• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN KOMPETENSI GURU IPA , PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN LKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELATIHAN KOMPETENSI GURU IPA , PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN LKS."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

1

PEMBUATAN

BAHAN AJAR DAN LKS

(Desi Dahlan, M.Pd.)

A. KONSEP PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran di SMP berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Kemendiknas, 2007).

IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. IPA diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi.

Menurut Kemendiknas (2007), mata pelajaran IPA di SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

(2)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

2

Ruang Lingkup mata pelajaran Biologi di SMP menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1). Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan, (2). Materi dan Sifatnya, (3). Energi dan Perubahannya, dan (4). Bumi dan Alam Semesta.

Pembelajaran IPA memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi, dan sampai sejauh mana guru dapat menggubah lingkungan, penyajian, dan perancangan pembelajaran. Pembelajaran secara eksplisit terdiri atas kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan pengembangan didasarkan atas kondisi pembelajaran yang ada. Siswa diharapkan tidak hanya melakukan interaksi dengan guru sebagai satu-satuya sumber belajar, namun juga dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran diupayakan untuk memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa” (Uno, 2011:84).

Pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur yang sifatnya dinamis karena dapat menjadi lebih kuat atau lebih lemah. Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari (1) motivasi yaitu dorongan untuk belajar, (2) bahan belajar yaitu materi yang akan dipelajari, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar yaitu lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar, dan (5) kondisi subjek belajar, yaitu keadaan jasmani dan mental untuk melakukan kegiatan belajar (Hamalik, 2008:50).

(3)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

3

Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti upaya untuk mendorong, mengerakkan, dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar sebagai usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemberian motivasi secara tepat memungkinkan terjadinya perkembangan bakat yang dimiliki siswa. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka dapat dilepaskan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga (Sagala, 2009:104).

Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh perancangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang berfungsi untuk memandu jalannya proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan perlu disusun berdasarkan Standar Proses. Perangkat pembelajaran terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, dan Lembar Penilaian. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang memadai, akan membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan dan sasaran belajar yang diharapkan.

Silabus merupakan pedoman dalam perencanaan pengembangan pembelajaran yang memberikan proyeksi tentang kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah penyajian silabus secara lengkap dan sistematis dikemas dalam bentuk RPP. Kegiatan pembelajaran dalam RPP disusun dengan mengutamakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat peserta didik (Kemendiknas, 2010). Pengembangan RPP dengan menggunakan strategi yang tepat akan mampu mengakomodir suasana pembelajaran yang diharapkan. Komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Guru harus mampu memilih materi ajar dari berbagai sumber belajar untuk mencapai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran sesuai dengan prinsip pengembangannya. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan karena dalam Standar Isi hanya memuat materi pokok yang membutuhkan penjabaran menjadi bahan ajar lengkap. Pola penyajian bahan ajar disesuaikan dengan model pembelajaran yang telah dipilih dalam RPP.

Namun yang sangat disayangkan kecenderungan pembelajaran biologi pada masa

sekarang, peserta didik hanya mempelajari produk, menghafal konsep, teori dan hukum.

Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian,

akibatnya ilmu biologi sebagai konten atau produk, proses atau metode, sikap dan

(4)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

4

diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher centered, guru hanya

menyampaikan materi sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung

menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan

belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering

dikemukakan oleh para guru adalah padatnya materi, keterbatasan waktu, sarana,

lingkungan belajar dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Beberapa

guru khususnya bidang studi IPA biologi masih ada yang belum mampu membuat bahan

pembelajaran sendiri yang berorientasi pada kompetensi peserta didik.

Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya pendidikan tidak pernah ada. Hal yang sama diungkapkan Gagne (dalam Sagala, 2010: 1984) belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman, artinya belajar dialami oleh siswa sendiri. Senada dengan hal diatas, Hamalik (2008:36) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar menitikberatkan pada proses kegiatan yang didorong oleh kebutuhan yang ingin dicapai dan bukan suatu tujuan.

Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada pada proses. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menguasai dan memahami materi pelajaran yang diajarkannya. Guru diharapkan dapat memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang.

Pembelajaran dalam konteks KTSP dimaknai sebagai proses pengaturan lingkungan untuk menciptakan suasana belajar bagi siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat kegiatan. Pembelajaran dapat dicirikan sebagai (a) proses berpikir untuk menemukan pengetahuan melalui interaksi individu dengan lingkungan; (b) memanfaatkan potensi otak. Otak manusia terdiri atas dua belahan yaitu otak kiri dan otak kanan yang memiliki spesialisasi dalam kemampuan tertentu. Pendapat lain tentang otak menurut Meier, 2002; otak manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu otak reptil, sistem limbik, dan neokorteks. Proses pendidikan diharapkan dapat mengembangkan setiap bagian otak; dan (c) berlangsung sepanjang hayat (Sanjaya, 2010:215-222).

(5)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

5

dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan peserta didik turut serta dalam kondisi-kondisi tertentu yang menghasilkan respon terhadap perilaku tertentu. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik (a) melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mencatat, mendengar, namun menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, (b) membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang dapat membantu untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Sagala, 2010:61)

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Sisdiknas (2003), terdapat lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu:

a. interaksi antara pendidik dan peserta didik, b. interaksi dengan sesama peserta didik,

c. interaksi antara peserta didik dengan nara sumber,

d. interaksi peserta didik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan, dan e. interaksi peserta didik dengan pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.

Proses belajar mengajar memuat gagasan pokok pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, serta gagasan paedagogis dan andragogis agar pembelajaran tidak bersifat mekanistik. Dalam pelaksanaannya guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Guru bertanggung jawab menciptakan situasi yang menyenangkan untuk mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.

Pembelajaran memiliki sepuluh prinsip pembelajaran, antara lain sebagai berikut (Muslich, 2009:25-27):

a. berpusat pada siswa, b. belajar dengan melakukan,

c. mengembangkan kemampuan sosial,

d. mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan, e. mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,

f. mengembangkan kreatifitas siswa,

g. mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, h. menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, i. belajar sepanjang hayat, dan

j. perpaduan kompetensi, kerja sama, dan solidaritas

(6)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

6

informasi bahan pelajaran, mengarahkan dan menuntun kegiatan belajar-mengajar siswa. Dengan demikian, peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang dipelajarinya sesuai dengan arahan dan tuntunan guru.

B. PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN LKS

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa rencana pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Implementasi Kurilukum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan ruang gerak yang luas kepada guru pada setiap satuan pendidikan dalam mengembangkan rencana pembelajaran. Salah satu komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Pendidik harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai prinsip pengembangannya agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bagian B. Guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih dan menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum (Standar Isi), materi ajar hanya dituliskan secara garis besar atau dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut menjadi bahan ajar yang lengkap. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar, diperlukan penentuan jenis materi yang akan dijabarkan, kedalaman ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran, dan pemilihan sumber bahan ajar.

(7)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

7

bahwa tujuan utama pembelajaran adalah membuat siswa belajar, hingga siswa dituntun mencapai tujuan tersebut.

Pengembangan bahan ajar dan LKS dilakukan untuk pemahaman materi dengan cara menuntun secara konstruktivistik dengan melibatkan siswa secara aktif dalam memperoleh informasi. Selanjutnya, adalah dengan menggunakan cara yang memudahkan siswa untuk mengingat dan mengubah hambatan-hambatan belajar menjadi sebuah manfaat bagi siswa dan bagi orang lain dengan memaksimalkan kemampuan dan bakat alamiah. Pengubahan hambatan tersebut dilakukan dengan menggunakan lingkungan positif dan didukung oleh suasana belajar yang nyaman.

a. BAHAN AJAR

1). Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peran penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berisi materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari (Depdiknas, 2006:3). Bahan ajar berisi seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang

digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan memungkinkan siswa untuk belajar (Kemendiknas, 2010b:27).

(8)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

8

Bahan ajar dikenal dengan buku siswa, merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep sains dan panduan belajar di kelas maupun belajar mandiri. Materi ajar berisikan garis-garis besar bab, kata-kata kunci yang dapat dibaca pada uraian materi pelajaran, tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari materi, materi pelajaran yang berisi uraian materi, bagan atau gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan percobaan yang menggunakan alat dan bahan sederhana, uji diri setiap submateri pokok, dan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2011:112).

Materi ajar berisi garis besar materi ajar yang terdapat dalam kurikulum atau silabus diberikan dalam bentuk garis besar atau bentuk materi pokok. Guru bertugas untuk menjabarkan materi pokok tersebut ke dalam bentuk materi ajar yang lengkap. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa rencana pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Implementasi KTSP memberikan ruang gerak yang luas kepada guru pada setiap satuan pendidikan dalam mengembangkan rencana pembelajaran. Salah satu komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Pendidik harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai prinsip pengembangannya agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan (Kemendiknas, 2010b:25).

(9)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

9

2). Jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar dapat berupa:

a. bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa, wallchart, photo atau gambar, dan leaflet;

b. bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio;

c. bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk video, film; d. bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti

Computer Assisted Instruction (CAI), Compact Disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan

e. bahan ajar berbasis web (web based learning materials) (Kemendiknas, 2010b:27).

3). Prinsip pengembangan bahan ajar

Prinsip pengembangan bahan ajar dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar SMA (Kemendiknas, 2010b:27). Prinsip pengembangan bahan ajar adalah: (1) prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar yang harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun harus empat macam; (3) prinsip adekuasi atau kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan ajar untuk mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.

4). Sumber Bahan Ajar

a. Buku Teks.

Buku teks diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak hanya harus satu jenis. Semakin banyak buku teks yang diguankan, semakin luas wawasan yang diperoleh.

b. Laporan hasil penelitian

c. Laporan hasil penelitian diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti untuk mendapatkan sumber belajar yang aktual dan mutahir.

d. Jurnal.

e. Penerbitan secara berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat sebagai sumber bahan ajar. Jurnal berisi hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidang tugasnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

(10)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

10

g. Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar

dari hasil konsultasi. h. Profesional

Profesional adaah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. i. Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagi sumber bahan ajar.

5). Langkah-langkah penyusunan bahan ajar

Langkah-langkah penyusunan bahan ajar meliputi analisis kebutuhan bahan ajar, penyusunan peta bahan ajar, dan pembuatan bahan ajar. Analisis kebutuhan bahan ajar mencakup:

a. Analisis SK/KD, adalah kegiatan yang menelaah setiap kompetensi dasar sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan b. Analisis sumber belajar, adalah kegiatan menginventarisasi ketersediaan

sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan bahan ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh kesesuaian dan kemudahan dalam pengembangan bahan ajar.

c. Pemilihan dan penentuan bahan ajar, dilakukan agar bahan ajar yang akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi (Depdiknas, 2006a: 12). Penyusunan peta bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang lingkup dan urutan bahan ajar yang akan dikembangkan. Pemetaan ini diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan dan penentuan sifat bahan ajar yang bersifat dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri).

d. Pengembangan bahan ajar memperhatikan struktur dan komponen-komponen setiap jenis bahan ajar yang akan dikembangkan yang terdiri atas identitas mata pelajaran, SK/KD/Indikator, judul, petunjuk, materi, latihan, langkah kerja, dan penilaian (Kemendiknas, 2010b:27).

b. LEMBAR KERJA SISWA

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk,

langkah-langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang

(11)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

11

penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demostrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar (Trianto, 2011:111).

Tujuan penyusunan LKS adalah untuk memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (mengubah kondisi belajar dari suasana guru sentris menjadi siswa sentris), memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan belajar memahami tugas tertulis serta membantu membimbing keberhasilan peseta didik untuk mencapai sasaran belajar. Sedangkan manfaat LKS adalah untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah, memberikan tantangan kepada guru untuk menyiapkan bahan ajar secara cermat, dan mengembangan berbagai macam ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor) (Zainuddin, 1997:7).

2. Langkah-langkah penulisan LKS

Langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai berikut ini. 1) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutannya. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

3) Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan jika materi pokok terlalu banyak, dapat dipecah menjadi beberapa judul LKS.

4) Penulisan LKS

(12)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

12

a. Perumusan KD yang harus dikuasai. Rumusan KD pada suatu LKS

langsung diturunkan dari dokumen Standar Isi. b. Menentukan alat penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi dengan menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil kerja siswa.

c. Penyusunan materi

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu.

d. Struktur LKS secara umum adalah (1) judul, mata pelajaran, semester, tempat (2) petunjuk belajar (petunjuk siswa), (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, dan (5) tugas-tugas dan langkah kerja, dan (6) penilaian.

LKS hendaknya ditulis secara sederhana dan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. LKS juga perlu dilengkapi dengan cara penggunaannya. LKS didesain sedemikian rupa hingga siswa dapat menggunakan secara terstruktur dan mandiri dalam rangka menemukan sendiri konsep-konsep IPA hingga aktivitas dan keterlibatan siswa dapat lebih optimal.

C. LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN BAHAN AJAR 1. Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru

a. Strategi Penyampaian Secara Simultan

(13)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

13

b. Strategi Penyampaian Secara Suksesif

Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka dengan strategi suksesif, guru menyampaikan materi satu demi satu secara mendalam dan baru kemudian menyajikan materi berikutnya secara berurutan.

c. Strategi Penyampaian Fakta

1). Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan atau gambar.

2). Berikan bantuan kepada siswa untuk mengingat secara bermakna (mengubah fakta kering menjadi lebih berkesan) dengan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), pengelompokan (chunking), dll.

d. Strategi Penyampaian Konsep

1). Sajikan konsep

2). Berikan bantuan (inti isi, ciri-ciri, contoh atau bukan contoh). 3). Berikan latihan (tugas)

4). Umpan balik 5). Tes

e. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Berupa Prinsip

1). Sajikan prinsip

2). Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip 3).Berikan contoh soal latihan

4). Berikan umpan balik 5).Tes

f. Strategi Penyampaian Prosedur

1). Menyajikan prosedur

2). Pemberian bantuan dengan cara mendmonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur.

3). Memberikan latihan praktek. 4). Memberikan umpan balik 5). Memberikan tes

2. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa a. Menghafal

Menghafal dibedakan atas dua jenis, yaitu menghafal verbal (menghafal persis seperti apa adanya) dan menghafal frase (menghafal dengan memahami dan menggunakan kalimat sendiri).

b. Menggunakan/mengaplikasikan

(14)

Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS

14

berdasarkan ukuran partikel, siswa dapat membuat perangkat percobaan penjernihan air dengan menggunakan teknik sederhana (penyaringan).

c. Menemukan

Penemuan (finding) adalah menemukan cara memecahkan masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan, siswa dapat membuat peralatan oenyiram pot gantung dengan menggunakan bejana berhubungan. Atau, setelah mempelajari sifat-sifat angin, siswa dapat membuat prototype kincir angin/air untuk mendapatkan energi atau air.

d. Memilih

Memilih dalam hal ini adalah dalam artian menyangkut aspek afektif atau sikap untuk memilih berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya untuk memilih membaca novel atau membaca tulisan ilmiah. Menggunakan internet sebagai sumber belajar atau sebagai ajang permainan (games).

REFERENSI

BSNP. 2007a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP.

_____. 2007b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih Dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendiknas. 2010a. Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Kemendiknas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatf-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Inilah yang dinilai tidak baik secara sosial oleh Marx dan menyatakan bahwa kaum kapitalis dan borjuis hanya egois memikirkan keuntungan dan kemakmuran mereka tanpa peduli

Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan ini menjadikan pihak manajemen Grama Tirta Jatiluhur untuk lebih meningkatkan segala hal baik itu program kerja dan

[r]

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR.. TAMANSARI I

Proses degradasi limbah cair kelapa sawit dengan menggunakan metoda anaerob dengan membran mampu menghasilkan limbah yang lebih jernih dan tanpa meninggalkan padatan

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan judul : “Manajemen Profesionalisme Guru Dalam Peningkatan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping terhadap Perbedaan Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas X SMAN 2 Jember pada Pelajaran Biologi Berdasarkan