• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe terhadap minat kunjungan ulang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe terhadap minat kunjungan ulang."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

xvii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA LAYANAN HIBURAN DI BOSHE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe terhadap minat kunjungan ulang. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasinya adalah seluruh pengunjung BOSHE. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Uji Instrument, Frekuensi, dan,Analisis regresi sederhana (Uji t) .Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) Secara diskriptif persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe masuk dalam

kategori “Baik” (2) Persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe berpengaruh positif terhadap minat kunjungan ulang.

(2)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMER PERCEPTION ON THE PRODUCT SERVICES AT BOSHE TOWARD REPEATED VISITS INTEREST `

The research aims to identily the perceptual effect of buyers in services industry in boshe against interest repeated visits. The type of the research is ease study. The population of the research is all visitor at Boshe. The sample taken is 100 respondents. The data collection technique is accidental sampling by distributing questionarises. The regression analysis used as data analysis technique. The result as the research is the consumer perception on product service at Boshe influences the repeated visit interest.

(3)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA LAYANAN HIBURAN DI BOSHE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Aldio Dhaka Amadea

NIM : 102214061

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“IF I FEEL SO BAD, LETS DANCE”

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua Orang tua saya Bp. Anton Seno P dan Ibu Mangesti Ningsih S

Kakak saya Sdr Leno Christian Naldo S.S, A.md

Sahabat saya Christa Monic, Gina AstrillaS.Kom, Arnoldus Yansen Sindu S.E,

dan Dimas Putranto

Teman – teman Home Base Flamboyan

Barisan para mantan kekasih

Suhu Hanes “ndog acien”

(7)
(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA LAYANAN HIBURAN DI BOSHE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG”. Studi kasus pada masyarakat kelurahan Banjaroyo, kecamatan Kalibawang, kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai

pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk

membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G,.M.Si, selaku dosen pembimbing I, yang

telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan

(10)

viii

4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E, M.B.A selaku dosen pembimbing II,

yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama

penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

6. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

7. Kedua orang tua penulis, Bernadenus Parjono dan Lucia Sarjilaha yang

selalu memberikan dukungan doa, kasih sayang, nasehat, dan memberikan

penghidupan yang layak bagi penulis.

8. Saudara-saudaraku yang memberikan masukan-masukan yang berguna

bagi terwujudnya pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan doa dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya

(11)

ix

Penulis menyadari sepenuhya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 26 Januari 2015

Aldio Dhaka Amadea

(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN……… vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 3

(13)

xi

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 5

1. Manajemen ... 5

2. Pemasaran ... 5

3. Produk ……… 7

4. Produk jasa ... 10

5. Kualitas jasa ... 11

6. Minat beli ... 13

7. Minat beli ulang ………. 16

8. Persepsi konsumen ……… 20

B. Penelitian Sebelumnya ... 23

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 24

D. Hipotesis ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian ... 26

1. Variabel Dependent ... 26

2. Variabel Independent ... 27

(14)

xii

F. Pengukuran Variabel ……… 28

G. Populasi dan Sampel ... 31

H. Teknik Pengambilan Sampel... 32

I. Sumber Data ... 32

J. Teknik Pengumpulan Data ... 33

K. Teknik Pengujian Instrumen ... 33

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reliabilitas ... 35

L. Tehnik Analisis Data ... 35

1. Analisis Diskriptif ... 36

2. Analisis Regresi Linier ... 36

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil dan Sejarah Perusahaan ... 37

B. Visi dan Misi Boshe VVIP Club ... 37

C. Segmen dan Target Pasar ... 38

D. Lambang Perusahaan ... 38

E. Struktur organisasi ... 40

F. Produk ... 41

(15)

xiii

1. Validitas ... 47

2. Reliabilitas ... 48

B. Deskripsi Variabel Responden ... 49

1. Jenis Kelamin ... 49

2. Umur ... 49

3. Pendidikan ... 50

4. Frekuensi berkunjung ... 51

C. Deskripsi Variabel Penlitian ... 52

1. Variabel Persepsi ... 52

2. Variabel Minat Kunjung Ulang ... 53

D. Hasil Analisis Regresi ... 55

1. Uji Hipotesis / Uji t ……… 56

E. Pembahasan ... 56

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

C. Keterbatasan ... 57

DAFTARA PUSTAKA ... 60

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Skala Likert ... 28

Tabel V.1 Rangkuman tes validitas pengaruh persepsi konsumen ……… 47

Tabel V.2 Rangkuman tes validitas Minat beli (kunjung) ulang... 48

Tabel V.3 Rangkuman hasil uji reliabilitas ... 48

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin ... 49

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 50

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 50

Tabel V.7 Karakteristik Responden Frekuensi Berkunjung ... 51

Tabel V.8 Deskripsi Variabel Persepsi Konsumen ... 52

Tabel V.9 Deskripsi Variabel Minat Beli (Kunjung) Ulang ... 53

Tabel V.10 Rangkuman Hasil Penelitian ... 54

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Five Level Product ……….……. 9

Gambar II.1 Proses Persepsi ……… 21

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar IV.1 Lambang perusahaan ... 39

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ……….. 60

Lampiran 2 Data karakteristik dan data variable responden ……… 68

Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS ……… 81

(19)

xvii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA LAYANAN HIBURAN DI BOSHE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe terhadap minat kunjungan ulang. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasinya adalah seluruh pengunjung BOSHE. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Uji Instrument, Frekuensi, dan,Analisis regresi sederhana (Uji t) .Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) Secara diskriptif persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe masuk dalam

kategori “Baik” (2) Persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe berpengaruh positif terhadap minat kunjungan ulang.

(20)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMER PERCEPTION ON THE PRODUCT SERVICES AT BOSHE TOWARD REPEATED VISITS INTEREST `

The research aims to identily the perceptual effect of buyers in services industry in boshe against interest repeated visits. The type of the research is ease study. The population of the research is all visitor at Boshe. The sample taken is 100 respondents. The data collection technique is accidental sampling by distributing questionarises. The regression analysis used as data analysis technique. The result as the research is the consumer perception on product service at Boshe influences the repeated visit interest.

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Hiburan malam diskotik dan cafe House music di Yogyakarta mengalami

perkembangan pesat. Fenomena ini bisa dilihat dengan banyaknya

tempat-tempat hiburan yang berdiri dikota Yogyakarta, dengan jumlah tempat-tempat hiburan

gemerlap 4 tempat diantaranya Chesar, Boshe, Republik, dan Liquid

Boshe sebagai salah satu tempat hiburan malam berupa diskotikdi

Yogyakarta yang beralamatkan di Jl.Magelang Km. 6,5 yogyakarta ini

merupakan klub malam yang populerdengan pengunjung berusaia muda pada

khususnya kaum pelajar dan mahasiswa. Tempat hiburan ini memiliki lantai

dansa yang luas dengan sistem suara yang baik, sistem lampu, pencahayaan

dan 3D LED yang super mewah yang menerapkan teknologi terbaru yang

diklaim tercanggih di Indonesia. Dengan tiket masuk yang bervariasi sesuai

event tertentu(sekitar Rp. 85 ribu per orang) Boshe memberikan alternative

hiburan yang menarik sesuai dengan selera kaum muda pada khususnya.

Kebanyakan klub malam yang ada di kota Yogyakarta mempunyai pelayanan

dan karakteristiknya mirip satu sama lain dimana mereka memainkan berbagai

jenis music mulai dari house, disco, techno dan banyak lainnya, walaupun ada

beberapa pub dan bar fokus hanya pada satu genre music tertentu. Begitu juga

dengan Boshe, perusahaan yang bergerak dibidang jasa hiburan ini

(22)

event yang diadakan. Boshe sebagai tempap dikotik yang berada di

Yogyakarta, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat dan

pengunjung tempat hiburan malam karena Boshe merupakan tempat diskotik

terbesardi kota Yogyakarta. Tidak hanya itu saja, banyaknya event yang

menarik dan artis-artis ternama sebagai pengisi acara event tersebut maka

Boshe sangat menjunjung tinggi prestis para pengunjungnya.

Banyaknya persaingan jasa hiburan dunia malam khususnya diskotik di

kota Yogyakarta ini , maka Boshe memiliki cara tersendiri untuk menjadi

pilihan nomer satu bagi para penikmat dunia malam diantaranya dengan

memberikan pelayanan yang baikl dan ramah bagi pengunjung dan

memberikan hiburan yang berkelas. Dengan memperlakukan pengunjung

seperti hal tersebut maka Boshe berkeyakinan bahwa perusahaannya tetap

akan kembali dikunjungi oleh para penikmat dunia malam di Yogyakarta pada

khususnya. Seperti halnya tempat hiburan malam yang lain, Boshe juga

mempertahankan dan mengembangkan apa yang menjadu kekuatan di

perusahaannyaagar apa yang sudah ada di benak masyarakat pada umumnya

dan para penikmat dunia hiburan malam pada khusunya tidak hilang begitu

saja, sehingga Boshe tetap menjadi tempat hiburan malam berupa diskotik

terbaik di Yogyakarta yang menjunjung tinggi prestis para pengunjungnya.

Dengan demikian dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul “ Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Layanan Hiburan Di

(23)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi konsumen pada layanan hiburan berpengaruh terhadap

minat beli (kunjungan) ulang konsumen di Boshe Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi layanan hiburan terhadap minat

beli (kunjungan) ulang konsumen di Boshe Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

perusahaan untuk mengetahui informasiakan minat beli (kunjungan) ulang

konsumen melalui persepsi konsumen sehingga bisa digunakan untuk

mengembangkan perusahaan. Selain itu penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai referensi atau bahan acuan bagi perusahaan yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

2. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai persepsi

layanan hiburan dan minat beli (kunjungan) ulang bagi pembaca dan dapat

digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang persepsi layanan hiburan dan minat beli (kunjungan) ulang

(24)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah perpustakaan bagi

Universitas Sanata Dharma serta memberikan referensi bagi seluruh

mahasiswa dan kalangan akademisi yang ingin mempelajari masalah yang

berhubungan pemasaran khususnya perilaku konsumen.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis untuk memperoleh

pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku

(25)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan sulit. Di

bawah ini beberapa pengertian manajemen :

Follet (dalam Handoko, 2003:8), mengartikan manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan orang lain atau definisi ini mengandung

arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui

pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang

mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu

sendiri.

Sedangkan Stoner (dalam Handoko, 2003:8) mendefinisikan

manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber-sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

2. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

(26)

kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran

juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Drucker (dalam Kotler dan Armstrong, 2008 : 6) ”tujuan pemasaran

adalah membuat penjualan tidak diperlukan lagi”. Disebagian besar

masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan barang

dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran

mempunyai aspek yang lebih luas daripada pengertian tersebut.

Didefenisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial

dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan

dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup

menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang

menguntungkan.

Berikut ini adalah pendapat ahli tentang pengertian pamasaran

yaitu:Pemasaran (marketing) menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 6)

yaitu “sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan

tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”.

Pemasaran, menurut Daryanto (2011 : 1) adalah “suatu proses sosial

dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar

(27)

Pemasaran, menurut Tjiptono (2008 : 5) adalah “fungsi yang memiliki

kontak yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal

perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan

eksternal”.

Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam

pengembangan strategi.Manajemenpemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran

gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Defenisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat

diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu system dari kegiatan bisnis

yang saling berhubungan dan ditujukan untuk merencanakan,

mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen

3. Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2008:266), Produk adalah segala

sesuatu yang ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhanya.

Banyak orang beranggapan bahwa produk adalah berwujud (tangible),

tetapi produk adalah semua yang ditawarkan kepada pasar untuk

(28)

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.

(Kotler & Keller, 2012:347).

Menurut Tjiptono (2008:95), Produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen yang diperhatikan, diminta, dicari, digunakan,

atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar

yang bersangkutan.

Menurut Kotler & Keller (2009:358), Produk memiliki beberapa

tingkatan, tingkatan tersebut meliputi.

a. Core Benefit (Produk inti) adalah manfaat yang sesungguhnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh konsumen dari setiap produk.

b. Basic Product (Produk generik) adalah produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi pokok yang paling dasar (rancangan produk minimal

agar dapat berfungsi).

c. Expected Product (Produk harapan) adalah produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak)

diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Augmented Product (Produk pelengkap) adalah berbagai atribut

produk yang dilengkapi atau ditambah berbagai manfaat dan

layanan,sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa

dibedakan dengan produk pesaing.

e. Potential Product (Produk potensial) adalah segala macam tambahan

dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk

(29)

Gambar II.1 Five Level Product

Sumber : Kotler & Keller (2009:358)

Menurut Kotler & Armstrong (2008:269), produk dan jasa dibagi

menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang

menggunakannya (produk konsumen dan produk industri) :

a. Produk konsumen adalah produk dan jasa oleh konsumen akhir

untuk dikonsumsi pribadi.

b. Produk kebutuhan pribadi adalah produk dan jasa konsumen yang

biasanya sering dan segera dibeli pelanggan.

c. Produk belanja pribadi adalah produk dan jasa konsumen yang

lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan,

kualitas, harga dan gaya produk secara cermat.

d. Produk khusus adalah produk dan jasa konsumen dengan

karakteristik unik atau identifikasi merek dimana sekelompok

pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus.

e. Produk yang tidak dicari adalah produk dan konsumen yang

mungkin tidak dikenal konsumen atau mungkin dikenal tetapi

(30)

f. Produk industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih

lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.

4. Produk Jasa

Menurut Payne(2000;8) yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono, jasa

didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidak

berwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan

interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya

dan tidak mengakibatkan perpindahan (transfer) kepemilikan. Perubahan

kondisi mungkin saja terjadi dan produksi dapat saja berhubungan dengan

produk fisik.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar kini

tidak lagi berorientasi pada produk semata, tetapi kini berubah kepada

pelayanan. Pelayanan atau jasa ini sendiri tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa ini terbentuk dari bentuk

interaksi antara konsumen dan yang menawarkan jasa. Produksi jasa

sendiri dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik

Empat karakteristik yang paling sering dijumpai didalam jasa adalah

(Payne, 2000;9) yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono:

a. Tidak berwujud, artinya jasa bersifat abstrak. Untuk mengurangi

ketidakpastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu

jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari

tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol dan dari harga yang

(31)

b. Heterogenitas, artinya jasa merupakan variabel non standar dan sangat

bervariasi juga karena tergantung kepada yang menyediakan serta

kapan dan dimana jasa diberikan.

c. Tidak dapat dipisahkan, artinya jasa umumnya dihasilkan dan

dikonsumsikan pada saat yang bersamaan dengan partisipasi

konsumen dalam proses tersebut.Tidak tahan lama, artinya jasa tidak

mungkin disimpan dalam persediaan.

d. Mudah lenyap, jasa tidak bisa disimpan. Sifat jasa itu mudah lenyap

dan tidak menjadi masalah jika permintaan tetap. Dan jika permintaan

berfluktuasi perusahaan jasa akan menghadapi hal yang rumit

5. Kualitas Jasa

Pengertian Kualitas jasa menurut Lovelock (2002:18): " Service

quality, as defined by customer, is essential for product diffentiation and

for building customer royalty". Kualitas pelayanan yang didefinisikan dari

konsumen sesungguhnya adalah perbedaan produk dan untuk membangun

konsumen yang royal. Salah satu faktor yang menentukan tingkat

keberhasilan kualitas perusahaan menurut John Sviokla (Rambat L,

2001;147-148) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang bermutu

kepada para pelanggannya dapat memberikan pencapaian pangsa pasar

yang tinggi serta dapat pula meningkatkan profit perusahaan. Sebuah

(32)

secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para

pesaing dan yang lebih tinggi dari pada harapan pelanggan.

Harapan-harapan itu dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu,

pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan perusahaan jasa. Setelah

menerima jasa itu, pelanggan membandingkan jasa yang dialamidengan

jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami dibawah jasa yang

diharapkan, pelanggan tidak berminat lagi terhadap penyelia itu. Dan

begitu juga sebaliknya.

Barry Render dan Jay Heizerdalam bukunya Prinsip-prinsip

Manajemen Operasi (2001;111). Faktor-faktor yang menentukan mutu jasa

adalah :

a. Tangibles, termasuk bukti nyata (fisik) dari jasa.

b. Reliabillity, meliputi konsistensi dari kinerja dan dapat dipercaya.

c. Responsiveness, berkaitan dengan kemauan atau kesiapan dari

karyawan untuk memberikan pelayanan.

d. Keamanan adalah bebas dari bahaya, risiko dan keraguan.

e. Empathy (empati) adalah meliputi, sikap peduli karyawan,

perhatian mereka, profesionalisme, efisiensi karyawan dalam

(33)

6. Minat Beli

Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak

untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila

pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh

konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian

pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum

tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap

minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi

terhadap pembelian aktual itu sendiri.

Pengertian minat beli menurut Howard yang dikutip dalam Durianto

dan Liana, 2004:44 adalah minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu

serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari

konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk

dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk

mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para

pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk

memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Albari (2002) menyatakan

bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang

(34)

motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong

untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya

rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang

bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan

orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang

ditawarkan pemasaran atau tidak. Berdasarkan uraian di atas maka

pengertian membeli adalah pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang

disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, kemudian minat

individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang

meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga individu

ingin memiliki barang tersebut dengan cara membayar atau menukar

dengan uang.

Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila

seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka

hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya

menghilangkan minat.

Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah

menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem

recognition) terjadi ketika konsumen meilhat adanya perbedaan yang

signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan.

Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari

(35)

inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai

suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan

sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya

informasi-informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi

yang telah dimiliki sebelumnya. Semua input berupa informasi tersebut

membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasisetiap pilihan

dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia

sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk

membeli atau tidak membeli produk.

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produktersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu denganproduk

prefrensinya.

d. Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

(36)

Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva

(2007:270) jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik

adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan

didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih

bagaimana proses infromasi itu dapat berjalan dan bagaimana

memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses

pembelian)

7. Minat beli ulang

Kinnear dan Taylor (1996) juga mendefinisi minat pembelian ulang

sebagai minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian di

masa lalu. Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian,

yang selanjutnya akan membentuk loyalitas dalam diri konsumen. Selain

itu, pelanggan yang memiliki komitmen pada umumnya lebih mudah

menerima perluasan produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan

tersebut.

Kesesuaian performa produk dan jasa yang ditawarkan dengan yang

diharapkan konsumen akan memberikan kepuasan dan akan menghasilkan

minat beli ulang konsumen di waktu yang akan datang.Dapat disimpulkan

bahwa minat beli ulang adalah sebuah minat dari Seorang konsumen untuk

melakukan pembelian kembali sebuah produk atau jasa diakibatkan

pengalaman positif yang didapat setelah menggunakan produk atau jasa

(37)

jasa yang telah dibelinya, sehingga akan berpikir untuk melakukan

pembelian ulang kembali terhadap barang atau jasa tersebut.

Kotler (2007, p.145), ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi

minat seseorang untuk melakukan pembelian ulang, psikologis, pribadi

dan sosial. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari unsur-unsur yang

lebih kecil yang membentuk suatu kesatuan tentang bagaimana manusia

berprilaku dalam kehidupan ekonominya.

a. Faktor Psikologis

1) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu muncul dari tekanan

biologis seperti lapar,haus, mengantuk, dan hal lain yang bersifat

psikogenis, yaitu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan

akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki, sebagian besar

kebutuhan psikogenis tidak cukup kuat untuk memotivasi orang

agar bertindak dengan segera suatukebutuhan akan menjadi motif

jika dia didorong sampai mencapai tingkat intensitas yang

memadai.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak dan dipengaruhi

oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi merupakan

proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan

(38)

dunia yang memiliki arti. Orang dapat memiliki persepsi yang

berbeda atas obyek yang sama.

3) Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

4) Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan

sikap. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian

mereka.

b. Faktor Pribadi

1) Usia

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya,

selera orang terhadap suatu barang juga berhubungandengan

usianya.

2) Pekerjaan

Suatu pemahaman atas tipe-tipe pekerjaan memberikan pandangan

ke dalam kebutuhan para konsumen. Pergantian pekerjaan

menyebabkan perubahan-perubahan pada perilaku pembelanjaan.

3) Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi

seseorang.

(39)

Keunikan dimana suatu kelompok tertentu membedakan dirinya

dari orang lain melibatkan suatu pemahaman atas

pengaruh-pengaruh kelas sosial, referensi, dan kebudayaan terhadap

perilakupembelian mereka.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yangberbeda dari

seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan

bertahan lama terhadap lingkungannya.

c. Faktor Sosial

1) Kelompok Acuan

Kelompok yang berpengaruh langsung/ tidak langsung dalam

pembentukan perilaku dan gaya hidup yang dipilih seseorang.

2) Keluarga

Keluarga dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling

berpengaruh dari semua kelompok acuan yang ada karena perilaku

terhadap toko dan produk dikembangkan dalam rumah tangga.

3) Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya dalam keluarga, organisasi, dll. Posisi seseorang dalam

tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh

(40)

Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat

motivasional seorang konsumen untuk mengalami perilaku pembelian

suatu produk pada saat konsumen memiliki tujuan untuk melakukan

pembelian ulang suatu produk dengan merek tertentu, maka pada saat itu

pula secara tidak langsung konsumen tersebut telah memiliki perilaku

loyal serta puas terhadap merek tersebut.

8. Persepsi Konsumen

Menurut Philip Kotler ( 2005:216 ) persepsi adalah :”proses yang di

gunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia

yang memiliki arti”. Menurut Nugroho J. Setiadi (2003:159) “persepsi

merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi”. Menurut

Lamb, Hair Dan Mcdaniel (2001:224) pengertian persepsi yaitu “persepsi

sebagai proses dimana kita dapat memilih, mengatur dan

menginterprestasikan rangsangan tersebut kedalam gambar yang yang

memberi makna dan melekat”. Menurut Solomon Yang Dikutip Oleh

Ristiyanti Prasetijo (2005:67)mendefinisikan“ persepsi sebagai proses

dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian

diatur dan akhirnya diinterprestasikan”

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi kita

dibentuk oleh tiga pasang pengaruh yaitu karakteristik dari stimuli,

hubungan stimuli dengan sekelilingnya, dan kondisi-kondisi di dalam diri

(41)

Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk

oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain

itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi

secara subtansial bisa sangat berbeda dengan realitas.

Gambar berikut ini menjelaskan mengenai bagaimana stimuli

ditangkap melalui indera (sensasi) dan kemudian diproses oleh penerima

stimulus (persepsi).

Gambar II.2 Proses Persepsi

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: penglihatan dan sasaran

yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi

1) penglihatan

Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan sangat dipengaruhi

sifat-sifat individu yang melihatnya, sifat yang dapat

(42)

a. sikap

Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya

tanggapan yang akan diberikan seseorang.

b. Motivasi

Motif merupakan hal yang mendorong dah mendasari sikap

tindakan yang dilakukan oleh manusia

c. Minat

Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang

terhadap suatu hal atau obyek tertentu, yang akan mendasari

kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap obyek tersebut

d. Pengalaman Masa Lalu

Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya

akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah

dilihat dan didengar.

e. Harapan

Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan .

kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan atau tawaran

yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

2) Sasaran

Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnya akan

(43)

3) Situasi

Situasi atau keadaan disekitar kita atau disekitar sasaran yang

kita lihat akan turut mempengaruhipersepsi. Sasaran atau benda

yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan

menghasilkan persepsi yang Berbeda Pula

B. Penelitian terdahulu

Penelitian yang di ambil dari Sri Nikmah, dengan judul analisis pengaruh

persepsi harga, kualitas produk, kualitas layanan terhadap minat beli ulang

kartu prabayar indosat im3” di Semarang pada tahun 2013. Berdasarkan hasil

uji Hipotesis dengan menggunakan metode analisis Deskriptif dan regresi

linear berganda, didapatlah suatu hasil yang menunjukkan bahwa persepsi

harga, kualitas produk, kualitas layanan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap minat beli ulang baik secara parsial maupun simultan.

Persamaan penelitian Sri Nikmah dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah menggunakan variabel bebas Kualitas Pelayanan dan variabel terikat

minat beli ulang. Perbedaan penelitian Sri Nikmah dengan penelitian yang

penulis lakukan, penulis menghilangkan variabel harga dan kualitas produk

dan penulis menggunakan regresi linier sederhana bukan regresi linier

(44)

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan judul “ Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Layanan Hiburan

Di Boshe Terhadap Kunjungan Ulang”, maka terdapat dua variabel yang akan

diteliti, yaitu variabel kualitas pelayanan, berpengaruh terhadap variabel minat

beli (kunjungan) ulang. Maka digambarkan kerangka penelitian berikut ini:

= Pengaruh secara parsial

Model Pengaruh Persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe Terhadap Minat beli Ulang

Gambar II. 3

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka konseptual, hipotesis yang penulis

kemukakan adalah:

H1 = Persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe berpengaruh terhadap

minat beli (kunjungan) ulang Persepsi konsumen pada layanan

(45)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

untuk menjelaskan Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Layanan Hiburan Di

Boshe Terhadap Minat Kunjungan Ulang. Penelitian Deskriptif merupakan

dasar bagi semua penelitian. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara

kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).

Penelitian deskriptif pada penelitian ini menggunakan pendekatan observasi,

kuisioner, wawancara.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pengunjung Bosche.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu data atau informasi yang menjadi perhatian pokok

dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah:

a. Persepsi kualitas pelayanan

(46)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun 2014. 2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Boshe yang berada di Jl. Magelang Km. 6.5,

Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan obyek penelitian

atau faktor -faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti

dalam penelitian.

1. Variabel Independen (X)

variabel independen dalam penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan.

a. Kualitas pelayanan (X1)

Dalam penelitian ini aspek kualitas pelayanan yang akan dipersepsikan

antara lain:

1) Tangibles (fasilitas fisik) meliputi, persepsi mengenai dekorasi

ruang, kenyamanan gedung, keberadaan karyawan dan kebersihan

gedung.

2) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan dan kecakapan dalam

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera/tepat waktu,

(47)

3) Responsiveness (daya tanggap) adalah kecepatan pelayanan,

efisiensi kerja, menyenangkan, dan siap melayani kebutuhan

kosumen jika diperlukan.

4) Assurance (Kenyamanan) adalah perhatian yang diberikan kepada

konsumen, reputasi dan kenyamanan serta rasa aman yang

diberikan

5) Empathy (empati) meliputi, sikap peduli karyawan, perhatian

mereka, profesionalisme, efisiensi karyawan dalam bekerja, dan

sikap ramah karyawan

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat akan persepsi ini adalah minat beli

(kunjungan) ulang konsumen. Indikator yang digunakan:

1) Menginformasikan ke orang lain

2) Merekomendasikan ke orang lain

3) Hasrat/ keinginan/ rencana untuk berkunjung/ membeli ulang

E. Definisi Operasional Variabel

Berikut beberapa pengertian operasional yang digunakan dalam penelitian

persepsi konsumen pada layanan hiburan di Boshe terdiri dari:

1. kualitas pelayanan adalah refleksi persepsi evaluatif konsumen terhadap

pelayanan yang diterima pada suatu waktu tertentu”

2. minat kunjung ulang adalah tahap kecenderungan responden untuk

(48)

F. Pengukuran Variable

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Skala Likert” dengan

lima kategori jawaban dari kemungkinan jawaban responden mengenai

variabel persepsi layanan hiburan dan variabel minat kunjungan ulang. Dalam

penelitian ini kuesioner yang digunakan bersifat positif, maka penskoran

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Skala Likert

KATEGORI NILAI

Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (B) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan

dengan menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari

masimg-masing responden dapat dikelompokkan kedalam kategori kelas

interval. Pengkategorian dilakukan untuk 2 hal, yaitu:

1. Pengkategorian untuk persepsi

a. Langkah menentukan jumlah kategori

Persepsi konsumen pada layanan hiburan dibagi menjadi 5

yaitu: sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan

(49)

b. Menentukan interval setiap kategori

Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum Kelas interval

Interval = 5 – 1 = 0,8 5

c. Menyusun kategori berdasarkan penjelasan a dan b

Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai

berikut:

1) Sangat Tidak Baik (STB) apabila skor variabel 1,00 s/d

1,79 yang menunjukkan Persepsi konsumen pada

layanan hiburan sangat tidak baik.

2) Tidak Baik (TB) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59

yang menunjukkan Persepsi konsumen pada layanan

hiburan tidak baik.

3) Cukup Baik (CB) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39

yang menunjukkan Persepsi konsumen pada layanan

hiburan cukup baik.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang

menunjukkan Persepsi konsumen pada layanan hiburan

baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00

yang menunjukkan Persepsi konsumen pada layanan

(50)

2. Pengkategorian untuk minat kunjung ulang

a. Langkah menentukan jumlah kategori

Persepsi konsumen terhadap minat kunjung ulang dibagi

menjadi 5 yaitu: sangat tidak berminat, tidak berminat, cukup

berminat, berminat dan sangat berminat.

b. Menentukan interval setiap kategori

Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum Kelas interval

Interval = 5 – 1 = 0,8 5

c. Menyusun kategori berdasarkan penjelasan a dan b

Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai

berikut:

1) Sangat tidak berminat (STB) apabila skor variabel 1,00 s/d

1,79 yang menunjukkan minat kunjung ulang sangat

rendah.

2) Tidak berminat (TB) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59

yang menunjukkan minat kunjung ulang rendah.

3) Cukup Berminat (CB) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39

yang menunjukkan persepsi minat kunjung ulang cukup.

4) Berminat (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang

menunjukkan minat kunjung ulang tinggi.

5) Sangat berminat (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00

(51)

G. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung

Boshe, Yogyakarta.

2. Sampel Penelitan

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pengunjung Boshe

Yogyakarta

Karena besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti berapa

jumlahnya, oleh karena itu sulit mencari berapa jumlah populasi yang

tepat, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

n = Z ² / 4 ( moe ) ²

n = 1.96 ² / 4 (0.1) ²

n = 94.04

keteraan :

n = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan

penentuan sampel persen . Pada α = 5% dan Z = 1,96

Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa

ditoleransi, biasanya 10%

Hasil perhitungan menggunakan rumus didapat sampel dengan jumlah

94,04, maka dibulatkan menjadi 100. Oleh karena itu digunakan 100

(52)

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling

Insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data. Peneliti terjun langsung ke tempat

hiburan Boshe yang menjadi lokasi penelitian, kemudian peneliti

melakukan wawancara dengan responden yang di temui. Responden yang

akan di wawancarai yaitu 50 reponden laki-laki dan 50 responden

perempuan.

I. Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer, yang terdiri dari:

1. Data profil responden

2. Data persepsi konsumen pada pelayanan hiburan

3. Data minat beli (kunjung) ulang

4. Data profil perusahaan

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner, wawancara dan dokumen-dokumen.

K. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen bertujuan untuk menguji instrumen penelitian

(53)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto,

2012:177) :

Dimana:

rxy: koefisien korelasi r hitung

X : nilai dari tiap butir

Y : nilai total tiap butir

N : jumlah sampel

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hit ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

(54)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:41).

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s

Alpha sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186):

Keterangan:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah varian butir

: varian total

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliable atau tidak

digunakan ketentuan jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 maka dinyatakan

reliable dan jika Cronbach’s Alpha < 0,60 dinyatakan tidak reliable.

L. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Diskriptif

(55)

Alat analisis ini menggunakan alat analisis frekuensi

b. Diskriptif Variabel

Alat analisis ini menggunakan alat analisis frekuensi mutlak, frekuensi

relatif (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya

yaitu: mode, median dan mean

2. Analisis Regresi Linier

a. Membuat persamaan regresi linier.

Secara sistematis persamaan regresi linear berganda dirumuskan

sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:88):

Y = a + b1X1

Dimana:

Y = minat kunjung ulang

a = konstanta

b1 = koefisien X

X1 = Persepsi konsumen pada layanan hiburan

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara parsial mampu mempengaruhi variabel dependen.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu (Sunyoto, 2009:152) :

1) Menentukan Hodan Ha.

Ho : b1 = 0, persepsi konsumen pada layanan hiburan di

boshe tidak berpengaruh terhadap minat beli

(56)

Ha : b1≠ 0, persepsi konsumen pada layanan hiburan di

boshe berpengaruh terhadap minat beli

(kunjungan) ulang

2) Menentukan level of significance (α):

Dalam penelititan ini level of significance atau tingkat

signifikannya sebesar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) =

n-2 dan n merupakan jumlah sampel penelitian.

3) Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Jika psig ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(57)

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil dan Sejarah Perusahaan

Boshe VVIP Club didirikan oleh PT Mitra Maju pada tanggal 12 Juli

2006. Boshe VVIP Club merupakan tempat hiburan yang nyaman, unik ,

representatif dan ekslusif. Sebagai salah satu tempat hiburan malam yang

bergengsi dan berkualitas,dengan selalu menampilkan Artis dan Band

papan atas. BOSHE VVIP Club berani bersaing menambah semaraknya

dunia hiburan di Yogyakarta.

Dilengkapi dengan Sound System berkapasitas 30.000 watt Martin

Audio (stand by) serta Lighting 4 strobo, 12 moving lighting dan Laser

System yang high technology akan menciptakan suasana yang tidak akan

didapatkan di tempat lain. Memberikan pelayanan terbaik dari server

pilihan yang siap menghidupkan suasana.

B. Visi dan Misi Boshe VVIP Club

Visi :

Menjadi perusahaan terkemuka di entertaiment di Indonesia dengan

mengutamakan perbaikan pelayanan dan memberikan berbagai event

terbaik untuk para pelanggan.

(58)

1. Memberikan layanan entertainment terbaik kepada seluruh

pelanggan.

2. Meningkatkan nilai edukasi entertainment bagi pelanggan.

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat penyedia jasa

entertainment.

4. Menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

5. Menjadi acuan bagi tempat huburan sekitar.

C. Segmen dan Target Pasar

Target market dari Boshe VVIP Club Yogyakarta adalah masyarakat

kalangan mengengah ke atas. Sedangkan segmentasinya adalah remaja dan

dewasa ( eksekutif muda).

D. Lambang Perusahaan

(59)

Logo Boshe VVIP Club diambl dari karakter burung dimana sering

dianalogikan dengan makna ketinggian atau selalu berada di atas.

Divisualkan kembali menjadi seekor burung elang besi sebagai simbol dari

kekokohan dan kekuatan yang solid. Digambarkan dengan burung yang

melebarkan sayapnya, ini diartikan bahwa Boshe VVIP Club ingin

mengembangkan perusahaannya di berbagai wilayah.

Di dada burung terdapat logo lencana berbentuk bintang segi enam

yang di dalamnya ada logo terdahulu Boshe. Pada pita terdapat tulisan ”

Euphoria Atmosphere” yang menjadi tagline Boshe VVIP Club.

Keseluruhan dari warna menggunakan warna besi atau silver yang

termasuk dalam warna ’Netral” atau bisa disandingkan dengan warna

apapun. Selain sebagai pembentuk warna besi, juga dimaksudkan sebagai

simbol dari persatuan dan kesatuan. Tidak ada perbedaan dalam lingkungan

Boshe.

(60)

E. Struktur organisasi

MARKETING DESAIN GRAFIS IT SOUND/ LIGHTING/VI

MAN ACOUNTING STAFF ACOUNTING

(61)

F. Produk

1. Soft drinks. By glass: Rp. 30.000,00. By pitcher Rp 110.000,00

2. Juices. By glass: Rp. 30.000,00. By pitcher Rp 110.000,00

3. Mineral water Byglass: Rp 25.000,00

4. Brandy and Cognac

a. Hennesy XO Rp 4.450.000,00

Martell Gordon Blue Rp 4.450.000,00

b. Hennesy VSOP Rp 2.050.000,00

Martell VSOP Rp 2.050.000,00

5. Apperitif

a. Martini Dry, Martini Rosco, Martini Bianco, Pernod

By glass: Rp 80.000,00. By bottle: Rp 1.000.000,00

b. Campari. By glass: Rp 90.000,00. By Bottle: Rp 1.000.000,00

6. Wine

a. White Wine: Rp 650.000,00

b. Red Wine: Rp 650.000,00

7. Mocktail

Sweety Jingga, Preety Angel, Fruit Punch, Shirley Temple.

By glass: Rp 60.000,00

8. Squash

Lemon Squash, Pineaplle Squash, Orange Squash, Guava Squash

By glass : Rp 30.000,00

(62)

a. Sprite, Coke, Soda Water, Apple Juice, Ginger Ale, Energy Drink

1.) Smirnoff, Absolut, Bacardi, Dry Gin, Red Label, Jim Beam

By glass: Rp 85.000,00

2.) Kalua”s, Bailey”s, Black Label, Jack Daniels, Chivas Regal,

Cointreau, Galiano, Vaccari Sambuca, Jose Cuervo

By glass: Rp 95.000,00

3.) Balimoon Mix. By glass: Rp 65.000,00

b. Drink+Cransberry

1.) Regular Rp.90.000,00

2.) Premium Rp 100.000,00

3.) Balimoon Rp 70.000,00

10. Beer

a. Beer, Shandy. By glass: Rp 45.000,00. By pitcher: Rp 160.000,00

b. Stout. By glass: Rp 50.000,00. By pitcher: Rp 180.000,00

c. Mixmax. By glass: Rp 50.000,00

d. Corona. By glass: Rp 70.000,00

11. Liqueur

Cointreau, Vaccari Sambuca, Kahlua, Bailey’s, Galiano

By glass: Rp 90.000,00. By bottle: Rp 1.400.000,00

12. Liquor

a. Black Label, Chivas Regal, Jose Cuarvo, Jack Daniel’s

By glass: Rp 90.000,00. By bottle: Rp 1.400.000,00

(63)

By glass: Rp 80.000,00. By bottle: Rp 1.000.000,00.

c. Balimoon

By glass: Rp 60.000,00. By bottle: Rp 650.000,00

d. Jack Daniel’s 3Litre Rp 4.750.000,00

e. Jack Daniel’s Single Barrel Rp 2.550.000,00

f. Jack Daniel’s Gentleman Jack Rp 1.950.000,00

13. Extra Knockout

a. Over Dongo, Going On, Die Hard

By pitcher: Rp 400.000,00. By glass: Rp 200.000,00

b. Lion King, Sex Pistol, Big Slogger

By pitcher: Rp 420.000,00. By glass: Rp 210.000,00

c. Neo Liberalism, Fire in The Dark, Boshe Euphoria, Luciver

By pitcher: Rp 450.000,00. By glass: Rp 150.000,00

14. Flaming and Shooter

a. B-52. By glass: Rp 100.000,00

b. Devil My Cry. By Glass: Rp 105.000,00

c. Flamborghini, Flaming Mozz, S.O.G By glass: Rp 120.000,00

d. Boshe on Fire, Bang Toyib. By glass: Rp 210.000,00

15. House Kicker

a. Red Metaxa, Red Soul. By glass: Rp 90.000,00

b. Inception, Angel 37, Stuck With Me, Russian Roullete.

By glass: Rp 90.000,00. By pitcher: Rp 290.000,00

(64)

By glass: Rp 110.000,00. By pitcher: Rp 350.000,00

d. Vin ordinaire. By glass: Rp 120.000,00

e. 101x, Strippers, Parfait Green.

By glass: Rp 130.000,00

f. Red October, Blue Starlight, Go to Hell

By glass: Rp 130.000,00. By pitcher: Rp 380.000,00.

16. Just For Boss

By glass: Rp 320.000,00. By pitcher: Rp 500.000,00

17. INTERNATIONAL COCKTAIL

a. Margarita, Blue Margarita, Tequila Sunrise, Black Russian, White

Russian, Blue Hawaii, Grasshoper, Capiroska, Dry Martini, Blue

Lagoon, Beer Pletoq, Daiquiri

By glass: Rp 70.000,00

b. Lecy Martini, Screw Driver

By Glass: Rp 80.000,00

c. Singapore Sling

By glass: Rp 80.000,00. By pitcher: Rp 260.000,00.

d. Cuba Libra, Screaming, Sex on The Beach

By glass: Rp 90.000,00

e. Cassanova

By glass: Rp 100.000,00. By pitcer: Rp 300.000,00.

f. Long Island, Illussion.

(65)

18. Food and Snacks

a. Telur mata sapi Rp 6.000,00.

b. Nasi putih Rp 10.000,00.

c. Pop Corn Rp 35.000,00

d. Mandarin Ceker, Paket Buah, Kacang Bawang, French Fries, Fresh

Fruits, Siomay Ayam, Chicken Nugget, Usus Goreng, Bakso Goreng,

Kwetiaw Goreng Boshe, Nasi Goreng Boshe.

Rp 40.000,00

e. Chicken Wingm Nasi Goreng Oriental.

Rp 50.000,00

f. Kacang Methe Rp 55.000,00

g. Ayam Goreng Kremes, Ayam Goreng Mentega, Gurameh Asam Manis,

Oxtail Soup.

Rp 60.000,00.

Keterangan:

1. Cocktail : Minuman alkohol yang merupakan campuran dengan

sedikitnya dua buah campuran dan dalam penyajian, disajikan dengan

menggunakan gelas cocktail.

2. Mocktail : Minuman yang dibuat dari sari buah dicampur dengan

minuman bersoda tetapi tidak mengandung alkohol.

2. Shooter : Minuman alkohol yang metode pembuatannya

(66)

tea spoon. Hasil minumannya akan berlapis-lapis. Dalam proses

penyajiannya digunakan gelas shooter.

3. Cognac : Minuman alkohol yang berbahan dasar anggur atau sering

disebut juga brandy. Berasal dari negara Prancis.

4. Liqueur : Minuman alkohol yang sudah dicampur dengan buah,

kacangn rempah, bunga atau cream kemudian ditambahkan gula,

sehingga memiliki rasa manis.

5. Apperitif : Minuman beralkohol yang biasa dikonsumsi sebelum

(67)

47

BAB V ANALISIS DATA

A. Uji Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan program perhitungan computer (SPSS)

untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas data yang diperoleh selama

penelitian. yang dibutuhkan sebanyak 100 responden yang kemudian layak

untuk diukur kevalidan datanya yang selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut.

1. Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik korelasi product moment pearson.

Tabel V.1

rangkuman tes validitas pengaruh persepsi konsumen

(68)

Tabel V.2

Rangkuman tes validitas Minat beli (kunjung) ulang

Variabel Butir r r Tabel Status

mempunyai nilai signifikansi mendekati 5%, sehingga seluruh butir

pertanyaan dikatakan valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila

mempunyai alpha ≥ 0,6. hasil uji reliabilitas disajikan pada TABEL V.3

Tabel V.3

Rangkuman hasil uji reliabilitas

Variabel Alpha Status Tangible (X1) 0.862 Reliabel

Reliability (X2) 0.619 Reliabel

Responsiveness (X3) 0.740 Reliabel

Assurance (X4) 0.735 Reliabel

Emphaty (X5) 0.745 Reliabel

(69)

Dari TABEL V.3 dapat dilihat bahwa seluruh butir pertanyaan

mempunyai nilai alpha ≥ 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur

tersebut dinyatakan reliabel (Sekaran, 1992 : 287).

B. Diskriptif Responden

Karakteristik responden yaitu identitas pengunjung yang datang didi

BOSHE yang meliputi,Jenis kelamin, Umur, Pekerjaan dan Frekuensi

Berkunjung

1. Jenis kelamin

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Dalam Angka

Jumlah Responden Persentase

1 Perempuan 24 24%

2 Pria 76 76%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer 2014

Berdasar Tabel V.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang

dijadikan sampel terdapat 24 orang atau 24% responden Perempuan dan

76 orang atau 76% responden Pria dari total responden.

2. Umur

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel

(70)

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase(%)

1 < 25 Tahun 54 54%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel V.5, dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur

< 25 Tahun yaitu sebanyak 54 (54%), diikuti umur 25 – 34 tahun

sebanyak 37 orang (37%), kemudian umur 35 – 44 tahun sebanyak 9

orang (9%), dan tidak ditemukan responden yang berumur 45 – 54 tahun

maupun umur 55 tahun ke atas. Hal ini menunjukkan umur < 25 Tahun

merupakan mayoritas konsumen yang berkunjung di BOSHE

3. Pekerjaan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada

tabel V.6

Tabel V.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)

1 PNS 0 0%

(71)

Berdasarkan Tabel V.6, dapat dilihat bahwa mayoritas Pekerjaan

responden adalah Pelajar/Mahasiswa sebanyak 51 orang (51%), diikuti

Pegawai Swasta sebanyak 40 orang (40%), kemudian Wiraswasta

sebanyak 9 orang (9%) dan tidak terdapat pekerjaan sebagai PNS, TNI /

POLRI, maupun Petani / Buruh. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

konsumen memiliki pekerjaan sebagai Pelajar/Mahasiswa sebanyak 51

orang di BOSHE.

4. Frekuensi Berkunjung

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Frekuensi Berkunjung

disajikan pada tabel V.7

Tabel V.7

Karakteristik Responden Frekuensi Berkunjung No Frekuensi Berkunjung/

Bulan Frekuensi Persentase(%)

1 1 kali 25 25%

2 2 kali 41 41%

3 3 kali 0 0%

4 > 3 kali 34 34%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel V.7, dapat dilihat bahwa mayoritas Frekuensi

Berkunjung responden adalah 2 kali sebanyak 41 orang (41%), diikuti > 3

kali sebanyak 34 orang (34%), kemudian 1 kali sebanyak 25 orang (25%)

dan tidak ditemukan responden dengan frekuensi berkunjung 3 kali. Hal

ini menunjukkan Bahwa mayoritas konsumen berkunjung 2 kali perbulan

Gambar

Gambar II.1 Five Level Product ……………………………………….……. 9
Tabel Person Product Moment, ………………………………. 96
Gambar II.1 Five Level Product
Gambar II.2 Proses Persepsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Straipsnyje prieinama prie išvadų, kad neteisėtas sveikatos pablogėjimas teikiant asmens sveikatos priežiūros paslaugas gali pa- skatinti tiek Lietuvoje, tiek Italijoje rinktis

Berdasarkan analisis data, penelitian ini memberikan kesimpulan: profil kecerdasan visual-spasial siswa (1) berdasarkan arah pandang, subjek cenderung menjawab salah ketika

Faktor eksternal ancaman yaitu sulit memasarkan tahu secara online (2,891) dan jumlah keseluruhan dari analisis faktor eksternal sebesar 2,780. Strategi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap penonton remaja Surabaya mengenai peringatan bahaya merokok 2014 pada iklan di medium televisi. I.4

Pendidikan Islam sangat berperan untuk senantiasa diaktualisasikan sehingga bisa menjadi petunjuk sesuai dengan fungsinya antara lain sebagai faktor pembimbing, pembina,

• Set validasi: 10 sampel independen yang terdiri dari campuran lemak babi dengan minyak goreng sawit dengan konsentrasi di dalam set kalibrasi. Parameter yang dilihat adalah nilai

Pembelajaran IPS, khususnya di sekolah dasar mempunyai tujuan, agar peserta didik memiliki kemampuan memahami materi ajar tersebut, menjelaskan keterkaitan antar konsep

Kebijaksanaan dasar penanggulangan pencemaran udara untuk sumber bergerak dapat dilakukan dngan cara penggunaan bahan bakar bebas timbal dan kadar belerang rendah untuk