• Tidak ada hasil yang ditemukan

seluruh berkas perkara atau berkas pemeriksaan kasus yang dimaksud ke Kepolisian Resort Biak Numfor. Kata Kunci: Pengambilalihan, Penyidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "seluruh berkas perkara atau berkas pemeriksaan kasus yang dimaksud ke Kepolisian Resort Biak Numfor. Kata Kunci: Pengambilalihan, Penyidikan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

246

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id MEKANISME PENYIDIKAN DARI

KEPOLISIAN SEKTOR BIAK UTARA KE KEPOLISIAN RESOT BIAK

NUMFOR

Zasimamargawati Djamil Zasimastihbiak@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan menganalisis mekanisme

pengambilalihan penyidikan dari Kepolisian Sektor (Polsek) Biak Utara ke Kepolisian Resort (Polres) Biak Numfor, serta mengetahui dan menganalisis pertimbangan Kepolisian Resort (Polres) Biak Numfor sehingga melakukan pengambilalihan proses penyidikan suatu kasus yang sedang dilakukan oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Biak Utara. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah penelitian yuridis empiris, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pengamatan (observasi) dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum suatu kasus diambilalih penyidikannya oleh Kepolisian Resort Biak Numfor maka terlebih dahulu mellalui proses gelar perkara yang intinya membahas peneganan kasus yang ditangani oleh Kepolisian Sektor Biak Utara apakah sudah sesuai dengan prosedur ataukah terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Bilamana perkara tersebut dianggap perlu untuk ditarik ke Kepolisian Resort Biak Numfor maka pihak kepolisian Resort Biak Numfor dalam hal ini Kapolres atau pihak-pihak yang berwenang di jajaran kepolisian Resort akan melayangkan surat perintah kepada kapolsek atau pihak yang berwenang di Kepolisian Sektor Biak Utara agar segera mengirimkan

seluruh berkas perkara atau berkas pemeriksaan kasus yang dimaksud ke Kepolisian Resort Biak Numfor.

Kata Kunci: Pengambilalihan, Penyidikan PENDAHULUAN

Polisi dalam menjalankan tugasnya sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum,

perlindunganm pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat bekerja berdasarkan pembagian wilayah hukum. Pembagian wilayah hukum dirumuskan dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mana menerangkan bahwa pembagian wilayah hukum merupakan batasa daerah yang menjadi area dalam melaksankana tugas dan wewenang untuk melakukan tindakan hukum dan menjaddi tanggung jawabnya.

Batas wilayah hukum berkaitan erat degan luas wilayah atau daerah dalam satu kesatua kepolisian, sehingga dalam lingkup wilayah yang telah ditentukan menjadi tanggung jwabnya secara hukum. Daerah hukum berkaitan erat dengan pembagian kewenangan satuan kepolisian berdasarkan penjenjangan satuan, sehingga semakin kecil satuan semakin kecil daerah hukumny dan semakin terbatas wewenangnya.

Pendelegasian tugas dan wewenang dilakukan secara berjenjang seperti halnya dalam tingkat Kepolisan Pusat ( Mabes) delegasi tugas dan wewenang kepada kepolisian propins (Polda) tugas dan wewenang kepolisian propinsi sebagian didelegasikan kepada kepolisian wilayah (Polwil) dan selanjutanya kepada kepolisian Kabupaten/Kota (Polres/Polresta), polres

(2)

247

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id

kepada kepolisian sector (Polsek) dan seterusnya.

Kepolisian dalam menjalankan tugasnya serta wewenangnya tidak jarang kepolisian tingkat daerah sering mendapatkan campur tangan dari kepolisian pusat aatau kepolisian yang lebih diatas kedudukannya atau serngkali terjadi pengambilalihan pemeriksaan suatu perkara yang sedang diperiksa Kepolisian Resort oleh Kepolisian Daerah dan pemeriksaan yang dilakukan Polda Diambilalih oleh Mabes Polri.

Secara jelas kenyataan ini memperlihatkan dalam menjalankan tugasnya dan wewenang terkadang Kepolisian daerah sering mendapat intervensi dari kepolisian pusat atau atasannya, hal ini dapat dimaklumi karena kepolisian merupakan suatu lembaga yang bekerja dengan pendelegasian tugas dan wewenang dimana yang lebih rendah jabtannya bertanggungjawab kepada atasannya.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana mekanisme pengambilalihan penyidikan dari Kepolisian Sektor Biak Utara ke Kepolisian Resot Biak Numfor

Hal apa saja yang menjadi pertimbangan Kepolisian Resort Biak Numfor sehingga melakukan pengambilalihan proses penyidikan suatu kasus yang sedang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Biak Utara TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui mekanisme

pengambilalihan penyidikan dari Kepolisian Sektor Biak Utara ke Kepolisian resort biak numfor

Untuk mengetahui pertimbangan kepolisian resort biak numfor sehingga melakukan pengambilalihan proses penyidikan suatu

kasus yang sedang dilakukan oleh kepolisian sector biak utara.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Kepolisian Resort Biak Numfor dan Kepolisian Sektor Biak Utara. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jajaran Polisis pada kepolisian Resort Biak Numfor jajaran pada Kepolisian Sektor Biak Utara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diantaranya seluruh petugas Kepolisian resort biak numfor dan kepolisian biak utara dan penyidik polres biak numfor dan biak utara.

Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yuridis empiris karena ruang lingkup penelitian adalah melakukan studi hukum dalam implementasinya yang selalu dibingkai dengan doktrin-doktrin hukum. Pendekatan yuridis dilakukan dengan menggunakan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder selain itu juga menggunakan pendapat para ahli di bidang hukum terutama yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pendekatan empiris dilakukan sebab penelitian ini membutuhkan penelitian lapangan sesbagai bahan tambahan untuk memperjelas ketentuan-ketentuan hukum yang sudah berlaku.

Analisis data yang digunakan adalah dengan kualitatif yaitu merupakan tata cara penelitian yang menghaslkan data deskriptif yakni apa yang dinyatakan oleh narasumber secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata, yang diteliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang utuh ssepanjang hal itu sebagai suatu yang nyata.

(3)

248

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Bagaimana mekanisme pengambilalihan penyidikan dari Kepolisian Sektor Biak Utara ke Kepolisian Resot Biak Numfor

Kepolisian berasal dari bahasa yunani politeia bermakna pemerintahan Negara. Kata politeia digunakan dalam buku pertama Plato mengandung makna suatu Negara yang ideal sesuai dengan cita-citanya. Menurut Charles Reith1 Police in English Language came to mean any kind of planning for improving or ordering communal existence yang berarti polisi sebagai tiap-tiap usaha untuk memperbaiki atau menertibkan tata susunan kehidupan masyarakat.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mengartikan polisi sebagai2

Badan pemerintah yang bertugas memlihara keamanan dan ketertiban umum (seperti menangkap orang yang melanggar undang-undang)

Anggota dari badan pemerintahan tersebut diatas ((pegawai Negara yang bertugas menjaga kemanan).

Dalam hal tugas dan wewenangnya, pada era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengalami perubaan Bab XII tentang Pertahanan dan keamanan

Negara, Ketetapan MPR RI No

VI/MPR/2000 tentang pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketetapan MPR RI NNo VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka secara konstitusional terjadi perubahan yang

1 Momo Kelana. 1984 Hukum Kepolisian hal 15.

menegaskan rumusan tugas, fungsi dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia serta pemisahan kelembagaan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan eran dan fungsi masing-masing. Tugas pokok dari kepolisian adalah terdapat dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Seringkali kerap ditemui interverensi yang terjadi antara kepolisian yang diatas dan dibawah, maka hubungan Kepolisian Pusat (Mabes Polri) dengan kepolisian Daerah (Polda) berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Ketetapan MPR RI No VII/MPR/2000 Tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan kepolisian suatu kesatuan dalam melaksanakan tugas memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan pada masyarakat dalam rangka terpeliharanya kemanan dalam negeri.

Mengacu pada rumusan bahawa kepolisian Negara republic Indonesia adaah kepolisian nasional seperti yang dimaksudkan oleh pasal 7 ayat (1) ketetapan MPR RI No VII/MPR/2000 tentang peran Tentara Nasional Indonesia dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disimpulkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia suatu kesatua

2 W. J. S Poerwadarminta 1986 Kamus Umum Bhasa

(4)

249

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id

institusi kepolisian yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia berpusat di markas besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. Perjenjangan struktur organisasi ke tingkat daerah merupakan pendelegasian tugas dan wewenang kepolisian tingkat pusat atau Mabes Polri kepada kepolisian tingkat popinsi (POLDA) dimana kesatuan yang berada dibawah mempertanggungjawabkan tugas dan wewenang yang diperolehnya kepada kesatuan kepolisian yang lebih tinggi secara berjenjang yang pada akhirnya tanggung jawab kesatuan bermuara pada kepolisian pusat (mabes).

Berdasarkan hasil penelitian dalam proses penarikan penyidikan, tidak pernah ada permintaan dari Kepolisian Sektor (Polsek) Biak utara agar penyidikan yang sedang dilakukan olehnya diambil alih oleh Kepolisian Resort Biak Numfor, melainkan Kepala Kepolisian Resort sendiri atau petinggi. Kepolisian resort biak numfor dalam hal ini jajaran Sat Reskrim Kepolisian Resort biak numfor yang menyurati ke kepolisian sector biak utara agar kasus yang sedang diperiksa di sana segera dilimpahkan berkasnya kepada Kepolisian Resort biak numfor.

Penyebab terjadinya interverensi dari suatu kasus ialah lambannya penyidik kepolisian sector biak utara dalam merespon bukti-bukti dari korban atau pelapor atau adanya

penyimpangan-penyimpangan yang

dilakukan oleh Penyidik Kepolisian Sektor. Untuk menyelidika pelaporan kasus tersebut, maka aparat kepolisian akan melakukan gelar perkara yang akan membahas penanganan kasus yang ditangani oleh Kepolisian Sektor Biak Utara apakah sudah sesuai dengan prosedur ataukah ada kendala-kendala yang dihadapi dan apakah perlu untuk diambil alih penyidikannya atau tidak. Kegiatan gelar

perkara dilakukan di Kepolisian Resort Biak Numfor yang melibatkan jajaran kepolisian resort biak numfor yang mempunyai keahlian khusus dalam kasus yang dibahas dalam gelar perkara tersebut.

Bilamana dalam kasus tersebut diperlukan adanya suatu penarikan, maka kepolisian resort biak numfor atau pihak yang berwenang di jajaran kepolisian tersebut akan melayangkan surat perintah kepada Kapolsek atau pihak-pihak yang berwenang di Kepolisian Sektor biak utara terkait agar segera mengirimkan seluruh berkas perkara atau berkas pemeriksaan kasus yang dimaksud ke kepolisian resort biak numfor agar penyidikan kepolisian resort yang mempunyai keahlian khusus di bidang tersebut dapat menindak lanjuti dan sesegera mungkin melannutkan penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian sector biak utara dimana ksus itu disidik sebelumnya.

Apabila kasus telah diambil alih, maka kasus tersebut tetap terdaftar di Kepolisian Sektor yang memeriksa sebelumnya, namun dalam proses penyidikan yang sepenuhnya berwenang adalah pihak kepolisian resort biak numfor, tetapi pihak kepolisian sector tetap memberikan back up bagi kepolisian resort sampai selesainya proses penyidikan. Adapun proses ini ditandai dengan terbitnya Surat Pemberitahuan Dimulai Penyidikan (SPDP) yang dikeluarkan Kepolisian Resort Biak Numfor.

Setelah seluruh berkas telah diterima dari polsek ke penyidik polres biak numfor maka dimulailah penyidikan oleh pihak polres yang intinya adalah melanjutkan pemeriksaan yang dilakukan penyidik polres, hal yang perlu digarisbawahi adalah pengambilalihan penyidikan oleh polres biak numfor hanya

(5)

250

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id

sebatas melanjutkan penyidikan yang telah dilakukan oleh polsek biak utaran.

Pertimbangan Kepolisian Resort (Polres) Biak Numfor Mengambilalih Penyidikan Terdapat beebrapa hal yang menjadi pertimbangan Kepolisian Resort (Polres) biak numfor dalam pengalihan penyidikan suatu kasus dari kepolisian sector (POLSEK) Biak Utara kepada kepolisian resort (Polres) biak numfor. Sebagaimana telah ditemukan antara lain ialah:

1. pertimbangan pimpinan

Secara khusus tidak terdapat ketentuan perundang-undangan yang mengatur terkait kewenangan Kepolisian Resort Biak Numfor untuk mengambil alih penyidikan yang sedang dilakukan oleh kepolisian sector (POLSEK) biak itara, tetapi pelaksanaan kewenangan tersebut diatur berdasarkan pada keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Tata cara Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia yang terdapat dalam pasal 27 ayat (1) dan (2).

Pada pasal ayat tersebut, pimpinan sangat lah berpengaruh terhadap dapat tidaknya suatu perkara diambilalih penyidikannya, berdasarkan point pada pasal (2) diterangkan ketika diduga terjadi suatu penyimpangan dalam tahap penyidikan di Kepolisian Sektor biak utara yang merupakan satuan kerja dibaawah kepolisian resort biak numfor, kepala kepolisian resort dan pihak-pihak yang berwenang di jajaran kepolisian resort biak numfor selaku atasan dapat mengambil alih penyidikan perkara tersebut.

2. kasus tersebut menjadi perhatian masyarakat banyak

Artinya ialaha bilamana kasus yang di periksa oleh kepolisian sector biak utara

tersebut menarik perhatian masyarakat banyak, sehingga penyidikannya diambil alih oleh kepolisian resort biak numfor. Hal ini dimungkinkan karena perkara tersebut termasuk dalam perkara besar atau khusus yang mengharuskan perkara tersebut dilimpahkan ke kepolisian resort biak numfor.

3. dialihkan karena locus delicti kasus melibatkan beberapa kepolisian sector (polres)

Bilamana kasus yang ditangani melibatkan beberapa kepolisian sector yang berada di wilayah hukum kepolisian resort biak numfor dimana membuthkan koordinasi antara keolisian resort biak numfor dengan kepolisian sector yang ada dibawahnya agar memudhakan penyelesaian kasus-kasus tersebut.

4. penyidikan yang berlarut-larut oleh kepolisian sector biak utara.

Hal ini berawal dari pihak korban atau pelapor merasa tidak puas disebabkan oleh penanganan kasus yang mereka laporkan berlarut-larut atau tidak ditindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku. Seperti contoh interveresi atau lambannya penyidik kepolisian sector biak utara dalam merespon bukti-bukti dari korban atau pelapor atau adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh penyidik kepolisian sector sehingga pihak korban merasa perlu untuk mengirimkan surat kepada atasan mereka yang ada di kepolisian resor biak numfor. 5. karena di kepolisian sector biak utara tidak mempunyai unit khusus yang menangani kasus tersebut.

Hal ini dikarenakan karena kepolisian sector biak utara tidak mempunyai unit khusus yang menangani kasus yang dilaporkan oleh

(6)

251

Jurnal hukum: https://journal.stihbiak.ac.id

masyarakat. Seperti contoh ialah unit kepolisian sector biak utara tidak memiliki unit khusus Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) yang menangani kasus kekerasan anak dan wanita sebagai korbannya. Sedangkan unit tersebut hanya ada di kepolisian resort biak numfor oleh karena tu apabila terjadi kasus kekerasan anak dan wanita sebagai korbannya yang terjadi di polsek-polsek di wilayah hukum kepolisian resor biak numfor, maka kasus itu akan diambil alih penyidikannya oleh kepolisian resor biak numfor.

KESIMPULAN & SARAN

Sebelum suatu kasus diambil alih oleh kepolisian resort maka akan dilakukan gelar perkara terlebih dahulu yang mana pada proses gelar perkara ini, membahas penanganan kasus yang ditangani oleh kepolisian sector biak utara apakah kasus-kasus tersebut terdapat kendala ataukah tidak dan perlukah diambilalih penyidikannya ataukah tidak. Pertimbagan yang digunakan dalam pengambilalihan kasus ialah antara lain: pertimbangan pimpnan, kasus tersebut menjadi perhaitan masyarakat banyak, dialihkan Karen alocus delictinya, oenyidikan yang berlarut larut oleh kepolisian sector biak utara dan karena di kepolisian sector tidak memiliki unit khusus. DAFTAR PUSTAKA

Adami chazawi. 2005 pelajaran hukum pidana bagian I (stelsel pidana tindak pidana, teori pemidanaan dan batas berlakunya hukum pidana Jakarta raja grafindo persada. Andi abu ayyub 2006 tamasya perenungan hukum dalam law in book dan law in action menuju penemuan hukum Jakarta yarsif watampone.

Chazawi, Adam, Serangan Terhadap Tubuh & Nyawa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Garis-garis Besar haluan Negara Republik Indonesia, Bina Pustaka Tama, Surabaya, 2004. Hamzah, Andi, KUHP & KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.

Isir, Robet, Dimensi-dimensi Bahaya Mimuman Keras (Beralkohol) beracun dan Membawa Ajaran Agama: Jahudi, Kristen, Islam, Hindu, Budha, Komite jaringan Doa Sahabat Papua, Jayapura, 2004.

Moeljatno, Tindak Pidana Khusus, PT. Arlangga, Jakarta, 1983, Kitab Undang undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta 1996

Nawawi, Barda, Upaya Non Penal dalam

Kebijakan Penanggulangan

Kejahatar. Bahan Seminar Kriminologi VI, Semarang, 1991

Pradjodikoro, Wirjono, S. Kartanegara, Perbuatan Melawan Hukum, Arlangg Jakarta .1974.

R.Tresna,. Azas-azas Hukum Pidana, J. PT. Tirta, Jakarta, 1959

Susilo R. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Koment Komentarnya, Politea, Bogor, 1985.

Santo, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Foto 4.1.2(b) : Ragam hias pasusuk’ yang terdapat di rumah adat tongkonan di kawasan adat Situs Buntu Pune, bentuk seperti ini juga ditemukan pada duni di Situs

□ maksud pemakaianntya : daya kapa;nya, species ikan yang akan ditangkap, untuk trawl yang menyentuh dasar :hubungan atar species ikan yang tertang-кар dengan dasar

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 61, ada 7 orang yang

Salah satunya cerita tentang Gua Sarang Burung Pallas Baruni, didalam cerita rakyat ini memperlihatkan karakter sang suami secara halus didalam menuntut haknya

Bunga simpanan yang berubah-ubah setiap saat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal yang berasal dari dalam perusahaan seperti kebutuhan dana

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok di SMP Negeri Kota Pontianak?, (2)

Untuk itu perlu adanya pembenahan sarana dan prasarana yang dibntuhkan masyarakat sehingga bisa mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal. Latar

Alokasi waktu yang digunakan untuk meneliti tentang Praktik Jual Beli di Kalangan Habaib di Kota Palangka Raya dalam Perspektif Etika Bisnis Islam adalah selama dua