• Tidak ada hasil yang ditemukan

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

Tujuan : 1. Peserta memahami tentang pentingnya KTA (Konservasi Tanah dan Air);

2. Memahami berbagai teknik KTA (Konservasi Tanah dan Air).

3. Peserta terampil membuat dan menerapkan penanaman tanaman kayu-kayuan, pengaturan pola tanam, penanaman mengikuti kontur, dan pembuatan Dam penahan.

Materi : 1. Teknik KTA metode Vegetatif (Penanaman tanaman kayu-kayuan); 2. Teknik KTA metode Agronomi:

a. Pengaturan pola tanam; b. Penanaman mengikuti kontur;

3. Teknik KTA metode Sipil Teknis (Pembuatan Dam Penahan): Metode : 1. Diskusi kelompok;

2. Praktek; 3. Studibanding.

Bahan dan Alat : 1. Kertas plano, spidol, selotape/lakban; 2. Poster/gambar berkaitan dengan KTA; 3. Slide, Video tentang KTA.

4. Alat bantu/alat peraga penyuluhan (Contoh bibit yang sehat/memenuhi standar).

Waktu : 1. Teori ( 30 menit); 2. Praktek ( 150 menit ).

Tempat : 1. Teori di ruangan (Sekretariat KTH): 2. Praktek di lapangan (Lahan usaha KTH).

Langkah-langkah

: 1. Pendamping memberikan pemahaman tentang pentingnya Konservasi Tanah dan Air; Teknik Konservasi Tanah dan Air; membuat dan menerapkan penanaman tanaman kayu-kayuan, pengaturan pola tanam, penanaman mengikuti kontur, dan pembuatan Dam penahan. 2. Pendamping memberikan pemahaman tersebut melalui gambar,

poster, slide, film.

3. Peserta dibagi kedalam 3 kelompok (Kelompok Vegetatif, Kelompok Agronomi dan Kelompok Sipil Teknis), kemudian peserta diajak kelapangan untuk melakukan praktek.

a. Kelompok Vegetatif melakukan praktek/simulasi tentang : Penyiapan lahan, meliputi : Pembersihan lahan dan pengolahan lahan; Praktek/simulasi teknik pengangkutan bibit yang benar; Praktek/simulasi tentang teknik penanaman, meliputi : Mengatur arah larikan, memasang ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang

(2)

tanam, dan pelaksanaan penanaman.

b. Kelompok Agronomi melakukan praktek/simulasi pola tanam beserta denahnya berdasarkan pengalaman yang selama ini dilakukan dilahan usaha taninya.

Gambar-gambar pola tanam beserta denahnya tersebut dikumpulkan dan selanjutnya yang sama atau mirip dikelompokkan sehingga akan didapatkan berbagai macam pola tanam.

Lakukan tinjauan lapangan untuk mengamati keadaan lahan serta wawancara dengan pemilik lahan (Sepakati waktunya). Setelah selesai peninjauan ketua dibantu anggota kelompok berdiskusi dan membuat laporan hasil pengamatan.

Kelompok Agronomi juga melakukan praktek atau simulasi tentang penanaman mengikuti kontur.

Peserta menentukan garis kontur. Garis kontur dapat ditentukan dengan mempergunakan alat pengukur yang disebut Bingkai A. Sebelum kita menanam dilarikan, terlebih dahulu kita harus menggali parit disepanjang garis kontur. Tanah yang digali dari parit ini kita pergunakan untuk membuat pematang langsung dibagian bawah parit.

Pada awal musim hujan, kita membuat larikan terasering dengan menanam benih di atas pematang. Paritnya berguna untuk menampung air hujan supaya menyerap dan berguna bagi tanaman.

c. Kelompok Sipil teknis, peserta menentukan lokasi yang memenuhi syarat Dam penahan, kemudian peserta melakukan perencaan dengan mengukur panjang badan bendung, tinggi badan bendung, bahan dan alat yang diperlukan.

Peserta melakukan diskusi/simulasi untuk proses pelaksanaannya. Setelah pembuatan Dam Penahan selesai, para peserta melakukan diskusi untuk mengevaluasi hasil kegiatannya.

4. Pendamping membagikan kertas, spidol, lakban, kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan bersama anggota kelompok selama

(3)

15-20 menit. Masing-masing perwakilan kelompok untuk menceritakan hasil diskusi tersebut;

5. Pendamping memfasilitasi diskusi kelompok hasil paparan masing-masing kelompok. Semua peserta boleh menyampaikan tanggapan, masukan dan saran.

6. Pendamping bersama Ketua Kelompok menyimpulkan hasil paparan kelompok Vegetatif, Agronomi, Sipil Teknis dan menjelaskan tentang pentingnya Konservasi Tanah dan Air; Teknik Konservasi Tanah dan Air; membuat dan menerapkan penanaman tanaman kayu-kayuan, pengaturan pola tanam, penanaman mengikuti kontur, dan pembuatan Dam penahan dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Bahan Bacaan

Konservasi Tanah dan Air adalah upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air).

Peningkatan Fungsi Tanah pada Lahan Kritis dan Lahan Rusak di Kawasan Lindung dan Kawasan Budi Daya yang sudah dipulihkan dilaksanakan dengan metode:

a. vegetatif;

b. agronomi; dan/atau

c. sipil teknis pembuatan bangunan Konservasi Tanah dan Air.

1. Teknik KTA metode Vegetatif:

a. Penanaman tanaman kayu-kayuan; b. Penanaman tanaman perdu; c. Penanaman Rumput-rumputan;

d. Penanaman tanaman penutup tanah lainnya (Tanaman merambat yang ditanam khusus untuk Konservasi Tanah dan Air, antara lain: Callopogonium muconoides, Centrocema pubescens, Mukuna, Crotalaria juncea, Arachis pintoi, dan Peurarea javanica).

2. Teknik KTA metode Agronomi: a. Pemberian mulsa;

b. Pengaturan pola tanam; c. Pengayaan tanaman;

d. Pengolahan tanah konservasi; e. Penanaman mengikuti kontur;

(4)

f. Pemupukan; g. Pemanenan.

3. Teknik KTA metode Sipil Teknis: a. Pembuatan sengkedan; b. Pembuatan teras guludan; c. Pembuatan teras bangku; d. Pembuatan pengendali jurang; e. Pembuatan sumur resapan; f. Pembuatan Dam pengendali; g. Pembuatan Dam penahan;

h. Pembuatan saluran buntu atau rorak; i. Pembuatan saluran Pembuangan Air (SPA); j. Pembuatan bangunan terjunan air;

(5)

4. Penanaman :

Sebelum pelaksanaan penanaman dilakukan melalui tahapan: a. Persiapan lahan:

 Pembersihan lapangan dari tumbuhan pengganggu, seperti alang-alang, semak belukar, dll;

 Pemasangan ajir sejajar garis kontur;

 Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 20 cm. b. Penanaman:

 Bibit sebelum diangkut kelapangan dibiarkan dahulu 2-3 hari pada kotak angkutan;  Pengangkutan bibit seaman mungkin;

 Penanaman dilakukan pada musim hujan;

 Polybag dibuka, bibit masukan ke lubang tanam, lalu tutup dengan tanah dan dipadatkan.

c. Pemeliharaan:

 Pemeliharaan dilakukan agar tanaman muda mampu tumbuh menjadi tegakan akhir dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan.

d. Penyiangan dan pendangiran:

o Penyiangan dan pendangiran dilakukan minimal 4 kali setahun. Pada tahap pertama dan kedua sebaiknya dilakukan penyiangan total dan pada tahun ketiga cukup secara jalur;

o Pendangiran dilakukan disekitar tanaman pokok dengan jari-jari sekitar 0,5 meter; o Pada tahun ke empat dilakukan penyiangan (jalur), pembebasan dan pemangkasan (low

pruning). e. Penyulaman:

 Penyulaman pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari satu bulan;  Pada tahun kedua, apabila persentase tumbuh tanaman kurang dari 80 %;

(6)

 Penyulaman dilakukan selama hujan masih cukup. f. Pemupukan:

Pemupukan NPK sangat menolong pertumbuhan tanaman, dengan dosis yang tepat. g. Penjarangan:

 Tujuan penjarangan untuk memberikan ruang tumbuh yang baik bagi tegakan.

 Penjarangan dilakukan terhadap pohon yang terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, bercabang banyak, dll.

h. Pemberantasan dan pengendalian kebakaran:

 Dapat dilakukan dengan pengamatan sedini mungkin;  Mencegah serangan hama dan penyakit;

 Melakukan pemberantasan Hama/penyakit yang ramah lingkungan.

5. Pengaturan Pola tanam adalah suatu penerapan pola penanaman pada sebidang tanah dalam setahun yang dilaksanakan petani sesuai dengan agroklimat, kondisi sosial ekonomi, kemampuan dan penguasaan terhadap teknologi, permodalan dan lain-lain.

Contoh Pola Tanam :

Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept

Padi Gogo Kacang Tanah Tanaman

lainnya

Jagung Muda Ubi Kayu

Pola tanam memiliki manfaat antara lain: a. Untuk meningkatkan persediaan makanan; b. Untuk memperluas kesempatan kerja; c. Untuk meningkatkan pendapatan; d. Untuk pengawetan tanah dan air;

e. Untuk mempertahankan kesuburan tanah;

f. Untuk menekan populasi hama/penyakit yang menyerang.

6. Penanaman mengikuti Kontur.

Penanaman mengikuti kontur berfungsi untuk mengurangi panjang lereng, memperlambat laju aliran air permukaan dan menahan tanah yang tererosi dari bidang olah.

Penanaman mengikuti kontur dapat menjadi awal pemebentukan terassecara alamiah di lereng karena terkumpulnya tanah dibelakang larikan tanaman.

(7)

 Tergolong teknik konservasi tanah yang memerlukan jumlah tenaga kerja dan biaya yang rendah.

 Efektif dalam mengendalikan erosi dan aliran permukaan tanah.  Menghasilkan tanaman penguat teras, pakan ternak dan mulsa.  Secara berangsur dapat membentuk teras bangku jika dikehendaki.

 Pembuatan Dam penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu, anyaman ranting atau trucuk bambu/kayu yang dibuat pada alur jurang dengan tinggi maksimum 4 meter.

Tujuan pembuatan Dam Penahan antara lain:

a. Mengendalikan endapan dan aliran air permukaan dari daerah tangkapan air dibagian hulu.

b. Meningkatkan permukaan air tanah dibagian hilirnya. Sasaran lokasi Dam Penahan adalah :

a. Daerah kritis dengan kemiringan lereng 15-35 %.

b. Daerah yang sudah diupayakan RLKT tetapi hasilnya belum efektif. c. Daerah tangkapan airnya sekitar 30 Ha.

d. Lokasi terletak pada tempat yang stabil. Pelaksanaan Pembuatan Dam Penahan : 1. Persiapan Lapangan:

a. Penyiapan rancangan. b. Pembersihan lapangan.

c. Pengukuran kembali dan pematokan. d. Pembuatan jalan masuk.

e. Pembuatan barak kerja dan gudang bahan bangunan. f. Pengadaan bahan dan peralatan.

2. Pembuatan Dam Penahan:

a. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong, trucuk bambu/kayu. b. Pemasangan bronjong kawat, trucuk bambu/kayu.

c. Pengisian batu kedalam bronjong kawat.

d. Pengikatan kawat bronjong, anyaman bambu/kayu. e. Penguatan tebing.

3. Organisasi pelaksana:

Sebagai pelaksana pembuatan Dam penahan adalah kelompok masyarakat di dampingi oleh Penyuluh kehutanan dibawah koordinasi Instansi Pelaksana Penyuluhan Kehutanan Kab/Kota.

4. Tahapan dan Jadwal Kegiatan:

Tahapan dalam pelaksanaan pembuatan Dam Penahan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan yang tertuang dalam rancangan.

(8)

Dam Penahan yang telah dibangun sesuai rancangan dan setelah selesai masa pemeliharaannya diserahkan kepada aparat desa setempat dengan Berita Acara Penyerahan.

6. Pemeliharaan:

Pemeliharaan meliputi perbaikan/penyulaman kawat bronjong, anyaman trucuk bambu/kayu yang putus atau rusak dan pengisian kembali atau kedalam bronjong kawat serta penguatan dinding tanah disekitar Dam Penahan.

Referensi

Dokumen terkait

telah membuktikan bahwa Spirulina mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan, yaitu kemampuan untuk mencegah atau menghambat radikal bebas yang menyebabkan kerusakan

Short-term scheduler terjadi sangat sering (dalam milidetik), jadi setiap proses dijadwal dengan cepat, sedangkan long-term scheduler terjadi sangat jarang (dalam detik atau

Stadium lll adalah penyakit nodal abdominal dibawah diafragma dan stadium lV merujuk pada keterlibatan yang tersebar dari satu atau lebih lokasi ekstranodal

Liswati EM, (2016), Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Yang Memiliki Jamkesmas Di Desa Tegal Giri Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali , UMS,

d. Webster mengutarakan wacana merupakan rangkaian kalimat baik lisan maupun tulisan yang saling berhubungan, hal ini sejalan dengan pendapat syamsuri, dan

Nama : Novia Ardila (1301708) Nur Afni (1301720) Selvi Desideria () Prodi : Pendidikan Kimia Dosen : Dra.

PENGARUH BENTUK LATIHAN MENGGUNAKAN HURDLES TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA FUTSALi. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mempunyai keberanian untuk mengajukan Pendapat Menjawab pertanyaan dengan tepat dan antusias Gesture dan Penampilan