LAPORAN
HASIL PELAKSANAAN
MONITORING DAN EVALUASI
ON GOING
UMI PUDJI ASTUTI
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi on Going dapat diselesaikan. Kegiatan monitoring dan evaluasi on going ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat kesesuaian rencana pengkajian/diseminasi teknologi pertanian dengan pelaksanaannya; (2) Mengevaluasi perkembangan kegiatan di
lapangan (tingkat kemajuan kegiatan) pengkajian/diseminasi teknologi pertanian; (3) Mengetahui permasalahan yang dihadapi di lapangan dan alternatif pemecahan
yang dilakukan serta memberikan saran kepada penanggung jawab apabila terjadi penyimpangan berdasarkan indikasi permasalahan yang ada.
Demikanlah laporan ini kami buat dengan harapan laporan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan. Kami sadari laporan ini belum sempurna untuk itu kami harapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini. Kepada anggota tim Monev yang telah melaksanakan tugasnya kami sampaikan terimakasih.
Bengkulu, November 2014 Penanggung Jawab
Dr. Umi Pudji Astuti,MP NIP. 196105311990032001
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
Keluaran yang Diharapkan ... 2
II. PROSEDUR ... 3
Ruang Lingkup ... 3
Prosedur dan Mekanisme Kerja ... 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5
Kunjungan Lapangan ... 5
Penilaian Kegiatan ... 16
Manfaat Kegiatan Pengkajian dan Diseminasi ... 17
IV. KESIMPULAN ... 24
LAMPIRAN ... 25
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Judul Kegiatan Pengkajian/Diseminasi, Nama Penangung Jawab dan Lokasi Kunjungan Lapangan Kegiatan Monev on-going
Tahun 2014 ... 4 2. Hasil Penilaian Monev On Going Tahun 2014 ... 16
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Monev On Going Kegiatan Diseminasi ... 17 2. Monev On Going Kegiatan Pengkajian ... 28
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.
Sejalan dengan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang dimulai tahun 2010 setiap kementerian/Lembaga harus merestrukturisasi program dan kegiatan sebagai wujud pelaksanaan performance based budgetingsehingga setiap unit kerja harus memiliki indikator kinerja, merencanakan program/kegiatan, melaksanakan dan mengevaluasi capaian indikator kinerjanya sendiri.
Dalam perspektif manajemen penelitian, monitoring dan evaluasi (monev) merupakan instrumen penting untuk pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pengkajian dan diseminasi inovasi pertanian agar tetap berjalan dan dapat mencapai target sasaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Payung hukum pelaksanaan kegiatan monev di lingkup Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BB Pengkajian), yaitu: (1) Peraturan Menteri Pertanian No. 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian; (2) PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern; dan (3) Peraturan Menteri Pertanian No.20/Permentan/TU.200/3/2008 tentang Pedoman Penyusunan Dan Evaluasi Proposal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, yang mengamanatkan institusi pemerintah untuk melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai institusi pemerintah yang banyak bersentuhan langsung dengan pengguna dan para pemangku kepentingan pembangunan pertanian di berbagai tingkatan, terus dituntut untuk dapat menunjukkan secara nyata apa, bagaimana dan dimana kegiatan yang telah dilaksanakannya, termasuk hasil-hasil kegiatan /program lingkup BBP2TP. Setiap kegiatan/program harus berbasis
2
kinerja dan dikelola dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Hasil-hasil kegiatan dan program tersebut hanya dapat diwujudkan melalui perencanaan kegiatan yang sistematis dan terarah mengacu pada kebutuhan pengguna, adanya penggunaan manajemen operasional yang tepat, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) secara menyeluruh dan komprehensif (BBP2TP,2011).
Hasil evaluasi dan pengalaman dari kinerja institusi pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa masih banyak kelemahan dan kinerja kegiatan program yang belum sesuai dengan sasaran dan belum seluruh hasil-hasil kegiatan/program sampai di pengguna. Lemahnya monev merupakan salah satu kendala utama dari permasalahan tersebut karena pelaksanaan monev belum dapat dilaksanakan sepenuhnya dan kurang dianggap sebagai kebutuhan institusi. Kelemahan teknis lainnya yang dihadapi antara lain: a) belum adanya pedoman untuk melaksanakan monev secara komprehensif dan integratif, dan b) monev masih terbatas pada pemenuhan laporan kegiatan dan belum menyentuh aspek-aspek capaian efisiensi dan efektivitas kegiatan/program.
1.2. Tujuan
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi internal BPTP Bengkulu Tahun 2014 antara lain bertujuan untuk :
a. Mengetahui tingkat kesesuaian rencana pengkajian/diseminasi teknologi pertanian dengan pelaksanaannya.
b. Mengevaluasi perkembangan kegiatan di lapangan (tingkat kemajuan kegiatan) pengkajian/diseminasi teknologi pertanian.
c. Mengetahui permasalahan yang dihadapi di lapangan dan alternatif pemecahan yang dilakukan serta memberikan saran kepada penanggung jawab apabila terjadi penyimpangan berdasarkan indikasi permasalahan yang ada.
1.3. Keluaran yang diharapkan
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi internal BPTP Bengkulu Tahun 2014, antara lain :
a. Data/informasi tingkat kesesuaian rencana pengkajian/ diseminasi teknologi pertanian dengan pelaksanaannya (form 6, 7).
b. Data/informasi perkembangan kegiatan (tingkat kemajuan kegiatan) pengakajian/ diseminasi teknologi pertanian.
3
II. PROSEDUR
2.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi BPTP Bengkulu 2014 adalah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pengkajian dan diseminasi sebanyak 18 kegiatan di beberapa Kabupaten dan Kota (Tabel. 1)
Tabel 1. Judul Kegiatan Pengkajian/Diseminasi, Nama Penangung Jawab dan Lokasi Kunjungan Lapangan Kegiatan Monev on-going Tahun 2014
No. Judul RDHP/RODHP Penanggung Jawab Lokasi (Kabupaten) 1. Peta Pewiayahan Komoditas Pertanian/
AEZ II Hamdan, SP, M.Si Mukomuko
2. Model Akselerasi Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan Lestari (m-AP2RL2)
Dr. Rudi Hartono, MP Mukomuko
3. Sumberdaya Genetik Drs. Afrizon, M.Si Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Lebong, Mumomuko, Kota Bengkulu
4. Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu
Zul Effendi, S.Pt Rejang Lebong
5. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu
Wilda
Mikasari,STP,MSi Bengkulu Tengah, Lebong 6. Analisis Kebijakan dan Penyusunan
Renstra 2015-2019
Dr. Dedi Sugandi, MP Kepahiang 7. Peningkatan Kapasitas SDM dalam
Komunikasi dan Diseminasi Hasil Litkaji (Penas, Pameran, VisitorPlot, Pekan Agroinovasi, Penyusunan Database Bahan Informasi)
KSPP Provinsi Bengkulu
8. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas Interaksi antara
Penyuluh/Peneliti BPTP Bengkulu dengan Stakeholders
Ir. Siswani Dwi Daliani Provinsi Bengkulu
9. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas antara BPTP dengan
Kelembagaan Penyuluhan, Kelembagaan Petani, Kelembagaan Pengambil
Kebijakan dan Pelaku Utama
Ir.Eddy Makruf Bengkulu Tengah, Mukomuko
10. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) Lahan Sub Optimal
Ir. Ahmad Damiri, M.Si Mukomuko 11. Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) Kopi – Ternak
4
No. Judul RDHP/RODHP Penanggung Jawab Lokasi (Kabupaten) 12. Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) Jeruk Gerga
Ir. Sri Suryani M
Rambe, M.Agr Lebong 13. Pendampingan Program Pencapaian
Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu
Wahyuni Amelia
Wulandari, S.Pt. M.Si Seluma, Kepahiang 14. Pendampingn PTT Yong Farmanta, SP,
M.Si 10 Kabupaten/ Kota 15. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan
(KRPL) di Provinsi Bengkulu Dr. Umi Pudji Astuti, MP 10 Kabupaten/ Kota 16. Gusus Katam Terpadu Nurmegawati, SP 10 Kabupaten/ Kota
17. UPBS Dr. Wahyu Wibawa,
MP 10 Kabupaten/ Kota 18. Pemanfaatan Lahan Kering Masam
dengan Tumpang sari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu
Dr. Wahyu Wibawa,
MP Bengkulu Tengah
2.2. Prosedur dan Mekanisme Kerja
Prosedur dan mekanisme kerja yang digunakan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi on-going antara lain adalah dengan (i) mempelajari/ mencermati dan memeriksa kelengkapan dokumen RDHP/ RKTM/ RODHP, laporan bulanan, laporan tri wulan, juknis, dan laporan tengah tahun, (ii) melaksanakan peninjauan lapangan dan (iii) melakukan diskusi serta klarifikasi dengan penanggung jawab kegiatan, petani kooperator/ responden, stakeholders terkait tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pengkajian/diseminasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Kegiatan peninjauan lapang dalam rangka monev dilaksanakan dengan mengambil sampel lokasi kegiatan tertentu seperti disajikan pada Tabel 1.
5
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kunjungan Lapangan
3.1.1. Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian/ AEZ II
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
1. Prosedur belum dilengkapi dengan identifikasi dan evaluasi.
2. Output fisik belum sesuai dengan penggunaan anggaran yang tinggi.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: Tidak ada. Kegiatan fisik teknis sebesar 75% dan sudah selesai dibuatnya 1 peta.
2. Keuangan: Tidak ada. Realisasi keuangan sampai dengan September 2014 sudah mencapai 91,05%.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Layak dilanjutkan untuk peta pewilayahan komoditas pertanian di kabupaten lain.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.2. Model Akselerasi Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan
Lestari (m-AP2RL2)
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
1. Tujuan: ramah lingkungan, produks sehat, berbagai varietas, aplikasi model/implementasi model berdasarkan skenario rekomendasi kebijakan. 2. Ada ketidaksesuaian minor rencana, metodologi dan pelaksanaan.
3. Proposal harus diperbaiki, bukan rancangan percobaan lagi karena kegiatan ini merupakan implementasi model kegiatan modelling tahun yang lalu.
4. Kualitas dan kuantitas harus terukur. Justifikasi dari keluaran 2 dan 3 mirip, mohon diperbaiki.
Perubahan yang terjadi Varietas tunggal Inpara 2.
6
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) Disesuaikan dengan tujuan adalah aplikasi model; (b) Analisis residu pestisida; (c) Persepsi produsen dan konsumen beras; (d) Analisis finansial.
2. Keuangan: Tidak ada.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.3. Sumberdaya Genetik
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
1. Hasil belum mengukur umur produksi sementara di metodologi ada mengukur komponen produksi.
2. Titik koordinat lokasi yang disurvey belum ada.
3. Kriteria tanaman langka dan eksotik untuk di SDGkan apa saja.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) Daftar tambahan koleksi; (b) Hasil pengamatan tanaman koleksi; (c) Karakterisasi masih sangat sedikit; (d) Pilahkan komoditas berdasarkan keunikan dan potensi untuk induk/bahan pemuliaan.
2. Keuangan: Perlu ditingkatkan realisasinya.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
1. Ditelusuri yang unik dan berpotensi untuk dikembangkan baik langsung maupun untuk indukan/tetua.
2. Berpeluang untuk dilanjutkan di tahun depan.
Catatan penting tim
1. Perlu dipublikasikan dari tanaman langka/eksotik. 2. Perlu dicetak buku tanaman yang telah dikarakterisasi.
7
3.1.4. Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan 1. Mohon diselaraskan antara tujuan dan metodologi.
2. Metodologi diperjelas untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang tepat.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) Dilakukan pendalaman terhadap metodologi dan kuesioner; (b) Formula/rumus dan definisi/batasan dari istilah ekonomi.
2. Keuangan: Penyerapan anggaran masih perlu ditingkatkan
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan tepat waktu.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Catatan penting tim
Perlu dicermati sinkronisasi tujuan metodologi untuk mendapatkan hasil penelitian dan pengkajian yang tepat.
3.1.5. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
1. Tiga tujuan: teknologi spesifik pembuatan tepung dan RGL, nilai tambah, dan diseminasi.
2. Perlu disesuaikan dan diselaraskan rencana, metodologi, dan pelaksanaan. 3. Metodologi dilengkapi sesuai kaidah statistik.
4. Kesimpulan.
5. Sifak fisik, kimia, dan organoleptik belum diamati.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan 1. Teknis: Tidak ada.
2. Keuangan: Ditargetkan keuangannya.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan tepat waktu.
8
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Catatan penting tim Tidak ada
3.1.6. Analisis Kebijakan dan Penyusunan Renstra 2015 – 2019
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan 1. Tujuan, rencana, dan metodologi perlu disusun. 2. Lokasi.
3. Analisis kinerja 1 dan 2 sama dengan bawah.
4. Pembuatan kinerja dengan mengusulkan dengan rekomendasi yang lain.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: Kesimpulan belum bisa dijadikan rekomendasi kebijakan, data/uraian dapat dikuantitatifkan.
2. Keuangan: Target sampai dengan akhir bisa mencapai lebih dari 98%.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan tepat waktu.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Tujuan belum terjawab di kesimpulan. Di laporan tengah tahun proses yang dilaksanakan hanya untuk budidaya kopi. Kesimpulan harusnya: kebijakan pengembangan kopi belum sepenuhnya dilaksanakan oleh petani. Disebutkan alternatif kebijakannya apa.
Catatan penting tim
Kebijakan apa dari Pemda yang dianalisis, bukan hanya budidaya kopi yang disampaikan. Setelah itu efektif atau tidak kebijakan tesebut.
3.1.7. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas Interaksi Antara
Penyuluh/Peneliti BPTP Bengkulu dengan Stakeholders
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Perencanaan (tujuan dan metodologi) dan kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
9
1. Teknis: (a) Penentuan materi leaflet, brosur, dan buku harus didiskusikan dengan penanggung jawab kegiatan di BPTP. Teknologi yang terpilih baru didiseminasikan ke stakeholders; (b) Membuat kuesioner untuk mengukur pengetahuan petani dan penyuluh (awal) tentang teknologi padi dan kambing. Segera pada minggu III bulan Oktober. Minggu I November dilakukan evaluasi ke Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Utara.
2. Keuangan: Anggaran yang masih tersisa dimanfaatkan untuk pertemuan.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Akhir November draft laporan akhir dapat tersusun.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Kegiatan harus diteruskan untuk mengetahui efektivitas media diseminasi yang dibagikan kepada stakeholders dan peningkatan pengetahuan petani dan penyuluh tentang budidaya padi da ternak kambing.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.8. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas Antara BPTP dengan Kelembagaan Petani, Kelembagaan Pengambil Kebijakan dan Pelaku Utama
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Metode yang direncanakan tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Selama 1 bulan harus dilakukan percepatan penyampaian teknologi kepada kelembagaan penyuluh.
Perubahan yang terjadi
1. Kegiatan yang dilaksanakan hanya demplot, gelar teknologi, melatih di BPP.
2. Analisis data.
3. Parameter yang diukur hanya beberapa item. 4. Perlu berita acara perubahan RODHP.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: Untuk tetap mengacu pada tujuan RODHP dalam melakukan kegiatan lapangan sebagai kesimpulan dapat menjawab tujuan.
2. Keuangan: Anggaran perjalanan sudah habis, lakukan kegiatan paket meeting ke BPP/BP4K dan ajukan uang transportasi.
10
Dapat diselesaikan dengan catatan harus melaksanakan kegiatan lapangan sesuai dengan tahapan pelaksanaan di RODHP secara menyeluruh.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Cukup.
Catatan penting tim
Mengoptimalkan kegiatan lapangan yang dapat menjawab tujuan RODHP, karena hingga September 2014 kegiatan lapangannya dalam bentuk demplot dan gelar teknologi.
3.1.9. m-P3BI Lahan Sub Optimal
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
1. Untuk mensinkronkan jumlah tujuan kegiatan di RODHP dengan laporan tengah tahun.
2. Untuk lebih memperhatikan cara penulisan pada tujuan dan keluaran. 3. Untuk menyesuaikan kegiatan diseminasi agar tidak melakukan dalam
bentuk pengkajian.
Perubahan yang terjadi
Apabila indikator/parameter yang diukur tidak sesuai dengan proposal, dilengkapi dengan berita acara.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) untuk laporan akhir, hasil dan pembahasan diurutkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (b) kesimpulan harus dibuat sesuai/ menjawab tujuan kegiatan.
2. Keuangan: tidak ada.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Akhir November, draft laporan akhir dapat diselesaikan.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Cukup layak.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.10.m-P3BI Kopi-Ternak
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Pelaksanaan lapangan tidak sesuai dengan rencana jadwal palang sehingga realisasi fisik kurang dari 40%.
11
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) Parameter yang dilakukan pada tahapan kegiatan untuk dilengkapi dengan tolak ukur yang digunakan pada masing-masing poin sehingga dapat menjawab tujuan RODHP; (b) Untuk segera merealisasikan kegiatan yang belum dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah dibuat dalam RODHP.
2. Keuangan: Untuk mempercepat realisasi anggaran kegiatan yang baru ± 37% karena waktu efektif ± 2 bulan kedepan.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Membutuhkan kerja keras dan team work untuk menyelesaikan kegiatan karena waktu efektif ± 2 bulan kedepan.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Cukup layak dengan melihat penyelesaian kegiatan tahun berjalan.
Catatan penting tim
Untuk dilakukan pemantauan lapangan. 3.1.11. m-P3BI Jeruk Gerga
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Terjadi pergeseran jadwal palang untuk pelaksanaan kegiatan karena dana kegiatan baru keluar pada bulan Juni 2014.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) untuk segera merealisasikan kegiatan kapangan karena TA. 2014 hanya efektif ± 2 bulan kedepan; (b) laporan tengah tahun untuk dibuat sesuai format RPTP; (c) pelaksanaan di lapangan harus tetap mengacu pada tujuan RODHP.
2. Keuangan: untuk mempercepat realisasi anggaran.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Diperlukan kerja keras dan strategi untuk percepatan realisasi fisik yang menyisakan waktu ± 2 bulan kedepan.
12
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Cukup layak.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.12.Gugus KATAM Terpadu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Sudah sesuai dengan tujuan dan metodologi serta pelaksanaanya.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: untuk laporan akhir ditambahkan dengan informasi umpan balik mengenai pemanfaatan KATAM pada tingkat BPP dan kelompok tani yang menyangkut teknis dan permasalahannya di lapangan.
2. Keuangan: sisa anggaran perjalanan ke pusat sebaiknya dimanfaatkan untuk konsultasi/bimtek ke Bogor.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Kegiatan dapat selesai dan laporannya diperkirakan dapat selesai pada akhir bulan November.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Kegiatan dapat dilanjutkan.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.13. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Perencanaan dan metodologi sudah sesuai dengan pelaksanaan kegiatan.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1. Teknis: (a) sebaiknya kinerja kelembagaan perbenihan dibahas jangan hanya sebatas UPBS, tetapi kinerja kelembagaan perbenihan secara luas (Provinsi Bengkulu) karena UPBS merupakan salah satu bagian dari kelembagaan perbenihan; (b) untuk meningkatkan daya tawar UPBS ke
13
petani dalam pembelian benih penangkar sebaiknya kisaran harga dicantumkan dalam perjanjian sebelum tanam.
2. Keuangan: tidak ada.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan pada akhir bulan November.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Format kerjasama dengan penangkar benih dapat diperbaiki untuk menjamin harga layak dan tidak merugikan UPBS.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.14. Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Antara rencana, metodologi dan pelaksanaan ada ketidaksesuaian.
Perubahan yang terjadi
Tujuan 1 tetap, tujuan 2 tetap, tujuan 3 dan 5 digabungkan, tujuan 4 dihapus karena tidak ada dasarnya.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1) Teknis: (a) kegiatan pendampingan tidak merumuskan rekomendasi tetapi kebutuhan pendampingan bukan pengkajian; (b) kondisi awal-akhir disebutkan di maisng-masing wilayah PPBH, bandingkan dengan yang tidak ada perlakuan; (c) persentase komposisi pakan harus ada dasarnya, dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi dan efisiensi biaya; (d) karena ini merupakan kegiatan pendampingan, maka yang dibahas adalah efektivitas dan efisiensi pakan sesuai potensi wilayah masing-masing sehingga tidak membahas masing-masing perlakuan pada satu wilayah karena dalam pendampingan teknologi sudah jadi, tidak ada pengkajian. 2) Keuangan: tidak ada.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Masih dapat diselesaikan dalam waktu tersisa sampai akhir November.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Perlu dipahami lagi konsep pendampingan berbeda dengan pengkajian.
Catatan penting tim
Perlu addendum perubahan tujuan dan redaksional yang menggambarkan pengkajian dirubah dengan konsep pendampingan.
14 3.1.15. Pendampingan PTT
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Antara rencana dan metodologi sudah sesuai dengan tahapan pelaksanaan.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1) Teknis: untuk pelaporan, cakupan jumlah petani/stakeholders yang telah mendapatkan informasi tentang PTT harus lebih besar, jangan hanya menghitung jumlah peserta yang hadir tetapi harus dihitung perkiraan rembesan informasi yang disampaikan seperti yang telah disampaikan saat monev on going.
2) Keuangan: serapan keuangan pengiriman barang harus secepatnya dijadikan jalan keluarnya, berdiskusi dengan tim keuangan (PPK).
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan di akhir November.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Dilanjutkan dalam format lain (pengembangan kawasan).
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.16. Pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Antara rencana dan metodologi sudah sesuai dengan tahapan pelaksanaan.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1) Teknis: (a) nilai anggaran APBD sebaiknya dicantumkan agar dapat dibandingkan dengan APBN. Data ini diperlukan juga saat pembuatan success story tahun depan; (b) dalam pembahasan tentang pasar KRPL disampaikan pasar yang terbentuk lebih banyak atas inisiasi BPTP atau terbentuk sendiri dengan berkembangnya kegiatan KRPL di tingkat petani.
15
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir Dapat diselesaikan di akhir November.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya
Dilanjutkan dengan pendekatan model diseminasi yang lebih baik berdasarkan evaluasi kegiatan tahun 2014.
Catatan penting tim Tidak ada.
3.1.17. Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpang Sari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu
Kesesuaian rencana, metodologi dengan pelaksanaan
Antara rencana dan metodologi sudah sesuai dengan tahapan pelaksanaan.
Perubahan yang terjadi Tidak ada.
Saran perbaikan untuk kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
1) Teknis: (a) untuk laporan akhir sebaiknya pembahasan tentang amelioran harus dilihat secara utuh karena jika dari hasil pengkajian amelioran tidak begitu berperan dikarenakan lahannya kurang air, tetapi karena hasil ini untuk rekomendasi sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya hasil pengkajian ini saja; (b) untuk varietas kacang tanah yang direkomendasikan apakah akan diambil dari yang direkomendasikan apakah akan diambil dari varietas dengan produktivitas tertinggi (Tuban) atau varietas yang disukai petani karena hal ini berhubungan dengan rekomendasi untuk keberlanjutan pengembangan.
2) Keuangan: tidak ada.
Peluang penyelesaian kegiatan sampai penyusunan laporan akhir
Laporan akhir diperkirakan dapat diselesaikan karena jagung akan panen pada akhir Oktober.
Kelayakan untuk dilanjutkan/didiseminasikan pada tahun berikutnya Dapat dilanjutkan dengan pola diseminasi.
Catatan penting tim Tidak ada.
16 3.2. Penilaian Kegiatan
Dalam rangka penilaian maka diperoleh beberapa nilai pembobotan hasil kegiatan Monev on going seperti terlihat pada Tabel 2, sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Penilaian Monev On- Going BPTP Bengkulu Tahun 2014
No Judul RDHP/RODHP Nilai
1. Peta Pewiayahan Komoditas Pertanian/ AEZ II 408 2. Model Akselerasi Pengembangan Pertanian yang Ramah Lingkungan
Lestari (m-AP2RL2) 400
3. Sumberdaya Genetik 400
4. Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra
Pengembangan di Provinsi Bengkulu 380
5. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman
Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu 408 6. Analisis Kebijakan dan Penyusunan Renstra 2015-2019 400 7. Peningkatan Kapasitas SDM dalam Komunikasi dan Diseminasi Hasil
Litkaji (Penas, Pameran, Visitor Plot, Pekan Agroinovasi, Penyusunan Database Bahan Informasi)
364
8. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas Interaksi antara
Penyuluh/Peneliti BPTP Bengkulu dengan Stakeholders 400 9. Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Efektifitas antara BPTP dengan
Kelembagaan Penyuluhan, Kelembagaan Petani, Kelembagaan Pengambil Kebijakan dan Pelaku Utama
364
10. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi
(m-P3MI) Lahan Sub Optimal 400
11. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) Kopi – Ternak
369 12. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi
(m-P3MI) Jeruk Gergah 500
13. Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging
Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu 354
14. Pendampingn PTT 400
15. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan (KRPL) di Provinsi
Bengkulu 423,5
16. Gusus Katam Terpadu 400
17. UPBS 416
18. Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpang sari Jagung
17
3.3. Manfaat Kegiatan Pengkajian/Diseminasi
Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan pengkajian/diseminasi yang telah dilaksanakan, dilakukan uji petik terhadap beberapa kegiatan di lapangan, yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Seluma, dan Kepahiang. Manfaat dari kegiatan pengkajian/diseminasi yang telah dilaksanakan tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Manfaat dari Kegiatan Pengkajian/Diseminasi yang Telah Dilaksanakan Tahun 2014
No. Kabupaten Hasil Monitoring
1. Bengkulu Utara Kegiatan Pendampingan PTT
Dilakukan peninjauan lapangan ke lahan display petani kooperator. Ditemui sampling dua orang petani kooperator sebagai ketua kelompok tani yang ikut dalam kegiatan Pendampingan PTT. Sebanyak 6 kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan ini dengan penerapan komponen PTT yang telah disosialisasikan BPTP Bengkulu dan dibantu dengan juklak sebagai pedoman petani dalam menerapkan komponen PTT lahan sawah seluas 6 ha. Alat bantu untuk memudahkan penanaman menggunakan caplak roda. Untuk komponen teknologi yang diterapkan adalah penanaman sistem tanam jajar legowo 4:1 dengan varietas Inpari 22, 23, 14, dan 15. Jumlah bibit yang ditanam 2-3 batang per rumpun. Hasil panen sebanyak 7,4 ton ubinan. Petani cukup baik dalam mengadopsi teknologi PTT dan pada musim mendatang akan tetap melakukan teknologi PTT karena telah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan cara tanam petani sebelum mengenal teknologi PTT.
Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)
Petani penangkar adalah Bapak Jajat Kelompok Tani Harapan Maju dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang. Varietas yang digunakan adalah Inpari 6 dengan luas lahan 1 ha menggunakan teknologi PTT. Kontrak yang dilakukan dengan BPTP adalah
2. Bengkulu Tengah Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu
Kegiatan dirasa kurang bermanfaat dikarenakan pemasaran untuk tepung mocaf masih sulit. Diperlukan teknologi
18
pemasaran tepung mocaf dengan packing yang bagus. Monitoring dilaksanakan dengan menemui Ibu Muryati Kelompok Wanita Tani Sungai Suci. Petani lebih menyukai nilai tambah dari ubi kayu menjadi kripik dan klanting. Stater mocaf Bimo CF sangat disukai petani, dikarenakan bagus dan berguna baik untuk digunakan dalam pembuatan kue. Dari pembinaan BPTP Bengkulu, sudah ada delapan olahan: bolu mocaf, bolu lapis mocaf, stik mocaf, nastar mocaf, macaroni mocaf, dodol mocaf, klanting mocaf, peyek mocaf, kue spm, empek-empek dan tekwan.
Pembinaan dari BP4K yang telah dilaksanakan baru-baru ini sudah membina BP3K. BKP jarang melakukan pembinaan dan KPK sering datang. Pemda Kabupaten pada saat Pekan Hortikultura juga ikut serta membatu untuk memasarkan. Yang dipasarkan berupa tepung mocaf, keripik, macaroni, stik, dan kue. Kegiatan dapat dilanjutkan dengan juga memperhatikan teknologi pemasaran, modal, dan kemasan yang menarik. Packing harus bagus agar bisa masuk ke supermarket.
Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpang sari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu Kegiatan sangat bermanfaat. Petani sebelumnya belum mengetahui/memahami cara mengolah tanah dan pemupukan, setelah adanya kegiatan menjadi tahu dan paham. Hasil sudah dirasakan dari penjualan kacang tanah dan juga dijadikan benih. Produksi 1 ha sebanyak 3 ton (berat bersama dengan tangkainya). Petani sangat bersemangat untuk menanam kacang tanah. Penanaman jagung tidak berhasil dikarenakan faktor cuaca. Sekarang sudah bisa mengolah tanah dan memupuk. Pupuk susah untuk diperoleh dan jika mudah maka akan mengikuti rekomendasi dari BPTP. Petani kooperator sebagai narasumber di TVRI dan lokasi magang untuk PT di Bengkulu.
Dinas Pertanian sangat mendukung. Program dari dinas berupa hand tractor kecil tetapi tidak digunakan lagi. Pemda melalui BP4K dan BP3K juga sangat mendukung kegiatan tersebut. Kedepan kegiatan ini juga ada di kelompok lainnya. Teknologi baru yang diterapkan diharapkan tidak hanya pada komoditas jagung dan kedelai.
19
Pendampingan KRPL
Masyarakat sudah mulai memanfaatkan lahan pekarangannya. Bagi Pak Ranto dan Pak Joko akan terus memanfaatkan lahan pekarangannya. Kelompok sudah mulai menjual sayuran ke karyawan PT. Bumi Raflesia Indah dan tetangga di sekitar. Dari tahun 2012 hingga 2014, kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan sudah berkembang ke masyarakat lainnya.
BPP Jayakarta dan Bakorluh ikut mendampingi dan membina dari Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, bantuan bibit kedelai, arco, handsprayer untuk Pendampingan KRPL. Pendampingan KRPL harus sering datang minimal satu bulan sekali. Mengumpulkan petani dengan petugas BPTP sehingga petani bersemangat.
3. Seluma Pendampingan PTT
Monitoring dilaksanakan di Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma. Kelompok Tani Rimbo Jaya, yang diketuai oleh Bpk. Akral. Hasil Evaluasi: banyak manfaat yang diperoleh Kelompok Tani dan anggotanya, bahkan bukan di kelompok Rimbo Jaya saja tetapi bedampak pada anggota kelompok tani lainnya. Penanaman Padi sebelum dilakukan Pendampingan PTT oleh BPTP Bengkulu masih bersifat tradisional, terutama dari segi jarak tanam dan efisiensi pemupukan. Tetapi setelah menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 4:1, hasilnya sangat bermanfat untuk Kecamatan Seluma dan hampir 90% petani menggunakan sistem tanam Jajar Legowo. Manfaat sistem tanam Legowo terutama jarak tanam teratur, pemberantasan hama mudah dilakukan, hama tikus berkurang sejak menggunakan Legowo 4:1, jumlah tanaman bertambah dan peningkatan produksi tinggi. Jumlah bibit yang digunaka lebih hemat, penggunaan benih Inpari 22-23 , khususnya untuk Inpari 23 lebih “Aromatik“ dan terutama penggunaan pupuk lebih efisien.
Selain Pembinaan dari BPTP juga pembinaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Seluma. Dinas sangat mendukung kegiatan pendampingan ini. Dalam hal Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian terkendala dengan anggaran. Pembinaan dari BP4K Kabupaten Seluma yaitu dengan pembuatan percontohan (Demplot Tanaman Padi) di Desa Rimbo Kedui, sehingga bisa menjadi contoh bagi Petani yang lain di sekitar desa. Saran untuk perbaikan kedepan , diharapkan Pendampingan PTT ini tidak hanya di Desa Rimbo Kedui saja tetapi spektrumnya bisa diperluas
20
ke seluruh Kecamatan di Kabupaten Seluma, tetapi sebagai contoh tetap desa Rimbo kedui. Perlu dilakukan pelatihan pembuatan kompos/pengolahan kompos, karena membutuhkan tenaga yang lebih besar, PHT susah dilakukan menggunakan insektisida, perlu diberikan pelatihan pengolahan mutu beras agar hasil beras lebih baik.
Pendampingan KRPL
Monitoring ke Kelompok Tani Anggrek yang diketuai oleh Ibu Elly yang melakukan kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari. Manfaat dan dampaknya dari kegiatan Pendampingan KRPL ini, yaitu bibit tersedia sepanjang waktu, pemanfaatan lahan pekarangan lebih optimal, serta dapat menekan biaya pengeluaran rumah Tangga, karena secara terus menerus dapat menghasilkan tanaman sayur- sayuran dan buah- buahan tanpa harus beli setiap saat. Biasanya penggunaan yang sering dilkakukan yaitu dengan penanaman menggunakan polybag.
Pembinaan selain instansi BPTP, Dinas terkait jarang melakukan pembinaan baik BKP dan Dinas Pertanian Kab Seluma. Saran untuk perbaikan kedepan Penyuluh THL agar lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan ke kelompok Tani. Bantuan dana untuk perbaikan KBD agar segera direalisasikan sehingga perbaikan KBD dapat dilakukan.
Pendampingan PSDSK
Monitoring PSDSK di Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Mengunjungi Kelompok Tani Tunas Harapan yang diketuai oleh Bapak Wahyudi. Hasil monev: manfaatn pendampingan PSDSK tidak hanya dirasakan oleh Kelompok Tani Tunas Harapan saja tetapi spektrumnya telah meluas ke desa lainnya. Teknologi pemberian pakan yang dilakukan oleh BPTP berdampak luas, teruatam memanfaatkan limbah sisa dari kelapa sawit, kopi, dan ampas tahu. Selama ini teknologi pemberian pakan yang dilakukan hanya menggunakan bahan yang ada seperti ampas tahu saja, tetapi untuk fermentasinya tidak pernah dilakukan. Teknologi pakan fermentasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kadar protein pakan tambahan. Selai itu juga meningkatkan nilai gizi pakan sehingga PBBH dapat dicapai dengan optimal.
Dinas Peternakan cukup merespon dengan baik. Perlu dilakukan pembinaan lebih optimal. Kelompok tani sangat mengharapkan adanya kegiatan sosialisasi pembuatan dan
21
pemanfaatan kompos di desa lainnya sehingga kompos yang dihasilkan bisa laku terjual. Sosialisasi ke kelompok ternak lainnya ditujukan agar anggota kelompok mengetahui manfaat kompos.
4. Kepahiang Pendampingan PSDSK
Dengan adanya Kegiatan Pendampingan PSDSK di Kabupaten Kepahiang manfaat bagi peternak sapi potong yaitu: 1). Telah dapat membuat formula pakan penggemukan berbasis kulit kopi. Kulit kopi yang belum dimanfaatkan untuk pakan ternak saat ini telah di buat fermentasi pakan dengan teknologi dari BPTP. Nilai gizi pakan meningkat dan lebih awet, sehingga sewaktu hujan turun petani masih bisa memberi pakan ternaknya dengan fermentasi kulit kopi ini, 2). Telah mengolah kotoran ternak sebagai kompos, dan perbanyakan aktivator kompos, 3). Demplot penggemukkan sapi potong telah mengajarkan petani teknik budidaya untuk penggemukkan sapi potong. Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang telah mengaplikasikan formulasi pembuatan fermentasi kulit kopi dari BPTP Bengkulu sebanyak 20 ton. Pakan ternak tersebut telah diserahkan ke kelompok ternak di Kabupaten Kepahiang. Pihak BPTP Bengkulu diharapkan dapat lebih banyak memberikan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi peternak, mudah diterapkan dan harganya murah.
m-P3BI Integrasi Kopi – Sapi
Dengan adanya Kegiatan Pendampingan MP3BI Integrasi Kopi-Sapi di Kabupaten Kepahiang manfaat bagi peternak sapi potong yaitu : 1). Telah dapat membuat formula pakan berbasis kulit kopi. Kulit kopi yang belum dimanfaatkan untuk pakan ternak saat ini telah di buat fermentasi pakan dengan teknologi dari BPTP, 2). Telah mengolah kotoran ternak sapi sebagai kompos tanaman kopi, 3). Bagi petani kopi manfaatnya yaitu mengurangi biaya pupuk kimia
karena sebagian menggunakan pupuk kompos. 4). Kelembagaan tani dibina.
Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang telah mengaplikasikan formulasi pembuatan fermentasi kulit kopi dari BPTP Bengkulu sebanyak 20 ton. Pakan ternak tersebut telah diserahkan ke kelompok ternak di Kabupaten Kepahiang. Pihak BPTP Bengkulu lebih intensif pembinaannya ke petani melalui pertemuan-pertemuan, bimbingan teknis dan demplot percontohan. Model integrasi kopi sapi agar disebarkan ke kelompok tani lain di Kabupaten Kepahiang.
22
Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu
Dengan adanya Kegiatan Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah Pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu untuk lokasi di Kabupaten Kepahiang manfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang dan peternak sapi perah yaitu: 1). Titik ungkit keberhasilan agribisnis sapi perah adalah pada penyediaan pakan konsentrat yang semakin langka dan mahal harganya, 2). Jika masalah kekurangan konsentrat terpecahkan maka agribisnis sapi perah tidak menemui kendala lagi, 3). Pemasaran susu segar maupun olahan tidak ada kendala bahkan selalu kekurangan pasokan, 4). Peternak membutuhkan bantuan untuk pengadaan pakan konsentrat tersebut, 5). Kegiatan ini dapat membantu peternak untuk teknologi pakan ternak fermentasi berbasis kulit kopi, solid fermentasi selain dari ampas tahu yang memang sudah diberikan pada sapi perahnya.
Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang telah memberikan bantuan pengadaan pakan konsentat yang berasal dari solid, dedak padi an fermentasi kulit kopi. Perlu dilanjutkan dengan kegiatan pengkajian untuk mendapatkan formula pakan konsentrat dengan harga yang murah, mudah diterapkan dan dapat meningkatkan produksi susu.
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Renstra 2015-2019
Kegiatan Analisis Kebijakan Pengembangan Usahatani Kopi di Propinsi Bengkulu di Desa Batu Belarik Kec. Bermani Ulu dan di Desa Bukitsari Kec. Kabawetan Kab. Kepahiang. Peninjauan menemui ketua Kelompok Tani Mekar Jaya dan Bina Karya yang menjelaskan pelaksanaan survei Kegiatan Analisis Kebijakan Pengembangan Usahatani Kopi di Propinsi Bengkulu oleh BPTP Bengkulu. Hasil survei menunjukkan bahwa permasalahan di petani kopi adalah produksi kopi yang masih rendah karena tanaman kopi yang sudah tua yaitu berumur diatas 15 tahun, cara budidaya masih tradisional, pengetahuan masih rendah dan perlu dorongan penguatan kelembagaan tani dan pengembangan kemitraan untuk usaha kopi. Selain itu juga tanaman kopi tidak pernah memupuk karena tidak punya modal untuk membeli pupuk. Selanjutnya adalah menemui
23
Bapak Jalil di Desa Bukitsari Kec. Kabawetan Kab. Kepahiang. Bapak Jalil adalah ketua kelompok tani kopi luwak yang juga menjadi lokasi survey kegiatan ini. Selain memelihara tanaman kopi kelompok ini juga memelihara luwak untuk mengkonsumsi kopi-kopi merah yang telah dipetik dari pohon. Selanjutnya kotorannya ditampung, dibersihkan biji kopinya dan disangrai kemudian digiling menjadi kopi luwak yang nikmat. Kebijakan untuk petani kopi luwak ini membutuhkan bantuan pemda untuk promosi dan pemasaran kopi luwak.
24
IV. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan 18 kegiatan pengkajian/diseminasi BPTP Bengkulu tahun 2014 telah sesuai dengan perencanaan/pengkajian diseminasi teknologi pertanian.
2. Hasil penilaian pelaksanaan kegiatan lebih dari 350 yang berarti pelaksanaan kegiatan di lapangan cukup baik.
3. Kegiatan pengkajian dan diseminasi yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi petani kooperator dan akan dijadikan bahan penyuluhan bagi PPL di lapangan.
25 Lampiran 1. Monev On-Going Kegiatan Diseminasi
Kegiatan: Peningkatan Kapasitas SDM dalam Komunikasi dan Diseminasi Hasil Litkaji (Penas, Pameran, Visitor Plot, Pekan Agroinovasi, Penyusunan Database Bahan Informasi)
Indikator Yang Dinilai Nilai Skor Hasil Penilaian Skor x Bobot Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
interdisiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
2 80
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 144 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
2 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 100 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 364
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
26
Kegiatan: Peningkatan Kuantitas, Kualitas, dan Efektivitas Interaksi Antara Penyuluh/Peneliti BPTP Bengkulu dengan Stakeholders
Indikator Yang Dinilai Nilai Skor Hasil Penilaian Skor x Bobot Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah interdisiplin
4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 160 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya
4 60
2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 400
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
27
Kegiatan: Peningkatan Kuantitas, Kualitas, dan Efektivitas Antara BPTP dengan Kelembagaan Petani, Kelembagaan Pengambil Kebijakan, dan Pelaku Utama
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
2 80
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 144 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
2 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 100 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 364
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
28 Kegiatan: m-P3BI Lahan Sub Optimal
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 160 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 400
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
29 Kegiatan: m-P3BI Kopi Ternak
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
2 80
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 144 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
2 30
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 45
T O T A L N I L A I 369
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
30 Kegiatan: m-P3BI Jeruk Gerga
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 160 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 400
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
31 Kegiatan: Gugus Katam Terpadu
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul
hasil pengkajian sebelumnya 4 160
3. Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan (skala, jumlah petani, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 160 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 400
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
32 Kegiatan: Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 5 200
2. Teknologi yang diintroduksikan adalah teknologi unggul
hasil penelitian sebelumnya/balit/puslit 4 160 3. Tingkat dukungan pelaksana pengkajian adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan pengkajian sesuai metodologi yang direncanakan (analisis,rancangan percobaan, parameter, bahan yang digunakan)
5 200
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 176 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 416
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
33 Kegiatan: Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang diintroduksikan adalah teknologi unggul
hasil penelitian sebelumnya/balit/puslit 2 80 3. Tingkat dukungan pelaksana pengkajin adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan pengkajian sesuai metodologi yang direncanakan (analisis,rancangan percobaan, parameter, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 144 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
2 30
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 354
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
34 Kegiatan: Pendampingan PTT
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 4 160
2. Teknologi yang diintroduksikan adalah teknologi unggul
hasil penelitian sebelumnya/balit/puslit 4 160 3. Tingkat dukungan pelaksana pengkajin adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan pengkajian sesuai metodologi yang direncanakan (analisis,rancangan percobaan, parameter, bahan yang digunakan)
4 160
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 160 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 4 60 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 60
T O T A L N I L A I 400
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan
35 Kegiatan: Pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu
Indikator Yang Dinilai Hasil Penilaian
Nilai Skor Skor x Bobot
Masukan/Input: Bobot (40)
1. Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil
pengkajian sebelumnya 5 200
2. Teknologi yang diintroduksikan adalah teknologi unggul
hasil penelitian sebelumnya/balit/puslit 4 160 3. Tingkat dukungan pelaksana pengkajin adalah
inter-disiplin 4 160
4. Pelaksanaan kegiatan pengkajian sesuai metodologi yang direncanakan (analisis,rancangan percobaan, parameter, bahan yang digunakan)
5 200
5. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani, anggota kelompok, PPL, BPP dan dengan tingkat kabupaten)
4 160
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 176 Proses: (Bobot 30)
1. Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh masyarakat.
4 120
3. Tingkat akurasi pelaksanaan dengan rencana, kesesuaian lokasi, skala kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
4 120
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 120 Luaran: Bobot (15)
Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat
4 60
Manfaat/Outcomes: (Bobot 15)
1. Teknologi yang diintroduksikan diapresiasi dan akan
diadopsi oleh petani kooperator dan petani sekitarnya 5 75 2. Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama
antar pengkaji, penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan
4 60
R A T A - R A T A Skor dan rata-rata skor x Bobot 67,5
T O T A L N I L A I 423,5
Keterangan Nilai Skor:
5 sangat baik/sangat memuaskan, 4 baik/memuaskan