Pemodelan Temperatur Pahat Potong HSS dan Pencekam Pahat pada Proses Bubut dengan Metode Tool Termokopel Tipe K
dengan Material St41
Nama : Yohanes Setiawan Mutiara NRP : 2107100101
Dosen Pembimbing:
Ir. Bambang Pramujati, M.Sc.Eng, Ph.D.
Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
• Panas pada permesinan
– Dapat merusak pahat, sehinggi perlu pendinginan – Maximum Coolant Flow Rate/Flood Lubrication
• Cairan pendingin diberikan sesuai kapasitas pompa maksimum
– Minimum Coolant Flow Rate
• Cairan pendingin diberikan seminimal mungkin tetapi tetap dapat memberikan fungsi pendinginan dan pelumasan yang baik
– Kelemahan Metode yang ada:
Maximum Coolant Flow Rate Minimum Coolant Flow Rate
Machinability optimal tidak tercapai Pemberian cairan pendingin konstan terhadap parameter permesinan
Tidak dapat berpenetrasi ke daerah kontak pahat dan geram
Memerlukan perhitungan manual dalam penentuan debit cairan pendingin
Biaya produksi meningkat
Pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
1.1. Latar Belakang
• Variable Coolant Flow Rate
– pengaturan variasi debit pendingin yang diberikan berdasarkan kondisi pemotongan
– Agar sistem ini dapat berfungsi dengan
maksimal, dibutuhkan informasi tentang kondisi pemotongan pada saat itu, yaitu temperatur
pemotongan. Informasi ini selanjutnya digunakan
sebagai umpan balik dalam control sistem Variable
Coolant Flow Rate ini
1.3. Asumsi, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat Penelitian
Asumsi:
1. Material benda kerja dan pahat potong mempunyai homogenitas yang sama 2. Semua peralatan yang dipakai dalam penelitian sudah terkalibrasi
3. Pengambilan data dilakukan pada kondisi yang sama
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memodelkan distribusi temperatur pada pahat dan tool post dengan menggunakan finite element method dengan bantuan program ANSYS
2. Memprediksi distribusi temperatur pada pahat berdasarkan temperatur yang terukur oleh termokopel pada jarak tertentu dari ujung pahat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar pemodelan proses
permesinan bagi pengembangan pendinginan dengan variable coolant flow rate.
Bab 2
Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori
2.1. Tinjauan Pustaka
• Pemodelan dengan metode FEM
– Power law temperature dependent FEM (Grezik, W, dan P. Nieslony. 2008) – Dengan software Deform FEM (G., Jaharah A., dkk. 2009)
• Simulasi gaya dan temperatur (Mekhilef, S., dkk. 2007)
• Tool termokopel (Iswantoko, Agus. 2004)
• Pemodelan numerik/matematis
– Pemodelan matematis untuk menentukan temperatur pemotongan (Neagu, Maria. 2006)
– Pemodelan numerik untuk menentukan distribusi temperatur pahat (Dogu, Yahya. 2006)
• Pemodelan dengan metode FEM dan validasi tool termokopel
(Mas’ud, Muhammad. 2010)
2.2. Dasar Teori
• Terminologi Turning
– Kecepatan Potong:
– Kecepatan pemakanan:
– Material Removal Rate:
– Gaya Pemotongan:
– Daya pemotongan – Spesific Cutting Energy
. . V = n π D
. 0 c t
F
u =
w t2.3. Temperatur Pemotongan
•Teori dan Teknologi Permesinan (Rochim, Taufiq. 1993)
–Qc : panas yang terbawa oleh geram 75%
–Qs : panas yang merambat melalui pahat 20%
–Qv : pahat yang merambat melalui benda kerja 5%
•Fundamentals of Machining and Machine Tool (Boothroyd, Geoofrey. 1985)
–Temperatur bidang geser :
•Mechanics of Machining (Chattopadhyay, A.K. 2006)
–Temperatur bidang geser : –Temperatur bidagn gesek : –Temperatur bidang kontak :
1
0
( z. c . f )
s a
c
Aq P V F V Jts V
θ = − +θ
f
f c w
P cva a θ = ρ
c s w
Q = Q + Q + Q
(1 ) s
s
c w
P cva a
θ
=ρ
−Γ1 1
c i c
v
c E V a
θ
=λ
cBab 3
Metodologi Penelitian
3.1. Diagram Alir Penelitian
Start
Studi Pustaka
Menentukan dimensi, sudut, material properties, dan geometri pahat serta pencekam pahat
Memasukkan data simulasi temperatur
pahat
Set up eksperimen dan parameter
Simulasi temperatur Pahat dengan ANSYS
Eksperimen temperatur pahat dengan
Termokopel Menghitung temperatur
pemotongan
Variasi
Kecepatan Potong ≥ 3
Kecepatan Potong diubah
Temperatur Pahat hasil
Simulasi
Temperatur Pahat Hasil Eksperimen
A
A
Kesimpulan
End
3.4. Pahat dan Pencekam Pahat
• Pahat Potong
– Bahan HSS S700 / DIN HS10-4-3-10 produksi Bohler – Ukuran ½’ x ½’ x 4’
A
C
B
B
3.4. Pahat dan Pencekam Pahat
• Pencekam Pahat
– Tipe four way tool post – Bahan AISI 4140
B
B C
3.7. Set Up, Prosedur Eksperimen, dan Parameter
Prosedur eksperimen:
• Memasang pahat HSS yang telah disisipi termokopel
• Memasang benda kerja steelrod St41 pada mesin lathe
• Menyiapkan sistem data akuisisi USB- DAQ 6251 dengan memastikan sistem bekerja dan siap menerima dan
menampilkan data
• Melakukan percobaan dengan
membubut benda kerja tanpa cairan pendingin
• Mencatat pembacaan temperatur pahat yang terukur oleh termokopel dan
infrared thermometer
• Melakukan analisa data yang telah didapat
3.9. Simulasi Temperatur Pahat
START
Model 3D, Material Properties, Data Temperatur, Constraints
Memilih tipe elemen solid
Mesh model 3D
Memilih analisa tipe Steady-state Thermal
Proses simulasi
Menampilkan hasil simulasi dan komputasi
END
Menentukan parameter temperatur yang dibutuhkan
Bab 4
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
DATA HASIL EKSPERIMEN
4.1. Rancangan Eksperimen dengan Metode Tool Termokopel
Ekpserimen Thermocuple
- Tipe K - ø = 3 mm - l = 65 mm
Sistem data akuisisi
- NI USB DAQ 6251 - Program LabVIEW - Sampling rate 0,1 Hz
Parameter dan Rancangan Eksperimen
- 3 variasi Vc - t = 200 detik
Infrared Thermometer - FLUKE 65
- 40 - 500 C - Optical
resolution 8:1
No. Eksperimen Kecepatan Potong (m/min)
Kecepatan Pemakanan (mm/rev)
Pemakanan (mm)
1 s.d. 5 38,704 0.098 1
6 s.d. 10 22,871 0.098 1
11 s.d. 15 9,676 0.098 1
4.3.1. Eksperimen Pengukuran Temperatur pada Proses Bubut dengan Kecepatan Potong 38,704 m/min
Replikasi ke 1 Replikasi ke 2 Replikasi ke 3 Replikasi ke 4 Replikasi ke 5
Ttermokopel( C) 53,019 48,031 50,766 48,529 53,486
TIRthermometer( C) 36,8 41,2 36,7 35,3 37,5
4.3.2. Hasil Eksperimen Pengukuran Temperatur pada Proses Bubut dengan Kecepatan Potong 22,871 m/min
Replikasi ke 1 Replikasi ke 2 Replikasi ke 3 Replikasi ke 4 Replikasi ke 5
Ttermokopel( C) 42,121 42,115 41,536 42 41,943
TIRthermometer( C) 33,2 34,5 35 33 33,9
4.3.3. Hasil Eksperimen Pengukuran Temperatur pada Proses Bubut dengan Kecepatan Potong 9,676 m/min
Replikasi ke 1 Replikasi ke 2 Replikasi ke 3 Replikasi ke 4 Replikasi ke 5
Ttermokopel( C)
35,669 36,057 38,250 37,298 36,826
TIRthermometer( C)
30,2 31,2 30,9 30,1 30,5
4.4. Analisa Data Hasil Eksperimen
ω(rpm) T (°C) Replikasi ke 1 Replikasi ke 2 Replikasi ke 3 Replikasi ke 4 Replikasi ke 5 Rata-Rata
440 Ts 67,505 59,938 64,078 60,693 68,213 64,085
Tir 36,8 41,2 36,7 35,3 37,5 37,5
260 Ts 50,973 50,963 50,085 50,789 50,702 50,702
Tir 33,2 34,5 35 33 33,9 33,920
110 Ts 41,185 41,773 45,1 43,656 42,94 42,931
Tir 30,2 31,2 30,9 30,1 30,5 30,580
rw = 0,001 m r3 = 0,004 m kchromel= 19 W/m.K kc= 0,024 W/m.K
kalumel= 30 W/m.K L = 0,065 m
h = 5 W/m2.K Tamb= 25°C ki= 0,04 W/m.K Tt= 53,019°C
• Kompensasi nilai temperatur hasil pengukuran terhadap systematic error
• Kompensasi ini mempertimbangan kerugian-kerugian konduksi yang ada akibat konduktivitas material yang terlibat dalam pengukuran
• Informasi yang dibutuhkan adalah:
Bab 5
HASIL SIMULASI DAN PEMODELAN
TEMPERATUR PAHAT
5.2. Pemodelan dan Simulasi
Simulasi
Temperatur bidang kontak geram
dan pahat
Pemodelan pahat dan pencekam pahat
- Software CATIA V5 - Assembly file
Simulasi
- Software ANSYS 11.0 - Boundary condition
• Beban termal berupa temperatur pemotongan teoritis didefinisikan berupa luasan bidang kontak geram dan pahat
• Konduksi antara pahat dan pencekamnya terjadi pada luasan kontak diantara keduanya
•Temperatur udara ambient adalah 25 C dengan koefisien konveksi 5 W/m2 C
• Konveksi terjadi pada keseluruhan permukaan pahat dan pencekam pahat selain kedua luasan diatas
5.3.1. Temperatur sebagai Fungsi Jarak dari Ujung Termokopel
y200 = 170.7e-0.10x y300 = 255.3e-0.11x y400 = 340.0e-0.11x y500 = 422.7e-0.11x y600 = 509.6e-0.12x
0 100 200 300 400 500 600 700
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
Temperatur C
Jarak terhadap ujung pahat (mm)
Grafik Temperatur sebagai Fungsi Jarak
Tcut = 200 C Tcut = 300 C Tcut = 400 C Tcut = 500 C Tcut = 600 C
Expon. (Tcut = 200 C) Expon. (Tcut = 300 C) Expon. (Tcut = 400 C) Expon. (Tcut = 500 C) Expon. (Tcut = 600 C) Expon. (Tcut = 600 C)
5.3.1. Temperatur sebagai Fungsi Jarak dari Ujung Termokopel
y = 4.525x - 77.56
0 100 200 300 400 500 600 700
50 70 90 110 130 150
Temp. Pemotongan °C
Temp. Ujung TC °C
Grafik Temperatur Pemotongan sebagai Fungsi Temperatur Ujung Termokopel
Temp. (probe 1)
Linear (Temp. (probe 1))
5.3.2.1. Simulasi Eksperimen 1 sampai 5
•Temperatur rata-rata bidang kontak pahat dan geram adalah 233,57 C
•Temperatur pada koordinat ujung termokopel adalah 70,966 C
5.3.2.2. Simulasi Eksperimen 6 sampai 10
•Temperatur rata-rata bidang kontak pahat dan geram adalah 179,547 C
•Temperatur pada koordinat ujung termokopel adalah 59,154 C
5.3.2.3. Simulasi Eksperimen 11 sampai 12
•Temperatur rata-rata bidang kontak pahat dan geram adalah 116,79 C
•Temperatur pada koordinat ujung termokopel adalah 45,285 C
Bab 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Hasil simulasi dengan software ANSYS 11.0 menunjukkan bahwa distribusi temperatur pada pahat dapat dinyatakan dengan fungsi eksponensial yang berbeda-beda untuk setiap variasi temperature pemotongan.
2. Hasil simulasi memberikan persamaan untuk memprediksi temperature pada ujung pahat, yaitu:
y = 4,525.x – 77,56 dimana y = temperatur pada ujung pahat
x = temperatur yang terukur pada ujung termokopel
3. Hasil eksperimen pengukuran temperatur pemotongan secara langsung dengan menggunakan infrared thermometer tidak sesuai dengan temperatur pemotongan sesungguhnya karena area pengukuran lebih besar dari pada luas objek yang akan diukur.
6.2. Saran
1. Pengembangan terhadap cara penempatan dan pengkondisian termokopel untuk mendapatkan pembacaan yang akurat
2. Pennggunaan alat ukur temperatur pemotongan yang lebih tepat untuk objek ukur yang relatif sempit.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan sebagai dasar pemodelan proses permesinan bagi pengembangan pendinginan dengan variable coolant flow rate.