• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN MAHATHIR MOHAMAD PADA MASA KRISIS EKONOMI MALAYSIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN MAHATHIR MOHAMAD PADA MASA KRISIS EKONOMI MALAYSIA TAHUN"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN MAHATHIR MOHAMAD PADA MASA KRISIS EKONOMI MALAYSIA TAHUN 1997-1999

Disusun Oleh:

BUDIMAN FERNANDA SARAGIH 160906044

Dosen Pembimbing: Prof. Subhilhar. MA.Ph.D

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

BUDIMAN FERNANDA SARAGIH (160906044)

KEBIJAKAN MAHATHIR MOHAMAD PADA MASA KRISIS EKONOMI MALAYSIA TAHUN 1997-1999

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba untuk menguraikan tentang kebijakan pemerintahan Malaysia dalam menanggapi masalah krisis ekonomi di Malaysia. Krisis ekonomi yang terjadi dimalaysia merupakan salah satu krisis yang cukup berdampak pada kehidupan masyarakat Malaysia, serta berimbas kepada perekonomian dan stabilasasi politik pemerintahan. Krisis di Malaysia terjadi karena dampak dari krisis ekonomi Thailand yang menyebar ke Negara tetangga lainya atau lebih dikenal sebagai Krisis ekonomi Asia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebijakan publik. Dalam teori kebijakan publik tokoh sentral yang dipakai adalah Budi winarno dan William N.Dunn Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data sekunder yang berupa Buku, ebooks, jurnal, media cetak seperti majalah,Koran dan situs Internet.

Krisis ekonomi yang terjadi di Malaysia pada tahun 1997 membutuhkan suatu kebijakan yang tepat untuk memutus serta menyelesaikan masalah yang terjadi akibat dari krisis ekonomi ini. Malaysia yang pada masa itu di pimpin oleh perdana menteri Mahathir mohamad memiliki tanggung jawab lebih untuk menyelesaikan krisis ekonomi yang terjadi di negaranya. Bagaimana Malaysia dapat keluar dari jeratan krisis ekonomi Asia melalui strategi kebijakan yang diterapkan Mahathir Mohamad.

Kata kunci : Krisis ekonomi, Malaysia, Mahathir mohamad, Kebijakan publik.

(4)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES BUDIMAN FERNANDA SARAGIH (160906044)

MAHATHIR MOHAMAD’S POLICIES DURING MALAYSIA’S ECONOMIC CRISIS IN 1997-1999

ABSTRACT

This research tries to elaborate on the policies of the Malaysian government in response to the economic crisis in Malaysia. The economic crisis in Malaysia is one of the crisis that has had a consideravle impact on the lives of Malaysians and impacted the economy and the government. Crisis in Malaysia occurred because of the impact of the economic crisis Thailand that spread to other neighboring countries or better known as the Asian economic crisis. The theory used in this study is Public policy theory. In the theory of public policy the central figure used is Budi winarno and William N.Dunn. The research method used is a qualitative descriptive method with secondary data collection techniques in the form of books, ebooks, Journals, print media such as magazines, newspapers and internet sizes.

The economic crisis in Malaysia in 1997 required an appropriate policy to break and solve the problems that occurred as a result of this economic crisis.

Malaysia, led by then prime minister Mahathir mohamad, has more responsibility for resolving the economic crisis in his country. How Malaysia can escape the trappings of the Asian economic crisis through the policy strategy implemented by Mahathir Mohamad.

Keywords : Economic crisis, Malaysia, Mahathir mohamad, Public policy.

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Kasih karunianya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul : “Kebijakan Mahathir Mohamad pada Masa Krisis Ekonomi Malaysia Tahun 1997-1999”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Saya merasa sangat bersyukur karena saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik dan dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan sesuatu apapun. dan selalu di cukupkan serta diberkati oleh berkat yang melimpah oleh Tuhan Yesus dalam perjalanan hidup saya selama menempuh perkuliahan dan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam kesempatan ini ijinkan saya mengucapkan Terimakasih dari hati yang paling dalam kepada seluruh keluarga saya yang selama ini mendukung saya selama perkuliahan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terkhususnya kepada orang tua yang telah melahirkan, merawat serta membesarkan saya sampai saat ini dan tidak hentinya memberikan support dan Doanya, yaitu Mamak Saya Mak Adi (Atik) Br.

Nainggolan adalah sosok Ibu sekaligus Ayah, menjadi perempuan tangguh yang

dengan gigihnya berjuang sendiri untuk menghidupi keluarga dan tanpa henti-

hentinya memberikan cinta dan kasih yang tulus kepada anaknya. Tiada kata-kata

yang mampu menggambarkan betapa hebatnya mamakku ini, sekali lagi aku bangga

dan senang dilahirkan oleh rahim seorang ibu yang kuat dan tangguh sepertimu

meskipun kita di terpa oleh badai dan teriknya panas matahari mamak selalu ada di

samping kami anak-anaknya. Dan tidak lupa juga saya bertrimakasih kepada abang

saya karena telah berjuang juga selama kita ber tiga menjalani roda kehidupan ini

dan tugas kita harus bersama-sama membahagiakan mamak. Tidak henti-hentinya

dari hati saya yang paling dalam selalu mendoakan agar kita diberi kesehatan dan

umur yang panjang agar kita dapat menata kehidupan ini menjadi lebih sukses untuk

kehidupan yang cerah.

(8)

Saya juga berterima kasih kepada Bapak Prof. Subhilhar., MA.Ph.D selaku dosen pembimbing saya, sekaligus orangtua, inspirator, motivator, dan juga tempat bertukar pikiran yang saya hormati. Berkat beliau, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik dan terima kasih juga saya ucapkan atas semua ilmu yang selama ini Bapak sampaikan kepada saya. Saya sangat bersyukur karena Bapak selalu bersabar dalam menghadapi saya meskipun dalam perjalanan skripsi saya ini banyak sekali kesalahan yang saya lakukan tetapi Bapak dengan sangat sabar membimbing saya hingga akhirnya skripsi ini boleh terselesaikan sampai akhir. Untuk setiap ilmu dan sharing yang sudah diberikan, saya ucapkan terima kasih pak sejak awal mulai perkuliahan dosen pembimbing saya ini merupakan salah satu dosen favorit saya karena tidak hanya ilmu selama perkuliahan namun beliau merupakan dosen pembimbing saya selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kementrian Luar Negeri, Jakarta.

Dalam perjalanan kuliah hingga penulisan skripsi ini tidak terlepas juga dari peran pribadi-pribadi luarbiasa sebagai pengajar dan juga penyemangat saya yang menjadi bagian dari kehidupan saya, maka dari itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang sudah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan saat ini beliau telah menjadi Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.SP Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang sudah membimbing dan

mensupport saya selama perkuliahan dan juga dalam proses penyusunan skripsi

ini. Meskipun beliau merupakan Wakil Dekan I saya akrab menyapa beliau

dengan Sebutan “bang Iin” karena abangku yang satu ini menjadi teman sharing

dan curhat saya selama menempuh perkuliahan di FISIP. Teringat sedikit

moment ketika saya ke ruangan beliau untuk sekedar sharing dan diskusi tapi

beliau justru membuat kopi melalui mesin kopinya sendiri dan disuguhkan untuk

(9)

saya dan bang iin berucap “kau temanin dulu aku ngopi di(panggilan akrab beliau kepada saya) masak kau biarin aku ngopi sendirian padahal ud a kubuatin ini kopinya” moment ini tidak pernah saya temui selama saya kuliah di fisip.

Semoga abang dalam keadaan sehat selalu dan Terimakasih untuk ilmu dan bimbingannya bang iin.

3. Bapak Dr. Warjio Ph.D selaku Kepala Jurusan Departemen Ilmu Politik Univeristas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai motivator saya di kampus.

Beliau adalah salah satu sosok yang selalu memberikan support, semangat, dan juga kata-kata positif setiap penulis menjumpai beliau. Terima kasih ya Pak.

4. Bapak Dr. P.Tony Situmorang selaku dosen pembimbing akademik saya yang selalu memberi semangat kepada saya dan juga selalu memberikan nasihat yang positif agar saya dapat mempertahankan apa yang sudah saya dapatkan.

5. Dosen-dosen Ilmu Politik, Ibu Dra. Tengku Irmayani, M.Si yang sudah

memberikan saya banyak pelajaran tentang pentingnya berorganisasi dan

bersentuhan dengan masyarakat karena menurut beliau untuk menjadi calon

pemimpin kamu harus tau mengenai kondisi masyarakat di sekitarmu dan juga

dosen yang selalu memberikan perhatian kepada para mahasiswa nya layaknya

sosok ibu kepada anaknya. Beliau selalu mengapresiasi apa saja yang saya buat

saat mata perkuliahan beliau. Bapak Husnul Isa Harahap merupakan dosen

sekaligus Sekretaris Jurusan Ilmu Politik, beliau sudah saya anggap seperti abang

saya dikampus karena beliau terbuka serta respon terhadap keluh kesah yang

dihadapi oleh mahasiswa ilmu politik, bang Husnul ini juga sering saya ajak

diskusi mengenai organisasi Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik

(IMADIP) yang saat itu saya Pimpin. Terimakasih banyak untuk ilmu dan

supportnya bang husnul. Dan juga masih banyak dosen-dosen lain di Ilmu Politik

yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu. Berkat jasa dan pengajaran Bapak dan

Ibu dosen kepada saya akhirnya saya dapat menyelesaikan perkuliahan dengan

baik

(10)

6. Staff/ Pengawai Departemen Ilmu Politik Bapak Burhan dan Kak Emma yang sudah memberikan hati, pikiran dan waktunya untuk mengurus segala berkas penulis dari awal hingga akhir perkuliahan dengan baik

7. Terimakasih kepada Rosliana Sri Rezeky Simanjuntak, Sosok sahabat dan Perempuan hebat yang selalu ada di saat saya susah dan senang serta moment dimana saya terpuruk dia selalu ada, terimakasih untuk kehadirannya dan waktunya selama kita menjalani waktu bersama saat perkuliahaan. Terimakasih juga uda pernah ada di Hati saya, You Will Always Be in my Memory. Permataku yang Hilang.

8. Teman-teman PUBH (Pak Uban Brotherhood) ada Jotung(yosua Situngkir), Apara Dasum, Raja Simanjuntak, hizkia putra (LEKKU KIBO), Laeku Lasmin Pramono Aritonang (Panutan saya dalam memperjuangkan sebuah Cinta) Idrisky ritonga (PK ku),Egik (Bangkum),fahri Rifqi, Apara Wahyu Sitanggang, Dariel Gerald, serta sahabat perempuan saya Nathnia, Celine (Lince), Salwah, Kusherawati. Teman terbaik saya selama semasa kuliah yang selalu mensupport saya baik dalam hal perkuliahan ataupun percintaan. Kenangan bersama kalian akan selalu ku ingat, semoga kita sukses semua. Amin

9. Kepada Seluruh Mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU terkhususnya Pengurus Ikatan Mahasiswa Departrmen Ilmu Politik (IMADIP) periode 2018/2019 yang selama Kepemimpinan saya rela berkorban bahu membahu untuk menjalankan kepengurusan serta Roda Organisasi Terutama Kepada Sekjend Saya Bukhori dan Bendum Elsa Y.S. terimakasih untuk kerja kerasnya.

10. Tidak lupa kuucapkan juga kepada Seluruh senior dan Kader GMNI FISIP USU yang telah memberikan saya ilmu serta proses dalam berorganisasi dan berpolitik dan menjadi Rumah Pergerakan Saya Untuk memperjuangkan hak-hak yang tertindas.GmnI!! JAYA!!! MARHAEN!!! MENANG!!!

11. Terimakasih juga kepada Rekan Juang HMI FISIP USU yang mau membukakan pintunya untuk saya dan memberikan pengalaman serta ilmunya

12. Teman seperjuangan dan Senior yang telah memberi saya banyak ilmu dan

motivasi yaitu bang Fajar 14, bang Zubeir 14. 2 Sosok Ini merupakan panutan

(11)

yang sama-sama mendirikan suatu komunitas pengabdian masyarakat dimana saya ada didalamnya yaitu komunitas FAKSI. Teman-teman faksi, Hendarawan situmorang (lek Ompong), Barus, Marisi, Resta, Anggi, Siti Ahadiyah (manusia Stell cuek), Yuli dan Jessica Rimta. Terimakasih untuk tiap prosesnya selama kita pengabdian di Mbal-Mbal PETARUNG.

13. Abang dan kakak Stambuk 2013 terutama bang Terry Siregar yang pada masa itu menjabat sebagai sekjen IMADIP dan saat ini sedang menempuh pendidikan Magisternya, terimakasih untuk ilmunya saat perkuliahaan bang. Abang dan kakak stambuk 2014, bang Raja David,bang Yudha,bang ishaq, bang Dody, bang Reza, kak Rida, kak Dessy, kak indah. Abang dan kakak Stambuk 2015 terutama Bang Putra Purba, bang Yordan Purba, Aparaku Eqel Kuyuss, Gabriel Simanjuntak dan bang Jeko Tarigan selaku ketua Imadip 2017/2018 terimakasih untuk ilmu serta nasihat kalian abang dan kakak ilmu politik.

14. Teman-teman PKL saya yaitu Aparaku Daniel (Dasum), Sandi hakim. Gak kebayang moment kita dan perjuangan kita mau ke Jakarta naik Bus dari Medan dan juga Elsa Y.S (ini sih paling cerewet dan Parbada) rajin nanyakin uda gerak apa belum, gak boleh terlambat, macam lah Repetan Si Elsa ini meskipun sempat Berantam perkara aku gak masuk ngantor tapi tetap menjadi sahabatku yang mau diajak diskusi masalah kampus atau pun Curhat yang lainnya. Christin Floranita Gultom ( Dongan yang meskipun kita tinggal di ibukota tapi tetap menjunjung tinggi logat batak, orang yang selalu menjadi penengah kalau ada konflik di kelompok pkl).

15. Terkhusus kuucapkan kepada Aparaku Barus sijabat (Chiwa) tanpa kau pra mungkin penulisan skripsi ini mengalami banyak hambatan, terimakasih untuk supportnya pra.

16. Terimakasih juga kepada Adik-adik ku di Ilmu Politik yang selalu setia

membantu abangnya dan teman susah senang juga. Ada si Adek Manjha KIKI

(Sekjend Pema Fisip), Sri Ratna Ginting (si india), Yulandari (Ratu Galau),

Reinhard (ketum imadip 2019/2020), Jon Sibarani, Medcin, Taufik, Tasya, dan

adekku yang nemanin abangnya galau si Togik. Kalian uda kek keluarga kecilku

(12)

di kampus, semoga sukses dimanapun kalian berada, Juga buat adik-adik ilmu politik yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

17. Seluruh Teman-teman se-Angkatan Ilmu Politik USU Stambuk 2016 terimakasih dan kiranya Tuhan Memberkati Kita semua.

18. Akhirnya Saya mengucapkan Terimakasih banyak Kepada Bapak dr. Sofyan Tan Selaku Anggota DPR-RI beserta jajarannya yang telah memberikan ilmu,nasihat,bimbingan serta Dukungannya kepada Saya selama saya melakukan PKL di Kementrian Luar Negeri, Jakarta. Semoga Bapak di beri Kesehatan.

Demikian ucapan syukur dan terima kasih saya kepada semuanya yang berkontribusi dalam penulisan skripsi ini. Saya sadar dalam hal penulisan ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu saya akan berusaha untuk belajar lebih baik lagi.

Semoga skripsi ini dapat menjadi satu kontribusi yang bermanfaat bagi dunia akademik dan siapapun yang ingin menjadikannya sebagai rujukan atau referensi.

Medan, 02 Februari 2021

Budiman Fernanda Saragih

(13)

DAFTAR ISI

Pernyataan ………...i

Abstrak ………ii

Abstract ………..iii

Halaman Persetujuan ………iv

Halaman Pengesahan ……….v

Kata Pengantar ………..vi

Daftar Isi ……….xii

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ………..………1

1.2. Perumusan Masalah ………..7

1.3. Batasan Masalah ………...8

1.4. Tujuan Penelitian ………..8

1.5. Manfaat Penelitian ………8

1.6. Kerangka Teori ……….9

1.6.1. Teori Kebijakan Publik ………..9

1.7. Metodologi Penelitian ………...17

1.7.1. Jenis Penelitian ………...17

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ……….18

1.7.3. Teknik Analisis Data ………..18

1.8. Sistem Penulisan ………19

BAB II Kondisi Malaysia Pada Masa Krisis Ekonomi

2.1. Kepemimpinan Mahathir ………...20

(14)

2.2. Kondisi Ekonomi Malaysia Pada Masa Krisis Ekonomi ………26

2.3. Dampak Krisis Ekonomi Malaysia ……….30

2.4. Kondisi Ekonomi Malaysia Masa Kepemimpinan Mahathir ………. 31

BAB III Kebijakan Mahathir Mohamad Pada Masa Krisis Ekonomi Malaysia Tahun 1997-1999 3.1. Hasil Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Nasional dan Rangka Rancangan Jangka Panjang Kedua (RRJP 2) 1991-2000 ……….40

3.2. Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Krisis Moneter ………48

3.3. Kebijakan Industri Malaysia pada Masa krisis Ekonomi ……….56

3.4. Kebijakan Politik Mahathir pada Masa Krisis Ekonomi ………..61

BAB IV Penutup Kesimpulan ………..67

Saran ………69

Daftar Pustaka ………..……….70

Daftar Tabel dan Gambar Tabel 1Angka Pertumbuhan GDP Negara-negara ASEAN 1991-1996 34

Tabel 2 Target dan Pencapaian Ekonomi Makro (%) 43

Tabel 3 Pemberantasan Kemiskinan 1990 dan 19994 45

Tabel 4 Pencapaian Restrukturisasi Masyarakat 1990-2000 46

Gambar 1 Laju Pertumbuhan Investasi 1991-2000

44

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan sebuah negara.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dibutuhkan, sebab dengan adanya pertumbuhan ekonomi, maka negara dapat melakukan pembangunan nasional.

Pembangunan nasional sendiri bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, kesejahteraan, kesempatan kerja, produktivitas, dan pendapatan. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, maka suatu negara tidak dapat berkembang. Bahkan, Rothbard dalam bukunya yang berjudul Man, Economy, and State with Power and Market mengatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan naik turunnya peradaban suatu negara dan mempengaruhi hubungan antar negara apakah akan bekerja sama atau konflik.

1

Dalam masa globalisasi sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa negara berusaha untuk melakukan kerja sama hampir di semua bidang untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara mereka.

Horst Köhler berpendapat bahwa kerja sama ekonomi internasional bukan hanya bermanfaat untuk ekonomi nasional,namun juga menjadi faktor yang sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global.

2

Liberalisasi dan perdagangan internasional menjadi kunci untuk memperkuat sistem ekonomi internasional.

Dengan demikian, adanya globalisasi menciptakan liberalisasi dan perdagangan internasional. Hal ini memunculkan sifat ketergantungan antar negara. Saling ketergantungan antar negara yang hampir di semua sektor ini kemudian menjadi

1 Murray N Rothbard. 2009. Man, Economy, and State with Power and Market 2ndEdition. Alabama: Ludwig von Mises Institute. hal.976.

2 Horst Köhler, “Strengthening Growth Through Regional and Global Economic Cooperation,”International Monetary Fund, 4 September 2003,http://www.imf.org/en/News/Articles/2015/09/28/04/53/sp090403(diakses pada 12 September 2020).

(16)

faktor yang meningkatkan kerja sama internasional untuk memastikan bahwa integrasi ekonomi dapat bermanfaat untuk semua Negara.

3

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalankan aktivitas ekonomi, negara mempunyai ancaman dalam mengalami krisis ekonomi. Terlebih lagi dalam masa globalisasi sekarang, semua negara saling bergantung satu sama lain sehingga hampir di semua bidang, negara saling bekerja sama satu sama lainnya. Dengan demikian, krisis ekonomi di suatu negara dapat menular ke negara lain, atau disebut juga sebagai efek domino. Krisis ekonomi sendiri merupakan situasi dimana nilai institusi finansial suatu negara mengalami penurunan yang diikuti dengan inflasi, penarikan investasi asing, bangkrutnya bank dan perusahaan nasional yang menyebabkan pengangguran meningkat tajam, dan penurunan mata uang.

4

Berbicara mengenai Krisis Ekonomi, Negara-negara di Asia terutama Negara yang terletak dibagian tenggara benua asia pernah mengalami krisis ekonomi yang cukup serius. Krisis ini disebut juga sebagai Krisis Finansial Asia. Krisis ini bermula dari ekonomi Thailand yang terguncang.

5

Iklim investasi Thailand menjadi tidak stabil sehingga pemerintah Thailand mengambil langkah untuk melakukan kebijakan nilai tukar mengambang (floating exchange rate), terhadap Baht. Namun hal ini malah mengakibatkan Baht terdepresiasi.

6

Krisis Thailand ini langsung menyebar cepat ke kawasan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura,bahkan Korea Selatan dan Jepang.

7

Thailand bahkan mengalami penurunan GDP sebesar -21,2%.Indonesia merupakan yang paling parah karena mengalami penurunan sebesar -43,2%, disusul oleh Malaysia (-19%), Korea Selatan (-18,5%), dan Filipina (-12,5%). Bukan hanya itu saja, mata uang negara Asia mengalami depresiasi, seperti Baht mengalami

3 Ibid

4 Murray N Rothbard. Op.cit.hal.852.

5 Justin Kuepper, “What was The Asian Financial Crisis,” The Balance, 20 Maret 2017, https://www.thebalance.com/what-was-the-asian-financial-crisis-1978997 diakses pada 14 September 2020.

6 Ibid

7 Ibid

(17)

depresiasi sebesar -40,20%.

8

Pada tahun tersebut, Thailand merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terendah di Asia Tenggara, yaitu hanya sebesar -2,8%.11 di sisi lain,dari tingkat inflasi, Laos merupakan negara yang paling tinggi mengalami inflasi yaitu sebesar 90,14%. Adanya krisis ekonomi menyebabkan tingkat pengangguran meningkat sebesar dua kali lipat di Indonesia dan Korea Selatan.

Sebelum krisis ekonomi melanda, negara-negara Asia Timur, seperti Korea, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Taiwan, Singapura dan Thailand dikagumi oleh mancanegara karena pencapaian ekonominya dalam hal pertumbuhan yang cepat, inflasi yang rendah, stabilitas makroekonomi dan kuatnya posisi fiskal, tingkat simpanan yang tinggi, keterbukaan ekonomi serta perkembangan sektor ekspor.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkesinambungan telah membawa pada pencapaian kualitas hidup yang mengesankan. Selama lebih dari tiga dekade, sebagian besar Asia Timur telah menjadi model pembangunan ekonomi yang ingin dicapai oleh negara berkembang. Pendapatan per kapita meningkat secara keseluruhan antara empat dan enam persen setahun selama tiga dekade terakhir. Ini tiga kali lipat dari Amerika Selatan dan Asia Selatan dan lima kali lipat dari Afrika.

9

Isu krisis ekonomi telah menjadi perbincangan hangat sejak isu tersebut melanda kawasan Asia pada pertengahan tahun 1997. Krisis ekonomi tersebut konon memiliki berbagai implikasi yang merugikan bagi negara-negara Asia, tak terkecuali Malaysia.

Meski perekonomian Malaysia sebelumnya tercatat sebagai salah satu ekonomi paling aktif dan kompetitif di dunia, serta memiliki fundamental ekonomi yang kuat, Malaysia tak luput dari konsekuensi resesi ekonomi kawasan di Asia.

Krisis ekonomi yang melanda Malaysia pada Juli 1997 dipicu oleh beberapa faktor yang menyebabkan Malaysia mengalami tekanan yang cukup berat. Krisis ekonomi ini terkait erat dengan depresiasi mata uang. Meskipun Malaysia diakui oleh

8 Ibid.

9 Nor Aini Haji Idris,dkk, Kegawatan Ekonomi Impak Terhadap Golongan Berpendapatan Rendah, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), hal. 11.

(18)

banyak ekonom, termasuk dari Barat, memiliki basis ekonomi yang kuat, namun kekuatan tersebut masih belum cukup untuk memastikan bahwa negara tersebut lolos dari masalah besar yang dihadapi oleh semua negara ASEAN, yaitu depresiasi mata uang yang ekstrim. Terdapat beberapa pandangan yang mengatakan bahwa krisis ekonomi ini terjadi sebagai akibat dari lemahnya sistem keuangan dan kebijakan ekonomi negara itu sendiri serta faktor eksternal.

10

Jelas bahwa pemicu utama krisis ekonomi adalah krisis di sektor moneter.

Kerusuhan di sektor ini mengakibatkan gangguan nyata di sektor tersebut (produksi, perdagangan dan jasa). Harga barang dan jasa naik bukan karena hukum permintaan dan penawaran, tetapi karena kenaikan suku bunga di perbankan, dan juga karena depresi ringgit yang melebihi batas. Krisis ekonomi yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan di masyarakat Malaysia sangat memerlukan kebijakan yang tepat.

Pemerintah sebagai aktor penting dalam mengambil dan memutuskan suatu kebijakan didalam suatu negara.

Kebijakan Publik yang merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu- isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan adalah sebuah instrumen pemerintah, bukan saja dalam arti Government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula Governance yang menyentuh pengelolaan sumberdaya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, financial dan manusia demi kepentingan publik.

11

dimana kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi,kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.

Negara yang memegang penuh tanggung jawab pada kehidupan rakyatnya harus mampu menyelesaikan permasalahan yang ada terutama permasalahan yang memiliki

10 Ibid. hal.67

11 Edi Suharto. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta. hal.3.

(19)

dampak yang cukup besar seperti masalah krisis ekonomi yang sedang terjadi.

Kebijakan publik yang dibuat dan dikeluarkan oleh negara diharapkan dapat menjadi solusi akan permasalahan-permasalahan tersebut. Kebijakan Publik sendiri adalah suatu keputusan yang dibuat dengan tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Seperti kata Thomas R. Dye “public policy is whatever governments choose to do or not to do”(kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu).

12

Pada masa krisis ekonomi yang terjadi di Malaysia pemerintahan berada di bawah kekuasaan Mahathir Mohamad, dalam situasi krisis ekonomi ini Mahathir Mohamad memiliki peran yang sangat penting sebagai Perdana Menteri dalam mencari solusi dan menetapkan kebijakan dalam mengatasi krisis ekonomi yang melanda Malaysia yang tidak hanya berdampak pada perekonomian dalam negeri sendiri melainkan juga berdampak pada stabilitas politik yang ada di Malaysia hal ini terjadi karena Politik dan ekonomi sejak dahulu kala sampai pada saat ini selalu sangat erat hubungannya.

Kehidupan politik dan kehidupan ekonomi selalu saling bertemu, saling pengaruh mempengaruhi, jalin menjalin. Aktivitas-aktivitas politik sangat sulit dipisahkan daripada aktivitas-aktivitas ekonomi. Kedua aktivitas itu kadang-kadang sejalan, saling bantu membantu, tetapi kadang-kadang bertentangan. Dalam setiap tindakan politik ada aspek ekonominya, demikian pula struktur perekonomian sesuatu masyarakat dapat mempengaruhi lembaga-lembaga politiknya yang sudah ada dan yang akan ada di kemudian hari. Pada satu pihak, politik begitu menentukan kerangka aktivitas ekonomi dan mengarahkannya untuk melayani kepentingan kelompok-kelompok dominan: penggunaan kekuasaan dalam berbagai bentuknya sangat menentukan hakikat suatu sistem ekonomi. Dilain pihak, proses ekonomi itu sendiri cenderung mendistribusikan kekuasaan dan kekayaan: ekonomi merombak hubungan kekuasaan antar politik. Pada gilirannya hal itu merombak sistem politik

12 Sahya Anggara. 2014. Kebijakan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia. hal.35.

(20)

sekaligus membentuk struktur hubungan ekonomi yang baru. Jadi, dinamika hubungan interasional di zaman modern pada pokoknya merupakan fungsi interaksi timbal balik antar ekonomi dan politik.

Mahathir Mohamad yang dilantik menjadi PM Malaysia pada 17 Juli 1981 itu menghadirkan perbaikan ekonomi dan sosial seperti yang dijanjikan disamping itu juga memperkuat otoriterisme rezim politik di Malaysia, pada tahun-tahun awal 1990 an pemerintahan Malaysia dibawah Mahathir Mohamad menunjukkan menunjukan suatu kemampuan mengesankan bagi pemerintah Malaysia dalam meraih prestasi- prestasi pembangunan mereka. Akan tetapi krisis ekonomi Asia tahun 1997 menjadi batu ujian yang sangat serius bagi pemerintahan Malaysia, pada masa ini dapat dilihat sepak terjang kepemimpinan Mahathir dalam menghadapi krisis ekonomi dan juga politik yang terjadi di Malaysia. Pada dekade ini Mahathir mengeluarkan kebijakan NDP (National Development Policy) yang merupakan kesinambungan dari NEP (New Economic Policy) yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan menanggulangi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat antar ras.

Pemerintah Malaysia juga mengeluarkan kebijakan dengan memotong anggaran

pengeluaran, menunda proyek-proyek konstruktif yang dinilai tidak strategis,

menunda impor kapital beberapa perusahaan negara, hingga membatalkan investasi

luar negeri yang kontroversial dengan penerapan sistem kontrol devisa. Sebagai

dampak depresiasi, Mahathir kemudian menyusun serangkaian kebijakan

restrukturisasi yang mirip dengan paket kebijakan IMF, hanya saja ia melakukannya

tanpa IMF. Di saat Negara-negara di Asia menerima bantuan dana dari IMF untuk

membangun Negaranya dalam mengatasi krisis ekonomi, Malaysia dibawah

pemerintahan Mahathir Mohamad justru menolak bantuan IMF karena Mahathir

sendiri menyikapi bahwa bantuan yang ditawarkan oleh IMF sebagai upaya

neokolonialisme baru negara Barat terhadap negara-negara Asia yaitu kolonialisme

ekonomi. Mahathir menuding, lembaga-lembaga keuangan internasional menyajikan

bantuan keuangan dengan berkedok membantu negara-negara miskin. Mahathir lebih

percaya, bahwa upaya pemulihan ekonomi Malaysia lebih ditekankan dengan

(21)

menggiatkan sektor nasional Malaysia. Di tengah krisis ekonomi Asia, Mahathir melakukan pengetatan anggaran dan pengeluaran pemerintah untuk melakukan efisiensi serta masih mempertahankan perusahaan-perusahaan besar Malaysia milik negara dan swasta. Tanda-tanda menuju pemulihan ekonomi mulai terlihat pada bulan kelima sejak penerapan kontrol devisa. Hasilnya Setelah lima bulan penerapan kebijakan ini, mata uang ringgit stabil, cadangan devisa pembayaran luar negeri meningkat. Peningkatan juga berlangsung pada aktivitas ekonomi yang lain, terutama di sektor riil. Belanja negara dan modal yang dipinjamkan dari bank menjadi pendorong utama terus beroperasinya ekonomi. Dengan pencapaian tersebut Malaysia termasuk Negara yang dapat bangkit dengan cepat pasca Krisis Ekonomi yang melanda Asia.

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 membuat malaysia menghadapi masa-masa yang sulit seperti merosotnya nilai tukar, tingginya tingkat inflasi, serta tingginya tingkat pengangguran yang justru dapat memicu konflik dan mengganggu kestabilan politik. Pada tahun 1999 Mahathir menunjukkan perubahan yang cukup signifikan, ia membawa Malaysia bangkit dari masa krisis ekonomi melalui kebijakan yang dilakukannya serta Mahathir ternyata mampu meredam konflik dan juga menjaga stabilitas politik yang terjadi di Malaysia, jika kita lihat hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengan Negara-negara di Asia yang juga terkena dampak dari krisis ekonomi. Peneliti melihat hal ini cukup menarik untuk dibahas, Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji Kebijakan Mahathir Mohamad pada masa Krisis Ekonomi Malaysia tahun 1997-1999.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang

dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu untuk

diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan

pertanyaan-pertanyaan penelitian yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup

masalah yang akan diteiti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

(22)

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas, maka Penulis mengambil Garis Besar rumusan masalahnya yaitu: Apa saja Kebijakan Mahathir Mohamad pada masa Krisis Ekonomi Malaysia Tahun 1997-1999?

1.3. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian penulis perlu membuat pembatasan masalah terhadap masalah yang akan dibahas, agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan dan agar penelitian ini mencapai tujuan dan tidak mempengaruhi kefokusan peneliti dalam melakukan penelitian maka peneliti hanya berfokus pada Kebijakan Mahathir mohamad pada Masa krisis ekonomi Malaysia Tahun 1997-1999.

1.4. Tujuan Penelitian

Yang menjadi Tujuan Penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :

a) Menganalisa dan mencari tahu bagaimana kebijakan yang digunakan Mahathir mohamad dalam mengatasi krisis ekonomi Malaysia tahun 1997- 1999.

1.5. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat, adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik dan sangat

erat dengan Teori Ekonomi Politik dan Teori kebijakan Publik yang memiliki

keterkaitan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu politik. Khususnya bagaimana

teori ekonomi politik menjelaskan hubungan antar Negara dengan pasar

ekonomi serta peran penting Negara dalam mengatasi masalah akibat dari

proses ekonomi yang terjadi yang justru berdampak pada kestabilan politik

(23)

serta kehidupan masyarakat luas. Melalui teori Kebijakan Publik kita akan melihat bagaimana tindakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi guna kepentingan publik. Dengan kedua teori ini dapat dianalisis bagaimana kebijakan ekonomi politik pemerintahan Malaysia dalam mengatasi krisis ekonomi.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi serta sebagai media informasi bagi pembaca serta dapat menjadi literatur bahan kajian bagi Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan pembaca dalam memahami bagaimana strategi kebijakan ekonomi politik yang dilakukan sehingga Malaysia dapat bangkit dari krisis ekonomi. Serta dapat menjadi bahan referensi para pembaca dalam penelitian lanjut.

1.6. Kerangka Teori

1.6.1.Teori Kebijakan Publik

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan publik, kita perlu mengakaji terlebih dahulu mengenai konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris sering kita dengar dengan istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran

Kebijakan merupakan sebuah alat atau instrument untuk mengatur penduduk dari

atas ke bawah dengan cara memberi rewards dan sanctions. Secara instrinsik,

kebijakan merupakan instrument teknis, rasional dan action-oriented untuk

menyelesaikan masalah. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai cetak biru bagi

tindakan yang akan mengarahkan dan menpengaruhi perilaku orang banyak yang

terkena dampak keputusan tersebut. Kebijakan dalam hal ini sengaja disusun dan

dirancang untuk membuat perilaku orang banyak yang dituju (kelompok target)

(24)

menjadi terpola sesuai dengan bunyi dan rumusan kebijakan tersebut. Siapa yang menyimpang dari aturan kebijakan akan dikenai sanksi atau hukuman.

13

Secara substansial, kebijakan merupakan suatu subjek kajian yang kompleks dan dinamis.

Kajian kebijakan ialah mengenai bidang kehidupan yang lebih luas.

Kebijakan tidak hanya mengenai masalah pembangunan ekonomi, politik, administrasi negara saja, tapi juga menyangkut bidang–bidang kehidupan sosial lainnya. Kebijakan Publik menfokuskan pada publik dan masalah-masalahnya.

Kebijakan publik diartikan sebagai suatu persoalan dapat disusun (constructed), didefinisikan, serta semua persoalan tersebut diletakkan dalam agenda kebijakan.

Selain itu, kebijakan publik adalah apa efek,bagaimana serta mengapa dari adanya tindakan aktif serta pasif pemerintah atau dapat dikatakan kebijakan publik merupakan sebuah studi tentang apa yang dilakukan pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan akibat dari tindakan tersebut. Lebih spesifik lagi, kebijakan publik adalah studi tentang keputusan dan tindakan pemerintah yang disusun untuk kepentingan publik.

14

Budi Winarno mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah

15

Model kebijakan diartikan sebagai representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.

Model kebijakan juga merupakan alat artifisial untuk menyusun secara imajinatif dan menginterpretasikan pengalaman terhadap suatu masalah.

16

Model dalam kebijakan publik terbagi ke dalam tiga bagian,yakni:

13 Amri Marzali. 2012. Antropologi dan Kebijakan Publik, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hal. 20

14 Surya Fermana. 2009. Kebijakan Publik: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. hal.34-35.

15 Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.

16 William N Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 232-233.

(25)

 Pembuatan Keputusan Kebijakan Publik

Pembuatan Keputusan (Policy making) merupakan tindakan yang berpola, yang dilakukan sepanjang waktu dan melibatkan banyak keputusan yang diantaranya ada yang membuat keputusan rutin dan tidak rutin atau pembuatan keputusan juga dapat dikatakan adalah suatu proses bertindak, mau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

17

Terdapat beberapa model yang termasuk ke dalam model dalam pembuatan keputusan kebijakan publik, yakni: Model Elite dan Model Pluralis.

Pertama, Model Elit, merupakan teori yang mengatakan bahwa semua lembaga politik dan lembaga-lembaga masyarakat lainnya tidak bisa dielakkan dan di dominasi oleh sekelompok individu yang sangat kuat yang bisa memanipulasi instrument-instrument kekuasaan bagi kepentingan mereka.

18

Kebijakan publik di pandang sebagai preferensi dan nilai dari para elit penguasa. Teori elit menyatakan bahwa masyarakat bersifat apatis dan kekurangan informasi mengenai kebijakan publik. Untuk itu, kelompok elit yang akan mempertajam pendapat umum, para pejabat administrator hanyalah pelaksana kebijakan yang telah ditentukan oleh kelompok elit tersebut. Teori elit merupakan teori yang berkembang dari teori politik elit massa yang melandaskan diri pada asumsi bahwa dalam setiap masyarakat pasti terdapat dua kelompok, yaitu pemegang kekuasaan atau elit dan yang tidak memiliki kekuasaan atau massa. Teori ini berkembang dari kenyataan bahwa se-demokratis apapun, selalu ada bias dalam formulasi kebijakan, karena pada akhirnya kebijakan- kebijakan yang dilahirkan merupakan preferensi politik dari para elit.

Model elitis memiliki keunggulan yaitu proses pengambilan kebijakan tidak menyita waktu banyak dan dapat dikatakan model elitis memiliki efektifitas waktu, mengingat dalam pengambilan kebijakan hanya ditentukan oleh kelompok elit dan tidak terlalu banyak melibatkan pribadi atau kelompok lain. Adapun kelemahan model elitis terdapat pada kelompok elit yang mengambil kebijakan hanya didasarkan

17 Solichin Abdul Wahab. 1997. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara. hal.18.

18 Budi Winarno. 2014. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. hal. 45.

(26)

pada kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan publik, artinya kebijakan yang diambil menurut kelompok elit merupakan kebijakan terbaik untuk para elit itu sendiri akan tetapi,bagi publik justru malah menimbulkan permasalahan yang lebih besar dan kebijakan tersebut malah merugikan rakyat.

Kedua, Model Pluralis merupakan interaksi antara kelompok-kelompok yang menjadi titik pusat kenyataan politik, kelompok dipandang sebagai jembatan antara individu dan pemerintah. Politik merupakanarena perjuangan kelompok untuk memenangkan kebijakan publik, atau dapat diartikan, model pluralis adalah di mana yang membuat suatu kebijakan adalah para kelompok-kelompok kepentingan atau dengan interaksi antar kelompok lainnya. Menurut Robert Dahl dan David Truman, model pluralis dinyatakan sebagai berikut, yakni: (1) kekuasaan merupakan atribut individu dari hubungannya dengan individu lain dalam proses pembuatan keputusan.

(2) dalam suatu hubungan kekuasaan tidak perlu tetap berlangsung, namun hubungan kekuasaan ini dibentuk untuk suatu keputusan khusus. (3), tidak ada perbedaan antara elit dan massa. (4) kepemimpinan bersifat cair dan terdapat mobilitas, sedangkan kekayaan adalah aset dalam politik. (5) terdapat banyak pusat komunitas diantara komunitas, tidak ada kelompok tunggal yang mendominasi pembuatan keputusan untuk semua masalah kebijakan. (6) kompetisi dalam kebijakan publik hanya ada di antara pemimpin.

19

Model pluralis memiliki keunggulan bahwa kebijakan yang diambil didasarkan pada kepentingan kelompok dan tidak atas dasar kepentingan pribadi.Kelemahan pada model ini terdapat jikakelompok tersebut tidak memikirkan kepentingan kelompok lain,sehingga kebijakan yang diambil hanya akan menguntungkan kelompok tertentu.

 Perumusan Kebijakan Publik

Menurut William N Dunn Perumusan kebijakan publik diartikan sebagai suatu metode analisis kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai

19 Budi Winarno. 2007.ibid. hal.47.

(27)

hakikat masalah dan potensi pemecahannya.

20

Tjokroamidjojo menggambarkan bahwa perumusan suatu kebijakan adalah jika pilihan alternatif tersebut terus menerus dilakukan dan tidak pernah selesai.

21

Terdapat beberapa model yang termasuk ke dalam model perumusan kebijakan publik, yakni: Model Sistem, Model Kepuasan.

1) Model Sistem merupakan sebuah model yang ditawarkan oleh Paine dan Names. Model ini merujuk pada sebuah model sistem yang dikembangkan oleh David Easton, model ini melihat pada hubungan antara para pembuat kebijakan dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini terbagi menjadi dua yakni:lingkungan eksternal dan internal, dalam model ini terdapat interaksi antara para pembuat kebijakan dengan lingkungan yaitu dengan adanya input berupa tuntutan dan dukungan yang berasal dari Kelompok Kepentingan, LSM, Organisasi, Mahasiswa dan bahkan Partai Politik yang nantinya tuntutan tersebut akan masuk ke tahap konversi. Pada tahapan ini hanya terdapat lembaga pemerintah yang bekerja, yaitu lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif untuk menentukan apa dan bagaimana cara penyelesaian masalah ini.Tahap selanjutnya adalah output berupa hasil kebijakan publik atau keputusan dari pemerintah, hasil yang keluar atau kebijakan tersebut nantinya akan menjadi bagian dari lingkungan.

2) Model Kepuasan, model ini dirumuskan oleh Simon dan March yang menggunakan pendekatan pembuatan kebijakan berdasarkanpada dimensi perilaku. Para pembuat kebijakan dilihat dari aspek sosio-psikologisnya, model ini berbeda dengan model lainnya yang menitik beratkan pada suatu hasil kebijakan tanpa melihat dari sisi psikologis dimana dalam perkembangan kebijakan publik,para pembuat kebijakan tidak berupaya keras memperbaiki pembuatan kebijakan diluar apa yang menurut mereka memuaskan. Asumsi pokok dari model ini terdapat pada pencarian alternatif

20 William N Dunn. Op.cit.hal.133.

21 Bintoro Tjokroamidjojo. 2003. Analisa Kebijaksanaan Dalam Proses Perencanaan Pembangunan Nasional.

Majalah Administrator.

(28)

harus melalui beberapa tahapan, yakni: pencarian altermatif didasarkan pada preseden dan mengevaluasinya dan jika tidak terdapat alternatif, alternatif baru dapat dievaluasi sesuai dengan tingkat aspirasi yang berbeda dan dapat memuaskan.

22

 Pengambilan Keputusan (decision making)

Pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternative yang tersedia. Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut-paut dengan masalah,bagaimana pilihan-pilihan itu dibuat.

23

Menurut Tjokroamidjojo, pengambilan keputusan merupakan pengambilan pilihan suatu alternatif dari berbagai alternatif yang bersaing mengenai sesuatu hal dan selesai.

24

Terdapat beberapa model yang termasuk ke dalam model perumusan kebijakan publik, yakni:

 Model Rasional Komprehensif, merupakan model rasional dalam pengertian bahwa model tersebut memberikan preskripsi berbagai prosedur pengambilan keputusan yang akan menghasilkan pilihan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan kebijakan. Model rasional itu sendiri didasarkan pada ide-ide yang ilmiah dengan melakukan pengumpulan informasi yang relevan dengan berbagai alternatif lain dan tugas para analisis kebijakan adalah untuk mengembangkan pengetahuan atau informasi tersebut, yang terus dikembangkan secara mendetail yang nantinya akan memilih alternatif mana yang paling terbaik yang akan diberikan kepada pemerintah.Terdapat beberapa unsur utama dalam teori rasional komprehensif, yakni: Pertama, pembuat kebijakan dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Kedua, tujuan, nilai dan sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kepentingannya. Ketiga, berbagai alternatif yang ada diteliti secara seksama. Keempat, terdapatnya akibat–akibat dari biaya dan manfaat yang ditimbulkan oleh setiap alternatif

22 Budi Winarno. 2007. Op.cit.hal.108.

23 Solichin Abdul Wahab. Op.cit.

24 Bintoro Tjokroamidjojo. Op.cit.

(29)

yang dipilih untuk diteliti. Kelima, setiap alternatif masing-masing memiliki akibat dan dapat dibandingkan dengan alternatif–alternatif lainnya. Keenam, para pembuat keputusan akan memilih alternatif beserta akibatnya untuk dapat memaksimalisasi dalam tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang digariskan.

25

 Model Inkremental merupakan model pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan. Terdapat pokok- pokok teori inkremental, yakni: Pertama, pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris merupakan hal yang yang saling terkait satu sama lain. Kedua, pembuat keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah. Ketiga, tiap alternative yang ada hanya sejumlah kecil saja akibat-akibat yang mendasar yang akan dievaluasi. Keempat, masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didefinisikan secara teratur. Kelima, bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Keenam, pembuatan keputusan yang inkremental hakikatnya berupa perbaikan–perbaikan kecil yang diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempurnaan dari upaya konkrit dalam mengatasi masalah sosial yang ada sekarang, dari pada upaya untuk menyodorkan tujuan–tujuan sosial yang baru di masa yang akan datang.

26

Dalam membentuk suatu kebijakan, merumuskan kebijakan tersebut serta dalam pengambilan keputusan terdapat aktor-aktor yang berperan dalam perumusan kebijakan. Menurut James Anderson, aktor-aktor dalam proses pembentukan kebijakan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: para pemeran serta resmi dan pemeran serta tidak resmi.

27

Pemeran serta resmi, yakni: Pertama ,Badan-badan Administrasi, dalam proses pembentukan kebijakan publik bada administrasi sering terlibat dalam membuat suatu kebijakan tersebut. Tidak hanya itu, badan-badan administrasi juga menjadi sumber utama mengenai usul pembuatan undang-undang

25 Solichin Abdul Wahab. Op.cit.hal.19

26 Solichin Abdul Wahab. Op.cit.hal.22.

27 Budi Winarno. 2014. Kebijakan publik. Yogyakarta: Caps. Hal. 126-134.

(30)

dalam sistem politik. Badan-badan tersebut tidak hanya menyarankan undang-undang tetapi juga secara aktif melakukan lobi dan menggunakan tekanan-tekanan dalam penetapan undang-undang. Kedua, Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran yang penting dalam perumusan kebijakan hal tersebut dapat dilihat dari adanya perumusan kebijakan dalam komisi-komisi presidensial maupun dalam rapat kabinet.

Ketiga, lembaga yudikatif bertugas untuk melakukan tinjauan yudisial untuk menentukan apakah tindakan-tindakan yang diambil oleh cabang-cabang eksekutif maupun legislatif sesuai dengan konstitusi atau tidak. Keempat, lembaga legislatif sama dengan lembaga lainnya memegang peran yang krusial dalam pembuatan kebiakan, suatu undang-undang baru akan disahkan apabila telah disahkan oleh lembaga legislatif. Sedangkan, pemeran serta tidak resmi dalam perumusan kebijakan, yaitu:

1) kelompok-kelompok kepentingan. Pengaruh kelompok kepentingan terhadap keputusan kebijakan tergantung pada banyak faktor yang menyangkut ukuran- ukuran keanggotan kelompok, keuangan dan sumber-sumber lain, dalam pengambilan keputusan sistem politik.

2) partai politik, dalam hal ini partai politik bertugas untuk mengubah tuntutan- tuntutan tertentu dari kelompok-kelompok kepentingan menjadi alternatif- alternatif kebijakan.

3) Warga negara dan Individu. Dalam pembuatan kebijakan publik, warga negara seringkali diabaikan dalam hubungannya dengan legislatif. Tetapi, dalam Negara yang mendasarkan sistem otoriter kepentingan dan keinginan warganegara biasanya merupakan akibat dari adanya kebijakan publik.

Dengan demikian, tidak heran apabila dalam pembuatan kebijakan publik terbagi dalam berbagai pendekatan-pendekatan kebijakan publik di mana pendekatan tersebut dilandasi atau diketuai oleh aktor-aktor dalam perumusan kebijakan tersebut.

Hubungan antara kebijakan publik dan lembaga-lembaga pemerintah dilihat

sebagai hubungan yang sangat erat. Suatu kebijakan publik sebelum kebijakan itu

(31)

ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga pemerintah, lembaga-lembaga pemerintah memberikan tiga karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik, yakni: pemerintah memberikan legitimasi kepada kebijakan-kebijakan, kebijakan- kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas namun, hanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat menjangkau dan menghukum secara sah orang-orang yang melanggar kebijakan tersebut. Sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh kelompok- kelompok dan organisasi-organisasi lain dalam masyarakat bersifat lebih terbatas dibandingkan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

28

Menurut Anderson, pendekatan lembaga bukan merupakan pendekatan yang bersifat sempit atau bersifat deskriptif karena seorang ilmuwan dapat saja menanyakan hubungan-hubungan yang terjadi antara aturan-aturan lembaga dan substansikebijakan publik. Selain itu, seorang ilmuwan juga dapat menyelidiki hubungan-hubungan ini dalam suatu bentuk yang sistematik dan komparatif.

29

1.7. Metodologi Penelitian

Dari pemaparan diatas penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kebijakan yang dikeluarkan oleh Mahathir mohamad pada masa krisis ekonomi. Hal ini selaras dengan pernyataan martyn descombe yang menyatakan jenis penelitian deskripsi merupakan jenis penelitian yang mendeskripsikan fenomena dan menjelaskan keterkaitan antar fenomena tersebut.

30

1.7.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masalah, gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam, maka peneliti akan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut cresswell, penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyeledikan untuk memahami fenomena permasalahan

28 Budi Winarno. Op.cit.hal.55

29 Budi Winarno. Op.cit.hal.57

30 Umar suryadi bakry, metode penelitian hubungan internasional (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2015), hal 100.

(32)

sosial atau hubungan antar manusia.

31

Pendekatan kualitatif dapat didefenisikan sebagai teknik pengumpulan data dan strategi untuk menganalisis data menjadi bentuk bahasa lisan dan bukan dalam bentuk angka-angka yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang fenomena, aktivis-aktivis, proses-proses sosial dan berfokus pada makna (meaning).

32

Penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif ini berusaha menggambarkan bagaimana kebijakan ekonomi politik yang dilakukan oleh Mahathir mohamad dan juga keadaan keadaan Negara Malaysia pada masa krisis ekonomi.

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber- sumber yang telah ada yang dapat diperoleh dari buku, media masa ataupun media cetak seperti buku biografi Mahathir mohamad, Jurnal, arsip, Laporan, publikasi dari pemerintah/swasta yang dikumpul dan disusun peneliti dalam melakukan penelitiannya dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.

1.7.3. Teknik Analisis Data

Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yaitu data yang dikumpulkan bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Artinya pada penelitian ini dibutuhkan penghayatan dan analisis dan berusaha memahami faktor peristiwa dalam situasi tertentu menurut pandangan peneliti. Kemudian setelah data tersusun teratur dan sistematis, akan melakukan analisis data yang nantinya

31 John W Cresswel, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions (USA: Sage Publications, 1998), hal 15.

32 Ibid.

(33)

peneliti akan menarik suatu kesimpulan terhadap data diteliti sesuai dengan apa yang dihasilkan oleh peneliti.

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penelitian, yang tujuannya agar Skripsi ini lebih terstruktur dan terarah. Adapun pembagian sistematika penulisan dibagi menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pertama ini terdiri dari beberapa bagian yang dimulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KONDISI MALAYSIA PADA MASA KRISIS EKONOMI

Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai kepemimpinan Mahathir serta kondisi Malaysia pada masa krisis ekonomi

BAB III KEBIJAKAN MAHATHIR MOHAMAD PADA MASA KRISIS EKONOMI MALAYSIA TAHUN 1997-1999

Dalam bab ini peneliti akan membahas secara spesifik bagaimana kebijakan ekonomi politik yang dilakukan oleh Mahathir mohamad dalam mengatasi masalah krisis ekonomi yang terjadi di Malaysia.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang narasi mengenai

kesimpulan dan beberapa saran dari penelitian skripsi.

(34)

BAB II

KONDISI MALAYSIA PADA MASA KRISIS EKONOMI

2.1 Kepemimpinan Mahathir

Dr. Mahathir Mohamad lahir pada tanggal 20 Desember 1925 di Alor Star, Kedah dan hidup dalam keluarga yang sangat disiplin.

33

Ayah Mahathir, Bapak Mohamad Iskandar Muslim India adalah keturunan ibu Hawa sedangkan Mahathir keturunan Melayu. Mahathir adalah anak bungsu dari 9 bersaudara dan sangat dekat dengan ayahnya. Encik Mohamad Iskandar menjadi guru sekolah Inggris Kerajaan pada tahun 1908, salah satu muridnya adalah Tunku Abdul Rahman Putra (PM Malaysia Pertama).

Meski begitu, Encik Mohamad tidak membedakan si miskin dan si kaya.

Saat itu, nama Mohamad Iskandar hampir identik dengan perkembangan dan kemajuan pendidikan di negeri ini. Ayah Mahathir adalah seorang kepala sekolah yang ketat dan sangat disiplin, sehingga tidak mengherankan jika Mahathir kemudian mewarisi sifat yang sangat disiplin dari ayahnya.

34

Pendidikan dasar Mahathir dimulai di sekolah-sekolah Melayu di Perak, Kedah selama dua tahun sebelum bergabung dengan sekolah berbahasa Inggris milik pemerintah di Alor Star. Mahathir adalah murid yang cerdas, pendidikannya terganggu selama 4 tahun selama Perang Dunia II dan selama menunggu waktu itu Mahathir mendapat izin untuk membuka usaha. Pengalaman selama pemerintahan Jepang memberikan banyak manfaat. Upaya Mahathir berakhir dengan berakhirnya Perang Dunia II dan kembalinya Malaya ke pemerintahan Inggris.

35

Pada tahun 1945 Mahathir menyelesaikan sekolahnya di sekolah negeri berbahasa Inggris, dengan Sertifikat Cambridge Senior. Kemudian Mahathir tertarik

33 Mahathir Mohamad, Kebangkitan Semual Asia (Selangor: Pelanduk Publication), 1999, hal 15

34 Morais J. Victor,Mahathir a profile in courage (Eastern Universties Press,1982)

35 Mahathir Bin Mohamad-wikipedia, artikel diakses pada 11 januari 2021 dari

"http://ms.wikipedia.org/wiki/Mahathir_bin_Mohamad"

(35)

untuk melanjutkan studinya di bidang hukum dan berharap mendapat beasiswa dari pemerintah untuk belajar di Inggris. Namun hal tersebut tidak terwujud karena pemerintah memutuskan Mahathir belajar kedokteran di King Edward VII College of Medicine Singapura, mengingat pada saat itu banyak pengacara sedangkan tenaga medis masih kecil, istri Mahathir Siti Hasmah juga berasal dari sekolah kedokteran yang sama.

Dalam politik Malaysia, Mahathir adalah tokoh kontroversial sebelum dan sesudah menjadi Perdana Menteri. Pengalaman kepemimpinan Mahathir dimulai saat belajar di Singapura, di mana ia menjabat sebagai Ketua Komunitas Islam di King Edward VII Medical College Singapura. Di sana, Mahathir adalah seorang aktivis mahasiswa terkenal dan menulis banyak artikel di "Straits Times" dan "Sunday Times" dengan nama "Che Det". Tema kemelaratan kehidupan masyarakat pedesaan yang tenang sejak menjadi mahasiswa Mahathir memang dikenal sebagai juara bangsa Melayu yang dianggap tersesat di bidang ekonomi.

36

Pada 1953 Mahathir menerima gelar doktor dan setahun kemudian bekerja untuk pemerintah. Pada tahun 1956 Mahathir bekerja di Rumah Sakit Umum di Alor Star. Namun setahun kemudian ia mengundurkan diri dan membuka praktek / klinik swasta “Maha Klinik” (J. Victor Morais, 1982: 23). Dalam profesinya sebagai dokter, Mahathir adalah orang yang murah hati, tidak pernah memaksa pasiennya untuk membayar jika tidak mampu. Mahathir juga bisnis dan kesenangan akan selalu mengingatkan para pengusaha melayu untuk memulai dari bawah guna mendapatkan pengalaman dan belajar bagaimana meraih kesuksesan. Mahathir selalu berpandangan bahwa apa yang berhasil dilakukan orang lain akan dia lakukan juga.

37

Mahathir dikenal sebagai pemimpin yang tidak pernah merasa takut dan selalu blak-blakan dalam kritiknya bahkan kerap kontroversial. Mahathir adalah Perdana Menteri Malaysia tanpa latar belakang pendidikan hukum.

38

36 Mohamed Yusri Mohamed Yong, Mahathir Bin Mohamad, artikel diakses pada 3 februari 2021 dari http://www.geocities.com/tokoh_agung/TokohPMMahathirbinMohammad.htm

37 Morais J. Victor,Mahathir a profile in courage (Eastern Universties Press,1982)

38 Mahathir Bin Mohamad-wikipedia, artikel diakses pada 1 februari 2021 dari

“http://ms.wikipedia.org/wiki/Mahathir_bin_Mohamad”

(36)

Mahathir adalah sosok yang kalem, sangat kalem dan kolektif serta rasional dan adil dalam berdiskusi dan mufakat, tetapi tidak dapat melihat diri seseorang.Karier ketidakefisienan dalam berpolitik yang digagas oleh Mahathir pada usia 20 tahun, pada tahun 1945 ia turut mendirikan Melayu Kedah. Persatuan (Persatuan Melayu Kedah). Kemudian ia bergabung dengan gerakan nasionalis Melayu (UMNO), saat Dato Jaafar menjadi pendiri dan presiden pertama Umno Mahathir yang berusia 20 tahun. Pada tahun 1959 dia ditawari untuk berpartisipasi dalam pemilihan negara bagian Kedah tetapi Mahathir menolak.

Keterlibatan penuhnya dalam politik dimulai pada tahun 1964 ketika ia menjadi wakil rakyat di DPR yang mewakili Kota Star Selatan di Kedah. Sebagai anggota DPR, Mahathir dikenal giat merumuskan perjuangan pro-Melayu yang dicap ultra oleh non-Melayu.

Di awal karir politiknya, Mahathir selalu berselisih paham dengan Tunku Abdul Rahman dan dengan pimpinan UMNO. Tetapi 1964 adalah terobosan besar pertama yang dibuat Mahathir, ketika ia dinominasikan sebagai Anggota Parlemen South Star City hingga 1969.

Keterlibatan penuhnya dalam politik dimulai pada tahun 1964 ketika ia menjadi wakil rakyat di DPR yang mewakili Kota Star Selatan di Kedah. Sebagai anggota DPR, Mahathir dikenal giat merumuskan perjuangan pro-Melayu yang dicap ultra oleh non-Melayu.

Di awal karir politiknya, Mahathir selalu berselisih paham dengan Tunku Abdul Rahman dan dengan pimpinan UMNO. Tetapi 1964 adalah terobosan besar pertama yang dibuat Mahathir, ketika ia dinominasikan sebagai Anggota Parlemen South Star City hingga 1969.

39

Pasca krisis rasial pada 13 Mei 1969 di Kuala Lumpur, perbedaan pendapat antara Mahathir dengan generasi konservatif, khususnya Tunku Abdul Rahman, meningkat tajam. Dalam bukunya "The Malay Dilemma" Mahathir mengkritik Tunku

39 Joan Fam Li Hing,dkk, Tun Dr. Mahathir’s Legasy An Inspirational Learning Experience (Kuala Lumpur: Krista Education Sdn Bhd, 2006), h. 4

(37)

yang tidak berbuat banyak untuk orang Melayu, terutama masyarakat pedesaan.

Tindakan yang dilakukan Tunku dinilai lamban. Kemudian bersama Datuk Musa Hitam, Mahathir bergabung dengan gerakan pemuda "Turki Muda" dan menulis protes kepada Tunku.

40

Kritik dan tuntutan terhadap Tunku Abdul Rahman dilontarkan dalam protes di Universitas Malaya pada 17 Juni 1969. Saat itu, sepucuk surat dari sejumlah halaman diserahkan Mahathir kepada Tunku. Dalam surat tersebut, menurut Leon Comber dalam bukunya "Peristiwa 13 Mei", Mahathir menuding Tunku terlalu mendukung orang Tionghoa dan menuntut agar Tunku mundur sebagai Perdana Menteri.

Dalam menduduki posisinya sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Mahathir dipandang sebagai pemimpin yang pragmatis dan tegas serta populer di antara semua lapisan masyarakat / ras. Mahathir berambisi menjadikan Malaysia negara yang produktif dan efisien, namun untuk itu masyarakat harus rela mengorbankan waktu dan tenaga. Mahathir ingin orang Melayu tidak terlalu bergantung pada pemerintah dan ingin membuat perekonomian pedesaan meningkat sesuai dengan dinamika pembangunan.

41

Peran Perdana Menteri Malaysia dalam membuat kebijakan ekonomi adalah yang terpenting seperti halnya dalam kebijakan penting lainnya termasuk kebijakan luar negeri. Perdana Menteri Mahathir Mohamad (1981-2003) mencoba menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, berbagai kebijakan dilakukan untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju. Mahathir adalah arsitek utama dari berbagai kebijakan populer seperti Look East Policy (LEP) atau Look East Policy dan secara pribadi merupakan penggerak utama yang terlihat langsung dalam pembuatan kebijakan dan implementasinya.

42

40 Sivamurugan, Legasi Mahathir, h. 24

41 Morais J. Victor,Mahathir a profile in courage (Eastern Universties Press,1982)

42 Hajrudin Somun, Mahathir The Secret of the Malaysian Success (Selangor: Pelanduk Publications, 2003), h. 49

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan masih terjadi ketimpangan pendapatan antar pengrajin di Desa Belega. Oleh karena, sebagian besar masyarakat di Desa Belega

Embrio adalah suatu perkembangan yang mencerminkan interaksi luar biasa dari suatu fenomena semakin kompleks, dari waktu pembuahan sampai akhir minggu

Hasil penelitian e-learning menggunakan auto model disajikan dalam bentuk gambar grafik dan tabel performance vector machine plot performance vector, classification vector

Pada alat ukur osiloskop, tegangan (V) didapatkan dari hasil kali tinggi pulsa (amplitudo) dengan volt/div yang digunakan atau dapat dituliskan secara matematis sebagai

Tentunya untuk mengembangkan buku ajar berbasis proyek, buku ajar harus sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis proyek, Berikut adalah karakteristik

Pengendalian persediaan bahan baku pada KUB Bina Sejahtera diperoleh KUB Bina Sejahtera I dalam menggunakan ikan baji-baji memiliki jumlah pembelian bahan baku

mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Faktor biaya seringkali menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan media