• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN KLINIS PADA KUCING. Kelompok 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERIKSAAN KLINIS PADA KUCING. Kelompok 9"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN KLINIS PADA KUCING Kelompok 9

Lola Adriana N

1

(O11114003), Muthia Milasari (O11114010), Ririwan D.A Massale (O11114504), Riswulan (O11111253)

Asisten : Faradhillah Nur Aliah

2

Bagian Bedah & Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Korespondensi penulis : lola.adrianan96@gmail.com ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan klinis pada kucing.

Kemudian mempraktekkan tata cara atau tahapan pemeriksaan fisik untuk menemukan atau mengenali gejala-gejala penyakit. Sebelum melakukan pemeriksaan, didahului dengan melakukan sinyalemen dan anamnesa dengan keterangan dari klien. Tata cara pemeriksaan fisik hewan dapat dilakukan dengan catur indera, yakni dengan penglihatan, perabaan, pendengaran, serta penciuman (pembauan) antara lain dengan cara inspeksi, palpasi atau perabaan, perkusi atau mengetuk, auskultasi atau mendengar, mencium atau membaui, mengukur dan menghitung, pungsi pembuktian, tes alergi, pemeriksaaan laboratorium klinik serta pemeriksaan dengan alat dignostik lain. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berbagai macam peralatan dalam mendiagnosa penyakit antara lain timbangan, thermometer, penlight, reflex hammer, dan stethoscope. Praktikum dilaksanakan di Klinik Pendidikan Hewan Unhas dengan menggunakan hewan objek kucing. Yang diamati pada kucing dalam praktikum ini berpedoman pada rekam medik atau Physical Examination Form yang telah disiapkan yang berisi data-data umum hingga khusus yang menunjang diagnosis klinik.

Kata kunci : Anamnesa, diagnosis klinik, kucing, pemeriksaan klinis, sinyalemen PENDAHULUAN

Keberadaan kucing dapat membantu mendidik anak, seperti berada di dekat binatang tersebut untuk melakukan observasi, memberikan perhatian, dan menghargai sifat mandiri. Kalau melihat dari sejarahnya, manusia memelihara kucing sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala. Zaman dahulu, kucing hanya dijadikan sebagai “satpam” gudang / lumbung gandum dan serangga (Suwed dan Budiana, 2012).

Masyarakat dunia yang memelihara kucing sangat banyak, termasuk di Indonesia. Awal mula orang memelihara kucing belum di ketahui secara pasti kapan dan di mana. Namun demikian, sejarah

peradaban Mesir kuno menemukan bukti bahwa kucing di duga telah didomestikasikan sejak tahun 8000 SM.

Budaya Mesir kuno menganggap bahwa kucing merupakan penjelmaan dan dewa.

Hubungan antara manusia dan kucing terjadi ketika manusia sudah hidup bertani.

Bukti bahwa saat itu sudah di domestikasi adalah dengan ditemukannya kuburan manusia bersama kucing dalam satu tanah di pulau Cypruss, yang diperkirakan dikubur pada tahun 6000 SM. Selain itu ditemukan pula tulang kuburan pada kuburan manusia pada tahun 6700 (Sulaiman, 2010).

Sama dengan hewan lainnya,

kucing juga memiliki sejarah yang

(2)

panjang. Tidak diketahui secara pasti dimana kucing mulai didosmetikasi. Orang mesir kuno yang kaya dengan budaya menganggap kucing sebagai penjelmaan dewa. Hubungan kucing dan manusia diduga sejak 8000 SM ketika manusia hidup mengembara (berpindah-pindah), mulai menetap, dan bertani (Susanty, 2004).

Tahun 1800-an kembali ditemukan kuburan atau tepatnya situs yang berisi 300.000 mumi kucing dalam keadaan masih utuh. Hal tersebut menandakan bahwa dahulu kucing merupakan hewan istimewa. Orang Mesir kuno telah menganggap kucing sebagai penjelmaan dewi Bast atau Bastet atau Thet, yakni salah satu tokoh dari mitologi Mesir yang tugasnya menjaga tempat. Pada zaman tersebut, hukuman bagi mereka yang membunuh kucing adalah hukuman mati (Suwed dan Rodame, 2011).

Awalnya kucing berasal dari alam liar, lalu perlahan-lahan mengalami proses domestikasi. Kini, kucing menjadi hewan peliharaan yang sangat dekat dengan manusia. Bahkan di negara maju kucing sudah banyak dipertandingkan dalam ajang cat show (Suwed dan Rodame, 2011).

Miacis dipercaya sebagai nenek moyang kucing, selain nenek moyang anjing dan beruang. Binatang liar yang memiliki rupa mirip musang ini hidup pada masa Eosen sekitar 50 juta tahun silam.

Selanjutnya, miacis mengalami evolusi menjadi berbagai keturunan kucing.

Adapun perkembangan evolusi keluarga kucing terbagi dalam tiga kelompok, yaitu Panthera, Acinonyx, dan Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya African Wild Cat (Felis sylvestris) yang kemudian berkembang menjadi kucing modern. Kini, kucing menjadi hewan peliharaan yang sangat dekat dengan manusia. Bahkan di negara maju kucing sudah banyak dipertandingkan dalam ajang cat show (Suwed dan Rodame, 2011).

Kucing termasuk salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1%

dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.

Kucing mengalami domestikasi begitu sempurna dan mampu berhubungan erat dengan manusia. Secara umum jenis kucing dikelompokkan berdasarkan bulunya, yaitu short hair, medium hair, dan long hair (Suwed dan Rodame, 2011).

Untuk menentukan diagnosis penyakit suatu hewan perlu diketahui terlebih dahulu rekam medik dan ciri-ciri fisik normalnya, sebelum kemudian dilakukan pemeriksaan fisik yang memerlukan instrumen penunjang. Dalam laporan ini akan di bahas lebih lanjut mengenai metode pemeriksaan klinis kucing dan alat-alat diagnostik beserta fungsi dan cara penggunannya berdasarkan hasil praktikum.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Taksonomi Kucing

Taksonomi adalah sistem hirarkis

untuk pengklasifikasian dan

mengidentifikasi organisme. Sistem ini dikembangkan oleh Ilmuwan Swedia, Carlos Linnaeus, pada abad ke-18. Ada tujuh kategori utama, yaitu kingdom, filum, kelas, ordo, family, genus, dan spesies. Taksonomi kucing memiliki nama ilmiah Felis catus secara lengkap adalah sebagai berikut (Sawed dan Rodame, 2010):

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Carnivora

Family : Felidae

Genus : Felis

Spesies : Felis catus

(3)

Sedangkan tiga spesies kucing menurut The Opinion 2027 (Vol 60, part 1, Bulletin of Zoological Nomenclatur, March 31

st

, 2003) The International Commission on Zoological Nomenclatur adalah (Sulaiman, 2011) :

1. Felis silvetris silvetris : kucing liar Eropa

2. Felis silvetris Ilybica : kucing liar Afrika

3. Felis silvetris catur : kucing domestik.

Yang termasuk dalam golongan kucing domestik ialah kucing hasil evolusi kucing liar yang beradaptasi dengan lingkungan dekat manusia sepanjang ribuan tahun usia kehidupan. Proses adaptasi ini menghasilkan jenis kucing yang berbeda di berbagai wilayah. Untuk menyatakan perbedaan berbagai kucing domestik, maka muncul lah nama ilmiah spesifik pada tingkat penjenjangan subspecies berdasarkan ciri dominan khas yang terdapat pada golongannya, seperti (Sulaiman, 2011) :

1. Felis sisvetris catus anura – Manx (dari Isle of Man, Irlandia)

2. Felis sisvetris catus siamensis – Siamese (dari Siam)

3. Felis sivestris catur cartusenensis – Chartreux (dari Perancis)

4. Fekis sivestris catus agrorentis – Turkish Angora (dari Turki)

5. Felis sivestris catur persica – Pesian atau kucing Persia (dari Persia)

2.Cara Pemeriksaan Klinis pada Kucing Pemeriksaan fisik hewan dapat dilakukan dengan menggunakan catur indra pemeriksa, yakni dengan penglihatan, perabaan, pendengaran, serta penciuman (pembauan). Untuk lebih jelasnya tata cara tersebut diuraikan dibawah ini (Widodo et al., 2011):

- Inspeksi atau peninjauan atau pemantapan dapat dilakukan dengan cara melihat hewan atau pasien secara keseluruhan dari jarak pandang secukupnya sebelum hewan di dekati untuk suatu pemeriksaan lanjut. Yang di inspeksi adalah permukaan luar dari badan hewan dari daerah kepala, leher, badan samping kiri dan kanan, belakang

dan kaki-kaki/extremitas, aspek kulit, aspek rambut, orifisium eksternum mulut, anus, vulva/vagina atau preputium. Ketegasan (konformitas) dan kompaksitas dari pertulangan juga dapat ditemukan dengan cara inspeksi ini.

- Palpasi atau perabaan dapat dilakukan dengan tangan. Di setiap bagian-bagian ragawi baik bagian tengkorak, leher, bagian rongga dada atau thorax, bagian perut atau abdomen, bagian panggul atau pelvis dan alat gerak atau ekstremitas dapat di nilai kualitasnya dengan cara palpasi. Untuk ragawi bagian luar dapat diperiksa adanya pulsus-pulsus arteri subkutanea, kelenjar getah bening atau limfonodus, trachea, pertulangan dada (ossa costae), lekuk liku pertulangan kaki-kaki, dan konformitas tulang dahi dengan mudah di palpasi.

- Perkusi adalah mengetuk atau memukul alat untuk mengelurkan denting atau gema. Pada pemeriksaan dengan cara perkusi ini adalah mendengarkan pantulan gema yang ditimbulkan oleh alat pleximeter yang diketuk oleh palu (hammer) atau jari pemeriksa. Perkusi diarahkan atau diletakkan pada bidang datar di daerah yang dipenuhi udara pada bagian bawahnya. Daerah yang di bawahnya banyak ditemukan udara adalah sinus-sinus hidung, rongga dada sepertiga bagian bawah, daerah abdomen bagian mesogastrikus, serta daerah abdomen bagian usus-usus kecil.

Pantulan balik gema yang diperoleh dari hasil ketukan dibandingkan terhadap denting atau gema ketukan yang ditimbulkan oleh pleximeter. Pantulan balik gema dapat meredup atau dapat nyaring dipertinggi jika dibandingkan dengan gema perkusi.

- Auskultasi atau mendengar dilakukan

dengan mendengarkan suara yang

ditimbulkan oleh kerja organ baik pada

saat sehat fungsional maupun pada

kasus-kasus terntentu. Auskultasi dapat

dilakukan dengan cara langsung, yaitu

telingan diletakkan di atas daerah atau

organ yang di duga mengeluarkan suara

yang dimaksud, atau dengan cara tidak

(4)

langsung dengan menggunakan stetoskop. Suara yang dapat ditangkap pada saat melakukan auskultasi dapat berasal dari gerak paru-paru pada saat inspirasi maupun ekspirasi, suara katub- katub jantung, suara peristaltik lambung, dan suara peristaltik usus- usus.

- Mencium atau membaui, dimaksudkan untuk mengetahui perubahan aroma atau bau yang ditimbulkan atau dikeluarkan dari lubang umlah hewan yang nantinya akan dapat menuntun pemeriksa fisik hewan pada kejadian penyakit tertentu. Bau yang biasa diperiksa pada hewan yaitu bau urin, bau mulut, dan bau feses.

- Mengukur dan menghitung, dengan cara mengukur dan menghitung secara kuantitatif menggunakan satuan-satuan yang lazim untuk pengukuran atau perhitungan, yaitu kali per menit dan derajat celcius.

- Pungsi pembuktian atau proof punctio merupakan uatu tindakan medik untuk mendapatkan ketegasan tunggal dari beberapa kemungkinan yang didapat dari inspeksi dan palpasi sebelumnya.

- Pemeriksaan dengan alat diagnostik lain. Pada bidang kedokteran klinis banyak dikembangkan penggunaan alat endoskopi (laringoskopi, bronchoskopi, retroskopi), Ultrasonografi, X-Ray.

Elektrokardiografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography Scanning (CT Scan). Untuk mendapatkan kualitas organ-organ yang lebih lembut dibandingkan pelacak pembuluh dalam organ atau sistem ragawi seperti misalnya : angiografi, bronkhosgrafi, urografi, dan sebagainya.

3. Interpretasi Pemeriksaan Klinis 3.1 Inspeksi

a. Adaptasi Lingkungan

Perilaku yang normal dapat dinilai termasuk perubahan dalam:

1. tingkat aktivitas atau melakukan kegiatan seperti melompat, bermain. Termasuk dengan kotak sampah. Kesulitan dalam

menggunakan kotak sampah dapat perilaku yang tidak semestinya.

2. Selera, perilaku makan dan minum.

3. Mobilitas umum, seperti gerakan, fluiditas gerakan, dan postur tubuh. Hal ini berlaku terutama untuk menemukan masalah pada muskuloskeletal. Mencakup manifestasi gerakan memanjat, melompat. Jika abnormal sangat mungkin bahwa terjadi gangguan pada sendi pada kucing dan karena menyebabkan nyeri. Dari per prospektif perilaku, perubahan

mobilitas umum dapat

dikategorikan aktivitas normal jika dipandang sebagai pengkondisian diri atau perilaku menghindar. Dalam situasi tertentu mengurangi keinginan untuk melompat ke atas atau bawah dan frekuensi melompat

dapat meminimalkan

ketidaknyamanan yang dialami kucing (Rodan et Sarah, 2016).

Mengevaluasi emosi, ekpresi kucing dan reaksi yang ditimbulkan, dapat dinilai dengan melibatkan dan mengukur sejumlah perilakunya. Aspek bahasa tubuh kucing yang perlu diperhatikan antara lain (Anonim, 2011):

• Mata

• Telinga

• Ekor

• rambut

• Kumis

• Postur badan

• Vokalisasi (jika ada yang terjadi) Beberapa kucing mungkin mengirim sinyal campuran dan tampak bertentangan dalam bahasa tubuh mereka. Jika hal ini terjadi, akan lebih baik untuk menilai kucing berdasarkan bahasa tubuh lebih cemas atau agresif (Anonim, 2011).

Bahasa tubuh dari kucing yang malu-

malu atau kucing yang sedang takut

adalah kucing akan menekuk kaki

belakangnya atau berjongkok

merangkak untuk kelihatan lebih kecil.

(5)

Ekor sering terselip melilit pada kaki dan kumis terbentang melawan pipi.

Mata terbuka lebar dan pupi terlihat besar dan bulat. Seekor kucing yang sedang takut cenderung mencari tempat dan melarikan diri secepat mungkin dan dapat bergerak dengan kecepatan yang menakjubkan ke segala arah. Jika merasa terjebak atau terpojok, kucing takut akan mencoba untuk bersembunyi di tempat yang sekecil mungkin atau akan berusaha untuk melompat untul menjauh. Terengah-engah, shedding berlebihan, cakar berkeringat, buang air kecil dan buang air besar semua tanda- tanda kucing yang sedang tertekan (Anonim, 2011).

Bahasa tubuh kucing agresif adalah dengan berdiri tegak, semua kaki diperpanjang dan kepalanya lurus ke atas. Piloereksi akan terjadi di sepanjang tulang belakang dan ekor untuk membentuk punggung bukit.

Kucing akan menatap tanpa berkedip dengan mata menyipit dan pupil konstriksi. Telinga turun dan rata dengan kepala kucing. Posisi ekor turun dan naik lagi. Kumis menempel lurus dan bibir ditarik belakang, memperlihatkan giginya. Kucing mungkin menggeram atau menjerit.

kucing ini bisa saja bergerak maju dan menyerang dengan cepat (Anonim, 2011).

Sementara kucing berkomunikasi dengan berbagai gerakan ekor. Ekor yang bergerak-gerak di ujung adalah tanda kegembiraan. Ketika seluruh ekor kucing bergerak bolak-balik, ini merupakan indikasi bahwa kucing sedang kesal dan ingin dibiarkan sendiri. Ekor yang membolak bolak- balik, jatuh ke lantai atau memukul menunjukkan berbagai tingkat iritasi dan gelisah. Ketika memukul ekor ke lantai terjadi lebih intens, kucing mungkin menjadi lebih agresif (Anonim, 2011).

Kucing mampu membuat berbagai suara yang berbeda dan masing-masing vokalisasi adalah bentuk komunikasi

dan memiliki arti yang berbeda (Anonim, 2011) :

 Dengkuran dapat menunjukkan kepuasan atau kecemasan. Kucing dapat dan sering mendengkur saat mereka sakit. Itu dianggap bahwa ini mungkin upaya dari kucing untuk menenangkan dirinya.

 “meow” digunakan untuk menyapa orang sedangkan meong digunakan untuk mengidentifikasi dan menemukan suara kucing lain yang serupa.

 Erangan panjang dan suara rendah dapat didengar sebelum muntah atau regurgitasi. Seekor kucing yang menderita disorientasi mungkin juga mengerang.

 Menggeram, mendesis, meludah dan semua tanda-tanda peringatan dan menunjukkan bahwa kucing dapat menjadi agresif. Sebuah jeritan mungkin terjadi selama pertemuan agresif atau jika kucing mengalami sakit.

Kucing bergesekan dengan objek untuk sejumlah alasan. Menggosok sering digunakan untuk menandai wilayah, yang dilakukan ketika feromon kucing deposito yang disimpan dalam kelenjar sebaceous mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggosok objek dengan pipi mereka, kepala, sayap atau ekor. Feromon biasanya disimpan pada benda mati, orang dan kucing lainnya (terutama kucing lain yang dipandang sebagai pendamping).

b. Eskpresi Kepala

Ekspresi kepala

mnginterpretasikan tingkat kesadaran kucing dengan memperhatikan reaksinya terhadap lingkungan.

Berupa siaga, responsif, dan tertekan. Misalnya: Ekpresi hewan yang normal adalah wajah cerah, santai, waspada dan responsif.

Seekor anak kucing yang sehat dapat digambarkan seperti "aktif dan main- main," sementara kucing sakit mungkin "cukup tertekan dan tidak aktif" (Rodan et Sarah, 2016).

c. Mata dan Orbita

(6)

1. Palpebrae

Kelopak mata kucing

merupakan suatu bagian yang dapat melipat rapat dan membantu bola mata bagian depan. Kelopak mata tidak berhubungan langsung dengan permukaan bola mata karena terdapat suatu lapisan tipis air mata diantara kelopak mata dan permukaan mata. Tepi dari kelopak mata atas dan kelopak mata bawah akan bertemu ketika kelopak mata tertutup. Apabila kelopak mata tidak menutup maka dapat menyebabkan kekeringan pada kornea dan akan menyebabkan iritasi pada mata. Abnormalitas yang sering ditemukan pada kelopak mata adalah entropion (melekuknya tepi palpebrae ke arah bola mata), ektropion (melekuknya tepi palpebrae bawah ke arah luar), trichiasis (penyimpangan abnormal dari silia sehingga akan bergesekan dengan kornea atau konjunctiva), distichiasis, dan tidak adanya kelopak mata (coloboma).

Entropion kemungkinan dapat disebabkan secara kongenital atau dapatan selama hidup. Entropion secara kongenital dicirikan oleh terjadinya entropion secara bilateral tetapi tingkat keparahannya berbeda pada kedua matanya (Eldredge et al., 2008)

2. Cilia

Selain itu, kucing tidak apabila kucing mempunyai bulu mata dengan arah yang salah maka dapat menyebabkan iritasi pada permukaan mata (Eldredge et al., 2008).

3. Membrane nictitans

Kucing mempunyai tambahan struktur pada kelopak mata, yaitu membran nictitan. Membran nictitan pada kucing dan hewan karnivora liar secara normal tidak terlihat karena membran nictitan tersembunyi pada bagian sudut mata. Struktur lain dari kelopak mata kucing adalah Third eyelid.

Struktur ini berfungsi untuk membersihkan dan lubrikasi permukaan mata sehingga kucing jarang sekali untuk berkedip. Third eyelid juga membantu melindungi permukaan mata dari luka. Third eyelid akan terlihat pada kucing yang mempunyai gangguan mata atau gangguan saraf, dan kucing yang sakit. Selain itu, melalui penutupan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, serta penonjolan membran nictitan dapat membantu melindungi mata dari pengaruh benda asing seperti rumput-rumputan (Eldredge et al., 2008).

4. Konjungtiva

Kelopak mata ketiga, yang dikenal dengan nama membrane nictitanes, dari luar terlihat sebagai jaringan kecil berwarna merah muda atau berpigmen terletak di sudut dalam mata. Tampak menjadi lebih menonjol ketika kucing tertidur atau sakit. Seekor kucing dengan infeksi saluran pernapasan konjungtiva atasnya akan bengkak, merah dan dapat menutupi sebagian dari kornea (Anonim, 2011). Jika penampakan conjunctiva pada kucing tampak pucat. Membran mukosa tampak anemia (warna pucat) dan lembek menandakan indikasi anemia.Intensitas warna conjunctiva dapat menunjukkan kondisi peradangan akut seperti enteritis, encephalonitis dan kongesti pulmo akut. Cyanosis (warna abu- abu kebiruan) dikarenakan kekurangan oksigen

dalam darah, kasusnya

berhubungan dengan pulmo atau sistem respirasi. Jaundice (warna kuning) karena terdapatnya pigmen bilirubin yang menandakan terdapatnya gangguan pada hepar.

Hiperemi (warna pink terang)

adanya hemoragi petechial

(7)

menyebabkan hemoragi purpura (Eldredge et. al., 2008).

d. Mata dan Orbita

Mata kucing yang sehat nampak basah dan jernih. Mata normal dari kucing sehat memiliki beberapa cairan tergantung pada jenis dan konformasi individu kucing.

Beberapa kucing memiliki beberapa warna air mata di bawah mata sepanjang sisi hidung, cairannya tebal, berwarna kuning, atau berbau busuk (Anonim, 2014).

1. Kornea

Kucing mempunyai mata yang berukuran besar, hal ini dapat dilihat pada kornea mata kucing yang merupakan bagian mata terdepan mempunyai ukuran yang cukup besar (Eldredge et al., 2008).

2. Pupil

Pupil Seekor kucing mirip dengan reptil nocturnal bentuknya adalah elips bukan bulat. Bentuk pupil ini memungkinkan mata untuk membuka dan menutup dengan cepat. Pembukaan di tengah mata adalah pupil. Pupil ini dikelilingi oleh lingkaran atau lapisan elips otot berpigmen yang disebut iris. Pupil membesar dan menjadi bulat, membiarkan lebih banyak cahaya ke dalam mata. Sehingga pupil akan menyempit secara vertikal, sampai cahaya telah hilang (Eldredge et al, 2008).

3. Iris

Mata kucing mempunyai warna yang beragam, yang dihasilkan dari pigmen di iris dan secara genetik terkait dengan warna rambut. Warna iris secara umum adalah kuning kehijauan. Selain itu, kucing juga mempunyai warna biru, hijau, emas, atau tembaga pada iris (Eldredge et al., 2008). Beberapa kucing dapat memiliki iris dari dua warna yang berbeda (Anonim, 2011).

4. Retina

Retina pada kucing merupakan membran yang sensitif terhadap

cahaya dan terletak di bagian belakang bola mata. Retina mengandung dua tipe sel fotoreseptor yaitu sel batang (rods) dan sel kerucut (cones). Sel batang bereaksi terhadap intensitas cahaya, sehingga kucing dapat membedakan warna hitam, putih, dan bayangan abu-abu.

Sedangkan Sel kerucut menyediakan warna. Namun, mata kucing mengandung lebih banyak sel batang (rods) daripada sel kerucut, maka kucing mampu melihat dalam kondisi cahaya yang redup (hitam, putih, dan abu-abu) dan kucing mempunyai keterbatasan dalam melihat warna (Eldredge et al, 2008).

e. Mulut dan Rongga Mulut 1. Mukosa

Gusi umumnya bewarna merah mudah. Warna putih, lavender, abu- abu atau biru menunjukkan bahwa peredaran darah hewan peliharaan tidak dalam kondisi baik (Eldredge et al, 2008).

2. Lidah

Lidah kucing panjang dan datar, dengan sisi hampir sejajar. Bentuknya sedikit meruncing di depan dan lebih meruncing di belakang mulut. Bagian atas permukaan lidah ditutupi bagian seperti papila yang memungkinkan kucing untuk mengikis setiap bagian dari daging dari tulang atau menjilat mantel yang bersih. lidah ditutupi dengan taste buds, terutama di ujung dan di belakang. Taste buds ini bereaksi terhadap rangsangan kimia untuk menghasilkan sensasi keasaman, manis, pahit, dan asin (Anonim, 2011).

f. Hidung dan Sinus-sinus

Hidung kucing normal bisa berwarna

hitam, putih atau berwarna sama dengan

rambutnya. Hidung dalam keadaan kering,

basah, hangat atau dingin bukanlah

keadaan yang tidak normal. Setiap cairan

dari lubang hidung normalnya dalam

keadaan bersih. Jika cairan cukup tebal,

berwarna kuning / hijau atau berbau busuk

maka hidung dalam keadaan abnormal

(Anonim, 2011).

(8)

Struktur hidung membantu untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Hidung juga merupakan organ khusus yang mampu melarutkan molekul aroma dan mendeteksi bau ratusan kali lebih besar dari manusia. Kucing menggunakan indera ini untuk mencari makanan dan berkomunikasi satu sama lain. Kemampuan untuk mendeteksi dan menginterpretasikan feromon membantu untuk membangun dan mempererat hubungan antar-kucing (Anonim, 2011).

g. Leher

Leher memanjang dari bagian belakang tengkorak ke bahu. Terdiri dari 7 tulang leher dan sangat fleksibel (Anonim, 2011). Leher ventroflexion di kucing dapat menunjukkan hipokalemia. Postur membungkuk bisa terindikasi sakit perut kranial. Cara berjalan kaku kemungkinan poliartritis. Kucing enggan untuk memindahkan leher atau mengangkat kepalanya mungkin saja hewan memiliki nyeri leher yang berhubungan dengan herniated disk atau meningitis. Gejalanya seperti kepala miring (Defarges, 2015).

Diperiksa dengan menekukkan dan menarik sedikit leher, kemudian putar kepala di setiap sisi untuk memeriksa rasa sakit. Pada saat yang sama, perhatikan posisi mata untuk nystagmus normal.

Kemudian palpasi trakea dari laring ke dada. Remas trakea sedikit; jika batuk, mungkin menunjukkan tracheitis atau trakea kolaps.

h. Thorax

1. Type pernapasan

Tulang rusuk dan otot dada, bersama dengan diafragma, bertindak sebagai embusan sebuah udara yang bergerak ke dalam dan keluar dari paru- paru (Eldredge et al, 2008).

2. Ritme Penapasan dan Intensitas Ritme dan intensitas penapasan kucing yaitu halus, dan tak terkendali.

Napas cepat disebabkan oleh rasa sakit, stres, demam, atau over heating.

Kondisi lain yang perlu

dipertimbangkan adalah shock, dehidrasi, anemia, paru-paru penyakit, penyakit jantung, dan penumpukan zat asam atau beracun di darah (diabetes,

gagal ginjal, atau keracunan) (Eldredge et al, 2008).

i. Abdomen

Tubuh kucing domestik sebagian besar berisi organ internal. Di dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk, tempat jantung dan paru-paru. Rongga perut berisi lambung, usus kecil, usus besar, hati, kantong empedu, limpa, ginjal, kelenjar adrenal, pankreas dan kandung kemih (Anonim, 2011).

j. Alat Gerak 1. Kaki depan

Kaki depan (kaki, leher dan ekor) terdiri dari tulang hang dipersatukan oleh jaringan dan otot lunak, tendon dan ligamen. Sendi adalah tempat dimana dua atau lebih tulang berkumpul dan memungkinkan untuk gerakan anggota badan. Kucing memiliki sendi yang sangat fleksibel dan dapat melompat cukup tinggi dan memiliki gerakan yang sangat lentur (Anonim, 2011).

2. Kaki Belakang

Tulang utama dari kaki belakang, dari atas ke bawah, adalah pelvis (tulang pinggul), femur (tulang paha), tibia dan fibula (tulang kering atau kaki bagian bawah), tarsus atau hock (pergelangan kaki), kaki dan jari kaki.

Sendi panggul adalah antara panggul dan tulang paha. Pengumpula (lutut) terdiri dari femur, tibia dan fibula. Hock atau tarsal sendi (pergelangan kaki) terdiri dari beberapa tulang kecil dengan tibia dan fibula di atas dan kaki bawah.

kucing biasanya memiliki lima jari pada setiap kaki depan dan empat pada setiap kaki belakang. Setiap jari memiliki cakar ditarik atau kuku di ujung.

Beberapa kucing memiliki kondisi genetik yang dikenal sebagai polydactyly, di mana mereka memiliki beberapa, jari kaki tambahan di bagian depan dan / atau kaki belakang (Anonim, 2011).

k. Ekor

Banyak kucing menggunakan ekor mereka untuk mengekspresikan emosi dan kereta ekor dapat menjadi petunjuk bahasa tubuh yang penting.

Kebanyakan kucing memiliki ekor

(9)

panjang tapi keturunan tertentu dilahirkan dengan ekor secara alami pendek atau tidak ada ekor sama sekali (seperti Bobtails Amerika dan Manx) (Anonim, 2011).

3.2 Palpasi 1. Thorax

Untuk melihat integritas tulang rusuk dengan meraba kedua sisi os costae secara bersamaan untuk menilai simetri. Untuk meraba tulang belakang dengan memberikan tekanan ke bawah secara lembut pada processsus spinosus dan kemudian sepanjang processsus spinosus; semakin meningkatkan derajat tekanan.

Perhatikan keberadaan hyperesthesia tulang belakang atau cacat.

2. Alat Gerak

Pemeriksaan tubuh untuk simetri, massa, nyeri tekan. Palpasi setiap anggota tubuh dan sendi: Catatan kelainan pada angulasi, deformitas, pembengkakan, pendarahan, tonjolan tulang, patah tulang jelas atau luksasi sendi, atrofi. Palpasi daerah pinggul untuk konformasi dan simetri (Anonim, 2011).

l. Abdomen

Meraba perut mulai gerakan dari tengkorak sampai ekor dan dari arah dorsal ke ventral. Beberapa hewan tidak merasakan sakit, otot-otot perut tegang dalam menanggapi pemeriksaan. Gunakan ujung jari untuk merasakan ukuran dan bentuk dari organ atau untuk mendeteksi massa apapun. Perhatikan setiap distensi abdomen, nyeri jelas, atau massa. Hati adalah organ yang paling kranial dan biasanya tidak dapat diraba adalah normal . Ginjal di perut dorsocranial. Ginjal kanan lebih kranial dari kiri; Oleh karena itu, hanya akhir ekor dapat dirasakan. ginjal kucing yang lebih bebas bergerak daripada anjing. Pada kucing, setiap ginjal biasanya dapat digenggam dengan lembut dan teraba seluruhnya. Limpa terletak di sisi kiri perut. Ekornya bisa dirasakan tergeletak di dasar perut (Defarges, 2015).

Untuk palpasi usus, palpasi seluruh rongga perut. Awalnya, menggunakan 1 tangan di anjing kecil dan kucing,

membawa jari bersama-sama bagian punggung dan lembut memindahkan mereka bagian perut (Defarges, 2015

)

.

J. Lymponodus Popliteus

Dilakukan inspeksi, untuk mengetahui kemungkinan adanya kebengkakan pada limfoglandula. Palpasi dilakukan di daerah limfoglandula, dengan cara memperhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simestrisnya kanan dan kiri (Anonim, 2011).

3.3 Auskultasi

1.

Thorax dan Abdomen

Auskultasi dada sambil meraba pulsus untuk mengidentifikasi jantung normal dengan jantung abnormal dan suara paru-paru untuk menilai ritme dan rate jantung. Untuk auskultasi jantung, hewan harus berdiri, sehingga jantung dalam posisi normal. Hati-hati auskultasi kedua sisi dada dan perhatikan khusus pada daerah katup.

Pindahkan stetoskop secara bertahap ke seluruh area dada. Sebagian murmur jantung pada kucing terdengar parasternally. Bersamaan mengevaluasi tingkat femoral arteri nadi dan denyut jantung. Lebih sedikit pulsus femoralis dari detak jantung merupakan defisit pulsus. Dyspnea inspirasi terdeteksi saat fase inspirasi lebih panjang dari fase ekspirasi, menunjukkan masalah proksimal karina. Peningkatan stridor atau stertor dapat didengar jika ada masalah pernapasan bagian atas.

Dyspnea ekspirasi jika fase ekspirasi yang lebih panjang dari fase inspirasi.

Hal ini menunjukkan ada masalah di saluran udara bawah. Penyakit rongga pleura (misalnya, pneumotoraks, efusi pleura, massa, hernia) biasanya menyebabkan, pola pernapasan dangkal cepat, dengan inspirasi dan ekspirasi singkat dan tidak adanya suara paru- paru (Defarges, 2015).

Auskultasi bidang paru-paru secara

sistematis, yang meliputi semua bidang

dada. Suara paru-paru misalnya,

mengeluarkan bunyi secara terus-

(10)

menerus atau terputus-putus (misalnya, crackles). (

Defarges, 2015).

2. Suara Penafasan, Suara Ikutan serta suara antara inspirasi dan ekspirasi

Detak jantung normal dibagi menjadi dua suara yang terpisah. Yang pertama adalah LUB, diikuti oleh sedikit jeda, dan kemudian DUB (Eldredge et al, 2008). Suara lub disebabkan oleh penutupan katup tricuspid dan mitral (atrioventrikular) yang memungkin- kan aliran darah dari serambi jantung (atria) ke bilik jantung (ventricle) dan mencegah aliran darah membalik. Suara dub disebut suara jantung kedua (S2) dan disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary) yang membebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-paru dan sistemik. Ketika suara jantung dapat didengar di seluruh dada, berarti jantung mengalami perbesaran (Eldredge et al, 2008).

3. Sistem peredaran darah

Kucing dewasa memiliki denyut nadi normal 140-240 denyut per menit.

Denyut nadi harus kuat, stabil, dan teratur. Sebuah pulsus cepat menunjukkan eksitasi, demam, anemia, kehilangan darah, dehidrasi, shock, infeksi, stroke panas, atau hati (dan paru-paru) penyakit. Sebuah pulsus lambat menunjukkan penyakit jantung, tekanan pada otak, hipotermia, atau kondisi yang tidak wajar canggih yang menyebabkan runtuhnya sirkulasi (Eldredge et a., 2008).

3.4 Perkusi

1. Hidung dan Sinus-Sinus

Ujung hidung kucing berbentuk segitiga, warna tergantung pada genetika dan warna hidung kucing dapat bervariasi dalam dari merah muda atau salmon, biru, coklat, hitam, atau berbintik-bintik. Kucing merah muda berkulit lebih rentan terhadap kanker skuamosa dari hidung dan telinga, terutama ketika mereka terkena sinar matahari selama jangka waktu yang lama.

Hidung bewarna putih tanpa dijelaskan

mungkin menunjukkan anemia

(Eldredge et al., 2008).

Sinus-sinus, kucing memiliki dua frontal dan dua sinus sphenoid. Yang kecil sinus sphenoid tidak sering menimbulkan masalah. Tetapi karena infeksi pernafasan yang umum pada kucing, infeksi sekunder dari sinus frontal terjadi. Tanda-tanda infeksi yaitu purulen hidung sering hanya dari satu lubang hidung, disertai sering bersin dan terisak. infeksi jamur (criptococosis dan aspergillosis) adalah penyebab umum dari infeksi sinus di kucing (Eldredge et al., 2008).

4. Data Fisiologis Tubuh

Berikut data fisiologis kucing menurut Eldredge (2007) :

a. Suhu

Adult cat: 100°F sampai 103°F (37.7°C to 39.4°C)

Average: 101.5°F (38.6°C)

Newborn kitten: 95°F sampai 99°F (35°C to 37.2°C); 100°F (37.8°C) atau di atas 2 minggu.

b. Denyut jantung

Adult cat: 140 sampai 240 kali per menit (rata-rata 195)

Newborn kitten: 200 Sampai 300 denyut per menit saat lahir;

sekitar 200 denyut per menit pada usia 2 minggu.

c. Tingkat pernapasan

Adult cat: 20 sampai 24 napas per menit. Rata-rata: 22 napas per menit saat istirahat

Newborn kitten: 15 sampai 35 napas per menit, hingga 2 minggu usia

d. Pulsus

Frekuensi pulsus normal kucing antara 110–130 kali/menit

MATERI DAN METODE Materi

Praktikum pemeriksaan klinis pada kucing menggunakan alat antara lain timbangan, stethoscope, thermometer, penlight, dan stopwatch.

Metode

Metode yang digunakan dalam

praktikum adalah metode demonstrasi

analitik dimana asisten memaparkan cara-

(11)

cara pemekrisaan klinis pada kucing.

dengan menggunakan panca indera disertai HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil (terlampir)

Adapun yang ditemukan setelah melakukan pemeriksaan fisik pada probandus yaitu :

1. Sinyalemen

Data dari sinyalemen berisi jati diri atau identitas dari pasien, merupakan ciri pembeda yang membedakannya dengan hewan sejenisnya. Sinyalemen meliputi nama pasien, umur, jenis ras, spesies, ciri/tanda khusus, dan lain sebagainya.

Perlunya pengisian data sinyalemen di awal pemeriksaan adalah agar kita dapat mengetahui pengobatan apa yang cocok diberikan kepada pasien.

Nama hewan, umumnya kucing memiliki nama panggilan yang memudahkan pemilik hewan mendapati hewannya melalui isyarat atau notasi suara.

Hal ini juga dapat membantu dokter hewan dalam menghandling hewan tersebut agar menuruti perkataan kita atau setidaknya menuruti perkataan pemiliknya untuk memudahkan dalam pemeriksaan

.

Spesies atau jenis hewan merujuk pada ensiklopedia kucing yang dimasukkan ke dalam Felix felix atau Felix catus. Ras atau bangsa hewan berkaitan erat dengan sifat- sifat yang diwariskan atau genetis terutama yang berkaitan dengan penyakit yang diturunkan. Memudahkan dokter hewan untuk mendapatkan gambaran cepat penyakit herediter. Dan juga berkaitan dengan predisposisi penyakit yang biasanya hanya ada pada spesies dan ras tertentu. Seperti infeksi ektoparasit Scabies sp. rentang terjadi pada kucing, baik itu berbulu lebat atau tidak, terkhusus pada anjing dan kucing, sedangkan pada hewan lainnya seperti kelinci, hamster tidak terkena penyakit ini.

Jenis kelamin dalam sinyalemen memiliki arti diagnostik jika dikaitkan dengan penyakit yang dihubungkan dengan kelamin. Transmissible veneral sarcoma di derita oleh hewan betina yang dengan kemungkinan sangat besar terkait dengan

gangguan metabolisme hormon

esterogen. Feline Immunodeficiency Virus (FIV) lebih banyak di derita kucing jantan.

Dikarenakan kucing dalam praktikum ini adalah jantan, jadi ada kemungkinan kucing tersebut bisa terjangkit penyakit Feline Immunodeficiency Virus , namun karena tidak ada tanda-tanda akan adanya penyakit tersebut jadi dipastikan untuk saat ini kucing tidak mengalami FIV.

Umur, kepentingan memperkirakan umur dalam praktik hewan kecil terlihat dari banyaknya penyakit-penyakit yang muncul terkait dengan umur. Misalnya pada kucing berumur tua rentang terkena penyakit mata katarak, sedangkan pada kucing muda rentang terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas, seperti Feline Calicivirus dan Feline Herpes Virus terkenal sebagai “pembunuh anak kucing”, terutama jika kucing baru berusia beberapa minggu. Infeksi saluran pernafasan atas pada kucing biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus, yang biasanya ditularkan ketika kucing sedang bersin atau menghembuskan nafas.

Bulu kucing dalam praktikum termasuk kucing berbulu pendek menyebabkan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan. Warna rambut 3 warna (tricolor) yang terdiri atas kombinasi bebas dari warna-warna putih-hitam dan kuning kecoklatan (red) hampir selalu dimiliki oleh kucing betina dari ras apapun. Jika dilihat dari kucing yang digunakan pada praktikum ini artinya warna bulu pada kucing tersebut normal.

Berat badan hewan kurang memiliki arti diagnostik dalam kesehariannya baik sebagai identitas dalam rekam medik maupun pemberian surat keterangan sehat, kecuali dalam keadaan sangat ekstrim misalkan keadaan obesitas dapat dinyatakan dalam sinyalmen. Sebaliknya hewan sangat kurus atau kakhekxia tidak dimasukkan sebagai sinyalemen berat badan. Kucing dalam praktikum ini memiliki berat badan ideal untuk tubuhnya karena dia terlihat sangat seimbang dari segi fisik.

Ciri khusus hanya digunakan sebagai

pembeda antara satu spesies dengan

spesies yang lain. Ini sangat berguna jika

(12)

dalam klinik terlalu banyak kucing dengan warna dan bentuk yang sama. Pada pasien ditemukan tanda khusus yang berupa corak gais-garis putih pada rambut bagian ventral abdomen.

Adapun data sinyalemen probandus antara lain:

 Nama : Kula

 Jenis hewan/spesies : Kucing

 Ras/breed : Domestik

 Warna bulu : Orange

 Jenis Kelamin : Jantan

 Umur : 2 thn

 Berat Badan : 4,7 kg

 Tanda khusus :Warna

rambut di bagian ventral abdomen belang-belang berwarna putih.

2. Anamnesis

Pada saat praktikum tidak dilakukan anamnesis karena pemilik kucing tidak berada ditempat jadi hasil pemeriksaan klisnis hanya berdasar pada data yang diamati pada saat laboratorium tanpa dukungan data-data riwayat kesehatan sebelumnya yang pernah diderita pasien.

Namun informasi yang digali dari pemilik sebelum peminjaman riwayat operasi kucing yaitu sterilisasi sehingga postur tubuhnya tampak berisi/berbobot.

3. Status Present 3.1 Keadaan umum

Keadaan umum ini meliputi:

a) Perawatan yang diberikan pemilik kepada pasien adalah baik ini terlihat dari penampakan luar tubuh kucing yakni ototnya padat dan berisi. Bulunya bersih dan lembut tanpa noda dan parasit serta tidak didapatkan alopesia.

b) Gizi yang diberikan kepada pasien baik dilihat dari kondisi tubuh dan kompisisi tulang dan otot yang tidak kurus mengindikasikan pertumbuhan badannya baik c) Sikap berdirinya tegap,.

d) suhu tubuh kucing adalah 38

o

C yang artinya normal, menurut teori suhu tubuh normal untuk kucing adalah 38,0

o

C – 39

o

C.

e) Frekuensi nadi : 124x/menit berarti normal, karena menurut

teori frekuensi nadi normal pada kucing yaitu 92-150x/menit.

f) Frekuensi nafas : 216x/menit berarti tidak normal. Karena berdasarkan referensi bahwa frekuensi napas kucing normal berkisar antara 20 sampai 24 napas per menit. Rata-rata: 22 napas per menit saat istirahat (Eldredge, 2007). Kemungkinan ketidaknormalan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kucing tersebut stress karena lingkungan yang baru, adanya penyakit saluran pernapasan, atau bisa disebabkan karena praktikan melakukan kesalahan dalam perhitungan.

4.1.Kepala dan Leher a) Inspeksi

Saat dilakukan pengamataan pada bagian kepala dan leher, yang pertama diamati adalah ekspresi kepala (memperlihatkan bagaimana ekspresi pasien saat marah, tenang, dan lain – lain).

Ekspresi kepala pasien saat dilakukan inspeksi adalah kurang baik dimana kucing menampakkan ekspresi marah. Pertulangan kepala yang dilihat adalah apakah pertulangan kepalanya simetris atau tidak.

Pertulangan kepala pasien adalah kompak (padat). Inspeksi yang dilakukan pada posisi tegak telinga untuk melihat apakah salah satu telinganya menunduk atau tidak dan hasilnya normal (kedua telinga dalam posisi yang sama-sama tegap). Posisi kepala pasien yaitu tegak.

b) Palpasi

Palpasi dilakukan untuk melihat kondisi pasien, apakah mengalami dehidrasi atau tidak dengan mengetes turgor kulit dengan menarik kulit yang ada di bagian tengkuk leher. Hasilnya menunjukkan normal, yang ketika ditarik dengan cepat kembali ke posisi awal dalam waktu ± 2 detik (karena waktu normal kembalinya turgor ke posisi semula ± 2-3 detik).

c) Mata dan orbita kiri & mata dan orbita kanan

Yang diamati untuk bagian ini adalah

palpebrae mata pasien yaitu normal (tidak

(13)

melipat ke dalam atau entropion dan tidak melipat keluar atau ektopion), cillianya juga normal (tidak melipat/melengkung ke dalam maupun ke luar), konjungctiva baik mata kiri maupun kanan juga tidak ada perubahan (normalnya itu berwarna pink rose), dan membran nictitans juga menunjukkan letak yang normal yakni tidak menutupi sebagian regio mata (berada disudut mata).

d) Bola mata kiri dan kanan

Bagian yang diperhatikan untuk baik mata kiri maupun mata kanan antara lain sklera, kornea, iris, limbus, pupil, refleks pupil, dan vasa injection. Semua bagian ini baik mata kanan maupun kiri menunjukkan keadaa normal. Baik pada sklera yang warnanya kuning menandakan normal, korneanya berwarna bening yang menandakan normal, iris juga menunjukkan hasil yang normal karena warnanya kuning sesuai dengan kondisi normal (kuning kehijauan), limbus berwarna abu-abu kehitaman yang menunjukkan kondisi normal, pupil dan refleks pupil juga menunjukkan kondisi normal dengan menunjukkan dilatasi saat kurang cahaya dan kontriksi jika cahaya kurang atau tidak ada, serta pembuluh darah kecil dalam kondisi normal (berwarna merah). Keadaan abnormal pada vasa injectio apabila warnanya berwarna biru yang menunjukkan kurangnya kandungan oksigen (senosis) dan jika terjadi pembesaran (dilatasi) di pembuluh darahnya.

e) Hidung dan Sinus – sinus

Saat inspeksi, dilihat tidak ada perubahan pada hidung & sinus-sinus dikarenakan hidung dalam keadaan lembab dan tidak ada nasal discharge (leleran hidung). Jika cermin hidung dirabah dalam keadaan kering maka indikasinya adalah dehidrasi.

f) Mulut dan Rongga mulut

Untuk bagian mulut dan rongga mulut, inspeksi dilakukan untuk melihat apakah terdapat luka bibir pada bibir, serta kondisi mukosa, gigi geligi dan lidah.

Hasilnya menunjukkan bibir pasien tidak terdapat luka. Mukosanya juga tidak mengalami perubahan karena menunjukan

warna pink rose (dalam keadaan normal).

Abnormal pada mukosa itu biasanya berwarna pucat atau kuning yang mengarah pada penyakit kuning dan terjadinya stomatitis (radang pada daerah mulut). Untuk gigi geligi juga normal, tidak ditemukan adanya depris (plak gigi) namun pada saat mengamati gigi pasien praktikkan merasa sedikit kesulitan dikarenakan kucing mulai marah dan agresif. Dan lidah berwarna merah muda yang artinya keadaan normal.

g) Telinga

Pada bagian telinga yang menjadi objek perhatian adalah bagaimana kondisi telinga pasien. Posisi telinga pasien normal yakni tegak, baunya normal (bau serumen), permukaannya pada bagian luar bersih begitupun bagian dalamnya. Krepitasi, terdengar bunyi seperti kresek-kresek saat dilakukan pemeriksaan yang menandakan keadaannya abnormal (seharusnya tidak adanya bunyi yang dihasilkan). Dan untuk refleks pangggilan sendiri, tidak ada perubahan yang artinya normal. Karena saat dilakukan pemeriksaan, kucing memberikan respon cepat dengan menggoyangkan telinga bagian atasnya.

h) Leher

Ada tiga bagian yang diperiksa pada daerah leher diantaranya perototan, trachea, dan esophagus yang ketiganya menunjukkan hasil yang normal. Perototan pada leher kokoh, trachea saat dilakukan palpasi dengan tekanan tidak terjadi refleks batuk, dan pada esophagus refleks menelan makanan yang diberikan (sosil) normal.

Keadaan abnormal yang biasa terjadi pada esophagus seperti memuntahkan makanannya kembali yang mungkin dikarenakan terjadinya obstruksi atau penyumbatan karena adanya bollus.

4.2.Thorax

a) Sisem pernapasan

Inspeksi dilakukan untuk melihat

bagaimana bentuk rongga thorax, tipe

pernafasannya, ritme, intensitas, dan

frekuensinya. Untuk rongga thoraksnya

simetris (ukuran dan bentuk thorak pada

sisi kanan dan kiri sama), tipe

pernafasannya yaitu costal (yang

merupakan tipe pernafasan pada karnivora,

(14)

kucing) sehingga dapat dikatakan kondisinya normal. Ritme pernafasannya itu ritmis (berirama) menunjukkan kondisi normal. Kondisi abnormal apabila aritmis (tidak berirama). Intensitas pernafasannya tergolong dalam tipe pernafasan dalam (yang terjadi apabila hewan dalam keadaan istirahat atau tidak melakukan aktivitas) sehingga kondisi ini dinyatakan normal.

Untuk frekuensi sendiri, hasilnya itu 216x/menit. Terbilang frekuensi nafas yang cepat, dikarenakan pada saat pemeriksaan tempramen kucing sedang marah dan agresif.

Palpasi, ada dua hal yang dikerjakan untuk palpasi thorak yaitu menekan rongga thorak dan palpasi intercostal, semuanya dalam keadaan normal.

Perkusi. Saat dilakukan perkusi pada bagian lapangan paru – paru, tidak ada perubahan yang terjadi karena bunyi yang dihasilkan resonan/nyaring (sesuai kondisi normalnya karena paru-paru berisi udara sehingga suara perkusinya resonan).

Abnormal apabila suara yang dihasilkan pekak karena pekak merupakan suara perkusi apabila isinya cairan dan padatan.

Gema perkusi menunjukkan kondisi normal karena tidak adanya gema yang dihasilkan.

Auskultasi. Saat dilakukan pemeriksaan suara pernafasan yang dihasilkan yaitu vesikuler (artinya normal).

Karena suara pernafasan pada kucing dan anjing normalnya adalah vesikuler. Suara ikutan, tidak ada perubahan (kondisi normal) karena tidak ada suara ikutan yang dihasilkan antara saat melakukan ekspirasi dan inspirasi.

b) Sistem peredaran darah

Inspeksi. dilihat untuk melihat Ictus cordis dimana hasilnya tidak terjadi perubahan. Ictus curdis adalah kondisi dimana apex cordis menyentuh bagian costae dan ketika di inspeksi seolah terlihat costaenya bergerak.

Auskultasi. frekuensi denyut jantung yang diperoleh adalah 132x/menit (normal karena frekuensi sedikit diatas normal denyut jantung pada kucing adalah 110- 130x/menit), hal ini dikarenakan kucing dalam keadaan yang tidak stabil/shock

karena situasi lingkungan yang baru.

Intensitasnya irregular atau tidak beraturan, suara sistole dan diastol tidak ada perubahan, ekstrasitolik tidak ada perubahan (dalam keadaan normal karena tidak menghasilkan suara-suara lain selain sistole dan diastole). Lapangan jantung memberikan hasil tidak ada perubahan.

Sinkron pulsus dan jantungnya memberikan hasil yang sinkron dimana frekuensi pulsus yang didapatkan yaitu 124x/menit dan frekuensi jantung yaitu 132x/menit. Nomalnya frekuensi jantung memang lebih cepat dibanding dengan frekuensi nadi.

 Abdomen dan Organ Pencernaan yang Berkaitan

Inspeksi, dilakukan untuk melihat besar dan bentuknya. Hasilnya, tidak ada perubahan karena sesuai dengan bentuk dan bobot pasien. Begitupun dengan legok lapar tidak ada perubahan (tidak terlihat karena pasien tidak dalam kondisi kurus).

Untuk suara peristaltik lambung juga tidak ada perubahan.

Palpasi, dilakukan untuk merasakan epigastricus, mesogastricus, hypogastricus, isi usus halus, dan isi usus besar. Hasil yang ditunjukkan tidak ada perubahan.

Bunyi peristaltic usus normalnya adalah 3- 5 kali dalam 5 menit.

Anus.

 Alat perkemihan dan kelamin (urogenitalis) jantan.

Inspeksi dan palpasi, diakukan untuk melihat kondisi preputium, penis, glands penis (bentuk, besar, sensitivitas, warna dan kebersihan), scrotum, dan uretrha menunjukkan keadaan normal.

 Alat Gerak

Inspeksi, perototan kaki depan tidak ada perubahan (sesuai dengan kondisi normal seperti biasa yaitu tegap dan kokoh). Perototan kaki belakang juga menunjukkan tidak ada perubahan (tapi disini kondisinya tidak tegap. Dikatakan normal dan tidak ada perubahan karena merupakan kondisi bawaan lahir).

Spasmus otot normal atau tidak ada

perubahan (tidak adanya kontraksi otot

yang berlebihan), tremor juga tidak ada

perubahan (normal), sudut persendian

(15)

tidak ada perubahan. Cara bergerak – berjalan dan cara bergerak – berlari keduanya koordinatif, artinya saat berjalan dan berlari antarah kaki kanan dan kaki kiri seirama.

Palpasi. Struktur pertulangan tidak ada perubahan, kaki kiri depan, kaki kiri belakang, kaki kanan belakang dan kaki kanan depan menunjukkan tidak adanya perubahan yang terjadi. Konsistensi pertulangan memberikan hasil berupa tidak ada perubahan, reaksi saat palpasi tidak ada perubahan, letak reaksi sakit tidak terdapat rasa sakit. Panjang kaki depan kanan dan kiri dan panjang kaki belakang kiri dan kanan juga memberikan hasil tidak ada perubahan.

Palpasi lymphonodus popliteus.

Ukurannya normal, konsistensi juga tidak menunjukkan tidak ada perubahan, lobulasi dan perlekatan/pertautan juga memberikan hasil yang sama, tidak panas, kesimetrisan antar limfonodus kiri dan kanan tidak ada perubahan. Kestabilan pelvis, konfirmasi, dan kesimetrisan juga menunjukkan hasil tidak ada perubahan. Untuk pasien (kucing) tuber ischii dan tuber coxenya normal.

KESIMPULAN

Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan klinis hewan dalam kondisi normal, hal ini dapat dilihat pada data-data pemeriksaan yang diperoleh pada rekam medik kebanyakan menunjukkan keadaan normal pasien dan hanya sebagian yang bisa dikatakan tidak normal.

Kemungkinan ketidaknormalan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kucing tersebut stress karena lingkungan yang baru, adanya penyakit, atau bisa disebabkan karena praktikan melakukan kesalahan dalam perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Cat Physiology Syggested fir Unit 3. USA : Anonim Washington State University.

Anonim. 2011. Feline Basic Education USA : International Boarding & Pet Service Association. [online]

(https://www.Anonim.com/newsite/w p-content/uploads/2013/11/Feline- Basic_Certification_2012.pdf di akses pada Hari Senin tanggal 17 Oktober 2016)

AVASA. 2013. Standards of Care Regular Health Check Standards for Dogs and Cats. Published by ASAVA, a special interest group of The Australian Veterinary Association Limited.

Defarges, Alice. 2015. The Physical Examination. Cliniciansbrief.com.

Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016. [online]

Eldredge, Debra M. 2007. Cat’s Owner, Home Veterinary Handbook (3rd edition). Wiley Publishing, Inc., Hoboken, New Jersey.

Rodan, Ilona dan Sarah Heath. 2016.

Feline Behavior and Welfare. USA : Elsevier

Suwed, M.A dan N.S. Budiana. 2012.

Panduan Lengkap Kucing. Jakarta : Penebar Swadaya

Suwed, M.A dan Rodame M.Napitulu.

2011. Panduan Lengkap Kucing.

Jakarta : Penebar Swadaya

Sulaiman dan Tim Redaksi Cemerlang.

2011. Berbisnis Pembibitan Kucing.

Yogyakarta : Lily Publisher

Susanty, Yulian. 2004. Memilih dan Merawat Kucing kesayangan. Jakarta:

Agromedia.

VCA. 2011. Pet Emergency Care Handbook. VCA Veterinary Specialty Center of Seattle. VCA Specialty Animal Hospital.

Widodo, Setyo. 2011. Diagnostik Klinik

Hewan Kecil. Bogor : IPB Press

Referensi

Dokumen terkait

Prevalensi AI Provinsi Sumbar 3,8%, ini menunjukkan bahwa diwilayah Provinsi Sumbar masih ditemukan virus AI yaitu di Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten

c. Berpotensi memberikan kontribusi yang bermakna bagi pencapaian tujuan MASTAN 2) Anggota kehormatan ditetapkan oleh DPN. 3) Keputusan tentang pengangkatan Anggota Kehormatan

Seingga dalam kerjan$a tra&o menuntut sistem pendinginan $ang baik% ole karena itu sistem pendinginann$a arus mempun$ai kinerja $ang baik% dari berbagai macam

kreditor dari developer yang artinya ada perjanjian kredit antara developer dengan bank dan adanya hak tanggungan sebagai jaminan utang developer terhadap bank, yaitu tanah

This led him to recall Wordsworth’s autobiographical poem (the future Prelude ), which was referred to during Wordsworth’s life as ‘The Poem to Coleridge’, and to begin to develop

Pada uji statistik terhadap variabel Risiko Kredit yang diwakili oleh NPL memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba dan NPL berpengaruh terhadap

The results of this study also showed that respondents who suffered from MSDs were mostly (47.3%) had been working as a bus drivers for more than 10 years, but

Kualitas diri kamu sebagai remaja tercermin dari pengetahuan, sikap, dan perilakumu dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri, antara lain dengan mandi secara teratur