• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

171 PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR

KRITIS SISWA

SMP N 18 PALEMBANG

Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

ABSTRAK

kurikulum tingkat satuan pendidikan menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan didapat bahwa guru-guru mata pelajaran matematika lebih banyak menggunakan masalah-masalah matematika yang tertutup. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan soal-soal non rutin yang akan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 18 Palembang di kelas IX.2 berjumlah 40 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research. Penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan soal-soal non rutin untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah pertama negri 18 palembang. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping yang meliputi expert reviews, one-to-one, dan small group, serta field test.

Kata Kunci:

Soal non rutin, Berpikir Kritis, Development Research, SMP N 18 Palembang

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional 2006), adalah menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

(2)

172 gagasan dan pernyataan matematika. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pelajaran matematika merupakan salah satu komponen dalam kurikulum yaitu salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Selain itu kurikulum tingkat satuan pendidikan menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di sekolah menengah pertama negeri 18 palembang didapat bahwa guru-guru mata pelajaran matematika lebih banyak menggunakan masalah-masalah matematika yang tertutup. Dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika tertutup ini, siswa-siswi menggunakan prosedur penyelesaian yang standar, akibatnya timbul persepsi yang salah terhadap pelajaran matematika.

Matematika dianggap sebagai pengetahuan yang terurut dan prosedural. Sangat jarang siswa diajak menganalisis serta menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Banyak guru masih bergantung pada buku ajar termasuk dalam pemilihan materi tes untuk evaluasi siswa. Padahal buku ajar matematika yang ada saat ini, sedikit sekali memuat soal-soal non rutin.

Menurut penelitian yang telah wayan lakukan tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa ia telah berhasil mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur berpikir kritis siswa pada materi sistem gerak. Alat evaluasi yang ia gunakan yaitu berupa soal-soal. Menurut r. Rosnawati (2012) berpikir kritis merupakan suatu karakteristik yang bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah pada tiap jenjangnya. Sedangkan menurut Nur Azizah Turohmah (2014) bahwa penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Berdasarkan ketiga penelitian dan uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk meniliti bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan soal-soal non rutin yang akan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh sebab itu, peneliti mengambil

(3)

173 judul PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan soal non rutin yang valid dan praktis untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa smp n 18 palembang?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan soal-soal non rutin yang valid dan praktis untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Guru yaitu dengan adanya penelitian ini, diharapkan semua guru bisa mengembangkan soal-soal non rutin untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa disemua pokok bahasan.

b. Siswa diharapkan agar terbiasa menyelesaikan soal-soal non rutin agar kemampuan berpikir kritis bisa lebih baik dari sebelumnya.

c. Peneliti lain, agar bisa mengembangkan soal-soal non rutin di jenjang yang lebih tinggi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran matematika SMP dan MTs (Departemen Pendidikan Nasional 2006) yaitu:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

(4)

174 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika di atas yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal-soal non rutin yang diberikan oleh guru.

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Beberapa kemampuan berpikir yang bisa meningkatkan kecerdasan memproses adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan mengorganisir otak, dan kemampuan analisis. Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memasukkan kemampuan- kemampuan berpikir yang harus dikuasai anak disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep.

Menurut Appelbaum dalam Edi Budiman (2014) pengembangan berpikir kritis pada pelajaran matematika di dalam kelas dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas seperti membandingkan, membuat kontradiksi, induksi, generalisasi, mengurutkan mengkalisifikasikan, membuktikan, mengkaitkan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat pola, dirangkaikan secara berkesinambungan. Arthur L. Costa (1985:310) menggambarkan bahwa berpikir kritis adalah : "using basic thinking processes to analyze arguments and generate insight into particular meanings and interpretation; also known as directed thinking". Sedangkan menurut Ennis (dalam L.Costa,1985) berpikir kritis adalah: "the process of reasonably deciding what to believe". Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk membuat suatu keputusan.

(5)

175 Menurut R. Rosnawati indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima, yaitu;

1. Memberikan penjelasan sederhana.

2. Membangun keterampilan dasar.

3. Menyimpulkan.

4. Membuat penjelasan.

5. Mengatur strategi dan taktik.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga indikator, yaitu;

a) Memberikan penjelasan sederhana.

b) Membangun keterampilan dasar.

c) Menyimpulkan.

3. Soal Non Rutin

Menurut Daane dalam Billy (2008) soal non rutin fokus pada level tinggi dari interpretasi dan mengorganisasi masalah . Soal ini menuntut siswa untuk berpikir kritis, menambah pemahaman konsep siswa , mengembangkan penalaran matematika, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan mentransfer kemampuan matematika ke situasi yang tidak familier.

Menurut Krulik dalam Billy (2008), sebuah soal yang baik memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Menarik dan menantang siswa.

2. Menuntut analisis kritik dan kemampuan mengamati.

3. Memberikan kesempatan untuk diskusi dan interaksi.

Dari uraian di atas, menurut Billy (2008) soal non rutin merupakan soal yang menuntut berpikir kritis dan tingkat tinggi, maka soal non rutin haruslah memenuhi karakter sebagai berikut:

1. Kelancaran berfikir (fluency), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

2. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacam- macam pendekatan atau penyelesaian terhadap permasalahan

(6)

176 menggunakan algoritma bukan biasa (gabungan beberapa algoritma), menggunakan strategi penyelesaian yang tidak tunggal.

3. Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci

4. Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 18 Palembang di kelas IX.2 berjumlah 40 orang.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research. Penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan soal-soal non rutin untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah pertama negri 18 palembang. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping yang meliputi expert reviews, one-to-one, dan small group, serta field test. Berikut ini disajikan diagram alur pada penelitian ini.

Low resistance to revision High resistance to revision

Gambar 3. Alur Desain formative evaluation (Tessmer, 1993) Revisi

Expert Reviews

Small

Group

Field

test

Revise Revise

One-to-one Self Evaluation

(7)

177 DAFTAR PUSTAKA

Arthur L.,(ed.) (1985) Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking.

Virginia: ASCD

Azizah, nur.(2014).Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui penerapan pendekatan Open Ended.Skripsi.UIN Syarif Hidayatullah

Billy.(2008).Pengembangan soal matematika Non Rutin di SMA Xaverius 4 Palembang.Tesis. Jurusan Pendidikan Matematika Pascasarjana UNSRI

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi SMP dan MTs. Jakarta: Depdiknas

Krathwohl.(1997). Methods of Educational and Social Science Research, Second Edition. New York: Longman, Inc.

R.Rosnawati.(2012).Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pembentukan Karakter Siswa.Tesis. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Tessmer, Martin.(1993). Planning and Conducting-Formative Evaluations.

London, Philadelphia: Kogan Page.

Walan setia pangastuti.(2013).Pengembangan Alat Evaluasi Berbasis Berpikir Kritis pada Materi Sistem Gerak.Tesis.Universitas Negeri Semarang

Gambar

Gambar 3. Alur Desain formative evaluation (Tessmer, 1993) Revisi Expert Reviews Small Group  Field test Revise Revise One-to-one Self Evaluation

Referensi

Dokumen terkait

JALAN

Tempat : Kantor Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) Provinsi

Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. POKJA BLPLP

[r]

This research attempts to find and analyze backward masking technique used in nowadays pop songs as a part of popular culture. The issue of backward masking is

sunrise yaitu paket yang menawarkan wisatawan untuk menikmati sunrise di Pantai Amal, dengan maksud agar wisatawan meninap di ressort and cottage yang telah

[r]

Kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang merasa keberatan atas ditetapkannya pemenang tersebut di atas, dapat mengajukan sanggahan secara online kepada Pokja