• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan dalam penelitian ini berisi: (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan dalam penelitian ini berisi: (1) Latar Belakang, (2) Rumusan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam penelitian ini berisi: (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi Istilah.

1.1 Latar Belakang

Perasaan seperti senang, sedih, malu ataupun marah selalu menyertai dan mewarnai kehidupan setiap individu. Perasaan-perasaan itu biasa disebut sebagai emosi. Emosi merupakan perasaan intens pada diri individu yang ditujukan sebagai suatu respon atas kedaan ataupun situasi tertentu. Manizar (2016:2) mendefinisikan emosi sebagai respon yang lengkap dan mengandung aktivitas berkedudukan tinggi sehingga memicu perubahan perilaku setiap manusia. Oleh karena itu, biasanya emosi hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya. Meskipun demikian, individu lain juga dapat merasakan apabila emosi diekspresikan dan diwujudkan oleh pelakunya melalui berbagai bentuk, salah satunya adalah bahasa.

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Karena pada dasarnya bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dan bermasyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Chaer (2013:1) mengemukakan bahwa bahasa adalah seperangkat lambang bunyi yang arbitrer. Dengan artian bahwa bahasa tidak memiliki hubungan yang terikat dengan kata yang menandai suatu benda atau konsep tertentu, karena makna kata dalam bahasa satu tentu berbeda dengan bahasa lain. Fakta yang ditunjukkan oleh pernyataan tersebut terlihat dari penggunaan subtitle, atau metode alih bahasa yang ada dalam suatu tayangan berbahasa asing. Misalnya, kata dalam bahasa asing yang semula bermakna umum

(2)

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata bermakan khusus dan bahkan sebaliknya. Pernyataan tersebut semakin memperjelas bahwa kata atau leksem bahasa yang dimiliki oleh semantik dapat bermakna luas dan tidak terbatas jika dihubungkan dengan konteks sosial budaya masyarakat pemakai bahasa.

Berbicara mengenai emosi dan bahasa dalam semantik merupakan hal menarik, karena masing-masing individu cenderung mengungkapkan emosi yang dialami dengan menggunakan berbagai kata ekspresif. John Locke (dalam Aminuddin, 2015:21) mengungkapkan jika pemakaian kata dapat diartikan sebagai penanda bentuk gagasan tertentu karena bahasa merupakan instrumen pikiran yang mengacu pada suasana maupun realitas tertentu. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa leksem bermakna emosi adalah alat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau suasana hati yang dialami oleh manusia.

Leksem emosi umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ada pada sinetron atau drama yang kerap ditayangkan oleh berbagai program televisi.

Leksem emosi dalam sinetron atau drama hadir sebagai penunjang perasaan, ekspresi tubuh maupun mimik muka yang dibawakan oleh aktor, sehingga sentimental penonton dapat dipermainkan dengan begitu baik. Namun meskipun demikian, penggunaan leksem emosi yang memiliki kedekatan makna satu sama lain dalam sinetron atau drama satu sama lain kerap dikesampingkan dan bahkan dianggap serupa. Padahal diantara leksem-leksem emosi yang memiliki kedekatan makna tersebut menggambarkan nuansa-nuansa berbeda, hingga terciptalah suasana yang dramatis dan sentimental. Salah satu drama yang dikenal mampu

(3)

mengoyak sentimental masyarakat global saat ini adalah drama Korea atau yang lebih akrab disebut dengan istilah “Drakor.”

Jalan cerita menarik yang mampu menggaet emosional penonton menjadi alasan umum bagi para penggemar drama Korea. Namun tidak sedikit juga yang memaparkan bahwa peran aktorlah yang menjadi alasannya. Meskipun demikian, kepopuleran drama korea ini juga dipengaruhi oleh jumlah episode yang ditayangkan. Drama korea rata-rata berisi 16 hingga 20 episode, sehingga para penikmat tidak perlu banyak menghabiskan waktu dalam merampungkan satu judul drama. Dilansir dari CNN Indonesia (2020), Crash Landing on You merupakan salah satu drama Korea yang paling banyak menyita perhatian dari para penggemar diawal tahun 2020. Bagaimana tidak, drama yang dibintangi oleh Hyun Bin dan Son Ye Jin ini mampu memecahkan rating sepanjang sejarah tayangan TVN, yaitu sebesar 21,6%. Tidak hanya itu, diakhir tayangannya Crash Landing on You bahkan sempat menjadi trending topic diberbagai negara. Di

balik kesuksesannya, ternyata Crash Landing on You pernah menuai berbagai kontroversi. Bahkan menurut Ayoe (dalam, Matamata.com), Partai Liberal Kristen telah melayangkan gugatannya pada TVN karena Crash Landing on You dianggap melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional (NSA) yang dinilai terlalu memuliakan Korea Utara.

Kepopuleran Crash Landing on You, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: 1) Mengangkat kisah cinta antara negara yang sedang bersitegang antara Korea Selatan dan Korea Utara. 2) Diperankan oleh Hyun Bin dan Son Hye Jin sebagai pemeran utama. 3) Menampilkan kehidupan sehari-hari masyarakat Korea Selatan dan Korea Utara yang bertolak belakang. 4) Menghadirkan pemeran

(4)

pendukung yang tidak kalah populer, seperti Seo Ji Hye dan Kim Jung Hyun. 5) Mampu menghadirkan aktor-aktor populer sebagai cameo, seperti Kim Soo Hyun, Choi Ji Woo, Ha Seok Jin, dan lain sebagainya. 6) Mampu menggaet sederet musisi papan atas Korea Selatan untuk mengisi original soundtrack, seperti halnya Yoon Mirae, Crush, IU, dan lain sebagainya. 7) Penggunaan teknik sinematografi yang berkualitas, mulai dari pemilihan komposisi warna, sudut pandang maupun penggunaan efek-efek lain, (Kumalasari, 2020). Oleh sebab itu, drama bergenre romance comedy tersebut dinilai publik sebagai salah satu serial yang paling dinanti-nantikan setiap minggunya.

Dalam serial drama Korea, leksem bermakna emosi mempunyai peranan penting untuk menunjang emosional para penggemarnya. Maka dari itu, biasanya penggemar mancanegara akan menggunakan subtitle atau metode alih bahasa untuk memahami dengan baik setiap kata yang ada dalam drama. Meskipun kedudukan kata bermakna emosi tergolong penting untuk membangun suasana dalam drama, sebagian besar penonton justru tidak begitu memperhatikan perubahan suasana yang halus. Perubahan suasana yang gagal dipahami oleh penonton biasanya disebabkan karena penerjemah bahasa menggunakan kata bermakna emosi yang memiliki kedekatan makna dalam sistem tata bahasa.

Salah satu penerjemah atau translator drama Korea yang sangat konsisten dan produktif dalam mengunggah setiap subtitle garapannya adalah Sultan Khilaf.

Saat ini drama korea yang telah diterjemahkannya telah mencapai ratusan judul.

Hasil terjemahan Sultan Khilaf terkenal ringan dan mudah dipahami, oleh sebab itu tidak heran apabila karyanya banyak diminati oleh kalangan pecinta drama Korea. Beberapa contoh drama Korea yang pernah diterjemahkannya antara lain

(5)

adalah, While You Were Sleeping (2017), Memories Of Alhambra (2018), Welcome To Wakiki (2018), Hotel Del Luna (2019), Vagabond (2019) dan lain

sebagainya.

Kajian makna pada leksem emosi serial dalam drama Crash Landing on You yang telah dialih bahasakan sangat menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Hal

tersebut dipengaruhi oleh penilaian para penggemar yang menyatakan bahwa Crash Landing on You merupakan salah satu drama yang mampu mengoyak

emosional para penontonnya (Apriliani, 2020). Oleh sebab itu, dapat dipastikan jika penggunaan leksem-leksem emosi dalam drama tersebut sangat umum dijumpai. Keumuman leksem emosi yang digunakan tentu melatarbelakangi adanya pemakaian leksem-leksem yang bertumpang tindih dalam sistem tata bahasa. Oleh karena itu, diperlukan analisis komponensial makna untuk membedah leksem-leksem emosi tersebut.

Penggunaan teori analisis komponensial makna dan relasi makna tersebut penting dilakukan, mengingat keberadaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belum mampu untuk mendefinisikan maupun mendeskripsikan secara detail kata- kata bermakna emosi. Komponen pembeda antar kata bermakna emosi yang memiliki kedekatan makna tidak digambarkan secara utuh, bahkan keberadaannya cenderung dapat saling menggantikan. Maka dari itu, kesesuaian konteks sangat penting dalam pemaknaan leksem emosi, karena penggunaan leksem tersebut hanya dapat dimaknai apabila berada dalam konteks kalimat maupun situasi yang tepat.

Penelitian sejenis ini sebelumnya pernah dilakukan oleh penulis lain, sehingga penulis dapat melakukan berbagai perbandingan khususnya pada objek

(6)

maupun fokus penelitian. Bahan pembanding tersebut antara lain: (1)“Medan Makna Ranah Emosi dalam Bahasa Indonesia” yang telah diteliti oleh Pramanik (2005). (2) “Relasi Leksikal pada Leksem Emosi dalam Novel Pulang Karangan Tere Liye: Suatu Kajian Semantik” yang diteliti oleh Eliyanti (2017).

(3)“Meneroka Konfigurasi dan Relasi Leksikal Leksem Sikap Batin Kemarahan dalam Bahasa Indonesia” yang diteliti oleh Zabadi (2020).

Pertama, penelitian yang telah dilakukan oleh Pramanik (2005) mengkaji kata bermakna emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Fokus kajian tersebut terletak pada penggunaan teori medan makna. Cakupan penelitiannya dibatasi pada tataran kata yang menunjukkan emosi dasar manusia. Sementara hasil kajiannya menunjukkan bahwa sifat dasar manusia terdiri dari 80 kata emosi, dan 78 diantaranya dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi semantisnya.

Hasil penelitian tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor penyebab terjadinya emosi, sehingga komponen-komponen diagnostiknya dapat ditentukan dengan tepat.

Kedua, penelitian Eliyanti (2017) yang memfokuskan kajiannya pada analisis relasi makna leksem emosi yang terdapat dalam novel Pulang karangan Tere Liye. Eliyanti menemukan sebanyak 48 leksem emosi, yang terdiri dari delapan ranah makna, yaitu ranah makna kesenangan (10 leksem), kesedihan (6 leksem), kemarahan (8 leksem), keheranan (4 leksem), kebencian (6 leksem), kesukaan (4 leksem), ketakutan (8 leksem), dan rasa malu (2 leksem). Dengan komponen makna pada setiap leksem emosi yang berada dalam satu ranah memiliki perbedaan makna dari segi komponen diagnostik, medan makna yang ditemukan memiliki hierarki atas bawah sejajar, relasi leksikal yang berada dalam

(7)

satu ranah berupa hiponimi dan sinonimi, serta makna semantis pada leksem emosi ditentukan oleh komponen makna yang bertanda (+) dan (±).

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Zabadi (2020) memfokuskan kajiannya pada relasi makna yang terkandung pada sikap batin kemarahan dalam bahasa Indonesia. Dalam Hasil penelitiannya, Zabadi menemukan sebanyak 11 leksem sikap batin kemarahan dengan konfigurasi leksikal yang memperlihatkan hubungan hierarki atas bawah sejajar sebagai fungsi hipernim-hiponim serta sinonim. Penelitian yang telah dilakukan oleh Zabadi ini berbeda dengan penulis.

Jika penelitian Zabadi memfokuskan objek kajiannya pada leksem yang menunjukkan sikap kemarahan, maka penelitian penulis memfokuskan kajiannya pada objek yang lebih luas yaitu leksem-leksem yang menunjukkan emosi dasar manusia. Tidak hanya itu pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis juga berbeda dengan yang dilakukan oleh Zabadi. Maka dari itu, dapat dipastikan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis akan berbeda dengan penelitian- penelitian yang ada.

Penelitian ini ditujukan untuk melengkapi tiga penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Pramanik (2005), Eliyanti (2017) dan Zabadi (2020) dengan penggunaan sudut pandang dan objek yang berbeda. Fokus kajian ini terletak pembedahan makna leksem emosi dengan pemakaian sudut pandang analisis komponen makna dan relasi makna yang didasarkan pada suasana emosional maupun konteks pemakaian leksem. Maka berdasarkan berbagai pertimbangan yang ada, penulis mengangkat judul “Deskripsi Makna Leksem Emosi dalam Serial Drama Korea Crash Landing on You” sebagai topik utama kajiannya.

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.1.1 Bagaimana analisis komponensial makna pada leksem emosi dalam serial drama Korea Crash Landing on You?

1.1.2 Bagaimana relasi makna pada leksem emosi dalam serial drama Korea Crash Landing on You?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan analis komponensial makna pada leksem emosi dalam serial drama Korea Crash Landing on You.

1.3.2 Mendeskripsikan relasi makna leksem pada emosi dalam serial drama Korea Crash Landing on You.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentu akan menyumbangkan berbagai kontribusi, baik secara teoritis ataupun praktis

1.4.1 Manfaat Teoretis

1) Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu referensi atau bahan pengembang teori linguistik mikro terkait kajian semantik, terutama pada pendekatan komponen dan relasi makna.

(9)

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi untuk memperkaya komponen-komponen diagnostik leksem emosi yang memiliki kedekatan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

2) Pembaca diharapkan mampu memahami konsep -konsep komponen makna dan relasi makna dalam leksem emosi. Dengan demikian kekeliruan penafsiran terkait leksem emosi yang memiliki kedekatan makna dapat diminimalisir.

3) Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi para penulis di masa mendatang yang mencoba untuk meneliti topik kajian serupa.

1.5 Definisi Istilah

Definisi istilah atas penelitian yang berjudul “Deskripsi Makna Leksem Emosi dalam Serial drama Korea Crash Landing on You Terjemahan” dapat dipaparkan menjadi berikut:

1.5.1 Semantik adalah salah satu bidang dalam keilmuan linguistik yang berusaha untuk mempelajari hubungan antara tanda dan lambang dengan referennya, Chaer (2013:2).

1.5.2 Makna adalah hubungan antara bahasa dengan unsur-unsur di luar bahasa yang telah disepakati bersama oleh para pemakainya, Grice (dalam Aminuddin 2015:53)

1.5.3 Emosi adalah suatu perasaan khas yang dialami oleh setiap mahluk hidup ketika dihadapkan pada suasana dan situasi tertentu, William James (dalam Daulay, 2014:152).

(10)

1.5.4 Leksem emosi adalah sebuah label verbal yang berfungsi untuk menggambarkan ekspresi dan status emosi yang sedang dialami oleh individu, Morgan (dalam Widhiarso & Hadiyono, 2010:153).

1.5.5 Analisis komponensial adalah metode yang digunakan untuk menguraikan hubungan antar leksem yang berada dalam satu medan secara detail, Pateda (2010:261)

1.5.6 Relasi makna adalah suatu hubungan yang terjadi pada masing-masing unit makna, Cruse (dalam Djajasudarma, 2016:111).

Referensi

Dokumen terkait

Limbah cair industri tekstil (mengandung logam Cr) yang dibuang ke lingkungan dapat mencemari lahan pertanian karena digunakan sebagai sumber air irigasi. Selain itu, pencemaran

Masalah paling mendasar dari model data panel dinamis adalah adanya korelasi antara variable lag endogen (yang berposisi sebagai variabel eksplanatori) dengan

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

BAB I Pendahuluan, bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan

Data penelitian adalah penggunaan prefiks, sufiks dan infiks yang terdapat dalam teks narasi karya siswa Tsanawiyah di sekolah Tha-it

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi