• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN HOLDING PERIOD SAHAM MELALUI PENDEKATAN RISIKO DAN RETURN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DETERMINAN HOLDING PERIOD SAHAM MELALUI PENDEKATAN RISIKO DAN RETURN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN HOLDING PERIOD SAHAM MELALUI PENDEKATAN RISIKO DAN RETURN

(STUDI PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2018)

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh:

Theresia Aloina Siregar 165020400111005

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

(2)

Determinan Holding Period Saham Melalui Pendekatan

Risiko Dan Return (Studi Pada Perusahaan Subsektor Perbankan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018)

Theresia Aloina Siregar theresia_aloina@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Selama periode 2009 hingga 2018 terjadi peningkatan investasi saham di Indonesia, hal ini menjadikan imbal hasil bursa saham Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di Asia. Dari sembilan sektor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor keuangan menjadi penyumbang terbesar dengan kapitalisasi pasar sebesar 31%. Potensi kenaikan investasi saham di Indonesia membawa pengaruh baik terhadap perusahaan sekuritas dan negara. Pajak dan biaya yang dikenakan atas investasi saham menjadi sumber pendapatan negara dan perusahaan sekuritas. Holding period menjadi hal yang penting karena waktu penutupan transaksi suatu saham berpengaruh terhadap waktu penerimaan pendapatan negara dan perusahaan sekuritas.

Semakin cepat pendapatan diperoleh maka akan mendorong percepatan pertumbuhan negara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan holding period saham dengan menggunakan pendekatan risiko dan return. Objek penelitian yang digunakan adalah 23 saham subsektor perbankan periode 2009 hingga 2018. Metode analisis yang digunakan adalah uji regresi data panel.

Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa sebesar 66% variasi holding period dijelaskan oleh risiko dan return yang direpresentasikan melalui empat variabel sedangkan 34%

lainnya dipengaruhi oleh faktor di luar model penelitian. Dari hasil uji parsial diperoleh hasil bahwa faktor risiko yang direpresentasikan oleh bid-ask spread dan variance return berpengaruh signifikan terhadap holding period sedangkan faktor return yang direpresentasikan oleh dividend pay out ratio dan market value tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period. Dari hasil uji simultan diperoleh hasil yakni risiko dan return secara signifikan mempengaruhi holding period secara bersamaan.

Kata Kunci: Bid-ask spread, dividend pay out ratio, holding period, market value, dan variance return.

1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IHSG mengalami peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2009-2018. IHSG juga menempati posisi kedua dengan imbal hasil bursa saham tertinggi di

(3)

Asia selama sepuluh tahun terakhir. Perkembangan bursa saham Indonesia yang semakin meningkat membuat pengaruhnya semakin meningkat terhadap perekonomian Indonesia.

Sektor keuangan merupakan penyumbang terbesar dari total kapitalisasi pasar saham di Indonesia yakni sebesar 31% dengan total kapitalisasi pasar senilai Rp 2,181 Triliun di tahun 2018 (OJK, 2018). Pada sektor keuangan, 91% kapitalisasi pasar disumbang oleh subsektor perbankan. Nilai yang cukup besar tersebut menggambarkan bahwa subsektor perbankan merupakan subsektor yang sangat berpengaruh bagi pasar saham di Indonesia.

Dalam transaksi saham seorang investor memilki kebebasan dalam menentukan keputusan jumlah kepemilikan dan periode kepemilikan. Durasi seorang investor menahan saham yang telah dibeli disebut dengan istilah holding period. Holding period berpengaruh terhadap waktu penerimaan pendapatan negara, pajak dikenakan pada transaksi final, yakni pada saat penjualan saham. Semakin cepat penutupan posisi transaksi saham maka semakin cepat penerimaan pajak. Hayati (2016) yang menyatakan bahwa peningkatan pajak akan meningkatkan pertumbuhan suatu negara. Dengan kata lain semakin cepat pajak diterima, maka akan mendorong percepatan dalam pertumbuhan negara.

Dalam menentukan durasi holding period, seorang investor akan mempertimbangkan dua faktor utama yakni risiko dan return. Nilai return dan risiko suatu saham dicerminkan oleh beberapa variabel yang kemudian disebut sebagai determinan holding period. Terdapat empat variabel dimana variabel bid-ask spread dan variance return mewakili variabel risiko sedangkan dividend pay out ratio dan market value mewakili variabel return.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi holding period. Maulina, Sumiati dan Triyuwono (2009) pada penelitiannya menemukan bahwa variance return merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap holding period saham. Sedangkan Wisayang (2009) dan Hadi (2008) yang menemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap holding period adalah bid-ask spread, selain itu Hadi juga menemukan dua faktor lain yang juga berpengaruh ialah market value dan risiko saham.

Penelitian mengenai determinan holding period juga dilakukan di beberapa negara seperti Norwegia yang dilakukan oleh Naes dan Odegaard (2009) yang menemukan bahwa likuiditas sangat mempengaruhi holding period saham. Di United States, yang dilakukan oleh Li, et.al.

(2012) menemukan bahwa return dan risiko berpengaruh terhadap holding period saham.

Lyle dan Wang (2015) menemukan bahwa urutan pengembalian holding period tiap jenis investasi berbeda-beda berdasarkan ekpektasi return yang akan diperoleh. Berdasarkan latar belakang dan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu penting untuk melakukan

(4)

penelitian mengenai determinan holding period dengan mempertimbangkan faktor return dan risiko suatu saham.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

LANDASAN TEORI

Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal pada suatu tempat pada waktu sekarang untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Rusdin (2006) dalam Hadi (2008) setiap investasi selalu diikuti oleh dua hal yakni return dan risiko. Begitu pula dengan investasi saham terdapat return dan risiko yang mengikutinya. Seorang investor menahan sahamnya dengan durasi tertentu dengan tujuan menghindari atau mengurangi risiko dan mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin (Maulina, Sumiati, &

Triyuwono, 2009). Dengan mengetahui return dan risiko dalam investasi saham, seorang investor akan memutuskan durasi holding period yang paling baik untuk menjaga supaya hasil investasi mendapat hasil yang maksimal.

2.2 PENGARUH RETURN DAN RISIKO TERHADAP HOLDING PERIOD

Tingkat risiko suatu saham dicerminkan dalam beberapa perhitungan, yang pertama tercermin dalam bid-ask spread. Dewi dan Kartika (2015) menyatakan bahwa bid-ask spread merupakan cerminan dari likuiditas saham, semakin kecil spread mengindikasikan semakin aktif suatu perdagangan, sebaliknya saham dengan spread yang semakin besar menunjukkan bahwa saham tersebut semakin tidak likuid. Faktor risiko yang kedua adalah variance return.

Variance return merupakan ukuran yang digunakan investor untuk menilai perbedaan antara expected return dan actual return. Semakin besar variance return berarti menunjukkan semakin besar perbedaan expected return dan actual return. Ini menunjukkan adanya risiko yang akan dihadapi oleh investor. Seorang investor akan memperhitungkan tingkat risiko sebaik mungkin untuk mencapai tingkat return tertentu, untuk itu investor akan menahan sahamnya hingga waktu tertentu hingga mencapai tingkat risiko yang mampu ditoleransi.

Tingkat return suatu saham dicerminkan dalam beberapa perhitungan, yang pertama tercermin dalam dividend pay out ratio. Semakin besar dividend yang diberikan suatu perusahaan akan semakin menguntungkan investor. Hal ini membuat investor akan menahan sahamnya lebih lama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dividend juga mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan, laba yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sehat dan potensi perkembangannya akan semakin baik. Faktor return yang kedua ialah market value. Market value merupakan nilai suatu perusahaan dilihat dari nilai pasar perusahaan tersebut. Semakin besar nilai pasar suatu perusahaan maka semakin besar pula ukuran suatu

(5)

perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar menambah expected return investor, karena semakin besar perusahaan akan semakin besar juga laba yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Teori perilaku investor terdiri dari beberapa teori yakni teori prospek, teori penyesalan (regret theory), dan teori mental accounting.

Terdapat beberapa teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini. Teori tersebut ialah teori Harrod-Domar, teori keuangan klasik dan teori perilaku investor. Teori Harrod-Domar menyimpulkan bahwa investasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan negara guna menjaga keseimbangan pendapatan suatu negara. Melihat pentingnya peran investasi bagi negara maka penting untuk mengetahui durasi holding period guna melihat perputaran pendapatan negara yang dihasilkan dari investasi saham. Teori keuangan klasik yang dikemukakan oleh Keynes menyatakan bahwa high risk high return, dimana hal ini menunjukkan suatu keadaan yang searah. Ketika seorang investor menentukan target return yang tinggi maka investor harus siap untuk menghadapi risiko yang tinggi, dan berlaku hal sebaliknya saat seorang investor hanya mampu menghadapi risiko yang rendah maka return yang diperoleh juga akan rendah.

2.3 PENELITIAN TERDAHULU

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah meneliti terkait holding period saham. Maulina, Sumiati, dan Triyuwono (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Holding Period Saham Biasa Pada Perusahaan Go Public Yang Tercatat Dalam Index LQ45” menggunakan sampel yakni saham yang setidaknya pernah tercatat sebanyak 2 kali dalam Indeks LQ45. Penelitian ini menemukan bahwa spread berpengaruh positif signifikan terhadap holding period saham, market value berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap holding period saham, variance return berpengaruh negatif signifikan terhadap holding period saham, dan dividend pay out ratio berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap holding period saham.

Keempat variabel tersebut tidak berpengaruh secara simultan terhadap holding period namun secara parsial variance return merupakan variabel yang peling berpengaruh terhadap holding period saham. Penelitian yang dilakukan oleh Naes dan Odegaard (2009) menunjukkan bahwa likuiditas yang rendah yang diindikasikan dengan bid-ask spread tinggi menghasilkan holding period yang lebih lama. Penelitian ini menggunakan dua variabel yang mengukur likuiditas suatu saham, yang pertama ialah bid-ask spread dan yang kedua adalah turnover tetapi dari kedua variabel tersebut didapati bahwa bid-ask spread lebih baik dalam menjelaskan keadaan likuiditas suatu saham. Sedangkan turnover bukan suatu ukuran yang baik untuk menjelaskan keadaan likuiditas saham. Hadi (2008) dalam penelitiannya yang meggunakan sampel 17 perusahaan yang selalu terdaftar di LQ45 Periode 2003-2005

(6)

menemukan bahwa bid-ask spread dan market value berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period, sedangkan risiko saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period. Bid-ask spread, market value dan risiko saham secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap holding period saham. Wisayang (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Varian Return Saham terhadap Holding Period pada Saham LQ45” menggunakan sampel perusahaan yang pernah tercatat dalam Indeks LQ45 selama periode Februari 2008 – Januari 2009. Dalam penelitian ini diperoleh hasil yakni bid-ask spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period saham, Variabel market value berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap holding period saham, dan variabel varian return berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap holding period saham. Ketiga variabel ini secara simultan berpengaruh terhadap holding period saham. Variabel yang sangat berpengaruh adalah bid-ask spread karena dalam melakukan investasi para investor memperhatikan biaya transaksinya, besar kecilnya biaya transaksi dapat tercermin dari bid-ask spread.

2.4 HIPOTESIS

Tingkat risiko dan return investasi saham berpengaruh terhadap holding period saham subsektor perbankan periode 2009-2018.

2.5 KERANGKA PENELITIAN

Berdasarkan analisis teori dan penelitian terdahulu maka kerangka penelitian digambarkan sebagai berikut. Setiap saham perbankan yang tercatat dalam BEI memiliki tingkat risiko dan return yang berbeda-beda. Tingkat risiko dicerminkan dengan nilai bid- ask spread dan variance return, sedangkan tingkat return dicerminkan dengan nilai dividend pay out ratio dan market value. Perbedaan nilai dari setiap variabel inilah yang menentukan holding period masing-masing saham.

(7)

Bagan Kerangka Penelitian

Sumber: Ilustrasi Penulis (2021) 3. METODE PENELITIAN

Menurut sifatnya jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasilnya (Siyoto

& Sodik, 2015). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. yakni data tahunan jumlah saham beredar, volume transaksi saham, bid price, ask price, rata-rata harga saham, dividend per share, earning per share, dan return dengan periode waktu 2009 hingga 2018. Data-data tersebut diperoleh melalui media perantara yakni publikasi data dari berbagai lembaga. Berdasarkan waktu pengumpulannya data pada penelitian ini termasuk dalam model data panel. Data cross section pada penelitian ini ialah 23 emiten yang termasuk dalam saham subsektor perbankan dan setiap emiten memiliki data holding period, bid-ask spread, variance return, dividend pay out ratio, dan market value selama periode 2009-2018 (time series).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perbankan yang pernah tercatat di BEI yakni berjumlah 46 saham. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yakni saham perbankan yang tercatat di BEI selambat- lambatnya tanggal 1 Januari 2009. Dengan kriterika tersebut diperoleh sampel penelitian sebanyak 23 emiten yang terdiri dari saham blue chip dan second line.

Bid- Ask Sprea

d

Variance Return

Dividend Pay Out

Ratio

Market Value Saham Subsektor

Perbankan

Return Risiko

Holding Period

(8)

Holding Period merupakan variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini. Holding period adalah durasi seorang investor dalam memegang suatu saham, pengertian lain dari holding period ialah durasi rata-rata seorang investor menahan sahamnya (Hadi, 2008). Holding period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

𝐻𝑜𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 365 / 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 𝑡

Bid-ask spread adalah selisih antara bid price dan ask price. Bid price merupakan harga tertinggi yang ditawarkan untuk membeli saham sedangkan ask price merupakan harga terendah untuk menjual harga saham. Variabel bid-ask spread dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐵𝑖𝑑 − 𝐴𝑠𝑘 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 = ∑ ( 𝑎𝑠𝑘𝑡− 𝑏𝑖𝑑𝑡 (𝑎𝑠𝑘𝑡+ 𝑏𝑖𝑑𝑡): 2)

𝑁

𝑡=1

̸

Variance adalah besarnya penyimpangan antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu yang terjadi. Variabel variance return dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 =∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2 𝑁 − 1

Dividend adalah keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor. Sedangkan persentasi pembagian keuntungan tersebut disebut dividend pay out ratio. Variabel dividend pay out ratio dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦 𝑂𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Market Value merupakan harga saham pada saat tertentu yang terjadi karena adanya aktivitas pasar yakni permintaan dan penawaran saham di bursa. Variabel market value dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

×

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model regresi data panel, hal ini didasarkan oleh jenis data penelitian yakni data panel. Dalam uji regresi data panel terdapat beberapa pendekatan yakni common effect model, fixed effect model dan random effect model. Model regresi dirumuskan sebagai berikut.

HP = + β1 BASt + β2 VRt + β3 DPORt + β4 MVt + ε t

(9)

Keterangan:

HP = Holding Period α = Konstanta

β1-4 = Koefisien Regresi t = Tahun tertentu BAS = Bid-Ask Spread MV = Market Value

DPOR = Dividend Pay Out Ratio VR = Variance Return ε = Variabel pengganggu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yang digunakan yang terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Holding period sebagai variabel terikat dan empat variabel bebas ialah bid-ask spread, variance return, market value dan dividend pay out ratio.

1) Holding Period

Holding period adalah durasi seorang investor dalam memegang suatu saham.

perbandingan holding period antara saham blue chip dan saham second line. Saham blue chip memiliki durasi holding period yang lebih panjang dibandingkan dengan saham second line. Dalam satu tahun saham second line memiliki rata-rata panjang durasi selama 52 hari sedangkan saham blue chip selama 248 hari.

2) Bid-ask Spread

Bid-ask spread adalah selisih antara bid price dan ask price. Bid-ask spread saham blue chip lebih rendah dibandingkan dengan saham second line. Saham blue chip memiliki bid-ask spread yang lebih rendah dibanding saham second line dengan masing- masing bernilai 0.039 dan 0.156.

3) Variance Return

Variance return merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko suatu perusahaan pada saat melakukan investasi. Saham blue chip memiliki nilai variance

(10)

return lebih rendah dibanding dengan rata-rata yakni sebesar 0.007 dan juga lebih rendah dibanding variance return saham second line yang sebesar 0.018.

4) Dividend Pay Out Ratio

Dividend pay out ratio merupakan besarnya pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor. Saham blue chip memiliki rata-rata dividend pay out ratio lebih tinggi yakni sebesar 0.323 dibanding dengan rata-rata saham second line yang sebesar 0.103.

5) Market Value

Market Value merupakan harga saham pada saat tertentu yang terjadi karena adanya aktivitas pasar yakni permintaan dan penawaran saham di bursa. Saham blue chip memiliki rata-rata market value yang lebih tinggi yakni sebesar Rp 153 T dibanding dengan saham second line yang sebesar Rp 10 T.

4.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan nilai yang merepresentasikan tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu model. Tabel di bawah ini menampilkan hasil dari uji koefisien determinasi penelitian.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.70

Adjusted R-squared 0.66

Sumber: Data diolah (2021)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai adjusted R-squared sebesar 0.66 hal ini berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 66%. Sedangkan sebesar 34% dijelaskan oleh pengaruh lain di luar variabel bebas dalam penelitian ini.

2) Pengaruh Risiko Terhadap Holding Period

Dari hasil pengujian pengaruh bid-ask spread dan variance return diperoleh hasil bahwa tingkat risiko suatu saham berpengaruh signifikan terhadap holding periodnya. Semakin rendah tingkat risiko suatu saham akan semakin memperpanjang durasi holding period saham tersebut, sebaliknya tingkat risiko yang semakin tinggi akan mempersingkat durasi holding period saham tersebut. Indikator pengukuran risiko saham menggunakan dua variabel yakni bid-ask spread dan variance return.

(11)

Dari uji parsial diperoleh hasil koefisien bid-ask spread sebesar -244.82 dengan probabilitas sebesar 0.00. Nilai koefisien sebesar -244.82 berarti bahwa bid-ask spread berpengaruh negatif terhadap holding period, setiap kenaikan bid-ask spread sebesar satu satuan akan mempersingkat holding period sebesar 244,82% atau selama 89,359 hari. Maka dapat disimpulkan bahwa bid-ask spread berpengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis bahwa risiko berpengaruh terhadap holding period saham. Hal ini terjadi karena saham yang memiliki bid-ask spread yang tinggi akan menghasilkan tingkat likuiditas yang rendah. Semakin tinggi tingkat bid-ask spread maka akan menyulitkan investor dalam menutup poisisinya karena harga yang ditawarkan oleh investor tidak sesuai dengan permintaan harga di pasar.

Dari uji t diperoleh hasil koefisien variance return sebesar 18.63 dengan probabilitas sebesar 0.00. Dengan koefisien sebesar 18.63 berarti bahwa variance return berpengaruh positif terhadap holding period, setiap kenaikan variance return sebesar satu satuan maka akan mempersingkat holding period sebesar 1863% atau selama 6800 hari. Maka dapat disimpulkan bahwa variance return berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Hal ini terjadi karena semakin tinggi variance return suatu saham mengindikasikan semakin jauh jarak antara expected return dan actual return. Hal tersebut dapat terjadi dalam waktu yang singkat, variance return juga menggambarkan tingkat volatilitas suatu saham, saham yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi menggambarkan fluktuasi saham yang sewaktu-waktu bisa meningkat tajam atau turun drastis. Apabila seorang investor sudah memperoleh return yang diharapkan maka investor akan menutup posisi saham yang dimiliki, sehingga investor tidak perlu menunggu lama. Hal tersebut juga dilakukan untuk menghindari kemungkinan penurunan harga saham yang drastis.

3) Pengaruh Return Terhadap Holding Period

Dari hasil pengujian pengaruh dividend pay out ratio dan market value diperoleh hasil bahwa tingkat return tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding periodnya. Juga terdapat perbedaan pengaruh antara kedua variable return, dividend pay out ratio berpengaruh negatif terhadap holding period namun market value berpengaruh positif terhadap holding period.

Nilai dividend pay out ratio saham blue chip lebih besar dibandingkan dengan saham second line. Saham blue chip memiliki rata-rata dividend pay out ratio lebih

(12)

tinggi yakni sebesar 0.323 dibanding dengan rata-rata saham second line yang sebesar 0.103. Dari uji parsial diperoleh hasil koefisien dividend pay out ratio sebesar -0.44 dan nilai probabilitas sebesar 0.09. Karena nilai probabilitias >0.05 (tingkat signifikansi 5%) maka dividend pay out ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding period. Dengan koefisien sebesar -0.44 berarti dividend pay out ratio berpengaruh negatif terhadap holding period, setiap kenaikan dividend pay out ratio sebesar satu satuan akan mempersingkat holding period sebesar 44%

atau selama 160 hari. Hal yang mempengaruhi dividend pay out ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding period karena tidak semua perusahaan memberikan dividend kepada investor. Dari 23 perusahaan yang menjadi objek penelitian terdapat 10 perusahaan yang tidak memberikan dividend dimana 10 perusahaan tersebut merupakan saham yang termasuk dalam kategori second line dan tidak semua perusahaan memberikan dividend setiap tahun selama periode penelitian.

Saham blue chip memiliki rata-rata market value yang lebih tinggi yakni sebesar Rp 153 T dibanding dengan saham second line yang sebesar Rp 10 T. Dari uji parsial diperoleh hasil koefisien market value sebesar 0.03 dan nilai probabilitas sebesar 0.52. Karena nilai probabilitas >0.05 (tingkat signifikansi 5%) maka market value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding period. Dengan koefisien sebesar 0.03 berarti market value berpengaruh positif terhadap holding period, setiap kenaikan market value sebesar 1% maka akan meningkatkan holding period sebesar 0.03%.

Walaupun secara parsial faktor return tidak berpengaruh secara signifikan namun secara simultan faktor risiko dan return berpengaruh terhadap holding period, hal ini sejalan dengan teori mental accounting yang mengatakan bahwa seorang investor harus memiliki portofolio yang terdiri dari saham kategori aman dan saham spekulan. Berdasarkan teori tersebut terdapat dua faktor yang diperhitungkan oleh investor yakni risiko dan return dengan komposisi yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat risiko dan return suatu saham secara bersamaan mempengaruhi holding period saham. Tingkat risiko suatu saham merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi durasi holding period saham, dan variance return

(13)

menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap holding period. Semakin tinggi tingkat risiko suatu saham maka akan mempersingkat durasi holding period saham tersebut.

Terdapat perbedaan karakter antara saham blue chip dan saham second line, saham blue chip memiliki tingkat risiko dan return yang lebih stabil dalam jangka waktu yang cukup panjang, sedangkan saham second line memiliki tingkat risiko dan return yang kurang stabil dalam jangka waktu yang cukup lama. Saham blue chip memiliki durasi holding period lebih panjang dibanding dengan saham second line.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, berikut saran yang dapat diberikan.

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas objek penelitian baik dari jumlah perusahaan maupun data time series yang digunakan.

2. Bagi pemerintah dan perusahaan sekuritas, dapat memperhatikan tingkat risiko dan return suatu saham untuk memperkirakan waktu penerimaan pendapatan yang akan diperoleh, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan anggaran.

3. Bagi investor jangka pendek saham second line akan lebih menguntungkan karena memiliki tingkat volatilitas yang lebih tinggi sedangkan saham blue chip akan lebih menguntungkan bagi investor janga panjang karena pergerakan harganya yang lebih stabil.

DAFTAR PUSTAKA

Agapova, A., & Kaprielyan, M. (2020). Stock Volatility and Trading. North American Journal of Economics and Finance(54), 54-73.

Artha, D. R., Achsani, N. A., & Sasongko, H. (2014). Analisis Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham Sektor Pertanian. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 176-177. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). KBBI Daring Entri. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/likuiditas

(14)

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). KBBI Daring Entri. Diambil kembali dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/risiko

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). KKBI Daring entri. Diambil kembali dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/investasi

Bank AGI. (2018). Laporan Tahunan (Mengoptimalkan Sumber Daya Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan). Jakarta: PT Bank Artha Graha Internasional.

Bank Banten. (2018). Laporan Tahunan (Building Tomorrow Expanding Services). Jakarta: PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk .

Bank BRI. (2018). Annual Report (Accelarating MSME Growth Through Banking Services Digitalization To Fostering The Community Economic Empowerment).

Bank Bumi Arta. (2018). Laporan Tahunan. Jakarta: PT Bank Bumi Arta Tbk.

Bank Capital. (2018). Laporan Tahunan (Transforming Into The Future). Jakarta: PT Bank Capital Indonesia Tbk.

Bank CIMB Niaga. (2017). Annual Report (Step Forward, Dream Bigger). PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Bank Danamon. (2018). Annual Report. Jakarta: PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Bank Mayapada. (2015). Laporan Tahunan (Moving Forward). Jakarta: PT Bank Mayapada Internasional Tbk.

Bank Mega. (2018). Annual Report (Business Model Transformation Towards Digital Ecosystem). Jakarta: PT Bank Mega Tbk.

Bank Permata. (2017). Laporan Tahunan (Strengthening Fundamentals for Sustainable Growth).

Jakarta: PT Bank Permata Tbk.

Bank QNB. (2018). Annual Report (Leveraging Strong Foundation to Accelerate Growth).

Jakarta: PT Bank QNB Indonesia Tbk.

Bank Victoria. (2018). Laporan Tahunan (Enhancing Banking Service Of Excelence). Jakarta: PT Bank Victoria International Tbk.

(15)

Bank Woori Saudara. (2018). Laporan Tahunan (Journey To The Top Success). Jakarta: PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk.

Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara. (2010). Processing Data Penelitian Kuantitatif Menggunakan Eviews. Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur IV Lembaga Administrasi Negara, (p. 11).

BRI Agro. (2018). Laporan Tahunan (Menuju Bank Digital Terbaik Untuk Agibisnis). Jakarta:

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

BTPN. (2018). Annual Report (Banking Reinvented). Jakarta: PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Cardak, B. A., Martin, V. L., & McAllister, R. (2019). The Effects of the Global Financial Crisis On The Stock Holding Decisions of Australian Households. North American Journal of Economic and Finance, 50-65.

CCB Indonesia. (2018). Laporan Tahunan. Jakarta: PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk.

Chang, K.-H., & Young, M. N. (2019). Behavioral Stock Portfolio Optimization Considering Holding Periods of B-Stocks With Short-selling. Computers and Operations Research(112).

Data Services Division, Indonesia Stock Exchange. (2019). IDX Fact Book 2019. Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia.

Dewi, N. A., & Kartika, I. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Indonesia, 4(2), 85-96. Semarang: Universitas Sultan Agung Semarang.

Ekananda, M. (2018). Analisis Ekonometrika Data Panel: Teori Lengkap Dan Pembahasan Menyeluruh Bagi Peneliti Ekonomi, Bisnis, dan Sosial (2 ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Falah, B. Z., Mustafid, & Sudarno. (2016). Model Regresi Data Panel Simultan Dengan Variabel Indeks Harga Yang Diterima Dan Yang Dibayar Petani. Jurnal Gaussian, 5(4), 611-621.

Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics (5 ed.). New York: McGraw- Hill/Irwin.

(16)

Hadi, H. Y. (2008). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Dan Resiko Saham Terhadap Holding Period (Studi Kasus pada Saham-saham LQ45 Periode 2003-2005).

Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hartanto, W. (2016). Mahasiswa Investor. Jakarta: PT Elex Media Komputer.

Hayati, R. (2016). Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [diploma thesis]. Padang: Universitas Andalas.

Kahneman, D., & Tversky, A. (1979). Prospect Theory: An Analysis of Decision Under Risk.

Econometrica, Vol. 47(No.2), 263-291.

Loomes, G., & Sugden, R. (1982). Regret Theory: An Alternative Theory of Rational Choice Under Uncertainty. The Economic Journal, 805-824.

Lyle, M. R., & Wang, C. C. (2015). The Cross Section of Expected Holding Period Returns and their Dynamics: A Present Value Approach. Journal of Financial Economics, 116(3), 505-525.

Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi (6 ed.). Jakarta, Ciracas: Penerbit Erlangga.

Maulina, V., Sumiati, & Triyuwono, I. (2009). Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Holding Period Saham Biasa pada Perushaan Go Public yang Tercatat dalam Index LQ45.

Wacana, Vol 13(No.3), 398-416. Malang: Universitas Brawijaya.

Maybank Indonesia. (2018). Annual Report (Light Up Your Life). Jakarta: PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

Noor, J. (2011). Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta:

Kencana.

OCBC NISP. (2018). Laporan Tahunan dan Laporan Berkelanjutan (Beyond Traditional Banking). 2018: PT Bank OCBC NISP Tbk.

Panin Bank. (2018). Laporan Tahunan (Advancing Toward A Brighter Future). PT Bank Pan Indonesia Tbk.

PT Bank Bukopin Tbk. (2018). Laporan Tahunan (Meraih Masa Depan Yang Lebih Cerah).

Jakarta: PT Bank Bukopin Tbk.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (2018). Laporan Tahunan. Indonesia.

(17)

Rabin, M., & Thaler, R. H. (2001). Anomalies: Risk Aversion. The Journal of Economic Perspective, Vol.15(No.1), 219-232.

Rakhimsyah, L. A., & Barbara, G. (2011). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan. InFestasi Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 7(No. 1). Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Thapa, C., & Poshakwale, S. S. (2010). International Equity Portfolio Allocations and Transaction Costs. Journal of Banking and Finance, 34(11).

Utami, A., & Gunarsih, T. (2020). Analisis Teknikal Saham dengan Perbandingan Indikator Variabel Index Dynamic Average (VIDYA) dan Indikator Relative Strength Index (RSI).

Seminar Nasional Universitas Respati Yogyakarta 2019. Yogyakatta.

Widarjono, A. (2005). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis (Pertama ed.). Sleman, Yogyakarta: Ekonisia.

Wisayang, V. R. (2009). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Valie, dan Varian Return Saham terhadap Holding Period Saham LQ45 (Studi di BEI periode Februari 2008 - Januari 2009) [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Wooldridge, J. M. (2015). Introductory Econometrics A Modern Approach (Sixth Edition ed.). Boston, United States of America: Cengage Learning.

Referensi

Dokumen terkait

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank bjb telah sejak lama menerapkan pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris. Selain itu,

 Tata cara penulisan laporan.. Sistematika

[r]

berbagai pihak dari beragam disiplin ilmu yang terkait dengan dunia kerja nyata dari profesi arsitek.  Mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan,

[r]

Pengetahuan Dasar Bermain Gitar Secara Visual merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisi tentang chord / kunci gitar, contoh melodi, dan galeri gitar yang dilengkapi

MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM KOPLING KERING MEKANIS PADA MESIN ATV (ALL TERRAIN VEHICLE) TOYOCO G16ADP 2.

Adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan sebagai kawasan dengan pemusatan dan pengembangan berbagai kegiatan bisnis global yang dilengkapi