• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto - USD Repository"

Copied!
421
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING

DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI

NOGOTIRTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Novita Astutiningrum

101134021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada :

 Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmad dan karuniaNya

 Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang dan nasehat yang sangat berarti bagiku

 Kakakku yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi aku

 Semua teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah memberikan banyak cerita selama kuliah

(5)

v

MOTTO

“Kesuksesan tidak bisa didapatkan dengan cara yang praktis, tetapi membutuhkan

pengorbanan yang sangat besar yaitu usaha dan doa”

“Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun sebuah kekurangan

itu bukan sebagai alasan untuk pantang menyerah dan berhenti bermimpi”

“Bermimpilah setinggi mungkin, karena kesuksesan itu berawal dari sebuah

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juni 2014 Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Novita Astutiningrum

NIM : 101134021

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul : PENERAPAN PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS VB

SD NEGERI NOGOTIRTO kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustkaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(8)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI NOGOTIRTO

Oleh :

Novita Astutiningrum NIM : 101134021 Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui penggunaan penerapan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun pelajaran 2013/2014 dalam mata pelajaran IPA (2) mengetahui penggunaan penerapan Student Centered Learing dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus 1 dilakukan selama 4 kali pertemuan dan siklus II dilakukan selama 3 kali pertemuan. Data minat siswa diperoleh dari lembar kuesioner minat yang diisi oleh siswa pada setiap akhir pertemuan. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari lembar kerja siswa selama penelitian berlangsung dan dari hasil soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus.

Peningkatan minat belajar siswa dilakukan melalui upaya perasaan senang siswa saat mengikuti pembelajaran, perhatian siswa saat proses pembelajaran, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan inisiatif mencari informasi baru tentang materi. Hasil kuesioner pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang cukup berminat dalam pembelajaran IPA sebanyak 5 siswa yaitu dari yang semula 23 siswa meningkat menjadi 28 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang cukup berminat meningkat sebanyak 2 siswa yaitu dari semula 28 siswa menjadi 30 siswa.

Peningkatan prestasi belajar siswa dilakukan melalui pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam proses kegiatan pembelajaran. Pada siklus I prestasi belajar siswa masih sama dengan data awal siswa yang mencapai KKM yaitu hanya 7 siswa. Pada siklus II meningkat sebanyak 29 siswa yang mencapai KKM.

(9)

ix

ABSTRACT

THE APPLICATION OF STUDENT CENTERED APPROACH WITH THE GUIDED INQUIRY METHOD TO INCREASE THE INTEREST AND ACHIEVEMENT OF STUDYING SCIENCE IN THE FIFTH B GRADE OF

NOGOTIRTO PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL Student Centered Learning application with the guided inquiry method in order to increase the achievement of science study for the fifth B grade of Nogotirto public elementary school academic year 2013/2014. This research is the following up class research which was held in 2 cycles. The first cycle was done for 4 meetings and the second cycle of interest questionnaire which was filled in by the student in the end of the meeting. The data of the students study achievement was gained from the student working sheets during the research was hekd and from the result of evaluating questions which were given in the end of cycle.

The incerease of students study interest was done through some efforts of exciting feeling / fun of the student in joning the study, the attentation of student at the learning process, the students involment in the study, and the initiative in searching new information about the subject matter. The result of questionnaire on the first cycle showed that there was an increase of the students, quantity who were interesd enough in sciencelearning, there were 5 students, from 23 students change into 28 students. On the second cycle, the number of students who were interested enough increased 2 students, from 28 students changed into 30 student.

The increase of the students study achivement was done through the development of cognitive aspect, affective and psicomotor in the learning process. On the first cycle, the students study achievement was still the same as the early data of students who achieved the minimum completeness criteria (KKM) were only 7 students. On the second cycle, increased into 29 students who achieved the minimum completeness criteria (KKM).

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI NOGOTIRTO” ini dengan baik. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

4. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed. D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen validator yang telah memberikan waktu, saran dan manfaat bagi penulis.

6. Bapak Suprayana, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Nogotirto Gamping Yogyakarta yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian. 7. Ibu Siti Rokhayati, S.Pd.Si selaku guru bidang studi IPA kelas VB SD Negeri

Nogotirto, yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Bapak, Ibu, dan Kakak yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat. 9. Yogi Risang Widhi yang telah memberikan doa, nasehat, dan semangat dalam

penyusunan skripsi.

10. Tim Dolan Ndeso Boro yang memberikan dukungan, pengalaman, dan doanya.

11. Teman-teman payung SCL yaitu Siska, Zega, Apri, Muchlis, Ida, Bertha, Zulfan, Nova, Lukita, Ipuk, Nia, Tika, Veti, dan Vivi yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman PGSD kelas D angkatan 2010 yang setia dan selalu memberikan dukungan serta doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sabahat dan teman-teman 626 yang selalu mendukung, memberikan saran dan mendoakan aku dalam menyelesaikan skripsi.

(12)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 12 Juni 2014 Penulis

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Pembatasan Masalah ... 6

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Batasan Masalah ... 6

(14)

xiv

F. Tujuan Penelitian ... 7

G.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 9

1. Teori-teori yang Mendukung ... 9

2. Pendekatan Student Centered Learning (SCL) ... 10

3. Metode Inkuiri ... 12

a. Pengertian Metode Inkuiri ... 12

b. Macam-macam Metode Inkuiri ... 13

c. Langkah-langkah Penerapan Metode Inkuiri ... 14

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 16

4. Minat ... 17

a. Pengertian Minat ... 17

b. Faktor Pendorong Minat ... 18

c. Ciri-ciri Minat Belajar ... 18

d. Indikator Pengukur Minat ... 29

e. Cara Mengukur Minat ... 20

5. Prestasi Belajar ... 21

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 22

a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 22

b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD ... 23

c. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 23

(15)

xv

B. Kerangka Berpikir ... 27

C. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 30

B.Setting Penelitian ... 32

1. Subjek Penelitian ... 32

2. Objek Penelitian ... 32

3. Waktu Penelitian ... 32

4. Tempat Penelitian ... 32

C.Rencana Tindakan ... 33

1. Persiapan ... 33

2. Rencana Tindakan Siklus I ... 34

D.Indikator Keberhasilan dan Pengukuran ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Kuesioner ... 38

2. Wawancara ... 38

3. Dokumentasi ... 40

4. Observasi ... 40

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 40

1. Lembar Kuesioner ... 41

2. Tes Objektif ... 43

3. Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 47

(16)

xvi

1. Indeks Kesukaran ... 48

2. Validitas Instrumen ... 54

3. Reliabilitas ... 72

H.Teknik Analisis Data ... 73

1. Analisis Minat Belajar ... 73

2. Analisis Prestasi Belajar ... 75

I. Jadwal Penelitian ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 78

1. Gambaran Umum Penelitian ... 78

(17)

xvii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 139

B.Keterbatasan ... 140

C.Saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 142

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan ... 37

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ... 39

Tabel 3.3 Peubah dan Instrumen Pengumpulan Data ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Minat ... 42

Tabel 3.5 Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 43

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 43

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 45

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Pertama ... 47

Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Kedua ... 48

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Ketiga ... 48

Tabel 3.11 Kategori Indeks Kesukaran ... 49

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 49

Tabel 3.13 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 50

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II... 51

Tabel 3.15 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 53

Tabel 3.16 Hasil Uji Validitas Empiris Kuesioner Minat ... 55

Tabel 3.17 Kisi-kisi Kuesioner Minat Setelah Validasi ... 56

Tabel 3.18 Instrumen Penilaian Silabus ... 58

Tabel 3.19 Hasil Validasi Silabus Siklus I oleh Ahli ... 59

Tabel 3.20 Hasil Validasi Silabus Siklus II oleh Ahli ... 60

Tabel 3.21 Instrumen Penilaian RPP ... 61

(19)

xix

Tabel 3.23 Hasil Validasi RPP Siklus II oleh Ahli ... 63

Tabel 3.24 Instrumen Penilaian Soal Evaluasi ... 64

Tabel 3.25 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 oleh Ahli ... 65

Tabel 3.26 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1I oleh Ahli ... 66

Tabel 3.27 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 67

Tabel 3.28 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Validasi... 68

Tabel 3.29 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 69

Tabel 3.30 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Validasi ... 71

Tabel 3.31 Koefisien Reliabilitas ... 72

Tabel 3.32 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Minat ... 72

Tabel 3.33 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 73

Tabel 3.34 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 73

Tabel 3.35 Pengukuran Skala Tingkat ... 73

Tabel 3.36 Tingkat Penguasaan Kompetensi PAP I ... 74

Tabel 3.37 Rentang Nilai Tiap Kategori ... 75

Tabel 4.1 Ketercapaian Siklus I ... 85

Tabel 4.2 Target Capaian Indikator Siklus II ... 87

Tabel 4.3 Data Awal Minat Siswa ... 93

Tabel 4.4 Data Minat Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ... 96

Tabel 4.5 Data Minat Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ... 99

Tabel 4.6 Data Minat Siswa Pertemuan Ketiga Siklus I ... 102

Tabel 4.7 Rata-rata Minat Siswa Pada Siklus I ... 105

(20)

xx

Tabel 4.9 Data Minat Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 111

Tabel 4.10 Rata-rata Minat Siswa Pada Siklus II ... 113

Tabel 4.11 Rangkuman Data Minat ... 115

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Psikomotor ... 116

Tabel 4.13 Hasil Nilai Akhir Siklus I ... 118

Tabel 4.14 Nilai Akhir Psikomotor Siklus II ... 119

Tabel 4.15 Hasil Nilai Akhir Siklus II ... 121

Tabel 4.16 Hasil Rangkuman Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II ... 122

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map ... 29

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kemmis dan MC Taggart ... 31

Gambar 4.1 Siswa Menunjukkan Sikap Ceria Saat Benyanyi ... 127

Gambar 4.2 Siswa dan Guru Melakukan Tanya Jawab ... 128

Gambar 4.3 Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru ... 128

Gambar 4.4 Siswa Melakukan Percobaan ... 129

Gambar 4.5 Siswa Terlibat Aktif Dalam Kegiatan Pembelajaran ... 130

Gambar 4.6 Menuliskan Hasil Pengamatan dan Percobaan di LAS ... 131

Gambar 4.7 Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok ... 131

Gambar 4.8 Siswa dan Guru Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran ... 132

Gambar 4.9 LAS Siklus II ... 133

Gambar 4.10 Hasil Kuesioner Minat Siswa ... 134

Gambar 4.11 Grafik Pencapaian Indikator Minat Belajar ... 136

Gambar 4.12 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM... 137

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya yang bersifat rasional dan objektif (Usman, 2011). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dan penting untuk dipelajari di Sekolah Dasar. Pendidikan IPA sangat bermanfaat bagi siswa karena siswa dapat mengenal diri sendiri serta alam sekitarnya dan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA, siswa diarahkan untuk mencoba dan mengamati hasil percobaan, sehingga dapat membantu pemahamannya. Selain itu guru dan siswa merupakan komponen yang paling penting dalam pendidikan, khususnya dalam proses kegiatan pembelajaran.

(24)

to do) merupakan pilar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tidak hanya memperoleh keterampilan kerja, tetapi juga memperoleh kompetensi untuk menghadapi berbagai situasi serta kemampuan dalam bekerja di dalam tim. Belajar hidup bersama (learning to live together) yaitu mengembangkan diri orang lain dengan cara mengenali dirinya sendiri serta menghargai sebagai makhluk sosial dan belajar untuk mengatasi masalah dengan semangat menghargai nilai pluralitas, pengertian, dan perdamaian. Belajar menjadi seseorang (learning to be) ialah mengembangkan kepribadian dan kemampuan untuk bertindak secara mandiri, kritis, penuh pertimbangan serta bertanggung jawab. Sebagai seorang guru harus berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya.

(25)

Peneliti juga melakukan observasi pada saat kegiatan pembelajaran IPA berlangsung. Observasi dilakukan pada hari Jumat, tanggal 11 Oktober 2013 pukul 07.00 – 08.10 WIB dengan materi morfologi. Observasi ini menggunakan lembar observasi yang didalamnya memuat indikator-indikator minat, yaitu : 1) perasaan senang mengikuti pembelajaran, 2) perhatian saat proses pembelajaran, 3) keterlibatan dalam pembelajaran, dan 4) insiatif mencari informasi baru tentang materi. Observasi ini digunakan oleh peneliti sebagai pelengkap untuk menguatkan hasil dari kuesioner.

(26)

sebangkunya. Dalam kondisi ini, guru sempat menegur beberapa siswa, namun siswa tersebut tetap asyik dengan aktivitasnya dan akhirnya guru mulai bosan untuk menegurnya.

Kegiatan pembelajaran berlangsung, guru tidak meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok melainkan diminta untuk mengerjakan tugas secara individu. Namun saat guru meminta kepada siswa untuk segera mengerjakan tugas tersebut (48,4%) yang kelihatan serius dalam mengerjakan tugas. Ada 10 siswa (32,3%) yang berbicara dengan teman sebangkunya sebelum mengerjakan tugas, 2 siswa (6,5%) bermain gelang karet, 3 siswa (9,7%) merauti pensil dan 1 siswa (3,23%) bermain penggaris.

(27)

Siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto mengalami kesulitan pada materi mata pelajaran IPA. Hal ini terbukti dengan hasil belajar siswa pada ujian tengah semester yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Di Sekolah Dasar Negeri Nogotirto nilai KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70. Nilai KKM ini ditentukan dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang terdapat di SD Negeri Nogotirto. Hasil ujian tengah semester siswa yang memenuhi KKM hanya 7siswa (22,58%) dan 24 siswa (77,4%) masih di bawah KKM. Berdasarkan masalah di atas, peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah berpengaruh pada perkembangan kemampuan berpikir siswa. Sebagai guru sebaiknya berusaha semaksimal mungkin dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

(28)

B.Pembatasan Masalah

Materi pembelajaran IPA dibatasi pada kompetensi dasar 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Subjek penelitian ini dibatasi pada siswa SD Negeri Nogotirto kelas VB tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 31 anak.

C.Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014.

2. Bagaimana penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014.

D.Batasan Masalah

1. Metode inkuiri terbimbing adalah suatu metode yang melibatkan siswa aktif untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan atau melakukan percobaan untuk dapat menemukan informasi atau jawaban.

2. Minat adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan tujuannya yang didasari dengan rasa senang.

(29)

E.Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014 akan diatasi dengan penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan model inkuiri terbimbing.

F. Tujuan Penelitian

1. Peneliti dapat mengetahui penggunaan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat belajar pada pembelajaran IPA kelas VB SD Negeri Nogotiro tahun ajaran 2013/2014. 2. Peneliti dapat mengetahui penggunaan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014.

G.Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman peneliti dalam melakukan PTK khususnya menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun pelajaran 2013/2014.

2. Bagi Guru

(30)

3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman mempelajari IPA dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagi Sekolah

(31)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini membahas tentang kajian pustaka, kerangka berpikir, hasil penelitian yang relevan, dan hipotesis tindakan.

A.Kajian Pustaka

1. Teori-teori yang Mendukung

Piaget (dalam Slameto, 2010) menyatakan bahwa proses perkembangan belajar pada anak ialah struktur mental yang dimiliki seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak memiliki hasil interaksi yang berbeda dengan dunia sekitarnya. Saat anak mengembangkan pengetahuannya maka akan terjadi proses sederhana, yang meliputi; melihat, menyentuh, menyebutkan nama benda, dan beradaptasi. Anak yang melakukan proses tersebut akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang bermakna.

(32)

periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks.

Tahap-tahap perkembangan di atas merupakan tahap dalam belajar, sehingga belajar dan perkembangannya merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk memperoleh pengetahuan dapat melalui pengalaman-pengalaman baru yang mereka alami dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan, sikap, dan mengembangkan kepribadiannya. Teori Piaget memberikan banyak konsep utama dalam perkembangan berpikir anak dan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak.

Teori belajar yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas, siswa yang melakukan proses tersebut akan lebih efektif dalam mendapat pengetahuan serta pengalaman yang baru. Selain itu apabila suatu pembelajaran yang diciptakan berlandaskan dengan teori belajar akan lebih efektif dan efisien. Maka peneliti memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yaitu metode inkuiri terbimbing. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dituntut untuk memikirkan masalah secara teoritis dan menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri melalui percobaan.

2. Pendekatan Student Centered Learning (SCL)

Lavoco (dalam Wang, 2011) menjelaskan bahwa: “ Student Centered Learning methods, such us small group work, discovery methods, and

(33)

Silberman (dalam Widharyanto, 2002 ) menjelaskan Student Centered Learning merupakan sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dengan banyak melakukan kegiatan yang menggunakan otak dengan cara menggali ide-ide, memecahkan masalah dan menerapkan materi yang telah mereka pelajarinya. Overby (2011) mengatakan bahwa Student Centered Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai pembimbing siswa yang memenuhi tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Student Centered Learning tidak hanya siswa duduk di kelas mendengarkan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan melainkan siswa harus mendiskusikan apa yang dipelajari serta menghubungkannya dengan pengalaman yang dimilikinya. Sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk mengintegrasikan informasi, konsep atau keterampilan baru dalam struktur kognitif yang dimilikinya.

(34)

3. Metode Inkuiri

Pada bagian ini akan membahas mengenai pengertian metode inkuiri, macam-macam metode inkuiri, langkah-langkah penerapan metode inkuiri, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri.

a. Pengertian Metode Inkuiri

Hanafiah, dkk (2009) berpendapat bahwa metode inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik untuk mencari informasi sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku secara sistematis, kritis, dan logis. Sedangkan menurut Piaget (dalam Mulyasa, 2006 ) menyatakan bahwa metode inkuiri ialah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri yang bertujuan untuk melakukan sesuatu yang dilihat dengan rasa keingintahuannya dengan cara mengajukan pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang telah ditemukannya dengan yang ditemukan oleh siswa lain. Ungkapan tersebut didukung oleh Sanjaya (2011) yang mengatakan bahwa metode inkuiri adalah suatu kegiatan pembelajaran yang inovatif dan menekankan pada proses kegiatan berpikir kritis untuk menganalisis serta menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.

(35)

serta menggali informasi yang didapat, menemukan jawabannya sendiri secara kritis, logis, dan analitis dari suatu permasalahan. Siswa tidak tergantung oleh guru dan pengetahuan yang didapatkan oleh siswa dapat bertahan lebih lama. b. Macam-macam Metode Inkuiri

Menurut Trowbridge ( dalam Mulyasa, 2006 ) ada tiga macam metode inkuiri, yaitu :

1) Inkuiri Terbimbing(Guide Inquiry)

Guide Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan metode inkuiri yang dalam kegiatan pembelajarannya dilakukan berdasarkan petunjuk guru. Selanjutnya guru memberikan sebuah pertanyaan dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan. Proses kegiatan ini dilakukan secara bertahap sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri. Peran guru di sini adalah sebagai pengarah dan sarana bagi peserta didik untuk menemukan hal-hal yang ingin diketahui dalam kegiatan pembelajaran.

2) Inkuiri Bebas (Free Inquiry)

(36)

3) Inkuiri bebas dalam dimodifikasi (Modefied Free Inquiry)

Modified Free Inquiry merupakan metode inkuiri yang melibatkan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh gurunya dengan cara melakukan pengamatan eksplorasi sesuai dengan prosedur penelitiannya. Guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas memberikan bantuan jika ada siswa yang mengalami kesulitan yang bertujuan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan masalahnya.

Tipe-tipe metode inkuiri di atas, peneliti akan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Hal ini disebabkan karena siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto masih memerlukan bimbingan dari guru dalam memecahkan masalah dan menemukan informasi. Penerapan metode inkuiri ini diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta dapat berpikir secara kritis, logis dan analitis.

c. Langkah-langkah Penerapan Metode Inkuiri

(37)

Langkah kedua merumuskan masalah, merumuskan masalah merupakan langkah kegiatan membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Pada proses ini siswa akan mendapatkan pengalaman yang baru dalam mengembangkan mental melalui kegiatan berpikirnya. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa sehingga siswa terdorong untuk mecari jawaban yang tepat. Masalah dalam persoalan ini harus mengandung konsep yang jelas untuk dicari atau ditemukannya.

Langkah ketiga adalah langkah hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban yang sementara, maka perlu diuji untuk kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan anak (berhipotesis) adalah dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan. Pimikiran tersebut harus memiliki landasan yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat kritis dan logis.

Langkah keempat adalah melakukan eksperimen yang merupakan kegiatan siswa melakukan percobaan untuk mendapat hasil dari dugaan sementara. Pada tahap ini siswa akan mendapatkan data melalui percobaan yang dilakukan. Peran guru adalah membimbing siswa dalam melakukan percobaan sehingga siswa mendapatkan data yang dibutuhkan.

(38)

untuk mengembangkan intelektual. Tugas dan peran guru dalam langkah ini adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

Langkah keenam yaitu menguji hipotesis yang merupakan proses menetukan jawaban dari informasi yang didapatkan berdasarkan dari hasil pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis, hal yang terpenting ialah mencari keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis merupakan mengembangkan cara berpikir secara rasional, artinya jawaban tersebut bukan sebuah argumentasi, tetapi dapat dibuktikan dari data yang dikumpulkan dan juga dapat dipertanggung jawabkan.

Langkah ketujuh adalah merumuskan kesimpulan yang merupakan proses untuk mendeskripsikan atau menggambarkan temuan yang diperoleh berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis. Langkah ini ialah langkah yang paling penting dalam proses pembelajaran. Dalam merumuskan kesimpulan peran guru adalah untuk menunjukkan kepada siswa tentang data yang relevan.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

(39)

dapat bertahan lebih lama, c) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk lebih rajin dalam belajar, d) dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan serta minatnya, e) menambah rasa percaya diri dengan cara menemukan sendiri jawabannya.

Selain mempunyai kelebihan di atas, Hanafiah dan Suhana (2009: 79) mengemukakan kekurangan metode inkuiri terbimbing, diantaranya adalah sebagai berikut : a) peserta didik harus memiliki sikap mental yang kuat, berani dan rasa keinginan untuk mengetahui keadaan di sekitarnya, b) Keadaan kelas yang terlalu banyak siswa membuat metode ini sulit untuk dilaksanakan, c) Guru dan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang lama sehingga metode inkuiri ini dapat mengecewakan.

4. Minat

Pada minat belajar ini akan membahas mengenai pengertian minat, faktor pendorong minat, ciri-ciri minat belajar, indikator minat, dan cara mengukur minat.

a. Pengertian Minat

(40)

cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa yang dapat berpengaruh terhadap semangat, motivasi dan prestasi belajar. Guru sebaiknya dapat menciptakan situasi belajar yang membuat siswanya merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Dari pendapat yang sudah dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap hal-hal yang disukai, sehingga timbul perasaan senang terhadap apa yang ingin dilakukannya.

b. Faktor Pendorong Minat

Perasaan senang merupakan salah satu faktor pendorong munculnya minat pada diri siswa. Banyak cara untuk menciptakan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sardiman (2001) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain sebagai berikut: a) membangkitkan belajar sebagai kebutuhan, b) memberian pujian berbentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik, c) memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang baik, d) menggunakan berbagai macam metode mengajar yang bervariasi supaya siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran.

c. Ciri-ciri Minat Belajar

(41)

pembawaan timbul dengan sendirinya dari setiap orang yang biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sedangkan minat karena pengaruh dari luar biasanya dipengaruhi oleh orang tua, lingkungan atau kebiasaan. Menurut Slameto (2003) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) mempunyai keinginan untuk mempelajari materi yang sudah dipelajarinya secara terus- menerus, b) ada rasa suka dan senang terhadap obyek yang diminati, c) mendapatkan kepuasan pada obyek yang diminati, d) ada ketertarikan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk diminati, d) memprioritaskan minat.

d. Indikator Pengukur Minat

Mardapi (2008) menyebutkan bahwa indikator minat antara lain : usaha dalam memahami, mambaca buku yang berkaitan dengan bidang studi, bertanya di kelas, dan bertanya kepada teman atau orang yang lebih mengetahui serta mengerjakan soal dengan baik. Slameto (2010) mengungkapkan bahwa minat merupakan sebuah ekspresi dalam memperhatikan secara terus menerus yang disertai rasa senang dan dimunculkan melalui aktivitas yang dilakukannya.

(42)

memperhatikan seluruh proses pembelajaran, siswa menyimak penjelasan guru, siswa tidak melamun pada saat kegiatan pembelajaran, siswa berkonsentrasi pada saat pembelajaran, siswa mencatat penjelasan guru saat kegiatan pembelajaran.

Indikator ketiga keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi: siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru, siswa ikut melakukan percobaan dalam kelompok, siswa bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya, siswa mengerjakan tugas saat pembelajaran, dan siswa menanggapi penjelasan guru. Indikator ke empat inisiatif mencari informasi lain yang berhubungan dengan materi yang meliputi: siswa belajar tanpa ada paksaan dari orang lain, siswa membaca atau mencari materi dari sumber lain, siswa mau mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan, siswa bertanya hal-hal lain yang berkaitan dengan materi, siswa tertarik melakukan percobaan pada saat kegiatan pembelajaran, dan siswa membuat ringkasan tanpa diminta guru mengenai materi yang telah dipelajari.

e. Cara Mengukur Minat

Supratiknya (2012) menyatakan bahwa kegiatan siswa dituntut untuk mendemonstrasikan aneka tingkah laku sebagai hasil belajarnya yang diamati secara langsung. Menurut Mustaqim (2008) observasi langsung ialah pengamatan yang dilakukan dalam situasi yang sebenarnya serta dapat langsung diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini, minat belajar siswa diukur menggunakan pengamatan (observasi).

(43)

siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau pewawancara secara lisan. Wawancara mempunyai kelebihan tersendiri yaitu pemberian kesempatan sebebas-bebasnya kepada siswa untuk memberikan jawaban yang dapat berupa pendapat, sikap, atau perasaan, masing-masing dapat disertai dengan penjelasan maupun alasan-alasan tertentu. Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada guru dan sebagian siswa.

Peneliti juga memberikan kuesioner yang diisi oleh siswa. Supratiknya (2012) menyatakan bahwa kuisioner merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Kuisioner dilihat dari segi isi informasi yang dikumpulkan dibagi menjadi dua, yaitu kuisioner yang bertujuan mengungkapkan fakta dan kuisioner yang bertujuan mengungkapkan pendapat.

5. Prestasi Belajar

Prestasi yaitu kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan atau sering hasil usaha (Arifin, 2009). Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia (2008) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Sehingga prestasi belajar merupakan salah satu bukti keberhasilan seseorang. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi bukti keberhasilannya dalam melakukan usahanya.

(44)

psikomotor. Dan sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi target dari ketiga aspek kriteria tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat di ukur berdasarkan hasil yang telah dicapai dengan 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Bagian ini membahas mengenai hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD, dan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Consise Dictionari of Science (dalam Iskandar, 1997) tertulis “science the broad field of human knowledge, acquired by systematic obersevation and

experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and

hypotheses”, artinya IPA ialah ilmu pengetahuan manusia yang diperoleh dengan cara observasi dan eksperimen, serta dijelaskan dengan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis.

(45)

Cara analisa ini dengan menginterprestasikan penemuan dengan menggunakan prosedur proses, seperti hipotesa, eksperimen kontrol, dan menarik kesimpulan. b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Pembelajaran IPA di SD sangat penting karena IPA mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu pendidikan IPA bertujuan untuk mengenalkan siswa kepada lingkungan serta membantu memecahkan suatu permasalahan yang dihadapinya. Untuk itu dalam pembelajaran IPA harus sesuai dengan perkembangan siswa.

Samatowa (2010) menyatakan alasan IPA diajarkan di SD, antara lain: a) IPA berfaedah bagi suatu bangsa dan IPA merupakan dasar teknologi yang sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan, b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, c) IPA bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan apabila diberikan melalui percobaan yang dilakukan oleh siswa sendiri, d) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan. c. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

(46)

beberapa faktor, yaitu pemanasan, pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan pengkaratan. Perubahan dapat terjadi pada bentuk, warna, bau, kelenturan, dan kekuatan. Azmiyawati, dkk (2008: 73) menyatakan ada dua perubahan sifat benda yaitu, perubahan sifat benda sementara dan perubahan sifat benda tetap.

7. Hasil Penelitian yang Relevan

Purnomo (2012), dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Eksperimen Pada Materi Sifat-sifat

Cahaya Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten Semester Genap Tahun

(47)

KKM menjadi 84,85 %. Dengan demikian, metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam materi sifat-sifat cahaya.

Rohandi (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Minat Siswa terhadap Sains dan Implikasinya dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Sains di

Sekolah”. Subyek penelitian adalah 79 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Sikap dan minat siswa terhadap sains ditelusuri dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan Trumper (2006). Kuesioner ini disusun dengan menggunakan skala Likert dalam memberikan respons terhadap setiap pertanyaan dalam kuesioner. Pembelajaran sains dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa untuk keseluruhan sampel, nilai rerata aspek minat terhadap sains adalah 3,2 (SD=0,42); sikap siswa terhadap sains dan teknologi 3,1 (SD=0,41); sikap siswa terhadap pelajaran sains 3,0 (SD=0,45) dan minat siswa terhadap kegiatan sains di luar sekolah 3,2 (SD=0,42). Hasil ini secara umum menunjukkan sikap dan minat siswa adalah cukup tinggi atau positif. Hal ini dapat diindikasi bahwa para siswa cukup tertarik untuk mempelajari bidang sains yang mereka yakini sangat bermanfaat dalam kehidupan mereka.

Nupita (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Keterampilan Pemecahan Masalah IPA pada Siswa kelas V Sekolah Dasar.

(48)

terbimbing. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 2 Sidomoro dengan jumlah siswa 37 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan terbukti pada siklus 1 keterampilan dalam memecahkan masalah adalah 67,56% dan siklus II 94,45%. Sedangkan pada nilai hasil belajar siswa siklus I nilai hasil belajar adalah 64,48% dan pada siklus ke II ialah 91,89%.

Dewi (2012) meneliti tentang “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS

Melalui Pendekatan Cooperative Learning tipe STAD pada siswa kelas V di SD

Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012”. Peningkatan minat dalam penelitian ini ditandai dengan persentase jumlah siswa yang berminat pada siklus I persentase siswa yang mencapai KKM adalah 63,64% dan pada siklus II persentase yang mencapai KKM adalah 77,27%. Selain itu penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester 2 di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan Cooperative tipe STAD dapat meningkatan minat dan hasil belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning tipe STAD pada siswa kelas V di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012.

Hartanto (2012) dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

Siswa Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran

(49)

setelah diberikan tindakan siklus 1 ialah 12. Selanjutnya minat siswa pada tindakan siklus kedua meningkat lagi menjadi 16. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan ialah 61,93 dengan presentase yang mencapai KKM rendah yaitu 40, 65%. Dan setelah pemberian tindakan siklus I diperoleh rata-rata 70,18 dengan presentase siswa yang mencapai KKM adalah 65,62%. Sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata 81,46% dengan presentase siswa yang mencapai KKM adalah 87,5%.

Penelitian relevan yang dijelaskan diatas merupakan salah satu alasan peneliti melakukan penelitian dengan Penerapan pendekatan SCL dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. Penelitian ini diharapkan dapat berhasil untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

B.Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPA di SD Negeri Nogotirto yang didominasi guru diduga oleh peneliti mengakibatkan minat dan prsetasi belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran ditandai dari kurangnya perhatian, keterlibatan, kemauan mengembangkan diri dan perasaan senang siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menjadikan materi yang disampaikan oleh guru tidak diterima secara utuh oleh siswa. Sehingga menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami materi.

(50)

pembelajaran. Metode ini dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA melalui percobaan. Dengan melakukan percobaan maka siswa dapat membangun pengetahuannya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SD Negeri Nogotirto, peneliti akan menerapkan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

C.Hipotesis Tindakan

1. Penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun pelajaran 2013/2014.

(51)

29

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian – penelitian Relevan

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian – penelitian Relevan

Inkuiri Terbimbing Minat dan Prestasi

Purnomo (2012)

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Eksperimen Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam materi sifat-sifat cahaya.

R. Rohandi (2010)Minat Siswa terhadap Sains dan Implikasinya dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Sains di Sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan sikap dan minat siswa adalah cukup tinggi/positif

Nupita (2013)

Penerapan ModelPembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA pada Siswa kelas V Sekolah Dasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penemuan terbimbing dalam prestasi belajar

Dewi (2012) meneliti tentang

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Cooperative Learning tipe STAD pada siswa kelas V di SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2011/2012

Penelitian ini adalah pendekatan Cooperative tipe STAD dapat meningkatan minat dan hasil belajar IPS melalui pendekatan Cooperative Learning tipe STAD

Hartanto (2012) dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IVB SDN Ungaran II Tahun Pelajaran 2011/2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode discovery-inkuiri terbimbing

Penerapan Pendekatan Student Centered Learning dengan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto

(52)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini peneliti akan membahas tentang jenis penelitian siklus I yang meliputi jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

A.Jenis Penelitian

(53)

Gambar 3.1 : Siklus PTK Menurut Kemmis dan MC Taggart

Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart berupa rangkaian yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kusuma dan Dwitagama, 2011). Keempat komponen tersebut merupakana untaian yang dipandang sebagai satu siklus. Arikunto, dkk (2008) mengatakan bahwa keempat komponen dalam penelitian tindakan kelas ialah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap satu dalam menyusun rencana tindakan (planning) peneliti harus menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang ditulis untuk memperbaiki dan mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran.

(54)

sebaiknya ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangannya. Selanjutnya pada tahap ketiga ialah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh seorang pengamat atau observer. Dan tahap keempat adalah refleksi. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru sudah melakukan tindakan kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakannya.

B.Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta Semester Ganjil Tahun ajaran 2013/2014, yang berjumlah 31 anak terdiri dari siswa 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPA, khususnya Komptensi Dasar 4.1 yaitu mendiskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 13 - 27 November 2013.

4. Tempat Penelitian

(55)

C.Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, siklus I empat kali pertemuan dan siklus II tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan diakhiri dengan evaluasi dan refleksi.

1. Persiapan

Kegiatan perencanaan setiap siklus dilaksanakan maka perlu diadakan observasi yang terjadi di lapangan. Pada penelitian ini dilakukan observasi pada siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto Gamping Sleman. Langkah pertama yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian adalah meminta ijin observasi dari kampus di sekretariat prodi PGSD dan Kepala sekolah SD Negeri Nogotirto. Kemudian peneliti juga meminta ijin untuk melakukan wawancara dengan guru bidang studi IPA kelas VB. Lalu peneliti juga meminta ijin untuk melakukan pengamatan di kelas VB saat pembelajaran IPA berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi awal minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.

(56)

2. Rencana Tindakan Siklus I

Siklus I dilakukan 4 kali pertemuan, setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran (2 x35 menit). Pada pertemuan satu sampai tiga digunakan untuk menyampaikan materi dan pada pertemuan yang keempat digunakan untuk evaluasi.

1) Rencana Tindakan

Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan soal evaluasi pada KD 4.1 mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas. Peneliti juga menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran. Setelah itu peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi lembar kueisoner minat belajar yang sudah divalidasi oleh para ahli.

2) Pelaksanaan

(57)

3) Pengamatan

Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan dengan bantuan 3 teman. Satu orang bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan siswa dan 2 orang sebagai pengamat. Tujuan pengamatan ini ialah untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran dan minat belajar siswa.

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti akan mengidentifikasi hambatan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti juga mengolah data hasil evaluasi dengan observasi dan hasil kuesioner minat belajar siswa kemudian membandingkannya dengan data sebelumnya atau data awal. Dari hasil ini akan menjadikan acuan peneliti untuk menghentikan siklus I atau melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II.

3. Rencana Tindakan Siklus II

Siklsus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 JP per pertemuan (2 x 35 menit). Pada pertemuan satu dan dua digunakan untuk menyampaikan materi dan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi.

1) Rencana Tindakan

(58)

peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi lembar kueisoner minat belajar yang sudah divalidasi oleh para ahli.

2) Pelaksanaan

Tindakan dalam siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan membutuhkan waktu 2 JP atau 2 x 35 menit. Dalam pertemuan pertama siswa melakukan percobaan mengenai perubahan sifat suatu benda pada proses pembakaran, pencampuran dengan air dan pemanasan. Pertemuan kedua siswa mengamati apa yang terjadi proses pembusukan dan pengkaratan. Selanjutnya pada pertemuan yang ketiga siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Pengamatan

Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan dengan bantuan 3 teman. Satu orang bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan siswa dan 2 orang sebagai pengamat. Tujuan pengamatan ini ialah untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran dan minat belajar siswa.

4) Refleksi

(59)

D.Indikator Keberhasilan dan Pengukuran

Indikator keberhasilan siklus I ditentukan sebelum penelitian dengan mempertimbangkan data kondisi awal dan informasi dari guru bidang studi IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto yang memahami karakter siswanya. Indikator keberhasilan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 : Indikator Keberhasilan

(60)

Target pencapaian yang ada pada indikator keberhasilan ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran IPA SD Negeri Nogotirto. Diskusi dilakukan bersama dengan guru dengan maksud agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan sasaran. Target yang sudah ditentukan, nantinya menjadi tolok ukur bagi peneliti untuk mengukur keberhasilan pada siklus I. Ketercapaian siklus I pada semua indikator terbukti bahwa penelitian cukup dilaksanakan dalam satu siklus. Namun, apabila ada indikator yang belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus 2.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ialah menyebarkan kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur minat siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Selain itu kuesioner juga digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi langsung dari siswa. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 4 indikator yang meliputi 1) memiliki rasa senang saat pembelajaran IPA; 2) perhatian saat proses pembelajaran IPA; 3) keterlibatan siswa proses pembelajaran IPA; dan 4) inisiatif dalam mencari informasi baru.

2. Wawancara

(61)

digunakan adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan dengan guru bidang studi IPA kelas VB dan wawancara tidak terstruktur digunakan untuk siswa kelas VB. Peneliti memilih wawancara tidak terstruktur untuk siswa supaya tidak takut dan suasana lebih santai. Informasi yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu mengenai minat siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA dan cara guru menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Kegiatan wawancara dilakukan di setiap akhir siklus. Adapun panduan wawancara yaitu sebagai dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 : Pedoman Wawancara

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah siswa merasa senang saat pembelajaran IPA? 2. Bagaimana siswa menunjukan perasaan senangnya?

3. Apakah siswa memperhatikan seluruh proses pembelajaran? 4. Apakah siswa menyimak penjelasan Bapak?

5. Apakah siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapak?

6. Bagaimana sikap siswa saat Bapak menerangkan?

7 . Bagaimana tanggapan siswa pada Bapak memberikan pertanyaan?

8. Apakah siswa mau maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas?

9. Apakah semua siswa terlibat dalam kerja kelompok?

10. Apakah siswa mau membaca dan mencari materi dari sumber lain?

11. Apakah siswa berinisiatif untuk kembali memperlajari materi?

12. Apakah siswa bertanya hal-hal yang berkaitan dengan materi?

(62)

3. Dokumentasi

Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa. Data awal siswa diperoleh dari dokumentasi nilai tengah semester tahun ajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang berupa hasil soal valuasi, rubrik penilaian minat, dan rubrik penilaian psikomotorik.

4. Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi untuk mendapatkan informasi tentang minat siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Observasi ini dilakukan oleh 3 orang. Dalam observasi ini peneliti akan melakukan penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian afektif dan psikomotor.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur minat siswa adalah kuesioner. Sedangkan untuk mengukur prestasi belajar peneliti menggunakan soal evaluasi pada akhir setiap siklus. Instumen pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 : Peubah dan Instrumen Pengumpulan Data

PEUBAH INDIKATOR SUMBER

DATA PENGUMPULAN INSTRUMEN

(63)

PEUBAH INDIKATOR SUMBER

DATA PENGUMPULAN INSTRUMEN

dalam proses

(64)

Tabel 3.4: Kisi-kisi Kuesioner Minat

No. INDIKATOR PERNYATAAN

1. Memiliki rasa senang saat pembelajaran IPA

1. Saya menyiapkan alat tulis sebelum pelajaran dimulai

2. Pada saat pembelajaran IPA, saya bersikap ceria

3. Saya sudah siap di dalam kelas sebelum pelajaran IPA di mulai

4. Saya tidak mengeluh pada saat mengikuti pembelajaran IPA

5. Saya bersemangat saat mengikuti pembelajaran IPA

6. Saya ingin mendapatkan nilai yang baik pada mata pelajaran IPA

7. Saya menyukai pelajaran IPA

2. Perhatian saat proses pembelajaran IPA

8. Saya memperhatikan seluruh proses pembelajaran

9. Saya menyimak penjelasan guru 10. Saya tidak melamun saat pelajaran IPA 11. Saya berkonsentrasi saat pelajaran IPA 12. Saya mencatat penjelasan guru saat

pelajaran IPA

13. Saya melihat guru ketika guru sedang menjelaskan

3.

Keterlibatan dalam proses pembelajaran IPA

14. Saya menjawab pertanyaan guru 15. Saya ikut melakukan percobaan dalam

kelompok

16. Saya memberikan pendapat saat diskusi kelompok

17. Saya bekerja sama dengan kelompok 18. Saya mengerjakan tugas saat pelajaran

IPA

19. Saya menanggapi penjelasan guru

4. Inisiatif dalam mencari informasi baru

20. Saya belajar tanpa paksaan dari orang lain

21. Saya membaca atau mencari materi dari sumber lain

22. Saya mau mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan

23. Saya bertanya hal-hal lain yang berkaitan dengan materi

(65)

No. INDIKATOR PERNYATAAN

25. Saya membuat ringkasan tanpa diminta guru mengenai materi yang telah dipelajari

2. Tes Objektif

Menurut Margono (2007) tes objektif merupakan tes yang disusun dengan menggunakan pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. Penelitian ini peneliti menggunakan tes objektif untuk mengukur prestasi belajar siswa. Soal tes objektif terdiri dari 20 soal yang diberikan pada setiap akhir siklus. Adapun rincian pemberian skor soal evaluasi pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 : Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi

NO. pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 3.6 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1

(66)

STANDAR

(67)

nomor 14, 27, 30, dan pada indikator membedakan bahan penyusun suatu benda sesuai denagn strukturnya dikembangkan pada soal evaluasi nomor 4, 13, 28.

Materi pokok yang kedua adalah jenis dan sifat penyusun benda. Pada materi ini terdapat enam indikator, yaitu menyebutkan jenis-jenis kertas yang dikembangkan pada soal evaluasi nonor 5, 12, 15, menyebutkan jenis-jenis kain yang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 6, 25, 29, menyebutkan jenis-jenis benang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 7, 24, 26, mengidentifikasi sifat-sifat jenis kertas yang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 8, 16, 23, mengidentifikasi sifat-sifat jenis kain yang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 9, 17, 19 mengidentifikasi sifat-sifat jenis benang yang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 2, 18, 20. Materi pokok yang terakhir adalah kekuatan dan kegunaan bahan penyusun benda, indikator pertama membandingkan kekuatan 3 bahan penyusun benda yang dikembangkan pada soal evaluasi nomor 3, 10, 21 dan indikator menentukan kegunaan bahan penyusun suatu benda dikembangkan pada soal evaluasi nomor 1, 11, dan 22.

Tabel 3.7 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II

(68)
(69)

pada soal evaluasi nomor 6, 13, 19, 23. Indikator menyebutkan perubahan sifat benda melalui pencampuran dengan air dikembangkan pada soal evaluasi nomor 3, 9, 15, 26. Pada indikator menyebutkan perubahan sifat benda melalui pembusukan dikembangkan pada soal evaluasi nomor 5, 10, 16, 22. Indikator menyebutkan perubahan sifat benda melalui perkaratan dikembangkan pada soal evaluasi nomor 2, 12, 21, 24. Sedangkan pada indikator membedakan sifat perubahan tetap dan sementara dikembangkan pada soal evaluasi nomor 4, 8, 18, 27, dan 29.

3. Rubrik Penilaian Psikomotorik

Rubrik penilaian psikomotor dilakukan ketika siswa membacakan hasil pekerjaannya dan saat melakukan percobaan. Ada tiga indikator yang digunakan oleh peneliti untuk menilai hasil presentasi siswa yaitu penguasaan materi, suara, dan sikap. Adapun rubrik penilaian psikomotor yang dapat dilihat pada tabel 3.8, tabel 3.9, dan tabel 3.10.

Tabel 3.8: Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Pertama

(70)

Tabel 3.9: Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Kedua

Tabel 3.10: Rubrik Penilaian Psikomotor Hari Ketiga

NO. 2. Kelengkapan jika menyediakan

kurang dari 3 alat

G.Indeks Kesukaran, Validitas, dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Indeks Kesukaran

(71)

Tabel 3.11 : Kategori Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 Sulit

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Tingkat kesukaran soal dapat dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran

B : Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu soal N : Jumlah peserta siswa

Skor maksimal : Skor maksimal

Indeks kesukaran digunakan oleh peneliti untuk melihat tingkat kesukaran soal evaluasi pada siklus I dan siklus II. Hasil perhitungan indeks kesukaran soal evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.12 dan 3.13.

Tabel 3.12 : Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I

(72)

NO. SOAL IK KETERANGAN dalam kualifikasi mudah, 7 soal termasuk dalam kualifikasi sedang dan tidak ada yang masuk dalam kualifikasi sulit. Setelah melakukan uji indeks kesukaran soal, peneliti kemudian membuat kisi-kisi indeks kesukaran soal. Kisi-kisi indeks kesukaran soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.13

Tabel 3.13: Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I

(73)

Standar

Tabel 3.14: Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II

(74)
(75)
(76)

2. Validitas Instrumen

Sudjana (2009) validitas merupakan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai dengan betul sesuai dengan apa yang akan dinilainya. Validitas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah construct validity, content validity, dan empirical validity. Construct validitymerupakan alat yang digunakan dalam satu definisi operasional yang tepat dari suatu konsep teoritis (Margono, 2007). Instrumen tersebut digunakan untuk menjelaskan hubungan perilaku seseorang dan berhubungan dengan aspek yang akan diukur. Sedangkan Contect Validity ialah suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi untuk mengukur apa yang akan diukur. Validitas ini sangat tergantung pada tes dan proses dalam merespon tes. Face validity artinya pengukuran yang konkret serta penilaian dari para ahli maupun konsumen alat ukur tersebut. Empiral validity mencari keterikatan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok untuk dibandingkan dengan hasil pengukurannya.

Hasil validitas dilakukan pada kelas VI SD Negeri Nogotirto dengan jumlah siswa 30. Kuesioner yang diujikan terdiri dari 4 indikator yang dibuat menjadi 25 pernyataan. Hasil validitas yang sudah didapatkan akan dihitung dengan menggunakan SPSS 16. Rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Berikut rumus korelasi Product-Moment:

(77)

Keterangan:

Setelah melakukan perhitungan SPSS kemudian menentukan pernyataan yang valid dengan membandingkan nilai hitung, yaitu Person Corellation dan r tabel. Soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel dan dikatakan tidak valid jika r hitung < ra tabel. Nilai r tabel Product Moment dari person dengan taraf signifikan 5% untuk n=30 adalah 0,361. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.16.

Tabel 3.16 : Hasil Uji Validitas Empiris Kuesioner Minat

Gambar

Tabel 4.10 Rata-rata Minat Siswa Pada Siklus II ...........................................
Gambar  2.1 Literature Map Penelitian – penelitian Relevan Penerapan Pendekatan Student Centered Learning dengan Metode Inkuiri Terbimbing
Gambar 3.1 : Siklus PTK Menurut Kemmis dan MC Taggart
Tabel 3.1 : Indikator Keberhasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dihasilkan rute distribusi dengan algoritma carke &amp; wright adalah tiga rute dengan total jarak tempuh 180,7 km, rute dengan model penyelesaian Vehicle Routing Problem

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;.. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Dalam acara Public Expose yang diadakan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Indopoly mengumumkan bahwa Perseroan telah berinvestasi pada empat mesin baru

Hewan makrobenthos yang banyak ditemukan pada kedua lokasi adalah dari kelas Polychaeta, karena Polychaeta dapat memanfaatkan kondisi yang terbatas dengan menggali

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan unsur-unsur sistem akuntansi pembelian, yakni diagram alir (flowchart) pembayaran hutang, bagian-bagian yang

Faustus, his experiences and the end of his life as the critique toward Renaissance Humanism using Blaise Pascal ’s Belief Alternatives that human being can not deny God,

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Anova H asil Analisa Pengaruh Pupuk Majemuk Pelet Dari Bahan Organik Legum Cover Crop (LCC) Terhadap Variabel Tinggi Tanaman Umur 49 HST (cm) Pada Padi Varietas IR