• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUN TERHADAP HASIL BELAJAR SIWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUN TERHADAP HASIL BELAJAR SIWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Oleh:

Ariani Oktari NIM 4114131001

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar SarjanaPendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Berbasis Praktikun Terhadap Hasil Belajar Siwa Pada Materi

Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan

Ariani Oktari (NIM. 4114131001) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia

siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri berbasis praktikum pada

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

kelas XI MAN 2 Model Medan, yang berjumlah 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah

soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan uji

hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung > ttabel, yakni thitung = 4,539 >

ttabel = 1,6667, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu hasil belajar siswa yang belajar

dengan model pembelajaran inkuiri berbasis praktikum lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hal ini diperoleh dari analisis data

gain. Rata-rata gain yang diperoleh siswa di kelas eksperimen 0,705 dan kelas kontrol

0,587. Sedangkan aspek kognitif yang paling berkembang dengan model

pembelajaran inkuiri berbasis praktikum terdiri atas: C1 (pengetahuan) = 43,8%; C2

(pemahaman) = 60,9%; C3(aplikasi) = 81,7%; C4 (analisis) = 32,8%; C5 (sintesis)=

18,8%. Maka dapat dikatakan bahwa semua aspek kognitif pada penyelesaian soal

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

\Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Belajar dan Hasil Belajar 7

2.2. Pembelajaran dalam Kimia 8

2.3. Praktikum Pada Pengajaran Kimia 9

2.4. Pembelajaran Inkuiri 11

2.4.1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri 11

2.4.2. Prinsip Prinsip Pembelajaran Inkuiri 13

2.4.3. Langkah Langkah Pembelajaran Inkuiri 15

2.4.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 19

2.5. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 20

2.5.1. Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 20

2.5.2. Kesetimbangan Larutan 21

2.5.3. Reaksi Pengendapan 22

(5)

ii

2.5.5. Hubungan Ksp dengan pH Larutan 24

2.6. Kerangka Konseptual 25

2.7. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel 27

3.2.1. Populasi 27

3.2.2. Sampel 27

3.3. Variabel Penelitian 27

3.4. Instrumen Penelitian 28

3.4.1. Taraf Kesukaran 29

3.4.2. Daya Pembeda 30

3.4.3. Validitas Tes 31

3.4.4. Reliabilitas Tes 32

3.5. Rancangan Penelitian 33

3.6. Prosedur Penelitian 34

3.6.1. Prosedur Sebelum Dilakukan Penelitian 34

3.6.2. Prosedur Pada Saat Dilakukan Penelitian 34

3.7. Teknik Pengolahan Data 35

3.7.1. Perhitungan Keberhasilan Belajar (Gain Ternormalisasi) 36

3.7.2. Uji Normalitas 36

3.7.3. Uji Homogenitas 37

3.7.4. Uji Hipotesis 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39

4.1. Hasil Penelitian 39

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 39

4.1.1.1. Hasil Uji Validitas 39

4.1.1.2. Hasil Uji Taraf Kesukaran 39

(6)

4.1.1.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes 39

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 40

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian 40

4.1.3.1. Persen Peningkatan Hasil Belajar 41

4.1.3.2. Uji Normalitas 41

4.1.3.3. Uji Homogenitas 42

4.1.3.4. Uji Hipotesis 42

4.2. Pembahasan 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

(7)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah penerapan inkuiri 19

Tabel 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Beberapa Senyawa Ionik 23

Tabel 3. Analisis Kisi-Kisi Instrumen Soal 28

Tabel 4. Perhitungan Tingkat Kesukaran 29

Tabel 5. Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda Tingkat Kesukaran 30

Tabel 6. Perhitungan Daya Pembeda 31

Tabel 7. Kriteria Pemilihan Soal Pilgan Untuk Daya Pembeda 31

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar

peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional.

Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa

menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut,

sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan

konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini banyak dijumpai

dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, oleh karena itu, perlu

menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan

sehari-hari (Trianto, 2010).

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

kimia siswa adalah model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan

praktikum di laboratorium. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk

berpikir secara logis, analisis, sistematis dan membangun sikap ilmiah pada diri

siswa. Model pembelajaran inkuiri ini yang memberikan kesempatan peserta didik

untuk belajar menemukan dan tidak hanya menerima (Heuvelen dalam Wiyanto,

2005). Intisari dari pembelajaran inkuiri adalah memberi pembelajaran siswa

untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan

dunia nyata. Pada pembelajaran inkuiri guru harus merencanakan situasi

sedemikian rupa, sehingga siswa bekerja seperti seorang peneliti dengan

menggunakan prosedur mengenali permasalahan, menjawab pertanyaan,

investigasi, dan menyiapkan kerangka berpikir, hipotesis dan penjelasan yang

kompatibel dengan pengalaman pada dunia nyata (Hakim, 2008). Pembelajaran

(10)

meningkatkan potensi intelektual siswa, memperoleh kepuasan intelektual yang

datang dari dalam diri siswa dan memperpanjang proses ingatan (Tarigan, 2007).

Penggunaan praktikum sangat penting dalam kegiatan pembelajaran IPA

khususnya Ilmu Kimia. IPA merupakan bidang yang mengkaji fakta-fakta empiris

yang ada di alam, sehingga untuk mempelajarinya harus melalui pengkajian

laboratorium yang didesain sebagai miniatur alam. Selain kegiatan laboratorium

yang merupakan sarana untuk mengembangkan dan menerapkan keterampilan

proses IPA, membangkitkan minat belajar dan memberikan bukti-bukti bagi

kebenaran teori atau konsep-konsep yang telah dipelajari siswa sehingga teori atau

konsep-konsep tersebut menjadi lebih bermakna pada struktur kognitif siswa

(Nugraha, 2006).

Roestyah (1986) mengatakan bahwa eksperimen/praktikum adalah salah

satu cara mengajar kepada siswa dan siswa melakukan percobaan tentang sesuatu

hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya. Dan hasil

pengamatan disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Berdasarkan pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa eksperimen adalah cara penyajian pelajaran

kepada siswa, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan

sendiri mengenai suatu materi arau masalah sehingga siswa dapat mengetahui dan

mengerti tujuan pembelajaran melalui kegiatan eksperimen.

Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri ini sudah banyak yang meneliti, diantaranya oleh Ariayani (2006), yang

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa lebih tinggi ketika diajar dengan metode

inkuiri dibandingkan dengan metode konvensional pada pokok bahasan sistem

koloid diperoleh nilai minimal 65% dan nilai maksimal 85%. Harahap (2006)

peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan Gain Ternormalisasi

untuk pengajaran melalui penerapan model pembelajaran inkuiri lebih besar yaitu

sebesar 68,60% dan pengajaran konvensional sebesar 53,79% pada materi laju

reaksi. Lubis (2007) menyatakan hasil belajar siswa yang diajar dengan

menerapkan metode pembelajaran inkuiri berbasis praktikum lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode

(11)

3

dari peningkatan hasil belajar siswa (gain), dimana pada kelas eksprimen

diperoleh peningkatan hasil belajar (gain) sebesar 62,9% dan pada kelas kontrol

diperoleh peningkatan hasil belajar (gain) sebesar 45,7%. Barron Saragih (2003)

juga menyatakan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode inquiry sebesar

63,841% dan dengan metode konvensional sebesar 56,629%.

Dalam ilmu kimia, materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan merupakan

materi pelajaran kimia yang cukup sulit di dalam pembelajarannya, karena materi

ini siswa harus dapat menghitung kelarutan suatu zat, menghitung tetapan hasil

kali kelarutan, menentukan zat mana yang dapat larut dan mana yang tidak. Siswa

sulit membedakannya jika hanya dengan cara membayangkan saja.

Dengan memperhatikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran

kimia, maka model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan praktikum di

laboratorium ini dapat digunakan, sehingga pembelajaran ini diharapkan dapat

mendukung proses pembalajaran kimia yang menarik dan tidak membosankan

serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia siswa. Dimana dalam

proses pembelajaran tersebut siswa diharapkan lebih berperan aktif dan mampu

menyampaikan pendapat-pendapat mereka.

Berdasarkan uraian diatas akan dilakukan penelitian dengan

judul:”Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Berbasis Praktikum Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa

2. Pembelajaran yang dilaksanakan masih terpusat pada guru

(12)

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh

pembelajaran inkuiri berbasis praktikum terhadap hasil belajar siswa pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI MAN 2 Model Medan T. A

2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri

berbasis praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang

menggunakan model konvensional pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan?

2. Aspek kognitif manakah yang paling berkembang dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri berbasis praktikum?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang belajar dengan model

pembelajaran inkuiri berbasis praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran yang menggunakan model konvensional pada materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan.

2. Untuk mengetahui aspek kognitif manakah yang paling terkembangkan

(13)

5

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, dapat melatih keterampilan siswa untuk mengembangkan

kemampuan berfikir siswa, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, sebagai referensi bagi guru kimia bagaimana mendesain model

pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran kelarutan dan hasil kali

kelarutan.

3. Bagi penulis, sebagai pedoman nanti setelah menjadi seorang pendidik dalam

usaha meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

4. Bagi pembaca, memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran inkuiri

berbasis praktikum terhadap pemahaman konsep siswa kelas XI pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka

dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:

1. Praktikum adalah cara penyajian pelajaran dalam menggunakan percobaan di

dalam pembelajarannya. Dengan melakukan eksperimen berarti siswa

melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variable, pengamatan,

melibatkan pembandingatau control, dan penggunaan alat-alat praktikum.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri (Nuryani, 2005).

2. Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh sesudah kegiatan

pembelajaran berlangsung, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk

angka, huruf atau kata-kata amat baik, baik, sedang, kurang dan amat kurang

(Arikunto, 1999). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi, yaitu selisih dari nilai

posttest dengan nilai pretest (Gain ternormalisasi)pada materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan.

3. Inkuiri adalah salah satu strategi dalam proses pembelajaran merupakan

(14)

secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006).

4. Pembelajaran inkuiri berbasis praktikum merupakan pembelajaran yang

menekankan siswa bagaikan seorang saintis yang melakukan eksperimen,

mereka dituntut untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit

alat, melakukan pengukuran secara cermat, menginterprestasikan data

perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang dibuatnya

(15)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri

berbasis praktikum memberikan hasil yang lebih tinggi (0,705), daripada

hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional

(0,587).

2. Aspek kognitif yang paling berkembang dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri berbasis praktikum terdiri dari C1 (Pengetahuan) =

43,8%; C2 (Pemahaman) = 60,9%; C3 (aplikasi) = 81,7%; C4 (analisis) =

32,8%; C5 (sintesis) = 18,8%..

5.2BSaran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan

model pembelajara inkuiri berbasis praktikum yang mampu meningkatkan

hasil belajar kimia secara optimal khususnya pada pokok bahasan

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model

pembelajara inkuiri berbasis praktikum agar lebih memperhatikan

kelemahan – kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh

hasil yang lebih baik.

(16)

Suharsimi, Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Barron. 2003. Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa dan Campuran di SMP.

Skripsi. Medan: UNIMED

Lubis. 2007. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Berbasis Praktikum Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahasan Termokimia. Skripsi.

FMIPA. Medan: UNIMED

Hakim, L. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Halimah, Siti. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Mora. 2006. Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Inkuiri Dengan Konvensional Pada Materi Pokok Laju

Reaksi di Kelas XI SMA Swasta Muhammadiyah 1 Medan. Skripsi.

FMIPA. Medan: UNIMED

Nasution, M. 1998. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia

Nugraha, W.A. 2006. Penerapan Model Praktikum Semi Riset Pada Praktikum

Kimia Fisika 2. Laporan Hasil Penelitian. Jurusan Kimia FMIPA:

UNIMED

Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar biologi. Malang: Universitas Negeri

Malang

Roestyah. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Persada

Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Garfindo Persada

(17)

Conny, Semiawan. 1992. Pendekatan Dalam Keterampilan Proses. Jakarta:

Gramedia

Slameto. 2001. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Tarigan, S. 2007. Implementasi Pendekatan Inquiri Dalam Pendidikan IPA. Jurnal

Pengabdian Kepada Masyarakat 13:39-45

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana

Gambar

Tabel 1.  Langkah penerapan inkuiri
Gambar 1. Skema Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Penulisan ilmiah ini penulis membahas mengenai Pariwisata khususnya pariwisata jogjakarta yang berbentuk animasi yang dititikberatkan untuk masyarakat menengah kebawah dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah tahun 2016.. Jenis

High Gain Active Microstrip Antena for 60-GHz.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari