• Tidak ada hasil yang ditemukan

BILANGAN DOMINASI DARI GRAF-GRAF KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BILANGAN DOMINASI DARI GRAF-GRAF KHUSUS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dwi Agustin Retno Wardani1,2, Ika Hesti Agustin1,2, Dafik1,3

1CGANT - Universitas Jember

2Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember

3Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto

[email protected] Abstract

Dominating number γ(G) adalah kardinalitas terkecil dari sebuah domina- ting set. Nilai dari dominating number selalu γ(G) ⊆ V (G). Dominating setmerupakan suatu konsep penentuan suatu titik pada graf dengan keten- tuan titik sebagai dominating set mengcover titik yang ada disekitarnya dan seminimal mungkin dengan ketentuan graf sederhana yang tidak memi- liki loop dan sisi ganda. Diberikan graf G dengan V titik dan E sisi, mis- alkan D merupakan subset dari V . Jika setiap titik dari V − D saling adjacentsedikitnya dengan satu titik dari D, maka D dikatakan dominating setdalam graf G. Artikel ini akan membahas dominating set pada beber- apa graf khusus diantaranya adalah Graf Bunga (F ln), Graf Gunung Berapi n), Graf Firecracker (Fn,k), Graf Pohon Pisang (Bn,m) dan Graf tunas kelapa (CRn,m).

Key Words: dominating set, dominating number.

Pendahuluan

Teori graf merupakan cabang ilmu matematika diskrit yang banyak pene- rapannya dalam berbagai bidang ilmu seperti engineering, fisika, biologi, kimia, arsitektur, transportasi, teknologi komputer, ekonomi, sosial dan bidang lainnya.

Teori graf juga dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan persoalan - persoalan, seperti Travelling Salesperson Problem, Chinese Postman Problem, Shortest Path, Electrical Network Problems, Graph Coloring, dan lain-lain [9].

Dominating number dinotasikan γ(G) adalah kardinalitas minimum dari sebuah dominating set yang merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Nilai dari dominating number selalu γ(G) ⊆ V (G). Mengenai batas atas dari dominating number adalah banyaknya titik pada graf. Ketika paling sedikit satu titik yang dibutuhkan untuk himpunan dominasi di graf, maka 1 ≤ γ(G) ≤ n untuk setiap graf yang berordo n. Diketahui graf G = (V, E). Misalkan D merupakan subset dari V . Jika setiap titik dari V − D saling adjacent sedikitnya dengan satu titik dari D, maka D dikatakan himpunan dominasi dalam graf G [6].

Himpunan dominasi minimal adalah himpunan dominasi yang tidak ada titik yang dapat dihilangkan tanpa mengubah dominasinya. Himpunan kebe- basan independent set dari graf G adalah suatu himpunan titik - titik dengan

(2)

tidak ada dua titik dalam himpunan yang saling berdekatan (adjacent). Bilangan kebebasan independent number merupakan kardinalitas terbesar dari himpunan kebebasan dan dinotasikan dengan β(G). Himpunan kebebasan maksimal adalah himpunan kebebasan yang tidak ada titik lainnya dapat ditambahkan kedalam- nya tanpa mengubah kebebasannya [4].

Penelitian terkait dominating set berkembang cukup pesat [7] [8][1][10].

Dalam penelitian ini mengembangkan dominating set pada beberapa graf khusus diantaranya adalah Graf Bunga (F ln), Graf Gunung Berapi (ϑn), Graf Fire- cracker (Fn,k), Graf Pohon Pisang (Bn,m) dan Graf tunas kelapa (CRn,m).

Teorema yang Digunakan

Teorema mengenai batas atas dan batas bawah dari dominating set yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Theorem 1 [5] Untuk sebarang graf G,

1+∆(G)p ⌉ ≤ γ(G) ≤ p − ∆(G) Keterangan:

p = Banyaknya titik

∆(G)= Derajat Terbesar γ(G) = Dominating N umber

Bukti: Misalkan S adalah sebuah γ − set dari G. Pertama, kita andaikan batas bawah. Setiap titik dapat sebagai dominating set dan ∆(G) ke titik yang lain. Berakibat, γ(G) ≥ ⌈1+∆(G)p ⌉. Untuk batas atasnya, misalkan v adalah titik dengan derajat maksimum ∆(G). Maka v sebagai dominating set N [v]

dan titik di V − N [v] merupakan dominating set mereka sendiri. Berakibat, V − N [v] merupakan dominating set dengan kardinalitas n − ∆(G), sehingga

γ(G) ≤ n − ∆(G). 2

Hasil Penelitian

Di bagian ini akan di bahas mengenai pengembangan dominating number pada graf khusus meliputi Graf Bunga (F ln), Graf Gunung Berapi (ϑn), Graf Fire- cracker (Fn,k), Graf Pohon Pisang (Bn,m) dan Graf tunas kelapa (CRn,m). Se-

(3)

belum mencari dominating setnya akan dicaei terlebih dahulu definisi himpunan titik dan sisinya [2][3].

3 Teorema 1 Misal G = F ln untuk n ≥ 2 maka dominating number dari graf bunga γ(F ln) = 1

Bukti: Graf bunga (F ln) memiliki V (F ln) = {A, xi, yi; 1 ≤ i ≤ n} dan E(F ln) = {Axi; 1 ≤ i ≤ n}S

{Ayi; 1 ≤ i ≤ n}S

{xixi+1; 1 ≤ i ≤ n}S

{xnx1,1 ≤ i≤ n}S

{xiyi; 1 ≤ i ≤ n} serta p = |V | = 2n + 1, q = |E| = 4n dan ∆F ln= 2n.

Berdasarkan Teorema 1 dinyatakan bahwa ⌈1+∆F lp

n⌉ ≤ γ(F ln) ≤ p − ∆F ln. Disubstitusikan nilai p dan ∆F ln sehingga diperoleh 1 ≤ γ(F ln) ≤ 1. Pilih dominating set D= {A}. Sehingga |D| = 1. Terbukti bahwa γ(F ln) = 1 2

3 Teorema 2 Misal G = ϑn,m untuk n ≥ 3 dan m ≥ 1 maka γ(ϑn,m) = ⌈n3⌉ Bukti: Graf gunung berapi ϑn,m memiliki V = {xi, yj; 1 ≤ i ≤ n, 1 ≤ j≤ m} dan E = {xixi+1; 1 ≤ i ≤ n − 1} S

{xnx1} S

{x1yj; 1 ≤ j ≤ n} serta p= |V | = n + m, q = |E| = n + m − 1 dan ∆ϑn,m= m + 2. Berdasarkan Teorema 1 dinyatakan bahwa ⌈1+∆ϑp

n,m⌉ ≤ γ(ϑn,m) ≤ p − ∆ϑn,m. Disubstitusikan nilai p dan ∆ϑn,m sehingga diperoleh 1 ≤ γ(ϑn,m) ≤ 1. Pilih dominating set D = {x1, x3i−2; dimana1 ≤ i ≤ ⌈n3⌉} sehingga |D| = ⌈n3⌉. Terbukti bahwa γ(ϑn,m) =

n3⌉. Untuk total dominating set, pilih D = {x1, xn, x3i−1, x3i−2; 1 ≤ i ≤ n3⌉}

sehingga |D| = 2⌊n3⌋ + 1. Terbukti bahwa γtn,m) = 2⌊n3⌋ + 1. 2

3 Teorema 3 Misal G = Fn,k untuk n ≥ 1 maka dominating number dari graf firecracker γ(Fn,k) = n

Bukti: Graf firecracker (Fn,m) memiliki V (Fn,k) = {xi,j; 1 ≤ i ≤ n, 1 ≤ j ≤ m} dan E(Fn,m) = {xixi,j; 1 ≤ i ≤ n, 1 ≤ j ≤ m} S

{xi,1xi+1,1; 1 ≤ i ≤ n − 1}

serta p = |V | = nm + n, q = |E| = nm + n − 1 dan ∆Fn,m= n. Berdasarkan Teo- rema 1 dinyatakan bahwa ⌈1+∆Fp

n,m⌉ ≤ γ(Fn,m) ≤ p − ∆Fn,m. Disubstitusikan nilai p dan ∆Fn,m sehingga diperoleh n ≤ γ(Fn,m) ≤ nm. Pilih dominating set D= {xi; 1 ≤ i ≤ n} sehingga |D| = n. Terbukti bahwa γ(Fn,m) = n. 2

3 Teorema 4 Misal G = Bnm untuk n ≥ 2 dan m ≥ 3 maka dominating number dari graf pohon pisang γ(Bnm) = n + 1

(4)

Bukti: Graf pohon pisang (Bnm) memiliki V (Bnm) = {p, xi,j; 1 ≤ i ≤ n; 0 ≤ j ≤ m} dan E(Bnm) = {pxi,j−1; 1 ≤ i ≤ n; 0 ≤ j ≤ m}S

{xixi,j; 1 ≤ i ≤ n; 1 ≤ j ≤ m} serta p = |V | = n(m + 1) + 1, q = |E| = n + nm dan ∆Bnm= m.

Berdasarkan Teorema 1 dinyatakan bahwa ⌈1+∆Bp

nm⌉ ≤ γ(Bnm) ≤ p − ∆Bnm. Disubtitusikan nilai p dan ∆Bnm sehingga diperoleh n + 1 ≤ γ(Bnm) ≤ n(m + 1) + 1 − m. Pilih dominating set D = {P, xi; dimana 1 ≤ i ≤ m} sehingga

|D| = n + 1. Terbukti bahwa γ(Bnm) = n + 1. 2

3 Teorema 5 Misal G = CRn,m untuk n ≥ 3 maka dominating number dari graf tunas kelapa γ(CRn,m) = ⌈n3

Bukti: Graf tunas kelapa CRn,m memiliki V (CRn,m) = {xi; 1 ≤ i ≤ n, yi; 1 ≤ i ≤ m, Z} dan E(CRn,m) = {xixi+1; 1 ≤ i ≤ n}S

{yiyi+1; 1 ≤ i ≤ m}S

{xnx1}S

{xnxZ}S

{xny1}S

{xnyi+1; 1 ≤ i ≤ m}S

{xnym} serta p = |V | = m+ n + 1, q = |E| = n + 2m dan ∆CRn,m = m + 3. Berdasarkan Teorema 1 dinyatakan ⌈1+∆CRp

n,m⌉ ≤ γ(CRn,m) ≤ p − ∆CRn,m. Disubstitusikan nilai p dan ∆CRn,m sehingga diperoleh ⌈n3⌉ ≤ γ(CRn,m) ≤ n − 2. Pilih dominating set D = {x1, x3i−2; dimana1 ≤ i ≤ ⌈n3⌉} sehingga |D| = ⌈n3⌉. Terbukti bahwa

γ(CRn,m) = ⌈n3⌉. 2

Kesimpulan

Di bagian ini dominating set yang menjadi fokus penelitian adalah dominating set berjarak satu γ(G) pada sebarang graf khusus dengan batas bawah dan atas yang signifikan ⌈1+∆(G)p ⌉ ≤ γ(G) ≤ p − ∆(G). Sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian diatas mengenai penegembangan teori dominating set pada sebarang graf khusus.

a. Graf bunga (F ln)

γ(F ln) = 1 b. Graf Gunung Berapi (ϑn)

γ(ϑn) = ⌈n3⌉ c. Graf Firecracker (Fn,k)

γ(Fn,k) = n

(5)

d. Graf Pohon Pisang (Bn,m)

γ(Bnm) = n + 1 e. Graf tunas kelapa (CRn,m)

γ(CRn,m) = ⌈n3

References

[1] A. D. Jumani, L. Chand, Dominating Number of Prism over Cycle Cn, Sindh University Research Journal (Science Series), Sindh Univ. Res. Jour.

(Sci. ser) Vol.44 (2) 237-238 (2012).

[2] Dafik, M. Miller, J. Ryan and M. Baˇca, Antimagic total labeling of disjoint union of complete s-partite graphs, J. Combin. Math. Combin. Comput., 65 (2008), 41–49.

[3] Dafik, Structural Properties and Labeling of Graphs, University of Ballarat, 2007.

[4] Goddard, W and Henning, M.A. Independent Domination in Graphs: A Survey and Recent Results. South African National Research Foundation and The University Of Johannesburg, 2006.

[5] Haynes, T.W, Fundamental of Domination in Graphs, New York: Marcel Dekker, INC., 1998.

[6] Haynes, T.W and Henning, M.A, Total Domination Good Vertices in Graphs. Australasian Journal of Combinatorics, 26 (2002), 305-315.

[7] Hesti, I. A, Dafik. On the Domination Number of Some Families of Special Graph. 2014

[8] Liedloff, Dominating Set on Bipartite Graphs, Universit´e Paul Verlaine- Metz, 2009.

[9] Rosen. K. H. 2003. Discrete Mathematics and Its Application (5 ed).New York: McGraw-Hill.

[10] Y. B. Maralabhavi, Anupama S. B., Domination Number of Jump Graph, International Mathematical Forum, Vol. 8, 2013, no. 16, 753 - 758.

Referensi

Dokumen terkait

Ide mengenai pewarnaan k -warna dinamis berasal dari pemikiran bahwa dalam mewarnai suatu graf, kita tidak hanya dapat memberikan satu warna berbeda pada titik-titik bertetangga

Sehingga dalam penelitian ini akan ditentukan bilangan dominasi jarak dua ( γ 2 ) dari graf- graf sederhana yaitu graf Lintasan, Lingkaran dan Bintang serta graf hasil operasi

Pola bilangan yang diperoleh dari penelitian mengenai dominasi, dominasi total dan kontraksi sisi yang diterapkan pada graf lintasan, graf kipas dan graf tangga, kemudian pola

Pada graf invers grup dihedral-6 GS D6 salah satu himpunan dominasinya

Pada graf , setiap lintasan dua titik, paling banyak memiliki titik internal, yaitu titik , sehingga warna yang diperlukan untuk mewarnai semua titik pada graf bintang

Terkait batas nilai bilangan dominasi jarak- k, penelitian telah dilakukan antara lain oleh Tian [1] dan Meierling [2] untuk graf pohon, sedangkan Sridharan [3] lebih

Salah satu kajian yang menarik dalam teori graf adalah konsep dimensi metrik. Slater mengunakan istilah locating set atau himpunan lokasi, sedangkan Harary dan Malter

Sebagai contoh adalah menentukan himpunan pendominasi pelokasian metrik untuk graf lingkaran 8 titik G dengan dua titik pendan seperti yang terlihat pada Gambar 3 di bawah