•
Pokok Bahasan:
1. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH
2. SEJARAH OTONOMI DAERAH
3. TUJUAN PEMBENTUKAN OTONOMI
DAERAH
4. HAKEKAT DAN MAKNA OTONOMI
DAERAH
5. IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH
Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi berasal dari 2 kata yaitu ,
auto
berarti
sendiri,
nomos
berarti rumah tangga atau urusan
pemerintahan.Otonomi dengan demikian berarti
mengurus rumah tangga sendiri.Dengan
mendampingkan kata ekonomi dengan kata
daerah,maka istilah “mengurus rumah tangga
sendiri” mengandung makna memperoleh
kekuasaan dari pusat dan mengatur atau
PENGERTIAN OTONOMI DAERAH
Berdasarkan Undang - Undang
Pemerintah daerah yaitu penyelenggaraan urusan di dalam suatu daerah.
Penyelenggaran urusan pemerintah daerah tersebut harus menurut asas otonomi seluas-luasya dalam
prinsip dan sistem NKRI sebagaimana yang dimaksudkan di dalam UUD 1945.
Pemerintah Daerah itu meliputi Bupati atau Walikota, perangkat daerah seperti Lurah,Camat serta
Gubernur sebagai pemimpin pemerintahan daerah tertinggi.
DPRD adalah lembaga pemerintahan daerah di mana di dalam DPRD duduk para wakil rakyat yang
menjadi penyalur aspirasi rakyat.Selain itu DPRD adalah suatu unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Otonomi daerah adalah wewenang,hak dan kewajiban suatu daerah otonom untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan dan mengurus berbagai kepentingan masyarakat yang berada dan
menetap di dalam daerah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Daerah otonom adalah suatu kesatuan masyarakat yang berada di dalam batas-batas wilayah dan
wewenang dari pemerintahan daerah di mana prngaturan nya berdasarkan prakarsa sendiri namum sesuai
dengan sistem NKRI.
SEJARAH OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
A. Warisan Kolonial
SEJARAH OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
LANJUTANB. Masa Pendudukan Jepang
SEJARAH OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
LANJUTANC. Masa Kemerdekaan
1. Periode Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 menitik
beratkan pada asas dekonsentrasi, mengatur
pembentukan KND (komite Nasional Daerah) di
keresidenan, kabupaten, kota berotonomi, dan
daerah-daerah yang dianggap perlu oleh mendagri.
Pembagian daerah terdiri atas dua macam yang
masing-masing dibagi dalam tiga tingkatan yakni:
1) Provinsi
2. Periode Undang-undang Nomor 22 tahun 1948
Peraturan kedua yang mengatur tentang otonomi daerah
di Indonesia adalah UU Nomor 22 tahun 1948 yang
ditetapkan dan mulai berlaku pada tanggal 10 Juli 1948.
Dalam UU itu dinyatakan bahwa daerah Negara RI
tersusun dalam tiga tingkat yakni:
a) Propinsi
b) Kabupaten/kota besar
c) Desa/kota kecil
d) Yang berhak mengurus dan mengatur rumah
tangganya sendiri.
UU No.1 Tahun 1945 hanya mengatur hal-hal yang bersifat darurat dan segera saja. Dalam batang tubuhnya
pun hanya terdiri dari 6 pasal saja dan tidak memiliki penjelasan.
Tujuan Otonomi Daerah
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakin baik.
2. Pengembangan kehidupan demokrasi.
3. Keadilan.
4. Pemerataan.
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah
serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
Hakikat Otonomi Daerah
Sentralisasi dan Desentralisasi
1.Desentralisasi
Hakikat Otonomi Daerah
Sentralisasi dan Desentralisasi
2. Sentralisasi
Implementasi Otonomi Daerah
A. Implementasi Otonomi Daerah dalam Pembinaan Wilayah
1. Pelaksanaan otonomi daerah tidak secara otomatis menghilangkan tugas, peran, dan tanggungjawab pemerintah pusat, karena otonomi yang dijalankan bukan otonomi tanpa batas. Penjelasan pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa “Indonesia itu satu eenheidstaat”, Indonesia tidak akan mempunyai daerah dengan status staat atau negara. Otonomi tidak dirancang agar suatu daerah memiliki sifat-sifat seperti suatu negara. Pemerintah pusat dalam kerangka otonomi masih melakukan pembinaaan wilayah. Pembinaan wilayah dapat diartikan bagaiman mengelola dan mengerahkan segala potensi wilayah suatu daerah untuk di dayagunakan secara terpadu guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. Potensi wilayah termasuk segala potensi sumber daya yang mencakup potensi kependudukan, sosial ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan.
Implementasi Otonomi Daerah
B. Implementasi Otonomi Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan
1.Masalah merupakan masalah penting bagi pemerintah daerah. Otonomi memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola sumber daya dengan tujuan peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayahnya.
2.Pengentasan kemiskinan menjadi tugas penting dari UU nomor 25 tahun 1999, dimana pemda mempunyai wewenang luas, dan didukung dana yang cukup dari APBD. Pengentasan kemiskinan menggunakan prinsip: penegmbangan SDM dengan memberdayakan peranan wanita, membrdayakan dan memprmudah akses keluarga miski utuk berusaha, dengan mendekatkan pada modal dan pemasaran produknya, menanggulangi bencana, dan membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat miskin.
3.Program penanggulangan kemiskinan harus dilakukan berdasarka karakter penduduk dan wilayah, dengan melakukan koordinasi antar-instansi yang terkait.