• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. Secara geografis Kota Batam terletak antara antara 0ᵒ ᵒ 15 00

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. Secara geografis Kota Batam terletak antara antara 0ᵒ ᵒ 15 00"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Gambaran Umum Kota Batam

Secara geografis Kota Batam terletak antara antara 0ᵒ 25’ 29’ “-1ᵒ 15’ 00”

Lintang Utara 103ᵒ 34’35” - 104ᵒ 26’ 04” Bujur Timur. Luas wilayah daratan Kota Batam mencapai 1.038,84 Km2 dan luas wilayah perairannya 2.791,09 Km2 total wilayah darat dan laut Kota Batam mencapai 3.848,97 Km2. Kota Batam memiliki topografi tanah yang relative datar dan sedikit perbuktian, kondisi ini sesuai dengan dengan jenis peruntukan lahan sebagai wilayah perkotaan. Berikut ini disebutkan batas- batas wilayah Kota Batam meliputi (Arsip SKPD Kota Batam) :

a. Bagian Utara Kota Batam berbatasan dengan selat Singapura dan Singapura b. Bagian Timur Kota Batam berbatasan dengan Pulau Bintan

c. Bagian Selatan Kota Batam berbatasan dengan Kabupaten Lingga d. Bagian Barat Kota Batam berbatasan dengan Kabupaten Kamrimun.

Kota Batam bearada pada jalur lalu lintas perdagangan internasional selat

malaka. Letak geografis wilayah Kota Batam juga sangat strategis karena berdekatan

dengan wilayah negara lain seperti Malaysia dan Singapura sehingga interaksi ekspor

dan impor antara Indonesia-Malaysia-Singapura akan lebih mudah. Selain itu, Kota

Batam merupakan salah satu Kota yang digunakan sebagai wilayah bisnis. Kota Batam

merupakan Kawasan Free Trade Zone yang artinya merupakan kawasan perdagangan

bebas, hal ini bertujuan untuk menarik minat sektor industri dan investor-investor dari

negara lain.

(2)

43

Kota Batam memliki jumlah polulasi penduduk yaitu 1.329.773 orang, terdiri dari 12 Kecamatan antara lain Kecamatan Nongsa, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Bulang, Kecamatan Galang, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Bengkong, dan Kecamatan Batam Kota serta terdiri dari 64 Kelurahan.

Penduduk di Kota Batam cenderung heterogen terdiri dari beragam suku antara lain suku melayu, suku Jawa, Batak, Minang, dan Tionghoa. Sedangkan suku asli penduduk Kota Batam ialah suku Melayu. 80% penduduk di Kota Batam merupakan pendatang dari daerah lain. Dengan keberagaman yang dimiliki Kota Batam mampu menciptakan kehidupan yang nyaman dan kondusif. Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Kota Batam adalah agama Islam sebanyak 71,56 % dari jumlah penduduk di kota Batam Kristen Protestan 18,11%, Budha 6,87%, katolik 3,27%, Konghucu 0,12%, dan Hindu 0,07%. Adapun visi misi yang dimiliki oleh Kota Batam yaitu :

Visi Kota Batam (Arsip SKPD Kota Batam) :

“Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Berdaya Saing, Mju, Sejahtera, dan Bermartabat”

Misi Kota Batam (Arsip SKPD Kota Batam) :

1. Mengembangkan Kota Batam sebagai kota pusat kegiatan industry,

perdagangan, pariwisata, kelautan dan alih kapal yang mempunyai akses ke

pasar global dalam suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh

(3)

44

infrastruktur, sistem transportasi, sistem teknologi, dan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau, dan nyaman.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan dan pembinaan UMKM, Koperasi, dan investasi yang didukung oleh iklim usaha yang kondusif berlandaskan supremasi hukum.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat hinterland dan masyarakat miskin melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan dan pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan masalah sosial.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ melalui peningkatan dan peerataan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan dan olahraga.

5. Menggali, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu dan budaya daerah lainnya serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis, bertoleransi, dan berbudi pekerti.

3.2 Gambaran Pelayanan Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan.

3.2.1 Tugas dan Fungsi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan PertamananKota Batam

Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan Kota Batam

memiliki tugas pokok dalam pelayanan pada bidang perumahan, permukiman

dan pertamanan serta tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota Batam.

(4)

45

Adapun fungsi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan Kota Batam antara lain (Renstra Perakimtan) :

1. Perumusan kebijakan dibidang perumahan rakyat, permukiman, dan pertamanan.

2. Pelaksanaan kebijakan dibidang perumahan rakyat, permukiman, dan pertamanan.

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang perumahan rakyat, permukiman, dan pertamanan.

4. Pelaksanaan administrasi dinas dibidang perumahan rakyat, permukiman, dan pertamanan.

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

(5)

46

3.2.2 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan

Pertamanan Kota Batam

Gambar.1 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan Kota Batam

Bidang Permukiman

Seksi Peningkatan Infrastruktur Permukiman Bidang

Perumahan

Seksi Rumah Umum &

Komersial

Seksi Rumah Khusus &

Swadaya Seksi Rumah

Susun

Seksi Penataan Kawasan

Seksi Perencanaan &

Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

UPT

Seksi Pemakaman

Seksi Pemeliharaan

Taman Seksi Pembangunan

Taman Bidang Pertamanan &

Pemakaman Subbag Program

& Keuangan

Subbag Umum

& Kepegawaian

Sekretaris

Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala Dinas Perkim

(6)

47

3.2.3 Visi Misi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan

Kota Batam

Visi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Pertamanan Kota Batam :

“Terwujudnya Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Ruang Terbuka Hijau yang Tertata, Nyaman, dan Berkelanjutan.”

Misi Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan Kota Batam :

1. Mewujudkan tata kelola dinas yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel.

2. Meweujudkan pengelolaan dan penataan perumahan, kawasan permukiman beserta sarana dan prasarana pendukung yang berkualitas dan berkelanjutan.

3. Meweujudkan pengelolaan dan penataan pertamanan, ruang terbuka hijau serta pemakaman yang nyaman, asri, dan berwawasan lingkungan.

3.3 Gambaran Umum Kelurahan Tiban Baru

Kelurahan Tiban Baru merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Sekupang Kota Batam. Kecamatan Sekupang memiliki fungsi primer sebagai wilayah industry ringan dan wilayah pelabuhan, sedangkan fungsi sekundernya sebagai wilayah permukiman, jasa, dan transportasi. Kelurahan Tiban Baru memiliki luas wilayah 3,89 Km2, berada pada 1,1148 LU dan 103,96900 BT. Adapun batasan wilayah dari Kelurahan Tiban Baru yaitu :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Patam Lestari

b. Sebelaah Selatan : Kecamatan Batu Aji

c. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Riau

(7)

48

d. Sebelah Timur : Kelurahan Tiban Lama

Masyarakat yang ada di Kelurahan Tiban baru terdiri dari beragam suku yaitu ada Melayu, Jawa, Batak, dan Minang. Suku asli masyarakatnya ialah suku melayu dan mayoritas penduduknya adalah pendatang dari daerah-daerah lain. Masyarakat Kelurahan Tiban Baru termasuk masyarakat perkotaan yang bersifat heterogen.

Pekerjaan masyarakatnya juga beragam dengan didominasi sebagai karyawan swasta atau buruh.

Secara administratif, Kelurahan Tiban Baru memiliki 21 Rukun Warga (RW) dan 88 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk Kelurahan Tiban Baru ialah 25.136 jiwa, terdiri dari 12.539 jiwa Laki-laki dan 12.597 jiwa Perempuan. Mayoritas penduduk Kelurahan Tiban Baru menganut ajaran Islam dengan jumlah 21.192 jiwa, diikuti oleh Protestan sebanyak 2.720 jiwa, Katolik sebanyak 362 jiwa, dan Hindu sebanyak 24 jiwa.

Melalui data kependuduk tersebut Kelurahan Tiban Baru termasuk wilayah padat penduduk, maka kepadatan penduduk tersebut akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan akan hunian dan sarana prasarana pendukung dilingkungan permukiman.

Salah satu kebutuhan dasar dari permukiman adalah infrstruktur dasar seperti jalan, saluran air, air bersih dan lain sebagainya. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat tersebut menuntut pemerintah untuk memenuhi kebutuhan permukiman.

(8)

49

3.4 Gambaran Umum Permasalahan Permukiman di Kota Batam

Kepadatan penduduk terjadi setelah Kota Batam dikembangkan menjadi kota industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata, salah satu wilayah yang termasuk padat penduduk adalah Kelurahan Tiban Baru. Banyak masyarakat dari daerah lain menganggap kota batam adalah kota yang tepat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Migrasi yang pesat memiliki dampak pada aspek sosial ekonomi, tata ruang, bahkan mampu mempengaruhi kualitas lingkungan. Semakin banyak jumlah penduduknya akan semakin bertambah pula kebutuhan perkotaan salah satunya ialah perumahan atau permukiman. Setiap tahunnya Kota Batam mencatatkan peningkatan penduduk rata-rata 100.000 jiwa setiap tahunnya dengan 65 % berasal dari luar wilayah Kota Batam dan 35 % dari angka kelahiran.

Secara umum, di wilayah Kota Batam terdapat beberapa permasalahan mengenai permukiman antara lain :

1. Tidak meratanya penyebaran penduduk, penduduk di kota batam cenderung bertempat tinggal di wilayah kota sedangkan persediaan lahan sangat terbatas.

2. Masih banyaknya rumah liar yang disebabkan adanya pengembangan Kota Batam sebagai kota industri serta harga rumah yang masih relatif tinggi.

Tercatat pada tahun 2016 terdapat 40.064 rumah liar di Kota Batam.

3. Kurang siapnya pemerintah dalam mengontrol ketersediaan infrastruktur permukiman, sehingga banyak muncul kawasan-kawasan kumuh.

4. Kurangnya pemerataan pembangunan infrastruktur dasar permukiman.

(9)

50

Kebutuhan permukiman harus direncanakan dengan teliti, karena kebutuhan akan permukiamn terus meningkat tiap tahunnya. Dengan adanya permasalahan- permasalahan yang disebutkan diatas membuat pemerintah harus meningkatkan kebutuhan akan infrastruktur permukiman sehingga hal tersebut mampu mendukung aktifitas sehari-hari masyarakat.

Secara umum, setiap wilayah memiliki permasalahan sarana dan prasarana permukiman yang sama termasuk di Kelurahan Tiban Baru, apabila permasalahan tersebut tidak diperhatikan maka dikhawatirkan akan memunculkan lingkungan kumuh dan tidak sehat, serta dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dari masyarakat setempat.

Pemerintah Daerah tentunya memiliki kebijakannya masing-masing dalam mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah Pemerintah Kota Batam, dalam hal ini pemerintah Kota Batam menggunakan pendekatakan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan infrastruktur permukiman dengan Program PM-PIK. Adapun peraturan- pertauran yang yang berkaitan dengan pemberdayaan masyakarat dan peraturan mengenai perumahan dan kawasan permukiman sebagai berikut.

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1)

2. Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

4. Peraturan Pemerintah No.14 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

(10)

51

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.130 Tahun 2018 tentang Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan

6. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau No.24 Tahun 2014 tentang Percepatan Pemerataan Pembangunan Desa/Kelurahan di Provinsi Kepulauan Riau

7. Peraturan Daerah Kota Batam No.8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2016-2021.

8. Peraturan Walikota Batam No.38 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Kota Batam.

9. Peraturan Walikota Batam No.11 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Kota Batam.

Referensi

Dokumen terkait

1 The writer used the experimental design because the writer wanted to measure the effectiveness of using personal vocabulary notes in..

seluruh pesefia dengan ini diumumkan Daftar Pendek Calon Pesefta Seleksi Sederhana yang memenuhi syarat.. Bagi Konsultan yang lulus prakualifikasi akan diundang

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor: }27ll}lPokja 5lPTOl20l2 Tanggal 19 April 2012, maka dengan ini diumumkan Pemenang Pelelangan untuk

[r]

Kecurangan para wajib pajak bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya dengan cara tidak melakukan transaksi dengan sistem (manual) serta tanpa mencetak nota

Berkaitan dengan latarbelakang di atas, penelitian dilakukan di MI Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang, karena Madrasah tersebut merupakan salah satu MI Swasta di

Dinas Tata Kota DKI Jakarta (2010 ), Jakarta City Planning Gallery : Jakarta Masa Lalu, Sekarang, dan yang Akan Datang.. Jakarta : Dinas

[r]