SURAT TUGAS
2728/D.01/LPPM-UBSI/V/2021
Tentang
Webinar Nasional 5 Juni 2021
Economic and Business Indonesia Fair TEMA :
Implementasi Forensic Accounting dalam Mendeteksi Fraud
Menimbang : 1. Bahwa perlu di adakan pelaksanaan Seminar dalam rangka Seminar.
2. Untuk keperluan tersebut, pada butir 1 (satu) di atas, maka perlu dibentuk Peserta Seminar.
MEMUTUSKAN
Pertama : Menugaskan kepada saudara yang tercantum sebagai Peserta
Yulia SE, MM
Kedua : Mempunyai tugas sbb:
Melaksanakan Tugas yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapata kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Jakarta,27 Mei 2021
LPPM Universitas Bina Sarana Informatika Ketua
Taufik Baidawi, M.Kom
Tembusan
- Rektor Universitas Bina Sarana Informatika - Arsip
LAPORAN WORKSHOP
IMPLEMENTASI FORENSIC ACCOUNTING DALAM
MENDETEKSI FRAUD
(Study Kasus di Indonesia dan Australia)
Disusun Oleh:
Nama: Yulia, S.E., M.M
NIDN : 1114078304
FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
KAMPUS KOTA PONTIANAK
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
TAHUN 2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kegiatan
Menurut Tuanakotta (2010:4) akuntansi forensik ialah “penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan“. Sejalan dengan perkembangan yang pesat dengan dunia teknologi dan telekomunikasi dan teknologi komputer menghasilkan internet yang multiguna. Perkembangan ini membawa kita ke revolusi dalam sejarah pemikiran manusia bila di tinjau dari konstruksi pengetahuan manusia dengan cara berpikir yang tanpa batas dengan percepatan teknologi yang semakin lama semakin canggih, menjadi sebab perubahan yang terus menerus dalam semua interaksi dan aktivitas masyarakat informasi. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip dalam Sawyer et al (2006:339) menyebutkan kecurangan (fraud) adalah “meliputi serangkaian tindakan-tindakan tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu“.
Belakangan ini kasus fraud yang sering terjadi di Indonesia yaitu kejahatan teknologi informasi (cyber crime). Menurut Kwandi (2006:16) Penanganan kasus cyber crime saat ini masih cukup sulit dilakukan karena teknologi di Indonesia masih belum memadai dan kurangnya pengetahuan terhadap teknik digital. Metode dan cara yang digunakan untuk memanipulasi perusahaan sangat banyak jumlahnya, dan kemungkinan untuk mendeteksi seluruh fraud yang ada melalui komputer hanya impian belaka. Istilah investigasi muncul dalam UndangUndang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menjelaskan bahwa “audit Investigasi termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan kinerja “. Audit investigasi adalah serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkapkan kejadian yang sebabnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuagan suatu entitas.
Workshop ini sangat bermanfaat untuk memantapkan kemampuan para dosen, peneliti dan pegiat ekonomi khususnya akuntan dalam mengambil kebijakan penyusunan laporan keuangan. Kegiatan ini ini dilaksanakan secara virtual. Yakni melalui zoom meeting dan youtube.
1.2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Maksud dan tujuan dari kegiatan Workshop “Implementasi Forensic Accounting Dalam Mendeteksi Fraud (Study Kasus di Indonesia dan Australia)” adalah untuk memberikan sarana tambahan ilmu dan pengetahuan ilmiah dan pembuatan laporan keuangan dengan mengetahui implementasi forensic accounting. Kegiatan ini terlaksana sebagai bentuk tanggung jawab dosen terhadap mahasiswa dan lulusannya dalam hal masa depan karir.
9/5/2020
3 BAB II
LAPORAN KEGIATAN 2.1. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Webinar ini dilakukan secara Online. 2.2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan seminar dilaksanakan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 05 juni 2021 Waktu : 09.00-12.00 wib
Penyelenggara : Economic And Business Indoensia Fair (EBIF 2021) Media : Join Zoom Meeting dan youtube
https://www.youtube.com/watch?v=md4-zzPo6ZA Pendaftaran :
https://forms.gle/11utuJnZqpqoHxVN7
Kegiatan webinar ini sebagai Narasumber Bapak Emman Marpaung, S.E., MFCG., CERT. III, Manager of BDO Australia, Ex-EY & KPMG/Investigator/Forensic Accountant dan Master of Financial Crime And Governance, Certificate Private Investogator.
9/5/2020
4 Isi materi webinar menjelaskan :
1. Fraud (Kecurangan)
Fraud (kecurangan) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku fraud. Dalam istilah sehari-hari fraud diberi namayang berlainan,seperti pencurian, penyerobotan, pemerasan, pengisapan, penggelapan, pemalsuan, dan lain- lain. Fraud umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Salah saji terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).
Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70, demikian pula error dan Irregularities masing- masing diterjemahkan sebagai kekeliruan dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No.32. Kecurangan adalah suatu pengertian umum yang mencakup beragam cara yang dapat digunakan oleh kecerdikan manusia, yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain melalui perbuatan yang tidak benar.
Untuk lebih jelasnya, pengertian fraud menurut Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dalam Fraud Examiners Manual 2006 : Fraud is an intentional untruth or dishonest sceheme used to take deliberate and unfair advantage of another person or group of person in inckuded any mean,such cheats another. Dengan terjemahan sebagai berikut Fraud (kecurangan) berkenan dengan adanya keuntungan yang diperoleh seseorang dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Di dalamnya termasuk unsurunsur surprise/tak terduga, tipu daya, licik, dan tidak jujur yang merugikan orang lain.) Kitab Undang-undang Hukum Pidana seperti yang dikutip oleh Tuanakota (2010:194) menyebutkan pasal-pasal yang mencakup pengertian fraud diantaranya: Pasal 362 Pencurian : Mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud dimiliki secara melawan hukum. Pasal 368 pemerasan dan pengancaman : Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekuasaan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat maupun menghapuskan piutang. Pasal 372 penggelapan : Dengan sengaja melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagiannya adalah kepunyaan orang lain tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan. Pasal 387 Perbuatan curang : Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melanggar hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk, menyerahkan sesuatu barang kepadanya atau supaya member utang maupun menghapus piutang.
Cara Mencegah Fraud
Menurut Tuanakotta (2007:159) ada ungkapan yang secara mudah ingin menjelaskan penyebab atau akar permasalahan dari fraud yaitu “fraud by Need, by Greed, and by
9/5/2020
5 Opportunity”. Maksud dari ungkapan tersebut adalah apabila kita ingin mencegah fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin penyebabnya.
Menurut Miqdad (2008:52) seorang auditor intern juga dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah terjadinya fraud antara lain :
1) Membangun struktur pengendalian internal yang baik.
2) Mengefektifkan aktivitas pengendalian, dengan cara : Review kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, pemisahan tugas.
3) Meningkatkan kultur organisasi melalui implementasi prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG).
4) Mengefektifkan fungsi internal audit. Dalam mencegah terjadinya fraud, Hartini (2010) Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik muncul karena pesatnya perkembangan fraud yang terjadi, untuk mengungkapkan fraud tersebut diperlukan ilmu mengenai akuntansi forensik. Istilah akuntansi forensik merupakan terjemahan dari Forensic Accounting. Menurut Meriam Webster’s Collegiate Dictionary dalam Tuanakotta (2010:5) pengertian forensik dapat diartikan “yang berkenaan dengan pengadilan ” atau “ berkenaan dengan penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum”. Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 179 ayat (1) menyatakan : “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan”.
Dalam praktek, kelompok ahli lainnya termasuk para akuntan atau pelaksana audit investigasi yang memberi keterangan ahli demi keadilan. Definisi akuntansi forensik menurut Hopwood et al (2008:3) yaitu : “Forensic accounting is the application of investigative and analytical skills for the purpose of resolving financial issues in a manner that meets standards required by courts of law.” Dengan terjemahan sebagai berikut, akuntansi forensik adalah aplikasi keterampilan investigasi dan analitik yang bertujuan untuk menyelesaikan masalahmasalah keuangan melalui cara-cara yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan dan hukum. Menurut Tuanakotta (2010:4) akuntansi forensik ialah “penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan”.
9/5/2020
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menerapkan akuntansi forensik dan audit investigasi terhadap fraud dalam lingkungan digital audit internal dapat membuktikannya dengan melakukan computer forensics. Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu imaging dimana suatu alat akan dihubungkan ke salah satu communication port (parallel port) dan alat tersebut akan merekam seluruh data yang ada pada electronic storage media (hard disk) dalam komputer secara lengkap, tidak kurang dan tidak lebih. Langkah kedua yaitu processing dimana sesudah mendapatkan bayangan cermin dari data aslinya, image tersebut harus di olah untuk memulihkan file yang terlanjur dihapus atau yang ditulis kembali dengan current file. Langkah ketiga, investigator dapat menunjukkan keahliannya, kreativitasnya dan penerapan gagasan orisinal.
3.2 Saran
Berdasarkan webinar beberapa sebagai berikut:
1) Bagi perusahaan, dalam meminimalisir terjadinya fraud di lingkungan digital dapat dilakukan pengamanan atas arus komunikasi di dalam suatu organisasi. Teknologi pengaman yang dimaksud berupa firewalls, email dan instant messaging. Suatu organisasi dapat meningkatkan pengendalian intern yang kuno menjadi lebih modern untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal berkerah putih. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan sehingga tidak terdorong untuk melakukan tindakan kriminal. Perusahaan dapat menggunakan jasa psikolog untuk menyeleksi penerimaan pegawai.
2) Bagi akuntan forensik, tidak hanya pemahaman hukum dan rules of evidence, keterampilan investigasi kritis dan analitis, dan kemampuan berkomunikasi saja yang dibutuhkan untuk membuktikan terjadinya fraud. Seorang akuntan forensik harus mampu mengoperasikan komputer untuk mendeteksi fraud yang terjadi dalam lingkungan digital tersebut.
9/5/2020
“Implementasi Forensic Accounting
Dalam Mendeteksi Fraud
(Study Kasus di Indonesia dan
Australia)”
5 JUNE 202I
PAGE 2
EMMAN MARPAUNG
Education and Certification
• Bachelor of Accounting - University of Bengkulu, Indonesia • Fulbright Scholarship – University of Mississippi, USA
• Master of Forensic Accounting and Financial Crime – Macquarie University, Australia • Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) – Sydney Chapter
• Cert III – Private Investigator New South Wales, Australia • Founder Forensic Accounting Tech. application (FA Tech).
Work Experience
• PwC Indonesia – Forensic Services
• BDO Australia in Sydney – Forensic Services • BDO Indonesia – Forensic Services
• Integrity Indonesia - Forensic Investigation Services
• Ernst & Young Indonesia – Forensic Investigation & Dispute Services • KPMG Indonesia – Forensic Services
PAGE 3
“Implementasi Forensic
Accounting Dalam
Mendeteksi Fraud (Study
Kasus di Indonesia dan
Australia”
AGENDA
• LIMA (5) PRINCIPLES OF FRAUD AND CORRUPTION • FRAUD AND ECONOMIC CRIME SURVEY – OLEH PwC • FRAUD AND CORRUPTION CASE STUDY - INDONESIA • FRAUD AND CORRUPTION CASE STUDY - AUSTRALIA • PENIPUAN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT
FRAUD), RED-FLAGS, DAN BAGAIMANA CARA
MENDETEKSINYA?
• CARA MEMITIGASI FRAUD DAN STRATEGY INTERNAL
CONTROL PERUSAHAAN UNTUK MENJAGA ASET
LIMA (5)
PRINCIPLES OF
FRAUD AND
CORRUPTION
PAGE 5
Source: ACFE Report to The Nations 2020 Asia Pacific Region
PAGE 6
Fraud and Corruption are ever changing
“Preventing fraud through effective counter
fraud practices reduces loss and reputation
damage. It also requires fewer resources
than an approach focused on detection and
recovery.”
Prevention is the most effective way to address fraud
and corruption
PAGE 8
There is always going to be fraud
PAGE 9
Finding fraud is a good thing
74% 15%
6% 5%
Most Wistle-Blowers are Fired
Terminations Poor Evaluations Suspensions Transfers
“Doing the right thing not always meant that
right things would happen to you.”
FRAUD AND
ECONOMIC CRIME
SURVEY – OLEH
PAGE 11
5,000+
respondents
99
territories
171
Indonesian survey respondents
Size, scale and depth of global survey
>50%
of respondents
represent privately
owned companies
>70%
of Indonesian
respondents have a
US$ 100 million
annual turnover
>66%
of global and
Indonesian
respondents were
C-suite
Source: PwC -GECS 2020 Fraud and Economic Crime
On Average, One In Ten Companies Reported More Than Ten Incidents Of Fraud In
The Last 24 Months
Source: PwC -GECS 2020 Fraud and Economic Crime
Fraud, Corruption Or Other Economic Crime Continues To Show An Increasing
Trend Of Reported Fraud In Most Territories, Including Indonesia
Source: PwC -GECS 2020 Fraud and Economic Crime
Source: PwC -GECS 2020 Fraud and Economic Crime
aaa
FRAUD AND
CORRUPTION CASE –
INDONESIA
INVOICE FINANCING
FRAUD
Nama perusahaan yang tertera sudah direkayasa.
Case “Invoice Financing Fraud”
Project Owner
(PLN)
Altria Capital
Pte Ltd
“Altria”
“PT Bumi Perkasa” (Anak Perusahaan BUMN)Standard
Chartered
Bank, London
BRI Syariah
Bank (“BRI
Syariah”)
Global Trading
Pte Ltd “GP”
1
. Jan 2012 PLN mengadakan tender untuk ProjekEngineering, Construction, & Procurement (ECP) dan dimenangkan oleh “PT Bumi Perkasa”
2
. Oct 2012 “PT Bumi Perkasa” membutuhkan suntikan dana, akan tetapi “BRI Syariah” hanya dapat memberikan fasilitas pembayaran A/P and L/C.3
. March 2013 “PT Bumi Perkasa” ber-kolusi dengan “Altria” untuk melakukan Invoice Financing Fraud.4
. March 2013 - “PT Bumi Perkasa” mengirimkan a Fake PO to “Altria”, kemudian “Altria” mengirimkan Invoice tas PO palsu tersebut. Untuk pembayaran, “PT Bumi Perkasa” menggunakna L/C. PO Nilai pengadaan ini adalah \ USD 1,8 juta5
. March 2013 “BRI Syariah” menerbitkan L/C untuk invoice ynag diterbitkan oleh “Altria”. L/C jatuh tempo dalam 8 bulan.6
. March ‘13 “GP” representasi dari “Altria” (affiliation) men-transfer uang ke PT Bumi Perkasa sebanyak USD 1,7 juta.7
. Nov 2013 – “BRI Syariah” membayarkan L/C yang telah jatuh tempo senilai USD1,8 juta ke “Altria” melalui Standard Chartered Bank yang ada di London.8
. “PT Bumi Perkasa” menerima suntikan dana USD 1,7 juta dari “GP” dan berhutang kepada “BRI Syariah” senilai USD 1,8 juta. Selisihnya USD 100K merupakan fee untuk “Altria” untuk transaksi ini. Uang USD 1,7 juta ini sebagian digunakan tidak pada fungsinya –Entertainment Fee. Awal tahun 2016, direkturnya resigned. Hal serupa ternyata telah terjadi beberapa kali dengan total transaksi USD5.4 juta.
Since the "PT Bumi Perkasa" is a
Subsidiary of State-Owned
Enterprises, the government
lost millions of dollars
Bagaimana cara mendeteksinya?
Analisa jurnal expense dan revenue
Recontruksi jurnal dan identifikasi kejanggalan
FRAUDULENT REVENUE
RECOGNITION CASE –
INDONESIA
Nama perusahaan yang tertera sudah direkayasa.
Case “Fraudulent Revenue Recognition”
Pahami Kontract dengan Principle (Berapa nilai kontrak)
Rekonstruksi ulang jurnal pendapatan berdasarkan GL
Minta Supporting document Contract Interim Payment yang ditandatangani oleh Perusahaan,
Project Owner, dan Evaluator 1. The client recognise revenue based on cost base instead of percentage of completion (not in line with PSAK).
2. Inflate revenue without supporting document
40% 60%
PT ABC (Client)
Legend
Di approve oleh product owner
Belum di approve, hanya invoice Fake revenue
MULTIPLE
VENDOR PAYMENT
FRAUD
CASE
-AUSTRALIA
Nama perusahaan yang tertera sudah direkayasa.
Main Account
Acc 2.
Occam Refinery Pty Ltd
Acc 1. Acc 3. Acc 4. Acc 5. Acc. 6 Acc. 7
Credit Card Account
Sport Bet Account (Gambling)
Case “Multiple Vendor Payment Fraud”
Our forensic accounting investigation identified:
•
Total of over AUD 4.2 million was defrauded through
multiple vendor payment fraud. There were more than 1
time payments made for one invoice.
•
Over AUD420K GST (VAT) fraud. Claimed GST to the
Australian Tax Office for GST that were never paid.
FRAUDULENT
REVENUES &
EXPENSES DURING
M&A
CASE - AUSTRALIA
Nama perusahaan yang tertera sudah direkayasa.
Clear Dental Pty Ltd Archer Capital Ltd
Top 7 Accounting Firm conducted Financial Due Diligence on Clear Dental
Transaction: Archer Capital purchased Clear Dental for
AUD 1.7 million
Our forensic accounting investigation identified:
•
duplicating fee circa AUD450K
•
miscoded circa AUD350K,
•
Written Up procedures circa $570K
•
238 instances of very rare code totalling circa AUD240K.
•
80.5% decrease in monthly fees post-purchase and
•
From list of customers, there are a huge amount of income
coming from customer whom addresses are located in
different state
The Best Furniture Pty Ltd Mayer Ltd
Our forensic accounting investigation identified:
•
Over 300K revenue was inflated by not reporting the sales
return and sales discount.
•
Inflated Asset by not recorded expenses by over AUD500K.
•
The Best Furniture Pty Ltd paid GST of over for vendors that
are not registered for GST 250K or inactive ABN vendor.
Merger & Acquisition
Transaction: The Best Furniture was acquired
CONTOH DARI PENIPUAN
LAPORAN KEUANGAN
(FINANCIAL STATEMENT
FRAUD), RED-FLAGS,
DAN BAGAIMANA CARA
PAGE 26 Fabricated Revenue
Cara mendeteksi:
➢ Hitung Gross Margin Rasio setiap bulan atau setiap kuarter. ➢ Analisa expense yang berhubungan erat dengan sales. ➢ Lihat supporting dokumen nya.
➢ Lakukan pengecekan pada aktivas penjualan dan adjustment. ➢ Lakukan pengujian pada laporan aging piutang.
➢ Analisa shipping cost.
➢ Untuk auditor konfirmasi langsung ke customer untuk total balance.
Improper Recording of Sales Returns, and Allowances, and Discounts
Cara mendeteksi:
➢ Lakukan analisa perbandingan sales return dan allowance. ➢ Pegecekan ke invoice dan jurnal penjualan.
➢ Cek jika ada biaya off-site storage yang mungkin digunakan untuk menyembunyikan barang yg di return.
➢ Konfirmasi piutang dengan kostumer.
Improper Capitalisation
Cara mendeteksi:
➢ Vouching expenditure. ➢ Men-trace transaksi.
PAGE 27 Omitted Expenses and Liabilities.
Cara mendeteksi:
➢ Cek minutes of meeting BOD meeting. ➢ Hitung Current Rasio.
➢ Lakukan konfirmasi liabilities ke vendor.
Fictitious Inventory.
Cara mendeteksi:
➢ Hitung inventory turnover rasio (COGS/average inventory).
➢ Lakukan test perbandingan antara data yang dicatat di system dan stocktake sheet.
➢ Lakukan site visit ke warehouse untuk observasi secara langsung.
Fictitious Assets.
Cara mendeteksi:
➢ Pilih beberapa fixed asset dari GL dan lakukan vouching ke supporting document.
➢ Lakukan pengujian atas kepemilikan asset.
➢ Lakukan pengujian untuk intangible assets dan check appraisal value pada appraisal report dengan nilai yg dicatat.
INTERNAL
CONTROL THAT
MANAGEMENT
SHOULD
CONSIDER
PAGE 29
1
6
2
7
3
8
4
5
9
10
Ensure Duties Are Segregated
Develop Adequate Physical Control of
Assets
Identify Risks in Your
Office Correct Errors Promptly
Develop Written Policies and Procedures Perform a Self-Evaluation of Your Internal Control Provide Adequate Training to Staff Maintain Adequate Supporting Documentation Review and Approve
Processes/Transactions Perform Reconciliations
Regularly
INTERNAL CONTROL
PAGE 30
Questions &
Answers
PAGE 32