• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

RINI GUSNANDA 120904031 Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

RINI GUSNANDA 120904031 Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Rini Gusnanda NIM : 120904031

Judul Skripsi : Gaya Komunikasi Pemimpin Dan Disiplin Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris)

Dekan,

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.

NIP. 197409302005011002 Dosen Pembimbing,

Dra. Fatma Wardy Lubis, M.ANIP.196208281987012001

Ketua Departemen,

Dra.Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D NIP. 196505241989032001

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar.Jika di kemudian hari saya

terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Rini Gusnanda NIM : 120904031 Tanda Tangan :

Tanggal :

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Rini Gusnanda

NIM : 120904031

Departemen : Ilmu Komunikasi/Public Relations

Judul Skripsi : Gaya Komunikasi Pemimpin Dan Disiplin Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang Pengaruh

Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan

Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ……….. (………)

Penguji : ……….. (………)

Penguji Utama : ………(………...)

Ditetapkan di : ………

Tanggal : ………

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan segala puji dan syukur yang tidak hentinya saya lantunkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas segala curahan rahmat dan ridha-Nya yang tidak dapat saya hitung sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam saya ucapkan kepada baginda Rasulullah junjungan sekalian alam Muhammad sallallahu’alaihiwassalam yang telah menuntun ummatnya ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang dapat kita rasakan saat ini.

Skripsi ini disusun oleh peneliti untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya terima kasih yang sangat mulia saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Ayahanda Ali Marwah Hasibuan dan Ibunda Emmi Aisyah Rangkuti yang senantiasa mendo’akan dan meridhai saya untuk dapat menuntut ilmu pengetahuan lebih banyak lagi selama ini. Terimakasih atas semua kasih sayang yang diberikan, atas semangat dan kesabaran dalam mendidik dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, dan terima kasih juga kepada adik saya Muhammad Ihza Yunaldi Hasibuan berkat mereka peneliti terus mencoba dan mencoba untuk tetap menjadi contoh dalam berpikir, bertanggung jawab, dan bersikap dewasa dalam menatap masa depan dengan baik.

Tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan mungkin dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

(7)

3. Ibu Emilia Ramadhani, MA selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

4. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih banyak untuk beliau yang telah membimbing dan mengajari saya dari awal memulai skripsi sampai dengan menyelesaikannya.

5. Bapak dan Ibu dosen yang ada di lingkungan FISIP USU, khusunya Ilmu Komunikasi, atas pengajaran yang telah diberikan selama saya menjalani masa perkuliahan.

6. Kak Maya yang selalu bersedia membantu dalam hal administrasi di Departemen Ilmu Komunikasi.

7. Pihak UPT Terminal Terpadu Pinang Baris ketersediaannya untuk memberikan izin kepada saya untuk menjadikan UPT Terminal Terpadu Pinang Baris n sebagai subjek penelitian saya.

8. 88 responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian saya.

9. Elfri Rahayu Tampubolon, S.IKom, Rika Nafitri Bahari, S.IKom, Lia Sofiana Pakpahan, S.Ikom, Deby Muntyary, Laila Silvia, Rizal Ahmad, S.Pd, Olivia Agira Siagian, S.Ikom, Denny Daniel Partogi Manurung dan Muhammad Soleh Harahap, S.Ikom terimakasih telah menjadi sahabat yang ada disetiap keadaan, selalu ada untuk membantu dan memotivasi saya.

10. Putri Gita Aulia, Fitri Ramadhani, Argindo Pratama, S.Ikom, Indah N Handayani Tanjung, Herlina Pakpahan, S.Ikom, Desi Nathalia S.Ikom, Kanti Putri Nababan, dan Keiko Kimura terimakasih telah menjadi adik junior dan sahabat saya yang sangat baik selama masa perkuliahan berlangsung.

11. Teman-teman sesama Ilmu Komunikasi 2012, 2013, dan 2014 kelas A dan B. Terima kasih atas pengalaman yang telah kita jalani selama perkuliahan.

12. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, namun telah turut membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

(8)

Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati saya berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan skripsi ini serta memperdalam pengetahuan dan pengalaman saya. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, 2017

Rini Gusnanda

(9)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rini Gusnanda

NIM : 120904031

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Gaya Komunikasi Pemimpin Dan Disiplin Kerja Pegawai (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris)” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).

Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :Medan Pada Tanggal : Yang menyatakan,

(Rini Gusnanda)

(10)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Komunikasi Pimpinan terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi organisasi, pemimpin, kepemimpinan, dan teori disiplin.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap UPT Terminal Terpadu Pinang Baris yang berjumlah 88 orang, dengan menggunakan rumus total sampling diperoleh jumlah sample sebanyak 88 orang. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei-Juni 2017. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Studi Kepustakaan (Library Research) dengan cara menyebarkan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus uji koefisien tata genjang (Rangk-Order Corelation Coeficient) oleh Sperman atau Sperman’s Rho Rank-Order Correlation dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian diperoleh 0,000 < 0,005. Berdasarkan hasil korelasi dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman H0 di tolak jika < 0,005. Dengan demikian Ha diterima, yakni: Terdapat Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai.

Dari hasil korelasi menggunakan rumus koefisien korelasi oleh Spearman dengan skala Guilford gaya komunikasi pemimpin terhadap disiplin kerja pegawai adalah 0,965, yang artinya hubungan sangat tinggi dan kuat sekali. Dari hasil Uji Determinan Korelasi menunjukkan bahwa Terdapat Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin sebanyak 93,1%

terhadap Disiplin Kerja Pegawai di UPT Terminal Terpadu Pinang Baris dan pengaruhnya sangat tinggi dan kuat, selebihnya yakni sebesar 6,9%

Disiplin Kerja Pegawai di UPT Terminal Terpadu Pinang Baris dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Kata kunci: Gaya Komunikasi, Pemimpin, Disiplin Kerja

(11)

ABSTRACT

This study entitled Influence of Leader Communication Style to Working Discipline of Department of Transportation Service of Medan Technical Service Unit (UPT) Integrated Terminal Pinang Baris. The purpose of this study is to determine the influence of Communication Style of Leaders to Employee Discipline in the Department of Transportation Medan City Technical Implementation Unit (UPT) Terminal Integrated Pinang Baris. The theory used in this research is communication theory, organizational communication, leader, leadership, and discipline theory. Population in this research is all permanent employees of UPT Integrated Terminal Pinang Baris which amounted to 88 people, by using total sampling formula obtained by amount of sample counted 88 people. The research was conducted from May to June 2017. Data collection techniques used in this research in two ways, namely Research Field (Field Research) and Library Studies (Library Research) by distributing questionnaires.

Data analysis techniques used in this research is the analysis of a single table, cross table and hypothesis testing through test formula coefficient of governance parallelogram (circuit has-Order Correlation coeficient) by Spearman or Spearman's Rho Rank-Order Correlation using SPSS software version 20. The result this study obtained 0.000 <0.005. Based on the results of correlation by using the formula Correlation Coefficient by Spearman H0 in decline if <0.005.

Thus Ha accepted, namely: There is Influence of Leaders Communication Style on Employee Discipline. From correlation result using correlation coefficient formula by Spearman with Guilford scale leader communication style to employee work discipline is 0,965, which means very high relation and very strong. The correlation of the test results showed that There Determinants Influence Communication Style Leaders as much as 93.1% of the Work Discipline Employees UPT Integrated Terminal Pinang Baris and the effect is very high and strong, the rest of which is equal to 6.9% Work Discipline Employees UPT Integrated Terminal Pinang Baris can be influenced by other factors.

Keywords: Communication Style, Leaders, Work Discipline

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. PembatasanMasalah ... 10

1.4. Tujuan Penelitian ... 10

1.5. Manfaat Penelitian ... 11

BAB IIURAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori ... 12

2.1.1. Komunikasi ... 12

2.1.2. Komunikasi Organisasi ... 20

2.1.3. Pemimpin ... 34

2.1.4. Kepemimpinan ... 37

2.1.5. Disiplin Kerja ... 41

2.2. Kerangka Konsep ... 49

2.3. Operasional Variabel ... 50

2.4. Operasionalisasi Variabel ... 50

2.5. Definisi Operasional ... 51

2.6. Hipotesis ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 52

3.1.1. Sejarah UPT Terminal Terpadu Pinang Baris ... 52

3.1.2. Fasilitas UPT Terminal Terpadu Pinang Baris ... 55

(13)

3.1.3. Struktur Organisasi UPT Terminal Terpadu Pinang Baris ... 56

3.2. Metode Penelitian ... 56

3.3. Populasi dan sampel ... 57

a. Populasi ... 57

b. Sampel ... 57

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 57

a. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 57

b. Studi Kepustakaan (Library Research) ... 58

3.5. Teknik Analisis Data ... 58

3.5.1. Analisis Tabel Tunggal ... 58

3.5.2. Analisi Tabel Silang ... 58

3.5.3. Uji Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 61

4.2. Teknik Pengolahan Data ... 62

4.3. Analisis Tabel Tunggal ... 62

4.3.1 Karakteristik Responden ... 63

4.3.2 Gaya Komunikasi ... 64

4.3.3 Disiplin Kerja... 73

4.4 Analisis Tabel Silang ... 77

4.5 Pengujian Hipotesis ... 80

4.6 Pembahasan ... 82

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ... 84

5.2. Saran Responden Penelitian ... 85

5.3. Saran dalam Kaita Akademis ... 85

5.4. Saran dalam Kaitan Praktis ... 86

DAFTAR REFERENSI ... 87 LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Jabatan ... 64

Tabel 4.4 Gaya Komunikasi Controlling Style ... 65

Tabel 4.5 Gaya Komunikasi The Equalitarian Style ... 66

Tabel 4.6 Gaya Komunikasi The Structuring Style ... 68

Tabel 4.7 Gaya Komunikasi The Dynamic Style... 69

Tabel 4.8 Gaya Komunikasi The Relinguishing Style ... 71

Tabel 4.9 Gaya Komunikasi The Withdrawal Style ... 72

Tabel 4.10 Kompensasi ... 73

Tabel 4.11 Kualitas Disiplin Kerja... 74

Tabel 4.12 Konservasi Aturan... 74

Tabel 4.13 Kuantitas Pekerjaan... 75

Tabel 4.14 Memanfaatkan Waktu yang Diberikan Pimpinan Dengan Baik Berdasarkan Motivasi yang Positif ... 76

Tabel 4.15 Lokasi tempat Tinggal ... 77

Tabel 4.16 Hubungan Antara Gaya Komunikasi The Equalitarian Style terhadap Pemanfaatan Waktu ... 78

Tabel 4.17 Hubungan antara Gaya Komunikasi The Structuring Style terhadap Penyelesaian Tugas Tepat Waktu ... 79

Tabel 4.18 Tabel Uji Hipotesis ... 80

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Komunikasi... 14 Gambar 2.2 Model Teoritis ... 49 Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPT Terminal Terpadu Pinang Baris ... 56

(16)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain, orang yang bersangkutan tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu manusia cenderung untuk hidup berkelompok atau berorganisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan untuk berkelompok ini merupakan pertanda bahwa manusia memiliki keterbatasan dan bahkan sangat terbatas.

Keberadaan komunikasi dalam kehidupan ini sangat dibutuhkan. Karena dengan komunikasi kita bisa membentuk sebuah relasi dengan individu maupun kelompok lainnya, dan relasi tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial yang pasti dimiliki oleh masyarakat. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga, dan lain sebagainya. Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi. Disamping itu komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan, dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak- kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Komunikasi membuat cakrawala seseorang menjadi makin luas.

(17)

Komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan perubahan tersebut akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Menurut Liliweri (2014:373-374) ada dua fungsi komunikasi organisasi yaitu yang bersifat umum dan khusus, dibawah ini akan dijabarkan dua fungsi tersebut yakni :

1. Fungsi umum

a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya.

b. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan, ide, pendapat, dan fakta.

Termasuk juga menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan.

c. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan oleh orang lain yang “dijual” atau yang diceritakan orang lain tentang organisasi.

d. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memafaatkan sumber daya manusia, mengalokasikan manusia, mesin, metode dan teknik dalam organisasi.

2. Fungsi khusus

a. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organsasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah komando atau perintah.

b. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.

c. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani dan mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti.

Proses komunikasi seseorang dipengaruhi oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi adalah suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang dan gaya komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan tersebut berupa perbedaan ciri-ciri dan model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dan tanggapan yang diberikan pada saat berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi secara baik berkaitan dengan gaya

(18)

komunikasi yang digunakan. Menurut Sendjaja (1999:142), gaya komunikasi (communication style) adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi tersebut terdiri dari gaya komunikasi pengendalian (the controlling style), gaya komunikasi equalitarian (the equalitarian style) gaya komunikasi terstruktur (the structuring style) gaya komunikasi dinamis (the dinamic style), gaya komunikasi reliquishing (the reliquishing style) dan gaya komunikasi withdrawal (the withdrawal style).

Dalam kehidupan manusia di dunia, baik di dunia usaha maupun di dunia kerja harus mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama. Kerja sama dilakukan oleh beberapa orang (dua orang atau lebih), dalam berbagai kegiatan yang terarah pada tujuan tertentu. Dalam berorganisasi, faktor manusia adalah hal yang sangat penting. Hal ini wajar karena secara alamiah manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya berkelompok dan saling berintekrasi satu sama lain. Proses komunikasi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di dalamnya adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi.

Organisasi merupakan gabungan dari berbagai subsistem yang saling berhubungan, saling tergantung dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, semua subsistem dalam satu organisasi harus saling berinteraksi, bersinergi dan bekerja sama secara integral dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi dalam proses interaksi ini memegang peranan yang sangat vital dan signifikan guna menghubungkan dan membangun kesamaan makna antar subsistem organisasi. Setiap aktivitas untuk mencapai tujuan sistem yang dilakukan oleh semua subsistem dalam suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi. Robbin mendefinisikan organisasi sebagai sebuah bentuk kerjasama yang sistemik antara sejumlah orang memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Disebut kerjasama karena di dalamnya terbentuk jalinan, hubungan, relasi dan komunikasi antara sejumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi yang sama atau yang berbeda-beda (sub-sistem) lalu membentuk sebuah sistem untuk memenuhi tujuan (ideal dan konkret) yang telah disepakati bersama (Liliweri,2004:11).

(19)

Sesuai dengan pendapat Faules, korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi merupakan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan. Adanya interaksi antar sesama manusia dalam kelompok ataupun organisasi tersebut hasil dari sebuah proses komunikasi (Dalam Ruliana, 2014:20).

Sarah Trenholm dan Arthur Jensen mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran (Dalam Fajar,2009:31). Komunikasi merupakan saluran hubungan untuk melakukan dan menerima mekanisme perubahan, juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Peranan dan status setiap manusia dalam organisasi menentukan juga bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, dan bagaimana orang lain berkomunikasi dengan dia sesuai dengan status dan perannya dalam organisasi. Salah satu unsur dalam organisasi adalah pemimpin. Seorang pimpinan organisasi memiliki posisi dan peranan strategis dalam memanajemen dan menjalankan roda organisasi, sehingga setiap subsistem di dalam organisasi tersebut akan dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya masing-masing dalam organisasi tersebut. Pemimpin mempersatukan kelompok dengan satu tujuan dan komitmen yang bisa diterima dan disetujui oleh setiap anggota kelompok. Dengan demikian maka pimpinan organisasi harus memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain yang ada di sekitarnya untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang dikehendakinya (Dalam Kartono,2016:15).

Fidler mendefinisikan pemimpin adalah seseorang yang berada dalam kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama, sementara kepemimpinan menurutnya adalah kemampuan memberikan pengarahaan dan koordinasi kepada bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi serta kesediaan untuk menjadi penanggung jawab

(20)

utama dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan menurut Miftah Thoha (1993:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok (Dalam Masmuh, 2010:246-247).

Pemimpin melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama pemimpin dan bawahannya, seperti perubahan yang cepat, kompetisi yang ketat, globalisasi, perampingan organisasi, perubahan ekonomi, pemimpin organisasi dihadapkan pada tantangan yang lebih berat akibat kemajuan tekhnologi yang cepat. Tidak mudah menjadi seorang pemimpin dalam organisasi karena harus memahami berbagai macam karakter dan prilaku bawahan yang berbeda. Ini disebabkan karena yang dipimpin adalah manusia yang punya perasaan akal dan berbagai jenis dan sifatnya masing- masing. Dalam struktur perusahaan pemimpin berada pada strata teratas, sehingga dia bertanggungjawab terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan.

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, seorang pemimpin mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian, dan keteladanan untuk bawahannya (Dalam Kartono,2016:25). Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.

Richard L. Daft, (1999) mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawah banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif (Dalam Safaria,2004:3). Dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi, setiap pemimpin tidak bisa melepaskan diri dari proses komunikasi organisasi. Proses komunikasi dalam suatu organisasi dapat ditinjau dari komponen-komponen komunikasi yang membangunnya, meliputi: (a) komunikator (communicator), yaitu pemimpin organisasi sebagai penyampai pesan, (b) pesan (message), yaitu pesan atau

(21)

informasi yang disampaikan (c) saluran (channel), yaitu media yang digunakan untuk penyampaian pesan, (d) komunikan, yaitu para bawahan sebagai penerima pesan, dan (e) umpan balik (feedback), yaitu proses umpan balik antara komunikator dan komunikan setelah pesan disampaikan (Effendy,2000:12).

Menghadapi tantangan dan persaingan dunia saat ini, perusahaan yang ingin berkembang, membutuhkan kemampuan leadership ( kepemimpinan ) yang prima dan cara berkomunikasi yang tepat dari para atasannya atau pemimpinnya, di samping juga memiliki kemampuan teknis pada bidang pekerjannya. Dalam memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya sendiri-sendiri, terutama gaya komunikasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Selain itu, pemimpin pun harus mampu mengarahkan serta mempengaruhi perilaku seseorang untuk nencapai tujuan organisasi dalam situasi tertentu.

Joseph A.Devito mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi, di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.

Komunikasi informal adalah yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual (Dalam Masmuh,2010:6). Dalam sebuah organisasi formal didalamnya terdapat unsur- unsur dasar yaitu : pemimpin, pegawai, pekerjaan, struktur dan pedoman dalam perusahaan. Unsur-unsur tersebut merupakan sub-sub sistem yang saling terkait satu sama lain dan menjadi pendukung perusahaan sebagai sebuah sistem yang memiliki tujuan. Dalam pelaksanaan tugas dari masing-masing sub-sub sistem tersebut akan terjadi berbagai macam hubungan antara satu dengan yang lainnya yang kesemuanya termasuk dalam konteks komunikasi (Dalam Ruliana,2014:22)

Pegawai adalah salah satu sumber daya terbesar dalam sebuah perusahaan yang diposisikan sebagai bawahan. Salah satu tantangan yang cukup berat bagi seorang pemimpin adalah bagaimana memotivasi bawahan agar dapat bekerja penuh semangat dan bersedia mengerahkan seluruh kemampuannya yang terbaik

(22)

untuk kepentingan lembaga ataupun perusahaannya. Ada anggapan bahwa peningkatan kemampuan pegawai tidak perlu melalui kepemimpinan, tetapi cukup melalui motivasi dari diri mereka sendiri untuk maju, tetapi pandangan yang demikian itu tidaklah benar karena bagaimanapun tingginya motivasi seseorang untuk maju jika tidak didukung oleh pimpinannya tidak akan berhasil.

Komunikasi sangat berperan dalam organisasi. Karena setiap pekerjaan dan aktivitas menggunakan komunikasi. Jadi hendaknya dalam sebuah organisasi, seorang pemimpin haruslah memiliki komunikasi yang baik dalam memberikan tugas atau arahan kepada bawahannya, agar bawahannya tidak merasa seperti diperintah dan merasa senang diperlakukan oleh atasannya. Kesenangan yang dirasakan oleh bawahan akan berdampak pada pekerjaannya dan lebih bisa meningkatkan efektifitas kerjanya.

Singodimedjo mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi. Disiplin sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi. Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan organisasi. Dengan demikian apabila peraturan atau ketetapan yang ada dalam organisasi itu diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan memiliki disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya bila karyawan tunduk pada ketetapan organisasi, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik (Dalam Mangkunegara, 2013:10).

Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda, mesin , peralatan dan perlengkapan kerja yang disebabkan oleh ketidakhati-hatian, sendau gurau atau pencurian. Disiplin mencoba mengatasai kesalahan dan keteledoran yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan. Disiplin berusaha mencegah

(23)

permulaan kerja yang lambat atau terlalu awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Disiplin juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antarkaryawan dan mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah penafsiran (Dalam Mangkunegara, 2013:10).

Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respon yang dikehendaki. Meskipun bukan hal yang mustahil untuk menghindarkan kondisi- kondisi yang memerlukan disiplin itu lebih baik daripada program pendisiplinan yang memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi penting karena manusia dan kondisinya yang tidak sempurna seharusnya mempunyai tujuan yang positif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktivitas organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan maksimal.

Disiplin kerja dapat dilihat sebagai suatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas sehingga diperoleh hasil yang optimal. Disiplin kerja juga sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Adapun bagi karyawan yang diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan dapat melaksanakan tentang tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi.

Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain. Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka seorang pegawai akan ikut disiplin.

Tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seorang pegawai juga akan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit untuk lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai. Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin

(24)

pegawai adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai denga peraturan dari organisasi baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Disinilah Peranan pimpinan dalam suatu organisasi diperlukan, karena keberadaan pimpinan menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam berorganisasi. Tugas pemimpin yaitu melaksanakan fungsi- fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari:

merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.

Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Gaya komunikasi merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Kemampuan berkomunikasi seharusnya dimiliki oleh seorang pimpinan dari lembaga/organisasi. Gaya komunikasi pemimpin pada satu kelompok tertentu dapat diterapkan dan bisa juga tidak dapat diterapkan pada kelompok yang lain tergantung pada kharakteristik kelompok yang dipimpinnya.

Pemimpin tidak dapat memilih gaya mereka sesuka hati. Mereka menghadapi kendala oleh kondisi budaya yang ternyata diterapkan oleh pengikut mereka.

Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris berdiri sejak tahun 1993. Diresmikan pada tanggal 14 Oktober 1993 oleh Gubernur KPH TK.I Sumatera Utara H. Raja Inal Siregar.

Sebagai sebuah organisasi, Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris didalamnya terdiri dari kumpulan individu yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi dan saling melakukan kontak antara satu dengan yang lain. Untuk itu diperlukan pemimpin yang mampu memanajemen semua pegawainya. Peneliti mengamati bahwasanya

(25)

para pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris memiliki disiplin kerja yang kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyak pegawai yang terlambat dan keluar pada saat jam kerja, padahal disiplin kerja penting dalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

“Sejauhmana Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris”.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari s/d selesai.

2. Respoden penelitian ini adalah pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gaya komunikasi yang dilakukan oleh Pimpinan Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris.

2. Untuk mengetahui Disiplin Kerja Pegawai di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris.

3. Untuk mengetahui Sejauhmana Pengaruh Gaya Komunikasi Pimpinan terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris.

(26)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan teoritis dan keilmuan yang sudah didapat selama menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini mampu menjadi sumbangan pikiran dan kontribusi kepada mahasiswa, Dinas Perhubungan Kota Medan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Terpadu Pinang Baris ataupun pihak-pihak lain yang memberikan perhatian terhadap masalah yang berhubungan dengan gaya komunikasi pemimpin dan disiplin kerja.

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan dan menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan membuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian ini akan dibahas (Nawawi,2005:39). Berdasarkan hal tersebut, teori yang digunakan untuk melandasi penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Pemimpin, Kepemimpinan dan Disiplin Kerja.

2.1.1 Komunikasi

 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy,2005:9). Komunikasi juga diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi ( Cangara,2002:20 ).

Harold Lasweel memberikan pengertian komunikasi melalui paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya The Structure abd Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?” (Effendy,2005:10). Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu :

1. Who : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan

2. Says What : Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang 3. In Which Channel : Media; sarana atau saluran yang mendukung

pesan yang disampaikan

4. To Whom : Komunikan; orang yang menerima pesan

5. With What Effect : Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi

(28)

Paradigma lasswell tersebut mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dengan pengertian seperti itu, dapat menggambarkan bagaimana seharusnya berkomunikasi yang baik dalam proses komunikasi agar pesan dapat dipahami oleh komunikannya.

Penjelasan dari beberapa definisi komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi pada umumnya adalah suatu proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh komunikator dengan menggunakan media (dapat berupa alat penginderaan, media massa dan sebagainya) kepada komunikan yang pada akhirnya memiliki efek atau umpan balik. Dalam komunikasi, pemahaman makna pesan dari komunikator merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebab, jika pesan yang disampaikan begitu saja tanpa diketahui apa yang sebenarnya telah dimasukkan ke dalam pikiran kita, hal itu akan menjadi sia-sia karena kita sulit untuk mencerna makna yang dimaksud. Keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial, Kondisi lahiriah.

Menurut Lasswell, proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

(29)

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa dan media nirmassa (Dalam Effendy,2005:11-19).

Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.

Formula komunikasi oleh David K. Berlo pada tahun 1960-an (dalam Cangara,2002:23) menyatakan, komunikasi terjadi jika didukung dengan adanya

“SMCR”, yaitu Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima). Para ahli lainnya, seperti Charles Osgood, Gerald Miller dan Mevin L. De Fleur menambahkan unsur lain sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang ideal, yakni efek dan umpan balik. Sedangkan Joseph de Vito, K Sereno dan Erika Vora berpendapat bahwa faktor lingkungan juga penting dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.

Gambar 2.1

Proses Terjadinya Komunikasi

Sumber : (Cangara, 2002:24)

Untuk dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur

(30)

komunikasi. Adapun unsur atau elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi (dalam Cangara,2002:24-26) sebagai berikut:

1. Sumber atau komunikator. Komunikator merupakan manusia yang jumlahnya bisa satu orang, bahkan juga dalam bentuk kelompok seperti organisasi, partai dan lain-lain yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan komunikasinya. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya ide serta penuh dengan daya kreativitas. Apabila lebih dari satu orang, relatif saling kenal sehingga terdapat ikatan emosional yang kuat dalam kelompoknya, maka kumpulan banyak orang ini disebut dengan kelompok kecil. Apabila lebih dari satu orang atau banyak orang dan relatif tidak saling kenal secara pribadi sehingga ikatan emosionalnya kurang kuat maka disebut dengan massa atau kelompok besar.

2. Selanjutnya sumber mengirimkan pesan, baik secara tatap muka ataupun melalui media komunikasi. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak, seperti informasi, hiburan, propaganda, pujian dan lainnya. Maka untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, lambang, gerak-gerik, bahasa lisan dan bahasa tulisan. Suara, lambang dan gerak-gerik lazim digolongkan dalam pesan non-verbal sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan dikelompokkan dalam pesan verbal. Hal yang paling penting diperhatikan adalah pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh komunikan. Mengingat hal ini maka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bentuk pesan dan cara penyajian pesan termasuk juga penentuan saluran/media yang harus dilakukan oleh komunikator sebagai penyampai pesan.

3. Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media, ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. Media dalam komunikasi massa adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa juga dapat dibedakan atas dua macam yaitu media cetak dan media elektronik.

4. Penerima atau yang biasa kita sebut dengan komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih dan juga bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen terpenting dalam proses komunikasi

(31)

karena menjadi sasaran dari komunikasi. Dalam proses komunikasi dapat dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat adanya sumber.

5. Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Dalam komunikasi antarpribadi dan kelompok, efek dapat diamati secara langsung. Sebaliknya dalam komunikasi massa, efek tidak begitu mudah diketahui sebab selain sifat massa tersebar juga sulit dimonitor pada tingkat mana efek tersebut terjadi. Komunikasi massa cenderung lebih banyak mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang sedangkan komunikasi antarpribadi cenderung berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.

6. Umpan balik (feedback) sebagai jawaban atau tanggapan dari komunikan atau pesan dari komunikator. Pada dasarnya, umpan balik merupakan pesan juga, sebab berlangsungnya pesan dari komunikator ke komunikan akan berlanjut lagi kepada komunikator sebagai berhasilnya komunikasi yang terpelihara.

7. Lingkungan adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.

 Tujuan Komunikasi

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy,2005:8) ialah:

1) Mengubah sikap (to change the attitude)

2) Mengubah pendapat/ opini/ pandangan ( to change the opinion) 3) Mengubah perilaku (to change the behaviour)

4) Mengubah masyarakat (to change the society)

Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat mempengaruhi tindakan seseorang, misalnya seseorang anak yang memiliki sikap tidak patuh dan melawan kepada kedua orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya.

Sama halnya dengan mengubah opini, perilaku dan mengubah masyarakat.

Manusia dapat saling mengemukakan opininya dalam setiap kegiatan yang

(32)

dilakukan oleh masing-masing individu atau kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah perilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masyarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa, agar informasi-informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotong royong disebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antara penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat.

Sedangkan tujuan komunikasi (dalam Cangara,2002:22) adalah sebagai berikut :

1) Supaya yang disampaikan dapat dimengerti 2) Memahami orang

3) Supaya gagasan dapat diterima orang lain

4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan. Sebagai komunikator juga harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya dan tidak berkomunikasi dengan kemauan sendiri. Setelah paham akan komunikannya seorang komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh komunikan dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak. Setelah gagasan diterima oleh komunikan lalu hal yang selanjutnya dilakukan seorang komuikator yaitu menggerakkan komunikan dengan sesuatu, sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

(33)

 Bentuk Dasar Komunikasi

Komunikasi terbagi menjadi 2 bentuk dasar, yaitu : a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dimengerti kedua belah pihak, memiliki struktur teratur dan terorganisir dengan baik. Contoh : berdiskusi dengan teman, mempresentasikan proposal bisnis kepada klien.

Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek, yaitu : 1. Vocabulary

Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

2. Racing

Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

3. Intonasi suara

Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.

Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

4. Humor

Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

5. Singkat dan jelas

Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

6. Timing

Hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal dilakukan secara bahasa isyarat atau menggunakan gerak-gerik badan yang menunjukkan sikap tertentu, umumnya kurang terstruktur sehingga sulit dipelajari, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, melipat tangan, mengangkat bahu, dsb. Bentuk komunikasi non verbal adalah :

1. Bahasa isyarat

2. Ekspresi wajah

3. Sandi

4. Simbol-simbol

(34)

5. Pakaian-seragam

6. Warna

7. Intonasi suara

Komunikasi non verbal juga penting diketahui terutama dalam kaitannya dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang. Tujuan komunikasi non verbal adalah :

1. Memberikan informasi

2. Mengatur alur percakapan

3. Mengekspresikan emosi

4. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau melambangkan pesan- pesan verbal

5. Mengendalikan atau mempengaruhi seseorang

6. Mempermudah tugas-tugas khusus

Komunikasi Non Verbal mencakup aspek-aspek : 1. Ekspresi wajah

karena wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, maka ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

2. Kontak mata

Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

3. Sentuhan

Bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

4. Postur tubuh dan gaya berjalan

Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

5. Sound

Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

6. Gerak isyarat

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress (Dalam Fajar,2009:12).

(35)

Komunikasi tidak hanya terbatas pada hubungan antar pribadi, namun juga diterapkan dalam organisasi untuk menyelaraskan kepentingan dan keputusan dalam organisasi supaya dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal dapat membantu menentukan kredibilitas, kewibawaan, dan potensi kepemimpinan seseorang. Komunikasi dalam dunia bisnis harus dibentuk baik secara formal maupun non formal yang diarahkan untuk kepentingan internal dan eksternal perusahaan dengan lingkungan bisnisnya.

2.1.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi.

Berbicara tentang komunikasi organisasi tidak terlepas dari dua konsep utama yaitu komunikasi dan organisasi, ketika kita memahami komunikasi maka kita juga harus memahami organisasi dengan baik. Komunikasi terjadi dalam lingkup yang mempunyai struktur, karakteristik, serta fungsi tertentu yang mungkin mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri. Adanya pemahaman, interaksi, relasi dan transaksi yang terjadi antar manusia dalam organisasi itulah yang disebut komunikasi organisasi. Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian (Dalam Muhammad,2009:67).

Organisasi sebagai kerangka kerja dari suatu manajemen menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan karyawan. Oleh karena itu, komunikasi organisasi sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu organisasi.

 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam sebuah organisasi, komunikais yang efektif merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi. Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordiner kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

(36)

Zelko dan Dance menegaskan, bahwa jika manajer dan orang lain yang bertanggung jawab dalam organisasi bisnis ditanya mengenai berapa banyak hari kerja yang dihabiskan untuk berkomunikasi, jawabannya berkisar antara 89%

sampai 99% dengan kebanyakan menyatakan lebih dari 90%. (Stewart L. Tusb Sylvia Moss,1996:168) pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi adalah aktivitas yang amat penting dan tidak dipisahkan dari kehidupan makhluk di dunia, terutama ummat manusia (Dalam Masmuh,2010:73-74).

Adapun fungsi komunikasi dalam organisasi menurut Masmuh adalah sebagai berikut :

1. Fungsi produksi dan pengaturan

Artinya komunikasi yang paling terutama berhubungan dengan penyelesasian pekerjaan dan membantu organisasi mencapai tujuan produksi (produk, jasa-jasa dsb) adalah berorientasi pengaturan dan produksi. Contoh komunikasi produksi adalah informasi penjualan, pesan pengawasan mutu, anggaran, dan pesan-pesan kebijaksanaan dan pengaturan yang menunjukkan kepada para anggota organisasi mengenai bagaimana melaksanakan tugas-tugas mereka. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang memungkinkan para manajer dan para anggota organisasi untuk:

a. Menentukan sasaran dan tujuan b. Merumuskan bidang masalah c. Menilai prestasi

d. Mengkoordinir tugas-tugas yang secara fungsional saling bergantung e. Menentukan standard hasil prestasi

f. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus dilakukan, memberi perintah

g. Memberikan instruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaimana melaksanankan suatu perintah, mengembangkan prosedur, dan memahami kebijaksanaan

h. Memimpin dan mempengaruhi 2. Fungsi pembaharuan

Fungsi ini menjadikan organisasi dapat menyusaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk itu suatu organisasi membuat rencana-rencana baru, aktivitas-aktivitas baru, program- program baru, pengarahan yang baru, proyek-proyek yang baru dan saran-saran mengenai produksi baru. Rencana- rencana ini misalnya disampaikan pada waktu pertemuan-pertemuan, pemecahan masala, pembuatan rencana dan pada waktu rapat-rapat dengan anggota organisasi. Pesan yang disampaikan itu termasuk kategori pesan pembaharuan.

(37)

3. Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan.

Artinya aktivitas-aktivitas komunikasi yang menyangkut harga diri para anggota organisasi, imbalan dan motivasi pegawai, moral, hubungan antar-pribadi mereka dalam organisasi. Agar pegawai betah dalam suatu organisasi dan berprestasi memadai, mereka hendaklah memperoleh pengalaman menyenangkan dalam organisasi itu. Imbalan itu dapat berupa uang, prestise, status, pekerjaan menarik, identifikasi dengan produk organisasi, dan faktor kepuasan seperti terlibat dalam pengambilan keputusan. Komunikasi sosial meliputi informasi yang menunjang hubungan seseorang dengan lingkungan fisik dan manusia. Fungsi sosial dari komunikasi membantu membangun harapan bersama dengan para anggota-anggota organsiasi, harapan mengenai satu sama lain, pekerjaan yang akan dilaksanakan, bagaimana mengerjakan pekerjaan itu, dan kontek organisasional dan lingkungan dimana organisasi itu berada.

4. Fungsi tugas

Artinya aktivitas-aktivitas komunikasi yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi oleh anggota organisasi. Pesan ini mencakaup pemberian informasi kepada karyawan untuk melakukan tugas mereka secara efisien, seperti aktivitas pemberian latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan baru, penentuan tujuan dan aktivitas lainnya yang berkenaan dengan produksi, pelayanan pemasaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan output sistem yang di inginkan oleh organisasi.

5. Fungsi perintah

Artinya komunikasi memperbolehkan anggota organisasi membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Dua jenis komunikasi yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahaan dan umpan balik, dan tujuannya adalah berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut.

6. Fungsi relasional

Artinya komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara, misalnya, kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya keterampilan dalam hubungan antar personal yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati dan sebagainya.

7. Fungsi manajamen ambigu

Artinya pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misalnya motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi demikian juga dari sendiri; tujuan

(38)

organisasi tidak jelas, dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi. (Masmuh,2010:74).

 Komponen Komunikasi Organisasi

Dalam proses komunikasi organisasi, ada beberapa komponen yang penting untuk diperhatikan. Adapun komponenya adalah sebagai berikut:

1. Jalur komunikasi internal, eksternal, atas-bawah, bawah-atas, horizontal, serta jaringan.

2. Induksi, antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan dan prosedur, serta keuntungan para karyawan.

3. Saluran, anatar lain media elektronik (email dan internet), media cetak (memo, surat menyurat, bulletin) dan tatap muka.

4. Rapat, anatara lain briefing, rapat staf, rapat proyek, dan dengar pendapat umum.

5. Wawancara, anatara lain seleksi, tampilan kerja dan promosi karir (Muhammad,2007:10).

Komponen merupakan sesuatu yang mutlak harus ada dalam proses komunikasi agar kemunikasi berjalan dengan efektif. Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Komunikasi hanya bisa terjadi jika didukukng oleh adanya sumber (komunikan), pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur komunikasi ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Komponen komunikasi organisasi memperlihatkan bagaimana proses komunikasi organisasi mengikuti struktur organisasi dengan garis komando, tanggung jawab komunikasi yang horizontal dan diagonal untuk mengkomodasikan hubungan antara pekerjaan yang secara fungsional memerlukan koordinasi.

 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memudahkan, melaksanakan, dan melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koontz dalam arti yang lebih luas, tujuan komunikasi organisasi adalah untuk mengadakan perubahan dan untuk mempengaruhi tindakan ke arah kesejahteraan perusahaan. Sementara itu, Liliweri (2004:372-373) mengemukakan bahwa ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:

Gambar

Tabel 4.13  Kuantitas pekerjaan  No         Kuantitas pekerjaan     SS  S  KS  TS  STS F % F %  F  %  F  %  F  %
Tabel 4.18 Tabel Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pola distribusi lichenes pada Kawasaan Industri Medan adalah berkelompok dengan nilai tertinggi 62 pada spesies Parmelia glabratula dan pada Terminal Pinang Baris

Setelah melakukan evaluasi Penawaran untuk paket BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN DED TERMINAL PINANG BARIS (LANJUTAN) pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan,

Dampak-dampak dari Gaya komunikasi pemimpin dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung antara lain koordinasi antara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis kinerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta

Berdasarkan pengamatan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tampak bahwa dalam pelaksanaan kegiat- an sehari-hari, pegawai masih memerlu- kan adanya

Sedang mengadakan penelitian tentang “Analisa Permintaan Jasa Angkutan Kota Di Kota Medan Studi Kasus: Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris”. Saya mohon

Dampak-dampak dari Gaya komunikasi pemimpin dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung antara lain koordinasi antara

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap “Bagaimana Promosi yang telah dilakukan staf UPT Perpustakaan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru dalam meningkatkan jumlah pengunjung.