Proposal Pendirian Usaha Rumput Laut
PT. ....
Jalan ...
Telp...
No. : ...
Hal : Permohonan Bantuan Dana Usaha Kepada
Yth : Subdit Pengembangan Manajemen dan Komoditas Jl. ...
Dalam menghadapi era perdagangan bebas, sangat dibutuhkan peningkatan persaingan pasar guna meningkatkan perekenomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia.
Menanggapi hal tersebut, PT…… bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi dan juga tenaga kerja.
Bersama ini kami sampaikan permohonan proposal bantuan modal sebesar Rp………….. x 6 (banyaknya periode)= Rp…………..untuk ekspansi perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini,kami lampirkan sebagai berikut:
1. Foto copy surat izin domisili
2. Foto copy SIUP (surat izin usaha perdagangan) 3. Foto copy NPWP
4. Foto copy Sertifikat Tanah Hak Milik 5. Foto copy IMB (izin mendirikan bangunan) 6. Foto copy kartu keluarga
7. Foto copy kartu tanda penduduk (KTP)
Besar harapan kami permohonan ini dapat terealisir sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada proposal.
Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami, PT...
--- Direktur
A. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : --- 2.Bidang Usaha : Produsen Food 3.Jenis Produk : Budidaya Rumput Laut 4. Alamat Perusahaan : Jl. --- 5. Nomor Telepon : --- B. Data Pemilik
1.Nama Pemilik : --- 2.Jabatan : Direktur
3.Tempat tanggal lahir : --- 4.Alamat Rumah :Jl. --- 5.Nomor Telephon : --- 6.Struktur Organisasi : C. Data Konsultan
1.Nama Konsultan : --- 2. Jabatan : ---
2.Tempat Tanggal lahir : --- 3.Alamat Rumah : Jl. --- 4.Nomor Telephon : --- 5.Alamat E-mail : ---
6.Pendidikan Terakhir : ---
7.Pengamalan Kerja : Konsultan di beberapa UMKM D. Alasan Pemilihan budidaya rumput laut
Formatted: Space Before: 0 pt, After: 0 pt
PROPOSAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT
A. PENDAHULUAN
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur subsistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan pengusaha besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing.
Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.
Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium.
Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah Eucheuma, sp dan Gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain. Rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar.
Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering.
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial.
Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan. Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut.
Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan
kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank.
B. KEBUTUHAN BIAYA PROYEK
Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas pengadaan bambu tali nilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan pondok tunggu.
Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya operasi perahu, biaya panenan dan paska panen.
Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut.
a. Biaya Investasi
Periode 1
Rakit Apung Rp………
Bibit (E. Cotton) Rp………
Tempat dan alat penjemuran Rp………
Sampah Perahu ketinting Rp………
Rumah tunggu Rp………
Jumlah investasi periode1 Rp………
Periode 2 Rp………
Periode 3
Rakit Apung Rp………
Periode 4 Rp………
Periode 5 Rp………
Periode 6
Rakit Apung Rp………
Total investasi Rp………
Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu dan tali rafia untuk rakit apung, sedangkan tali ris dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode).
Dengan dilakukan penggantian bambu dan tali rafia pada rakit apung, maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun mengalami peningkatan, yang masing-masing periode sebesar Rp………
b. Biaya Tenaga Kerja
- Periode 1 Rp………
- Periode 2 Rp………
- Periode 3 Rp………
- Periode 4 Rp………
- Periode 5 Rp………
- Periode 6 Rp………
Total Biaya Tenaga kerja Rp………
c. Biaya Operasi Perahu
- Periode 1 Rp………
- Periode 2 Rp………
- Periode 3 Rp………
- Periode 4 Rp………
- Periode 5 Rp………
- Periode 6 Rp………
Total Biaya Operasi Perahu Rp………
Total biaya Proyek per tahun Rp………
Kebutuhan biaya proyek selama periode pertama adalah
- Biaya Investasi Rp………
- Biaya tenaga kerja Rp………
Total Rp………
C. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN:
Kekuatan:
1.Harga Terjangkau 2.Kualitas terjamin
3.Kebersihan Rumput laut terjamin Kelemahan:
1.Manajemen tradisional
2.Sarana dan prasarana sederhana
3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan 4.Pemasaran yang masih terbatas
Peluang:
1.Pangsa pasar yang masih luas 2.Bahan baku yang mudah di dapat 3.Pesaing besar relatip terbatas 4.Biaya produksi yang terjangkau Ancaman:
1.Munculnya pesaing baru
D. RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN
Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi perusahaan akan meningkatkan kapasitas 50 % dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dana sebesar Rp……….
Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas tempat usaha.
E. PENUTUP
Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.
Bulukumba, 05 Februari 2009 Konsultan,
---
Sumber: http://yayang08.wordpress.com/2009/02/17/contoh-proposal-usaha/