• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah ada hukum. Manusia secara kodrati diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa manusia lain, maka dari itulah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia saling berinteraksi dengan manusia lain. Kehidupan bersama ini menyebabkan adanya suatu interaksi, kontak atau hubungan satu sama lain. Kontak dapat berarti hubungan yang menyenangkan atau menimbulkan pertentangan atau konflik.1 Dengan bekerjasama dengan manusia lain tentunya akan lebih mudah mencapai keinginan atau kepentingannya tersebut.

Manusia dalam kegiatan berinteraksi tentunya selalu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatan bergerak dan berpindah tempat ini pun menjadi bagian yang tak lepas dari keseharian manusia sehingga manusia menggunakan alat transportasi sebagai sarana untuk memudahkan untuk mencapai tujuan dari kegiatannya itu. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, alat transportasi semakin berkembang dan memberi kemudahan bagi manusia. Jarak dan waktu tidak lagi dianggap sebagai suatu halangan bagi

1 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm. 3.

▸ Baca selengkapnya: berikut ini yang merupakan perilaku kehidupan manusia pada masa krtayuga adalah

(2)

manusia untuk pergi atau ke suatu tempat sehingga alat transportasi pun mendapat tempat tersendiri dalam dinamika kehidupan manusia. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang cepat sangat berperan penting sebagai penghubung wilayah untuk menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

Ojek merupakan salah satu sarana transportasi jarak pendek yang kini eksistensinya masih digemari masyarakat ditengah munculnya alat transportasi modern seperti taxi, bus, angkot, kereta api listrik commuter line. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ojek dalam pengertiannya adalah sepeda atau motor yang diojekkan (ditambangkan) dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya untuk memperoleh (tambahan) nafkah.2 Seiring perkembangan waktu dewasa ini posisi ojek tidak dapat dipandang sebelah mata sebagai salah satu mata pencaharian. Hal ini ditandai dengan kemunculan Go-Jek yaitu suatu perusahaan penyedia jasa layanan yang menghimpun para pengendara motor, yang memiliki kendaraan bermotor sendiri untuk diusahakan sebagai ojek kepada masyarakat dengan berbasis online.

Dalam perkembangannya pertumbuhan bisnis ojek berbasis online ini diikuti dengan makin meningkatnya animo masyarakat. Hal ini ditandai dengan

2 Departemen Pendidikan Nasional, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 795.

(3)

jumlah pengunduh aplikasi Go-Jek ini sudah mencapai 5 (lima) juta orang pengunduh.3 Ramai pemberitaan yang mengangkat cerita pengojek online dari sisi ekonomi membuat masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi pengojek. Go-Jek kini telah menjadi sebuah fenomena luar biasa, terutama bagi masyarakat yang berada di kota-kota besar yang karena merasakan langsung dampak dari keberadaan Go-Jek tersebut karena dianggap sebagai solusi dari kemacetan dan buruknya transportasi umum yang tersedia karena Go- Jek dinilai lebih cepat, lebih terjangkau harganya, dan berbasis online sehingga lebih efisien dan mudah dalam pemesanannya.

Go-Jek merupakan inovasi dari ojek motor konvensional yang berbasis aplikasi online yang dikelola oleh PT. Go-Jek Indonesia yang kini kehadirannya telah menyebar ke kota – kota yang sifatnya strategis seperti kota Yogyakarta.

Kehadiran Go-Jek di Yogyakarta tentunya menjadi angin segar bagi para masyarakat khususnya para pencari kerja. Di Yogyakarta pada bulan Desember 2015 masih tercatat terdapat 10.874 orang pengangguran.4 Yogyakarta yang sejak dahulu terkenal sebagai kota pelajar kini juga mengalami perkembangan sebagai provinsi yang memiliki kegiatan perekonomian yang terus berkembang dan arus perpindahan orang dan barang yang cepat dan terus meningkat, hal ini ditambah dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup besar. Maka tak heran

3 Google, Go-Jek, Playstore.com/apps/Go-Jek diakses pada tanggal 22 April 2016, pukul 00.41 wib.

4 http://www.antaranews.com/berita/533006/jumlah-pengangguran-di-yogyakarta-turun, diakses tanggal 16 Maret 2016.

(4)

jika sarana transportasi modern seperti Go-Jek ini sejak kemunculan pertamanya di Yogyakarta kini sudah berkembang dengan pesat.

Terdapat fenomena yang menarik yang terjadi di masyarakat, dalam masyarakat umum menganggap bahwa para penemudi Go-Jek merupakan karyawan dari perusahaan penyedia layanan aplikasi tersebut sehingga antara keduanya terdapat suatu hubungan kerja. Alasannya beragam mulai dari adanya kewajiban pengemudi Go-Jek menjaminkan surat berharga seperti ijazah atau surat-surat berharga lain saat awal mendaftar hingga masalah upah dan asuransi yang diberikan kepada para pengojek. Dalam prakteknya ternyata sistem rekrutmen mitra Go-Jek atau lazim disebut sebagai driver Go-Jek ini menggunakan sistem kemitraan. Dalam kerjasama kemitraan ini mendasarkan pada sebuah perjanjian yang dibuat dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Perjanjian tersebut dibuat dengan kedudukan seimbang antar para pihak.

Mengingat hal tersebut, tidak mungkin perlindungan hukum didapat oleh kedua belah pihak berdasarkan hubungan kerja dan perjanjian kerja menurut Undang- Undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.

Dalam perspektif hukum perdata terdapat perbedaan antara perjanjian kerja dan perjanjian kemitraan namun demikian perlu untuk dilihat lebih lanjut praktik yang dilakukan karena perjanjian kemitraan yang dilakukan oleh PT. Go- Jek dengan pengemudi Go-Jek terdapat adanya kemiripan dengan perjanjian kerja. Perjanjian kerja dikatakan sebagai perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan

(5)

kewajiban para pihak. Dalam hal ini perlu dilihat memang tidak semua unsur dalam perjanjian kemitraan sama dengan pernjanjian kerja. Beberapa hal dapat disamakan seperti dibuat oleh para pihak, kewajiban dan hak para pihak dan syarat-syarat kerja, walaupun untuk unsur pengupahan perlu dipastikan lebih lanjut. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Selain daripada masalah di atas, praktik kemitraan yang dilaksanakan dengan hubungan yang cenderung subordinatif seperti pada perjanjian kerja walaupun secara yuridis harusnya koordinatif. Sebelum melakukan perjanjian kemitraan telah ditetapkan persyaratan secara sepihak oleh PT Go-Jek atau dibuat dalam bentuk perjanjian standar yang klausul-klausulnya telah dibakukan dalam perjanjian . Hal ini menjadi salah satu masalah yang perlu ditelaah dimulai dengan definisi hubungan hukum/perikatan yang terjadi antara PT Go-Jek dan pengemudi Go-Jek untuk lebih lanjut memastikan payung hukum yang dapat memberikan perlindungan optimal bagi kedua belah pihak terutama pengemudi Go-Jek.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian mengenai hubungan hukum yang penulis tuangkan dalam

(6)

bentuk penulisan hukum dengan judul : TINJAUAN YURIDIS HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGEMUDI GO-JEK DENGAN PT GO-JEK INDONESIA DI YOGYAKARTA

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diangkat untuk dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan hukum yang timbul atas perjanjian kemitraan antara

PT. Go-Jek dengan Pengemudi Go-Jek Yogyakarta ?

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pengemudi Go-Jek dalam perjanjian kemitraan dengan PT Go-Jek Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

Sesuai dengan rumusan masalah, penilitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui bentuk hubungan hukum yang timbul antara pengemudi Go- Jek dengan PT Go-Jek Indonesia di Yogyakarta.

b. Mengetahui perlindungan hukum bagi pengemudi Go-Jek dalam perjanjian kemitraan PT Gojek Indonesia di Yogyakarta.

2. Tujuan Subjektif

a. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang akurat yang diperlukan dalam penulisan hukum guna melengkapi persyaratan

(7)

akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihak-pihak terkait pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul: “Tinjauan Yuridis Hubungan Hukum antara Pengemudi Go-Jek dengan PT. Go-Jek Indonesia di Yogyakarta” sepanjang penelusuran dan pengetahuan Penulis, belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Dari penelusuran tersebut terdapat penelitian-penelitian dan karya ilmiah yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan hukum ini. Adapun penelitian termaksud antara lain sebagai berikut :

1. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Rental Rezta Transport dengan Mitra Usaha di Kabupaten Sleman, pada tahun 2013 oleh Devi Setya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai pelaksanaan perjanjian kerjasama antara mitra usaha dengan rental Rezta Transport serta perlindungan hukum bagi pihak mitra dan upaya penyelesaian dalam permasalahan pembatalan sepihak yang dilakukan oleh Rezta Transport. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa perjanjian Rezta Transport telah melakukan tindakan wanprestasi yaitu tidak dilaksanakannya kerjasama sesuai dengan jangka waktu

(8)

perjanjian. Tidak adanya perlindungan hukum bagi pihak mitra dalam permasalahan pembatalan secara sepihak yang dilakukan oleh Rezta Transport walaupun jangka waktu perjanjian belum selesai. Penyelesaian permasalahan tersebut dengan cara musyawarah.5

2. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan “ Yogya Chicken” Yogyakarta, pada tahun 2014 oleh Citra L.

Simanjuntak, pada tahun 2014 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai dapatkah perjanjian kemitraan “Yogya Chicken” Yogyakarta dikualifikasikan sebagai perjanjian waralaba serta kedudukan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kemitraan “Yogya Chicken” Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa perjanjian waralaba serta kedudukan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kemitraan “Yogya Chicken” Yogyakarta belum seimbang.6

3. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan antara Ethnic Coffee dengan Toko Alat Tulis The Point Sebagai Penyedia Lahan, oleh Karinna Ellesse pada tahun 2016 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian tersebut mengambil

5 Devi Setya, 2013, Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Rental Rezta Transport dengan Mitra Usaha di Kabupaten Sleman, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

6 Citra L. Simanjuntak, 2014, Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan “ Yogya Chicken” Yogyakarta, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

(9)

permasalahan mengenai pelaksanaan perjanjian kemitraan dalam hal objek perjanjian berupa usaha cafe antara Ethnic Coffee dengan Toko Alat Tulis The Point Sebagai Penyedia Lahan dan upaya penyelesaian permasalahan akibat tidak dilaksanakannya kewajiban tambahan yang dilakukan secara lisan oleh The Point kepada pihak Ethnic Coffee. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak adalah sah dan tidak dipenuhinya perjanjian secara lisan oleh pihak penyedia lahan. Penyelesaian dari permasalahan tersebut dilakukan dengan cara musyawarah.7

Dari 3 (tiga) penulisan hukum diatas, dapat diketahui perbedaan dengan penelitian yang Penulis lakukan, antara lain :

1. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Rental Rezta Transport dengan Mitra Usaha di Kabupaten Sleman, mefokuskan penelitiannya pada penyelesaian tindakan wanprestasi atas perjanjian kerjasama yang dibuat oleh para pihak.

2. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan “ Yogya Chicken” Yogyakarta, memfokuskan penelitiannya pada kedudukan perjanjian waralaba serta hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kemitraan.

7 Karinna Ellesse, 2016, Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan antara Ethnic Coffee dengan Toko Alat Tulis The Point Sebagai Penyedia Lahan, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

(10)

3. Penulisan Hukum dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan antara Ethnic Coffee dengan Toko Alat Tulis The Point Sebagai Penyedia Lahan, memfokuskan penelitiannya pada pelaksanaan perjanjian kemitraan dalam hal objek perjanjian dan penyelesaian permasalahan yang timbul dalam perjanjian kemitraan tersebut.

Penelitian yang berjudul “Tinjauan Yuridis Hubungan Hukum antara Pengemudi Go-Jek dengan PT Go-Jek di Yogyakarta. Dengan demikian berbeda dengan penelitian sebelumnya sehingga dapat dikatakan memenuhi kaedah keaslian penelitian.

E. Kegunaan Penelitian

Penulis berkeyakinan bahwa melalui penelitian ini memiliki kegunaan yang dapat diperoleh, yakni sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dan menambah khasanah ilmu hukum dibidang hukum perdata terutama terkait hukum perburuhan/ketenagakerjaan.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal menambah pengetahuan Penulis mengenai bentuk hubungan hukum yang timbul antara Pengemudi Go-Jek dengan PT Gojek Indonesia.

(11)

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi calon pengemudi Go-Jek terkait akibat hukum yang timbul dari adanya hubungan hukum dengan PT Go-Jek Indonesia.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi ini bertujuan mengetahui jika sistem ini dapat digunakan dengan baik sebagai sumber STS, kerena profil tegangan pada kedua sumber yaitu 13,8 kV.Baik sumber-A maupun

Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota

Information Strategy System bertujuan untuk mengkonstruksi arsitektur informasi dan strategi yang mendukung tujuan dan kebutuhan organisasi secara menyeluruh, menyangkut

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penambahan abu kulit kakao pada pembuatan batu bata akan meningkatkan kualitas batu bata dibandingkan dengan batu bata

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

termasuk dana dana dana rapat dana rapat rapat rapat atau atau atau atau survey survey yang survey survey yang yang yang dilakukan dilakukan dilakukan panitia dilakukan panitia

 Contoh kalimat tanya tersamar dalam kehidupan sehari- hari  Santun dalam bertanya sesuai dengan situasi komunikasi  Santun dan lugas dalam bertanya sesuai dengan situasi

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: kecernaan bahan kering dan bahan organik relatif sama antara rumput kumpai segar dengan rumput