• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendididkan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Peningkatan hasil belajar materi teks fun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendididkan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Peningkatan hasil belajar materi teks fun"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendididkan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020

Halaman 403 - 408

E-ISSN: 2745-5297

Peningkatan hasil belajar materi teks fungsional pendek (advertisement)

pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa melalui pembelajaran PBL

Maida Sari1 dan Muhammad Yakob2

1)SMPN 4 Langsa, Kota Langsa, Aceh, Indonesia

2)Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Samudra, Jl. Meurandeh, Kota Langsa, Aceh, Indonesia

Email: maidasari1974@gmail.com

ABSTRAK

Materi teks fungsional pendek pada jenis teks brosur pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa masih rendah. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran peningkatan kemampuan materi teks fungsional pendek melalui PBL. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa kemampuan siswa kelas IX-1 materi teks fungsional pendek pada jenis teks surat pribadi dan brosur setelah mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada peningkatan ketuntasan belajar siswa. Pada akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 9 siswa atau 34,61% dan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 65,38%. Sedangkan pada akhir siklus II yang tuntas sebanyak 88,46% atau 23 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 11,54% atau 3 siswa. Perolehan nilai rata-rata juga mengalami peningkatan setiap siklus. Perolehan nilai rata-rata siklus I adalah 58,46 dan pada siklus II menjadi 82,69. Perolehan nilai rata-rata tersebut telah mencapai KKM yaitu sebesar 75. Dengan kata lain siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa telah memiliki kemampuan yang baik dalam materi teks fungsional pendek pada jenis teks brosur. Kata kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Pencapaian Hasil Belajar Teks Fungsional, Problem Based Learning

ABSTRACT

This study aimed to improve students’ achievement toward the material of short functional text by implementing Problem Based Learning (PBL) for first year students at SMPN 4 Langsa. Classroom Action Research was implemented in two cycles. This research was done toward 26 students of Class XI at SMPN 4 Langsa. The data were collected using test. By the end of first cycle, 34,61% of students achieved the minimum passing score and the rest 65,38% did not pass the minimum score. Then, by the end of second cycle, 88,46% of students passed the minimum score while only 11,54% did not pass. The average score also increased from 58,46 in the first cycle, tobe 82,69 in the second cycle. This result indicated that PBL can be implemented to improve students’ achievement, particularly at short functional text.

(2)

1. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami, menghasilkan teks lisan dan atau teks tulis.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, kemampuan berkomunikasi tersebut direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan (Listening), berbicara (Speaking), membaca (Reading) dan menulis (Writing). Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris untuk kebutuhan tertentu.

Namun kenyataannya sikap beberapa siswa terhadap pelajaran bahasa Inggris terkadang negatif. Masih banyak siswa yang menganggap pelajaran bahasa Inggris sebagai pelajaran yang “menakutkan” sehingga mereka malas mempelajarinya. Mereka juga merasa bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang dipaksakan pada mereka karena harus memenuhi standar kelulusan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 19/2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, hasil ujian praktek akhir dan ujian nasional tidak selalu memuaskan karena motif beberapa siswa untuk belajar bahasa Inggris itu hanya untuk lulus dan tidak untuk benar-benar menguasai bahasa tersebut.

Beberapa kesulitan para siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris yang ditemui penulis selaku pengajar bahasa Inggris di SMP. Kesulitan pertama adalah siswa memiliki perhatian yang singkat saat mereka harus berurusan dengan materi yang mereka anggap tidak berguna, sulit, tidak memiliki manfaat langsung atau tidak berkaitan langsung dengan mereka.

Kesulitan kedua adalah siswa sulit untuk memahami hal-hal abstrak karena mereka perlu melibatkan kelima panca indra untuk distimulasi. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus menggunakan alat bantu audio visual seperti video, gambar, realita, kaset, musik dan semua elemen yang penting dalam pengajaran bahasa Inggris untuk menginternalisasi konsep-konsep. Kesulitan lainnya adalah siswa sulit untuk mengingat aturan tata bahasa (grammar) dan kosakata bahasa Inggris. Penyebab kesulitan tersebut adalah para siswa khususnya di kelas IX SMP masih dalam tahap intelektual yang disebut Piaget "situasi konkret". Oleh karena itu, guru tidak harus menggunakan istilah seperti "progresif, "demonstratif" atau "conditional sentence", dan sebagainya dalam menjelaskan tata bahasa Inggris.

Dalam Kurikulum Nasional mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX dinyatakan dalam Kompetensi dasar 3.14 yaitu Kompetensi Menyebutkan struktur teks, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial dari teks iklan produk dan jasa, sesuai dengan konteks penggunaannya. Selanjutkan Kompetensi Dasar 4.15 Aspek keterampilan juga menyatakan hal senada yaitu Menangkap makna dalam teks iklan produk dan jasa, sangat pendek dan sederhana. Teks fungsional dapat berbentuk surat, pesan singkat atau memo, pengumuman, instruksi, dan daftar belanja.

Uraian tersebut menyatakan dengan jelas bahwa pembelajaran bahasa Inggris adalah pembelajaran yang harus diusahakan dengan sebaik-baiknya. Usaha tersebut dilakukan untuk mempersiapkan siswa berkomunikasi secara lisan dan tulis guna mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Guru diharapkan mampu menerapkan model-model pembelajaran pembelajaran yang fariatif, efektif, selektif, dan efesien sesuai dengan standar dan kompetensi dasar yang diajarkan. Hal itu bertujuan agar pembelajaran lebih optimal dan dapat menuju sasaran yang ditentukann. Dalam hal, ini guru harus mengenal banyak model-model pembelajaran.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model-model pembelajaran merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan dan menarik minat siswa. Mengingat hal tersebut maka pengujian penerapan model-model tersebut menjadi penting untuk dilakukan. Sehingga upaya peningkatan kemampuan siswa mencapai kompetensi dan indikator yang diinginkan dapat tercapai.

Pembelajaran yang berlangsung selama ini terhadap kemampuan mendengarkan teks fungsional pendek menggunakan metode ceramah. Metode ceramah tidak membentuk pengalaman pada siswa. Hal ini karena siswa tidak melakukan sehingga dengan sendirinya tidak menimbulkan kesan bagi siswa. Akibatnya, pemahaman siswa tidak maksimal.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin menemukan model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran kemampuan menulis teks fungsional pendek. Model pembelajaran yang dapat digunakan guna meningkatkan kemampuan siswa kemampuan menulis teks fungsional pendek.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Materi Teks Fungsional Pendek (advertisement) Pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa Melalui Pembelajaran PBL.

(3)

Sari dan Yakob, Peningkatan hasil belajar materi teks fungsional pendek 405

2. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, mulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada waktu tersebut mengingat rendahnya hasil belajar materi teks fungsional pendek kelas IX-1. Pemilihan materi dikarenakan materi tersebut sedang diajarkan pada saat penelitian serta berdasarkan pada pengalaman peneliti selaku pengajar pada tahun-tahun sebelumnya. Waktu penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Langsa, salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi teks fungsional pendek teks advertised pada kelas IX-1. semester genap tahun pelajaran 2017-2018.

2.2. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa tahun pelajaran 2017-2018, jumlah siswa kelas tersebut adalah 26 siswa. Dengan komposisi siswa perempuan secara keseluruhan. 2.3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis dan hasil penilaian pengamatan penerapan atau pengelolaan model pembelajaran PBL yang diberikan oleh pengamat. Tes tertulis dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II yang terdiri atas materi teks fungsional pendek dengan jenis teks yang digunakan adalah teks advertised yaitu Brosur. Data yang diperoleh dari observer adalah data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran PBL.

2.4. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas sendiri bertujuan menemukan penyelesaian permasalahan yang ditemui di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penyelesaian permasalahan yang ditemui dimaksudkan untuk menemukan model, metode, teknik dan strategi pembelajaran yang baik atas suatu kompetensi dasar. Menurut Sunardi (2010), penelitian tindakan kelas adalah penyelidikan secara sistematis dan terencana yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya dengan jalan mengadakan perbaikan dan mempelajari akibat yang ditimbulkan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran dari suatu kompetensi dasar agar mampu mencapai indikator yang telah ditetapkan maka desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.4.1. Perencanaan

Pada awal penelitian yaitu pada pratindakan, peneliti mendapati hasil belajar siswa terhadap materi teks fungsional pendek teks advertised masih rendah atau belum maksimal. Peneliti juga mencoba menemukan kelemahan-kelemahan, kesalahan-kesalahan, dan kekurangan-kekurangan dari pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal yang ingin ditemukan adalah penyebab rendahnya hasil belajar siswa materi teks fungsional pendek teks advertised.

Setelah menemukan titik permasalahan, peneliti mencoba menindaklanjuti dengan mencari solusi atau jalan keluar dari permasalah tersebut. Sehingga setiap pembelajaran yang telah dilakukan dapat meningkatkan kompetensi siswa dan mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan. Hal yang persiapkan meliputi, skenario pembelajaran, sarana dan sumber belajar, merencanakan dan menentukan waktu penelitian. Serta bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan. Pada tahap ini peneliti juga merencanakan dan menentukan jenis penelitian yang digunakan.

2.4.2. Tindakan

Tindakan merupakan upaya yang dilakukan untuk perbaikan terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini adalah tindakan upaya meningkatkan hasil belajar siswa materi teks fungsional pendek teks advertised. Upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajatan, model pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran yang telah dipilih dan ditentukan pada tahap perencanaan. Adapun pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 10 dan 13 Januari 2018. Sedangkan siklus II pada tanggal 14 dan 17 Februari 2018.

2.4.3. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan peneliti. Pengamatan dilakukan terhadap hasil dari tindakan dan pengelolaan pembelajaran. Hasil tindakan dalam hal ini adalah hasil akhir setiap siklusnya. Pengamatan juga dilakukan terhadap prilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran pada tahap tindakan.

2.4.4. Refleksi

Pada refleksi peneliti melakukan pengkajian ulang, pertimbangan hasil, dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tahap ini, berbagai hal yang telah ditemukan pada tahap tindakan dan tahap observasi dijadikan bahan refleksi oleh peneliti. Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan tersebut, peneliti melakukan revisi, perbaikan, dan penyempurnaan pada rencana tindakan berikutnya.

(4)

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian

2.5. Instrumen Penelitian

Peneliti ini menggunakan instrumen untuk memperoleh data yang diharapkan. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. 2.5.1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data perihal hasil belajar siswa materi teks fungsional pendek teks advertised. Instrumen tes penelitian ini berbentuk tugas menjawab soal yaitu melengkapi bagian rumpang teks advertised yang telah disediakan.

Dalam hal ini penilaian soal tes dinilai berdasarkan pedoman penilaian untuk tiap aspek dan deskriptor yang telah ditentukan pada indikator dalam kompetensi dasar. Untuk memudahkan proses pengolahan data, perolehan skor siswa sebagai subjek penelitian diinformasikan dalam sebuah pedoman penskoran.

2.5.2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes adalah lembar pengamatan observasi. Lembar pengamatan observasi digunakan pada awal penelitian untuk mengetahui atau memperoleh informasi mengenai situasi belajar, minat belajar dan proses pembelajaran yang selama ini telah berlangsung.

Situasi belajar berkaitan dengan sikap, minat dan pribadi siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Sedangkan proses pembelajaran berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran.

Observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru SMP Negeri 4 Langsa, yaitu guru yang mengajar pada mata pelajaran yang sama.

Kriteria penilaian nontes atau penilaian untuk lembar observasi dan penilaian tes untuk menentukan tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Untuk memudahkan penganalisisan, peneliti menggunakan klasifikasi penilaian berdasarkan pada rentang skor yang telah disusun berdasarkan KKM yang telah di tetapkan oleh satuan pendidikan terhadap pelajaran Bahasa Inggris kelas IX. Yaitu 75 pada kategori cukup (Tabel 2).

2.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.

2.6.1. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berbentuk nontes. Data nontes yaitu berupa hasil observasi yang telah dilakukan baik pada siklus I dan siklus II. Teknik kualitatif untuk menggambarkan perubahan sikap dan prilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II.

2.6.2. Teknik Kuantitaif

Teknik kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data yang berupa tes. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu setelah selesai siklus I dan siklus II. Kuantitatif dilakukan dengan membandingkan hasil siklus I dan siklus II.

Data tes yang telah dikoreksi kemudian dianalisis dengan memberi penilaian. Penilaian dilakukan dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditentukan pada tabel 3.2 di atas. Adapun tahap penilaian adalah dengan menghitung skor yang diperoleh siswa, menghitung skor komulatif, menghitung skor rata-rata, dan menghitung persentase ketuntasan belajar siswa.

Penghitungan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

SP = × 100% Keterangan

SP = Nilai dalam persen

SK = Nilai komolatif

R = Jumlah responden

Penghitungan nilai persentase ketuntasan adalah untuk mengukur ketuntasan belajar minimal (KKM) siswa secara klasikal. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk kelanjutan penelitian pada siklus selanjutnya. Apakah diperlukan atau tidak.

No Kegiatan

Waktu

Des Jan Feb Mar

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan dan perencanaan penelitian

2 Pelaksanaan siklus I 3 Analisis hasil siklus I 4 Pencanaan siklus II 5 Pelaksanaan siklus II 6 Analisis siklus II 7 Penulisan hasil penelitian

(5)

Sari dan Yakob, Peningkatan hasil belajar materi teks fungsional pendek 407

Tabel 2. Klasifikasi Penilaian

No Rentang Skor Penilaian Keterangan

1 93-100 A Sangat Baik 2 82-92 B Baik 3 75-81 C Cukup 4 50-74 D Kurang 5 <49 E Sangat Kurang 2.7. Validasi Data

Validasi data meliputi validasi prestasi belajar dan validasi proses pembelajaran.

2.7.1. Validasi Prestasi Belajar

Validasi prestasi belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), dan content validity (validitas isi).

Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

2.7.2. Validasi Proses Pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa dan kolaborasi dengan guru kelas.

Triangulasi metode Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan observasi untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran materi teks fungsional pendek jenis teks advertised.

2.8. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian ini dengan menggunakan hasil nilai yang diperoleh siswa mencapai tingkat ketuntasan belajar kognitif yaitu minimal 80 dari seluruh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan keberhasilan kelas sekurang-kurangnya mencapai patokan KKM 75 dengan 80% ketuntasan dari jumlah siswa yang mengikuti tes.

Selanjutnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PBL. Hasil yang diharapkan untuk kemampuan ini adalah baik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris pada materi teks fungsional pendek

pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa tahun pelajaran 2017-2018.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I berdasarkan hasil pengamatan observer pada taraf keberhasilan yang sedang atau kurang baik. Hal ini terjadi karena dalam kegiatan pembelajaran guru masih belum mampu menerapkan sistem pembelajaran Problem based learning dengan maksimal. Guru belum terbiasa dengan model yang terpusat pada siswa. Guru masih cenderung terlibat dalam pembelajaran dengan porsi yang lebih besar seperti biasanya dalam sistem pembelajaran konvensional.

Hal tersebut mengakibatkan siswa membatasi diri terlibat secara aktif. Siswa masih memegang persepsi pembelajaran yang baik adalah diam dan jangan ribut. Siswa lebih suka belajar sendiri sehingga sebagian anggota kelompoknya tidak memahami yang mereka lakukan. Sebagian yang lainnya tidak memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan LKS. Hal ini menyebabkan ketika anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja, tidak semua mampu melakukannya hanya anggota tertentu atau yang bekerja saja yang dapat melakukannya. Namun itu juga tidak berlangsung dengan maksimal seperti yang diharapkan dan tidak mencapai indikator yang telah ditentukan.

Dalam pembelajaran kooperatif diskusi dan kerja dalam kelompok adalah proses yang harus dilakukan dengan maksimal agar pembelajaran berlangsung efektif. terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang bisa bekerja sama dengan kelompoknya.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I berdasarkan hasil pengamatan observer pada taraf keberhasilan yang baik. Hal ini berarti pada siklus II sudah terjadi perbaikan. Kemampuan guru dalam menerapkan dan mengelola sistem pembelajaran Problem based learning telah maksimal efektif. Guru sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif yang terpusat pada siswa. Guru cenderung tidak terlibat dalam pembelajaran dengan porsi yang lebih besar lagi seperti dalam sistem pembelajaran konvensional.

Hal ini berarti pada siklus II, siswa sudah aktif dan kreatif dalam belajar. Siswa telah menjalin kerjasama yang baik. Serta siswa sudah lebih percaya diri. Hasil lain yang diperoleh dari observasi adalah siswa tidak kebingungan lagi dengan model tersebut dan mereka juga sangat antusias belajar. Siswa juga

(6)

telah menyamakan persepsi bahwa dalam kelompok memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban secara bersama-sama. Serta persepsi bahwa kesulitan dapat diatasi dengan berdiskusi untuk mencari penyelesaiannya.

Hasil antara siklus I dengan siklus II dapat disimpulkan ada perubahan secara signifikan. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hasil tes siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan hasil tes siklus I.

4. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Hasil Belajar Materi Teks Fungsional Pendek (advertisement) Pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 4 Langsa Melalui Pembelajaran PBL dapat dilakukan. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 34,61% (9 siswa), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 65,38% (17 siswa). Sedangkan pada akhir siklus II siswa yang tuntas sebanyak 88,46% (23 siswa) dan yang belum tuntas sebanyak 11,54% (3 siswa). Dengan rata-rata nilai kelas siklus I adalah 58,46 dan rata-rata kelas siklus II adalah 82,69. Hasil pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru juga mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I pertemuan pertama perolehan nilai kemampuan guru rata-rata keseluruhan sebesar 2,32. Pada pertemuan kedua adalah 2,74. Perolehan skor tersebut belum mencapai kriteria maksimala atau baik. Pada siklus II perolehan tersebut mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama sebesar 4.08 dan pada pertemuan kedua adalah sebesar 4,24. Pada siklus ini pengelolaan pembelajaran telah berlangsung dengan baik.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada kepala sekolah SMP Negeri 4 Langsa yang telah membantu lokasi dan objek penelitian sehinggal penelitian ini dapat berjalan dengan jadwal yang telah ditentukan.

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum (Ibu Zahara,S.Pd) selaku pengatur jadwal kegiatan serta Ibu Eva Aulina yang sangat berperan dalam memberi motivasi serta mendesain kegiatan ini. Akhirnya, Keluarga yang dengan terus-menerus berdoa demi kesuksesan Umi Hajjah Maida, S.Pd dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Muslimin. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Isjoni. 2009. Kooperatif Learning. Jakarta: Gramedia.

Kasnadi. 2008. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Konstektual dan penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang.

Rusman, M. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Ruston. 2006. Kontribusi Strategi Membaca dan Penguasaan Kosakata terhadapKemampuan Memahami Alinea Bahasa Inggris Siswa Kelas II SMP Negeri1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Padang. PPs Universitas Negeri Padang

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dalam

Modul Bidang Study Guru Kelas SD. Jember: Universitas Jember.

Trianto. 2008. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Suprijono, Agus. 2007. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika.

Gambar

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian
Tabel 2. Klasifikasi Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

SIG yang dibangun menampilkan informasi mengenai produksi, produktivitas , dan luas panen dalam bentuk tabel , peta dan grafik yang berguna untuk memudahkan masyarakat

Dari butir pernyataan di atas yang paling dominan adalah penyataan setuju dengan. presentase sebesar 51,14 % ini menunjukan bahwa PT Pan Pacific

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran active learning tipe index card match terhadap hasil belajar siswa

Bagaimanapun penjagaan harus dilakukan untuk dapat menjamin campurannya diantara zat obat-obatan dan unsur-unsur formulasi lainnya dari sirup, juga sirup-sirup

Berdasarkan Gambar 9 seperti terlihat pada Gambar (a), Gambar (b) dan Gambar (c) untuk solusi fluxon dapat dilihat bahwa arah pergerakan fluxon bergerak ke arah kanan dengan

Metode ini bertujuan untuk mengungkap suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya serta hubugan antara fenomena yang diteliti melalui pendeskrifsian,pengembangan

Misal untuk mengetahui beban maksimum, tidak perlu sistem diuji dengan beberapa input yang diberikan menaik sampai kinerja tidak berubah, namun dengan metoda

• Hasil Pembinaan Ketahanan Keluarga melalui Kelompok BKB bulan Oktober 2009 : jumlah keluarga yang jadi anggota, pertemuan/penyuluhan, keluarga hadir dalam pertemuan, mengalami