• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA LINEAR PROGRAMMING DAN OFFICE LAYOUT UNTUK OPTIMASI KEUNTUNGAN PADA PT BERKAH MEMBANGUN BERSAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA LINEAR PROGRAMMING DAN OFFICE LAYOUT UNTUK OPTIMASI KEUNTUNGAN PADA PT BERKAH MEMBANGUN BERSAMA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA LINEAR PROGRAMMING DAN OFFICE LAYOUT UNTUK OPTIMASI

KEUNTUNGAN PADA PT BERKAH MEMBANGUN BERSAMA

Riyan Chandra Wiratama, Teguh Sriwidadi

Universitas Bina Nusantara, Jl K.H Syahdan No. 9, Jakarta Barat [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan PT Berkah Membangun Bersama yang bergerak pada bidang properti.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasikan keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan dari keterbatasan yang ada.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode simpleks-Linear Programming dan Office Layout.Linear Programming merupakan metode yang cocok untuk mengatasi masalah seperti ini, khususnya untuk mengoptimalisasi keuntungan dengan batasan-batasan yang ada.Selain itu, Office Layout disini berperan sebagai pendukung untuk mengurangi biaya yang tidak diperlukan. Dengan pengaplikasian metode ini hasil yang didapat adalah kombinasi tipe rumah yang optimal yaitu tipe 36 sebesar 105 unit, tipe 42 sebesar 554 unit, tipe 56 sebesar 220 unit, tipe 70 sebesar 272 unit, dan tipe 100 sebesar 135 unit. Selain itu hasil yang didapat dengan office layout yaitu berupa penataan letak yang baru dan juga perkiraan penghematan sebesar Rp 4.320.000,-. Simpulan yang didapat yaitu dengan metode di atas didapat keuntungan Rp 8.742.060.000,- lebih banyak dibandingkan dengan metode tradisional. RCW

Kata Kunci: Linear Programming, Office Layout, Optimalisasi, Perumahan

ABSTRACT

In this paper, researcher do the study in PT Berkah Membangun Bersama which is housing developer.

Objective of this study is to gain the optimize profit but has to consider the constraints. This problem will be solved by using Simplex- Linear Programming and Office layout methods. This problem was particularly suitable using linear programming , especially when it comes to maximize profit . Furthermore, office layout method was used as proponent to maximize profit, which is to eliminate undesirable cost. The result of this study showed that the optimum composition of house type quantity is 105 units of type 36, 554 units of type 42, 220 units of type 56, 272 units of type 70, and 135 units of type 100. Furthermore, the result of office layout was a new layout for more effective and efficient layout, also there was expectance to saving Rp 4.320.000,-. In conclusion, the optimum profit that could be earned from this methods was Rp 8.742.060.000 more than the traditional method. RCW

Keywords : Linear Programming, Office Layout, Optimalizisation, Residential

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk peringkat keempat di dunia berdasarkan data dari CIA World Factbook tahun 2013 dengan angka sebesar 251.160.124 jiwa yang menyumbang sekitar 3,5% dari jumlah penduduk dunia. Walaupun penduduk Indonesia sangat besar namun jumlah tersebut tidak merata melainkan terpusat pada pulau jawa saja yang menyebabkan padatnya kota-kota yang ada di pulau jawa itu sendiri khususnya provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan Buku Induk Kode dan Data Wilayah 2013 KEMENDAGRI, DKI Jakarta merupakan ibukota dari Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebesar 9.603.417 jiwa dengan luas 664,01 km2 yang merupakan kota dengan kepadatan penduduk terbesar di Indonesia. Selain itu, semakin hari penduduk DKI Jakarta juga mengalami peningkatan jumlah penduduk yang membuat lahan di jakarta semakin penuh dan sesak untuk menampung semua penduduk. Hal ini merupakan kesempatan bagi industri properti untuk menyediakan tempat tinggal para penduduk. Namun akibat keterbatasan lahan DKI Jakarta, para pengusaha properti harus pintar dalam menggunakan lahannya untuk memberikan tempat tinggal para penduduk. Hal ini merupakan kendala bagi para pengusaha properti.

Ada banyak pengusaha properti yang menerapkan sistem bangunan horizontal ini salah satunya adalah PT Berkah Membangun Bersama. PT Berkah Membangun Bersama yang untuk saat ini melakukan kegiatan operasinya di Jakarta Timur dan sekitarnya. Mereka menawarkan lima tipe dalam pembangunannya yaitu tipe 36, tipe 42, tipe 56, tipe 70 dan tipe 100. Dimana tipe tadi adalah luas dari bangunan yang akan didirikan bagi konsumen. Untuk saat ini mereka telah menyelesaikan proyek pertama mereka yang terletak di Setu-Cipayung, Jakarta. Namun, dalam melaksanakan proyek tersebut mereka merasa kurangnya penataan tata letak staff yang menyebabkan arus informasi menjadi terlambat dan kurang tanggap dan tidak menggunakan lahan dengan optimal dikarenakan dalam menentukan suatu proyek. Hal ini bisa diketahui melalui pernyataan yang diberikan oleh perusahaan, yaitu adanya ketersendatan alur informasi antar staff khususnya informasi yang berasal dari bagian lapangan ke bagian kantor yang merupakan hal penting karena merupakan prosedur perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya, dimana jika terjadi keterlambatan maka kegiatan operasional bisa ikut terlambat dan tidak bekerja sesuai dengan waktunya. Selain itu, dengan adanya fenomena tersebut, perusahaan juga mendapati adanya tambahan biaya yaitu biaya telepon, dimana timbul akibat susahnya menemui penanggung jawab lapangan atau Project Manager sehingga timbul lah biaya tersebut diluar dari anggaran yang direncanakan yaitu satu hari maksimal 2 kali telepon, namun kenyataannya hinggal 5 kali ataupun lebih. Selain itu, dikarenakan susahnya menemui Project Manager para staff lapangan juga susah untuk meminta apa yang dibutuhkan pada bagian lapangan, sehingga kegiatan operasi menjadi lambat dikarenakan kurangnya respon yang disebabkan perantara bagian lapangan dan kantor susah ditemui. Lalu, pada masalah kurang optimalnya keuntungan perusahaan dapat dilihat dari tidak ditemuinya ekspektasi profit yang diharapkan pada awal pembangunan oleh perusahaan. Dimana sebagai referensinya adalah proyek milik rekan dan tidak langsung merupakan pesaing PT Berkah Membangun Bersama dimana dengan luas lahan yang sedikit lebih kecil mereka mampu memperoleh profit kurang lebih sebesar Rp 2.000.000.000,-. Dengan data ini, PT Berkah Membangun Bersama memiliki patokan keuntungan berdasarkan referensi tersebut yaitu sebesar Rp 2.500.000.000,-.

Namun, dalam kenyataannya perusahaan hanya mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp 860.025.000,-.

Dimana berdasarkan tabel di atas dapat terlihat adanya gap atau selisih dari ekspektasi dan kenyataan profit yang didapatkan perusahaan. Selain itu, mereka memiliki tanah yang tidak terpakai kurang lebih sebesar 2 - 3 ha dikarenakan tanah yang tersisa oleh pembangunan. Perusahaan ini masih menggunakan sistem tradisional untuk menentukan komposisi bangunan dari proyek yang akan dibangun dalam membangun suatu komplek perumahan. Mereka percaya bahwa dengan metode tertentu perusahaan mereka bisa meningkatkan profit lebih optimal dan kontrol dari suatu proyek. Oleh karena itu, mereka menginginkan adanya suatu penghitungan sistematis untuk menentukan jumlah rumah yang bisa dibangun, tipe apa, dan penataan letak karyawan dalam pengambilan keputusan untuk proyek selanjutnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul "Analisa Linear Programming dan Office Layout untuk Optimasi Keuntungan Pada PT Berkah Membangun Bersama"

dimana dalam penelitian ini Linear Programming berguna untuk mengoptimasi keuntungan dengan mengetahui komposisi optimal rumah yang harus dibangun. Sementara itu, Office Layout bertujuan untuk mengatasi masalah informasi yang terjadi sehingga dapat mendukung kegiatan operasi, khususnya pada masa operasional atau pembangunan sehingga dapat menyelesaikannya sesuai dengan prosedur yang ada dan mendukung kegiatan pembangunan yang komposisinya sudah dihasilkan melalui Linear Programming. Dimana dengan penggunaan metode ini diharapkan dapat terciptanya suatu sistem pengambilan keputusan pada perencanaan proyek yang lebih baik di masa depan bagi PT Berkah Membangun Bersama.

(3)

Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan peneliti adalah :

Untuk mendapat profit yang optimal sehingga metode ini bisa diterima perusahaan alat pengambilan keputusan untuk masa mendatang.

Memberikan penataan ruang bagi staff agar alur informasi menjadi efisien dan efektif dalam segi waktu, biaya, dan ketepatan bagi kegiatan operasional di PT Berkah Membangun Bersama.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan PT Berkah Membangun Bersama. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian ini bersifat kuantitatif dan memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan serta arus informasi untuk optimasi keuntungan dengan pembandingnya adalah data penjualan dan pengeluaran dari proyek Setu-Cipayung dan pengaturan tata letak staff dengan tujuan mengatur arus informasi dan mengurangi biaya yang tidak diperlukan agar bisa menemukan angka dari penghitungan sistematis dalam penentuan penjualan rumah dari masing-masing tipe dan mengatasi masalah arus komunikasi yang tersendat antara bagian kantor dan lapangan pada perusahaan PT Berkah Membangun Bersama. Untuk mendapatkan informasi untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan data - data yang didapat dari perusahaan dan diolah dengan menggunakan metode Linear Programming dan Office Layout dengan bantuan software QM for Windows yang bertujuan untuk dapat membandingkan hasil dengan hitungan manual agar mendapat hasil yang tepat bagi pengoptimalisasian lahan dan pengaturan tata letak.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua macam cara dalam pengumpulan data, sebagai berikut :

• Wawancara

Melakukan tanya jawab kepada pihak–pihak terkait, dan berkepentingan perusahaan di dalam penelitian ini.

• Observasi

Meninjau atau mengamati langsung terhadap kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

• Dokumen

Menganalisa data yang berasal dari dokumen-dokumen yang telah diberikan dari Perusahaan yaitu data penjualan dan pengeluaran proyek.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dan pembahasan pada penelitian ini terbagi dalam tiga subbab, yaitu subbab optimasi lahan, analisa office layout, dan subbab perbandingan keuntungan.

Optimasi Lahan

PT Berkah Membangun Bersama memiliki 5 (lima) tipe rumah sebagai alternatif bagi para konsumen untuk menentukan pilihan dalam membeli rumah. Kelima tipe rumah yang dikembangkan termasuk tipe rumah sederhana untuk tempat tinggal. Berikut adalah deskripsi dari masing-masing tipe rumah yang dikembangkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Tipe Rumah

Uraian Tipe 36 (A) Tipe 42 (B) Tipe 56 (C) Tipe 70 (D) Tipe 100 (E)

L. Bangunan (m2) 36 42 56 70 100

L. Tanah (m2) 50 60 80 80 90

BiayaProduksi (ribuan) Rp 91.730 Rp 105.520 Rp 137.110 Rp 165.180 Rp 227.090 Harga Jual (ribuan) Rp 152.000 Rp 180.000 Rp 240.000 Rp 268.000 Rp 344.000 Keuntungan (ribuan) Rp 60.270 Rp 74.480 Rp 102.890 Rp 102.820 Rp 116.910

(4)

Fungsi Kendala

1. Batasan Luas Lahan

Luas lahan keseluruhan pada proyek ini seluas 140.000m2. Namun dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas perumahan lahan yang tersedia untuk pembangunan kelima tipe rumah menjadi seluas 90.000 m2. Formulasi fungsi kendala dengagn batasan luas lahan menjadi :

50X1 + 60X2+ 80X3 + 80X4 + 90X5 ≤ 90000 dimana :

X1 : rumah tipe A X2 : rumah tipe B X3 : rumah tipe C X4 : rumah tipe D X5 : rumah tipe E 2. Batasan Minat Konsumen

Berdasarkan aspek pasar proporsi tipe rumah diminati adalah tipe A : tipe B : tipe C : tipe D : tipe E yaitu 1 : 5,3 : 2,1 : 2,6 : 1,3.

Formulasi fungsi kendala dengan batasan proporsi sesuai aspek pasar adalah 5,3 X1 ≤ X2; 2,1X2 ≤ 5,3 X3; 2,6X3 ≤ 2,1X4; dan 1,3X4 ≤ 2,6X5

Fungsi Tujuan

Untuk menyusun fungsi tujuan yang dimaksimalkan adalah keuntungannya. Keuntungan masing-masing tipe rumah adalah seperti Tabel 1 di atas.

Formulasi fungsi tujuan (Z) dengan memaksimalkan keuntungan adalah : Zmax= 60,3X1 + 74,5X2 + 102,9X3 + 102,8X4 + 116,9X5

Formulasi fungsi menggunakan metode simpleks-Linear Programming Fungsi tujuan :

Maksimum Z - 60,3X1 - 74,5X2 - 102,9X3 - 102,8X4 - 116,9X5 = 0 Fungsi kendala :

1. 50X1 + 60X2+ 80X3 + 80X4 + 90X5 ≤ 90000

menjadi 50X1 + 60X2+ 80X3 + 80X4 + 90X5+ S1 = 90000 2. 5,3 X1 ≤ X2

menjadi 5,3 X1 - X2 + S2 = 0 3. 2,1X2 ≤ 5,3 X3

menjadi 2,1X2 - 5,3 X3 + S3 = 0 4. 2,6X3 ≤ 2,1X4

menjadi 2,6X3 - 2,1X4 +S4 = 0 5. 1,3X4 ≤ 2,6X5

menjadi 1,3X4 - 2,6X5 + S5 = 0

S1,S2,S3,S4, dan S5 = slack variable, yaitu variabel tambahan yang digunakan untuk suatu pertidaksamaan, sehingga dapat mengubah bentuk pertidaksamaan menjadi persamaan.

Tabel 2. Pemasukan Fungsi Awal Tabel 3. Perbaikan 1 Linear Programming

(5)

Tabel 4. Perbaikan 2 Linear Programming Tabel 5. Perbaikan 3 Linear Programming

Tabel 6. Perbaikan 4 Linear Programming Tabel 7. Perbaikan 5 Linear Programming

Analisis dengan metode simpleks didapat jumlah rumah tipe 36 sebesar 104,529 unit, tipe 42 sebesar 554,007 unit, tipe 56 sebesar 219,512 unit, tipe 70 sebesar 271,777 unit, dan tipe 100 sebesar 135,888 unit. Untuk pembulatan jumlah tipe rumah dilakukan dengan trial error dengan berbagai alternatif seperti Tabel 8.

Tabel 8. Tabel Alternatif Pilihan Alternati

f

Tipe Luas Lahan (m2) Profit (dalam

jutaan rupiah)

A B C D E

1 104 554 219 271 135 89790 113719.6

2 104 554 219 271 136 89880 113836.5

3 104 554 219 272 135 89870 113822.4

4 104 554 220 271 135 89870 113822.5

5 104 555 219 271 135 89850 113794.1

6 105 554 219 271 135 89840 113779.9

7 105 555 219 271 135 89900 113854.4

8 105 555 219 271 136 89990 113971.3

9 105 555 219 272 135 89980 113957.2

10 105 555 220 271 135 89980 113957.3

11 105 555 220 271 136 90070 114074.2

12 105 555 220 272 135 90060 114060.1

(6)

Alternati f

Tipe Luas Lahan (m2) Profit (dalam

jutaan rupiah)

A B C D E

13 105 554 220 272 136 90090 114102.5

14 105 555 219 272 136 90070 114074.1

15 104 555 220 272 136 90100 114116.7

16 105 554 220 271 136 90010 113999.7

17 105 554 220 272 135 90000 113985.6

18 105 554 219 272 135 89920 113882.7

19 105 554 219 272 136 90010 113999.6

20 105 554 220 272 135 90000 113985.6

21 105 554 219 272 136 90010 113999.6

22 104 555 219 271 136 89940 113911

23 104 555 219 272 135 89930 113896.9

24 104 555 220 271 135 89930 113897

25 104 554 220 271 136 89960 113939.4

26 104 554 220 272 135 89950 113925.3

27 104 554 219 272 136 89960 113939.3

28 105 554 219 271 136 89930 113896.8

29 105 554 219 272 135 89920 113882.7

30 105 554 220 271 135 89920 113882.8

Alternatif yang paling optimal adalah alternatif ke 17 dengan pendapatan yang didapat melalui kombinasi rumah optimal sebesar Rp. 113.985.600.000,- dengan lahan yang diperlukan untuk membangun rumah tidak melebihi batasan luas lahan yaitu hanya menggunakan lahan seluas 9 ha (90.000 m2).

Analisa Office Layout

Dalam penentuan office layout, pertama-tama harus diketahui tingkat kepentingan aktifitas antar pegawai. Peneliti melakukan observasi di kantor PT Berkah Membangun Bersama kurang lebih selama 6 jam untuk mengetahui tingkat kepentingan karyawan agar bisa mengetahui relationship diagram yang nantinya bisa digunakan untuk menggambar activity relationship diagram dan dimasukkan ke ruang yang tersedia. Pada Tabel 9 akan diperlihatkan tingkat pertemuan rata-rata per jam antar pegawai.

(7)

Tabel 9. Rata-Rata Tingkat Pertemuan per Jam Antar Pegawai Direktur Sekreta

ris

Finance Project Designer

Sales &

Marketin g

Project Manager

Staff Lapangan

Direktur - 10 2 1 2 1 0-1

Sekretaris 10 - 6 6 7 2 1

Finance 2 6 - 4 8 1 0-1

Project Designer 1 6 4 - 1 5 2

Sales&Marketing 2 7 8 1 - 1 0-1

Project Manager 1 2 1 5 1 - 8

Stafff Lapangan 0-1 1 0-1 2 0-1 8 -

Tabel 10. Value Berdasarkan Tingkat Pertemuan

Value Closeness Tingkat Pertemuan per Jam

A Absolutely Necessary ≥10

E Especially Important 8-9

I Important 6-7

O Ordinary Closeness OK 3-5

U Unimportant ≥0-2

X Undesireable 0

Maka dengan telah ditemukannya rata-rata tingkat pertemuan per jam antar staff, selanjutnya adalah menentukan tingkat value berdasarkan tingkat pertemuan. Setelah itu dirubah dalam model bentuk relationship diagram seperti yang ditunjukkan pada tabel 11.

Tabel 11. Relationship Diagram PT Berkah Membangun Bersama

Pada tabel di atas menjelaskan tingkat kepentingan untuk kedekatan berdasarkan hasil pengolahan data.

Selain itu staff di atas terbagi menjadi dua bagian, yaitu yang berada di kantor dan yang berada di lapangan.

Nomor 1 hingga 5 merupakan staff kantor, sedangkan nomor 6 dan 7 merupakan staff yang bekerja pada bagian lapangan.

Setelah ditentukan seberapa penting kedekatan antar staff selanjutnya dilakukan penggambaran Activity Relationship Diagram atau diagram aktivitas dari tiap staff dengan acuan pada Relationship Diagram di atas.

Berikut adalah gambar desainnya berdasarkan aktivitasnya :

(8)

Gambar 1. Activity Relationship Diagram PT Berkah Membangun Bersama

Setelah ada Activity Relationship Diagram maka selanjutnya dimasukkan kepada denah PT Berkah Membangun Bersama. Untuk penempatan denah dibagi menjadi dua lokasi yaitu kantor dan lapangan. Hal ini dikarenakan terbaginya dua bagian staff yaitu yang bekerja di kantor dan pada bagian lapangan. Berikut adalah gambar tata letak staff dengan menggunakan office layout :

1. Bagian Kantor :

Gambar 2. Hasil Office Layout pada kantor

1

3 2

5

4

6

7

1

5

2

3 4

(9)

2. Bagian Lapangan :

Keterangan :

Gambar hanya bantuan dalam ilustrasi yang diambil dari site plan terdahulu

• Nomor 6 merupakan sambungan dari nomor 2 dan nomor 4 yang berasal dari tata letak staff kantor

• Nomor 6 diambil berdasarkan letak strategis untuk melakukan mobilisasi ke berbagai tempat dari proyek

• Nomor 7 merupakan letak simbolis, dimana dalam kenyataannya nomor 7 (Staff Lapangan) akan ditempatkan sesuai dengan tempat rumah yang akan dibangun.

Gambar 3. Hasil Office Layout pada Bagian Lapangan

Dengan terciptanya tata letak yang baru diharapkan arus informasi PT Berkah Membangun Bersama menjadi lebih efisien dan efektif dari sebelumnya. Selain itu, masalah biaya yang disebabkan akibat Project Manager yang susah ditemui diharapkan selesai dan bisa menghemat biaya telepon selama masa operasional 4 tahun kurang lebih Rp 4.320.000,-. Dengan Penghitungan dimana sebelum melakukan analisa office layout dengan kesusahan bertemu dengan Project Manager dibutuhkan hubungan telepon kurang lebih 5 kali dalam sehari dimana satu kali telepon kurang lebih waktu yang digunakan adalah 1 menit. Dengan masa operasional 4 tahun kurang lebih hari kerja berjumlah 1200 hari. Tarif telepon yang digunakan sebesar Rp 1.200,- /menit.

Maka total biaya dari tidak diaturnya tata letak khususnya Project Manager menimbulkan biaya sebesar Rp 7.200.000,-. Namun Setelah dilakukannya office layout diperkirakan tingkat frekuensi menelpon Project Manager mengurang dengan adanya tempat tetap dalam melakukan kegiatan sehingga mudah mencari beliau.

Dengan asumsi yang diperkirakan oleh perusahaan jika mudah dicari yaitu 2 kali dalam sehari didapat biaya sebesar Rp 2.880.000,- dimana lebih hemat biaya sebesar Rp 4.320.000,- dalam masa operasional 4 tahun.

Selain itu untuk menunjang penataan letak yang baru pihak PT Berkah Membangun Bersama harus membuat pos untuk menunjang kegiatan dari Project Manager di lapangan dengan membuat bangunan sementara dengan perkiraan ukuran 10 meter x 5 meter dengan perkiraan biaya pembangunan sebesar Rp 1.500.000,- per m2, dimana didapat biaya yang harus dianggarkan kurang lebih sebesar Rp 75.000.000,-.

Bangunan ini selain menjadi pusat kerja Project Manager juga sebagai tempat beristirahat maupun tempat berkumpulnya staff lapangan sebelum maupun sesudah bekerja, dengan harapan bisa mengetahui kebutuhan dari lapangan sebelum maupun sesudah kegiatan sehari-hari. Penataan tata letak ini tidak dapat memberikan kepuasan bagi seluruh staff, namun menunjukkan alasan mengapa keputusan ini diambil.

Perbandingan Keuntungan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Metode

Dalam pembuktian keoptimalisasian keuntungan ini, peneliti akan membandingkan hasil kegiatan proyek sebelum digunakannya metode dengan sesudah digunakannya metode Linear Programming dan Office Layout. Dimana Keuntungan yang didapat sebelum menggunakan metode sebesar Rp 860.025.000,- dengan

7

6

7 7

7

(10)

total unit yang terjual sebanyak 614 unit, sedangkan keuntungan setelah diaplikasikannya metode Linear Programming dan Office Layout yaitu sebesar Rp 9.606.405.000,- dengan total unit yang terjual sebanyak 1286 unit. Dimana perbedaan keuntungan sebesar Rp 8.746.380.000,-.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil Optimasi

Untuk mendapat keuntungan yang optimal, maka komposisi optimal dari tipe rumah yang harus dibangun adalah rumah tipe 36 (A) sebanyak 105 unit, rumah tipe 42 (B) sebanyak 554 unit, rumah tipe 56 (C) sebanyak 220 unit, rumah tipe 70 (D) sebanyak 272 unit, dan rumah tipe 100 (E) sebanyak 135 unit dengan total keseluruhan 1286 unit. Dengan penggunaan metode ini perusahaan bisa mendapatkan 672 unit lebih banyak dari sebelumnya. Sehingga dengan kombinasi tersebut keuntungan yang optimal bagi perumahan Setu-Cipayung akan didapat.

2. Hasil Office Layout

Dengan menggunakan tata letak yang telah dibuat berdasarkan pengaplikasian Relationship Chart perusahaan diharapkan dapat mengatasi masalah adanya hambatan arus informasi khususnya kepada Project Manager, selain itu dengan mengaplikasikan tata letak ini perusahaan seharusnya bisa menghemat biaya telepon sebesar Rp 4.320.000,- selama masa operasional 4 tahun.

3. Dengan mengikuti komposisi jumlah unit rumah dan juga pengaturan tata letak staff yang sesuai dengan penelitian ini maka PT Berkah Membangun Bersama dapat memperoleh laba yang lebih banyak sebesar Rp 8.746.380.000,-.

Saran

Adapun saran atau masukan yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan, yaitu:

• PT Berkah Membangun Bersama disarankan agar melakukan penelitian sejenis pada tahap awal perencanaan, sehingga mendapatkan komposisi bangunan yang optimal dan dapat menghasilkan profit yang optimal.

• Perlu adanya penataan lebih lanjut oleh perusahaan untuk komposisi bangunan sesuai dengan ruang pembangunan yang tersedia pada proyek berikutnya.

Dengan diketahuinya tingkat kepentingan antar staff, perusahaan memiliki referensi untuk melakukan perencanaan tata letak staff sehingga alur informasi diharapkan tidak tersendat seperti sebelumnya dan meningkatkan keresponsifan staff.

• Selain itu, ada pula saran bagi peneliti selanjutnya dimana metode - metode ini bisa diterapkan pada penelitian selanjutnya. Namun, perlu diketahui bahwa khususnya pada metode Linear Programming perlu dicocokkan kembali batasan-batasan yang ada sesuai dengan kasus yang dihadapi agar mendapat hasil yang diinginkan.

REFERENSI

Agency, C. I. (2013). The World Factbook. Directorate of Intelligence.

Dyck, B., & Neubert, M. (2009). Principles of Management. South-Western Cengage Learning.

Ezema, B. I., & Amakom, U. (2012). Optimizing Profit with the Linear Programming Model : A Focus on Golden Plastic Industry Limited, Enugu, Nigeria. Interdiciplinary Journal of Research in Business , 37- 49.

Fauzi, G. (2013). Buku Induk Kode Data Wilayah 2013. Kemendagri.

Felix, M., Judith, M., Jonathan, M., & Munashe, S. (2013). Modelling a Small Farm Livelihood System using Linear Programming in Bindura, Zimbabwe. Research Journal of Management Sciences , 20-23.

Giatman, M. (2006). Ekonomi Teknik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Heizer, J., & Render, B. (2011). Operations Management. Pearson.

(11)

Kemdikbud. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved 2015, from Kamus versi online/daring (dalam jaringan): kbbi.web.id

Khan, N., Khan, A. G., & Rehman, R. (2012). Linear Programming Model & Optimal Bank Loan Policy. The International Journal's : Research Journal of Economics & Business Studies , 81-95.

Kotler, P., & Lane, K. (2007). Manajemen Pemasaran. PT Macanan Jaya Cemerlang.

Lord, M. S., Bazardeh, S. M., Khoshnood, S., Mahmoodi, N., Rasht-Abadi, F. Q., & Mohammadi, M.-o.-S. O.

(2013). Linear Programming & Optimizing the Resources. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business , 701-705.

Nanthasamroeng, N., Supakdee, K., Klaewthanong, T., Boonrom, P., Srimaitree, C., & Kittisriworapan, P.

(2012). Systematic Layout Planning for Germinated Brown Rice Mill under GMP and ISO22000:2005 requirements. IOSR Journal of Engineering , 2 (10), 35-40.

Pradana, E., & Nurcahyo, C. B. (2014). Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Apartemen De Papilio Surabaya. Jurnal Teknik POMITS , 3 (2), 131-136.

Rahmany, A. F. (2013). OASIS : Pemotongan/Pemungutan PPh. Jakarta: Cetakan I.

Render, B., Stair, R., & Hanna, M. E. (2012). Quantitative Analysis for Management. New Jersey: Prentice Hall.

Ridwan, J., & Sodik, A. (2013). Hukum Tata Ruang. Nuansa Cendekia.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2014). Management (Twelfth Edition ed.). Essex: Pearson.

Sanders, N. R., & Reid, R. D. (2009). Operations Management. John Wiley & Sons, Inc.

Schroeder, R. G. (2008). Operations Management : Contemporary Concepts and Cases (4th Edition ed.).

Irwin/McGraw-Hill.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods for Business : A Skill Building Approach (Fifth Edition ed.). Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

Sirat, M. (2005). Analisis Optimasi. Lampung: Universitas Lampung.

Siswanto. (2007). Operations Research. Penerbit Erlangga.

Sudarsana, D. K. (2009). Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah yang akan Dibangun dengan Metode Simpleks pada Proyek Pengembangan Perumahan. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil .

Taylor, B. W. (2006). Introduction to Management Science (9th Edition ed.). Prentice Hall.

Wanaagung, H. (2011). Evaluasi Pembangunan Perumahan Grand Renon Prime Residence. Universitas Udayana.

(12)

RIWAYAT PENULIS

Riyan Chandra Wiratama lahir di kota Tegal pada 17 Februari 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi pada 2015.

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Pengertian PIE (Program Interface Equipment) Monitoring System Program Interface Equipment (PIE) adalah suatu sistem monitoring yang biasa digunakan oleh para

4 SELANGOR Kampung Kuantan Palm Oil Mill 5 SELANGOR Kilang Kelapa Sawit Golconda 6 SELANGOR Bukit Kerayong Palm Oil Mill 7 SELANGOR Kilang Kelapa Sawit Fermanagh 8

CV.Lizamoda merupakan perusahaan bergerak dalam bidang industri konveksi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami hambatan – hambatan dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran POGIL pada pertemuan I sebesar 3,75% dan 3,95 pada pertemuan II dengan kriteria

Ketiga skenario pengujian yang telah disebutkan bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem cerdas dalam memberikan hasil diagnosa yang akurat ketika sistem cerdas

Abstrak – Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika sebelum dan setelah diajarkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Hasil dari penyebaran kuesioner dan wawancara melalui telpon telah di dapatkan informasi atau jawaban terhadap kuesioner yang telah di susun sebagai instrument

Pengembangan lain yang dilakukan berupa sistem bisa mengirim notifikasi dan rekomendasi ke smartphone peternak berdasarkan besarnya suhu, kelembaban dan kadar