• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHAPAN PEMETAAN DAERAH PEMILIHAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TAHAPAN PEMETAAN DAERAH PEMILIHAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN TAHAPAN

PEMETAAN DAERAH PEMILIHAN

PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR Jl. Loader no.7 Baranangsiang Bogor Timur Kota Bogor

TAHUN 2014

(2)

2

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmadnya kepada bangsa Indonesia pada umumnya dan kepada KPU Kota Bogor pada khususnya, sebagai salah satu Penyelenggara Pemilu yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabuaten/ Kota pada Tahun 2014 dengan lancar, aman, tertib dan damai .

Berkenaan dengan tahapan Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota Tahun 2014, KPU Kota Bogor berkewajiban untuk melaporkan tahapan pemilu yaitu : Pemetaan Daerah Pemilihan di Kota Bogor. Daerah Pemilihan di Kota Bogor yang dari (5) lima Daerah Pemilihan yaitu : Kota Bogor 1 (Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Tengah), Kota Bogor 2 (Kecamatan Bogor Selatan), Kota Bogor 3 (Kecamatan Bogor Barat), Kota Bogor 4 (Kecamatan Tanah Sareal) dan Kota Bogor 5 (Kecamatan Bogot Utara ).

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah pertisipasi tehadap pelaksanaan Tahapan Pemetaan Daerah Pemilihan di Kota Bogor dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota Tahun 2014 sehingga kami dapat menyusun laporan ini.

Meskipun laporan ini jauh dari sempurna, kami tetap berharap dapat memberikan manfaat dan informasi bagi yang membacanya.

Ketua.

ttd

Drs. Undang Suryatna, M. Si

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..i DAFTAR ISI ……….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah………

B. Maksud dan Tujuan………

C. Ruang Lingkup Laporan……….

D. Sistematika Laporan ………..

BAB II PERSIAPAN

A.Pengorganisasian Kerja ……….

B. Alur Kerja dan Tahapan ……….

C. Data Kependudukan………..

D. Hubungan Antar Lembaga ………

BAB III DASAR - DASAR PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

A. Pengertian Umum ………

B. Prinsip- prinsip Penyusunan Daerah Pemilihan………..

C. Ketentuan Jumlah kursi dan Daerah Pemilihan………

1. Daerah Pemilihan Anggota DPR………

2. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi ………

3. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota ………..

D. Tata Cara Penghitungan Jumlah Kursi dan Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota

BAB IV PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

A. Simulasi Penyusunan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor …..

B. Penyusunan Alokasi Kursi dan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor ……….

C. Penyampaian Usulan Daerah Pemilihan………..

D. Uji Publik Daerah Pemilihan ………

E. Sosialisasi Usulan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor ……….

(4)

4 BAB V PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN

A. Daerah Pemilihan Anggota DPR di Provinsi Jawa Barat ………..

B. Daerah Pemilihan Anggota DPD ………

C. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ………..

D. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor ………..

BAB VI HAMBATAN DAN PERMASALAHAN………

BAB VII PENUTUP………..

(5)

5 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2014 setiap Dewan Perwakilan terbagi kedalam Daerah Pemilihan. Daerah Pemilihan merupakan wilayah administrasi pemerintahan atau gabungan wilayah administrasi pemerintahan yang dibentuk sebagai kesatuan wilayah/daerah yang berdasarkan pada jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang dipergunakan adalah jumlah penduduk yang tercantum dalam Daftar Agregat Penduduk per Kecamatan (DAK2) dari seluruh wilayah administrasi di Indonesia.

Jumlah Penduduk dalam suatu wilayah administrasi atau gabungan dari wilayah administrasi berkaitan dengan jumlah kursi pada daerah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014.

Keterkaitan antara jumlah penduduk dengan jumlah kursi merupakan cerminan dari prinsip-prinsip penyusunan daerah pemilihan.

Dalam menyusun daerah pemilihan terdapat tata cara penghitungan jumlah kursi dan alokasi kursi yang ditetapkan dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penetapan Daerah pemilihan dan Alokasi Kursi setiap daerah Pemilihan Daerah Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dalam Pemilu Tahun 2013.

Hasil dari penyusunan daerah pemilihan yang ditetapkan oleh KPU, pada akhirnya merupakan ladang kompetisi bagi Partai Politik dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk memperebutkan perolehan kursi dalam Pemilu Tahun 2014.

(6)

6 B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN

1. Memenuhi ketentuan tugas dan wewenang bahwa KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota wajib menyusun laporan untuk setiap tahapan . 2. Memenuhi ketentuan untuk mengusulkan penyusunan daerah pemilihan dan

alokasi kursi Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya, dan khususnya kepada partai politik peserta pemilu dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kota Bogor.

C. RUANG LINGKUP LAPORAN Ruang Lingkup laporan meliputi : 1. Persiapan

2. Dasar – Dasar Penyusunan Daerah Pemilihan 3. Pelaksanaan Penyusunan Daerah Pemilihan 4. Penetapan Daerah Pemilihan

D. SISTEMATIKA PELAPORAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup Laporan D. Sistematika Laporan BAB II PERSIAPAN

A. Pengorganisasian Kerja B. Alur Kerja dan tahapan C. Data Kependudukan D. Hubungan Antar Lembaga

BAB III DASAR - DASAR PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN A. Pengertian Umum

(7)

7 B. Prinsip- prinsip Penyusunan Daerah Pemilihan

C. Ketentuan Jumlah kursi dan Daerah Pemilihan 1. Daerah Pemilihan Anggota DPR

2. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi

3. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota

D. Tata Cara Penghitungan Jumlah Kursi dan Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota

BAB IV PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

A. Simulasi Penyusunan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor B. Penyusunan Alokasi Kursi dan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota

Bogor

C. Penyampaian Usulan Daerah Pemilihan D. Uji Publik Daerah Pemilihan

E. Sosialisasi Usulan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor BAB V PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN

A. Daerah Pemilihan Anggota DPR di Provinsi Jawa Barat B. Daerah Pemilihan Anggta DPD

C. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat D. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor

BAB VI HAMBATAN DAN PERMASALAHAN BAB VII PENUTUP

(8)

8 BAB I

PERSIAPAN

A. PENGORGANISASIAN KERJA 1. Komisi Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum, sebagai Penyelenggara Pemilu di tingkat Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah. Dewan Perwakilan Daerah Propinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2014 mempunyai tugas melaksanakan tahapan yaitu Penataan dan Penetapan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan Undang- Undang, dengan memperhatikan usul penataan daerah Pemilihan dari KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan melakukan konsultasi publik.

2. KPU Provinsi

KPU Provinsi mengusulkan penyusunan daerah pemilihan dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD Provinsi dengan melakukan konsultasi publik. Usulan Daerah Pemilihan dan hasil konsultasi publik disampaikan kepada KPU.Dalam menyampaikan usulan daerah pemilihan disertai penjelasan dan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.Dan dalam penyampaian usulan daerah pemilihan, KPU Provinsi menyertakan Peraturan Daerah tentang pembentukan Kecamatan apabila terdapat pembentukan Kecamatan pemekaran pada satu Kabupaten/Kota yang dibentuk setelah Pemilu tahun 2009 sampai dengan akhir Juli 2012.

3. KPU Kabupaten/Kota

KPU Kabupaten/Kota mengusulkan penyusunan daerah pemilihan dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota dengan melakukan konsultasi publik. Usulan Daerah Pemilihan dan hasil konsultasi publik disampaikan kepada KPU melalui KPU Provinsi. Dalam menyampaikan

(9)

9 usulan daerah pemilihan disertai penjelasan dan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penyampaian usulan daerah pemilihan, KPU Kabupaten/Kota menyertakan Peraturan Daerah tentang pembentukan Kecamatan pada suatu Kabupaten/Kota yang dibentuk setelah Pemilu tahun 2009 sampai dengan akhir Juli 2012 atau pembentukan Desa/Kelurahan pemekaran pada satu Kecamatan yang dibentuk setelah Pemilu 2009 sampai dengan akhir bulan Januari 2012.

B. ALUR KERJA DAN TAHAPAN

NO PROGRAM /KEGIATAN JADUAL KETERANGAN

1 Penetapan Jumlah Kursi DPRD Provinsi Dan DPRD

Kabupaten/Kota berdasarkan data penduduk (DAK2)

10 Des 2012 /15 Januari 2013

Dilaksanakan oleh KPU

2 Penetapan Daerah Pemilihan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

7 s/d 12 Februari 2013

Dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota 3 Rapat koordinasi dengan Partai

Politik Peserta Pemilu dan konsultasi publik

22 s/d 28 Februari 2013

Dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota 4 Penyerahan Hasil Penataan Daerah

Pemilihan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaen/ Kota kepada KPU

1 s/d 2 Maret 2013

Dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota

(10)

10 5 Penetapan Daerah Pemilihan

DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

1 s/d 9 Maret 2013

Dilaksanakan oleh KPU

C. DATA KEPENDUDUKAN

Data Kependudukan yang dipergunakan dalam penyusunan daerah pemilihan adalah Daftar Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) yang sudah harus tersedia dan diserahkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah paling lambat 16 (enam belas ) bulan sebelum hari pemungutan suara. Data Kependudukan yang disampaikan pemerintah Kota Bogor Kepada Komisi Pemilihan Kota Bogor sebagai berikut:

DAK2 Kota Bogor

JUMLAH PENDUDUK

NO KODE WILAYAH KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL KET

1 2 3 4 5 6 7

32.71 KOTA BOGOR 421.986 380.876 802 .862

1 32.71. 01 BOGOR

SELATAN

76.430 66.944 143.374 2 32.71. 02 BOGOR TIMUR 46.264 41.342 87.606

3 32.71. 03 BOGOR

TENGAH

51.445 47.503 98.948 4 32.71. 04 BOGOR BARAT 90.627 83.041 173.668 5 32.71. 05 BOGOR UTARA 78.557 70.805 149.362

6 32.71. 06 TANAH

SAREAL

78.663 71.241 149.904

D. KOORDINASI ANTAR LEMBAGA

Dalam tahapan penataan daerah Pemilihan koordinasi dilaksankan terkait dengan Daftar Agregat Kependudukan per-Kecamatan yang akan dipergunakan untuk menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Koordinasi antar lembaga dilaksanakan oleh KPU dengan Kementerian Dalam Negeri, KPU Provinsi dengan Gubernur dan KPU Kabupaten/Kota dengan Bupati/Walikota. Hasil koordinasi tersebut berupa jumlah

(11)

11 penduduk yang dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota oleh KPU sebagaimana ditetapkan dengan keputusan KPU Nomor: 08/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Jumlah Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota serta jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Pemilihan Umum Tahun 2014. Dalam keputusan tersebut ditetapkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat berjumlah 39.910.274 (tiga puluh sembilan juta sembilan ratus sepuluh ribu dua ratus tujuh puluh dua) dengan alokasi kursi Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat sejumlah 100 (seratus) dan Jumlah Penduduk Kota Bogor sejumlah 802.862 (delapan ratus dua ribu delapan ratus enam puluh dua) dengan alokasi kursi Anggota DPRD Kota Bogor sebanyak 45 (empat puluh lima).

(12)

12 BAB II

DASAR – DASAR PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

Tahapan Penyelenggaraan Pemilu sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 ayat 2 huruf e Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disebutkan bahwa Penetapan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan merupakan tahapan pemilu.

A. PENGERTIAN UMUM

Terkait dengan penataan Daerah Pemlihan beberapa yang perlu dimengerti secara umum yaitu :

1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia.

2. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

(13)

13 3. Daerah Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah wilayah administrasi pemerintahan atau gabungan wilayah administrasi pemerintahan atau gabungan wilayah administrsi pemerintahan atau bagian wilayah administrasi pemerintahan yang dibentuk sebagai satu kesatuan wilayah/daerah berdasarkan jumlah penduduk untuk menentukan alokasi kursi sebagai dasar pengajuan calon pimpinan partai politik dan penetapan calon terpilih Anggota DPR. DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

4. Bilangan Pembagi Penduduk yang disingkat BPPD adalah bilangan yang diperoleh dari bagi hasil jumlah penduduk suatu provinsi atau Kabupaten/Kota dengan jumlah kursi DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

B. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

Dalam penyusunan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 meliputi:

1. Kesetaraan nilai suara yaitu mengupayakan nilai suara (harga kursi) yang setara antara satu daerah pemilihan dengan daerah pemilihan lainnya dengan prinsip satu orang - satu suara - satu nilai.

2. Ketaatan pada Sistem Pemilu yang proporsional yaitu mengutamakan pembentukan daerah pemilihan dengan jumlah kursi yang besar agar persentase jumlah kursi yang diperoleh setiap partai politik setara mungkin dengan persentase suara sah yang diperolehnya.

3. Proporsionalitas yaitu memperhatikan kesetaraan alokasi kursi antar daerah pemilihan agar tetap terjaga perimbangan alokasi kursi setiap daerah pemilihan.

4. Integritas wilayah yaitu beberapa kabupaten/koata atau Kecamatan yang disusun menjadi satu daerah pemilihan harus berbatasan dengan tetap memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, mempertimbangkan kondisi geografis, sarana perhubungan dan aspek kemudahan transportasi.

(14)

14 5. Berada dalam cakupan wilayah yang sama (Coterminous) yaitu penyusunan daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi yang terbentuk dari satu, beberapa dan/ atau bagian Kabupaten/Kota, harus tercakup seluruhnya dalam suatu daerah pemilihan Anggota DPR, begitupula dengan daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang terbentuk dari satu, beberap dan/atau bagian Kecamatan harus tercakup seluruhnya dalam suatu daerah pemilihan Anggota DPRD Provinsi.

6. Kohesivitas yaitu penyusunan daerah pemilihan memperhatikan sejarah, kondisi social budaya, adat- istiadat dan kelompok minoritas.

7. Kesinambungan yaitu penyusunan daerah Pemilihan dengan memperhatikan daerah pemilihan yang sudah ada pada pemilu tahun 2009, kecuali apabila alokasi kursi pada daerah pemilihan tersebut melebihi 12 (dua belas) kursi atau apabila bertentangan dengan keenam prinsip di atas.

C. KETENTUAN JUMLAH KURSI DAN DAERAH PEMILIHAN

Ketentuan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan untuk Anggota DPR ditetapkan dalam pasal 22 dan 23 Undang-Undang nomor 8 tahun 2012. Untuk DPRD Provinsi selain ditetapkan dalam pasal 23, 24 dan 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan KPU nomor 05 Tahun 2013. Sedangkan untuk DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan dalam pasal 23 dan 27 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2013 dan peraturan KPU Nomor 05 tahun 2013.

1. Ketentuan Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPR

Berdasarkan UU nomor 8 Tahun 2012 pasal 21 Jumlah kursi Anggota DPR ditetapkan sebanyak 560 (lima ratus enam puluh), sedangkan dalam pasal 22 ditetapkan bahwa:

a. Daerah Pemilihan anggota DPR adalah Provinsi,Kabupaten/Kota, atau gabungan Kabupaten/Kota;

b. Jumlah kursi setiap Daerah Pemilihan Anggota DPR paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi.

(15)

15 c. Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diberlakukan penentuan daerah pemilihan menggunkan bagian Kabupaten/Kota.

d. Penentuan daerah Pemilihan anggota DPR dilakukan dengan mengubah ketentuan daerah pemilihan pada Pemilu terakhir berdasarkan ketentuan pada ayat (2)

2. Ketentuan Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPD

Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. Berdasarkan ketentuan pasal 30 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 disebutkan bahwa jumlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan 4 (empat). Daerah pemilihan untuk anggota DPD adalah provinsi.

3. Ketentuan Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2013 sebagai mana tersebut dalam pasal 10 ditentukan sebagai berikut:

a. Jumlah Kursi DPRD Provinsi ditetapkan paling sedikit 35 (tiga puluh lima) dan paling banyak 100 (seratus).

b. Jumlah kursi DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah penduduk provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Provinsi dengan jumlah penduduk sampai 1.000.000 (satu juta) orang memperoleh alokasi 35 (tiga puluh lima) kursi;

2) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) orang memperoleh alokasi 45 (empat puluh lima) kursi;

3) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 3.000.000 (tiga juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang memperoleh alokasi 55 (lima puluh lima) kursi;

4) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 7.000.000 (tujuh juta) orang memperoleh alokasi 65 (enam puluh lima) kursi;

(16)

16 5) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 7.000.000 (tujuh juta) sampai dengan 9.000.000 (sembilan juta) orang memperoleh alokasi 75 (tujuh puluh lima) kursi ;

6) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 9.000.000 (sembilan juta) sampai dengan 11.000.000 (sebelas juta) orang memperoleh alokasi 85 (delapan puluh lima) kursi;

7) Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 11.000.000 (sebelas juta) orang memperoleh alokasi 100 (seratus) kursi.

Dalam ketentuan Pasal 11 disebutkan bahwa :

a. Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi adalah Kabupaten/Kota atau gabungan Kabupaten/Kota;

b. Jumlah kursi setiap Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi paling sedikit 3(tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi;

c. Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diberlakukan penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian Kabupaten/Kota.

Ketentuan Pasal 12 sebagai berikut :

1. Apabila suatu Kabupaten/Kota dapat membentuk satu daerah pemilihanAnggota DPRD Provinsi karena alokasi kursi sebanyak 3 (tiga) atau lebih tetapi apabila digabung dengan satu atau beberapa Kabupaten/Kota lain yang berbatasan langsung dapat membentuk satu daerah pemilihan dengan alokasi kursi mendekati atau sama dengan 12 (dua belas) kursi, gabungan Kabupaten/Kota tersebut ditetapkan sebagai satu daerah pemilihan Anggota DPRD Provinsi;

2. Apabila suatu Kabupaten/Kota tidak dapat membentuk satu daerah pemilihan Anggota DPRD Provinsi karena memperoleh alokasi kursi kurang dari 3 (tiga) Kabupaten/Kota tersebut harus digabung dengan satu atau beberapa Kabupaten/Kota lain yang berbatasan langsung sehingga membentuk satu daerah pemilihan dengan alokasi kursi mendekati atau sama dengan 12 (dua belas) kursi.

(17)

17 3. Pembentukan daerah pemilihan sebagimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat(2)

tetap memperhatikan prinsip ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3.

Ketentuan Pasal 13:

1. Apabila berdasarkan penghitungan alokasi kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Provinsi terdapat satu Kabupaten/Kota yang teralokasi lebih dari 12 (dua belas) kursi Kabupaten/Kota tersebut dibagi menjadi dua atau lebih daerah pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (3);

2. Bagian Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terdiri dari satu atau beberapa Kecamatan, tidak dapat digabung dengan Kabupaten/Kota lain untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan;

3. Bagian Kabupaten/Kota sebagimana dimksud pada ayat (2), hanya dapat digabung dengan Kabupaten/Kota lain yang berbatasan langsung sepanjang Kabupaten/Kota lain tersebut tidak dapat membentuk satu daerah pemilihan karena memperoleh kursi kurang dari 3 (tiga).

4. Bagian Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yng terdiri dari Kecamatan atau beberapa Kecamatan, tidak dapat digabung dengan Kabupaten/Kota lain untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan.

4. Ketentuan Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 05 tahun 2013 sebagaimana disebutkan dalampasal 18, yaitu:

1) Jumlah Kursi DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan paling sedikit 20 (dua puluh) dan paling banyak 50 (lima puluh).

2) Jumlah kursi DPRD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah penduduk Kabupaten/Kota yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk sampai dengan 100.000 (seratus ribu) orang memperoleh alokasi 20 (dua puluh) kursi;

(18)

18 b. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) sampai dengan 200.000 (dua ratus ribu) orang memperoleh alokasi 25 (dua puluh lima) kursi;

c. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 200.000 (dua ratus ribu) sampai dengan 300.000 (tiga ratus ribu) orang memperoleh alokasi 30 (tiga puluh) kursi;

d. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 300.000 (tiga ratus ribu) sampai dengan 400.000 (empat ratus ribu) orang memperoleh alokasi 35 (tiga puluh lima) kursi;

e. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 400.000 (empat ratus ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) orang memperoleh alokasi 40 (empat puluh) kursi;

f. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) sampai dengan 1.000.000 (satu juta) orang memperoleh alokasi 45 (empat puluh lima) kursi;

g. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) orang memperoleh alokasi 50 (lima puluh) kursi;

Pasal 19

1) Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah Kecamatan atau gabungan Kecamatan;

2) Jumlah kursi setiap Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi;

3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diberlakukan penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian Kecamatan.

Pasal 20

1) Apabila suatu Kecamatan dapat membentuk satu daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota karena tetapi apabila digabung dengan satu atau

(19)

19 beberapa Kecamatan lain yang berbatasn langsung dapat membentuk satu daerah pemilihan dengan alokasi kursi paling banyak 12 (dua belas) kursi, gabungan Kecamatan tersebut ditetapkan sebagai satu daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota;

2) Apabila satu Kecamatan tidak dapat membentuk satu daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota karena memperoleh alokasi kursi kurang dari 3 (tiga), Kecamatan tersebut harus digabung dengan satu atau beberapa Kecamatan lain yang berbatasan langsung sehingga membentuk satu daerah pemilihan dengan alokasi kursi mendekati atau sama dengan 12 (dua belas) kursi;

3) Pembentukan daerah pemilihan sebagiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tetap memperhatikan prinsip ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3.

Pasal 21

1) Apabila berdasarkan penghitungan alokasi kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota terdapat satu Kecamatan yang teralokasi lebih dari 12 (dua belas) kursi Kecamatan tersebut dibagi menjadi dua atau lebih daerah pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3).

2) Bagian Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terdiri dari satu atau beberapa Desa/Kelurahan tidak dapat digabung dengan Kecamatan lain untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan.

3) Bagian Kecamatan sebagimana dimaksud pada ayat (2), hanya dapat digabung dengan Kecamatan lain yang berbatasan langsung sepanjang Kecamatan lain tersebut tidak dapat membentuk satu daerah pemilihan karena memperoleh kursi kurang dari 3 (tiga).

4) Bagian Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terdiri dari satu atau beberapa Desa/Kelurahan, tidak dapat digabung dengan Kecamatan lain untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan.

(20)

20 D. TATA CARA PENGHITUNGAN JUMLAH KURSI DAN ALOKASI KURSI DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA

Dalam Peraturan KPU nomor 05 tahun 2013 pada pasal 22 ayat (1) tata cara penghitungan jumlah kursi dan alokasi kursi Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota sebagai berikut:

a. Menentukan jumkah kursi Anggpta DPRD Kabupaten/Kota dengan mendasarkan jumlah penduduk sebagaimna dimakdud dalam pasal 21 ayat (2) dan Keputusan KPU tentang Jumlah penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta jumlah kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Pemilihan Umum Tahun 2014;

b. Menetapkan BPPd dengan cara membagi jumlah penduduk dengan jumlah kursi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dengan ketentuan apabila terdapat angka pecahan dihilangkan;

c. Mengalokasikan jumlah kursi sebagaimana dimaksud huruf a pada setiap daerah pemilihan.

Pada ayat (2) disebutkan pengalokasian jumlah kursi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara :

a. Tahap pertama :

A. Menentukan jumlah disetiap daerah pemilihan dengan cara membagi jumlah penduduk disetiap Kecamatan yang bersangkutan dengan BPPD dengan ketentuan :

(a) Apabila pada penghitungan tersebut, satu Kecamatan memperoleh sejumlah kursi maksimum 12 (dua belas) kursi atau sekurang-kurangnya mendekati maksimum 12 (dua belas) kursi, maka Kecamatan tersebut ditetapkan sebagai satu daerah pemilihan;

(b) Apabila hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada huruf (a) terdapat angka pecahan, angka pecahan tersebut dihilangkan;

(c) Apabila pada penghitungan tersebut satu Kecamatan tidak memperoleh sejumlah kursi atau memperoleh sejumlah kursi kurang dari 3 (tiga) kursi atau lebih dari 12 (dua belas) kursi, maka Kecamatan tersebut digabung

(21)

21 dengan satu atau beberapa Kecamatan lain yang berbatasan langsung secara geografis untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan.

(d) Alokasi kursi pada pengabungan beberapa Kecamatan untuk dibentuk menjadi satu daerah pemilihan sebagaimna dimaksud pada huruf (c), ditetapkan maksimum 12 (dua belas) kursi atau sekurang- kurangnya mendekati maksimum 12 (dua belas) kursi.

B. Menentukan alokasi kursi pada daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada pada angka 1) huruf d), dilaukan dengan cara membagi jumlah penduduk seluruh Kecamatan.

(a) apabila hasil penghitungan tersebut terdapat angka pecahan, angka pecahan tersebut dihilangkan.

(b) Apabila dalam penghitungan alokasi kursi pada daerah pemilihan tersebut memperoleh kursi, maka sejumlah tersebut dialokasikan kepada pemilihan yang bersangkutan.

C. Menentukan jumlah kursi yang dialokasikan diseluruh daerah pemilihan sebagaimna dimaksud pada huruf a angka 1). huruf dan huruf (a) dan /atau angka 2) huruf b, dengan cara menjumlahkan seluruh kursi yang telah dialokasikan pada setiap daerah pemilihan tersebut.

5. Tahap Kedua

1) Menentukan jumlah sisa kursi yang belum dialokasikan dengan cara mengurangkan jumlah kursi DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan dengan jumlah kursi yang telah dialokasikan di seluruh daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 3).

2) Menentukan sisa penduduk pada setiap daerah pemilihan, dengan cara mengurangkan jumlah penduduk di daerah pemilihan yang bersangkutan dengan hasil perkalian jumlah kursi yang diperoleh daerah pemilihan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada angka 2), dimulai dari sisa penduduk terbanyak sampai dengan sisa penduduk paling sedikit.

(22)

22 3) Menentukan peringkat sisa penduduk pada setiap daerah pemilihan sebagimana dimaksud pada angka 2), dimulai dari sisa penduduk terbanyak sampai dengan sisa penduduk paling sedikit.

4) Mengalokasikan sisa kursi sebagiamna dimaksud pada angka 1), dengan cara mengalokasikan satupersatu kepada daerahpemilihan yang memiliki sisa penduduk terbanyak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya berturut-turut sampai sisa kursi terbagi habis.

Dalam Pasal 22 ayat (3) disebutkan bahwa penghitungan alokasi kursi tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf (b), dilakukan apabila dalam penghitungan alokasi kursi tahap pertama masih terdapat kursi yang belum terbagi.

(23)

23 BAB III

PELAKSANAAN PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN

Menurut pasal 8 Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2013 KPU Kabupaten/Kota mengusulkan daerah pemilihan dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota. Untuk Memenuhi ketentuan tersebut KPU Kota Bogor menyusun usulan daerah pemilihan DPRD Kota Bogor berdasarkan tata cara penyusunan daerah pemilihan dan penghitungan alokasi kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor sebagaimana lampiran peraturan KPU nomor 5 tahun 2013.

A. SIMULASI PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN DPRD KOTA BOGOR 1. Menentukan Jumlah Kursi Anggota DPRD Kota Bogor berdasarkan Keputasan KPU Nomor 8/ Kpts/KPU/ Tahun 2013 tanggal 15 Januari 2913 tentang Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota serta Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota.

2. Menetapkan angka Bilangan Pembagi Penduduk (BPPd) dengan cara membagi jumlah penduduk dengan jumlah kursi dengan ketentuan apabila terdapat angka pecahan dihilangkan.

3. Menghitung alokasi kursi disetiap Kecamatan dengan cara membagi jumlah penduduk di setiap Kecamatan yang bersangkutan dengan BPPd.

4. Melakukan Simulasi pengabungan Kecamatan untuk memperoleh daerah pemilihan dengan kursi maksimum 12 atau sekurang-kurangnya mendekati 12 dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan daerah pemilihan yang terdiri dari:

Kesetaraan nilai, Ketaatan pada sistem Pemilu yang proporsional, Proporsionalitas, integritas wilayah, berada dalam satu cakupan wilayah, Kohesivitas dan Kesinambungan dan dilakukan dengan cara sesuai ketentuan pasal 22 ayat (2) huruf a sehingga diperoleh komposisi daerah pemilihan.

5. Menghitung Alokasi Kursi, Tahap Pertama :

(24)

24 1. Menentukan alokasi kursi setiap daerah pemilihan dilakukan dengan cara membagi jumlah penduduk seluruh Kecamatan pada daerah pemilihan tersebut dengan BPP dengan catatan apabila hasil penghitungan tersebut terdapat angka pecahan , angka pecahan tersebut dihilangkan.

2. Apabila dalam perhitungan alokasi kursi pada daerah pemilian tersebut memperoleh sejumlah kursi, maka sejumlah kursi tersebut dialokasikan kepada daerah pemilihan yang bersangkutan. Selanjutnya diperoleh total jumlah kursi tahap pertama yang sudah dialokasikan diseluruh daerah pemilihan.

Tahap Kedua :

a) Menentukan jumlah kursi yang belum dialokasikan dengan cara mengurangkan jumlah kursi DPRD Kota dengan jumlah kursi yang dialokasikan diseluruh daerah pemilihan pada tahap pertama.

b) Menentukan sisa penduduk pada setiap daerah pemilihan, dengan cara mengurangkan jumlah penduduk didaerah pemilihan yang bersangkutan dengan hasil perkalian alokasi kursi yang diperoleh daerah pemilihan yang bersangkutan.

c) Menentukan peringkat sisa penduduk pada setiap daerah pemilihan dimulai dari sisa penduduk terbanyak sampai dengan sisa penduduk paling sedikit.

d) Mengalokasikan sisa kursi dengan cara membagikan kepada seluruh daerah pemilihan yang memiliki sisa penduduk terbanyak pertama kedua, ketiga dan seterusnya berturut-turut sampai sisa kursi terbagi habis.

6. Membuat Tabel Final Penyusunan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor.

B. PENYUSUNAN ALOKASI KURSI DAN DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD KOTA BOGOR

Dalam menyusun Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi KPU Kota Bogor mengundang pimpinan partai politik di Kota Bogor pada tanggal 28 Februari 2013, Daerah Pemilihan dan alokasi kursi dipetakan sebagai berikut:

(25)

25 1. Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) Kota Bogor per-tanggal 6

Desember 2012

NO

KODE

WILAYAH KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

TOTAL KET LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7

32.71 KOTA BOGOR 421.986 380.876 802 .862 1 32.71. 01 BOGOR

SELATAN

76.430 66.944 143.374 2 32.71. 02 BOGOR TIMUR 46.264 41.342 87.606 3 32.71. 03 BOGOR TENGAH 51.445 47.503 98.948 4 32.71. 04 BOGOR BARAT 90.627 83.041 173.668 5 32.71. 05 BOGOR UTARA 78.557 70.805 149.362 6 32.71. 06 TANAH SAREAL 78.663 71.241 149.904

2. Alokasi Kursi dan Daerah Pemilihan

Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 08/Kpts/KPU/ Tahun 2013 tentang Jumlah Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Pemilihan Umum tahun 2014 ditetapkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor 802.862 dan jumlah kursi sebanyak 45 kursi dan Bilangan Pembagi Penduduk:

17.841.

NO DAERAH

PEMILIHAN /KEC

JUMLAH PENDUDUK

ALOKASI KURSI

SISA PENDU- DUK

PERINGKAT SISA PENDUDUK

ALOKASI SISA KURSI

JUMLAH ALOKASI KURSI 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA BOGOR I

BOGOR TIMUR 87.606 10 8.140 2 1 11

BOGOR TENGAH 98.948

Jumlah 186.554

2 KOTA BOGOR 2

BOGOR UTARA 149.362 8 6.631 4 8

3 KOTA BOGOR 3

TANAH SAREAL 149.904 8 7.173 3 8

4 KOTA BOGOR 4

BOGOR BARAT 173.668 9 13.096 1 1 10

5 KOTA BOGOR 5 BOGOR

SELATAN

143.374 8 643 5 8

JUMLAH 802.862 43 2 45

(26)

26 C. UJI PUBLIK DAERAH PEMILIHAN

Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor melalsanakan uji publik daerah pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor dengan mengundang pimpinan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2013 pada tanggal 28 Februari 2013

D. PENYAMPAIAN USULAN DAERAH PEMILIHAN

Hasil penyusunan daerah pemilihan dan alokasi kursi tersebut diusulkan kepada KPU melalui KPU Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 Maret 2013 dengan surat KPU Kota Bogor nomor: 140/KPU-Kota-011329141/III/2013, tanggal 1 Maret 2012.

NO DAERAH PEMILIHAN /KEC

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

1 2 3 4

1 KOTA BOGOR I

BOGOR TIMUR 87.606 11

BOGOR TENGAH 98.948 Jumlah 186.554 2 KOTA BOGOR 2

BOGOR SELATAN 143.374 8

3 KOTA BOGOR 3

BOGOR BARAT 173.668 10

4 KOTA BOGOR 4

TANAH SAREAL 149.904 8

5 KOTA BOGOR 5

BOGOR UTARA 149.362 8

JUMLAH 802.862 45

.

E. SOSIALISASI USULAN DAERAH PEMILIHAN

Peraturan Komisi Pemilihan Umum nomor 05 Tahun 2013 Pasal 28 menyebutkan bahwa KPU Kabupaten/Kota melakukan sosilisasi Keputusan KPU tentang Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada DPC Partai Politik peserta Pemilu Tahun 2014 dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota serta instansi terkait. Sesuai dengan pasal tersebut KPU Kota Bogor telah melaksanakan Sosilisasi pada hari Jumat tanggal 22 Maret 2013 bertempat di Aula KPU Kota Bogor Jl. Gunung Gede 1 No .6 Bogor. Sosialisasi di hadiri oleh pimpinan partai peserta pemilu dan Panwaslu Kota Bogor

(27)

27 BAB V

PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN

A. DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPR DI PROVINSI JAWA BARAT Dalam lampiran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 disebutkan bahwa Daerah Pemilihan anggota DPR untuk Provinsi Jawa Barat terdiri dari XI (sebelas) Daerah Pemilihan anggota DPR untuk Provinsi Jawa Barat terdiri dari :

1. Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) jumlah kursi 7 (tujuh);

2. Jawa Barat II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) jumlah kursi 10 (sepuluh);

3. Jawa Barat III (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor) Jumlah Kursi 9 (sembilan);

4. Jawa Barat IV (Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi) Jumlah kursi 6 (enam);

5. Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) Jumlah kursi 9 (sembilan);

6. Jawa Barat VI (Kota Bekasi dan Kota Depok) Jumlah kursi 6 (enam);

7. Jawa Barat VII (Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Krawang dan Kabupaten Bekasi ) Jumlah kursi 10 (sepuluh);

8. Jawa Barat VIII(Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu ) Jumlah kursi 9 (sembilan);

9. Jawa Barat IX (Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Subang ) Jumlah kursi 8 (delapan);

10. Jawa Barat X (Kabupaten Ciamis. Kabupaten Kuningan dan Kota Banjar ) Jumlah kursi 7 (tujuh);

11. Jawa Barat XI (Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya ) Jumlah kursi 10 (sepuluh );

(28)

28 B. DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI JAWA BARAT

Berdasarkan Lampiran Keputusan KPU nomor 08/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Jumlah Penduduk Provinsi, dan Kabupaten/Kota serta Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Pemilihan Umum Tahun 2014, untuk Provinsi Jawa Barat Jumlah Penduduk ditetapkan sebanyak 39.910.274 (tiga puluh sembilan juta sembilan ratus sepuluh ribu dua ratus tujuh puluh empat) dengan alokasi 100 (seratus) kursi untuk DPRD Provinsi Jawa Barat, Daerah Pemilihan dan alokasi kursi untuk Pemilihan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat terdiri dari :

1. Jawa Barat 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi ) jumlah kursi 7 (tujuh);

2. Jawa Barat 2 (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) jumlah kursi 11 (sebelas);

3. Jawa Barat 3 (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor) Jumlah Kursi 7 (tujuh);

4. Jawa Barat 4 (Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi) Jumlah kursi 5 (lima);

(29)

29 5. Jawa Barat 5 (Kabupaten Bogor ) Jumlah kursi 9 (sembilan);

6. Jawa Barat 6 (Kota Bekasi dan Kota Depok) Jumlah kursi 6 (enam);

7. Jawa Barat 7 (Kabupaten Bekasi) Jumlah kursi 6 (enam);

8. Jawa Barat 8 (Kabupaten Krawang dan Kabupaten Purwakarta ) Jumlah kursi 7 (tujuh);

9. Jawa Barat 9 (Kabupaten Majalengka,Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang) Jumlah kursi 10 (sepuluh);

10. Jawa Barat 10 (Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon) Jumlah kursi 11 (sebelas )

11. Jawa Barat 11 (Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Kuningan) Jumlah kursi 7 (tujuh);

12. Jawa Barat 12 (Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya) Jumlah kursi 11 (sebelas );

(30)

30 C. DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD KOTA BOGOR

Penetapan daerah pemilihan dan alokasi kursi DPRD Kota Bogor berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi setiap Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Dalam Pemilu Tahun 2014 pasal 24 ayat 1 disebutkan bahwa, Daerah Pemilihan dan alokasi kursi untuk setiap daerah pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan Keputusan KPU. Dalam Keputusan KPU nomor 104 Tahun 2013 tentang Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi, Daerah pemilihan dan alokasi kursi untuk Kota Bogor ditetapkan sebagai berikut:

1. Kota Bogor 1 (Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Tengah) jumlah kursi 11 (sebelas);

2. Kota Bogor 2 (Kecamatan Selatan) jumlah kursi 8 (delapan);

3. Kota Bogor 3 (Kecamatan Bogor Barat) jumlah kursi 10 (sepuluh);

4. Kota Bogor 4 (Kecamatan Tanah Sareal) jumlah kursi 8 (delapan);

5. Kota Bogor 5 (Kecamatan Bogor Utara) jumlah kursi 8 (delapan).

(31)

31 BAB VI

HAMBATAN DAN PERMASALAHAN 1. Hambatan

a. Mobilisasi penduduk berpengaruh pada daerah pemilihan.

b. Tidak meratanya jumlah penduduk satu kecamatan akan mempengaruhi penataan daerah pemilihan.

c. Penyatuan Daerah Pemilihan antara Kecamatan Bogor Timur dengan Kecamatan Bogor Tengah menjadi satu daerah pemilihan disebabkan karena sedikitnya jumlah penduduk dan kecilnya wilayah kecamatan.

2. Permasalahan

a. Kurangnya kerjasama dengan instansi pemerintah daerah dalam menentukan daerah pemilihan berdasarkan letak geografis dan jumlah penduduk.

b. Data kependudukan yang kurang lengkap dapat mempengaruhi penataan daerah pemilihan .

(32)

32 BAB VII

PENUTUP

Terdapat perbedaan susunan daerah pemilihan (dapil) dan jumlah kursi pada daerah pemilihan di Kota Bogor pada pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota pada Tahun 2009 dan 2014.

Pada Pemilu Tahun 2009 Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPRD di Kota Bogor tersusun sebagai berikut:

1. Dapil Kota Bogor 1 (Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Tengah) Jumlah kursi 10 (sepuluh) kursi

2. Dapil Kota Bogor 2 (Kecamatan Bogor Utara ) Jumlah kursi 8 (delapan ) kursi 3. Dapil Kota Bogor 3 (Kecamatan Tanah Sareal ) Jumlah kursi 8 (delapan) kursi 4. Dapil Kota Bogor 4 (Kecamatan Bogor Barat ) Jumlah kursi 10 (sepuluh) kursi 5. Dapil Kota Bogor 5 (Kecamatan Bogor Selatan) jumlah kursi 9 (sembilan) kursi.

Pada Pemilu Tahun 2014 Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kota Bogor dan Jumlah Kursi Anggota DPRD Kota Bogor tersusun sebagai berikut :

1. Dapil Kota Bogor 1 (Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Tengah) Jumlah Kursi 11 (sebelas ) kursi

2. Dapil Kota Bogor 2 (Kecamatan Bogor selatan ) Jumlah Kursi 8 (delapan) kursi 3. Dapil Kota Bogor 3 (Kecamatan Bogor Barat) Jumlah Kursi 10 (sepuluh ) kursi 4. Dapil Kota Bogor 4 (Kecamatan Tanah Sareal) Jumlah Kursi 8 (delapan ) kursi 5. Dapil Kota Bogor 5 (Kecamatan Bogor Utara) Jumlah kursi 8 (delapan) kursi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Young (1998) remaja sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan internet

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara

Titer antibodi hasil Uji HI pada unggas air domestik di sekitar CAPD Rataan Spesies ∑ Sampel ∑ Positif (%) Titer (Seroprevalensi) Antibodi (GMT) Mentok 14 100 26,9 Itik 15 100

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa dan Angka Kreditnya

Pada aspek pertama guru mendapatkan nilai 3 di mana guru masih belum terbiasa menghadapi siswa dan guru sudah dapat.. menjelaskan materi dengan baik namun cukup memakan

Menyatakan suatu objek memanggil operasi / metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri, arah panah mengarah pada objek yang memiliki operasi/metode,

- berilah tanda pada kolom Tugas /Jabatan, sesuai tugas saat ini - berilah tanda status keaktifan sesuai kondisi saat ini.. - Isi Tempat Tugas & Mapel

Peran penyuluhan pertanian terhadap pengendalian hama terpadu pada kelas kemam- puan kelompok tani pemula tergolong rendah dengan skor rata-rata yang didapat untuk