• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM

Sunardi

ABSTRAK

PENGELOLAAN LlMBAH RAOIOAKTIF DAN B3 01 IRM. Telah dilakukan pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Limbah radioaktif termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dari kegiatan penelitian di bidang nuklir yang dilakukan di IRM , memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi sehingga harus dikelola dengan baik. Jenis limbah radioaktif yang dihasilkan dari kegiatan penelitian adalah padat dan cair sedangkan, limbah B3 yang dihasilkan berasal dari sisa bahan kimia yang tidak terpakai dan bahan kimia kadaluwarsa. Tujuan pengelolaan limbah radioaktif dan B3 adalah dapat terkelolanya limbah tersebut dengan baik dan aman. Kedua jenis limbah tersebut memiliki penanganan yang berbeda. Pengelolaan limbah radioaktif bentuk padat dilakukan melalui empat tahap pengumpulan, pengelompokan, pengepakan dan pengangkutan. Limbah radioaktif cair beraktifitas rendah yang dihasilkan dari kegiatan analisis ditampung ke dalam 3 buah tangki berkapasitas 10 ribu liter. Limbah B3 dilasanakan melalui pendataan, pegumpulan dan penyimpanan. Pada pegelolaan limbah radioaktif padat tahun 2009 diperoleh hasil hasil paparan radiasi rata-rata tertinggi adalah limbah yang berasal dari kegiatan analaisis di R 136 sebesar 164 nSv/jam. Pada tahun 2009 tidak dilakukan pengiriman limbah padat ke PTLR. Selama tahun telah mengirim limbah radioaktif cair beraktifitas rendah sebanyak 25.000 liter dengan pH 7,28 dan tidak terdeteksi adanya logam berat dan uranium Oari pengelolaan limbah radioaktif dan B3 diharapkan dapat mencegah terjadinya penyebaran radiasi dan kontaminasi, baik dilingkungan kerja maupun masyarakat.

PENDAHULUAN

Instalasi Radiometalurgi (IRM) merupakan salah satu Instalasi di Kawasan Puspiptek yang melakukan kegiatan penelitian dan pengujian pasca iradiasi atas elemen bakar bekas pakai di reaktor riset dan material teriradiasi. Penggunaan bahan-bahan teriradiasi tersebut menimbulkan limbah radioaktif pemancar radiasi a, P dan y serta bahan-bahan berbahaya, sehingga perlu dilakukan pengelolaan dengan baik. Limbah radioaktif merupakan limbah yang mengandung sejumlah radio nuklida yang sang at berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan , sehingga harus dikelola dengan baik.

Limbah radioaktif yang dihasilkan dari kegiatan penelitian berbentuk limbah padat dan cair.

Limbah bentuk padat berasal dari kegiatan analisis laboratorium. Limbah bentuk cair digolongkan menjadi 2 golongan[1] : limbah radioaktif cair beraktifitas rendah « 10-3 /-lCi/ml ) yang berasal dari pemakaian radioisotop dan limbah radioaktif beraktifitas tinggi ( > 10-3 /-lCi/ml ) yang biasanya diproses di instalasi proses olah ulang.

Pengelolaan limbah radioaktif padat hasil kegiatan penelitian di IRM meliputi : pengumpulan, pengelompokan, penyimpanan sementara, pengepakan dan pengangkutan ke PTLR.

Pengelolaan limbah radioaktif cair beraktifitas rendah dilakukan dengan menampung limbah ke dalam 3 buah tangki berkapasitas masing-masing 10 m3[2] yang berada di ruangan basemant.

Sedangkan limbah cair beraktifitas tinggi disimpan sebagai inventori bahan nuklir. Limbah dari bahan-bahan kimia berbahaya (B3) dihasilkan dari analisis kimia.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan ilmbah dari bahan-bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan analisis.Berdaarkan sumbernya, limbah B3 dapat digolongkan sebagai berikut[3] :

(2)

a. Limbah dari sumber spesifik, berasal dari industri :sisa bahan baku, buangan laboratorium, katalis, sludge dan sebagainya.

b. Limbah dari sumber tidak spesifik, meliputi : pelarut terhalogenasi (karbon tetraklorida, tetrakloroetilen, metilen klorida dll), pelarut tidak terhalogenasi (dimetilbenzena, metanol, toluen, etil asetat dll), asam basa, Lead scrap, fiber asbes, dan lain-lain.

c. Limbah bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan (botol bekas)

Limbah tersebut memiilki potensi bahaya sangat tinggi karena bersifat : mudah meledak, mudah terbakar, beracun, menyebabkan infeksi, korosif sehingga harus dikelola dengan baik[4]

Dalam tulisan ini dibahas mengenai pengelolaan limbah radioaktif bentuk padat dan cair beraktifitas rendah serta limbah B3. Tujuan pengelolaan limbah radioaktif dan B3 adalah dapat terkelolanya limbah yang berada di IRM dengan baik dan aman. Dari pengelolaan limbah radioaktif dan B3 diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya radiasi dan kontaminasi baik di lingkungan kerja maupun masyarakat.

TAT A KERJA Bahan dan Alat - Kantong plastik

- Perlengakapan keselamatan - Survei meter

- Alat tulis

Cara Kerja

Limbah hasil kegiatan analisis di IRM berupa limbah padat

I

cair radioaktif dan B3. Masing- masing limbah tersebut memiliki pengelolaan yang berbeda. Pengelolaan limbah padat radioaktif meliputi : pengumpulan, pengelompokan, penyimpanan, pengepakan, penimbangan, pengukuran aktifitas dan pengiriman. Pengelolaan limbah radioaktif cair meliputi : penampungan, pemantauan volume, pengukuran aktifitas dan pengiriman. Sedang penanganan limbah B3 meliputi : pendataan, pengumpulan, penyimpanan dan pengiriman. Diagram pengelolaan limbah radioaktif dan B3 ditunjukkan pad a Gambar 1 sebagai berikut :

(3)

Kegiatan penelitian

Pendataan

Gambar 1. Diagram pengelolaan limbah radioaktif dan B3 di IRM

HASIL DAN PEM BAHASAN

1. Pengelolaan limbah radioaktif bentuk padat

Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat yang berada di IRM dapat ditempuh melalui tahapan-tahapan proses : pengumpulan, pengelompokan, pengepakan dan pengangkutan ke instalasi limbah radioaktif. Hasil kegiatan pengelolaan limbah radioaktif pad at beraktivitas rendah yang berada di instalasi radiometalurgi selama tahun 2009 diuraikan sebagai berikut :

a. Pengumpulan

Penyebaran zat radioaktif dari radioaktif limbah dapat membahayakan pekerja radiasi maupun lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyebaran tersebut diperlukan wadah yang memadai berupa kantong plastik besar (sebagai penampung limbah radioaktif padat) yang dapat menahan limbah dari kebocoran. Untuk memudahkan identifikasi limbah radioaktif, digunakan kantong plastik berwarna kuning yang diletakkan di dalam kotak limbah dari bahan logam berwarna kuning. Kantong-kantong plastik tersebut diletakkan di beberapa lokasi yang memiliki potensi limbah radioaktif. Pengumpulan limbah dilakukan secara rutin setiap 2 minggu sekali. Hasil pengumpulan limbah radioaktif selama tahun 2009 diperlihatkan pada Tabel1.

(4)

Tabel1. Data pengumpulan limbah radioaktif padat dari setiap ruangan tahun 2009 No Asal LimbahParan Radiasi rata-rata,

nSv/jam 1

R 124 115

2

R 132 125

3

R 133 154

4

R 134 102

5

R 135 138

6

R 136 164

7

R 140 104

8

R 142 105

9

R 171 132

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa paparan radiasi limbah radioaktif padat tertinggi terdapat pada limbah yang berasal dari R 136 yaitu sebesar 164 nSv/jam. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2009 di ruang tersebut memiliki kegiatan analisis lebih banyak, sehingga memiliki potensi paparan radioaktif yang lebih besar dibandingkan ruang lain.

b. Pengelompokan

Limbah padat yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan menurut jenisnya yaitu limbah padat yang mudah terbakar (berupa : kertas bekas penyapu dalam analisis kimia, proses kimia dan lain-lain) dan limbah pad at yang tidak mudah terbakar (berupa : botol bekas zat kimia, peralatan gelas untuk analisis yang tidak terpakai dan lain-lain). Wadah untuk limbah yang mudah terbakar dipisahkan dengan limbah yang tidak mudah terbakar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penanganan selanjutnya di instalasi pengolahan limbah radioaktif. Dari hasil pengelompokan limbah padat di IRM tahun 2009 diperoleh hasil limbah pad at mudah terbakar sebanyak 2 drum (kapasitas masing-masing drum 100 liter).

c.Pengepakan

Pengelompokan dan pengepakan limbah padat dilakukan di ruang limbah yang terletak di lantai basement. Limbah yang mudah maupun tidak mudah terbakar dimasukkan ke dalam sebuah drum limbah secara terpisah. Limbah yang telah dimasukkan ke dalam drum dipantau paparan radiasinya sebelum penyegelan drum. Pengepakan limbah pad at dilakukan setiap 6 bulan sekali masing-masing 2 buah drum. Hasil pengepakan limbah padat selama tahun 2009 dilakukan sebanyak 1 kali diperlihatkan pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Data pengepakan limbah padat pada tahun 2009 No

Berat Limbah, Kg

Paparan Radiasi rata-rata, nSv/jam Drum I

Drum II Drum I Drum II

1

17,5100,3105,421,6

Pemantauan paparan radiasi terhadap limbah setelah dimasukkan ke dalam drum bertujuan agar limbah yang akan dikeluarkan dari IRM dianggap aman. Dari Tabel 2 ditunjukkan bahwa paparan radiasi limbah paling tinggi setelah pengepakan sebesar 105,4 nSv/jam.

(5)

d. Pengangkutan

Pengangkutan dilakukan untuk memindahkan limbah dari IRM ke Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif. Persia pan-persia pan yang harus ditempuh sebelum limbah diangkut keluar yaitu :

• Persediaan wadah untuk menampung limbah yang akan dipindahkan. Wadah tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan antara lain kuat dan dapat menahan limbah dari kebocoran .

• Lokasi yang telah ditentukan untuk pembuangan/penyimpanan limbah. Sebelum dilakukan pembuangan/penyimpanan limbah padat, lokasi yang berada di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif harus benar-benar dalam kondisi aman, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

Pada tahun 2009 tidak ada pengiriman limbah padat dikarenakan jumlah yang belum maksimal.

2. Pengelolaan limbah radioaktif bentuk cair beraktifitas rendah

Limbah cair beraktifitas rendah hasil dari kegiatan analisis ditampung ke dalam 3 buah tangki berkapasitas masing-masing 10m3 (PV-2751, PV-2752 dan PV-2753) yang terletak di ruang basement gedung IRM. Secara rutinitas volume ketiga tangki senantiasa selalu dikontrol sehingga diketahui perubahan volumenya. Ketika volume telah mencapai sekitar 80-90 %, limbah dicuplik dan dianalisis meliputi : pH, kandungan logam berat, kandungan U dan radionuklida Cs-137. Hasil dari pemantauan volume limbah dan hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4 sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Pengamatan Volume Limbah radioaktif cair beraktifitas rendah IRM tahun 2009 Volume limbah, liter

Bin PV-2751

PV-2752 PV-2753 1

1.34 1.041.95 2

3.99 2.472.21 3

4.27 3.122.60 4

4.39 3.903.25 5

4.39 5.463.77 6

4.67 5.463.90 7

4.67 5.595.85 8

4.67 5.727.28 9

4.67 5.727.41 10

6.79 7.547.80 11

7.99 7.807.80 12

7.99 8.458.45

Tabel 4. Hasil analisis limbah radioaktif cair beraktifitas rendah IRMtahun 2009 Hasil analisis rata-rata

No.

Jenis Anal;sis

Tangki PV-2751, PV-2752, PV-2753 1

pH 7,28

2

Logam berat dan U Tidak terdeteksi

3

Isotop Cs-137 (Bq/I) Tidak terdeteksi

(6)

Data hasil analisis seperti pad a Tabel 4 digunakan sebagai bahan rekomendasi sehingga diperoleh ijin pengiriman limbah radioaktif cair beraktifitas rendah oleh PTLR. Selanjutnya /imbah radioaktif cair beraktifitas rendah seperti pada Tabel 3 sebanyak 25.000 liter dikirim ke PTLR.

Limbah radioaktif cair beraktifitas tinggi yang dihasilkan dari kegiatan analisis disimpan bersama-sama dengan uranium sebagai inventori bahan nukilr.

3. Pengelolaan limbah B3

83 yang berada di IRM biasanya digunakan untuk kegiatan analisis kimia. Limbah 83 yang dihasilkan berasal dari sisa bahan kimia yang tidak terpakai dan bahan kimia kadaluwarsa. Oari hasil pengumpulan limbah 83 kadaluwarsa pad a tahun 2009 diperoleh hasil seperti pad a Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Hasil pengumpulan limbah 83 kadaluwarsa pad a tahun 2009 No. Jenis Bahan KimiaKeteranganJumlah

1

H3P04 1 botol2,5 liter 2

NH40H 5 botol500 ml 3

Asam Hidrofluorik3 botol 500 ml 4

Ferik Nitrat 4 botol100 gram 5

Sodium 8isulfat 4 botol500 gram 6

Sodium Sulfit 3 botol500 gram 7

Kalsium Nitrat 1 botol500 gram

Pengelolaan limbah 83 yang berada di IRM hingga sa at ini baru sampai tahap pendataan, pengumpulan dan penyimpanan sebelum dilakukan pengiriman ke PTLR.

KESIMPULAN

Oari kegiatan pengelolaan limbah radioaktif dan 83 yang berada di Instalasi Radiometalurgi selama tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa :

1. Paparan radiasi rata-rata limbah padat tertinggi selama kegiatan penelitian yang dilakukan di Instalasi Radiometalurgi adalah berasal dari R 136 sebesar 164 nSv/jam.

2. Selama tahun 2009 belum dilakukan pengiriman limbah padat dari Instalasi Radiometalurgi ke PTLR.

3. Selama tahun 2009 telah mengirim limbah radioaktif cair beraktifitas rendah sebanyak 25.000 liter dengan pH 7,28 dan tidak terdeteksi adanya logam berat dan uranium.

4. Limbah radioaktif cair beraktifitas tinggi yang dihasilkan dari kegiatan analisis disimpan bersama- sama dengan uranium sebagai inventori bahan nukilr sebesar 4,346 gram[5J•

5. Pengelolaan limbah 83 yang berada di Instalasi Radiometalurgi hingga saat ini baru dalam tahap pendataan, pengumpulan dan penyimpanan.

DAFT AR PUST AKA

[1] ANONIM,"Prosedur Pengelolaan Limbah Radioaktif IRM,"No. Ook. KK/43/D11/002, Rev. 0, Hal. 5, 2007.

[2] SUNAROI," Pengelolaan Limbah Radioaktif 8entuk Cair 8eraktifitas Rendah di Instalasi Radiometalurgi Pad a Tahun 2006", Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2008, PTBN-BATAN, 2008.

(7)

[3] KEPUTUSAN BAPEOAL Ook. No. KEP.-02/BAPEOAL/09/1995,"Ookumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun",Jakarta, 1995.

[4] KEPUTUSAN BAPEOAL Ook. No. KEP.-03/BAPEOAL/09/1995,"Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun",Jakarta, 1995.

[5] ANONIM,"Laporan PIT/PIV Tahun 2009 MBA RI-F IRM-PTBN", PTBN-BATAN, 2009.

Gambar

Gambar 1. Diagram pengelolaan limbah radioaktif dan B3 di IRM
Tabel 2. Data pengepakan limbah padat pada tahun 2009 No
Tabel 3. Hasil Pengamatan Volume Limbah radioaktif cair beraktifitas rendah IRM tahun 2009 Volume limbah, liter
Tabel 5. Hasil pengumpulan limbah 83 kadaluwarsa pad a tahun 2009 No. Jenis Bahan Kimia Keterangan Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini penerimaan terhadap diri sendiri menjadi hal yang sangat mendasar pada tahap mempersiapkan diri untuk melakukan coming out karena penerimaan diri merupakan

bahwa guna memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kudus sebagaimana diamanatkan

a. Masih tingginya minat dan kepercayaan orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke pesantren. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dunia pesantren masih tinggi. Hal

Menurut ASTM D6433 (2007) dalam perhitungan nilai kondisi jalan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku

Alat pengatur suhu otomatis untuk budidaya jamur tiram pada miniatur kumbung dapat menurunkan kelembapan dalam waktu ±8,5 menit dari saat awal alat

Mengacu pada data yang telah diperoleh, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada korelasi hubungan antara kecerdasan emosi

Menurut Sugiyono (2013: 35) rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya

Semakin tinggi tingkat kendali yang dimiliki Karu PT.’X’ maka akan semakin besar kemungkinan merasa dirinya memiliki kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa