• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN KEASAMAN ZEOLIT HASIL SINTESIS DARI LEMPUNG ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPOSITORY ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN KEASAMAN ZEOLIT HASIL SINTESIS DARI LEMPUNG ALAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

REPOSITORY

ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN KEASAMAN ZEOLIT HASIL SINTESIS DARI LEMPUNG ALAM

OLEH:

BIANTI RAMADHITA 1603115563

PROGRAM STUDI S1 KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2020

(2)

1 ANALISIS GUGUS FUNGSI DAN KEASAMAN ZEOLIT HASIL SINTESIS

DARI LEMPUNG ALAM Bianti Ramadhita 1*, Muhdarina 2

1Mahasiswa Program S1 Kimia

2Dosen Bidang Kimia Fisika Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

*bianti.ramadhita5563@student.unri.ac.id

ABSTRACT

The use of natural raw materials for synthesis zeolite is considered to have more economic advantages, but special treatment is needed to remove some impurities such as metals. This study aims to synthesize zeolite using Maredan natural clay as a source of Si and Al through reflux method. The synthesis was started from the leaching process using 3 M sulfuric acid by adjusting the post-leaching atmosphere to pH 2 and 4, then calcined at 750ºC for 3 hours. Post-calcined clays were aged at 80ºC using 5 M NaOH with a stirring speed of 300 rpm for 3 hours, then followed by a reflux process at 100ºC for 8 hours. The solids from this synthesis were characterized using FTIR. FTIR data shows a double ring vibration D4R and D6R at a wavelength of 550-600 cm-1. These two types of vibrations correspond to the functional groups of the sodalite type zeolites.

The acid site of the zeolite can be determined by FTIR analysis using pyridine adsorption, which shows the presence of Bronsted and Lewis acid sites at wave numbers 1540-1545 cm-1 and 1419-1544 cm-1.

Keywords: aging, leaching, reflux, sodalite, ABSTRAK

Penggunaan bahan baku alami dalam sintesis zeolit dianggap memiliki keunggulan ekonomis, namun diperlukan perlakukan khusus untuk menghilangkan beberapa pengotor seperti logam. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis zeolit dengan menggunakan lempung alam Maredan sebagai sumber Si dan Al melalui metode refluks. Sintesis dimulai dari proses leaching menggunakan asam sulfat 3 M dengan mengatur suasana pasca leaching menjadi pH 2 dan 4, selanjutnya dikalsinasi pada suhu 750ºC selama 3 jam. Lempung pasca kalsinasi di-aging pada suhu 80ºC menggunakan NaOH 5 M dengan kecepatan pengadukan 300 rpm selama 3 jam, kemudian dilanjutkan dengan proses refluks pada suhu 100ºC selama 8 jam. Padatan dari hasil sintesis ini dikarakterisasi menggunakan FTIR. Data FTIR menunjukan adanya vibrasi cincin ganda D4R dan D6R pada panjang gelombang 550-600 cm-1. Kedua jenis vibrasi ini sesuai dengan gugus fungsi yang dimiliki zeolit jenis sodalit. Situs asam pada zeolit dapat diketahui dengan analisis FTIR menggunakan adsorpsi piridin, yang menunjukan adanya situs asam Bronsted dan Lewis masing-masing pada bilangan gelombang 1540- 1545 cm-1 dan 1419-1544 cm-1.

Kata kunci: aging, leaching, refluks, sodalit

(3)

2 PENDAHULUAN

Zeolit adalah bahan berpori terdiri dari kristalin aluminosilikat tiga dimensi yang dibentuk oleh aluminium dan silikon tetrahedron yang digunakan secara bersama untuk membentuk pori yang seragam. Beberapa zeolit dapat disintesis menggunakan bahan alami seperti abu layang (Bao dkk, 2013), glasir vulkanik (Reinik dkk, 2011) dan lempung (Thuadaij dan Mukda, 2015).

Lempung merupakan polimer anorganik alam yang berupa hidrat aluminosilikat. Potensi lempung alam di Provinsi Riau banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Siak, tepatnya di desa Maredan, Kecamatan Tualang dengan kondisi lempung berwarna kuning kecoklatan. Hasil analisis dengan XRD menyatakan bahwa lempung dari lokasi ini terdiri atas kandungan mineral berupa kaolinit, kuarsa, dan illit (Zulfikar, 2011). Hasil pemeriksaan XRF menunjukan bahwa lempung Maredan mengandung 69,976% SiO2, 26,186% Al2O3 dan 6,452% Fe2O3 (Widya, 2018). Besarnya jumlah kandungan Si dan Al inilah yang menjadikan alasan utama lempung Maredan berpotensi untuk dikonversikan menjadi zeolit. Perlakuan khusus diperlukan untuk menghilangkan adanya mineral kuarsa didalam lempung, salah satunya dengan melakukan proses leaching menggunakan asam sulfat (Panda, 2010).

Sintesis zeolit berasal dari lempung yang telah di-leaching dan dikalsinasi selama 3 jam. Lempung yang telah di-leaching kandungannya akan menjadi lebih murni dan mudah

bereaksi, sehingga pembentukan inti kristal akan lebih sempurna (Aminah, 2017). Metode yang digunakan pada sintesis zeolit ini didasarkan pada penelitian Sari (2019) menggunakan metode refluks. Metode refluks dianggap mampu mengubah fasa kristal alumina dan silika menjadi stabil dan reaktif dalam proses sintesis zeolit.NaOH yang digunakan dalam sintesis zeolit berfungsi sebagai aktivator selama peleburan untuk membentuk garam silikat dan aluminat yang larut dalam air sebagai penyusun dari kerangka zeolit.

Kation Na+ dari aktivator tersebut memiliki peranan penting dalam menyetabilkan unit bangunan pada kerangka zeolit akibat adanya substitusi Si dan Al (Anita dan Itnawita, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukannya penelitian untuk meningkatkan kualitas zeolit yang akan disintesis yakni dengan melakukan proses leaching menggunakan asam sulfat 3 M dengan harapan dapat mengurangi pengotor berupa kuarsa dalam jumlah yang lebih banyak serta dilakukan variasi terhadap pH pasca leaching yakni pada 2 dan 4. Variasi ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kuarsa dan meningkatkan keberadaan kaolin. Proses sintesis dilanjutkan dengan melakukan aging suhu 80ºC selama 3 jam.

METODOLOGI PENELITIAN a. Alat dan bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik (ABJ-320-4NM), desikator, pengaduk magnetik, lumpang dan alu, oven, ayakan (ukuran 100 - 200 mesh),

(4)

3 furnance (Naberthem), krusibel, pH

meter, labu leher tiga, seperangkat alat refluks, hot plate stirrer (REXIM RSH- IDR L120), dan spektrofotometer FTIR (Shimadzu, IR Prestige-21), serta alat gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Riau. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lempung alam desa Maredan, kecamatan Tualang, kabupaten Siak Provinsi Riau, larutan Asam Sulfat (H2SO4) 3M, larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5M, Piridin (C5H5N)(p), akuades, akua DM, serta kertas saring Whatman No.42.

b. Preparasi dan proses leaching lempung maredan

Sampel lempung yang telah diambil kemudian dicuci dengan menggunakan aquades dan dikeringkan melalui bantuan sinar matahari, kemudian digerus dengan lumpang kayu. Lempung yang telah halus kemudian diayak dengan rentang ukuran partikel 100 ≥ x

≥ 200 mesh (dengan x sebagai ukuran partikel). Lempung tersebut ditimbang sebanyak 10 g, kemudian ditambahkan 100 ml asam sulfat dengan konsentrasi 3M dalam labu leher tiga. Campuran tersebut direfluks pada suhu 80ºC selama 3 jam. Campuran kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatmann untuk memisahkan antara filtrat dan pastanya. Pasta lempung lalu dicuci dengan menggunakan aqua DM hingga mendekati variasi pH 2 dan 4.

Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC selama 24 jam.

c. Sintesis zeolit

Serbuk lempung Maredan yang telah dikalsinasi ditimbang sebanyak 10 g untuk dilanjutkan pada tahap aging.

Serbuk lempung tersebut di-aging dengan larutan NaOH 5 M sebanyak 50 ml dengan kecepatan pengadukan 300 rpm menggunakan magnetic stirrer pada suhu 80ºC selama 3 jam. Kemudian disintesis dengan metode refluks pada suhu 100ºC selama 8 jam tanpa disertai pengadukan. Padatan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aqua DM hingga pH filtrat berkisar 8. Residu yang diperoleh dikeringkan pada suhu 105ºC selama 24 jam.

d. Adsorpsi uap piridin

Desikator dijenuhkan dengan 15 ml piridin yang telah dimasukan kedalam gelas beaker 25 ml (bebas uap air).

Desikator diletakan kedalam lemari asam selama 24 jam. Sebanyak 0,5 gram sampel zeolit yang bebas uap air dimasukan kedalam gelas beaker kosong lalu dimasukan kedalam desikator yang jenuh piridin. Sampel dan uap piridin dibiarkan selama 24 jam untuk berinteraksi. Setelah 24 jam, desikator dibuka selama 1 jam lalu gelas beaker diambil untuk dilakukan penimbangan secara berulang sebanyak 3 kali.

kembali.

e. Karakterisasi zeolit

FTIR digunakan untuk menentukan gugus fungsi serta keasaman dari zeolit yang telah disintesis. Adapun sampel yang digunakan adalah zeolit yang telah mengadsoprsi uap piridin untuk melihat keasaman zeolit, sedangkan zeolit yang tidak mengadsorpsi uap piridin untuk menentukan gugus fungsi pada zeolit.

Analisis dilakukan di ruang FTIR Jurusan Kimia Universitas Riau dengan menggunakan sampel berupa bubuk dari zeolit hasil sintesis sebelum dan sesudah

(5)

4 mengadsorpsi piridin.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis vibrasi dari suatu zeolit dapat ditentukan dengan menggunakan analisis FTIR. Spektrum IR sebelum adsorpsi piridin ditunjukan oleh Gambar 1. dengan pengamatan pada daerah panjang gelombang 400-2000 cm-1. Berdasarkan spektrum tersebut dapat diketahui bahwa pita serapan pada karakteristik kaolin sebagai raw material dalam lempung alam Maredan berada di bilangan gelombang 419,54; 516,94;

540,09; 695,37cm-1 yang menunjukan adanya vibrasi ikatan Si-O, serta adanya vibrasi ikatan Si-O-T yang terdapat di bilangan gelombang 753,23; 796,64;

913,33; 1008,81; 1032,93; 1112,97 cm-1. Setelah lempung dikalsinasi pada suhu 750°C maka kaolin akan berubah

menjadi metakaolin dengan sifat yang lebih reaktif. Perubahan tersebut secara signifikan dapat dilihat pada spektrum IR dimana muncul pita serapan pada gelombang 472,58 cm-1 yang mengindikasikan adanya vibrasi pada ikatan Si-O metakaolin, Hal tersebut membuktikan bahwa lempung alam Maredan telah mengalami transformasi dari kaolin menjadi metakaolin. Pita serapan dengan panjang gelombang 550- 600 cm-1 menandakan adanya vibrasi cincin ganda D4R dan D6R pada sodalit.

Selain itu juga terdapat vibrasi asimetris dan simetris dari O-T-O pada 663,54;

695,37; 719,48; 778,31 dan 798,36cm-1 serta T-O-T pada panjang gelombang 962,52; 975,06cm-1 (dimana T bisa diganti dengan Si maupun Al).

Gambar 1. Spektra zeolit (a) pH 2 (b) pH 4

(6)

5 Gambar 2. Spektra zeolit setelah adsopsi piridin (a) pH 2 (b) pH 4

Situs asam dan tingkat keasaman dari zeolit hasil sintesis dapat diketahui dengan melakukan karakterisasi menggunakan FTIR dari zeolit yang telah mengadsorpsi piridin. Hasil spektrum IR dari zeolit hasil sintesis dibandingkan dengan data standar untuk mengetahui situs asamnya, adapun spektrum IR dari zeolit yang telah mengadsorpsi piridin ditunjukan pada Gambar 2. dimana panjang gelombang yang diamati berkisar 1400-1600 cm-1. Situs asam Bronsted akan berinteraksi dengan piridin terprotonasi dan teradsorpsi di bilangan gelombang spesifik yakni pada 1540-1545 cm-1. Sedangkan interaksi antara situs asam Lewis dengan molekul piridin terjadi akibat adanya pembentukan kompleks ikatan koordinasi antara elektron pasangan bebas molekul piridin dengan orbital kosong pada permukaan padatan.

Adapun interaksi ini akan memunculkan

pita serapan pada panjang gelombang 1419-1544 cm-1.

Selain dapat menentukan situs asam, tingkat keasaman dari zeolit hasil sintesis juga bisa dihitung dengan menggunakan perhitungan gravimetri.

Hasil perhitungan total keasaman ditunjukan pada tabel.

Tabel. Tingkat keasaman dari zeolit hasil sintesis

Sampel Tingkat Keasaman (mmol/g)

LM 0,02

LM:2K 0,09

LM:4K 0,06

ZM:2K:3J 0,57

ZM:4K:3J 0,16

Tingkat keasaman yang tinggi membuktikan bahwa banyaknya piridin yang terjerap dalam pori zeolit juga tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa zeolit dengan pH paca leaching 2

mempunyai situs asam paling tinggi.

(7)

6 KESIMPULAN

Zeolit sodalit berhasil disintesis dengan menggunakan lempung alam Maredan yang di-leaching dengan menggunakan asam sulfat (3 M) melalui metode refluks disertai dengan pengaruh pH pasca leaching dan waktu aging mampu menghasilkan vibrasi pada spektrum IR D4R dan D6R yang berada di pita serapan 558,42 cm-1 serta jumlah asam sebesar 0,7 mmol/g

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini terlibat di dalam skim Unggulan Universitas Riau, kontrak nomor: 800/UN.19.5.1.3/

PT.01.03/2020 dengan ketua tim peneliti Dr.Muhdarina,M.Si. Oleh karena itu ucapan terimakasih ditujukan kepada Rektor UNRI, Dekan FMIPA dan Ketua LPPM UNRI atas kesempatan yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anita, S dan Itnawita. 2014.

Karakterisasi zeolit dari mineral kaolin yang berasal dari desa Sencalang kabupaten Indra Giri Hilir. Jurnal Proton. 4(2): 1-2 Aminah, S. 2017. Sintesis zeolit NaP

dari kaolin : pengaruh waktu leaching kaolin. Skripsi. FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Bao, W., Liu, L., Zou, H., Gan, S., Xu, X., Ji, G., Gao, G dan Zheng, K.

2013. Removal of Cu+2 from aqueous solution using Na-A zeolite from oil shale ash.

Chienesse Journal of Chemical Engineering. 21(9): 974-982

Panda, A.K., Mishra, B. G dan Singh, R.

K. 2010. Effect of sulphuric acid treatment on the pyshco-chemical characteristic of kaolin clay.

Colloid and Surface A : Pyshcochemical and Engineering Aspect. 363(1): 98-104

Reinik, J., Heinmaa, I., Kirso,U., Kallaste, T., Ritamaki, J., Bostrom, D., Pongcracz, E., Huuhtanen, M., Larsson, W., Keiski, R., Kordas, K., dan Mikola, J-P. 2011. Alkaline modified oil shale fly ash : optimal synthesis condititons and preliminary test on CO2 adsorption. Journal Hazardous Materials. 196(1): 180-186 Sari, M. K. 2019. Efek konsentrasi

natrium hidroksida sebagai mineralizer pada sintesis zeolit dari lempung Maredan dengan metode refluks. Skripsi. Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru

Thuadij, P dan Mukda, P. 2016.

Synthesis and characterization of zeolite derived from buriram sugarcane bagasse ash and narathiwat kaolinite. Journal of Science and Technology. 8(3):

320-326

Widya, 2018. Pengaruh laju dan waktu pengadukan pada proses flokulasi sampel air sungai Siak menggunakan koagulan cair berbasis lempung alam. Skripsi.

Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru

Zulfikar., Martua Raja, P dan Ganjar Labaik. 2011. Inventarisasi mineral non logam di Kabupaten Siak Provinsi Riau. Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi. Pekanbaru, 2011

Gambar

Gambar 1. Spektra zeolit (a) pH 2 (b) pH 4

Referensi

Dokumen terkait

1XVD 0DQGLUL YHUVL SHUNDQWRUDQ \DQJ GLSXEOLNDVLNDQ GL WHOHYLVL GDQ \RXWXEH SDGD ,NODQ LQL GLGXJD PHODQJJDU (WLND 3DULZDUD ,QGRQHVLD WHUNDLW SDVDO WHQWDQJ SHVDQ PHUHQGDKNDQ SURGXN

Disu (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa lingkungan belajar merupakan hal penting bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar dan berpengaruh pada hasil

10.. b) kepala sekolah dan waka kurikulum memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok. c) kepala sekolah bersama

Brosur Hotel Sasando menggunakan design yang HOHJDQW \DQJ VHVXDL GHQJDQ WHPD KRWHO \DLWX ³6DVDQGR ,QWHUQDWLRQDO +RWHO´ 'HQJDQ WXMXDQ DJDU FDORQ konsumen yang melihat tertarik

langsung, wawancara, serta melihat catatan rekam medik pasien, dimana pada saat pengkajian didapatkan beberapa keluhan yang dikeluhkan klien dalam pemenuhan

Sim (1987: 12) berpandangan bahawa orang Melayu itu dapat dikenali simbolismenya, rasa cintanya, metaforanya, falsafahnya yang menggambarkan perwatakan orang Melayu sejati

Upaya untuk dapat setara dan bersaing dengan pendidikan umum menjadi keseriusan dalam perjalanannya, seperti pesantren yang diakui termasuk sebagai sistem

kalisari damen Surabaya, 10 Desember 2017.. Jadi, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca anak di taman baca kampung pemulung kalisari damen Surabaya antara