• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1. Teori perilaku penggunaan teknologi

Berdasarkan dari jurnal Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia menuliskan Skiner seorang ahli psikologi dalam Yayat Suharyat (2009), mengatakan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar. Penerapan suatu sistem dan teknologi informasi tidak terlepas dari aspek perilaku karena pengembangan sistem terkait dengan masalah individu dan organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang dikembangkan harus berorientasi pada penggunanya.

Sistem informasi keprilakuan (behavioral information system) mempelajari bagaimana organisasi harus mengembangkan suatu sistem teknologi informasi. Sistem ini untuk mengarahkan perilaku-perilaku (behaviors) individual-individual dalam berinteraksi dengan sistem teknologi informasi tersebut untuk membantu mencapai tujuan mereka (Jogiyanto, 2007).

Menurut Nugroho Agung (2011) pengertian perilaku pengguna teknologi informasi oleh Wajib Pajak adalah penerimaan atau penolakan yang ditunjukkan oleh Wajib Pajak terhadap e-Filing, untuk melakukan suatu proses organisasional yang dalam hal ini adalah pelaporan pajak. Dalam upaya untuk menjabarkan interaksi individual dengan sistem informasi,

(2)

diperlukan teori-teori dan model-model dari sistem informasi keperilakuan.

Berikut ini adalah teori perilaku penggunaan teknologi yaitu:

a) Theory of Reasoned Action (TRA)

Pada awalnya Theory of Reasoned Action (TRA) dicetuskan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975 (Jogiyanto,2007). TRA merupakan teori keprilakuan manusia yang paling mendasar dan berpengaruh. Teori ini sudah banyak diaplikasikan di berbagai bidang.

TRA menjelaskan bahwa perilaku manusia dilakukan karena individu terebut memiliki niat atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention). Dengan asumsi dasar teori ini bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Secara implisit dan eksplisit juga mempertimbangkan implikasi- implikasi dan tindakan-tindakan yang dilakukan. Ajzen mengemukakan bahwa niat perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu, yaitu berhubungan dengan faktor pribadi yaitu sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) individual dan faktor sosial yaitu norma subjektif (subjective norms).

Dalam usaha untuk mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs), bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs).

(3)

Secara keseluruhan Nugroho Agung (2011) mengungkapkan bahwa Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs), bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs) dalam usaha mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu.

Hal ini mengasumsikan bahwa setiap individu akan selalu memiliki pilihan untuk melakukan perilaku, sehingga niat individu untuk melakukan perilaku merupakan penentu langsung dari tindakan.

Gambar 2.1. Gambar Model TRA

Dari gambar 2.1 menunjukann model TRA yang dapat menjelaskan tahapan-tahapan manusia berperilaku. Tahap pertama adalah perilaku ditentukan oleh niat berperilaku (Behavioral Intention). Dan tahap niat perilaku dapat dideskripsikan dalam bentuk sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) dan norma-norma subjektif (subjective norm).

(4)

Namun setelah implementasi sistem, kekuatan dan kelemahan sistem dapat diketahui. Sikap ditemukan mempunyai pengaruh yang leih besar kepada niat. Dan ketika sistem sudah dioperasionalkan, pengaruh informasional akan ebih efektif untuk menumbuhkan niat berperilaku dibandingkan pengaruh normatif.

b) Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori perkembangan lebih lanjut dari TRA. Di dalam TPB, Ajzen (1988) menambahkan faktor yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan dan keterbatasan dari kekurangan sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilaku. Penambahan konstruk ini tergambar pada gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2. Gambar Model TPB

(5)

Dari gambar 2.2, TPB (theory of planned behavior) dapat memiliki dua fitur yaitu:

1. Fitur pertama teori ini berasumsi bahwa kontrol perilaku dipersepsikan mempunyai implikasi motivasional terhadap niat- niat.seseorang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya; atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu. Mungkin tidak akan tumbuh niat-niat perilaku yang kuat untuk melakukan walaupun mereka mempunyai sikap positif terhadap perilakunya dan percaya orang lain akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut.

Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol perilaku dipersepsikan (perceived behavioral control) dengan niat yang tidak dimediasikan oleh sikap dan norma subjektif.

2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol perilaku dipersepsikan (perceived behavioral control) dengan perilaku (behavior). Kinerja dari perilaku bukan hanya berasal dari motivasi untuk melakukannya melainkan juga kontrol terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian, kontrol perilaku dipersepsikan (perceived behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat niat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya TPB merupakan pengembangan dari TRA (theory of reasoned action). TRA mengasumsikan bahwa semua

(6)

perilaku adalah perilaku yang direncanakan. Namun dengan TPB secara eksplisit mengenal kemungkinan bahwa perilaku tidak semuanya dibawah kontrol penuh sehingga konsep kontrol perilaku dipersepsikan (perceived behavior control) ditambahkan untuk menangani perihal seacam ini.

Demikianpun dalam jurnal ilmiah berjudul “Aspek Psikologis pada Implementasi Sistem Teknologi Informasi” menyatakan bahwa TPB mengasumsikan kontrol perilaku dipersepsikan berimplikasi positif motivasi terhadap minat-minat, selain itu diasumsikan adanya kemungkinan hubungan langsung antara kontrol perilaku dipersepsikan dengan perilaku seseorang.

c) Technology Acceptance Model (TAM)

Davis et al (1989) membangun model berdasarkan TRA dan mengkhususkan pada bidang sistem informasi dan memprediksi perilaku yang ditujukan kepada penerimaan individu terhadap sebuah sistem.

Model ini untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi yang disebut Technology Acceptance Model (TAM).

Davis hanya memanfaatkan unsur sikap (Attitude) untuk membuat model lebih sederhana dan menjelaskan niat (intention) lebih baik. Davis menambahkan 2 konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk tersebut adalah persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use). TAM dimaksudkan untuk

(7)

penggunaan teknologi, maka perilaku yang dimaksud adalah perilaku menggunakan teknologi. Model TAM tergambar pada gambar 2.3.

G

Gambar 2.3. Gambar Model TAM

Davis beragumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem informasi dikarenakan adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan teknologi (ease of use).

Davis mengartikan persepsi kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu mampu digunakan dengan menguntungkan, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi kegunaan (usefulness) merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan.

Dalam konteks organisasi, sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kinerja individu baik secara langsung atau tidak langsung. Sehingga kesimpulannya bahwa hal ini tergantung pada kepercayaan individu,

(8)

ketika individu percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya dan sebaliknya. Penelitian sebelumnya juga menunjukan bahwa persepsi kegunaan signifikan dan mempengaruhi sikap (attitude), niat (behavior intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi.

Konstruk lain yang dikemukakan Davis mempengaruhi minat perilaku individu menggunakan teknologi adalah persepsi terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi. Kemudahan didefinisikan bahwa menggunakan teknologi akan terbebas dari usaha lebih atau tidak perlu berusaha keras.

Dengan kata lain, persepsi mengenai kemudahan menggunakan ini menekankan pada bahwa sistem teknologi yang akan digunakan tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan. Dan kembali pada kesimpulannya bahwa hal ini tergantung pada kepercayaan individu, ketika individu percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya dan sebaliknya

Persepsi kegunaan (Perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) mempengaruhi sikap (Attitude) individu terhadap penggunaan teknologi, yang selanjutnya akan menentukan apakah ia berniat untuk menggunakan teknologi (Intention).

Niat untuk menggunakan akan menentukan apakah orang itu akan menggunakan (Behavior).

(9)

Dalam TAM, Davis menemukan bahwa persepsi kegunaan (usefulness) juga mempengaruhi persepsi kemudahan penggunaan teknologi tetapi tidak berlaku sebaliknya. Dengan demikian, selama individu merasa bahwa teknologi bermanfaat dalam tugas-tugasnya, ia akan berniat untuk menggunakannya terlepas apakah teknologi itu mudah atau tidak mudah digunakan.

Sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) diartikan sebagai perasaan positif dan negatif individu ketika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Dan perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan seseorang, dalam konteks penggunaan teknologi hal ini terkait dengan penggunaan teknologi secara aktual.

d) Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Model UTAUT, yang dikemukakan oleh Venkatesh et al. (2003), merupakan model yang disusun berdasarkan teori-teori dasar mengenai perilaku pengguna teknologi. Teori ini mengkaji 8 (delapan) teori sebelumnya menjadi model gabungan (Unified of) yang terintegrasi yang terdiri dari:

1. TRA (Theory Reasoned Action)

2. TAM (Technology of Acceptance Model) 3. MM (Motivasional Model)

4. TPB (Theory of Planned Behavior)

(10)

5. Teori gabungan TAM dan TPB 6. MPUC (Model of PC Utilization) 7. IDT (Innovation Diffusion Theory) 8. SCT (Social Cognitive Theory)

Model ini hanya menteorikan 4 konstruk sebagai determinan terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi yaitu ekspektasi kinerja (permormance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi fasilitas (facilitating condition); serta 4 variabel sebagai moderasi antara determinan dengan tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman, dan kesukarelaan. Gambaran model tampak pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Gambar Model UTAUT

(11)

Model UTAUT (Venkatesh dan Davis, 2000;. Venkatesh, Morris et al, 2003) mengkonsolidasikan berbagai model penerimaan teknologi dan teori Ia menggantikan persepsi kemudahan sederhana penggunaan dan dirasakan konstruksi kegunaan TAM dengan "harapan kinerja" dan

"harapan usaha". Kinerja dan harapan usaha berkorelasi positif dengan niat untuk menggunakan dan dimoderatori oleh variabel demografis.

Pengaruh sosial mengukur seberapa rekan individu dan supervisor merasa tentang mereka menggunakan teknologi. Venkatesh et al.

(2003) menemukan bahwa pengaruh sosial berkorelasi positif dengan niat untuk menggunakan dan dimoderatori oleh jenis kelamin, usia, pengalaman dan sukarela dari penggunaan teknologi.

Kondisi memfasilitasi berhubungan positif menggunakan perilaku.

Akhirnya, niat untuk penggunaan berkorelasi positif dengan penggunaan aktual. Venkatesh et al. (2003) menekankan bahwa hubungan berikut tidak signifikan: memfasilitasi kondisi -> niat untuk menggunakan, kemampuan komputer individu -> niat untuk menggunakan, kecemasan komputer -> niat untuk menggunakan, dan sikap terhadap teknologi -> niat untuk menggunakan. Mereka berpendapat bahwa harapan upaya menangkap pengalaman komputer dan expertis.

(12)

2. Teknologi informasi perpajakan

Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam perekayasaan sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan tugas melalui proses informasi (Haag dan Keen dalam Vina Kasmana).

Berbagai teori perilaku banyak digunakan untuk mengkaji adopsi teori penerimaan penggunaan terhadap teknologi informasi bagi pengguna akhir.

Dalam penelitian ini, pengguna yang dimaksud adalah Wajib Pajak dan dimaksud teknologi informasi adalah e-filing. Dengan demikian penerimaan penggunaan teknologi informasi oleh Wajib Pajak adalah keinginan yang ditujukan untuk melakukan suatu proses terstuktur yang bersifat organisasional yang dalam hal ini pelaporan pajak.

Seiring berkembanganya teknologi informasi, istansi pemerintah telah banyak mengadopsi sistem informasi berbasis internet. Hal tersebut teralisasi pada sistem e-government. E-government dimaksudkan sebagai media interaksi komunikasi baru antara pemerintah dengan masyarakat melalui teknologi informasi dengan tujuan memperbaiki sistem manual.

Menurut Al Gore dan Tony Blair dalam Indrajit (2006) manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-Governmnet bagi suatu negara, antara lain:

(13)

1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;

2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance;

3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber- sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; dan

5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada;

serta

6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis

Dan salah satu sistem e-government yang sedang berkembang adalah e- filing yang dibawah wewenang Kemenkeu. Pada tataran Kementerian Keuangan, sejak tahun 2002 – 2006 telah dilakukan berbagai pembaharuan

(14)

salah satunya adalah Pembentukan Large Tax Office sebagai bagian dari modernisasi administrasi perpajakan tahap I.

Pada website kemenkeu.go.id, dijelaskan bahwa Kementerian Keuangan melakukan Reformasi Birokrasi secara massif yang dilaksanakan melalui 3 Pilar Utama yaitu:

a. Pilar Organisasi, antara lain melalui penajaman tugas dan fungsi, pengelompokan tugas-tugas yang koheren, eliminasi tugas yang tumpang tindih, dan modernisasi kantor baik di bidang perpajakan, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara, dan fungsi-fungsi keuangan negara lainnya.

b. Pilar Proses bisnis, antara lain melalui penetapan dan penyempurnaan Standar Operasi Prosedur yang memberikan kejelasan dan memuat janji layanan, dilakukannya analisa dan evaluasi jabatan, penerapan sistem peringkat jabatan, dan pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard serta pembangunan berbagai sistem aplikasi e-goverment;

c. Pilar SDM, antara lain melalui peningkatan disiplin, pembangunan assessment center, Diklat berbasis Kompetensi, pelaksanaan merit system, penataan sumber daya manusia, pembangunan SIMPEG, dan penerapan reward and punishment secara konsisten

Salah satu capaian yang berhasil Kemenkeu capai adalah dalam penataan tatalaksana yaitu penetapan 15.000 SOP dan 102 SOP layanan unggulan, pengembangan e-government anatara lain e-filing (SPT), e-procurement, SPAN, modul Penerimaan Negara (MPN), portal pengguna jasa DJBC,

(15)

Aplikasi Cukai online, Aplikasi manifest, SIMAK BNN, SIMANTAP, Aplikasi RKA-KL, Aplikasi Standar Biaya, KOMANDAN sikd, Web Based Reporting System DAK, Online Recruitment, dan e-registration (NPWP).

E-filing

Secara umum tantangan utama dalam e-government termasuk sistem e- filing adalah tantangan teknologi, yang mencakup masalah-masalah seperti standar, integrasi data, pemeliharaan harta dan privasi serta keamanan (Mohsin dalam Azleen et al (2009)). Berbeda dengan di Indonesia, sebagian besar pembayar pajak dan pajak praktisi serta agen-agen pajak di Malaysia menyediakan umpan balik positif terhadap penggunaan e-Filing. Ini telah terbukti dengan hasil temuan bahwa 31,3% responden agak siap teknologi dan 9,4% sangat siap teknologi

DJP berupaya untuk menyikapi meningkatnya jumlah wajib pajak yang tersebar di seluruh Indonesia akan butuh tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.

Berikut ini tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-Filing ini yang dikutip dari pajakku.com yaitu sebagai berikut:

1) SPT secara elektronik (E-Filing) diharapkan dapat membantu para Wajib Pajak dalam hal menyediakan fasilitas untuk melakukan pelaporan segala kewajiban perpajakannya, sehingga Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya di rumah atau tempatnya bekerja.

(16)

Dan Wajib Pajak Badan dapat melakukannya dari kantor atau tempat usahanya. Hal ini akan dapat membantu Wajib Pajak mengurangi biaya dan waktu yang seharusnya dibutuhkan dalam sistem manual.

Segala proses untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak akan berjalan secara benar dan tepat waktu karena bantuan sistem dan teknologi informasi.

2) Dengan proses pelaporan pajak yang cepat dan mudah ini berarti juga akan memberikan dukungan kepada Kantor Pelayanan Pajak dalam hal mempercepat penerimaan laporan SPT dari Wajib Pajak yang semakin bertambah setiap tahunnya. Perampingan administrasi berkas perpajakan secara manual, pendataan akan didukung teknologi informasi untuk meningkatkaan akurasi data, distribusi dan pengarsipan laporan SPT akan lebih cepat dan rapi.

3) Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, total Wajib Pajak terdaftar di Indonesia per 31 Desember 2012 sebesar kurang lebih 24 juta Wajib Pajak. Sehingga metode pelaporan yang manual sudah tidak relevan dan tidak mungkin dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap para Wajib Pajak tersebut.

Maka dengan E-Filing dimana sistem pelaporan menggunakan sistem dan teknologi informasi berbasis internet, diharapkan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat lagi dan penerimaan negara tercapai

Seperti yang dikutip dari Journal of Internet Banking and Commerce (JIBC) April 2009, pada tahun 2005 Inland Revenue Board (IRB)

(17)

memutuskan e-filing yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kertas.

Umumnya, proses e-Filing adalah kenyamanan yang lebih, cepat, akurat dan aman dalam hal pembayaranAspek yang paling penting dalam sistem e-Filing adalah keamanan. Seperti ditekankan oleh IRB CEO, sistem e-Filing aman dan sulit untuk dibajak data pajak orang pribadi seseorang karena mereka perlu untuk memasukkan PIN (Personal Indetification Number) dan password.

Dalam hal ini, DJP selaku badan yang berwenang berupaya untuk menyikapi meningkatnya jumlah wajib pajak yang tersebar di seluruh Indonesia akan butuh tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.

Dengan ini, DJP telah mengeluarkan sebuah Surat Keputusan No. 88 mengenai pelaporan SPT secara elektronik pada bulan Mei 2004.

Penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan melalui e-Filing pada situs DJP secara khusus diatur melalui Peraturan DJP Nomor PER-39/PJ/2011 serta Peraturan DJP terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014. Peraturan tersebut berisi tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770 S atau 1770 SS Secara e-Fling Melalui Website DJP (www.pajak.go.id).

E-filing menyiratkan penggunaan baru teknologi, khususnya internet dan beberapa bentuk perangkat lunak persiapan pajak. Paket perangkat lunak jenis

(18)

ini telah digunakan selama bertahun-tahun oleh perusahaan akuntansi profesional. Meskipun demikian, banyak pembayar pajak masih ragu-ragu untuk menggunakan perangkat lunak dan e-file karena berbagai alasan, seperti kurangnya kepercayaan, terbatasnya akses ke teknologi, dan pengetahuan tentang teknologi terbatas.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diungkapkan sebelumnya, beberapa teori menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap perilaku penggunaan teknologi. Pada subbab ini, peneliti akan memberikan uraian tentang kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini. Pada tabel 2.1 adalah gambaran penelitian terdahulu mengenai sikap penerimaan individu terhadap Teknologi Informasi.

Tabel 2.1

Tabel Peneliti Terdahulu

NO NAMA PENELITI TAHUN JUDUL

PENELITIAN HASIL PENELITIAN

1 Fred D. Davis 1989

Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology

Dua skala enam-item dengan reliabilitas dari 0,98 untuk kegunaan dan 0,94 untuk kemudahan penggunaan.

2 Viswanath Venkatesh et al 2003

User Acceptance Of Information

Technology: Toward A Unified View

UTAUT menjelaskan sebagai sebanyak 70 persen dari varians dalam niat, itu Ada kemungkinan bahwa kita mungkin mendekati batas praktis kemampuan kita untuk menjelaskan individu penerimaan dan keputusan penggunaan dalam organisasi.

(19)

3 Azleen Ilias, MBA et al 2009

Taxpayers’ Attitude In Using E-Filing System:

Is There Any

Significant Difference Among Demographic Factors?

Pengalaman, latar belakang

pendidikan mendorong sikap untuk menggunakan (Attitude toward using) namun jenis kelamin sebaliknya.

Hubungan yang kuat ditemukan antara sikap yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kualitas sistem informasi, dan persepsi kredibilitas

4 Alexander McLeod et al 2009

Individual Taxpayer Intention to Use Tax Preparation Software:

Examining Experience, Trust, and Perceived Risk

(1) kepercayaan dalam keamanan, kepercayaan privasi, dan risiko yang dirasakan tidak mempengaruhi niat untuk menggunakan, dan (2) keahlian komputasi adalah positif terkait percaya pada keamanan sistem, privasi dan logika.

5 Anna Che Azmi and Ng Lee Bee 2010

The Acceptance of the e-Filing System by Malaysian Taxpayers:

A Simplified Model

Semua variabel berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku.

Konstruk risiko yang dirasakan memiliki hubungan negatif dengan konstruk kegunaan yang dirasakan.

Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara risiko yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan konstruksi.

6 Yu-Shan Cheng et al 2011

The Comparison of Three Major

Occupations for User Acceptance of Information

Technology: Applying the UTAUT Model

Pengaruh sosial akan memiliki efek positif pada niat perilaku untuk menggunakan dan ditemukan bahwa gender adalah moderator penting.

7 Idawati Ibrahim 2012

Factors Underpinning Usage Behaviour of an Electronic Filing System: The Case of Malaysian Personal Taxpayers

Persepsi kegunaan dan kecemasan signifikan terhadap perilaku penggunaan aktual dari sistem e- filing. Sikap menggunakan sistem e-filing positif terkait dengan persepsi kegunaan berhubungan negatif dengan / nya kecemasan nya terhadap sistem.

(20)

8 Altahida Irhash Putra dan rekan 2013

SNA XVI - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat PerilakuWajib Pajak untuk Menggunakan e- Filing (Studi Empiris pada Wajib Pajak Badan Perusahaan Manufaktur di Kota Padang)

Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, komplesitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan privasi secara signifikan positif pengaruh terhadap niat perilaku untuk penggunaan e- filing

9 Chiao-Chen Chang 2013 Library mobile applications in university libraries

Harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial, dan memfasilitasi kondisi menentukan niat perilaku menggunakan. Sebagai penentu dalam UTAUT Model, efek moderasi dari task technology fit juga signifikan antara memperkuat atau memperlemah hubungan penentu dalam niat untuk menggunakan teknologi

10

Samuel

Attuquayefio, MBA and Hilla Addo, PhD

2014

Review Of Studies With Utaut As Conceptual Framework

Peneliti yang ingin terlibat model UTAUT atau ekstensi sebagai model penelitian di masa depan penelitian untuk hati-hati memilih kombinasi yang tepat dari variabel dan data Metode analisis yang akan menghasilkan hasil yang sangat baik.

Teori penerimaan teknologi UTAUT yang dikemukakan oleh Venkatesh, yang menggabungkan 8 teori penerimaan teknologi sebelumnya. Dalam UTAUT terdapat 4 faktor utama yang secara langsung berpengaruh terhadap penerimaan penggunaan teknologi. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Kristoforus J.

Bendi dan Sri Andayani (2013) dalam penelitian analisis perilaku penggunaan sistem informasi.

(21)

Penelitian dalam Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013 (Semantik 2013) dengan objek penelitian Niat Perilaku Menggunakan (Behavioral Intention) memberikan hasil sebagai berikut:

1. Ditemukan bahwa Harapan kinerja (performance expectacy) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) Sistem informasi akademik.

2. Harapan Upaya (effort expectacy) juga merupakan faktor berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) Sistem informasi akademik

3. Pengaruh Sosial (social influence) tidak memiliki pengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) Sistem informasi akademik

4. Kondisi Fasilitas (Faciliting Conditions) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention Sistem informasi akademik

Gambar 2.5 Gambar Model Penelitian Kristoforus J.

Bendi dan Sri Andayani (2013)

(22)

Salah satu penelitian yang juga mengadopsi teori UTAUT adalah penelitian McLeod, et al dengan mengganti faktor kondisi fasilitas (faciliting condition) dengan faktor persepsi risiko (perceived risk), kepercayaan keamanan (trust in security), kepercayaan privasi (trust in privacy), kepercayaan logika (trust in logic). Dengan model penelitian yang tergambar pada gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.6 Gambar Model Penelitian Alexander Mcleod, et al (2009)

Temuan-temuan utama dapat diringkas sebagai berikut: kinerja harapan, sosial pengaruh dan logika keyakinan positif berkaitan dengan menggunakan niat.

Upaya harapan → niat untuk menggunakan berhubungan positif. Kepercayaan dalam keamanan → persepsi risiko berhubungan negatif. Keahlian komputer →

(23)

kepercayaan dalam keamanan, komputer keahlian → kepercayaan privasi, keahlian pajak domain → kepercayaan privasi, dan keahlian komputer → keahlian dalam logika semua berkolerasi positif. Hasil tentang harapan kinerja dan harapan upaya, pengaruh sosial dan kepercayaan dalam logika yang intuitif dan yang diharapkan. Hubungan positif antara keahlian komputer, keyakinan dalam keamanan dan privasi. Demikian pula ditemukan bahwa hubungan persepsi risiko → niat untuk menggunakan, kepercayaan dalam privasi individu

→ niat untuk menggunakan, dan kepercayaan dalam keamanan individu → niat untuk menggunakan, tidak signifikan.

Banyak penelitian yang menggunakan teori yang dikemukakan oleh Davis yaitu TAM (Technology Acceptance Model). Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Agung (2011) dalam penelitian analisis perilaku terhadap e-filing. Pada gambar 2.3 adalah model penelitian Nugroho Agung.

(24)

Gambar 2.7 Gambar Model Penelitian Nugroho Agung (2011)

TAM (Technology Acceptance Model) memiliki dua faktor utama yang mempengaruhi niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) e- filing yaitu Persepsi Kegunaan (percieved usefulness) dan Persepsi Efisiensi Kemudahan (percieved easy to use). Dari kedua faktor tersebut, penelitian Nugroho Agung memberikan hasil sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh positif antara persepsi kegunaan (perceived usefulness) dengan niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention).

(25)

2. Terdapat pengaruh positif antara sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) dengan niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention).

3. Terdapat pengaruh positif antara Persepsi Kemudahan penggunaan (Perceived Easy of Use) dengan Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness).

4. Terdapat pengaruh positif antara Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Easy of Use) dengan sikap terhadap penggunaan (Attitude Toward Using).

Berdasarkan penelitian McLeod et al (2009), Nugroho Agung (2011) dan Bendi (2013), maka peneliti membangun model penelitian berdasarkan kombinasi dari penelitian-penelitian tersebut. Alasan peneliti mengkombinasikan model tersebut karena dinilai tepat untuk menggambarkan perilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap sistem e-filing berdasarkan pada unsur teori TAM dan UTAUT.

Dalam penelitian McLeod et al (2009), faktor-faktor tambahan pada teori UTAUT yang dikontribusikan memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap niat perilaku menggunakan (Behavioral intention). Sehingga faktor-faktor tersebut tidak digunakan kembali. Model Nugroho Agung tidak menjelaskan adanya Harapan kinerja (performance expectacy), Harapan Upaya (effort expectacy), Pengaruh Sosial (social influence). Sebaliknya model Kristoforus J.

Bendi tidak menjelaskan tentang faktor Persepsi Kegunaan (percieved usefulness) dan Persepsi Efisiensi Kemudahan (percieved easy to use) yang berpengaruh pada

(26)

sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) yang kemudian akan memperngaruhi niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention).

Oleh karena itu peneliti mengkombinasikan kedua model tersebut sebagai kajian yang menjelaskan niat berperilaku untuk menggunakan e-filing berdasarkan unsur teori yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sehingga disusunlah model penelitian pada gambar 2.8 sebagai berikut:

Gambar 2.8. Gambar Model Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji niat perilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap penerapan sistem e-filing. Perilaku penerimaan ini digambarkan pada

(27)

Variabel dependen niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention).

Variabel ini dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor yaitu sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), Persepsi Kegunaan (percieved usefulness), Harapan kinerja (performance expectacy), Harapan Upaya (effort expectacy), Pengaruh Sosial (social influence), Kondisi Fasilitas (Faciliting Condition). Dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh faktor Persepsi Kemudahan (percieved easy to use).

C. Hipotesis

Berdasarkan landaran teori yang telah diuraikan, maka pada penelitian ini terdapat 7 hipotesis yang dijelaskan singkat sebagai berikut:

Teori populer mengenai perilaku penerimaan telnologi salah satunya adalah teori TAM. Model ini populer digunakan dalam penelitian penilaian perilaku individu terhadap sebuah sistem teknologi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wiyono (2008), Ilias et al (2009), Azmi et al (2010), Susanto (2011), Putra dan rekan (SNA 2013). Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut memberikan hasil hubungan yang signifikan antara faktor-faktor TAM. Sehingga peneliti berpendapat bahwa teori ini masih relevan untuk dilakukan pengujian ulang.

Seperti yang ditulis Azmi et al (2010) bahwa persepsi kegunaan didefinisikan sebagai tingkat persepsi pengguna yang menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja di tempat kerjanya. Dimana teknologi seharusnya memberikan menfaat dalam menggurangi beban pekerjaan dibanding dengan

(28)

sistem manual. Asumsi dasarnya bahwa persepsi kegunaan akan mempengaruhi sikap positif atau negatif seseorang terahdap e-filing. Sehingga dibuat hipotesa pertama yaitu :

H1 : Persepsi Kegunaan (percieved usefulness) berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) e-filing

Persepsi kemudahan adalah tingkat kepercayaan seseorang yang menggunakan suatu sistem yang spesifik akan terbebas dari kesulitan yang dikutip dari Hsu dan Siu (2004) dalam Susanto (2011). Seseorang akan menggunakan e-filing jika memang secara nyata teknologi membantu meringkan beban pelaporan pajak. Maka ditarik hipotesa kedua yaitu:

H2 : Persepsi Kegunaan (percieved usefulness) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (behavioral intention) e-filing

Menurut Davis dalam Susanto (2011) persepi kegunaan dan persepsi kemudahan mempengaruhi sikap (Attitude) individu terhadap penggunaan teknologi, yang selanjutnya akan menentukan apakah ia berniat untuk menggunakan e-filing. Niat berperilaku akan menentukan individu akan menggunakan e-filing atau tidak. Prinsip dasarnya ketika e-filing dirasa tidak merepotkan dan tidak dibutuhkan prosedur yang rumit, maka seseorang akan berpandangan dan bersikap positif untuk menggunakan e-filing. Maka hipotesa ketiga adalah sebagai berikut:

H3 : Persepsi Kemudahan (percieved easy to use) berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) e-filing

(29)

H4 : Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (behavioral intention) e-filing

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan adalah UTAUT yaitu teori penggabungan teori penerimaan dan penggunaan teknologi. Beberapa penelitian merujuk pada teori dasar UTAUT, salah satunya penelitian Bendi dan rekan (2013) dalam SEMANTIK yang menggunakan keempat faktor UTAUT yang mempengaruhi niat berperilaku untuk menggunakan sistem.

Harapan kinerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi niat berperilaku. Dalam Jogiyanto (2007) harapan kinerja ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu baik secara langsung atau tidak langsung yang berdampak pada kesempatan memperoleh berbagai keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi maupun non materi. Maka hipotesis yang diajukan berdasarkan teori tersebut adalah sebagai berikut:

H5 : Harapan kinerja (performance expectacy) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) e-filing

Penelitian McLeod et al juga mengaplikasikan UTAUT dalam penelitiannya mengenai niat berperilaku individu terhadap tax preparation software dengan menambahkan beberapa variabel lain namun dengan hasil yang kurang signifikan. Model UTAUT menggantikan persepsi kemudahan TAM dengan harapan usaha dan berkorelasi positif dengan niat berperilaku. Artinya ketika seseorang mempunyai harapan bahwa dengan menggunakan e-filing tidak akan rumit dan sangat mudah dipelajari, maka orang tersebut akan berniat

(30)

menggunakan e-filing. Maka hipotesa keenam yang diajukan adalah sebagai berikut:

H6 : Harapan Upaya (effort expectacy) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) e-filing

Dalam model UTAUT pengaruh sosial mengukur seberapa besar pengaruh lingkungan pada tingkat sejajar atau atasan dan bawahan seseorang harus menggunakan teknologi. Venkatesh et al. (2003) menemukan bahwa pengaruh sosial berkorelasi positif dengan niat. Pada penelitian Yu-Shan Cheng et al (2011) ditemukan bahwa pengaruh sosial memiliki efek positif pada niat perilaku menggunakan e-filing. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketika lingkungan sosial seseorang memberikan tuntutan, peraturan atau ajakan menggunakan e-filing maka dia akan menggunakannya. Maka hipotesa ketujuh adalah sebagai berikut:

H7 : Pengaruh Sosial (social influence) berpengaruh terhadap niat berperilaku untuk menggunakan (Behavioral intention) e-filing

Gambar

Gambar 2.1. Gambar Model TRA
Gambar 2.2. Gambar Model TPB
Gambar 2.3. Gambar Model TAM
Gambar 2.4. Gambar Model UTAUT
+5

Referensi

Dokumen terkait

Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas akan cenderung menjadi wajib pajak yang tidak patuh (Hardiningsih, 2011). Demikian pula sebaliknya, semakin

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

Sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat (4) Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomoe PER-32/PJ/2011 mengatur bahwa Wajib Pajak yang melakukan transaksi dengan

Pengertian pajak menurut Undang-Undang No 16 tahun 2009 adalah “kostribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Suryani (2017) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Kontrol Perilaku Persepsian Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dengan

Pengertian pajak menurut Abunyamin (2010) adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

1(2011) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sikap wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak , dan

Dari ketiga pendapat di atas, maka pengertian pajak menurut penulis adalah kontribusi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan kepada negara yang bersifat memaksa