴❐ ➴Ï ➴❐ ➷➶Ó➬Ô reliable ➴Ò➴Ó➬➷➴ ➷➴Ò❮➘➴❐ Ï ➶✃ ➴❐ Ð ➴❐ ➹➶➘➮ ➶Ó✃➹

Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬❒ Ñ➴❐ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐ ➹➶➘ ➮ ➶Ó✃➹ ➹➬Ñ➴Ï overstated ➮✃Ò➴➱ ➴ ➹➬Ñ➴Ï ➴Ñ➴

Ò➬Ô➴Ï ➱ ➴❐ Ð Ñ➬➘✃ Ð ➬Ï➴❐ ➴ Ï➬Ó➴➹ ➬❐❒ ❮➘❰ ➴➮ ➬ Ñ➴➷➴❰ ➷➴Ò❮➘➴❐ Ï➶✃➴❐Ð ➴❐ ➹➶➘➮ ➶Ó✃ ➹.

K❮❐ ➮➶➘Ù➴➹➬➮❰ ➶ Ñ➴Ò➴➹ Ñ➬Ð✃ ❐ ➴Ï➴❐ ➮➶Ó➴Ð ➴➬ ✃Ï✃➘➴❐ ➬❐ ➹➶Ð➘➬➹➴➮ ➷➴Ò❮ ➘➴❐ Ï➶✃➴❐Ð➴❐

Ï➴➘ ➶❐ ➴Ò➶❐ ➶➘➴Ò➴❐Ò➘➬❐ ➮➬Ò Ï ❮❐ ➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰ ➶ Ñ➴Ò➴➹❰➶❐ ÐÔ➴➮➬➷Ï ➴❐➷➴Ò❮ ➘➴❐Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐

➱ ➴❐ Ð understated ➱ ➴❐ Ð ❰ ➶❰➬➷➬Ï➬ ➘➶➮ ➬Ï❮ Ï ➶➹➬Ñ➴ÏÒ➴➮ ➹➬➴❐ ➱ ➴ ❐Ð ➷➶Ó➬Ô Ï➶➪ ➬➷

Ñ➬Ó➴❐Ñ➬❐ÐÏ ➴❐➷➴Ò❮ ➘➴❐Ï ➶✃ ➴❐ Ð➴❐➱ ➴❐Ðoverstated.

2ÜÝ ÜÞ ßà áâ ãäåæ çèâ é ãêëìáçæ áâ è

M➶❐✃ ➘✃ ➹ A➮ ➹➬Ï ➴ (ÕÖ➾ ➾í➾ Õî) Ï❮ ❐➮ ➶➘Ù➴➹➬➮❰➶ ❰➶➘✃Ò➴Ï ➴❐ ➮✃➴➹✃ ✃➮ ➴Ô➴

➮➶➷➶Ï ➮ ➬ ➱ ➴❐ Ð Ó➶➘➮ ➬❒ ➴➹ ➷✃ ➴➮ Ñ➴➷➴❰ ➹➶Ï ❐➬Ï ➴Ï✃ ❐ ➹➴❐➮ ➬ ➱ ➴❐Ð ❰ ➶❐ ÐÔ➴➮ ➬➷Ï➴❐ Ò➬➷➬Ô➴❐

➱ ➴➬➹✃❰ ➶❐ Ð➴Ï✃ ➬Ò➶❐Ñ➴Ò➴➹➴❐➮➶➪➴➘➴Ó➶➘➴❐ Ð➮✃➘-➴❐Ð ➮✃➘, ❰ ➶❰Ò➶➘➪ ➶Ò➴➹Ò➶❐ Ð➴Ï✃ ➴❐

Ó➬➴➱ ➴, ❰ ➶❐ Ð ➴Ï✃➬ Ò➶❐ ➬➷➴➬ ➴❐ ➴➮ ➶➹ ➱ ➴❐Ð ➷➶Ó➬Ô ➘➶❐Ñ➴Ô Ñ➴❐ ❰ ➶❐ Ð➴Ï✃ ➬ Ò➶❐➬➷➴➬➴❐

(30)

ñ òóôõñ öó ÷õø ùõ ú öû öüý õ þõ ÿ þöó üõ þ üòþö✁õ ü✂õû þöõ ó ✁õ ✄õñ û ÿõ þÿ ÿû õøõ

✁ö✂ òúþöñ ÷õ ó üõ ó ñòñõ ✁õ ö. Kýóû òú☎õ þöûñò þö✁õ ü ñòñ ÷ òúöüõ ó ✂ òó õ úÿø õ þõû

üòø õ þö-ø õ þöõ ó✆ üýóû öû þòóû ö ✁õ ✄õñ ñòó✝õ þõ üõ ó ø õ úþõ ÷òúû öø ✁õ ó ✄õ ÷õ ✝õ ó

üòü ò✞ö✄õ ó✆ ñ ò✄õ öó üõ ó û òû ÿõ þÿ ñòþý✁ò ✝õ ó ✁ ö ÿ óõ üõ ó ✁õ ✄õñ ü òþö✁õ ü ✂õû þöõ ó

þòóþõ ó õ ú ÿûüõû✁öñ õû õ✁õ þõ ó (Jõñ õõ ó✆✟ ✠ ✠ð).

Hý✄þøõ ÿû òó ✁õ ó Wõ þþû (✟✠✠ï) ñòñ ÷ òúöüõ ó ÷ÿ üþö ✝õó ñòóÿ óô ÿ üüõ ó

÷õøùõ üý óû òú☎õ þöûñò õ üÿ óþõ óû ö û ÿ✁õø õ ✁õ û ò÷ ò✄ÿñ ✂ òóòþõ ✂õ óû þõ ó✁õ ú✡ýúñ õ ✄

✁õ ó úò ÿ✄õû ö ✁ ö Añòúöüõ ☛òúöüõ þ. Pòó ò✄öþöõ ó Qiang (2003) juga membuktikan bahwa terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk

menerapkan konservatisme akuntansi secara sukarela. Widya (2005)

mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan bukti yang sama untuk

Indonesia. Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang

berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu

metode akuntansi dari kumpulan metode yang diperbolehkan pada situasi yang

sama. Penerapan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka

yang berbeda dalam laporan keuangan (Jama an, 2008). Praktik akuntansi

konservatisme akan membebankan biaya dan mengakui rugi pada periode

terjadinya, sebaliknya mengakui pendapatan dan keuntungan apabila

benar-benar telah terealisasi, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih rendah pada

periode bersangkutan dibandingkan perusahaan yang menganut prinsip yang

lebih optimis. Penerapan prinsip konservatisme dapat memberikan resiko masa

depan yang lebih kecil, sehingga hal ini akan mendukung kelangsungan usaha

(31)

akan lebih relevan karena lebih menjamin arus kas dimasa depan, serta lebih

reliable karena mampu mencerminkan keadaan keuangan tanpa resiko

ketidakpastian yang tinggi.

2☞✌ ☞✍ Corporate Governance

Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah

(value added) untuk semua stakeholder (Monks dan Minow, 2003). Menurut

Cadbury committee (1991) dalam Siswanto & Aldridge, (2005), corporate

governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan

kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut

Kaihatu (2006) good corporate governancemerupakan sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added)

untuk semuastakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni pertama

pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar

dan tepat pada waktunya dan kedua kewajiban perusahaan untuk melakukan

pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap

semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Penerapan

good corporate governancedipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Pernyataan ini dapat ditemukan dalam berbagai codes of corporate

(32)

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006) dan

Kaihatu (2006) terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance

yaitu:

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di

dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku.

4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau

tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan

perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara

di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan

perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

Menurut Siswanto & Aldridge (dalam Jama an, 2008), prinsip-prinsip

pokokcorporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya

(33)

accountability, dan transparancy. Prinsip fairness, untuk melindungi

kepentingan pemegang saham minoritas dari adanya penggelapan, transaksi

internal atau mungkin adanya irregularities yang lain. Kemudian prinsip

responsibility berbicara tentang bagaimana perusahaan bertanggung jawab

kepada stakeholders dan juga lingkungan. Prinsip yang ketiga yaitu

accountability digunakan untuk menciptakan sistem kontrol yang efektif

berdasarkan distribusi kekuasaan pemegang saham, direksi dan komisaris.

Kemudian prinsip keempat, yaitu transparancy mengenai keterbukaan

informasi tentangperformanceperusahaan secara tepat waktu dan akurat.

2✎✏ ✎✑ ✒✓✔✓✕ ✖✗✖✘✙✚✛ ✚✜ ✢✖✢✣✜ ✖✤✚ ✙✗

Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham

pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti perusahaan, lembaga

asuransi, bank atau institusi lain. Persentase kepemilikan institusi diperoleh

dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh

perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri (Susiana dan

Herawaty, 2007). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif

sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang

dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan

keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai

kepentingan pihak manajemen (Gideon, 2005).

Keunggulan yang dimiliki pemegang saham institusional dibandingkan

(34)

memiliki sumber daya yang lebih baik untuk mendapatkan informasi dan

memiliki profesionalisme yang tinggi dalam menganalisis informasi keuangan.

Dengan keberadaan pemegang saham institusional maka akan mendorong

pengawasan terhadap kinerja manajemen.

Menurut Beineret, al.(dalam Jama an, 2008), kepemilikan institusional

diukur dari persentase antara saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan

banyaknya saham yang beredar. Keberadaan pemegang saham institusional

dapat menunjukkan Corporate Governance yang kuat dan bisa digunakan

untuk memonitor perusahaan pada umumnya dan manajemen pada khususnya.

Tindakan monitoring tersebut dapat menjamin kemakmuran untuk pemegang

saham (Wulandari, 2013). Adanya kepemilikan institusional di suatu

perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja

manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan

diperusahaan.

2✥✦ ✥✧ ★✩✪✩✫ ✬✭✬✮✯✰✱ ✯✰ ✯✲ ✩✫ ✩✰

Arief dan Bambang (2007) mendefinisikan kepemilikan manajemen

sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut

dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan

direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan mekanisme yang

dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan

kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan saham ini

merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk

(35)

(Susiana dan Herawaty, 2007). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan

bahwa kepemilikan saham manajemen dapat membantu menyatukan

kepentingan antara manajer dan pemegang saham, yang berarti semakin

meningkat proporsi kepemilikan saham manajemen maka semakin baik

kinerja perusahaan tersebut. Adanya kepemilikan manajemen dalam

perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah

keagenan dengan manajer dan menyelaraskan kepentingan antara manajer

dengan pemegang saham.

2✳✴ ✳✵ ✶✷ ✸ ✹✺✻ ✼✹✺✽ ✾✿❀❁❀✾✿❀✾

Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan. Secara langsung

keberadaan komisaris independen menjadi penting, karena didalam praktek

sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang

mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham

minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia

yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya (Amri,

2011). Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan

yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal

dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara

luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk

menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka

perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang

terkait (Susiana dan Herawaty, 2007). Menurut Amri (2011) komisaris

(36)

direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,

serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata demi kepentingan perusahaan.

Tujuan komisaris independen adalah sebagai penyeimbang pengambilan

keputusan dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham dan

pihak-pihak yang terkait, berarti bahwa komisaris independen berfungsi sebagai

pengawas dalam pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam

mewujudkan laporan keuangan yang berintegritas. Menurut Susiana dan

Herawaty (2007), keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan

dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh

manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan

keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas,

karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi

hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan.

2❂❃ ❂9 Komite Audit

Berdasarkan surat keputusan Ketua BAPEPAM KEP 41/PM/2003, SK

Dir. BEJ Nomor 315/BEJ/06 2000, Keputusan Menteri BUMN Nomor

117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMN Nomor 19/2003, pembentukan

komite audit merupakan suatu keharusan. Setiap perusahaan yang telah go

public wajib memiliki komite audit. Komite audit merupakan komite yang

dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan

(37)

pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah

mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan

kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan

keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan

apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota

komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan

auditor eksternal (Astria, 2011). Komite audit sesuai dengan Kep. 29/PM/2004

adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas

pengawasan pengelolaan perusahaan.

Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai

masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi,

dan pengendalian intern (Hardiningsih, 2010). Berdasarkan pedoman

pembentukan komite audit yang efektif (KNKG, 2006), komite audit yang

dimiliki perusahaan paling sedikit beranggotakan tiga orang, yang diketuai

oleh komisaris independen perusahaan dengan anggota lainnya merupakan

orang eksternal yang independen terhadap perusahaan. Komite audit harus

menguasai dan memiliki latar belakang keuangan dan akuntansi. Pengetahuan

yang dimiliki komite audit diharapkan mampu memberikan pandangan

mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan,

akuntansi dan pengendalian intern perusahaan.

Pedoman umumGood Corporate GovernanceIndonesia (KNKG, 2006)

dijelaskan bahwa Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk

(38)

1) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

2) Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik.

3) Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan

standar audit yang berlaku.

4) Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

Sesuai dengan tugas komite audit tersebut, keberadaan komite audit

dapat mempengaruhi kualitas informasi keuangan. Pembentukan komite audit

dan komisaris independen sudah diatur dalam regulasi-regulasi yang

dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam, antara lain sebagai

berikut:

1) Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 perihal Peraturan Pencatatan

Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban mempunyai

Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran aktif sekretaris

perusahaan di dalam memenuhi kewajiban keterbukaan informasi serta

mewajibkan perusahaan tercatat untuk menyampaikan informasi yang

material dan relevan.

2) Surat Edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang Komite

Audit yang berisi himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap

Emiten.

3) Surat Edaran Ketua bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2004 yang dijelaskan

dalam peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman

(39)

2❄❅ ❆❇❈ ❇❉ ❊❋●❍■❏ ❑▲❉ ❍❉▼ ▲❋ ▲◆❍ ❑❍ ❊❋

Berdasarkan pokok masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian dan

kajian-kajian teori yang relevan, maka diajukan hipotesis penelitian seperti

diuraikan di bawah ini.

2❄❅ ❄❖ ▼ ▲❋ P ❊◗❇❘ ❙ ▲■ ▲❈❍ ◆❍❚ ❊❋ ❯❋❉ ❑❍ ❑❇❉ ❍❏❋ ❊ ◆ ❑▲◗❘❊❱❊■ ❯❋ ❑▲P ◗❍ ❑❊❉ ❲❊■❏◗❊❋ ❙ ▲❇❊❋ P❊❋

Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham

pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti perusahaan, lembaga

asuransi, bank atau institusi lain (Susiana dan Herawaty, 2007). Kepemilikan

institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen

melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi

manajemen laba (Gideon, 2005). Kepemilikan institusional dapat mengurangi

permasalahan yang terjadi akibat adanya asimetri informasi. Asimetri

informasi antara pemilik dan pengelola dapat terjadi ketika terjadi hubungan

kerja antara principal dengan agen sesuai yang dijelaskan dalam teori

keagenan. Teori keagenan menyatakan hubungan antara pemegang saham

sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Bilamana pemegang saham

institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah yang relatif rendah,

maka para pemegang saham institusional hanya memiliki sedikit dorongan

untuk melakukan pengawasan terhadap tindakan oportunistik manajer

(Purwandari, 2011). Dengan adanya kepemilikan institusi maka akan ada yang

(40)

institusi memiliki kemampuan dan profesional yang baik dalam menilai suatu

laporan yang disajikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2013) menemukan

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

Hal ini sependapat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Oktedella (2011) menemukan bahwa kehadiran kepemilikan institusional yang

tinggi membatasi manajer untuk melakukan manipulasi data dan dapat

meningkatkan integritas laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut

hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan.

2❳❨ ❳❨ ❩❬❭❪❫ ❴❵❛ ❜ ❬❝ ❬❞❡❢❡❣❫ ❭ ❤❫ ❭❫ ✐ ❬❞ ❬❭ ❥ ❬❴❛❫ ❦❫ ❝ ❧ ❭❥❬❪❴❡ ❥❫ ♠ ♥❫ ❝♦ ❴❫❭ ❜ ❬❵❫❭❪❫❭

Kepemilikan manajemen adalah kepemilikan saham oleh pihak internal

atau manajemen yang sekaligus sebagai pengelola perusahaan. Manajemen

memegang peranan sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, sehingga

dalam menjalankan tanggungjawabnya akan cenderung melakukan hal yang

terbaik. Jama an (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajemen berhasil

menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan

menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Adanya

kepemilikan manajemen ini akan meningkatkan keseimbangan informasi

antara pemegang saham dan manajemen, sehingga mampu mengurangi

(41)

permasalahan antara prinsipal dan agen ini dapat dikurangi dengan

mensejajarkan kepentingan keduanya.

Penelitian Jama an (2008) menunjukkan adanya pengaruh antara

kepemilikan manajemen dengan integritas laporan keuangan. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) menunjukkan hal yang sama bahwa

kepemilikan manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

konservatisme (integritas laporan keuangan). Berdasarkan uraian tersebut,

hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan.

2♣q ♣r st✉✈✇ ①②③ ④⑤ ⑥⑦⑧ ✇ ①⑦⑧ ⑨ ✉⑩t❶ t✉⑩t✉ ❷ t①③✇ ⑩✇ ❶ ⑨✉❷t✈①⑦❷✇ ⑧ ❸✇ ❶⑤ ①✇✉ ④ t②✇✉✈✇✉

Menurut Amri (2011) Komisaris Independen adalah anggota dewan

komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris

lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis

atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan

perusahaan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam

pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap

pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Susiana dan

Herawaty, 2007). Manfaat adanya komisaris independen dalam teori keagenan

dapat meningkatkan transparansi terhadap kinerja manajemen, sehingga dapat

meminimalkan adanya tindakan yang berhubungan dengan kepentingan

Referensi

Dokumen terkait

dewan pengawas syariah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan bank umum syariah. Tidak seperti negara

seluruh dokumen, data, informasi, dan/atau keterangan yang saya sampaikan, berikan, kirimkan, dan/atau isikan untuk memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa

Kemudian pada blok mikrokontroller berfungsi sebagai pembentuk sinyal dc chopper yaitu pulsa-pulsa pwm untuk mengendalikan kecepatan motor dimana pulsa- pulsa

Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran secara menyeluruh tentang fungsi sistem kredit semester (SKS) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Surabaya,

[r]

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang dalam berusaha mencapai standar kerja yang telah

secara tertulis maupun lisan tentang hasil dari suatu kegiatan atau intervensi yang telah. dilaksanakan.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah yang telah dilimpahkan oleh-Nya sehingga penulis dapakrit menyelesaikan Tugas