iv
ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT
PERIODE 1 JANUARI 2011 – 31 DESEMBER 2011
Novina Gestani Yusuf, 2013; Pembimbing : dr. Dani, M.Kes
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO, TB merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Indonesia masih termasuk dalam 22 negara high burden countries. Pada periode 1 Januari – 31 Desember 2011, di RSU dr. Slamet Garut ditemukan 159 pasien TB dan 50 di antaranya tidak patuh (default). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB, salah satu diantaranya adalah penderita TB itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku responden sebab hal ini akan berpengaruh terhadap kesadaran pasien untuk berobat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku dalam rangka pengobatan TB menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional dan kuesioner serta rekam medik sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria whole sampling dan diperoleh 35 responden sebagai sampel.
Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden sebesar 71,43% dalam kategori kurang, sikap sebesar 80,00% dalam kategori kurang, dan perilaku sebesar 65,71% dalam kategori kurang.
Tingkat pengetahuan responden dalam kategori kurang. Tingkat sikap responden dalam kategori kurang. Tingkat perilaku responden dalam kategori kurang.
v
ABSTRACT
DESCRIPTION OF CORRELATION BETWEEN TUBERCULOSIS
PATIENTS’ KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR AND INCOMPLIANCE IN TREATMENT WITH DOTS SYSTEM AT GENERAL
HOSPITAL DR SLAMET GARUT PERIOD 1 JANUARY 2011 – 31 DECEMBER 2011
Novina Gestani Yusuf, 2013; Tutor : dr Dani, M.Kes
Tuberculosis (TB) disease is a contagious infection and still remains of a public health problem in the world. According to WHO, TB is one of the leading causes of death for human. Indonesia still included in 22 countries of high burden countries. In the period of 1 January – 31 December 2011 at General Hospital dr. Slamet Garut, there are found 159 TB patients and 50 of them were not incompliance (default). There are lot of factors that affect the success of TB treatment, one of them is the self – TB patient. In this study, the author wanted to examine in term of knowledge, attitude and behaviour of respondents, because this will affect the patient awareness to complete the treatment.
This study uses a descriptive method with observational cross – sectional design, and questionnaires and medical records as data collectors. For sample criteria using whole sampling with 35 respondents as a sample.
The result of this study shows that the level of respondent’s knowledge (71,43%) which is in poor category, attitude (80,00%) which is in poor category and behaviour (65,71%) which is also in poor category.
Level of knowledge of respondents is in poor category. Level of attitude of respondents is in poor category. Level of behaviour of respondents is in poor category.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv 2.1 Pengetahuan, Sikap, Perilaku ... 6
2.1.1 Pengetahuan ... 6
2.4.2 Mekanisme Pertahanan Paru ... 13
2.5 Mikrobiologi ... 14
2.5.1 Karakteristik Umum... 14
2.5.2 Dinding Sel ... 14
2.6.3.2 Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis ... 16
2.6.3.3 Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya ... 17
2.6.3.4 Berdasarkan WHO 1991 ... 18
ix
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian ... 30
3.1.1 Jenis Penelitian ... 30
3.1.2 Metode Penelitian ... 30
3.2 Rancangan Penelitian... 30
3.3 Instrumen / Subjek Penelitian ... 30
3.6 Pengolahan Data dan Penyajian Data ... 33
3.6.1 Identitas Responden ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Responden ... 36
4.2 Pengetahuan ... 39
4.3 Sikap ... 44
4.4 Perilaku ... 51
4.5 Distribusi Pengetahuan Secara Keseluruhan ... 57
4.6 Distribusi Sikap Secara Keseluruhan... 58
4.7 Distribusi Perilaku Secara Keseluruhan ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60
x
xi
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan golongan usia ... 36
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 36
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan ... 37
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 37
Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 38
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan pendapatan keluarga perbulan 38 Tabel 4.7 Distribusi pengetahuan responden mengenai tuberkulosis paru . 39 Tabel 4.8 Distribusi pengetahuan responden mengenai gejala – gejala penyakit tuberkulosis ... 40
Tabel 4.9 Distribusi pengetahuan responden mengenai penyebab penyakit tuberkulosis ... 40
Tabel 4.10 Distribusi pengetahuan responden mengenai cara penularan ... 41
Tabel 4.11 Distribusi pengetahuan responden mengenai cara mengobati TB 41 Tabel 4.12 Distribusi pengetahuan responden mengenai lama pengobata TB 42 Tabel 4.13 Distribusi pengetahuan responden mengenai cara meminum obat TB ... 42
Tabel 4.14 Distribusi pengetahuan responden mengenai akibat yang bisa timbul jika obat tidak diminum teratur hingga habis ... 43
Tabel 4.15 Distribusi pengetahuan responden mengenai waktu meminum obat43 Tabel 4.16 Distribusi pengetahuan responden mengenai waktu meminum obat44 Tabel 4.17 Distribusi sikap responden mengenai manfaat PMO bagi kepatuhan meminum obat ... 44
Tabel 4.18 Distribusi sikap responden mengenai efek samping obat menyebabkan berhenti / tidak meminum obat ... 45
Tabel 4.19 Distribusi sikap responden mengenai penyakit lain ... 45
Tabel 4.20 Distribusi sikap responden mengenai motivasi diri sendiri dan dukungan keluarga bermanfaat bagi kepatuhan berobat... 46
Tabel 4.21 Distribusi sikap responden mengenai jarak dan ketersediaan transportasi berpengaruh terhadap kepatuhan berobat ... 47
Tabel 4.22 Distribusi sikap responden mengenai ongkos untuk berobat berpengaruh terhadap kepatuhan berobat ... 48
Tabel 4.23 Distribusi sikap responden mengenai obat TB mudah didapat dan selalu tersedia di tempat berobat ... 48
Tabel 4.24 Distribusi sikap responden mengenai penyuluhan petugas kesehatan bermanfaat bagi kepatuhan berobat ... 49
xii
Tabel 4.26 Distribusi sikap responden mengenai kesibukan pekerjaan
berpengaruh terhadap kepatuhan berobat ... 50
Tabel 4.27 Distribusi perilaku responden mengenai tidak mengambil obat waktu yang diharuskan ... 51
Tabel 4.28 Distribusi perilaku responden mengenai perilaku pernah lupa mengambil obat karena sibuk bekerja ... 51
Tabel 4.29 Distribusi perilaku responden mengenai pernah tidak mengambil obat karena merasa tempatnya jauh dan kurang biaya ... 52
Tabel 4.30 Distribusi perilaku responden mengenai pernah tidak mendapat obat saat datang ke tempat berobat ... 53
Tabel 4.31 Distribusi perilaku responden mengenai pernah lupa meminum obat ... 53
Tabel 4.32 Distribusi perilaku responden mengenai pernah berhenti minum obat karena merasa tidak enak sesudah minum obat... 54
Tabel 4.33 Distribusi perilaku responden mengenai pernah tidak meminum obat karena merasa sudah sembuh ... 54
Tabel 4.34 Distribusi perilaku responden mengenai pernah tidak meminum obat sesuai jadwal karena tidak mendapat penyuluhan ... 55
Tabel 4.35 Distribusi perilaku responden mengenai pernah berhenti minum obat karena penyakit lain... 55
Tabel 4.36 Distribusi perilaku responden mengenai pernah lupa meminum obat karena tidak ada yang mengingatkan ... 56
Tabel 4.37 Distribusi pengetahuan responden secara keseluruhan ... 57
Tabel 4.38 Distribusi sikap responden secara keseluruhan ... 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Komisi Etik ... 65
Lampiran 2 Surat persetujuan RSU daerah dr. Slamet Garut ... 66
Lampiran 3 Informed consent ... 67
Lampiran 4 Kuesioner ... 68
Lampiran 5 Hasil kuesioner pengetahuan responden ... 76
Lampiran 6 Hasil kuesioner sikap responden ... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit menular karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta sering mengakibatkan kematian (Riset Kesehatan Dasar, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Pada tahun 2011, terdapat sekitar 8,7 juta kasus TB secara global dan 1,4 juta orang meninggal karena TB. Di dunia tercatat ada 22 negara dengan jumlah kasus TB terbanyak, dan 22 negara ini disebut sebagai high burden countries. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk high burden countries (Global Tuberculosis Report, 2012).
Laporan WHO pada tahun 2011, mencatat angka kejadian TB di South – East Asia Region sebanyak 3,5 juta kasus dan angka kematian sebanyak 480.000 kasus. WHO 2011 menyebutkan, insidensi TB di Indonesia cukup tinggi di antara negara-negara ASEAN lain, mencapai 0,4 – 0,5 juta kasus (Global Tuberculosis Report, 2012).
Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Jawa Barat kasus TB paru pada tahun 2011, didapatkan 62.563 kasus TB (laki – laki sebanyak 34.522 kasus dan perempuan 28.041 kasus), dan yang BTA positif didapatkan 34.301 kasus (laki – laki 19.662 kasus dan perempuan 14.639 kasus). Sebanyak 27.734 penderita dinyatakan sembuh, 84,9% (target nasional 85%) (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011, 2012).
2
terdapat 4,4% penderita yang putus berobat (drop out). Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat penderita yang putus berobat dan belum sembuh secara total, berpotensi menularkan penyakitnya terhadap 10 – 15 orang di lingkungannya (Inilah.com, 2012).
Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Umum dr. Slamet pada periode Januari sampai Desember 2011, didapatkan pasien TB sejumlah 159 orang dan yang tidak patuh (default) sejumlah 50 orang (31,5%) (Laporan Rumah Sakit Umum Dr. Slamet). Angka tersebut cukup besar sehingga dapat mengakibatkan angka drop out yang tinggi.
Berbagai upaya penanggulangan TB telah dijalankan sejak tahun 1995 dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy), namun sejauh ini, usaha tersebut belum menunjukkan keberhasilan maksimal.
Keberhasilan pengobatan penderita TB paru dipengaruhi beberapa faktor yang meliputi faktor medis dan non-medis. Faktor medis meliputi: keluhan pertama sebelum pengobatan, penyakit penyerta, efek samping dan retensi obat, sedangkan faktor non-medis meliputi: umur, jenis pekerjaan, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), sikap petugas kesehatan, kemudahan jangkauan berobat, PMO dan keteraturan minum obat (Erawatyningsih, Purwanta, & Subekti, 2009). Dari faktor non-medis, ketidakpatuhan bisa disebabkan oleh petugas dan penderita TB itu sendiri. Hal – hal tersebut di atas bisa menyebabkan ketidakpatuhan berobat pada pasien TB.
Tingginya angka default di RSU dr. Slamet Garut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor petugas kesehatan dan juga perilaku pasien sendiri. Menurut Notoadmodjo, perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan yang akan menimbulkan kesadaran bersikap dan akhirnya akan menyebabkan perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2010).
3
perilaku penderita sehingga dapat mengurangi ketidakpatuhan pasien supaya pengobatan menurut sistem DOTS dapat mencapai keberhasilan maksimal, yang diharapkan dapat menurunkan angka kejadian TB di Indonesia dan Indonesia dapat keluar dari negara high burden countries.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana gambaran pengetahuan pasien TB terhadap ketidakpatuhan
dalam pengobatan menurut sistem DOTS
Bagaimana gambaran sikap pasien TB terhadap ketidakpatuhan dalam pengobatan menurut sistem DOTS
Bagaimana gambaran perilaku pasien TB terhadap ketidakpatuhan dalam
pengobatan menurut sistem DOTS
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan
pengobatan TB.
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor
4
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan mahasiswa lainnya mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku pasien TB dalam pengobatan menurut sistem DOTS.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada instansi terkait dan petugas kesehatan mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TB paru sehingga dapat menurunkan angka ketidakpatuhan dalam pengobatan menurut sistem DOTS dan menurunkan angka kejadian TB supaya Indonesia bisa keluar dari negara high burden countries dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
1.5 Landasan Teori
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (kuman TB). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penularan bersumber dari pasien TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin (droplet nuclei). Faktor risiko kejadian TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi, penyakit Diabetes Mellitus, dan juga faktor lingkungan, seperti ventilasi, kepadatan, kontak dengan penderita TB.
5
Tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia, yaitu waktu pengobatan tuberkulosis yang relatif lama (6 – 8 bulan) menjadi penyebab penderita sulit sembuh karena pasien berhenti berobat (drop out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai. Masalah tuberkulosis juga diperberat dengan adanya Multi Drug Resistant (MDR) dan peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat.
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pada penelitian mengenai gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatan menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut yang dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, didapatkan hasil :
Gambaran tingkat pengetahuan secara keseluruhan dalam kategori kurang. Gambaran tingkat sikap secara keseluruhan dalam kategori kurang. Gambaran tingkat perilaku secara keseluruhan dalam kategori kurang.
5.2 Saran
Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang apa itu penyakit Tuberkulosis, bagaimana cara meminum obat dan berapa lama harus meminum obat sehingga bisa menimbulkan kesadaran untuk lebih patuh berobat.
Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual tentang bagaimana cara
penularannya sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki oleh responden, sebab masih banyak responden yang tidak tahu bagaimana cara penularan TB, sehingga bisa berisiko lebih tinggi untuk menularkan penyakit tersebut kepada orang – orang di sekitarnya. Diperlukan penyuluhan dengan teknik lebih visual tentang efek samping
obat, adanya penyakit lain dan apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi supaya pengobatan tidak dihentikan.
Diperlukan sosialisasi pendidikan visual untuk menghilangkan mitos,
karena masih banyak responden yang beranggapan bahwa penyakit TB merupakan penyakit keturunan.
Perlu diberikan sosialisasi pendidikan mengenai fasilitas pelayanan
61
DOTS, karena masih banyak pasien yang tidak patuh berobat disebabkan oleh jauhnya jarak menuju tempat berobat.
Diperlukan PMO yang bisa dipercaya dan disegani oleh pasien supaya bisa
lebih patuh dalam berobat.
Jalur penyediaan dan distribusi OAT lebih diperhatikan.
Bagi peneliti lain yang berminat, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai PMO, sebab masih banyak yang setuju dengan adanya PMO dan banyak yang lupa untuk meminum obatnya karena tidak ada yang mengingatkan.
79
RIWAYAT HIDUP
Nama : Novina Gestani Yusuf
Nomor Pokok Mahasiswa : 1010049
Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 19 Februari 1992
Alamat : Kumala Garden B6/8, Bandung
Riwayat Pendidikan :
TK Daya Susila, Garut, 1996 SD Daya Susila, Garut, 1998 SMP Daya Susila, Garut, 2004
SMA Santo Aloysius Sultan Agung, Bandung, 2007
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2010 - sekarang
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM
PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT
PERIODE 1 JANUARI 2011 – 31 DESEMBER 2011
Novina Gestani Yusuf1, Dani2
1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO, TB merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Indonesia masih termasuk dalam 22 negara high burden countries. Pada periode 1 Januari – 31 Desember 2011, di RSU dr. Slamet Garut ditemukan 159 pasien TB dan 50 di antaranya tidak patuh (default). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB, salah satu diantaranya adalah penderita TB itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku responden sebab hal ini akan berpengaruh terhadap kesadaran pasien untuk berobat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku dalam rangka pengobatan TB menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional dan kuesioner serta rekam medik sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria whole sampling dan diperoleh 35 responden sebagai sampel.
Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden sebesar 71,43% dalam kategori kurang, sikap sebesar 80,00% dalam kategori kurang, dan perilaku sebesar 65,71% dalam kategori kurang.
Tingkat pengetahuan responden dalam kategori kurang. Tingkat sikap responden dalam kategori kurang. Tingkat perilaku responden dalam kategori kurang.
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) disease is a contagious infection and still remains of a public health problem in the world. According to WHO, TB is one of the leading causes of death for human. Indonesia still included in 22 countries of high burden countries. In the period of 1 January – 31 December 2011 at General Hospital dr. Slamet Garut, there are found 159 TB patients and 50 of them were not incompliance (default). There are lot of factors that affect the success of TB treatment, one of them is the self – TB patient. In this study, the author wanted to examine in term of knowledge, attitude and behaviour of respondents, because this will affect the patient awareness to complete the treatment.
This study uses a descriptive method with observational cross – sectional design, and questionnaires and medical records as data collectors. For sample criteria using whole sampling with 35 respondents as a sample.
The result of this study shows that the level of respondent’s knowledge (71,43%) which is in poor category, attitude (80,00%) which is in poor category and behaviour (65,71%) which is also in poor category.
Level of knowledge of respondents is in poor category. Level of attitude of respondents is in poor category. Level of behaviour of respondents is in poor category.
PENDAHULUAN
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit
menular karena berdampak luas
terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta sering mengakibatkan kematian1.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mencatat sepanjang 2011 lalu, terdapat sebanyak 1.724 temuan kasus TB paru dengan BTA positif sebanyak 1.724 kasus dan angka kesembuhan sebesar 89,7%, namun demikian, masih terdapat 4,4% penderita yang putus berobat (drop out). Hal tersebut perlu
mendapat perhatian yang serius,
mengingat penderita yang putus berobat
dan belum sembuh secara total,
berpotensi menularkan penyakitnya
terhadap 10 – 15 orang di
lingkungannya2.
Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Umum dr. Slamet pada periode
Januari sampai Desember 2011,
didapatkan pasien TB sejumlah 159 orang dan yang tidak patuh (default) sejumlah 50 orang (31,5%) (Laporan Rumah Sakit Umum Dr. Slamet). Angka tersebut cukup besar sehingga dapat mengakibatkan angka drop out yang tinggi.
Tingginya angka default di RSU dr. Slamet Garut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor petugas kesehatan dan juga perilaku pasien sendiri. Menurut Notoadmodjo, perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan yang akan menimbulkan kesadaran bersikap dan akhirnya akan menyebabkan perubahan perilaku3.
Berdasarkan masalah di atas dan mengingat TB merupakan penyakit yang menular, kepatuhan dalam pengobatan TB merupakan hal yang penting, maka
peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan berobat pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum dr. Slamet, Garut, Provinsi Jawa Barat dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku penderita sehingga dapat
mengurangi ketidakpatuhan pasien
supaya pengobatan menurut sistem DOTS dapat mencapai keberhasilan
maksimal, yang diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian TB di Indonesia dan Indonesia dapat keluar dari negara high burden countries.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB paru dilihat dari sudut pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dalam pengobatan TB menurut sistem DOTS di Rumah Sakit Umum dr. Slamet periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011
BAHAN DAN CARA
Bahan penelitian menggunakan kuesioner tertutup ditujukan kepada 35 pasien tuberkulosis yang tidak patuh berobat di RSU dr. Slamet Garut yang datanya didapatkan dari rekam medik RSU dr. Slamet Garut.
Penelitian ini bersifat deskriptif
observasional dengan rancangan
penelitian cross sectional dan dengan metode survei dengan teknik wawancara terpimpin dengan kuesioner tertutup yang terdiri dari identitas sebanyak 7 pertanyaan, pengetahuan, sikap dan perilaku masing – masing sebanyak 10 pertanyaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Secara Keseluruhan
Pengetahuan Jumlah Presentase
(%) tingkat pengetahuan responden secara
keseluruhan masih kurang, yaitu
sebanyak 71,43%. Menurut hasil
kuesioner yang didapat, hal ini disebabkan oleh kebanyakan responden percaya mitos bahwa penyakit TB merupakan penyakit keturunan dan
disebabkan oleh banyak pikiran,
ketidaktahuan responden mengenai cara
penularan, dan kesalahan dalam
meminum, yaitu obat diminum sesudah makan.
Erni Erawatyningsih dkk.
menyatakan, ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan terhadap ketidakpatuhan berobat. Semakin rendah pengetahuan maka semakin tidak patuh penderita TB paru untuk datang berobat. Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan terhadap kepatuhan penderita TB paru dalam menjalani pengobatan salah satu diantaranya adalah faktor
pengetahuan. Pengetahuan tentang
penyakit TB dan kepercayaan tentang
kemanjuran pengobatan akan
mempengaruhi penderita mau atau tidak
memilih untuk menyelesaikan
pengobatannya. Selain itu, kepercayaan tentang kemanjuran pengobatan akan mempengaruhi penderita mau atau tidak
memilih untuk menyelesaikan
pengobatannya. Selain itu, kepercayaan
kultural biasanya mendukung
penggunaan penyembuhan tradisional4.
Tabel 2. Distribusi Sikap Secara Keseluruhan
Sikap Jumlah Presentase
(%)
tingkat sikap responden secara
keseluruhan masih dalam kategori
kurang, yaitu sebanyak 80,00%.
Menurut hasil kuesioner yang didapat, hal ini disebabkan oleh efek samping
menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan
kepatuhan minum obat TB, artinya pasien dengan sikap kurang, memiliki peluang lebih besar untuk tidak patuh
meminum obatnya. Hal ini bisa
diasumsikan bahwa sikap seseorang yang baik akan meningkatkan kepatuhan minum obat. Sikap yang buruk akan berkontribusi juga terhadap perilaku pasien TB dalam meminum obatnya5.
Tabel 3. Distribusi Perilaku Secara Keseluruhan
Pengetahuan Jumlah Presentase
(%)
Kurang 23 65,71%
Cukup 6 17,14%
Baik 6 17,14%
Jumlah 35 100%
responden lupa untuk mengambil obat karena sibuk bekerja, tempat yang jauh, dan kurangnya biaya untuk berobat, responden tidak meminum obatnya dikarenakan efek samping yang timbul, adanya penyakit lain, dan merasa dirinya sudah sembuh.
Seperti dalam penelitian Gendhis Indra Dhewi dkk. yang menyatakan
bahwa sikap yang buruk akan
berkontribusi juga terhadap perilaku pasien TB dalam meminum obatnya5.
SIMPULAN
Pada penelitian mengenai gambaran faktor penyebab ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatan menurut sistem DOTS di RSU dr. Slamet Garut yang dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, didapatkan hasil :
Gambaran tingkat pengetahuan
secara keseluruhan dalam kategori kurang.
Gambaran tingkat sikap secara
keseluruhan dalam kategori
kurang.
Gambaran tingkat perilaku secara keseluruhan dalam kategori kurang.
SARAN
Diperlukan penyuluhan dengan
teknik lebih visual untuk
meningkatkan pengetahuan pasien
tentang apa itu penyakit
Tuberkulosis, bagaimana cara
meminum obat dan berapa lama harus meminum obat sehingga bisa
menimbulkan kesadaran untuk
lebih patuh berobat.
Diperlukan penyuluhan dengan
teknik lebih visual tentang
bagaimana cara penularannya
sehingga bisa meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki oleh responden, sebab masih banyak responden yang tidak
tahu bagaimana cara penularan TB, sehingga bisa berisiko lebih tinggi untuk menularkan penyakit tersebut kepada orang – orang di sekitarnya.
Diperlukan penyuluhan dengan
teknik lebih visual tentang efek samping obat, adanya penyakit lain dan apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi supaya pengobatan tidak dihentikan.
Diperlukan sosialisasi pendidikan visual untuk menghilangkan mitos, karena masih banyak responden yang beranggapan bahwa penyakit TB merupakan penyakit keturunan.
Perlu diberikan sosialisasi
pendidikan mengenai fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat yang bisa memberikan pengobatan dengan sistem DOTS, karena masih banyak pasien yang tidak patuh berobat disebabkan oleh jauhnya jarak menuju tempat berobat.
Diperlukan PMO yang bisa
dipercaya dan disegani oleh pasien supaya bisa lebih patuh dalam berobat.
Jalur penyediaan dan distribusi OAT lebih diperhatikan.
Bagi peneliti lain yang berminat, perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai PMO, sebab masih
banyak yang setuju dengan adanya PMO dan banyak yang lupa untuk meminum obatnya karena tidak ada yang mengingatkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riset Kesehatan Dasar.
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta :
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 2010.
826/2012-di-garut-terdapat-835-kasus-positif-tb-paru.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010.
4. Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Berobat pada Penderita
Tuberkulosis Paru.
Erawatyningsih, Erni, Purwanta dan Subekti, Heru. 2009, Berita
Kedokteran Masyarakat Vol. 25 No. 3, hal. 117 - 124.
5. Dhewi, Gendhis Indra, Armiyati,
Yunie dan Supriyono, Mamat.
Hubungan Pengetahuan Sikap dan
Dukungan Keluarga terhadap
62
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z., & Bahar, A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.
Asmariani, S. 2013. Faktor - faktor yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Penderita TB Paru Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Kecamatan Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir . Dipetik
Juli 19, 2013, dari
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1827/1/jurnal.pdf
Bagiada, I. M., & Primasari, N. L. 2010. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketidakpatuhan Penderita Tuberkulosis dalam Berobat di Poliklinik DOTS RSUP Sanglah Denpasar. J Peny Dalam , 11.
Barret, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. 2009. Ganong's Review of Medical Physiology 23rd Edition (LANGE Basic Science). Indonesia: McGraw - Hill Medical.
BKPM. 2013, September 29. Dipetik Juli 19, 2013, dari http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/ekonomiumrd.php?ia=3205
Buku Saku PPTI. 2010. Jakarta: Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia.
DEPKES. 2009. Paket OAT Kategori I. Jakarta: Bakti Husada.
Dhewi, G. I., Armiyati, Y., & Supriyono, M. 2012. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat. Dipetik Juli 20, 2013,
dari
63
Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. 2007. Gray's Anatomy for Students. Philadelphia: Elsevier.
Erawatyningsih, E., Purwanta, & Subekti, H. 2009. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25 No. 3 , 117 - 124.
Global Tuberculosis Report. 2012. Dipetik Juli 10, 2013, dari http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hayati, A. 2011. Evaluasi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Tahun 2010 - 2011 di Puskesmas Kecamatan Poncoran Mas Depok. Dipetik Juli
19, 2013, dari lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20205393-S121-Evaluasi%20kepatuhan.pdf
Inilah.com. 2012, September 11. Dipetik Juli 19, 2013, dari http://m.inilah.com/read/detail/1903826/2012-di-garut-terdapat-835-kasus-positif-tb-paru
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Balai Pustaka.
KemenkesRI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Bakti Husada.
Naga, S. S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: DIVA Press.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
64
Berobat Pasien TB Paru . Dipetik Juli 19, 2013, dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Rocc8m1TfyEJ:repositor y.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3282/HUBUNGAN%2520ANTARA %2520PEKERJAAN,%2520PMO,%2520PELAYANAN%2520KESEHATAN,% 2520%2520DUKUNGAN%2520KELUARGA%2520DAN%2520DISKRIMINA SI%2520D
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Riset Kesehatan Dasar. 2010, Desember. Dipetik Juli 18, 2013, dari http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas20 10/Laporan_riskesdas_2010.pdf
Santoso, P. 2013. Approach of Diagnostic and Management on Side Effect of Anti Tuberculosis in Daily Practice. Dalam R. S. Gondodiputro, A. Oehadian, Afiatin, & S. Dewi (Penyunt.), Kumpulan Makalah Perubahan Paradigma Pelayanan Kesehatan Berjenjang di Bidang Ilmu Penyakit Dalam untuk Menunjang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Bandung: Penerbit Pusat Informasi Ilmiah (PII).
Todar, K. 2011. Mycobacterium Tuberculosis and Tuberculosis. Dipetik Januari 17, 2012, dari http://textbookofbacteriology.net/tuberculosis.html