• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitiain

3.1.1 Sejarah Singkat SMAN 3 Gorontalo

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun 1975 berlokasi di jalan Ki Hajar Dewantoro Kel.Limba U2 Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Awalnya Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo bernama ssekolah menengah pembangunan persiapan (SMPP) berdasarkan Surat Keputusan Mentrei Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0258/0/1975 tentang Pembukaan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan di Gorontalo Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara, untuk menanpung animo masyarakat Gorontalo yang sangat besar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi setelah tamat SMP. Satu hal yang perlu diketahui bahwa pada saat SMPP dibuka pada tahun ajaran 1975/1976 dikepalai oleh Ny. Neng Podungge Niode dengan jumlah siswa yang mendaftar mencapai 300 orang angka yang cukup besar untuk sekolah baru.

Seiring berubahnya paradigma pendidikan di Indonesia maka pada tahun 1985 SMPP Negeri Gorontalo diubah menjadi SMA Negeri 3 Gorontalo .Pada tahun 2007 SMA Negeri 3 Gorontalo diberi kepercayaan oleh Pemerintah Pusat untuk menjadi salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Provinsi Gorontalo, kemudian pada tahun 2008/2009 kembali dipercaya untuk menjadi satu-satunya Pengelola

(2)

Akselerasi di Provinsi Gorontalo. Ditahun keempat SMA Negeri 3 Gorontalo berstatus R-SBI terus melakukan pembenahan yang dititik beratkan pada peningkatan mutu melalui Sister School dengan SMA Saint Nicolaus Lokon Sulawesi Utara yang disusul Sister School dengan luar negeri Canbridge Australia.

3.1.2 Visi Misi SMA Negeri 3 Gorontalo

Visi SMAN 3 Gorontalo adalah Terwujudnya SMA Negeri 3 Gorontalo sebagai sekolah pusat sumber belajar berbasis keunggulan lokal menuju sekolah berdaya saing internasional yang mampu menyiapkan siswa berwawasan IPTEK, dan memiliki IMTAQ sehat Jasmani dan Rohani.

Misi SMAN 3 Gorontalo adalah :

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif baik secara langsung maupun online melalui internet sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.

b. Menumbuhkan semangat keunggulan lokal secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

c. Mengembangkan sikap mandiri dan sportifitas dalam meraih prestasi.

d. Menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi.

e. Membekali siswa penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi, sosial budaya, seni dan pengembangan keunggulan lokal sebagai bekal menghadapi masa depan.

(3)

3.1.3 Tujuan Sekolah

Tujuan SMAN 3 Gorontalo adalah:

a. Melahirkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi yang siap memasuki dunia kerja serta perguruan tinggi.

b. Mengembangkan potensi dan bakat siswa melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler agar dapat mengembangkan diri dalam mencapai cita-cita siswa kelak.

c. Melakukan berbagai kegiatan inovatif untuk menunjang kegiatan akademik, merespon perubahan dan dinamika dunia pendidikan untuk meningkatkan proses belajar dan mutu hasil pendidikan.

d. Menggali, mengembangkan, serta menerapkan IPTEK dan keagamaan yang berguna bagi kemanusiaan dan masyarakat.

3.1.4 Keadaan Siswa

Siswa merupakan aspek yang tidak terlepas dari keberhasilan suatu sekolah dimana siswa sebagai obyek yang harus dikembangkan dalam proses kehidupan sekolah dan juga sebagai penunjang berdirinya suatu lembaga pendidikan. Berdasarkan hal ini, maka SMA Negeri 3 Gorontalo pada tahun Ajaran 2012/2013 memiliki jumlah siswa yang tersebar di 3 kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 540 orang siswa, dengan data sebagai berikut:

(4)

Tabel 2. Keadaan Siswa SMAN 3 Gorontalo Pada Tahun Ajaran 20012/2013

Kelas X

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas 29

Orang

28 Orang

28 Orang

30 Orang

30 Orang

29 Orang

29 Orang Kelas XI

IPA IPS

BAHASA IPA 1 IPA 2 IPS 1` IPS 2 IPS 3 IPS 4 IPS 5

20 Orang

21 Orang

33 Orang

32 Orang

31 Orang

30 Orang

32 Orang

14 Orang Kelas XII

IPA IPS

BAHASA

IPA 1 IPA 2 IPS 1 IPS 2 IPS 3

20 Orang 21 Orang 33 Orang 32 Orang 31 Orang 14 Orang Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013

3.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan penunjang kelancaran proses belajar mengajar untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan merupakan pelengkap segala aktivitas yang ada di sekolah, maka sarana dan prasarana sebuah sekolah harus lengkap dan selalu menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Berikut ini keadaan sarana dan prasarana di SMA N 3 Gorontalo.

Tabel 3. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 3 Gorontalo T.A 2012/2013

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

Baik Tidak Baik

1. Ruang Kepala Sekolah 1 √ -

2. Ruang Guru 1 √ -

3. Ruang BK 1 √ -

4. Ruang Tata Usaha 1 √ -

5. Perpustakaan 1 √ -

6. Mushola 1 √ -

(5)

7. Ruang Kelas 19 √ -

8. Lab. Komputer 1 √ -

9. WC Guru 2 √ -

10. WC Siswa 10 8 2

11. Ruang Osis 1 √ -

12. Kantin 3 √ -

13. Lab. IPA 1 √ -

14. Ruang Aula 1 √ -

15. Lap. Basket 1 √ -

16. Lap. Volly 1 √ -

17. Ruang Penjaga Sekolah 1 √ -

Jumlah 47

Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013

3.1.6 Struktur Organisasi

Struktur organisasi SMAN 3 Gorontalo, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi SMAN 3 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013

Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013 Kepala Sekolah

Tim Sekolah Model SKM-PSB

Komite Sekolah

Kepala Tata Usaha

Wakasek Kesiswaan Wakasek

Kurikulum

Wakasek Sarpra

Wakasek Hubmas

Penasehat Akademik Bimb. &

Konseling

Wali Kelas Guru Mapel

Siswa

(6)

3.2 Pengujian Instrumen Penelitian 3.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data apakah item-item yang yang tersaji benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Butir instrumen dikatakan valid jika rhitung >

rtabel dengan taraf signifikan 5%.

Instrumen yang diuji validitasnya masing-masing adalah instrumen Manajemen Berbasis Sekolah (variabel X) dan instrumen Peningkatan Mutu Pendidikan (variabel Y). Adapun hasil uji validitas masing-masing dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel X Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,604 0,297 Valid 2 0,470 0,297 Valid 3 0,586 0,297 Valid 4 0,683 0,297 Valid 5 0,523 0,297 Valid 6 0,593 0,297 Valid 7 0,349 0,297 Valid 8 0,312 0,297 Valid 9 0,499 0,297 Valid 10 0,387 0,297 Valid 11 0,481 0,297 Valid 12 0,412 0,297 Valid 13 0,385 0,297 Valid 14 0,608 0,297 Valid 15 0,579 0,297 Valid 16 0,535 0,297 Valid 17 0,529 0,297 Valid 18 0,435 0,297 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dalam instrumen variabel X valid (perhitungan terlampir).

(7)

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Y Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,575 0,297 Valid 2 0,528 0,297 Valid 3 0,329 0,297 Valid 4 0,472 0,297 Valid 5 0,634 0,297 Valid 6 0,324 0,297 Valid 7 0,417 0,297 Valid 8 0,390 0,297 Valid 9 0,319 0,297 Valid 10 0,311 0,297 Valid 11 0,547 0,297 Valid 12 0,536 0,297 Valid 13 0,617 0,297 Valid 14 0,534 0,297 Valid 15 0,400 0,297 Valid 16 0,576 0,297 Valid 17 0,699 0,297 Valid 18 0,345 0,297 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dalam instrumen variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) valid (perhitungan terlampir).

3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable) apabila nilai r11 >

rtabel dengan dk = N-1, signifikansi 5%.

Pengujian reliabilitas untuk variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) diperoleh nilai = 0,82. Nilai ini dikonsultasikan dengan nilai dengan dk =N-1 =44-1 =43, signifikansi 5%, maka diperoleh = 0,301. Jika > maka instrumen tersebut reliabel. Bila dibandingkan ternyata nilai = 0,82 > = 0,301, maka instrumen variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) reliabel. Jika tingkat reliabilitas ini diukur

(8)

dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai = 0,82 berada pada kategori sangat reliabel sebagai alat ukur.

Sementara, pengujian reliabilitas untuk variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) diperoleh nilai = 0,80. Jika nilai > maka instrumen tersebut reliabel. Nilai = 0,80 dikonsultasikan dengan dimana dk = N-1 = 44-1 = 43, signifikansi 5%, maka diperoleh = 0,301. Bila dibandingkan ternyata nilai = 0,80 > = 0,301, maka instrumen reliabel. Jika tingkat reliabilitas ini diukur dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai = 0,80 berada pada kategori reliabel sebagai alat ukur.

3.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian

3.3.1 Deskripsi Data Manajemen Berbasis Sekolah (Variabel X)

Berdasarkan hasil sebaran angket diperoleh persepsi responden yang berjumlah 44 orang tentang Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 6. Distribusi Frekuansi Variabel X No Kelas Interval Frekuensi

1. 55-59 3

2. 60-64 7

3. 65-69 8

4. 70-74 13

5. 75-79 9

6. 80-84 4

Jumlah 44

Berdasarkan data dalam tabel 6 di atas dengan responden sebanyak 44 orang dengan skor terbesar 83 dan skor terkecil 55, diperoleh rentang 22, banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 5 (terlampir).

(9)

Adapun secara berturut-turut kelas interval dengan rentang antara 55 sampai dengan 59 memperoleh frekuensi 3, rentang 60 sampai dengan 64 memperoleh frekuensi 7, rentang 65 sampai dengan 69 memperoleh frekuensi 8, rentang 70 sampai dengan 74 memperoleh frekuensi 13, rentang 75 sampai dengan 79 memperoleh frekuensi 9, dan rentang 80 sampai dengan 84 memperoleh frekuensi 4. Dengan demikian kelas interval yang memperoleh frekuensi terbesar sebanyak 13 adalah kelas interval dengan rentang 70 sampai dengan 74, sedangkan yang memperoleh frekuansi terkecil sebanyak 3 adalah kelas interval dengan rentang 55 sampai dengan 59.

Perhitungan tendensi sentral diperoleh nilai mean/rata-rata ( ) sebesar 70,41, median sebesar 71,05 dan modus sebesar 72,30.

Sementara itu diperoleh perhitungan simpangan baku (S) sebesar 6,97 (perhitungan terlampir).

3.3.2 Deskripsi Data Peningkatan Mutu Pendidikan (Variabel Y)

Adapun persepsi responden tentang Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan hasil sebaran angket dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 7. Distribusi Frekuansi Variabel Y No Kelas Interval Frekuensi

1. 57-61 4

2. 62-66 7

3. 67-71 10

4. 72-76 12

5. 77-81 8

6. 82-86 3

Jumlah 44

(10)

Berdasarkan data dalam tabel 7 diatas dengan responden sebanyak 44 orang diperoleh rentang (range) 22, banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 5 (perhitungan terlampir). Adapun secara berturut-turut kelas interval dengan rentang antara 57 sampai dengan 61 memperoleh frekuensi 4, rentang 62 sampai dengan 66 memperoleh frekuensi 7, rentang 67 sampai dengan 71 memperoleh frekuensi 10, rentang 72 sampai dengan 76 memperoleh frekuensi 12, rentang 77 sampai dengan 81 memperoleh frekuensi 8, dan rentang 82 sampai dengan 86 memperoleh frekuensi 3. Dengan demikian kelas interval yang memperoleh frekuensi terbesar sebanyak 12 adalah kelas interval dengan rentang 72 sampai dengan 76, sedangkan yang memperoleh frekuansi terkecil sebanyak 3 adalah kelas interval dengan rentang 82 sampai dengan 66.

Perhitungan tendensi sentral diperoleh nilai mean/rata-rata ( ) sebesar 71,50, median sebesar 71,92 dan modus sebesar 71,17.

Sementara itu diperoleh perhitungan simpangan baku (S) sebesar 6,95 (perhitungan terlampir).

3.4 Pengujian Persyaratan Analisis (Normalitas Data)

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu harus diuji apakah data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi- Kuadrat (X2). Terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika ≤

(11)

dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = k-3.

3.4.1 Uji Normalitas Data Variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) Berdasarkan hasil pengujian normalitas data untuk variabel Manajemen Berbasis Sekolah diperoleh nilai sebesar 5,68 (perhitungan terlampir). Terima hipotesis berdistribusi normal jika X2 ≤ X²(1- α)(k-3) dengan taraf nyata α = 0,01 dan derajat kebebasan (dk) = k- 3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh X²(1-0,01)(6-3) = X²(0,99)(3)

= 11,341. Dengan demikian harga (5,68) ≤ X²daftar (11,341), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.4.2 Uji Normalitas Data Variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) Dari hasil pengujian normalitas data untuk variabel Peningkatan Mutu Pendidikan diperoleh nilai 2 sebesar 1,136 (perhitungan terlampir). Terima hipotesis berdistribusi normal jika X2 ≤ X²(1-α)(k-3) dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh X²(1-0,05)(6-3) = X²(0,95)(3) = 7,815. Dengan demikian harga 2 (1,136) ≤ X²daftar (7,815), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(12)

3.5 Pengujian Hipotesis 3.5.1 Uji Regresi Sederhana

Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel Manajemen Berbasis Sekolah (X) dan variabel Peningkatan Mutu Pendidikan (Y), serta dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel Peningkatan Mutu Pendidikan (Y) bila nilai variabel Manajemen Berbasis Sekolah (X) dimanipulasi. Pengujian ini menggunakan analisis regresi sederhana yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik Ŷ= a + bX. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan regresi Ŷ= 36,51 + 0,50X, yang artinya setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar satu unit pada variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah), maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) rata-rata sebesar 0,50 unit (perhitungan terlampir).

3.5.2 Uji Keberartian (Signifikansi)

Untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan), maka perlu diuji signifikansinya dengan persamaan = . Terima hipotesis jika thitung > tdaftar pada taraf nyata α = 0,05.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 5,00 (terlampir).

Nilai ini dikonsultasikan dengan nilai ttabel dengan dk = n-2 = 44-2 = 42, α = 0,05, maka diperoleh ttabel = 2,021. Karena nilai t = 13,958 > ttabel = 2,021,

(13)

maka Ho ditolak, dan Hi diterima, yang artinya variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan).

3.5.3 Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r2 = 0,2401 (terlampir). Nilai ini mengandung makna bahwa derajad hubungan antara variabel X dan variabel Y sebesar 24,01%, artinya variabel Manajemen Berbasis Sekolah memiliki sumbangsih sebesar 24,01% terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo. Selebihnya 75,99%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3.6 Pembahasan

Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh nilai a = 36,51 dan b = 0,50 yang berarti bahwa koefisien regresi manajemen berbasis sekolah bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan). Berkaitan dengan penelitian ini dapat didefinisikan bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), maka akan berpengaruh terhadap perubahan variabel peningkatan mutu pendidikan rata-rata sebesar 0,50 unit. Dengan demikian Ho yang berbunyi “Manajemen berbasis sekolah tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo” ditolak dan Ha yang berbunyi

(14)

“Manajemen berbasis sekolah berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo” diterima.

Sementara berdasarkan perhitungan uji keberartian diperoleh nilai t sebesar 5,00 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 2,021 yang artinya variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan).

Berdasarkan hasil analisis regresi dan uji keberatian dapat dijelaskan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah di SMAN 3 Gorontalo dengan indikator Manajemen Sekolah, PAKEM, dan Partisipasi Masyarakat ternyata memiliki kontribusi yang positif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Wiyono (2010: 186) apabila sekolah dengan berbagai keragamannya, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya maka sekolah dapat meningkatkan kualitas/mutu pendidikan.

Besarnya sumbangsih Manajemen Berbasis Sekolah (X) terhadap peningkatan mutu pendidikan ditunjukan dengan nilai r2 = 0,2401 yang artinya variabel Manajemen Berbasis Sekolah memiliki kontribusi sebesar 24,01% terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo.

Selebihnya 75,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Penelitian ini memiliki kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (2004) dengan tesis yang berjudul “Pengaruh Manajemen

(15)

Sekolah, Pengelolaan Pembelajaran, dan Komite Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di SMP Rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMPN 2, SMPN 3, SMP Domenico Savio Semarang)”. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa penerapan manajemen sekolah, pengelolaan pembelajaran dan keberadaan komite sekolah di SMP rintisan MBS Kota Semarang berada dalam kategori baik. Hal itu sebanding dengan mutu pendidikan pada sebagian besar sekolah tersebut.

Selain itu dalam penelitiannya ditemukan variabel manajemen sekolah dan kualitas pengelolaan pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah rintisan MBS, sedangkan variabel komite sekolah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah rintisan MBS.

Gambar

Tabel 2. Keadaan Siswa SMAN 3 Gorontalo Pada Tahun Ajaran  20012/2013
Gambar 2. Struktur Organisasi SMAN 3 Gorontalo Tahun Pelajaran  2012/2013
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel X  Item  r hitung  r tabel  Keterangan
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Y  Item  r hitung  r tabel  Keterangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 4 (a), dengan semakin meningkatnya penambahan modifier, maka terjadi perubahan fluiditas yang tidak terlalu stabil. Kecenderungan fluiditas optimum didapat ketika

Hasil Uji Masa Kerja (X2) memperoleh nilai t hitung sebesar 1,915 dan nilai t tabel sebesar 2,013 dengan nilai signifikan 0,061 lebih besar dari 0,05 yang artinya menunjukkan

memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan daur ulang, maka diperlukan penciptaan sebuah alat atau mesin yang dapat dioprasikan sebagai alat untuk pencacah plastik.

Kewajiban PT.INTI (Persero) setelah melakukan Perhitungan, Pemotongan dan Penyetoran selanjutnya adalah melakukan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan menggunakan

Setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan t – test diperoleh nilai t hitung sebesar 4,413 dibandingkan dengan t tabel pada

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan perhitungan manual diperoleh besar nilai t hitung sebesar 0,245 kurang dari nilai t tabel sebesar 1,997, maka dapat disimpulkan bahwa H 0

Penyusunan laporan ini dimulai dari hal-hal yang umum tentang perusahaan, meliputi: data umum perusahaan, struktur organisasi, aspek produksi dan dilanjutkan dengan pengendalian

Apabila mahasiswa tsb ditetapkan dalam status Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh fasyankes dan diminta untuk kembali ke kampus, maka mahasiswa tersebut kembali ke kamar